Makalah Bahasa Indonesia Kalimat.docx

MAKALAH
BAHASA INDONESIA

TENTANG
KALIMAT

Disusun Oleh:
GUSYOLDI

Dosen Pembimbing:
RINI WIRASTY. B, SS

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2018

1

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Kalimat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima
kasih.
Solok,

Januari 2018

Penulis

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Tujuan ........................................................................................
1

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat ....................................................................
2
B. Unsur-Unsur Kalimat ................................................................
2
C. Pola Kalimat ..............................................................................

4
D. Jenis-jenis Kalimat ....................................................................
6
E. Kalimat Efektif ..........................................................................
14
F. Kesalahan dalam Kalimat .........................................................
15

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
17
B. Saran ..........................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA

2

3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, kita telah mengenal yang namanya “kalimat”.
Kalimat sering kita nyatakan dengan tulisan maupun tulisan. Kalimat juga
sering disampaikan dalam berbagai Bahasa.
Dalam kegiatan sehari-hari, kita sering menjumpai kalimat, seperti
kalimat dalam berita pagi, kalimat dalam buku yang kita baca, kalimat dari
buku harian kita, dan sebagainya. Kalimat yang kita jumpai ini tersusun
oleh kata dan frasa atau kelompok kata.
Pada kesempatan kali ini, Kami akan menyusun sebuah makalah
Bahasa Indonesia mengenai “Kalimat”.
B. Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami
bagaimana cara pengungkapan dan penulisan kalimat secara tepat dan benar.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat

Ada beberapa pengertian, yaitu sebagai berikut:
1. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
2. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan
diakhiri dengan intonasi akhir.
3. Kalimat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah:
a. Kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan
b. Perkataan
c. Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
B. Unsur-unsur Kalimat
1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan
oleh penulis. Subjek dapat berbentuk kata benda, frasa kata benda, atau
kata kerja. Contoh:
a. Rafi sedang membaca. (kata benda)
b. Pacar Rafi cantik. (frasa kata benda)
c. Memancing hobi Rafi. (kata kerja)

2. Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang
dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Predikat biasanya berbentuk kata
kerja, frasa kata kerja, frasa numeral (bilangan), kata benda, frasa kata
benda, frasa preposisi (kata depan), kata sifat, atau frasa kata sifat. Contoh:
a. Opick makan. (kata kerja)
b. Opick sedang makan. (frasa kata kerja)
c. Adik Opick tiga orang. (frasa numeral)
d. Opick pengusaha. (kata benda)
e. Opick pengusaha properti. (frasa kata benda)
f. Opick ke kantor. (frasa preposisi)
g. Opick tampan (kata sifat)
h. Opick tampan sekali (frasa kata sifat)
3. Objek

2

Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja. Objek
dapat berbentuk kata benda atau frasa kata benda. Bagian kalimat ini
terletak setelah predikat berkata kerja aktif transitif (-kan, -i, me-). Contoh:

a. Opick mencintai Maya. (kata benda)
b. Opick telah memasukkan laptop barunya ke dalam tas itu. (frasa kata
benda)
c. Opick memerankan Sang Kodok. (frasa kata benda)
4. Pelengkap
Pelengkap atau komplemen sering disamakan dengan objek.
Padahal, pelengkap beda dengan objek karena tidak dapat menjadi subjek
jika kalimat dipasifkan. Pelengkap mengikuti predikat yang berimbuhan
ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus (merupakan, berdasarkan,
dan menjadi). Contoh:
a. Opick bertubuh kekar.
b. Opick tersandung batu.
c. Opick bercucuran keringat.
d. Kamar Opick berhiaskan lampu warna-warni.
e. Opick merupakan warga negara Korea.
f. Keputusan Opick berdasarkan hukum.
g. Opick menjadi manajer.
5. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang berfungsi meluaskan atau
membatasi makna subjek atau predikat. Contoh:

a. Opick tinggal di Jakarta.
b. Setiap hari Sabtu Opick berwisata kuliner.
Ada dua ciri keterangan. Pertama, posisinya dapat dipindahkan ke
awal, tengah, atau akhir kalimat. Contoh:
a. Opick menonton berita politik dengan serius.
b. Opick dengan serius menonton berita politik.
c. Dengan serius Opick menonton berita politik.
Kedua, keterangan dapat berupa keterangan tambahan, keterangan
pewatas, atau keterangan aposisi. Contoh:
a. Opick, yang menjabat Direktur Keuangan PT Morat-Marit, adalah
warga negara Korea. (konstruksi yang sebagai keterangan tambahan)
b. Opick yang menjabat Direktur Keuangan PT Morat-Marit adalah
warga negara Korea. (konstruksi yang sebagai keterangan pewatas)

3

c. Opick, Direktur Keuangan PT Morat-Marit, adalah warga negara
Korea. (Direktur Keuangan PT Morat-Marit sebagai keterangan
aposisi)
C. Pola Kalimat

1. Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau
kata bilangan. Misalnya:
a. Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
b. Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
c. Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
d. Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
2. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif,
dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
3. Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan
pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau
adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
5. Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus
memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

4

Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
6. Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa
verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K

7. Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa
frasa berpreposisi. Misalnya
Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
8. Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
D. Jenis-jenis Kalimat
1. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat
menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan
kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang
ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”)
dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
1) Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang
tempat!”
2) “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.
b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan
kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak

5

ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita.
Contoh:
1) Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
2) Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
2. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola
(klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat
tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang
panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang
sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Polapola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
1) KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:

Victoria bernyanyi
S

P

2) KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh: Ika sangat rajin
S

P

3) KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh: Masalahnya seribu satu.
S

P

Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
benda.
Contoh: Saya siswa kelas VI.
2) Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh: Adik bernyanyi.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal
yang saling berhubungan baik koordinasi maupun subordinasi. Kalimat
majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
1) Kalimat Majemuk Setara (KMS)

6

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
a) KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata dan atau serta. Contoh:
(1) Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
(2) Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
b) KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan
oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat
tersebut menunjukkan hubungan pertentangan. Contoh:
(1) Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan Jepang
termasuk negara yang sudah maju.
(2) Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
c) KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata atau. Contoh:
(1) Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
(2) Aku atau dia yang akan kamu pilih.
d) KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan
dengan kata bahkan. Contoh:
(1) Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
(2) Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia
disiksa dengan sadis.
e) KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan
suatu kejadian yang berurutan. Contoh:
Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD,
kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2) Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kalimat bebas
dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut
memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang
memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai
klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah
kedudukannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada

beberapa

penanda

hubungan/

konjungsi

dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
a) Waktu: ketika, sejak

7

yang

b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)

Sebab: karena, Oleh karena itu, sebab, oleh sebab itu
Akibat: hingga, sehingga, maka
Syarat: jika, asalkan, apabila
Perlawanan: meskipun, walaupun
Pengandaian: andaikata, seandainya
Tujuan: agar, supaya, untuk biar
Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
Pembatasan: kecuali, selain
Alat: dengan+ kata benda: dengan tongkat
Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para
hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data
komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat
modern.
3) Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya. Contoh:
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
3. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
a. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan
perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah
biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya.
Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah:
1) Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh: Gantilah bajumu !
2) Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
3) Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh: Tolong temani nenekmu di rumah !
b. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan
sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.)

8

dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat
ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam-macam
kalimat berita:
1) Kalimat berita kepastian
Contoh: Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
2) Kalimat berita pengingkaran
Contoh: Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
3) Kalimat berita kesangsian
Contoh: Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
4) Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh: Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.
c. Kalimat Tanya
Kalimat

tanya

adalah

kalimat

yang

bertujuan

untuk

memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan.
Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan
dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang
dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh:
1) Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
2) Kapan Taufiq Abdullah kembali ke Inggris?
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk
mengungkapkan perasaan ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat
seruan biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam
penulisannya. Contoh:
1) Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
2) Bukan main, eloknya.
4. Berdasarkan Unsur Kalimat
a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya
terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas
termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh:
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
S
P
K
b. Kalimat Tidak Lengkap

9

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna
karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja
atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa
semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan,
larangan, sapaan dan kekaguman. Contoh:
1) Selamat sore
2) Silakan Masuk!
5. Berdasarkan Susunan S-P
a. Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului
subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi
kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkan kesan
tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan
kedua. Kalimat ini biasanya dipakai untuk penekanan atau ketegasan
makna. Contoh:
Ambilkan koran di atas kursi itu!
P
S
b. Kalimat Versi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur
kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-OK). Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
S
P
O
K
6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
a. Kalimat yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun
dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh
unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. Contoh;
Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
b. Kalimat yang Klimaks

10

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan
diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat
belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum
kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk
kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan
terasa membentuk ketegangan. Contoh:
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
c. Kalimat yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam
bangun kalimat yang simetri. Contoh:
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan
domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
7. Berdasarkan Subjeknya
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa
kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa
kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–
saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
-

Mereka akan berangkat besok pagi.

Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti
oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya
berawalan me- dan selalu dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Eni mencuci piring.
S
P
O
2) Kalimat Aktif Intransitif

11

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat
diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini
biasanya berawalan ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Mereka berangkat minggu depan.
S
P
K
3) Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena
disertai oleh pelengkap bukan objek. Contoh:
Dian kehilangan pensil.
S
P
Pel.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai
pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa
kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Kalimat Pasif Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif
transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
Piring dicuci Eni.
S
P
O
2) Kalimat Pasif Zero
Kalimat

pasif

zero

adalah

kalimat

yang

objek

pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi
dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan
akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat
berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat
pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku. Contoh:
Ku pukul adik.
O2

P

S

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif:

12

1)
2)
3)
4)

Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
Awalan me- diganti dengan di-.
Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
jika subjek kalimat aktif berupa kata ganti maka awalan me- pada
predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

E. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud
penutur/ penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh
pendengar/ pembaca secara tepat pula. Dengan kata lain kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi.
Kalimat efektif memiliki diksi (pilihan kata)yang tepat, tidak
mengalami kontaminasi frasa, sesuai ketentuan EYD, baik penulisan tanda
baca dan penulisan kata.Selain itu kalimat efektif juga memiliki enam syarat
keefektifan,yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan (3) kepararelan, (4)
ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan
1. Kesatuan
Kesatuan dalam kalimat efektif adalah dengan adanya ide pokok (S
dan P) sebagai kalimat yang jelas.
2. Kepaduan
Kepaduan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata,
frasa, tanda baca, dan fungsi sintaksis S-O-O-Pel-Ket. Kepaduan juga
menyangkut pemakaian kata tugas yang tepat.
3. Keparalelan
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk
bagian-bagian kalimat tertentu. Umpamanya alam sebuah perincian,jika
unsur pertama menggunakan verba (kata kerja) dan seterusnya juga harus
verba.Jika unsur pertamanya nomina (kata benda), bentuk berikutnya juga
harus nomina.
4. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian/ kecocokan pemakaian unsur- unsur
yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat
dan pasti.
5. Kehematan

13

Kehematan yaitu hemat pemakaian kata atau kelompok kata.
Dengan kata lain tidak mengalami gejala bahasa pleonasme. Dengan
hemat kata, diharapkan kalimat menjadi padat berisi.
6. Kelogisan
Kelogisan di sini adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk
akal. Supaya efektif, kata-kata dalam sebuah kalimat tidak boleh
menimbulkan makna ambigu (ganda) atau tidak boleh mengandung dua
pengertian.
F. Kesalahan dalam Kalimat
Beberapa kesalahan yang terjadi dalam kalimat, diantaranya: (1)
kalimat kontaminasi, (2) ketidakjelasan unsur S dan P dalam kalimat, (3)
gejala pleonasme dalam kalimat,dan (4) penggunaan kata yang salah dalam
kalimat.
1. Kalimat Kontaminasi
Kalimat kontaminasi atau kalimat rancu adalah kalimat yang kacau
susunannya, namun kekacauan susunan kata dalam kalimat itu sifatnya
khas. Dikatakan khas karena adanya pembentukan satu kalimat yang
kurang tepat dari dua kalimat yang benar sehingga gagasan kalimatnya
menjadi kabur atau tidak jelas.
2. Ketidakjelasan Unsur Subjek dan Predikat dalam Kalimat.
Pada sebagian kalimat yang tidak jelas unsur S dan tidak memiliki
unsur P akan membuat ketidakefektifan dan hanya memiliki unsur lain
seperti O, Ket dan Pel.
3. Gejala Pleonasme dalam Kalimat
Yang dimaksud dengan gejala pleonasme dalam kalimat adalah
penggunaan unsur kata atau bahasa yang berlebihan.
4. Penggunaan Kata yang Salah dalam Kalimat
Beberapa penggunaan kata yang salah dalam kalimat diantara (a)
penggunaan kata ”kalau” yang salah,(b) penggunaan kata “di” yang salah,
(c) penggunaan kata ”daripada” salah, dan (d) pengulangan kata.
a. Penggunaan Kata “Kalau” yang Salah
Kadang-kadang kita melihat pemakaian kata kalau yang kurang
tepat sebagai unsur penghubung antarklausa seperti yang akan
diperhatikan pada contoh di bawah ini. Kata kalau kita gunakan di

14

depan klausa yang bersifat kondisional (=syarat).Isinya menyatakan
sesuatu yang mungkin,namun dapat juga sesuatu yang tidak mungkin
dilaksanakan atau mungkin tercapai. Dalam hal seperti yang
disebutkan terakhir itu, kata sambungkalau dapat diganti dengan kata
lain yang menyatakan ketidakmungkinan itu, yaitu kata umpamanya,
seandainya, andai kata dan sekiranya.
b. Penggunaan Kata Depan “Di” yang Salah
Penggunaan kata depan “di” yang salah, di antaranya:
1) Pakaian itu disimpannya di dalam lemari. (salah)
2) Pakaian itu disimpannya dalam lemari.(benar karena kata depan
“di” dihilangkan)
3) Perkara itu di atas tanggungan sayalah. (salah)
4) Perkara itu atas tanggungan sayalah.(benar karena kata depan “di”
dihilangkan)
c. Penggunaan Kata “Daripada” yang Salah
Penggunaan kata “daripada” yang salah, di antaranya:
1) Pukulan smash daripada Icuk menghujam tajam. (salah)
2) Pukulan smash Icuk menghujam tajam.(benar)
3) Hati kita sedih melihat daripada penderitaan korban bencana itu.
(salah)
4) Hati kita sedih melihat penderitaan korban bencana itu. (benar)
d. Pengulangan Kata
Pengulangan kata yang terjadi dalam kalimat, misalnya:
1) Setahunnya hanya menghasilkan sekitar 200 film setahun.(salah)
2) Setahun hanya menghasilkan 200 film. (benar)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyusunan makalah ini dapat kami simpulkan bahwa,
dalam pengungkapan sebuah kalimat harus mudah dipahami dan dalam
penulisan, kalimat harus ditempatkan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda
tanya (?), tanya seru (!), dan tanda-tanda lainnya.

15

B. Saran
Saran dari kami, setiap dosen atau guru yang mengajarkan mata kuliah
atau mata pelajaran Bahasa Indonesia, jangan lupa untuk mengajarkan pula
bagaimana cara pengungkapan dan penulisan dengan tepat, agar para siswa
dan mahasiswa tidak keliru dalam penulisan serta pengungkapan kalimat
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A.C. (2002) Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: Dunia Pustaka Jaya
Iswara, P.D. (2000) Variasi Pola Kalimat dan Keterbacaannya. Tesis pada
Program
Pascasarjana UPI Bandung.
Santoso, Azis. (2008) Penelitian Pola Kalimat Bahasa Indonesia.

16

17

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1