MAKALAH METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN . docx

MAKALAH METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

VARIABEL DAN KONSEP PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGEREI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan

penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita
lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu.
Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel
akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
B.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Bagaimana konsep metodelogi penelitian?
Apa pengertian dan definisi variabel dalam suatu penelitian ?
Berapa jenis variabel yang ada ?

C.
1.
2.
3.

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui konsep metodologi penelitian
Untuk mengetahui pengertian dan definisi variabel dalam suatu penelitian
Untuk mengetahui jenis variabel
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep
Penelitian bekerja dari tahap konsepsional ke tahap operasional. Konsep adalah
abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus (Kerlinger, 1971:
28). Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau
diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal
dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai
atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.
Contoh konsep
Perhatikan konsep Volume
10 m3,

3,1
10 Gallon
Merah


Hijau
Meja buku

Mendengarkan kuliah
Mengerjakan pekerjaan rumah
Contoh lainnya: Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang halhal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang.
Untuk mengetahui apakah seseorang itu “sehat” atau “tidak sehat” maka pengetahuan konsep
“sehat” tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel misalnya: tekanan darah,
denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan
sebagainya merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservasi atau
mengukur apakah seseorang itu “sehat” atau “tidak sehat”.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.
Dari contoh kerangka konsep penelitian tersebut di atas dapat dilihat bahwa di sana ada 4
konsep yaitu konsep tentang faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor
pendorong terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor perilaku pemberian ASI itu
sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai variabel-variabel sebagai indikasi
pengukuran masing-masing konsep tersebut. Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi
maka dapat melalui variabel pengetahuan, pendidikan, sikap, dan persepsi.
Konsep perilaku pemberian ASI sebagai variabel dependen (variabel tergantung) di

sini dapat diukur melalui variabel “praktek menyusui”. Artinya perilaku pemberian ASI oleh
ibu-ibu dapat diobservasi atau diukur dari praktek ibu-ibu dalam memberikan (Air Susu Ibu)
kepada anak atau bayi mereka. Apakah mereka memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka
atau tidak, bila memberikan bagaimana frekuensinya, caranya dan sebagainya.
B. Pengertian Variabel Penelitian
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi
yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian.
Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat
dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan
oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda,
akan berbeda pula variabelnya.
Variabel-variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasi, dan
diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan bergantung pada luas serta sempitnya
panelitian yang akan digunakan

Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah
diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu

sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu
sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat
diukur dan dipergunakan secara operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)

Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variabel sebagai berikut :
1. Hatch & Farhady (1981)
Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
2. Kerlinger (1973)
Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan
gaji, produktifitas kerja, dll.
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.

4. Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu
bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif.
5. Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek
lainnya.

6. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah
penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian,
variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
7. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)

Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya: umur,
jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit,

dsb.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang
dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional
eksperimental.
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Jadi, variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai
mutu (kualitatif). Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang
berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap
variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun
kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat
atributnya.
C. Jenis Variabel
Pada dasarnya ada 2 jenis

1. Variabel kualitatif

2. Variabel kuantitatif
1. Variabel kualitatif
Jika karakter yang dipejari non numerik, karakter tersebut disebut variabel kualitatif
(qualitative variabel) atau sebuah atribut (attribute). Variabel kualitatif disebut juga variabel
kategorik yang digunakan untuk kategorisasi. Kategori ada yang dikotomis dan politomi.
Contohnya: 1. Gender, 2. Afiliasi agama, 3. Jenis mobil yang dimiliki.
2. Variabel kuantitatif
Disebut variabel kuantitatif jika variabel yang dipelajari bersifat numerik. Contoh
variabel numerik adalah jumlah uang tabungan, besarnya hutang, besarnya pengeluaran,
umur, nilai.
Variabel kuantitatif dapat bersifat diskret ataupun kontinyu. Variabel kontinyu adalah
vqariabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara 2 nilai.
Tinggi orang boleh jadi 1,5 meter, 1,53 meter, 1, 48 meter dan seterusnya tergantung pada
pencermatan pengukuran.
Variabel diskret hanya mempunyai 1 nilai tertentu saja. Jumlah anak yang dimiliki
adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1, 2, 3, 4, dan seterusnya dan tak mungkin 1,5;
1,37; atau 2,5 karena dalam variabel diskret tidak ada nilai pecahan.[1]

Dalam pembuatan rancangan pelaksanaan penelitian, biasanya hanya memuat satu, dua,
atau paling tiga dari jenis variabel di bawah ini :

a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya variabel
lain (variabel dependen). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus,
eksougen atau antesendent yang sedang dianalisis hubunganya atau pengaruhnya
terhadap variabel terikat. Variabel independen biasa disimbolkan dengan variabel (X).
Variabel bebas adalah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel
terikat (Y) yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. [2]
Contoh variabel bebas :
Kondisi pemukiman kumuh (Slum), keluarga retak, keluarga kasih sayang orang tua.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel lain (variabel bebas). Juga sering disebut variabel terikat, variabel
respons atau endogen. Variabel inilah yang sebaiknya dikupas secara mendalam pada
latar belakang penelitian. Berikan porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat
daripada variabel bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian. Variabel
dependen biasanya disimbolkan dengan (Y). Contoh variabel terikat adalah : kelas sosial,
metode pengajaran, tipe kpribadian, tipe motivasi.
Antara variabel Independent dan Dependent, masing-masing tidak berdiri sendiri
tetapi selalu berpasangan, contoh :
Kepemimpinan dan produktivitas kerja

Kepemimpinan
= Variabel Independent
Produktivitas kerja
= Variabel Dependent[3]
c. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderating juga sering disebut
sebagai variabel bebas kedua dan sering dipergunakan dalam analisis regresi linear atau
pada structural
equation
modelling.
Sebagai
contoh,
hubungan
antara
pipa PVC (Polyvinyl Chloride) atau Pralon dengan knee (pipa berbentuk belokan).
Pipa PVC akan lekat dengan knee dengan menggunakan lem khusus PVC. Jadi, lem
khusus PVC adalah variabel moderating yang memperkuat. Atau, lem kayu tidak dapat
digunakan untuk mengelem pipa PVC dengan knee. Jadi lem kayu adalah variabel
moderating yang memperlemah.

d. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh
ibu terhadap ayah akan semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan
media bagi ibu dalam pengaruhnya terhadap ayah.
e. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel kecepatan menulis murid – murid suatu sekolah, yang
diukur dan dibandingkan kecepatan menulis sekolah lain.

Semua jenis variabel di atas merupakan statis, yang berarti tidak berubah selama
proses penelitian berlangsung. Sebenarnya ada lagi istilah yang lain, yaitu variabel
dinamis. Variabel dinamis biasanya dipergunakan dalam penelitian kualitatif.
D. Pengukuran Variabel
Dilihat dari jenis pengukuran dan urutannya, variabel dapat dibedakan menjadi 3
jenis: nominal, ordinal, dan interval.[4]

1. Variabel nominal
Variabel nominal adalah variabel dimana tidak ada keharusan mengurutkan kategorinya.
Peubahan penyusunan kategori variabel nominal tidak membawa perubahan makna yang
berarti. Sebagai contoh, warga negara Indonesia dilihat dari sudut agama, penyusunan
kategorinya dapat memenuhi berbagai cara:
Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha
Atau bisa juga seperti dibawah ini:
Agama Hindu, Katolik, Protestan, Budha, dan seterusnya.

2. Variabel ordinal
Variabel ordinal adalah variabel dimana kategorinya dapat diurutkan. Namun demikian,
jarak antara satu kategori dengan kategori sesudah atau sebelumnya tidak sama sebagaimana
halnya pada variabel interval. Misalnya sejumlah orang islam ditanya tetang sholat tahajud
mereka, maka urutan kategori variabel tersebut sebagai berikut:
Ibadah sholat tahajud
a. selalu
b. sering
c. kadang-kadang
d. jarang
e. tidak pernah
3. Variabel interval
Variabel interval adalah variabel yang kategorinya dapat diurutkan dan jarak antara satu
kategori dengan kategori berikutnya dapat dihitung dengan tepat. Sebagai contoh sejumlah
mahasiswa dilihat dari sudut IPK nya.
IPK
a. 3,01 – 4,00
b. 2,01 – 3,00
c. 1,01 – 2,00
d. 0,01 – 1,00

E. Korelasi Antara Variabel
Dari sudut hubungan antara variabel, dikenal ada tiga kategori hubungan.[5]
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan manakalah variabel yang satu tidak dipengaruhi dan
tidak disebabkan oleh variabel lainnya. Ada empat ciri hubungan simetris yaitu:
a. Kedua variabel merupakan “indikator” dari konsep yang sama.

Misalnya, “kualifikasi guru yang baik” adalah “tingkat pendidikan “ dan “pengalaman
mengajarnya”. Variabel tingkat pendidikan tidak dipengaruhi oleh pengalaman mengajar,
begitu pula sebaliknya.
b. Kedua variabel merupakan “akibat” dari faktor yang sama.
Misalnya, “ tes tes sleksi masuk perguruan tinggi yang ketat” menyebabkan banyak calon
yang gugur, tetapi juga ”dapat meningkatkan prestasi mahasiswa”. Hubungan tersebut adalah
simetris. Sebab tidak ada hubungan antara calon mahasiswa yang gugur dengan
meningkatkan prestasi mahasiswa
c. Kedua variabel tersebut mempunyai “kaitan fungsional. “Misalnya, “kekuasaan “
mempunyai kaitan fungsi dengan “tugas dan tanggung jawab”. Akan tetapi, tidak berarti
kekuasaan dipengaruhi oleh tugas dan tanggung jawab, atau sekaligus tugas dan tanggung
jawab tidak ditentukan dan dipengaruhi oleh kekuasaan.
d. Hubungan kebetulan
Misalnya anak pandai gagal, tapi anak bodoh lulus dengan baik. Jadi tidak ada hubungan
pandai dengan kegagalan atau bodoh dengan kelulusan

2. Hubungan Tak Simetris
Hubungan tak simetris (asimetris) ditandai dengan adanya hubungan atau kaitan antara
variabel satu dengan lainnya. Hubungan tersebut bisa berupa pengaruh, sumbangan atau
kontribusi, ataupun sebab akibat. Hubungan asimetris merupakan inti dari penilitian ilmu
sosial, termasuk penelitian penididkan hubungan yang terjadi biasanya dalam bentuk
hubungan yang positif dan fungsional. Hubungan yang positif artinya ada hubungan searah.
Sedangkan yang diamksud hubungan fungsional adalah kedua variabel menunjukkan adanaya
kaitan fungsi.
Ada beberapa hubungan asimetris :
a. Hubungan stimulus-respons
Biasanya datang dari luar individu. Sedangkan respons merupakan reaksi atau jawaban dari
individu.
b. Hubungan disposisi-respons
Stimuls berasal dari luar, disposisi sudah berada dalam individu itu sendiri, yakni berupa
kecendrungan untuk menunjukkan respons tertentu pada situasi tertentu.
3. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan yang pada suatu saat variabel yang satu
mempengaruhi variabel yang lain, yang pada waktu lain terjadi anggota sebaliknya. Jadi,
pada satu saat varaibel (X) mempengaruhi (Y), dan pada saat lain variabel (Y) yang
mempengaruhi (X)
Contoh, misalnya siswa yang biasa belajar teratur ternyata berprestasi tinggi, ternyata
menyebabklan belajar yang teratur.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus
(Kerlinger, 1971: 28). Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau
yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang
menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep.
2. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
3. Jenis-jenis variabel dibagi menjadi lima yaitu variabel dependen atau variabel tidak bebas,
variabel Independen atau variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator, variabel
kontrol. Sedangkan korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu : korelasi simetris, korelasi asimatris,
dan korelasi timbal balik. Dan dilihat dari jenis pengukuran dan urutannya, variabel dapat dibedakan
menjadi 3 jenis: nominal, ordinal, dan interval

4. Jadi memang bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting, kerena bagaimanapun
keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan variabel yang tepat bagi
penelitiannya.

[1] Nuraida Halid Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research
Publishing, 2009), hal 76.
[2] ibid, hlm 79
[3] Ibid, hlm 80
[4] Drs. Hadeli, M.A., Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Ciputat Press, 2006), hlm.
31-33
[5] Ibid, hal. 34-37