Partisipasi Masyrakat dalam Pelaksanaan Program Pembangunan Desa (Musrenbang Desa ) Studi deskriptif Desa Negeri Bayu Muslimin Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu Negara adalah dilaksanakan

untuk mensejahterakan suatu masyarakat, demikian halnya dengan Negara
Indonesia. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa
tujuan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia adalah melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut dilaksanakan pembangunan nasional, yaitu
pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
seluruhnya.
Negara Republik Indonesia dalam merealisasikan tujuan pembangunannya
harus memaksimalkan segenap potensi alam yang bisa digali,dikembangkan, dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan potensi manusia berupa
penduduk yang banyak jumlahnya harus ditingkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga mampu digali, dikembangkan dan dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Berbagai rencana dan program-program pembangunan

sebgai wujud pelaksanaan sebuah pemerintah telah dibuat dan diimplementasikan
di daerah, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui instansi-instansi
vertikal di daerah maupun pemerintah itu sendiri. Salah satu program pemerintah
yaitu program pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat secera swadaya.

1
Universitas Sumatera Utara

Desa merupakan pemerintahan terkecil yang brada di bawah kecamatan dan di
pimpin oleh kepala desa. Desa menurut UU RI 6 Tahun 2014 tentang desa, desa
memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
berdasarkan hak asal usul, adat/ istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa
menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa dan mendapatkan sumber
pendapatan
Otonomi desa dianggap sebegai kewenangan yang telah ada, tumbuh
mengakar dalam adat istiadat desa bukan juga berarti pemberian atau
desentralisasi.otonomi desa adalah suatu kondisi dimanana pengaturan desa
dilakukan oleh masyarakat melalui kelembagaan mereka bukan oleh pemerintahan
desa semata. Otonomi desa berarti juga kemampuan masyarakat ( saragih, Tumpal
P, 2004:29). Otonomi desa telah menjadi harapan baru bagi pemerintah dan

masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi
masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa, otonomi adalah satu
peluang baru yang dapat membuka ruang kreatifitas bagi aparatur desa.
desentralisasi dan otonomi desa memulai babak baru yakni pada masa
reformasi. Lahirnya reformasi memberikan sumbangan terhadap perubahan
paradigma dalam politik dan pembangunan dari sentralisasi

menjadi

desentralisasi dan otonomi daerah. Angin perubahan bernama desentralisasi dan
otonomi daerah pun berhembus hingga ke desa. Muara dari proses desantralisasi
dan otomomi desa adalah dengan di terbitkannya UU No.6 tahun 2014 tentang
desa. Lahirnya Undang-Undang desa merupakan puncak dari desentralisasi dan
otonomi yang sudah di rumuskan sejak awal reformasi lahirlah UU No.2 tahun
1999 dan di revisi dengan UU No.32 tahun 2004. Dinilai belum memberi

2
Universitas Sumatera Utara

dampakyang signifikan oleh kepada desa. Adanya Undang-undang desa

diharapkan mampu menghidupkan kembali pembangunan dalam iklim demokrasi
tingkat desa sebagai bagian terkecil dalam pemerintahan.
Belakangan terakhir ini desa menjadi sorotan kita bersama terutama bagi
pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah sebab desa mendominasikan sebagai
pemerintah

terendah

yang

sedang

giat

melakukan

pembangunan

baik


pembangunan inspratruktur sarana dan prasarana, meningkatkan pelayanan publik
di desa. Memajukan prekonomian desa dan pembangun sumber daya manusia
guna mencapai kesejahteraan masyarakat desa. Hal ini di perkuat pada pasal 78
ayat 1 tentang tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penganggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan
Keberadaan

Undang-

Undang

desa

memberi

ekspetasi


lebih

lagi

pembangunan dan kemajuan serta kemandirian desa. Salah satunya faktor nya
adalah keberadaan dana desa. Kebijakan pemerintah pusat untuk memberikan
dana desa kepada desa mulai di terapkan pada tahun 2014 dan mulai berjalan
tahun 2015 setiap desa akan mendapatkan dana sebesar Rp. 750.000.000 (
menurut mentri keuangan ) namun besaran dana desa tidak sama sebab
berdasarkan atas beberapa hal. Besaran dana desa yang di terima setiap desa
terbagi menjadi 90 % di bagi rata dan 10 % berdasarkan pada empat hal. Yakni
jumlah penduduk, angka kemiskinan luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis,
dengan mengAlokasikan Dana Desa ( ADD ) di harapkan kesejahteraan

3
Universitas Sumatera Utara

masyarakat dapat menjadi kenyataan sehingga masyarakat pedesaan tidak lagi
menjadi masyarakat terbelakang.
Dapat dilihat bahwa pembangunan harus menerapkan prinsip desantralisasi,

bergerak dari bawah ( bottom up ), mengikut sertakan masyarakat secara aktif (
participatory), di laksanankan dari dan bersama masyarakat ( from and whit
people ). Pendekatan pembangunan yang bersifat top down yang selama ini
dilaksananakan pemerintah dimana kekuasaan sepenuhnya berada di pemerintah
pusat menyebabkan pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap
aspirasi masyarakat daerah. Kewenangan perancangan pembangunan sepenuhnya
berada pada pemerintahan pusat, sedangkan pemerintahan daerah tidak ikut di
libatkan. Akibatnya pelaksanaan pembangunan berjalan lamban kerena kelamahan
birokrasi yang terlalu panjang dan terjadinnya tumpang tindih dalam
melaksanakan

suatu

program

pembangunan

yang

telah


disusun

dan

dilaksananakan oleh pemerintah ternyata tidak sesuai dengan yang di butuhkan
masyarakat
Pembangunan mempunyai peranan penting dalam kerangka pembangunan
nasional karena mencakup bagian besar wilayah nasional terutama dalam
pembangunan yang melibatkan masyarakat. Oleh karena itu pembangunan
masyarakat perlu di tingkatkan, teutama melalui pembangunan kemampuan agar
kreatifitas dan aktivitas dalam bidang pembangunan dapat semakin berkembang.
Usaha pembangunan perlu diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan
swadaya masyarakat agar partisipasinya dalam pembangunan dapat lebih
ditingkatkan. Wujud dari pada partisipasi masyarakat itu antara lain dalam bentuk

4
Universitas Sumatera Utara

penyerahan dana dan daya yang ada dalam masyarakat untuk meningkatkan

kemapuan daerah.
Prinsip pembangunan yang berpusat pada rakyat menegaskan masyarakat
harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan diharapkan menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan. Adisasmita (2006:42) juga mengatakan bahwa
partisipasi masyarakat adalah pemberdayaan masyarakat, peran sertanya dalam
kegiatan

penyusunan

perencanaan

dan

implementasi

program/proyek

pembangunan, dan merupakan aktualisasi kesedian dan kemauan masyarakat
untuk berkorban dan berkontribusi terhadap implementasi pembangunan.

Desa Negeri Bayu Muslimin merupakan desa yang memiliki tempat yang
strategis dikelilingi oleh perkebunan milik perusahaan asing yaitu PT. Bridgestone
Sumatera Rubber Estate merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
perkebunan dan pengolahan karet. Perusahaan pengolahan karet tersebut
memperoleh bahan baku getah karet dari perkebunan sendiri (Home Grown) dan
juga berasal dari perkebunan masyarakat (Out Purchase)Lokasi perkebunan dan
juga pabrik PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate terletak di Kebun Dolok
Merangir, Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar 2115, Sumatera Utara,
Indonesia.yang memiliki 108 km dari Medan (ibu kota Propinsi Sumatera Utara)
dan juga berjarak 20 km dari kota Pematang Siantar. Perkebunan dan pabrik ini
terletak pada ketinggian ± 42 m dari permukaan laut, dengan topografi yang
sebagian besar berbukit-bukit. Areal perkebunan di PT. Bridgestone Sumatera
Rubber Estate Dolok Merangir ini mempunyai batas-batas geografis yaitu sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Serbalawan, sebelah Barat berbatasan

5
Universitas Sumatera Utara

dengan Kecamatan Si Pis-pis, sebelah Utara berbatasan dengan Perkampungan
Negeri Lawan, dan juga sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kampung

Umbong yang masih termasukKecamatan tapian dolok kabupaten simalungun
provinsi Sumatera Utara.
Desa Negeri Bayu Muslimin terletak antara sebelah Timur serbelawan dan
sebelah Baratsipis-pis walaupun demikian Desa Negeri Bayu muslimin tidak
termasuk bagian dari perkebunan PT. Brigestone.Berdasarkan tokoh masyarakat
desa sudah berdiri sejak tahun 1962 Masehi dengan jumlah penduduk 40 orang
yang dihuni oleh masyarakat suku mandailing, jawa, batak simalungun, dengan
berkembang transmigrasi yang terjadi desa Negeri bayu muslimin mengalami
pertumbuhan secara signifikan dalam jumlah penduduk, kini jumlah penduduk
Negeri Bayu Muslimin sedah memuliki penduduk lebih kurang 2061 jiwa denagn
berbagai macam suku di antaranya Jawa, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak
karo, Batak Mandailing, Padang. Secara geografis dan administratif Desa Negeri
Bayu Muslimin yang terletak pada bagian Utara Kabupaten Simalungun
berbatasan langsung dengan Kabupaten Serdang Bedagai dan sebelah timur
berbatasan dengan Desa Naga Dolok sebelah Utara serdang Bedagai serta sebelah
selatan berbatasan dengan Nagori/ desa Nagur usang salah satu dari 378 Nagori /
Desa dan kelurahan dan memilki luas wilayah lebih kurang 200 Ha Lahan di desa
sebagian besar merupakan tanah kering 189 Ha dan tanah sawah 10 Ha. desa
Negeri Bayu Muslimin terdapat 3 Huta terdiri 13 RT (Rukun Tetangga ) Huta I
muslimin dan Huta II bertanggung jawab atas 4 RT,dan Huta III muslimin

bertanggung jawab atas 5 RT.

6
Universitas Sumatera Utara

Dan secara demografi penduduk Desa Negeri bayu Muslimin berdasarkan
profil desa tahun 2016 sebesar 2061 jiwa yang terdiri dari 1024 laki-laki dan 1037
perempuan dan jumlah kepala keluarga 566 KK dan mata pencarian utama
masyarakatnya yaitu Petani (50%), pedagang (30%) , pengrajin Industri indutri
rumah

tangga

(10%),

lain-lain

(10%).

Sejarah

mengenai

pelaksanaan

pembangunan Musrenbang desa di desa Negeri Bayu Muslimin pada tahun 2010.
Sebelumnya desa masih termasuk Desa Naga Dolok dusun muslimin bawah
musrenbang desa dilaksanankan di desa tersebut dan dilakukan pemekaran
berlangsung tahun 2009 sampai tahun 2010 dan saat ini menjadi desa Negeri Bayu
Muslimin.
Desa Negeri Bayu Muslimin Kecamatan tapian Dolok Kabupaten
Simalungun adalah contoh pelaksanaan pemabngunan dalam lingkup yang kecil.
Sesuai dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri NO. 114 Tahun 2014
pada Pasal 2 ayat 2 bahwa pembangunan desa dilaksanakan oleh pemerintah desa
dengan melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong.
Oleh karena itu sangatlah penting melibatkan masyarakat seluruh elemen Desa
Negeri Bayu Muslimin tersebut guna membantu tercapainya pelaksanaan program
pembangunan, sehingga akan timbul satu program dari prakarsa dan swadaya
serta gotong royong dari masyarakat. Atas dasar inilah kesadaran dari masyarakat
perlu terus di tumbuhkan dan ditingkatkan sehingga nantinya partisipasi akan
dirasakan sehingga suatu kewajiban yang lahir secara spontan
Berbagai hal diusahakan oleh Pemerintah Desa Negeri Bayu Muslimin di
antarannya berupa penyediaan bantuan yang menunjang kegiatan masyarakat,
perumusan kebijakan yang dapat memberikan kesempatan pada masyarakat untuk

7
Universitas Sumatera Utara

turut serta dalam program pelaksanaan pembangunan, memberi kreatifitas dan
motovasi bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
pembangunan sedemikian rupanya usaha yang dilakukan Pemerintah Desa Negeri
Bayu Muslimin ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembagunan
adalah karena keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan pembangunan
inspratruktur jalan dan sara prasarana pendidikan dan kesehatan. Karena selama
ini kendala utama warga desa yaitu inspratruktur jalan. sehingga menghalangi
masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha kurang memuaskan karena jarak
desa dengan perkotaan cukup jauh. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk
menyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan yang sangat
memerlukan adanya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat atau
sebaliknya

untuk

menyakinkan

masyarakat

tentang

partisipasi

dalam

pembangunan adanya komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat atau
sebaliknya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Desa Negeri Bayu
Muslimin tersebut termasuk masalah inspratruktur dan sarana dan prasarana
seperti inilah yang akan merubah sikap serta tindakan masyarakat yang
selanjutnya menjadi dukungan untuk berpartisipasi.
Keadaan ini menunjukan betapa besar peran pemerintah dalam meningkat kan
partiasipasi masyarakat agar pelaksanaan program pembangunan desa dapat
dicapai serta memaksimalkan seperti apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Demikian pula halnya dengan pembangunan di Desa Negeri Bayu Muslimin
Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun, pemerintah Desa Negeri Bayu
Muslimin sangan mengusahakan peniningkatkan keberhasilan pelaksanaan
program pembangunan desa terutama pembngunan sarana dan prasarana umum

8
Universitas Sumatera Utara

seperti jalan, Jembatan, pos kamling, sarana ibadah, sarana pendidikan dan
sebagainya.
Dalam konteks pembangunan dan pemerintahan desa, partisipasi masyarakat
terbentang dari proses pembuatan keputusan hingga evalusi. Proses ini tidak
semata di dominasi oleh elite-elite desa (Pamong desa, BPD, pengurus Rukun
Tetangga (RT) maupun pemuka Masyarakat), melainkan juga melibatkan unsurunsur seperti permpuan, pemuda, kaum tani, buruh dan sebaginya. Dari sisi
proses, keterlibatan masyarakat biasa bukan dalam konteks mendukung kebijakan
desa atau sekedar menerima sosialisasi kebijakan desa, melaikan ikut serta
menentukan kebijakan desa sejak awal.
Partisipasi aktif dari masyarakat dalam pembangunan tidak hanya dalam
pelaksanaannya saja namun harus dimulai pada tahap awal yaitu perencanaan
sampai pada tahap evaluasi program pembangunan. Tahap perencanaan
merupakan tahap awal pembangunan yang menuntut adanya partisipasi aktif dari
masyarakat. Sukses tidaknya suatu pembangunan bergantung bagaimana
dilaksanakannya proses perencanaan, karena kesuksesan pembangunan bukan
berdasarkan hebat tidaknya rencana pembangunan yang dimiliki namun sesuai
atau tidak pembangunan tersebut dengan kebutuhan dari masyarakat bukan hanya
berdasarkan kepentingan pejabat pemerintahan . Sejalan dengan hal tersebut,
Undang-undang

Nomor

25

Tahun

2004

Tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional Pasal 1 ayat (1) menjelaskan perencanaan merupakan
suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan
pilihan, dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia

9
Universitas Sumatera Utara

Keberadaan Undang- Undang desa yang memberikan semangat baru bagi
pembangunan dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Partisipasi dan
pelibatan masyarakat secara langsung diharapkan mampu menambah akselerasi
pembangunan dan upaya peningkatan kesejahteraan pada masyarakat tingkat
bawah. Pelibatan masyarakat di manifestasikan dalam bentuk Musrenbang Desa
merupakan forum masyawarah yang mempertemukan steakholder untuk
merumuskan agenda pembangunan di tingkat desa. Landasan hukum dan
pelaksanaan musrenbang Desa mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) yang di atur dalam Undang- Undang SPPN ( UU No. 25 tahun
2004 ) selain SPPN di keluakan pemendagri No. 66 tahun 2007 tentang
perencanaan desa juga lndasan musrenbang khususnya ditingkat desa (
Djohani.2008:4) dengan kata lain upaya partisipasi atau pelibatan masyarakat
dalam perumusan rancana pembangunan sudah dilakukan sebelum adanya
Undang- Undang Desa.
Sekalipun

pemerintah

Desa

Negeri

Bayu

Muslimin

berupaya

memprioritaskan pelaksanaan program pembangunan desa sesuai dengan yang di
kehendaki oleh masyarakat yang ada di desa tersebut, akan tetapi masih saja ada
faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat Desa Negeri
Bayu Muslimin dalam mendukung programa pembangunan di desanya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dan
penulisan skripsi dengan judul “Partisipasi Masyrakat dalam Pelaksanaan
Program Pembangunan Desa (Musrenbang Desa ) Studi deskriptif Desa
Negeri Bayu Muslimin Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun)”

10
Universitas Sumatera Utara

1.2

Rumusan Masalah
(Handari Nawai ( 2001 ) Masalah muncul karena tidak terdapatnya

keseimbangan antara suatu yang di harapkan “ Das Sollen”, berdasarkan teoriteori atau hukum- hukum yang menjadi tolak ukur dengan kenyataan “Das Sain”,
sehingga menimbulkan pernyataan mengapa demikian dan apa sebabnya
demikian. Disamping itu masalah dapat pula muncul karena keregu-raguan
tentang keadaan sesuatu, sehingga ingin di ketahui keadaan secara mendalam dan
objektif
Berdasarkan pendapat di atas, serta berpedoman pada perumusan latar
belakang rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanapartisipasi

masyarakat

dalam

pelaksanaan

program

pembangunan desa(Musrenbang Desa) di Desa Negeri Bayu Muslimin
Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun.?
2. Bagaimana Faktor pendorong dan faktor penghambat yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan desa
Negeri

Bayu

Muslimin

Kecamatan

Tapian

Dolok

Kabupaten

Simalungun.?
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakan masalah yang dikemukakan di ataspenelitian

mengenai partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa Negeri
Bayu Muslimin ( Musrenbang Desa ) di Desa Negeri Bayu Muslimin bertujuan
sebagai berikut:

11
Universitas Sumatera Utara

1. Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam pelaksananan
program

pembangunan Desa(musrenbang desa) di Desa Negeri Bayu

Muslimin Kecamatan Tapian Dolok Kabupaten Simalungun
2. Untuk mengetahui faktor pendorong dan faktor penghambat yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
pembangunan Desa Negeri Bayu Muslimin Kecamatan tapian Dolok
Kabupaten Simalungun
1.4

Manfaat Penelitian
secara umum, manfaat penelitian ini terdiri atas dua bagian yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis
1.4.1

Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian bermanfaat untuk memperkaya penelitian –

penelitian sejenis yang telah ada yang dapat di jadikan perbandingan dengan
penelitian- penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan penelitian untuk
mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaa program
pembangunan Desa (Musrenbang desa) di Desa Negeri Bayu Muslimin
Kabupaten Simalungun Kecamatan Tapian Dolok
1.4.2

Manfaat Praktis
Secara praktis rangkaian kegiatan penelitian ini di harapkan dapat

meningkatkan kemampuan menulis dalam menulis karya ilmiah serta menambah
pengetahuan penulis mengenai masalah yang di teliti. Hasil penelitian juga di
harapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah kabupaten simalungun

12
Universitas Sumatera Utara

dalam memberdayakan masyarakatnya serta melihat dan membangun sarana dan
prasarana Desa Negeri Bayu Muslimin
1.5 Defenisi Konsep
Konsep adalah defenisi abstrak mengenai gejala atau realita atau siatu
pengertian yang nantinya akan memperjelas suatu gejala ( Suyanto dan Sutinah.
2005: 49 ). Konsep yang ada menjadi panduan dan acuan bagi peneliti saat
melakukan penelitian agar tidak terjadi kekacauan. Sedangkan pendefenisian
konsep merupakan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsepkonsep yang digunakan dalam penelitian, maka seorang peneliti harus
menegaskan dan membatasi makna-makna konsep yang di teliti. Adapun konsep
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk menghindari batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang di
pergunakan, yaitu:
1.

Pertisipasi masyarakat merupakan keterlibatan masyarakat dalam suatu
pembangunan menyangkut tentang pertumbuhan tempat di mana
masyarakat tersebut terintegrasi satu sama lain, dalam tujuannya untuk
mencapai peningkatan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sangat membutuhkan perihal adanya upaya
pengembangan yang orientasinya terhadap perubahan.

2.

Pembangunan Desa merupakan suatu proses dimana organisasi atau
masyarakat mulai mendiskusikan dan menentukan keinginan mereka
kemudian

merenanakan

dan

mengerjakan

bersama-sama

untuk

13
Universitas Sumatera Utara

memenuhi kebutuhan hidup dimana di dalam perosesnya masyarakat
desa berpartisipasi secara aktif.
1.5.1.. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai proses perumusan
alternatif-alternatif yang berdasarkan data-data yang digunakan sebagai bahan
untuk melaksanakan suatu kegiatan kemasyarakatan (Riyadi, 2005:7).
Perencanaan pembangunan merupakan suatu pengarahan penggunaan
sumber sumber pembangunan (termasuk sumber ekonomi) yang terbatas adanya,
untuk mencapai tujuan-tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara
lebih efektif dan efisien (Tjokrowinoto, 1981:14).
1.5.2

Otonomi Daerah
Secara formal, sebagaimana dalam UU NO.32 tahun 2004, bahwa otonomi

daerah adalah kewenangan Daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Otonomi Daerah pada dasarnya adalah koreksi terhadap struktur
kekuasaan, yang semula lebih berakar ke atas menjadi model baru yang lebih
berorientasi ke bawah.Otonomi daerah menjadi jalan baru untuk memperkuat
rakyat dan mendekatkan rakyat dari cita-cita perbaikan kehidupan (masyarakat
yang adil dan makmur). Pada prinsipnya, pemerintah harus benar-benar bias
menjawab apa yang di butuhkan masyarakat.

14
Universitas Sumatera Utara

1.5.3

Bentuk partisipasi
Soetrisno (2000:224) beberapa bentuk partisipasi dalam perecanaan

pembangunan

termasuk

mengambil

keputusan.Perasaan

terlibat

dalam

perencanaan perlu ditumbuhkan sedini mungkin dalam masyarakat.
1. Pertisipasi sebagai bentuk konstribusi, yaitu interprestasi dominan dari
partisipasi dalam pembangunan di dunia ketiga adalah memeliharanya
sebagai suatu keterlibatan secara sukarela atau bentuk konstribusi
lainya dari masyarakat desa menetapkan sebelumnya program dan
proyek pembangunan
2. Partisipasi sebagai organisasi yang muncul dan dibentuk sebagai hasil
dari adanya partisipasi. Selanjutnya dalam melaksanakan partisipasi
dapat dilakukan melalui beberapa dimensi yaitu:
a) Sumbangan pikiran (ide atau gagasan)
b) Sumbangan materi (dana, barang dan alat)
c) Sumbangan tenaga (bekerja atau memberi kerja)
d) Memanfaatkan atau melaksanakan pelayanan pembangunan
3. Partisipasi sebagai pemberdayaan yaitu latihan pemberdayaan bagi
masyarakat

desa

merupakan

uapaya

untuk

mengembangkan

keterampilan dan kemampuan masyarakat desa untuk ikut terlibat
dalam pelaksanaan program perencanaan pembangunan. Termasuk
dalam pengambilan keputusan (penetapan rencana)

15
Universitas Sumatera Utara

1.5.4

Musrenbang Desa
Murenbang Desa merupakan forum tahunan yang diadakan oleh

Pemerintah Desa untuk merancang program-program pembangunan yang akan
dilakukan di wilayahnya dalam kurun waktu satu tahun ke depan. Program
pembangunan yang akan dicanangkan mengacu pada RPJMDes Kabupaten dan
jumlah APBDes dimana salah satu sumber terbesar dari APBDes tersebut berasal
dari bantuan keuangan Kabupaten yang biasa disebut Alokasi Dana Desa. Konsep
musyawarah menunjukkan bahwa forum Musrenbangdes bersifat partisipatif dan
dialogis. Istilah Musyawarah sebenarnya sudah jelas menggambarkan tentang
forum yang didalamnya ada perumusan suatu rencana dan berakhir pada
pengambilan keputusan secara mufakat bukan sebagai suatu acara seminar atau
sosialisasi informasi.
1.5.5. Teknik Pelaksanaan Musrenbang Desa
Musrenbang adalah forum musyawarah tahunan stekholder desa/
kelurahan ( pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan
desa/kelurahan yang kena dampak hasil musyawarah ) untuk menyepakati rencana
kegiatan anggaran tahunsn berikutnya. Musrenbang desa / kelurahan ini
dilaksanakan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah
desa/ kelurahan, kinerja implmentasi rencana tahunan berjalan serta masukan dari
nara sumber dan peserta yang menggambarkan permasalahan nyata yang sedanh
di hadapi

16
Universitas Sumatera Utara

Hasil Musrenbang Desa/ kelurahan terdiri dari :
1. Daftar prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan sendiri oleh desa/
kelurahan yang bersangkutan
2. Deftar kegiatan yang akan dilaksanakan melalui alokasi dana desa secara
swadaya maupun melalui pendanaan lainnya
3. Daftar prioritas kegiatan yang akan di usulkan ke kecamatan untuk di
biayai malalui APBD kabupaten / kota dan APBD provinsi
4. Daftar nama anggota delegasi yang akan membahas hasil Musrenbang
Desa/ kelurahan pada forum Musrenbang kecamatan ( Mendagri:2007:2)

Hal-hal yang perlu di persiapkan dalam pemyelenggarakan musrenbang
desa/ kelurahan yaitu:

a. Daftar permasalahan desa./ kelurahan
b. Dekumen rencana pembangunan jangka menengah (RPJM)
c. Hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan desa / kelurahan pada tahun
sebelumnya
d. Daftar prioritas masalah di bawah desa/ kelurahan dan kelompokkelompok masyarakat seperti kelompok tani, kelompok nelayan (Mendagri
:2007:9)

Musrenbnag desa/kelurahan ini bertujuan untuk
a. Menampung dan menetapkan prioritas kebutuhan masyarakat yang di
peroleh dari musyawarah perencanaan pada tingkat bawah.

17
Universitas Sumatera Utara

b. Menetapkan prioritas kegiatan desa yang akan di biayai melalui alokasi
Dana Desa yang berasal dari APBD kabupaten/kota maupun sumber
pendapatan lainnya
c. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan di ajukan untuk di bahas pada
musrenbnag kecamatan( Mendagri 2007:10)
Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) telah menjadi
istilah

yang

sangat

populer

dalam

proses

perencanaan

pembangunan.

Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dijelaskan pada pasal 1 ayat 21
bahwasannya musrenbang menjadi forum bagi antar pelaku kepentingan dalam
menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah
1.5.6 Pembangunan Partisipatif
Di indonesia, kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal
secara umum, kata ini di artikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya ( Budiman, 1995). Secara sosiologis pembangunan
merupakan bentuk sosial yang terarah dan terancam melalui berbagai macam
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
Pembangunan

partisipatis

merupakan

perencanaan

pembangunan

yang

diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana/program pembangunan
dilakukan penentuan prioritas, dengan demikian dalam pelaksanaan program
pembangunan akan terlaksana secara efektif dan efesien dengan bantuan
masyarakat ( Adisasmita,2006)

18
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20