Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi) Chapter III V

55

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Metode Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk

mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain
adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi
dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka
penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan
menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi yang lain.
Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang juga dari yang sangat
kuantitatif (objektif) hingga yang sangat kualitatif (subjektif) (Mulyana, 2010 :
145).
Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dimaksud hanya
untuk menggambarkan, menjelaskan atau meringkaskan berbagai kondisi, situasi,
fenomena, atau berbagai variabel penelitian menurut kejadian sebagaimana

adanya (Bungin, 2006 : 44). Sedangkan metodologi kualitatif menurut Bogdan
dan Taylor (dalam Prastowo, 2014: 22) adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting
yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan menyeluruh
(Ruslan, 2010: 215). Penelitian ini diharapkan pula mampu mengungkapkan
strategi komunikasi yang dilakukan KOMPAS-USU dalam merekrut anggota
organisasi.

44

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

56


3.2

Objek Penelitian
Objek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Objek

penelitian adalah merujuk pada masalah atau tema yang sedang diteliti (Idrus,
2009: 91). Objek penelitian dalam penelitian kualitatif menjelaskan apa yang
menjadi sasaran penelitian secara konkrit tergambar dalam fokus masalah
penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini ialah strategi komunikasi
yang digunakan organisasi KOMPAS-USU Periode 2017 dalam merekrut anggota
organisasi.
3.3

Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan

sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian (Idrus,
2009: 91). Subjek penelitian menjadi perlu diperhatikan agar pada proses
penelitian diperoleh informasi yang mewakili realitas pada objek yang diteliti.
Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut pula dengan informan kunci

(key informan). Ketepatan dalam pemilihan informan sejak awal akan
berpengaruh dalam kelancaran pengumpulan informasi, yang pada hakikatnya
akan menentukan efisiensi dan efektivitas penelitian.
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini ialah Organisasi KOMPASUSU, yang meliputi Ketua Umum KOMPAS-USU, Kepala Bidang Diklat, Kepala
Bidang Operasional, Kepala Bidang Humas dan anggota baru KOMPAS-USU
sebagai informan tambahan.
3.4

Kerangka Analisis
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari informan di

lapangan yang didapatkan dengan proses pengumpulan data secara terus menerus
hingga data jenuh dan teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan Model
Miles dan Huberman (Bungin, 2005: 87).
Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan
dalam jumlah yang sangat banyak, diperlukan adanya analisis. Mereduksi data
berarti merangkum dan memilih hal-hal apa saja yang pokok dan berfokus pada
hal yang penting-penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan
Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

57

gambaran yang lebih jelas sehingga akan mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan menarik kesimpulan dalam penyajian data.
Adapun kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti adalah Model
Analisis Interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga hal yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
3.5

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data (Kriyantono, 2006: 91). Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.

Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh


melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data
lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu :
1.

Wawancara Mendalam
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana

berusaha mencari tahu serta mendapatkan informasi secara mendalam dalam
bentuk rentetan pertanyaan yang diajukan kepada informan penelitian.
Menurut Mulyana (2002: 180) wawancara sendiri yaitu bentuk komunikasi
antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi
dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan
oleh tujuan tertentu.
Penyampaian data dan runtutan pertanyaan akan berbeda dari
wawancara ke wawancara, tetapi peneliti akan membuat panduan
wawancara yang membantu peneliti agar tidak ada yang terlupakan dari
setiap wawancara. Wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka atau
langsung, telepon, e-mail, media sosial, tergantung kesempatan maupun


Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

58

kebutuhan. Wawancara sebaiknya dilakukan dalam suasana yang akrab dan
informal dengan membiarkan subjek penelitian menjadi dirinya sendiri.
Pewawancara relatif tidak memiliki kontrol terhadap respon informan
pada

wawancara,

karena

informan

bebas


memberikan

jawaban.

Pewawancara juga memiliki tugas yang berat agar informan dapat
memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam dan tidak ada yang
disembunyikan.
2.

Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain
pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Dari
pemahaman observasi atau pengamatan, sesungguhnya yang dimaksud
dengan metode observasi ialah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian yang dapat diamati oleh peneliti
(Bungin, 2006: 142).
Observasi juga merupakan rancangan alamiah untuk menggambarkan
realitas sebagai kerangka yang diamati. Salah satu fungsi dari observasi

adalah deskripsi. Observasi sebagai deskripsi memiliki arti bahwa observasi
berguna untuk menjelaskan, memberikan, dan merinci gejala yang terjadi.
Selain mempunyai fungsi, observasi juga mempunyai tujuan. Tujuan utama
observasi adalah untuk mengamati tingkah laku manusia sebagai peristiwa
aktual, yang memungkinkan kita memandang tingkah laku sebagai proses.
Peneliti menggunakan metode observasi nonpartisipan. Observasi
nonpartisipan adalah metode observasi dimana peneliti hanya bertindak
mengobservasi tanpa ikut terjun langsung melaksanakan aktivitas seperti
yang dilakukan oleh kelompok yang diteliti, baik itu kehadiran peneliti yang
diketahui maupun tidak diketahui.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

59

b.

Data Sekunder

Data sekunder pada umumnya berbentuk catatan atau laporan dokumentasi

oleh lembaga tertentu (Ruslan, 2010: 138). Pengumpulan data ini dilakukan
dengan teknik studi pustaka, dokumentasi dan membuka situs-situs di internet
yang berhubungan dengan penelitian agar mendukung penelitian ini sehingga
menjadi mudah dalam proses pembuatannya dan data yang dikumpulkan menjadi
semakin lengkap.
3.5.1 Penentuan Informan
Penentuan informan pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan dua
sistem, yaitu sistem purposive dan sistem bola salju (snowball). Sistem purposive
dilakukan dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan
diwawancarai. Sedangkan pada sistem bola salju (snowball), informan didapatkan
dari rekomendasi informan sebelumnya.
Teknik

penentuan

informan

dalam


penelitian

ini

adalah

dengan

menggunakan teknik purposive, dimana proses penentuan informan dilakukan
dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan
diwawancarai sesuai dengan kebutuhan peneliti. Teknik pemilihan informan
secara purposive memilih informan secara sengaja dan tidak acak. Informan yang
dipilih adalah mereka yang memang diasumsikan dapat memberikan informasi
sehubungan dengan penelitian ini.
3.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor sekretariat KOMPAS-USU, Jalan Alumni
Nomor 2 Kampus USU Padang Bulan, Medan 20155. Penelitian ini dimulai pada
bulan Februari 2017 dengan melakukan observasi dan wawancara singkat untuk
memperoleh gambaran mengenai subjek penelitian. Kemudian penelitian berlanjut

pada bulan April 2017 dengan melakukan wawancara maupun observasi lanjutan
setelah melakukan seminar proposal. Proses penelitian selanjutnya yaitu berupa
wawancara mendalam kepada subjek penelitian yang dilakukan mulai bulan Mei
2017, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

60

3.5.3 Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif.
Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik ini
merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut (Moleong, 2007: 330).
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
triangulasi. Triangulasi data pada hakikatnya merupakan pendekatan multi metode
yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data
(Pujileksono, 2015 : 144). Triangulasi merupakan suatu pendekatan terhadap
pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan bukti secara seksama dari
berbagai sumber yang berbeda-beda, dan sering kali menggunakan alat yang
berbeda-beda atau mengacu pada perspektif teoritis yang berbeda. Triangulasi
dapat dikatakan sebagai check-and-recheck informasi yang telah diperoleh.
3.6

Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2007: 248)

menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
cara bekerja dengan data, mengorganisasikan dan memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, menafsirkannya, memaknai dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa
yang diceritakan kepada orang lain.
Analisis data Model Miles dan Huberman dilakukan melalui 3 tahap
(Pujileksono, 2015 : 152), yaitu :
1.

Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan

pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupakan proses
pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan
(Pujileksono, 2015 : 152). Karena begitu banyaknya data yang diperoleh di

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

61

lapangan sehingga perlu dianalisis dan dirangkum agar memberi gambaran yang
jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpilakan data. Bagi peneliti
kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi sangat penting karena yang bersangkutan
dapat mulai memilah dan memilih data mana dan data dari siapa yang harus lebih
dipertajam.
2.

Penyajian Data
Setelah mereduksi data, maka proses selanjutnya yaitu penyajian data.

Penyajian data berarti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, dsb. Penyajian data yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah bersifat naratif (Pujileksono, 2015 : 152). Data-data
yang diperoleh peneliti dengan mewawancarai informan maupun data yang
diperoleh melalui studi pustakaa disusun secara cermat dan sistematis dalam hasil
penelitian dan pembahasan.
3.

Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dalam menganalisis data.

Penarikan kesimpulan yaitu penarikan arti dari data yang ditampilkan. Pemberian
makna harus sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuat (Idrus, 2009:
150). Setelah seluruh rangkaian pengolahan data dilakukan secara runtut maka
tahapan akhir adalah penarikan kesimpulan yang diambil oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

62

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Hasil Penelitian
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang telah

dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada salah satu organisasi kemahasiswaan
yang sudah lama berdiri di Universitas Sumatera Utara, yakni KOMPAS-USU.
Penelitian yang berlangsung mulai dari bulan April hingga Juni 2017 ini
dilakukan terhadap empat orang informan yang tercatat aktif sebagai anggota
biasa KOMPAS-USU Periode 2017. Beberapa informan tersebut dipilih karena
dianggap telah memiliki kriteria-kriteria yang diinginkan oleh peneliti. Peneliti
akan menjelaskan hasil dari penelitian yang diperoleh disertai dengan pembahasan
berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui proses rekrutmen anggota
dalam organisasi KOMPAS-USU. Serta bagaimana strategi komunikasi yang
dilakukan organisasi KOMPAS-USU dalam merekrut anggota organisasi.
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor sekretariat KOMPAS-USU, Jalan Alumni
Nomor 2 Kampus USU Padang Bulan, Medan 20155.
4.1.1.1 Sejarah KOMPAS-USU
Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup Universitas
Sumatera Utara (KOMPAS-USU) pada mulanya berdiri berawal dari ide beberapa
mahasiswa USU yang berasal dari berbagai fakultas. Ketika itu mereka merasa
bahwa USU sebagai sebuah universitas terbesar di Sumatera Utara belum
memiliki wadah penyalur minat mahasiswa dalam bidang kepencinta-alaman.
Menurut pengamatan mereka banyak mahasiswa USU yang gemar, secara
berkelompok maupun individu, bepergian ke hutan rimba dan melakukan aktivitas
yang erat kaitannya dengan petualangan alam bebas.
Hingga pada suatu waktu beberapa mahasiswa tersebut bermusyawarah dan
membicarakan tentang kebutuhan akan adanya wadah formal bagi mahasiswa
USU dalam menyalurkan minatnya. Pada maasa itu diakhir 1979, organisasi

51

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

63

mahasiswa diancam dengan adanya usaha pemerintah untuk menghilangkan
DEMA (Dewan Mahasiswa) di kampus-kampus. Hal itu menyebabkan mahasiswa
USU yang aktif berkegiatan tidak lagi memiliki wadah untuk menyalurkan minat
dan bakatnya. Para aktivis kampus yang ternyata juga gemar berpetualang di alam
bebas berkumpul dalam rangka membuat suatu wadah formal untuk menampung
minat dan bakat mereka. Mereka berjumlah delapan orang, dan disebut sebagai
Pemrakarsa KOMPAS-USU.
Pada tanggal 21 Januari 1980, di sebuah kamar kos milik Djosmeri Surbakti,
delapan orang Pemrakarsa KOMPAS-USU berkumpul dan lahirlah kebulatan
tekad yang berinti: “bertekad untuk merintis terbentuknya organisasi pencinta
alam USU”. Diangkatlah seorang ketua pemrakarsa dan sekretarisnya.
Segala konsep telah disiapkan kemudian dibawa kepada pimpinan formal
USU (Rektor USU). Respon dari pimpinan ternyata cukup menggembirakan.
Selanjutnya diadakanlah usaha-usaha untuk menunjang konsep pembentukan
mahasiswa pencinta alam USU. Para pemrakarsa diperbolehkan untuk
mengumpulkan mahasiswa dari tiap-tiap fakultas yang memiliki minat terhadap
kepencinta-alaman dalam rangka musyawarah. Pada tanggal 28 Juni lahirlah
kesepakatan berupa pembentukan pengurus berikut AD/ART.
Hasil dari musyawarah tersebut kemudian diserahkan kepada rektor USU
(saat itu dijabat oleh DR. A. P. Parlindungan, SH) untuk dipelajari. Setelah
hampir Sembilan bulan, pada tanggal 6 Oktober 1980 akhirnya keluarlah Surat
Keputusan (SK) Rektor USU No. 1258/PT05/SK/0.80 tentang pembentukan
Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup Universitas
Sumatera Utara (KOMPAS-USU). Tanggal keluarnya SK tersebut diperingati
sebagai hari lahirnya KOMPAS-USU. Sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 2
KOMPAS-USU berkedudukan di Jl. Alumni No. 2 Kampus USU.
Pada tanggal 13 Oktober 1980 disepakati susunan kepengurusan pertama
KOMPAS-USU. Selanjutnya pada tanggal 1 November 1980 dilakukan
pelantikan pengurus KOMPAS-USU di sanggar Pramuka Jl. Universitas No. 32
kampus USU. Pada tanggal 15 November 1980 dilakukan pengambilan ikrar

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

64

anggota KOMPAS-USU di bumi perkemahan Sibolangit yang dilanjutkan dengan
Long March dari Sibolangit ke Berastagi, juga sekaligus penerimaan anggota
KOMPAS-USU yang pertama dengan jumlah dua ratus orang.
Nama Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup
Universitas Sumatera Utara dipilih karena pemrakarsa memiliki keinginan
membentuk organisasi pencinta alam yang berbeda dari organisasi pencinta alam
yang sudah ada. Pencinta alam yang ingin dibentuk dalam kampus USU
diharapkan memiliki kelebihan dalam studi lingkungan hidup. Hal ini dilator
belakangi pula oleh keadaan lingkungan hidup pada masa itu dianggap sudah
memprihatinkan. Anggota KOMPAS-USU diharapkan untuk tetap mempunyai
rasa cinta terhadap alam dan lingkungan hidup bahkan setelah menamatkan
kuliahnya di USU.
Adapun visi dan misi dari KOMPAS-USU terdapat dalam pasal 5 Anggaran
Dasar KOMPAS-USU yakni “Membina insan akademis yang sadar, mampu, dan
bertanggungjawab melestarikan alam sebagai lingkungan hidup yang sehat”.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

65

4.1.1.2 Struktur Kepengurusan
Gambar 4.1
Struktur Kepengurusan KOMPAS-USU Periode 2017

Ketua Umum
Ary Rizaldi Manthey
Sekretaris Umum
Puput Melati

Kabid Operasional
Yudi Irawan

Kabag
Lingkungan
Hidup
Wilda C
Sipayung

Bendahara Umum
Ramadhania

Kabag
Logistik
M. Akbar
Azhari

Kabid Diklat
Rinaldi H Hasibuan

Kabag Dana
Usaha
Anisa Putri

Kabag
Humas
Rechtin Hani

Kabag
Rumah
Tangga &
Kepustakaan
Fitri
Nurmaya

Sumber : Pengurus KOMPAS USU periode 2017

4.1.1.3 Lambang dan Atribut Organisasi
Lambang KOMPAS-USU berbentuk lingkaran hijau dengan rangkaian
gambar

didalamnya

yakni

siluet

gunung

berpuncak

5,

burung

putih

mengembangkan sayap masing-masing 10 helai dan ekor 6 helai. Monogram K
berwarna merah serta dasar lambang berwarna kuning dengan angka 80 di sebelah
kiri berwarna hitam serta semua garis detail berwarna hitam.
Atribut KOMPAS-USU berupa bendera organisasi, mitela berlambang
organisasi, kop surat organisasi, stempel organisasi dan kartu anggota.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

66

Gambar 4.2
Logo KOMPAS-USU

Sumber : Pengurus KOMPAS USU periode 2017

Makna Gambar
a.

Lingkaran ; Melambangkan keterpaduan/kesatuan seluruh komponen
organisasi.

b.

Siluet gunung hijau berpuncak lima; Lingkup kegiatan organisasi
yakni cinta alam dan keinginan bersama untuk mencapai tujuan
organisasi seperti yang dimaksud dalam pasal 5 Anggaran Dasar.

c.

Burung putih dengan bulu ekor 6 dan bulu sayap masing-masing 10
helai; lingkup kegiatan organisasi yakni studi lingkungan hidup
dengan tanggal 6 bulan 10 menyatakan kelahiran.

d.

Angka 80; Tahun dikukuhkannya organisasi

e.

Monogram K; Inisial dari Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi
Lingkungan Hidup.

Makna Warna
a.

Putih; Kesucian dan ketulusan hati dalam berbuat sesuatu.

b.

Kuning; Kesabaran jiwa dalam menghadapi berbagai tantangan.

c.

Merah; Keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan.

d.

Hijau; Bersemangat maju terus.

e.

Hitam; Mempunyai dimensi keilmiahan dalam setiap aktifitasnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

67

4.1.1.4 Program Kerja Kepengurusan
Program kerja adalah rencana kerja yang disusun oleh pengurus untuk satu
periode kepengurusan pada saat rapat pleno pertama dan tambahan pada saat rapat
pleno berikutnya, serta menafsirkan dan mengikutsertakan pula masukan-masukan
dari anggota KOMPAS-USU yang mengikuti musyawarah anggota sebagai rapat
tertinggi dalam organisasi. Program kerja disusun oleh pengurus pada saat rapat
pleno pertama dengan jumlah kehadiran

+ 1.

KOMPAS-USU memiliki beberapa program kerja seperti HUT KOMPASUSU, ekspedisi, musyawarah anggota, peringatan hari lingkungan hidup sedunia,
kejuaraan, perjalanan kecil, program kerja kepetualangan, konservasi lingkungan
hidup dan pengabdian pada masyarakat.
a.

HUT KOMPAS-USU
Hari ulang tahun KOMPAS-USU diselenggarakan pada tanggal 6

Oktober setiap tahunnya. Tema yang diambil biasanya yang berhubungan
dengan lingkungan atau yang berkaitan dengan erat dengan keakraban
anggota keluarga besar KOMPAS-USU.
Dalam hal perayaan HUT KOMPAS USU pengurus akan membentuk
panitia agar acara yang diperingati setahun sekali ini dapat terlaksana
dengan lancar dan meriah. Kepanitian akan dibagi sesuai bidang-bidang
yang diperlukan untuk acara ini, misal bidang acara, konsumsi, peralatan,
dokumentsi, humas, dll. Dan semua itu diberikan berdasarkan kemauan
anggota biasa saat rapat pembentukan panitia.
Untuk memperingati HUT KOMPAS USU biasanya diadakan acara
kumpul-kumpul bareng semacam family gathering, baik sektertariat ataupun
di luar sekretariat untuk mempererat tali silahturahmi antar anggota
KOMPAS USU . Dan dalam perayaan HUT ini biasanya para pendiri,
senior-senior ataupun anggota biasa yang baru saja melakukan kegiatan
bercerita berbagi pengalaman dengan seluruh anggota yang hadir dalam
acara tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

68

b.

Ekspedisi
Ekspedisi adalah kegiatan yang dilakukan pada suatu tempat yang

belum pernah diadakan kegiatan di tempat itu oleh KOMPAS-USU atau
organisasi lain. Ekspedisi ini dapat berupa kegiatan petualangan, penelitian
maupun pelestarian lingkungan hidup.
Sebelum melakukan ekpedisi tentunya akan dilakukan persiapan
terlebih dahulu agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Pertama yang dilakukan ialah memilih dan memutuskan ingin melakukan
ekspedisi apa, maka dilakukanlah rapat. Dan dalam rapat tersebut semua
anggota berhak mengeluarkan pendapat dan saran mengenai kegiatan
ekspedisi yang akan dilakukan.
c.

Musyawarah Anggota
Musyawarah anggota adalah forum tertinggi dalam organisasi

KOMPAS-USU, musyawarah anggota diadakan diakhir kepengurusan
dengan dihadiri oleh
Musyawarah

+ 1 seluruh anggota biasa KOMPAS-USU.

anggota

ini

antara

lain

membahas

laporan

pertanggungjawaban pengurus, pembahasan program kerja pengurus yang
baru, pemilihan ketua umum periode selanjutnya dan pembahasan AD/ART
KOMPAS-USU.
Dalam pelaksanaan musyawarah angggota pengurus akan membentuk
panitia yang berfungsi untuk merancang bagimana nantinya musyawarah
anggota berjalan. Biasanya semua anggota biasa akan terlibat sebagai
panitia kecuali pengurus yang sedang menjabat karena mereka akan
mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan mereka selama setahun
dikepengurusan

mereka.

Baik

laki-laki

ataupun

perempuan

akan

mendapatkan peran masing-masing berdasarkan hasil pembagian tugas yang
didapat ketika rapat pembentukan panitia.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

69

d.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya,

biasanya pada kegiatan ini KOMPAS-USU berusaha membawa misi
tertentu untuk disuarakan kepada khalayak ramai yang tentu saja
berhubungan dengan lingkungan hidup. Peringatan ini tidak sebatas pada
anggota saja, akan tetapi memiliki skup yang lebih luas.
Contohnya pada peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun lalu
KOMPAS-USU mengadakan seminar yang bertemakan “Partisipasi
Masyarakat Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota Medan” dengan
peserta dari berbagai mahasiswa dari universitas yang berbeda-beda,
organisasi mahasiswa pencinta alam lainnya. Dengan tujuan agar
masyarakat sadar akan fungsi dari ruang terbuka hijau dan pemerintah kota
Medan menyadari akan pentingnya dan manfaat rung terbuka hijau.
Kegiatan ini dilaksanakan di aula FKM USU. Dalam pelaksanaannya tahun
lalu, tidak ada panitia karena saat itu anggota biasa KOMPAS USU sudah
banyak yang baru menyelesaikan masa studinya sehingga jumlah anggota
menjadi minim saat ini. Jadi kegiatan ini di handle oleh pengurus langsung.
e.

Kejuaran
Kegiatan ini dilaksanakan KOMPAS-USU untuk memunculkan

manusia-manusia yang berbakat untuk menunjukan keahliannya. Serta
sebagai wadah pembelajaran bagi anggota untuk belajar menangani acaraacara besar yang berskup nasional.
Adapun kegiatan kejuaran yang pernah diadakan KOMPAS-USU
adalah kejuaraan panjat tebing dan Lomba Lintas Wisata Alam (LLWA).
Dua kejuaran tersebut sering dilakukan oleh KOMPAS USU, dalam
pelaksanaannya tentunya KOMPAS USU selaku penyelenggara juga
membentuk panitia pelaksanaannya. Dalam pembentukan panitia ini semua
anggota akan dibagikan peran masing-masing dan bertanggungjawab atas
amanah yang telah diberikan. Dan disini tugas laki-laki maupun perempuan
sama, yaitu sama-sama mempersiapkan dan merancang kegiatan sebaik

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

70

mungkin agar nantinya semua peserta yang akan mengikuti kejuaraan tidak
ada merasa dikecewakan sehingga nama organisasi juga tetap terjaga.
Namun dalam beberapa tahun terakhir ini KOMPAS-USU tidak ada
melakukan kejuaran, kejuaraan terakhir yang diadakan KOMPAS-USU
yaitu pada tahun 2005.
f.

Perjalanan Kecil
Perjalanan kecil adalah perjalanan yang diprakarsai oleh anggota yang

berkeinginan untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat. Anggota tersebut
menyampikan maksudnya pada pengurus, kemudian pengurus membuka list
untuk semua anggota yang ingin ikut dalam tim dan pengurus akan
memfasilitasi tim tersebut.
g.

Program Kerja Kepetualangan
Program kerja kepetualangan merupakan kegiatan yang mengarah

pada kegiatan lapangan. Kegiatan kepetualangan dalam hal ini berarti
perjalanan yang dilakukan oleh anggota berdasarkan rekomendasi pengurus
yang ditandai dengan turunnya surat jalan dan adnya laporan tertulis dari
anggota kepada pengurus.
h.

Konservasi Lingkungan Hidup
Konservasi lingkungan hidup merupakan yang mengarah pada

peningkatan pengetahuan kepada lingkungan hidup dan pelestariannya.
Contohnya penghijauan kampus, monitoring burung di lingkungan tertentu,
dan lain-lain. Semua anggota KOMPAS USU harus melestarikan
lingkungan hidup sesuai dengan yang tertulis pada pasal 5 anggaran dasar
yaitu “membina insan akademis yang sadar, mampu dan bertanggung jawab
melestarikan alam sebagai lingkungan hidup yang sehat”.
i.

Pengabdian Pada Masyarakat
Pengabdian pada masyarakat adalah kegiatan KOMPAS-USU yang

mengarah pada pengabdian masyarakat yang berguna bagi orang banyak,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

71

contohnya ikut serta dalam SAR baik di hutan, gunung maupun sungai, turut
serta dalam kampanye lingkungan hidup, penanaman pohon di hutan,
pemberian pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Dalam hal ini KOMPAS
USU merupakan salah satu organisasi yang terdaftar di BASARNAS Medan
sebagai potensi SAR dalam proses pencarian orang hilang atau tanggap
bencana.
KOMPAS USU akan mengirim orang berada di sekretariat saat
adanya pemberitahuan yang masuk, tanpa ada pengecualian baik itu
perempuan ataupun laki-laki karena ketika proses pendidikan sebelum
menjadi anggota sudah diberi8kan pengetahuan mengenai Evakuasi Search
And Rescue (E-SAR). Anggota yang didelegasikan tersebut ialah sebagai
media informasi ke KOMPAS USU, guna mendapat informasi yang lebih
lanjut, sehingga KOMPAS USU tahu harus bertindak apa selanjutnya.
4.1.1.5 Keanggotaan KOMPAS-USU
Dalam setiap organisasi, anggota adalah faktor sentral, begitupula halnya
dengan KOMPAS-USU. Sebagai organisasi yang bergerak dibidang kepencintaalaman anggota adalah nyawa dari organisasi ini. Oleh sebab itu diperlukan suatu
tatanan pendidikan bagi anggota untuk mempersiapkan anggota yang dapat
dengan maksimal mengembangkan organisasi.
Anggota yang dapat mengembangkan organisasi adalah contoh dari
regenerasi yang baik, sesuai dengan tujuan organisasi KOMPAS-USU yang
tertuang dalam AD pasal 5 yaitu membina insan akademis yang sadar, mampu,
dan bertanggungjawab untuk melestarikan alam sebagai lingkungan hidup yangs
sehat.
Oleh karena itu anggota diharapkan mempunyai sikap, pandangan, bekal,
ataupun keterampilan yang dapat dimanfaatkan guna menjamin utuhnya eksistensi
organisasi serta dapat menyumbangkan kemampuannya untuk kestabilan
organisasi.
Ada tiga tingkatan anggota dalam sistem keanggotaan KOMPAS-USU,
yaitu :
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

72

a. Anggota biasa
Anggota biasa adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang telah
menjadi calon anggota, melewati masa pendidikan yang telah ditetapkan,
dinyatakan lulus dan dilantik oleh pengurus KOMPAS USU. Masa pendidikan
calon anggota biasa KOMPAS USU berjalan selama kurang lebih 6 bulan.
Semua calon anggota harus mengikuti tahap-tahap yang diberikan oleh
pengurus agar dapat menjadi anggota biasa KOMPAS USU. Selama 6 bulan itu
calon anggota akan diberikan ilmu dasar mengenai kegiatan alam bebas yaitu
berupa materi, kemudian setelah materi diberi maka calaon anggota akan di
bawa kelapangan yang sebenarnya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
dipelajari. Ada lima materi lapangan yang harus diikuti oleh calon anggota
yaitu hutan gunung, arung jeram, susur gua, panjat tebing dan pelantikan. Saat
ini anggota biasa KOMPAS USU ada 32 orang yang terdiri dari 20 orang
perempuan dan 12 orang laki-laki.
b. Anggota luar biasa
Anggota luar biasa adalah anggota biasa yang telah menyelesaikan masa studi
di Universitas Sumatera Utara. Setelah menyelesaikan masa studinya, anggota
luar biasa sudah tidak dapat lagi menjabat sebagai pengurus. Anggota luar
biasa tidak memiliki tugas secara tertulis dalam struktur ataupun AD/ART
KOMPAS USU. Anggota luar biasa hanya berhak memberi saran ataupun
arahan kepada pengurus apabila ada yang dirasa kurang pas tanpa berhak
menginterpensi kepengurusan karena keputusan tetap berada ditangan
pengurus. Tetapi apabila pengurus membutuhkan masukan, pengurus dapat
membuat rapat konsultatif dengan mengundang anggota luar biasa agar ide
ataupun gagasan dari para senior-senior dapat mencerahkan pikiran para
pengurus mengenai program kerja ataupun masalah yang sedang terjadi di
KOMPAS USU.
c. Anggota kehormatan
Orang yang telah berjasa dalam pengembangan organisasi, diangkat dan
diputuskan oleh Musyawarah Anggota. Orang yang diangkat sebagai anggota

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

73

kehormatan akan mendapat tanda pengenal organisasi yaitu mitela. Anggota
kehormatan tidak mempunyai hak dalam hal pengambilan keputusan dalam
rapat-rapat yang dilakukan KOMPAS USU. Fungsinya hampir sama dengan
anggota luar biasa yaitu hanya memberi saran ataupun masukan mengenai
keberlangsungan KOMPAS USU yang lebih baik.
4.1.2 Proses Pelaksanaan Penelitian
Langkah awal yang peneliti lakukan ketika objek penelitian, yakni
KOMPAS-USU, telah disetujui oleh dosen pembimbing adalah mendatangi
sekretariat KOMPAS-USU untuk meminta izin melakukan penelitian disana. Saat
itu peneliti bertemu langsung dengan Ketua Umum KOMPAS-USU, Ary Rizaldi.
Tanpa basa-basi peneliti langsung menanyakan kesediaan KOMPAS-USU untuk
dijadikan objek penelitian. Sambutan dari Ary sangat baik, karena ini bukan kali
pertama KOMPAS-USU diteliti untuk tugas akhir mahasiswa. Dia langsung
memberikan izin pada peneliti dengan syarat membawa surat pengantar dari
kampus ketika akan melaksanakan penelitian.
Setelah mendapatkan izin, peneliti mulai sering mendatangi sekretariat
KOMPAS-USU guna mengambil data-data yang diperlukan untuk menyusun
proposal penelitian. Akhirnya pada tanggal 22 Maret 2017, peneliti berhasil
menyelenggarakan seminar proposal. Metode penelitian yang digunakan peneliti
awalnya ialah studi deskriptif kuantitaif dengan teknik pengumpulan data
menyebarkan kuesioner ke anggota aktif KOMPAS-USU. Metode tersebut
peneliti gunakan karena saat itu peneliti merasa bahwa setiap anggota aktif
KOMPAS-USU mengetahui dengan baik bagaimana mekanisme proses
perekrutan yang dilakukan dan bagaimana pula strategi yang mereka gunakan.
Karena itu, peneliti merasa dengan menyebarkan kuesioner peneliti bisa
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Namun, pada saat peneliti melakukan
survei kecil pada beberapa anggota KOMPAS-USU yang bukan Badan Pengurus
Harian (BPH), peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa mereka tidak mengetahui
dengan baik bagaimana proses dan strategi yang digunakan selama perekrutan.
Peneliti merasa sangat menyesal karena tidak mencari tahu terlebih dahulu apakah
seluruh anggota aktif KOMPAS-USU mengetahui masalah perekrutan. Peneliti

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

74

akhirnya mencoba berdiskusi lagi dengan dosen pembimbing. Setelah
mempertimbangkan berbagai hal, dosen pembimbing dan peneliti memutuskan
untuk mengubah metode penelitian menjadi deskriptif kualitatif.
Dengan sedikit berat hati, peneliti harus mengulang Bab 1 sampai Bab 3
karena harus menyesuaikan dengan metode penelitian kualitatif. Tanpa putus asa
peneliti berusaha menyelesaikannya secepat mungkin. Karena waktu sudah
mendekati masa liburan yang cukup panjang. Setelah Bab 1 hingga Bab 3
disetujui oleh dosen pembimbing, peneliti mulai menyusun pedoman wawancara.
Mengenai surat pengantar, sebelum peneliti mengganti metode penelitian, surat
pengantar telah dikeluarkan oleh bagian pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) USU. Surat pengantar tersebut juga sudah diserahkan kepada
KOMPAS-USU. Tidak butuh waktu lama pedoman wawancara peneliti disetujui
oleh dosen pembimbing. Dengan pedoman wawancara ditangan, peneliti mulai
terjun ke lapangan untuk mengumpulkan infomasi dari para informan.
Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan ialah mendatangi KOMPASUSU untuk menentukan siapa sekiranya yang tepat untuk menjadi informan.
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik purposive, dimana proses penentuan informan dilakukan dengan
menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan diwawancarai sesuai
dengan kebutuhan peneliti. Karena itu peneliti melakukan observasi singkat
dengan menanyakan kepada Ketua Umum dan beberapa anggota KOMPAS-USU
mengenai pengetahuan mereka tentang proses perekrutan anggota baru. Ini
dilakukan sebagai proses pendekatan agar mereka merasa terbiasa dengan
kehadiran peneliti selama proses penelitian sekaligus mempermudah peneliti
menentukan siapa yang tepat menjadi informan dalam penelitian ini. Informan
tersebut tentu saja harus memiliki kriteria yang telah peneliti tetapkan, yaitu
mengetahui dengan baik proses perekrutan anggota baru KOMPAS-USU dari
awal hingga pelantikan.
Akhirnya, peneliti memilih empat orang informan yang dianggap dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun informan-informan
tersebut antara lain, Ketua Umum KOMPAS-USU, Kepala Bidang Diklat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

75

(Pendidikan dan Pelatihan), Ketua Panitia Perekrutan Anggota Baru Periode 2017,
dan anggota baru KOMPAS-USU.
Tabel 4.1
Tabel Karakteristik Informan
Informan I

Informan II

Informan III

Informan IV

Nama

Rinaldi

Ary Rizaldi

Maya Lestari

M.

Informan

Hasibuan

Tempat

Azhari

/ Padang

Tanggal Lahir

Medan / 27 Asahan

Sidempuan / 3 Januari 1997

/

Jurusan

/

12

Laki-Laki
& Ilmu

Perempuan

Laki-Laki

Agribisnis,

Ilmu

Fakultas

Instrumentasi,

Komunikasi,

Fakultas

FMIPA

(Angkatan)

FMIPA

FISIP (2015)

Pertanian

(2015)

(2014)
Jabatan

Maret

1997

Laki-Laki

dan Metrologi

9 Tebing Tinggi

Oktober 1997

Maret 1996
Jenis Kelamin

Akbar

Fisika,

(2015)

Kepala

Ketua Umum

Bidang

Anggota

Kepala

Biasa

Bagian

Pendidikan

Logistik

dan

Ketua Panitia

Latihan

(Diklat)

/

Perekrutan
Anggota Baru
Periode 2017

Sumber : Peneliti 2017

Setelah memilih empat orang informan tersebut, peneliti mulai mencari
kontak mereka dengan datang ke sekretariat KOMPAS-USU. Disana peneliti
berjumpa dengan Widi, salah satu anggota bidang Humas KOMPAS-USU. Dari
Widi peneliti mendapatkan kontak para informan. Selanjutnya, peneliti
menghubungi mereka satu per satu melalui telepon dan chat Line untuk mengatur
jadwal wawancara. Peneliti mengira akan sulit menentukan jadwal yang cocok
dengan para informan karena mereka memiliki kesibukan masing-masing di

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

76

tengah jadwal kuliah yang sudah mendekati masa ujian akhir semester. Namun,
ketakutan peneliti tidak terbukti. Para informan dengan sangat terbuka
memberikan waktunya untuk dapat diwawancarai. Proses wawancara berlangsung
lebih kurang selama satu minggu.
Informan pertama yang peneliti wawancarai ialah Rinaldi Hasibuan selaku
Kabid Diklat. Peneliti menghubungi Rinaldi melalui telepon pada tanggal 5 Juni
2017. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, Rinaldi bersedia untuk
diwawancarai pada tanggal 7 Juni 2017. Setelah selesai melakukan wawancara
dengan Rinaldi, peneliti menghubungi informan kedua yakni Ary Rizaldi, Ketua
Umum KOMPAS-USU. Karena sebelumnya peneliti sudah sering menghubungi
dan berjumpa dengan Ary, peneliti merasa tidak sulit mengatur jadwal wawancara
dengan Ary. Ia bersedia untuk diwawancarai pada keesokan harinya, yaitu pada
tanggal 8 Juni 2017.
Informan selanjutnya yang berhasil peneliti jumpai ialah Maya Lestari.
Maya merupakan anggota baru KOMPAS-USU Periode 2017. Peneliti memilih
Maya sebagai informan tambahan. Sebelumnya, peneliti sudah menghubungi M.
Akbar Azhari yang merupakan Ketua Panitia Perekrutan Anggota Baru
KOMPAS-USU Periode 2017 untuk diwawancarai terlebih dahulu. Karena Akbar
merupakan salah satu informan utama sedangkan Maya informan tambahan.
Namun, Akbar tidak bisa karena ia sedang merawat ibunya yang sedang sakit.
Akbar baru bisa diwawancarai pada tanggal 13 Juni 2017. Sedangkan Maya dapat
diwawancarai pada tanggal 10 Juni 2017. Mengingat waktu yang semakin sempit
karena sudah memasuki masa liburan, peneliti memutuskan untuk mewawancarai
Maya terlebih dahulu. Dan pada tanggal 13 Juni 2017, peneliti mewawancarai
informan terakhir, yaitu Akbar.
Wawancara dilakukan di berbagai tempat sesuai keinginan dan situasi
informan. Selama proses wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara
sebagai panduan untuk mengajukan pertanyaan kepada informan. Dari wawancara
dengan para informan, peneliti mendapatkan informasi mengenai bagaimana
proses perekrutan yang dilakukan oleh KOMPAS-USU dari awal hingga akhir

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

77

dan bagaimana pula strategi komunikasi yang mereka gunakan selama proses
perekrutan tersebut.
Setelah wawancara selesai dilakukan, maka penelitian ini dilanjutkan ke
tahap berikutnya yaitu analisis data. Peneliti pada tahap ini menguraikan hasil
wawancara dengan memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mendata hasil
wawancara. Kemudian peneliti akan melakukan penyajian data dan melakukan
penarikan kesimpulan.
4.1.3 Deskripsi Informan dan Hasil Wawancara
Informan I
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Jurusan dan Fakultas
Jabatan
No HP
Tanggal Wawancara
Jam
Tempat

:
:
:
:

Rinaldi Hasibuan
Padang Sidempuan / 3 Maret 1996
Laki-Laki
Metrologi & Instrumentasi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) (2014)
: Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat)
: 0822 7754 7705
: 7 Juni 2017
: 13.20 WIB
: Koridor Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam

Rinaldi Hasibuan merupakan informan pertama yang peneliti temui dan
wawancara. Tidak sulit untuk mencocokkan jadwal wawancara antara peneliti dan
Rinaldi. Wawancara berlangsung di salah satu koridor FMIPA, tepatnya di dekat
ruangan kelas Rinaldi. Saat melaksanakan wawancara, Rinaldi mengenakan
kemeja berwarna putih gading dengan motif garis vertikal yang berwarna senada
namun terlihat lebih terang. Rambut gondrongnya dibiarkan terurai, seakan-akan
mempertegas bahwa Rinaldi memang seorang mapala.
Raut bingung dan penasaran tidak dapat disembunyikan Rinaldi dari
wajahnya. Peneliti paham mengapa ia merasa demikian. Karena itu, proses
wawancara dibuka dengan obrolan ringan agar wawancara tidak terasa kaku.
Perbincangan dimulai dengan perkenalan singkat seperti menanyakan biodata
Rinaldi. Tidak lupa pula peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti ingin

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

78

bertemu dan mewawancarai Rinaldi, meski hal tersebut telah peneliti lakukan
ketika menghubungi Rinaldi melalui chat Line. Namun, peneliti yakin bahwa
menjelaskan lewat tatap muka akan lebih mudah untuk dimengerti. Perbincangan
dilanjutkan dengan sedikit basa-basi, seperti menanyakan “ada kuliah bang hari
ini?”, “kelas abang di mana?”, dan pertanyaan lainnya untuk mencairkan suasana.
Ketika suasana sudah mencair, peneliti memulai wawancara dengan pedoman
wawancara ditangan peneliti.
Saat ini Rinaldi menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan
(Diklat) KOMPAS-USU periode 2017. Diklat sendiri adalah salah satu dari dua
bidang yang ada di KOMPAS-USU. Diklat bertugas sebagai penanggungjawab
dalam masalah pendidikan dan latihan para anggota KOMPAS-USU. Selain itu,
Diklat juga bertanggung jawab untuk masalah perekrutan anggota baru. Mulai
dari masih calon anggota hingga menjadi anggota biasa KOMPAS-USU, mereka
masih menjadi tanggung jawab Diklat. Pendidikan lanjutan anggota baru juga
merupakan pekerjaan Diklat. Karena itu, Diklat tentu saja sangat memahami
bagaimana proses serta mekanisme perekrutan anggota baru. Dari Rinaldi peneliti
juga mendapatkan informasi-informasi mengenai strategi komunikasi yang
digunakan KOMPAS-USU selama proses perekrutannya.
Proses perekrutan dimulai dengan sosialisasi selama kurang lebih satu
bulan, dimulai sejak pertengahan Oktober 2016. Sosialisasi dilakukan melalui
media sosial : Instagram, Facebook, Twitter, Line, dan brosur yang disebar
keseluruh fakultas di USU. Ada juga spanduk yang dipasang di tempat-tempat
yang cukup strategis seperti Pintu 1 dan 4, di depan FIB, Sumber, dan di depan
sekretariat KOMPAS-USU. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan dengan datang
ke fakultas-fakultas atau road to fakultas. Namun, tidak seluruh fakultas di USU
yang dikunjungi oleh KOMPAS-USU karena keterbatasan waktu. Hanya
beberapa fakultas yang sempat dikunjungi.
“Kalau untuk tahun ini ya kak proses sosialisasinya pertama itu dari
media sosial lah pastinya, kita manfaatin ini juga sih kawan di @AnakUSU
lah di media social, akun KOMPAS-USU juga, terus kita juga ada “road to
fakultas” lah istilahnya, tapi nggak di semua fakultas hanya beberapa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

79

karena emang waktunya kemaren terbatas. Terus kita juga menyebar
brosur”
Sebelum KOMPAS-USU melakukan sosialisasi langsung ke lapangan,
mereka mempelajrai terlebih dahulu kira-kira fakultas mana yang mahasiswanya
berpotensi besar untuk mendaftar menjadi calon anggoa KOMPAS-USU. Rinaldi
menuturkan bahwa mereka belajar dari tahun-tahun sebelumnya dan melihat
bahwa FKM, FIB, FISIP, dan FMIPA yang mahasiswanya cukup banyak
mendaftar.
“Kalau bicara itu berarti kita kan melihat potensi yah kak, potensi
maksudnya misalnya di fakultas mana ini yang kira-kira berpotensi, besar
ini potensinya untuk banyak anggota yang mau daftar. Biasanya sih kita
melihat dari tahun-tahun sebelumnya. Kalau di tahun-tahun sebeumnya,
periode tahun lalu banyak anak FKM, ternyata mereka juga punya minat
loh disitu. Itulah kita coba diskusi sama kawan-kawan yang dulunya masuk
dari FKM juga, ternyata juga memang ada kesinambungan antara FKM
sama KOMPAS-USU, yang bisa diterapkan di KOMPAS-USU. Contohnya
kayak sosiologi pedesaan gitu. Ibaratnya kan kalau di KOMPAS-USU kita
yang namanya berkegiatan selalu melakukan yang namanya sosiologi
pedesaan jadi udah terbiasalah. Jadi ketika ilmu itu dibutuhkan di
kampusnya udah terbiasa di KOMPAS-USU. Nah itulah yang kita coba
kembangkan. Gitu sih kak”
Sedangkan fakultas yang jarang sekali bahkan tidak ada mahasiswanya yang
menjadi anggota biasa KOMPAS-USU saat ini ialah Fakultas Kedokteran.
Namun, Rinaldi mengatakan bahwa KOMPAS-USU tetap melakukan sosialisasi
ke fakultas tersebut. Tidak dapat dipungkiri, KOMPAS-USU juga mengharapkan
ada mahasiswa kedokteran yang menjadi anggota KOMPAS-USU karena Rinaldi
mengakui bahwa KOMPAS-USU juga membutuhkan ilmu dari mahasiswa
kedokteran mengingat organisasi ini juga berhubungan dengan kesehatan fisik.
Namun sayangnya, untuk tahun 2017 ini masih belum ada mahasiswa kedokteran
yang mendaftar untuk menjadi anggota KOMPAS-USU. Rinaldi berpendapat
bahwa mahasiswa kedokteran mungkin tidak memiliki waktu untuk mengikuti

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

80

organisasi mapala seperti KOMPAS-USU karena mereka memiliki jadwal dan
tugas kuliah yang lebih banyak daripada mahasiswa fakultas lain. Sedangkan di
KOMPAS-USU sendiri, khususnya ketika masa perekrutan, waktu yang
dibutuhkan cukup banyak.
Selanjutnya Rinaldi menjelaskan mengenai intensitas waktu sosialisasi
perekrutan. Sosialisasi melalui media sosial dilakukan hampir setiap hari.
Sedangkan untuk menyebar brosur, KOMPAS-USU melakukannya dua kali
dalam seminggu. Peneliti dan Rinaldi juga berbicara mengenai pesan dan cara
penyampaian pesan tersebut selama proses perekrutan. Ketika sosialisasi, Rinaldi
mengaku bahwa tidak ada teknik khusus dalam penyampaian pesannya. Pesan
tentang perekrutan juga disampaikan to the point dan dengan bahasa yang
sederhana. Menurut Rinaldi, bila mahasiswa memang sudah berminat untuk
mengikuti organisasi ini maka mau bagaimanapun metode penyampaiannya pasti
akan diterima. Apalagi KOMPAS-USU merupakan organisasi minat dan bakat,
yang pasti anggotanya adalah mahasiswa yang memang berminat.
“Kalau kompas ini kan kak konteks organisasinya minat dan bakat
gitukan. Jadi ketika orang sudah berminat, dengan metode penyampaian
seperti apapun mereka sudah ibaratnya asal mahasiswanya sudah minat
ajalah, cara penyampaianya nggak terlalu penting. Cuma kalau yang
dilakukan KOMPAS-USU kemaren karena kita juga paham bahwasanya
kompas ini kan organisasi minat dan bakat gitukan jadi bahasa
menginformasikanya juga nggak terlalu yang ribet-ribet kali yang nggak
gimana gimana kali ibaratnya yah mahasiswa tau bahwasanya KOMPASUSU ini sedang melakukan open recruitment, udah selesai”
Informasi mengenai perekrutan tersebut disosialisasikan oleh anggota biasa
KOMPAS-USU. Dari Rinaldi peneliti mendapatkan informasi bahwa untuk
proses sosialisasi, KOMPAS-USU membentuk suatu kepanitiaan perekrutan
anggota baru. Panitia itulah yang bertugas untuk melakukan sosialisasi. Konsep
dari sosialisasi dirundingkan bersama, namun untuk proses ke lapangannya semua
diserahkan kepada kepanitiaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

81

“Jadi kalau konsep dibahas bersama, konsepnya mau seperti apa ini,
dibuat dibahas bersama, kalau untuk pelaksanaannya yah mereka gitu”
Proses perekrutan dilanjutkan dengan pendaftaran yang dibuka pada bulan
Desember 2016. Para calon anggota harus memenuhi persyaratan administrasi,
seperti membayar uang pendaftaran sebesar Rp 25.000,-. Selanjutnya, calon
anggota akan memasuki Masa Orientasi Anggota (MOA). Selama MOA, calon
anggota akan mendapatkan materi umum dan materi khusus. Di materi umum
para calon anggota akan mendapatkan pembekelan berupa pengetahuanpengetahuan dasar mengenai kegiatan di alam. Calon anggota juga dinilai selama
mengikuti materi umum, dan yang paling dinilai ialah kehadiran atau absensi.
Setelah dinyatakan lulus, calon anggota akan mendapatkan materi selanjutnya
yaitu materi khusus.
Materi khusus terdiri empat bidang materi, yaitu hutan gunung, susur gua,
arung jeram, dan panjat tebing. Setiap bidang memerlukan waktu selama lebih
kurang tiga minggu untuk persiapannya sebelum terjun langsung ke lapangan
selama seminggu. Calon anggota diwajibkan untuk mengikuti minimal tiga dari
keempat divisi tersebut. Rinaldi menjelaskan bahwa latihan fisik yang diberikan
kepada calon anggota disesuaikan dengan kemampuan calon anggota itu sendiri.
Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada paksaan dalam kegiatan latihan fisik yang
dilakukan oleh KOMPAS-USU.
“Porsinya misalnya kayak inikan calon anggota ini kita anggap masih
awam dalam kegiatan kepetualangan dan kepecintaalam bebas lah gitu.
Porsi yang dimaksud disini latihan fisiknya juga disesuaikan yaa ibaratnya
mereka yaa kita anggap lah belum pernah melakukan latihan fisik yang
berat sebelumya”
Meskipun begitu, KOMPAS-USU tetap menerapkan sikap tegas pada calon
anggotanya karena bagaimanapun juga kekuatan fisik sangat dibutuhkan dalam
organisasi mapala seperti KOMPAS-USU. Fisik merupakan salah satu kriteria
yang harus dimiliki oleh calon anggota. Adapun kriteria-kriteria yang dinilai oleh
KOMPAS-USU antara lain fisik, mental, dan intelegensi atau pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

82

“Kalau untuk penetapan kriteria yang pastinya kita kalau di
KOMPAS-USU itu yang dilihat ada tiga, fisik, mental dan intelegensi.
Kalau fisik kan bisa terukur ni, dari latihan fisik sehari-hari juga kita bisa
lihat apakah calon anggota ini layak menjadi anggota KOMPAS-USU
secara fisik misalnya. Adalah ukuran-ukuran yang kita buat. Kalau mental
kita bisa buat manajemen konflik diantara sesama mereka. Itu maksudnya
calon anggota yang mendaftar ke kompas ini kan bakalan menjadi satu
angkatan untuk kedepannya dan seterusnya, kita mau lihat ni kayak mana
kekompakan mereka misalnya. Kalau intelegensi, dari semua materi yang
disampaikan itu nanti diuji sebelum berangkat ke lapangan”
Materi-materi yang ada selama Masa Orientasi Anggota disampaikan oleh
pemateri-pemateri yang berkompeten di bidangnya. Pemateri-pemateri tersebut
bisa berasal dari luar KOMPAS-USU ataupun anggota luar biasa dan anggota
kehormatan KOMPAS-USU. Mereka dipilih karena sudah memiliki pengalaman
serta pengetahuan yang lebih baik dibandingkan para anggota biasa KOMPASUSU.
Masa Orientasi Anggota (MOA) memakan waktu yang cukup lama yaitu
sekitar lima sampai enam bulan. Tentu saja itu bukan waktu yang sebentar. Wajar
jika mungkin calon anggota merasa bosan ata

Dokumen yang terkait

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

20 159 97

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 15

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 2

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 9

Strategi Komunikasi dan Rekrut Anggota Organisasi (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Strategi Komunikasi dalam Perekrutan Anggota Organisasi di HMI Komisariat FISIP USU)

0 0 20

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

0 0 11

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

0 0 2

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

0 0 13

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

2 19 30

Strategi Komunikasi Dalam Merekrut Anggota (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Strategi Komunikasi Kompas-USU dalam Merekrut Anggota Organisasi)

1 3 3