Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Konteks Masalah
Manusia disebut juga sebagai makhluk sosial, artinya manusia pada

dasarnya tidak mampu hidup sendiri baik dalam konteks fisik maupun sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan
orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai. Manusia tidak dapat
mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena itu, manusia
memiliki keinginan untuk berinteraksi dan mengkomunikasikan pemikiran dan
perasaannya.
Sifat manusia yang cenderung ingin menyampaikan segala keinginannya
dan mengetahui setiap hasrat orang lain merupakan langkah awal yang menjadi
motivasi manusia terampil dalam berkomunikasi. Praktik komunikasi tersebut
dilakukan melalui lambang-lambang ataupun isyarat yang kemudian akan
dilanjutkan dengan pemahaman dan pemberian makna terhadap setiap lambanglambang tersebut dalam bentuk bahasa verbal.
Semakin kompleksnya kehidupan manusia, membuat peranan komunikasi

semakin tidak terelakan. Manusia berkomunikasi tidak lagi hanya untuk
kepentingan berinteraksi namun, untuk memecahkan masalah serta menjalin
hubungan baik dengan sesamanya. Demikian pula bila dilihat dari sudut pandang
organisasi. Tidak banyak yang menyadari dominannya peran organisasi dalam
kehidupan bermasyarakat, misalnya manusia dilahirkan dalam lembaga yang
terorganisir seperti rumah sakit, menerima pendidikan dalam lembaga seperti
sekolah, tinggal ditengah masyarakat yang terorganisir dan dalam konteks yang
paling luas yaitu sebagai warga negara dalam sebuah negara.
Organisasi

dapat

didefinisikan

sebagai

suatu

unit


sosial

yang

dikoordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang
berfungsi atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan atau
serangkaian tujuan bersama (Sunarto, 2003 : 3). Organisasi juga dapat dikatakan
sebagai suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

13

secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu
tujuan. Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa organisasi memiliki empat
unsur yaitu sistem, pola aktivitas, sekelompok orang dan tujuan (Gitosudarmo,
1997 : 1).
Pace & Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi (2005 : 11)

mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam memahami organisasi
yaitu, pendekatan objektif dan pendekatan subjektif. Menurut pendekatan objektif,
organisasi merupakan sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan
sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti, sesuatu yang stabil. Istilah
“organisasi” mengisyaratkan bahwa sesuatu yang nyata merangkum orang-orang,
hubungan-hubungan, dan tujuan-tujuan. Pendekatan subjektif memandang
organisasi sebagai kegiatan yang dilakukan orang-orang, terdiri dari tindakantindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Organisasi
diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus menerus berubah yang
dilakukan orang-orang antara yang satu dengan lainnya dan tidak eksis secara
terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut. Jadi,
berdasarkan pendekatan objektif, organisasi berarti struktur; sedangkan
berdasarkan pandangan subjektif, organisasi berarti proses (mengorganisasikan
perilaku).
Selain itu, Gareth Morgan dalam bukunya Morissan yang berjudul Teori
Komunikasi Organisasi (2009 : 26) menggunakan metafor atau perumpamaan
dalam menjelaskan mengenai organisasi.
1. Pertama, Morgan mengumpamakan organisasi sebagai mesin yang terdiri
atas sejumlah komponen yang mampu menghasilkan barang dan jasa.
Masing-masing komponen tersebut secara spesifik terhubung dengan
komponen lainnya dengan sedemikian rupa sehingga mesin mampu bekerja

atau melakukan sesuatu, sebagaimana organisasi.
2. Metafor kedua yang dikemukakan Morgan mengenai organisasi adalah
‘organisme’ atau makhluk hidup. Organisasi dapat disamakan dengan
tumbuhan atau hewan karena organisasi dapat dilahirkan, tumbuh, bekerja,
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, dan akhirnya mati. Struktur
organisasi tidak bersifat permanen atau statis tetapi mengalami proses
perubahan yang terus menerus. Organisasi mampu melakukan penyesuaian,
perubahan, dan pertumbuhan berdasarkan informasi, umpan balik dan
kekuatan logis yang dimilikinya.
Dari pendapat ahli yang sudah diuraikan diatas, dapat diketahui bahwa
organisasi adalah suatu wadah tempat sekumpulan orang yang berproses belajar,
berjenjang dan mempunyai hierarki dan memiliki sistem pembagian tugas untuk
mencapai tujuan tertentu dan bersama. Dalam setiap organisasi, baik tertulis
maupun tidak tertulis, terdapat apa yang disebut: visi, misi, nilai, iklim organisasi,
budaya organisasi, motivasi, norma-norma kelompok, dan sebagainya. Semua
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

14


unsur-unsur tersebut sangat menentukan dan berpengaruh terhadap perilaku
organisasi (Panuju, 2001 : 24).
Organisasi banyak jenisnya seperti organisasi politik, organisasi sosial,
organisasi kenegaraan, dan organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa
merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa yang dalam hal ini dapat
berupa organisasi intra dan ekstra kampus. Organisasi mahasiswa intra kampus
adalah organisasi mahasiswa yang melekat pada pribadi kampus atau universitas,
dan memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi. Organisasi ini
mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan secara mandiri, dari pengelola
perguruan tinggi dan atau dari Kementerian/Lembaga, Pemerintah dan non
pemerintah untuk memajukan program kerja serta kemajuannya lainya.
Bentuknya dapat berupa Ikatan Organisasi Mahasiswa, seperti Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM), Senat Mahasiswa tingkat fakultas dan Himpunan Mahasiwa
Jurusan (HMJ), Dan Para Ketua Tingkat. Organisasi internal kampus pada suatu
perguruan tinggi dapat bergabung dalam skala daerah, nasional dan bahkan
internasional. Gabungan organisasi internal-kampus beberapa perguruan tinggi ini
disebut organisasi antar-kampus.
Organisasi mahasiswa berfungsi sebagai wadah penyalur aspirasi atau ideide. Penyaluran aspirasi atau ide-ide tersebut tentu saja berbeda-beda sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Ada yang

menyalurkannya melalui kegiatan seni, kegiatan olahraga, kegiatan keagamaan,
ataupun kegiatan keilmuan (kelompok belajar). Tidak jauh berbeda dengan
kehidupan bermasyarakat, organisasi juga memiliki peran yang cukup besar dalam
kehidupan mahasiswa, seperti; bisa menjadi modal untuk melamar pekerjaan,
modal untuk mendapatkan beasiswa serta modal untuk memperluas jaringan kerja
dan bisnis.
Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu universitas terbesar di
Sumatera memiliki banyak organisasi kemahasiswaan dalam naungannya, baik itu
tingkat departemen, fakultas dan universitas. Contoh organisasi yang sudah cukup
lama berdiri dan bertahan hingga sekarang di Universitas Sumatera Utara adalah
Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi Lingkungan Hidup (KOMPAS-USU).
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

15

KOMPAS-USU merupakan organisasi kemahasiswaan yang bergerak
dibidang cinta alam dan studi lingkungan hidup yang berada dalam naungan
Universitas Sumatera Utara dan terdaftar di Wakil Rektor III. Adapun tujuan dari

organisasi yang telah berdiri sejak 06 Oktober 1980 ini ialah membina insan
akademis yang sadar, mampu dan bertanggung jawab melestarikan alam sebagai
lingkungan hidup yang sehat. KOMPAS-USU memiliki berbagai kegiatan seperti
aksi bersih bantaran sungai, pelatihan konservasi, diskusi tentang lingkungan,
penanaman pohon, penanaman bibit buah, dan semua kegiatan ini dilakukan di
daerah-daerah tertentu serta studi lingkungan hidup (penelitian) juga menjadi
kegiatan yang sering dilakukan KOMPAS-USU. Setiap tahunnya juga KOMPASUSU mengadakan berbagai macam kegiatan yang pada inti dan dasarnya
mengajak kita semua untuk mencintai lingkungan dan alam, seperti lomba lintas
alam, ekspedisi, penanaman pohon, dan sebagainya. Anggota KOMPAS-USU
adalah mahasiswa aktif Universitas Sumatera Utara dari fakultas, jurusan, dan
angkatan yang berbeda.
Layaknya sebuah organisasi, KOMPAS-USU terus berusaha untuk
mempertahankan eksistensinya. Salah satu caranya ialah dengan tetap
mempertahankan ketersediaan anggotanya, baik dalam segi kuantitas maupun
kualitas. Rekrutmen merupakan salah satu upaya untuk menjaga ketersediaan
anggota tersebut. Hal itu pula yang dilakukan oleh KOMPAS-USU. Organisasi ini
melakukan perekrutan setiap periodenya atau dapat dikatakan setiap tahun.
Rekrutmen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara atau
perbuatan merekrut (memasukkan atau mendaftarkan calon anggota baru).
Menurut Andrew E. Sikula, rekrutmen adalah tindakan atau proses dari suatu

usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan anggota atau pegawai untuk tujuan
operasional (dalam Mangkunegara, 2011: 33). Berdasarkan pengertian tersebut,
maka rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar
yang kapabel untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat berbagai hambatan yang dihadapi
oleh pengurus KOMPAS-USU disetiap periodenya dalam melakukan perekrutan
anggota. Tidak semua mahasiswa USU bisa menjadi anggota KOMPAS-USU.
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

16

Dibutuhkan minat serta kesehatan fisik maupun mental yang baik untuk bisa
menjadi anggota KOMPAS-USU. Hal ini dikarenakan KOMPAS-USU memiliki
kegiatan yang sangat dekat dengan alam sehingga diperlukan ketahanan fisik yang
baik dari setiap anggotanya.
Selain itu, terdapat pula persaingan dengan beberapa organisasi yang tidak
jauh berbeda dengan KOMPAS-USU seperti Pramuka USU, Resimen Mahasiswa
(Menwa) USU dan organisasi kemahasiswaan berbasis fisik lainnya. Bahkan

bukan hanya KOMPAS-USU organisasi mahasiswa pecinta alam yang terdapat di
USU, melainkan masih ada beberapa organisasi serupa di tingkat fakultas seperti :
Natural Justice (Fakultas Hukum USU), Gemapala (Fakultas Ilmu Budaya USU),
Parintal (Fakultas Pertanian USU), dan Rimbapala (Departemen Kehutanan).
Tentu saja organisasi-organisasi tersebut akan saling berebut calon anggota.
Hambatan lainnya yaitu peraturan kampus yang membuat mahasiswa saat
ini semakin terbatas untuk aktif diorganisasi, karena sudah dibatasi dengan waktu
penyelesaian kuliah yang setiap tahun semakin singkat. Akhirnya hal itu membuat
beberapa mahasiswa semakin apatis dan tidak peduli akan lingkungan dan isu
sosial disekitar, apalagi untuk bergabung kedalam sebuah organisasi mahasiswa.
Ditambah lagi dengan isu mahasiswa yang ikut organisasi mahasiswa biasanya
lama menyelesaikan kuliah mereka walaupun banyak juga yang membuktikan itu
tidak menjadi alasan lamanya mereka menyelesaikan kuliahnya.
Isu lainnya yang tak kalah membuat mahasiswa ragu untuk mengikuti
organisasi sejenis KOMPAS-USU ialah isu bahwa organisasi pecinta alam identik
dengan kekerasan fisik. Kejadian yang menimpa 3 (tiga) mapala UII Yogyakarta
pada bulan Januari 2017 lalu membuat isu kekerasan fisik tersebut menjadi kian
berhembus kencang. Ketiga mapala UII Yogyakarta tersebut meninggal setelah
mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Unisi The Great Camping ke-37
yang digelar di Gunung Lawu pada tanggal 13-20 Januari 2017. Dari penyelidikan

yang dilakukan, besar kemungkinan mereka meninggal setelah dianiyaya
seniornya

(http://www.rappler.com/indonesia/berita/160836-diksar-mapala-9-

mahasiswa-uii-dikeluarkan diakses pada tanggal 14 Februari 2017 pkl 14.00
WIB). Bagi KOMPAS-USU sendiri, kejadian di Yogyakarta tersebut telah
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

17

menjadi efek domino atau menjadi persepsi yang buruk masyarakat terhadap
mahasiswa pecinta alam dan sejenisnya (http://kriminalitas.com/tewasnya-tigamahasiswa-uii-yogyakarta-berpotensi-merusak-nama-mapala/

diakses

pada


tanggal 30 Januari 2017 pkl 14.42 WIB).
Meskipun cukup banyak isu-isu kurang baik yang didengar oleh mahasiswa
baru yang dapat menghambat organisasi ini untuk merekrut anggota, akan tetapi
itu juga tidak menjadi penghalang pengurus KOMPAS-USU dalam melakukan
perekrutan anggota untuk menjaga kelangsungan hidup dan menjaga citra
organisasinya sehingga masih tetap bisa memperlihatkan eksistensinya hingga
saat ini.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengurus KOMPAS-USU, jumlah
pelamar yang ingin menjadi anggota baru KOMPAS-USU selalu meningkat
disetiap periodenya. Pada tahun 2015, pelamar yang mengisi formulir pendaftaran
berjumlah 65 orang. Sedangkan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2016, jumlah
pendaftar yang ingin menjadi anggota baru KOMPAS-USU meningkat menjadi
79 orang. Dari puluhan orang yang mengikuti seleksi berkas tersebut, yang
dinyatakan lulus dan dikukuhkan menjadi anggota biasa KOMPAS-USU berkisar
belasan orang.
Proses rekrutmen dimulai dengan pengisian formulir pendaftaran yang
dilanjutkan dengan seleksi berkas. Pendaftar yang lulus akan lanjut ke tahap
berikutnya

yaitu wawancara. Dalam tahap wawancara,

KOMPAS-USU

menggunakan komunikasi antar pribadi dalam salah satu proses perekrutannya ini.
Setelah wawancara selesai, para calon anggota akan mengikuti Masa Orientasi
Anggota (MOA) yang dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dan Pendidikan Dasar
(Diksar) selama seminggu untuk mendapatkan status anggota biasa.
Kita tidak dapat membayangkan masyarakat tanpa organisasi. Masyarakat
tidaklah mungkin ada tanpa organisasi. Ketika seseorang bekerja bersama orang
lain untuk mencapai tujuan bersama maka pada saat itulah organisasi ada. Hidup
manusia selalu dilingkupi atau berada dalam organisasi, mulai dari organisasi
kecil dan sederhana, hingga organisasi besar dan kompleks.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

18

Organisasi dalam bentuk apapun akan selalu ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Organisasi merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat karena organisasi memiliki fungsi ataupun manfaat bagi
masyarakat. Mengikuti atau menjadi bagian dari sebuah organisasi mempunyai
dampak yang sangat besar untuk kehidupan, karena sebuah organisasi bisa di
ibaratkan sebagai kehidupan bermasyarakat dalam lingkup kecil. Selalu ada
masalah dalam sebuah organisasi yang perlu dipecahkan bersama sehingga timbul
sikap saling menjaga dan bertanggungjawab terhadap keutuhan anggota dalam
organisasi. Dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan wadah masyarakat
untuk belajar menghadapi masalah dalam lingkup yang lebih luas dan bagaimana
langkah penyelesaiannya.
Selain itu, beberapa manfaat lain yang bisa diperoleh dalam organisasi
diantaranya; organisasi dapat menjadi wadah guna menampung aspirasi, pikiran,
serta pendapat untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih mudah; melatih jiwa
kepemimpinan; memperluas wawasan dan pergaulan masyarakat; dan melatih
kerjasama. Hal lain yang bisa diperoleh dari berorganisasi adalah belajar disiplin
serta etos kerja di dalam diri. Selain itu, organisasi juga merupakan suatu wadah
yang tepat bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan kemampuan serta
keberaniannya terkait kegiatan public speaking, seperti menyampaikan pendapat,
berpidato, dan lain sebagainya.
Keberlangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu organisasi bukan hanya
ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, pemasaran serta
produknya, tetapi juga ditentukan dari keberhasilannya mengelola anggotanya.
Anggota adalah orang yang dipimpin dalam sebuah organisasi. Setiap anggota
harus mampu mengerti arti pentingnya menjadi anggota. Begitu pentingnya
sebuah anggota untuk mendukung segala keputusan yang memimpin. Menjadi
anggota bukanlah berarti menjadi bawahan. Karena sejatinya, kekuatan anggota
adalah kekuatan per individu yang menyatu dalam wadah kebersamaan.
Anggota organisasi dianggap sebagai sumber daya yang penting bagi
organisasi, karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas, maka organisasi
tidak akan mampu bertahan dalam persaingan. Manusia sebagai figur sentral
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

19

dalam sebuah organisasi merupakan unsur yang harus dilestarikan atau dengan
kata lain harus dijaga ketersediaannya, dalam hal ini ketersediaan dalam kualitas
maupun kuantitas. Rekrutmen merupakan salah satu upaya untuk menjaga
ketersediaan anggota tersebut.
Dalam sebuah organisasi, pengelolaan anggota sebagai sumber daya
manusia ditempatkan sebagai unsur terpenting. Karena itu, perlu adanya
perencanaan sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia merupakan
proses menentukan kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan peramalan
pengembangan, pengimplementasian, dan pengendalian kebutuhan tersebut yang
berintegrasi dengan perencanaan organisasi agar tercipta jumlah anggota,
penempatan anggota yang tepat dan bermanfaat secara ekonomis (Mangkunegara,
2011 : 6).
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang profesional adalah terletak pada proses rekrutmen. Mencari anggota yang
profesional dan berkualitas tidaklah gampang. Merupakan sebuah kewajiban
dalam sebuah organisasi melakukan penyaringan untuk anggota yang baru. Untuk
itulah rekrutmen anggota dibutuhkan untuk menyaring para pelamar. Dalam
organisasi, rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam
menentukan baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Rekrutmen sumber daya manusia akan memberikan pengaruh yang cukup
besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Jika organisasi salah dalam merekrut
calon anggota, maka akan berdampak negatif bagi organisasi itu sendiri. Begitu
juga sebaliknya, jika organisasi tepat dalam merekrut calon anggota maka dampak
yang akan diperoleh adalah kemajuan dalam organisasi tersebut.
Sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan aturan-aturan
yang berlaku dalam organisasi itu sendiri dengan adanya komunikasi. Organisasi
dan komunikasi memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia.
Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari oleh setiap anggota
organisasi. Komunikasi penting bagi suatu organisasi karena komunikasi
merupakan alat utama bagi anggota organisasi untuk dapat bekerjasama dalam

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

20

melakukan aktivitas manajemen, yaitu untuk mancapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Komunikasi merupakan suatu proses dimana seorang komunikator
menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan), dengan
perubahan tersebut akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan. Berdasarkan
paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu
(Effendy, 2007 : 10).
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan dan keperluan yang dapat
dikatakan primer dan sangat fundamental bagi setiap manusia dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat. Bahkan tanpa disadari, manusia sudah mulai
berkomunikasi sejak dia terlahir dari rahim sang ibu dan tidak berhenti sampai
mati. Inti dari “komunikasi” adalah suatu proses-kegiatan yang berfungsi untuk
menghubungkan pengirim dan penerima pesan melalui ruang dan waktu. Dapat
disumpulkan bahwa komunikasi adalah proses, fundamental universal. Proses
komunikasi terdiri dari pesan verbal dan nonverbal yang dikirim dan diterima
(Liliweri, 2011: 64).
Esensi komunikasi dalam setiap situasi adalah orang saling bertukar pesan
dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran. Hal ini memperjelas bahwa
komunikasi merupakan dasar dari seluruh bentuk interaksi antar manusia untuk
memenuhi kebutuhan kehidupan sosial manusia. Komunikasi menjembatani
manusia untuk mengoordinasikan semua kebutuhan dan tujuan hidup seseorang
dengan orang lain, dan membuat manusia beradaptasi dengan masyarakat dan
ligkungan melalui proses menciptakan dan menafsirkan pesan (Liliweri, 2011 :
124).
Komunikasi yang tepat bukan hanya komunikasi yang melibatkan
komunikator dan komunikan sebagai pemberi dan penerima pesan, namun juga
bagaimana seorang komunikan dapat menafsirkan pesan yang disampaikan oleh
komunikator serta bagaimana seorang komunikator dapat menyampaikan pesan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

21

yang dimengerti oleh komunikan. Seperti dikemukakan oleh Thomas M. Scheidel
bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas
diri untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir atau berprilaku seperti yang kita
inginkan (dalam Mulyana, 2010 : 4).
Sesuai dengan pendapat Faules, korelasi antara ilmu komunikasi dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus pada manusia-manusia yang
terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi merupakan
pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi (dalam Ruliana, 2014 : 20). Organisasi terdiri dari
unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu
dengan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan. Adanya interaksi antar
sesama manusia dalam kelompok ataupun organisasi tersebut hasil dari sebuah
proses komunikasi.
Keberhasilan, keutuhan, dan jalinan erat antara sesama anggota organisasi
didukung penuh oleh sebuah komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi
adalah komunikasi antar manusia (human communication) yang terjadi dalam
konteks organisasi dimana terjadi jaringan-jaringan pesan satu sama lain yang
saling bergantung satu sama lain (Bungin, 2005 : 272). Hal tersebut menjelaskan
bahwa komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu
bagaimana menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan hal
yang tidak mudah dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya.
Organisasi yang baik akan senantiasa mencari individu-individu yang
mempunyai kualitas di dalam dirinya, sehingga ketika hal tersebut dimiliki oleh
sebuah organisasi, maka ia akan mampu bertahan di tengah persaingan yang
penuh dengan kompetisi dan perubahan yang begitu cepat. Karena itu, rekrutmen
menjadi penting untuk mendapatkan anggota yang memiliki komitmen tinggi
kepada tugas dan fungsi dalam organisasi. Untuk mencapai hal tersebut
dibutuhkan strategi yang tepat, dan salah satu strategi yang digunakan ialah
strategi komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

22

Kata “strategi” berasal dari Bahasa Yunani yaitu strategia, berarti “keahlian
militer.” Dalam lingkungan militer, “strategi” menjelaskan manuver pasukan
kesuatu posisi sebelum musuh berada di posisi ini. Jadi untuk manuver pasukan
diperlukan “gelar pasukan” sebagai persiapan terakhir untuk menduduki posisi
musuh, dan jika pasukan telah terlibat kontak dengan musuh, maka kegiatan
utamanya adalah pengerahan pasukan. Jika logika itu diterapkan dalam dunia
bisnis, maka yang dimaksudkan dengan pasukan disini adalah “sumber daya
manusia.” (Liliweri, 2011:241)
Semua aktivitas yang berhubungan dengan komunikasi sudah tentu tidak
asal jadi. Komunikasi manusia harus direncanakan, diorganisasikan,
ditumbuhkembangkan agar menjadi komunikasi yang berkualitas. Salah satu
langkah terpenting adalah menetapkan strategi komunikasi. Strategi komunikasi
menjelaskan tahapan konkret dalam rangkaian aktivitas komunikasi yang berbasis
pada satuan teknik bagi pengimplementasian tujuan komunikasi (Liliweri, 2011:
240).
Menurut Effendy (2003 : 301) strategi komunikasi merupakan paduan dari
perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu
tujuan. Sedangkan Middleton (dalam Cangara, 2013 : 61) menyatakan bahwa
strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari semua elemen komunikasi
mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh
(efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.
Rekrutmen menjadi pintu awal untuk merekrut anggota KOMPAS-USU dan
mereorganisasi generasi. Organisasi yang baik memiliki pola rekrutmen yang
terencana dan terarah, serta menyiapkan berbagai macam strategi, diantaranya
adalah strategi komunikasi dalam perekrutannya. Begitu pula organisasi
kemahasiswaan seperti KOMPAS-USU, membutuhkan strategi rekrutmen agar
mampu mempertahankan eksistensinya. Dalam melakukan perekrutan anggota,
tentunya beragam cara dapat dilakukan agar mahasiswa baru tertarik menjadi
anggota, sehingga ia bisa bergabung dan menjadi anggota dalam organisasi
tersebut. Oleh karena itu, strategi perekrutan dilakukan dalam upaya menemukan
anggota yang handal dan berjiwa organisatoris serta memperlancar tujuan
perjuangan organisasi.
Organisasi disetiap fakultas yang ada di USU mempunyai budaya dan
strategi organisasi yang berbeda-beda dalam perekrutannya. Ada proses dan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

23

tahapan yang harus dilewati oleh calon anggota baru untuk mendapatkan status
anggota biasa. Tidak semua organisasi mempunyai peminat yang banyak, sebab
jumlah organisasi yang semakin banyak saat ini sehingga semakin ketat dalam
merebut calon anggota baik dari segi kualitas, kuantitas dan intelektualitas.
Disinilah organisasi perlu mempersiapkan strateginya agar dapat membuat
mahasiswa yang beraneka karakter termasuk mahasiswa yang apatis dapat tertarik
dan mau bergabung dalam organisasi khususnya dengan KOMPAS-USU.
Karena itu, peneliti tertarik untuk memilih KOMPAS-USU sebagai objek
penelitian. Peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang
digunakan oleh KOMPAS-USU dalam perekrutannya, sehingga masih bisa
memiliki peminat ditengah hambatan dan isu yang menerpanya. Ditambah lagi
persaingan antar organsisasi dalam mendapatkan anggota dan tidak semua
mahasiswa ingin maupun bisa menjadi anggota KOMPAS-USU. Namun, itu
semua tidak membuat KOMPAS-USU kehilangan peminat. Hal ini bisa dilihat
dari banyaknya anggota baru yang mengikuti proses rekrutmen yang dilakukan
KOMPAS-USU di setiap periodenya.
1.2

Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah yang sudah diuraikan diatas, maka peneliti

merumuskan fokus masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : “Bagaimanakah strategi komunikasi yang digunakan oleh
KOMPAS-USU dalam merekrut anggota organisasi periode 2017?”

1.3

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk

mengetahui

proses

rekrutmen

anggota

dalam

organisasi

KOMPAS-USU.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

24

2. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan organisasi
KOMPAS-USU dalam merekrut anggota organisasi.
1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti dan
pembaca.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pihak terkait dalam hal ini KOMPAS-USU.
3. Secara akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian
komunikasi, terutama dalam bidang strategi komunikasi dan organisasi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

20 159 97

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 15

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 2

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 9

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 20

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

0 0 11

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

0 0 2

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

2 19 30

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi) Chapter III V

0 2 61

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

1 3 3