MODEL MANAJEMEN UMKM BERBASIS ANALISIS S
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
MODEL MANAJEMEN UMKM BERBASIS ANALISIS SWOT
LILA BISMALA1)
SUSI HANDAYANI2)
1,2,)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Jl. Kapten Muchtar Basri No 3 Medan
Telp (061) 6624567
[email protected]
Abstrak
UMKM sebagai fundamen perekonomian bangsa, perkembangannya kurang menggembirakan
karena kurang manajemen terhadap usahanya. Manajemen yang kurang baik menyebabkan
UMKM tidak bisa berkembang dan meningkatkan tarafnya, kurang bisa mengelola usahanya
dengan baik dan efisien. Kecenderungan UMKM dijalankan oleh keluarga, menyebabkan
ketidakprofesionalan UMKM.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah membangun model manajemen yang bisa
diterapkan dengan praktis oleh UMKM untuk menunjang produktivitas, pengembangan usahanya.
Secara umum manajemen usaha umkm (pemasaran, produksi, sdm dan keuangan) dapat
diterapkan dengan memberikan pelatihan kepada pelaku umkm. Dalam perjalanannya umkm
perlu dipantau secara intensif, untuk selalu memonitor manajemen yang dilakukannya.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, diperoleh strategi untuk memberikan pelatihan
pada semua aspek, mengingat kurangnya pengetahuan yang dimiliki umkm. Membantu
mengenalkan teknologi informasi merupakan pendekatan pemasaran berbasis teknologi informasi.
Kata Kunci : manajemen, produksi,sdm, pemasaran, keuangan
PENDAHULUAN
usaha
Latar Belakang
mengandalkan non banking financial
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)
berperan
sebagai
pondasi
perekonomian
Indonesia,
yang
mempengaruhi
roda
perekonomian.
dalam
kecil
aspek
mayoritas
UMKM
pendanaan.
Ketika
perbankan mengalami krisis, UKM tidak
terpengaruh
(Suseno,
UMKM
jarang
dkk
,
2005).
mengandalkan
itu keberadaan UMKM harus
pembiayaan dari bank, sehingga terbebas
disokong dan didukung oleh beragam
dari kredit macet. Teknologi yang padat
program
karya dan sumber daya lokal, maka
Karena
yang
mengembangkannya,
bertujuan
baik
dari
pemerintah maupun sektor swasta.
UKM menghasilkan barang-barang
konsumsi
yang
berciri
permintaan
produk
yang
dihasilkan
bisa
dijual
dengan harga murah.
Chris
menyatakan
Manning,
bahwa
dkk
(2010)
sektor
UKM
bersifat in-elastis terhadap perubahan
merupakan bagian dari sistem ekonomi
pendapatan, sehingga mampu bertahan
kota dan desa yang belum mendapatkan
di tengah krisis karena sebagian besar
bantuan ekonomi dari pemerintah atau
437
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
belum mampu menggunakan bantuan
kelemahan UMKM salah satunya adalah
yang
kemampuan manajemen yang lemah.
telah
disediakan
atau
telah
menerima bantuan tetapi belum sanggup
Kemampuan
dikembangkan.
menjadi penunjang kegiatan UMKM
Dalam penelitian Winarni (2006) dan
Situmorang
(2008)
permasalahan
yang
UKM,
kurangnya
yaitu
sering
seharusnya
menjadi lebih efektif dan efisien dalam
muncul
menjalankan
usahanya.
dihadapi
memecahkan
permasalahan
permodalan,
kesulitan dalam pemasaran,
manajemen
struktur
perlu
dilakukan
manajemen
Untuk
tersebut,
perancangan
UMKM
yang
model
bisa
organisasi sederhana dengan pembagian
diaplikasikan pada kondisi UMKM yang
kerja
ada. Model akan dirancang berdasarkan
yang
tidak
baku,
kualitas
manajemen rendah, SDM terbatas dan
analisis SWOT yang disusun.
kualitasnya rendah, kebanyakan tidak
mempunyai laporan keuangan, aspek
Tujuan Penelitian
legalitas lemah, dan rendahnya kualitas
Tujuan umum dari penelitian ini
teknologi. Akibat dari permasalahan ini
adalah untuk membuat model manajemen
adalah
yang
lemahnya
jaringan
usaha,
sesuai
dengan
kondisi
UKM
keterbatasan kemampuan penetrasi pasar
sehingga bisa diaplikasikan lebih jauh
dan diversifikasi pasar, skala ekonomi
untuk mengembangkan UMKM-UMKM
terlalu kecil sehingga sukar menekan
yang ada di wilayah Sumatera Utara.
biaya, margin keuntungan sangat kecil,
Sedangkan
dan lebih jauh lagi UKM tidak memiliki
sebagai berikut:
keunggulan kompetitif. (Arief Rahmana,
1. Mengetahui
dkk)
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan
tujuan
khususnya
/
mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan
manajemen
(produksi, sumber daya manusia,
UMKM Sumut, tercatat 2,5 juta orang
keuangan
bergerak dalam usaha perdagangan dan
dilakukan oleh UMKM
industri kecil. Jika melihat data Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
Sumut,
total
dan
2. Mengetahui
peluang
dan
pengembangan
mencapai 6,5
produknya
Beragamnya permasalahan UMKM yang
telah
diteliti,
menunjukkan
bahwa
pemasaran)
kekuatan,
angkatan kerja di Sumut diperkirakan
juta orang di 2012.
adalah
yang
kelemahan,
ancaman
UMKM
dalam
dan
3. Merancang model manajemen bagi
pengembangan UMKM
438
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
membentuk
kluster
sendiri,
yang
biasanya terjadi karena turun temurun
METODE
dilakukan
oleh
Desain dan Prosedur Penelitian
pendahulunya.
orang
tua
Pembentukan
dan
lokasi
Penelitian ini merupakan penelitian
usaha salah satunya ditentukan oleh
pengembangan (developmental research)
kemudahan memperoleh bahan baku.
dengan ciri penelitian dilakukan dalam
Misalnya untuk kerajinan anyaman tikar
waktu panjang (3 tahun) secara bertahap.
dan bamboo, berada di wilayah Binjai-
UMKM yang dijadikan sampel memiliki
Stabat.
jenis usaha sebagai berikut
perajin sepatu, tas dan sandal berada di
1. Makanan ringan (keripik, kerupuk,
wilayah Medan Denai dan sekitarnya,
Jenis usaha konveksi, bordir,
salah satunya karena dekat
dodol) sebanyak 10 usaha
2. Kerajinan rotan dan bamboo sebanyak
dengan
sumber bahan baku.
Kategori jawaban responden yang
10 usaha
3. Konveksi dan bordir
sebanyak 10
dikelompokkan
diartikan
usaha
menjadi
bahwa
apa
baik
yang
dapat
menjadi
4. Sandal dan sepatu sebanyak 10 usaha
pertanyaan sudah diaplikasikan pelaku
5. Songket, ulos dan batik, sebanyak 5
ukm. Pernyataan yang bernilai sedang
memiliki
usaha
kadang-kadang
diaplikasikan dan kadang-kadang tidak.
6. Tas, sebanyak 10 usaha
Nilai jawaban tidak baik dapat diartikan
Meubel, sebanyak 10 usaha
bahwa hal yang dipertanyakan tersebut
Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan
tidak diaplikasikaan dan bahkan pelaku
ukm tidak mengetahui apa maksud dari
menggunakan :
1. Statistik
arti
deskriptif,
dengan
hal
interpretasi nilai rata-rata skor
2. Menggambarkan/memetakan
pertanyaan tersebuut dan apa pentingnya
dan
tersebut
kelangsungan
usahanya.
Pelaku
menganalisis matriks SWOT
untuk
ukm
rata-rata
sudah
mengaplikasikan beberapa hal, walaupun
HASIL
PENELITIAN
DAN
Sumatera
yang
Utara
Hal ini dapat
dimaklumi karena pengetahuan pelaku
PEMBAHASAN
UMKM
tidak selalu konsisten.
ada
dapat
di
wilayah
ukm yang terbatas, dikarenakan tingkat
dikatakan
pendidikan yang kurang memadai dan
439
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
rendahnya keinginan untuk memperluas
Sama halnya dengan manajemen
Nilai rata-rata penerapan
produksi, pada aplikasi aspek manajemen
manajemen produksi adalah sebesar 2,33
sumber daya manusia ini, pelaku ukm
yang
juga
wawasan.
dapat
dikatagorikan
sedang.
kurang
konsisten
dalam
Manajemen produksi merupakan hal yang
mengaplikasikannya.
sangat penting, di mana melibatkan
karakteristiknya sebagai usaha kecil yang
kapasitas produksi, persediaan, mutu,
sederhana,
manusia dan system kerja, persoalan tata
kerja dilakukan secara sederhana.
letak, serta beberapa hal terkait lainnya.
Sebagaimana
maka pengelolaan tenaga
Secara kebetulan bahwa pekerjaan
proses
sudah terbagi menjadi beberapa elemen
produksi produk ukm perlu dikelola
kecil, yang mendorong pada spesialisasi.
sehingga dapat berjalan secara efektif dan
Sehingga pekerja sudah mengerjakan
efisien dan berdampak pada daya saing
pekerjaan
usaha.
Karena minimnya pengetahuan,
walaupun ada beberapa pekerjaan yang
maka ukm dikelola berdasar atas apa
tidak demikian. Adanya spesialisasi ini
yang diketahui pemiliknya saja, tanpa
menyebabkan
berusaha mencari pengetahuan tambahan.
kejenuhan.
Namun hal ini tak dapat disalahkan
on the job training, karena akan membuat
sepenuhnya kepada pelaku ukm, karena
pekerja terbiasa melakukan pekerjaannya.
seringkali
mengakses
Walaupun ada pula yang khusus melatih
pembinaan instansi besar yang memiliki
pekerja sebelum bekerja, seperti misalnya
program CSR.. Suatu keberuntungan bagi
pembuatan sepatu dan juga bordir, yang
ukm yang mendapatkan pembinaan dari
memerlukan keahlian yang berbeda.
Sebagai
pelaku
ukm,
mereka
maka
sulit
instansi tertentu. Terlalu rumitnya proses
Dari
dengan
spesialisasinya,
pekerja
mengalami
Pelatihan diberikan dengan
sisi manajemen pemasaran
untuk berhubungan dengan pihak lain
pelaku ukm tidak memiliki strategi
sebagai pendukung, baik itu dari segi
pemasaran
dana maupun pembinaan, menyebabkan
dilakukan atas dasar kebetulan atau
pelaku ukm menjalankan usaha seadanya.
kemudahan
Kurangnya
Misalnya
pemerataan
dalam
hal
yang
efektif.
memasuki
dengan
Pemasaran
suatu
menitipkan
pasar.
pada
pembinaan dan pembiayaan merupakan
pedagang yang membuka kios di pasar.
salah satu hal yang harus dicermati oleh
System
pemerintah
konsinyasi.
maupun
memiliki program CSR.
instansi
yang
yang
diterapkan
System
ini
adalah
cenderung
merugikan pelaku ukm, karena seringkali
440
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
terjadi penipuan oleh pedagang, atau
produknya
waktu pembayaran yang lama.
sehingga cukup dikenal oleh masyarakat
Keterbatasan akses pada teknologi
sampai
keluar
daerah,
di daerah lain. Hanya saja yang menjadi
menyebabkan mereka kurang mampu
persoalan adalah
mengakses peluang yang lebih besar,
membuat merk sendiri, dan membuat
misalnya yang dapat diperoleh ketika
merk yang mendompleng merk ternama.
mereka mampu menguasai teknologi
Seperti produk busana (konveksi) yang
informasi, yaitu internet.
tidak memiliki cirri khas.
menggunakan
internet
Pelaku ukm
sebatas untuk
bahwa ukm tidak
Hal ini
dikarenakan sudah ada permintaan dari
mencari masukan untuk inovasi yang bisa
agen
yang
menyalurkan
mereka lakukan. Secara otomatis mereka
Artinya bahwa pelaku ukm belum berani
membuat segmentasinya. Misalnya untuk
mengambil
usaha songket, mereka membagi segmen
memilliki nama sendiri. Hal ini dijumpai
untuk kalangan menengah ke atas dengan
pada banyak produk, bahkan di seluruh
harga yang cukup mahal dan bahan baku
Indonesia, yang kurang menghargai merk
yang pasti lebih berkualitas, dan kalangan
dalam negeri dan cenderung melakukan
menengah ke bawah dengan harga yang
pemalsuan merk.
resiko
produknya.
bersaing
dengan
lebih murah dan bahan baku yang lebih
Banyak pelaku ukm yang tidak
rendah kualitasnya dan proses yang
melakukan pembukuan, bahkan yang
dilakukan oleh mesin.
paling sederhana, dengan alasan terlalu
Untuk
usaha sandal dan sepatu
rumit
dan
memerlukan
bergantung pada modal yang dimiliki.
Dalam
Untuk pemodal besar, mereka mampu
manajemen
menyediakan produk dengan bahan baku
merupakan
yang
melakukan peminjaman.
bagus
dan
memiliki
segmen
dunia
kedisiplinan.
perbankan,
keuangan
salah
satu
adanya
yang
baik
syarat
untuk
Peminjaman
menengah ke atas, dengan harga relatif
yang diberikan akan memberikan peluang
lebih mahal. Sedangkan pemodal kecil
usaha yang lebih besar karena dapat
memfokuskan pada kalangan menengah
meningkatkan modal.
ke bawah dengan bahan baku imitasi,
harga relatif lebuh murah.
Secara umum pelaku ukm melakukan
Bagi banyak pelaku ukm, berurusan
dengan pihak perbankan merupakan hal
yang rumit dan seringkali dihindari,
pemasaran dengan cukup baik, artinya
sehingga
pelaku
ukm
bahwa banyak ukm yang memasarkan
mengandalkan modal seadanya.
hanya
Di
441
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
samping
itu
tidak
banyak
pihak
perbankan yang melakukan penelusuran
2. Membentuk citra merk sendiri tanpa
mendompleng merk lain
jumlah pelaku ukm yang ada di wilayah
Strategi W-O:
Sumatera
1. Memperkenalkan
Utara
untuk
pendampingan.
Hal
memberikan
ini
sangat
disayangkan mengingat ukm merupakan
salah satu pondasi perekonomian, yang
perlu
ditunjang
dan
diperkuat
keluar
dengan teknologi informasi
2. Memperpanjang daur hidup produk
dengan melakukan diferensiasi
Strategi S-T:
Memperkuat/ menonjolkan cirri khas
pertumbuhannya.
Strategi manajemen produksi berdasar
kedaerahan
analisis SWOT :
Strategi W-T:
Strategi S-O :
1. Membuat
kemasan
1. Memanfaatkan pembinaan/ pelatihan
dengan merk khas
untuk mempelajari inovasi di wilayah
2. Memperkenalkan
yang
inovatif
wilayah
usaha
dengan kluster produk
lain
Strategi
Strategi W-O :
1. Keberanian
berbeda)
daerah
berinovasi
dan
(menjadi
meningkatkan
mutu
manajemen
sumber
daya
manusia berdasarkan analisis SWOT:
Strategi S-O:
dengan memperhatikan kualitas bahan
Memberikan pelatihan kepada sdm untuk
baku
mengembangkan kemampuan
2. Memperhatikan/ memenuhi keinginan
Strategi W-O:
1. Melakukan sistem kompensasi yang
konsumen
Strategi S-T :
memotivasi,
1. Membentuk koperasi dan memikirkan
persentase
misalnya
dengan
2. Melakukan perluasan pekerjaan
penyaluran yang efisien
2. Membentuk proteksi produk lokal
Strategi S-T:
Strategi W-T:
Memberikan pemahaman bahwa ukm
Mempertahankan cirri khas kedaerahan
merupakan sektor yang menjanjikan jika
Strategi
manajemen
pemasaran
dikelola dengan baik
berdasarkan analisis SWOT adalah:
Strategi W-T:
Strategi S-O:
Memberikan
1. Memberikan inovasi produk yang
meningkatkan semangat kerja
motivasi
yang
dapat
memperkuat posisi
442
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Strategi
manajemen
keuangan
berdasarkan analisis SWOT adalah:
Strategi S-O:
Memberikan akses pada perusahaan yang
memiliki program CSR
Strategi W-O:
1.
Memberikan pelatihan pengelolaan
keuangan sederhana
2.
Memantau hasil pelatihan
Strategi S-T:
Memberikan pemodalan dengan bunga
rendah
Strategi W-T:
Mencari sumber energi alternatif untuk
mengatasi meningkatnya harga bbm
Berdasarkan
analisis
yang
sudah
dilakukan, peneliti merancang model
manajemen umkm yang akan dapat
diaplikasikan oleh pelaku umkm. Model
tersebut mengadopsi konsep manajemen
yang terdiri dari manajemen produksi,
manajemen
sumber
daya
manusia,
manajemen pemasaran, dan manajemen
keuangan.
Model
manajemen
umkm
dapat
digambarkan sebagai berikut:
443
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Manajemen Sumber Daya Manusia
- Perencanaan sdm
- Analisis pekerjaan
- Orientasi
- Pelatihan dan pengembangan
- Kompensasi
- Penilaian kinerja
Manajemen Produksi
- Desain produk dan kualitas
- Kapasitas produksi
- Proses produksi dan tata letak
- Persediaan
- Manusia dan system kerja
Manajemen Pemasaran
- Segmentasi pasar dan sasaran pasar
- Bauran pemasaran
- Perilaku konsumen
- Merk dan kualitas
- Survey pasar
MENGEMBANGKAN PENGUKURAN
KINERJA UMKM
- Omset usaha
- Kepuasan konsumen
- Kepuasan kerja
- Distribusi produk
- Efisiensi dan efektivitas produksi
Analisis Faktor Internal UMKM :
- Kekuatan
- Kelemahan
Analisis Faktor Eksternal UMKM :
- Peluang
- Tantangan
IMPLEMENTASI
PENGUKURAN
KINERJA
Manajemen Keuangan
- Neraca rugi laba
- Harga Pokok Produksi
- Modal kerja
- Manajemen kas
- Manajemen Persediaan
FEED BACK
Gambar 1. Model Manajemen UMKM
444
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Manajemen sumber daya manusia
merupakan
fungsi
perusahaan
yang
penting untuk memastikan bahwa sumber
memperkenalkan ke pasar yang lebih
luas.
Manajemen
produksi
memainkan
daya manusia (sdm) adalah manusia yang
peranan penting, di mana pelaku ukm
kompeten di bidangnya. Walaupun ukm
perlu
merupakan perusahaan skala menengah
produksinya. Efektifitas dan efisiensi
dan kecil, namun perkembangannya juga
produksi
sangat tergantung pada kompetensi sdm
keberadaan sumber daya manusia, dan
yang dimilikinya. Beberapa hal yang
juga
perlu
dengan
Pelaku ukm perlu memastikan bahwa ia
msdm perusahaan adalah perencanaan
mengantarkan produk yang berkualitas
sdm,
pada konsumen.
dicermati
sehubungan
analisis
pelatihan
pekerjaan,
dan
orientasi,
pengembangan,
memastikan
keberlangsungan
berpengaruh
penentuan
harga
terhadap
jual
produk.
Manajemen keuangan akan membantu
kompensasi, penilaian kinerja. Perlakuan
pelaku
terhadap sdm pada ukm tidak akan sama
kinerja usahanya.
dengan sdm pada perusahaan besar. Pada
sistematis dan terstruktur memudahkan
skala ukm, kecil kemungkinan dapat
pelaku
memberlakukan
permasalahan yang terjadi dan mencari
besaran
kompensasi
UMR,
karena
omset
sesuai
yang
diperoleh nilainya fluktuatif. Karena itu
ukm
perlu
merumuskan
bagaimana
ukm
mengukur
ukm
peningkatan
Pencatatan yang
melihat
di
mana
solusi pemecahannya.
Kriteria
perlu
pengukuran
dikembangkan
kinerja
ukm
sehingga
ada
kompensasi yang mampu meningkatkan
pedoman untuk mengukur kinerjanya.
motivasi kerja sdmnya.
Perlu memasukkan unsur konsumen,
Manajemen
pemasaran
merupakan
aspek penting untuk memastikan produk
sampai ke tangan konsumen, dan ada
untuk mengetahui kualitas produk dari
perspektif konsumen.
Aplikasi model manajemen ini akan
penjualannya.
membutuhkan dukungan dari berbagai
Pemasaran modern telah berubah ke
pihak, baik pemerintah maupun swasta.
sistem
Munculnya program CSR yang digiatkan
kesinambungan
berbasis
dalam
teknologi
informasi,
untuk
dapat
mengetahui pemasaran pada dunia maya.
untuk
UKM perlu lebih mengenal teknologi
mensosialisasikan
informasi yang dapat diberdayakan untuk
sekaligus
sehingga
pelaku
ukm
perlu
menjadi program bagi instansi
memperkenalkan
sebagai
model
/
manajemen
evaluasi
untuk
445
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
mendapatkan umpan balik bagi perbaikan
1. Perlunya sosialisasi dan konsolidasi
dari berbagai instansi yang terkait,
model di kemudian hari.
UKM perlu memiliki kepekaan yang
baik pemerintah maupun swasta
lebih besar akan potensi produk yang
DAFTAR PUSTAKA
dihasilkannya.
Arief Rahmana , Yani I , Rienna O, 2012,
Strategi Pengembangan Usaha
Kecil Menengah Sektor Industri
Pengolahan,
Jurnal
Teknik
Industri, Vol. 13, No. 1, Februari
2012: 14–21
Rangkuti, Freddy, 2004, Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis,
PT. Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta
Suharto,
Edi,
2006.
Membangun
Masyarakat
Memberdayakan
Rakyat:
Kajian
Strategis
Pembangunan
Kesejahteraan
Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi
ke-2), Bandung: Refika Aditama
SUNDAY, 29 JUNE 2008 WASPADA
ONLINE
Tambunan, Mangara, Ubaidillah, 2002,
Memposisikan
Usaha
Kecil
Menengah Dalam Persaingan
Pasar
Global,
Membangun
kekuatan
Usaha
Menengah
sebagai Work Horse.
Anonym, 2006. Kajian Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Perkembangan Usaha UKM Di
Propinsi Sumatera Utara, Jurnal
Pengkajian Koperasi Dan UKM
NOMOR 1 TAHUN I – 2006
Tambunan, T., 2002. Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia: Beberapa
Isu Penting, Salemba, Jakarta
Chris Manning, Tadjuddin Noer Effendi,
Penyunting, (2010), Urbanisasi,
Pengangguran
dan
Sektor
Informal di Kota, Pada Simposium
Nasional
2010:
Menuju
Purworejo Dinamis dan Kreatif
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hal ini tentunya akan
meningkatkan daya saing produknya
tersebut. Keuntungan bagi produk yang
mencerminkan ciri khas kedaerahan,
menjadi satu nilai tambah tersendiri bagi
ukm tersebut.
Dalam
perjalanannya,
melakukan
analisis
ukm
SWOT
perlu
terhadap
usahanya, sehingga nanti dapat diketahui
apa saja permasalahan yang dialaminya.
Hal ini dapat pula dijadikan patokan
untuk perbaikan di masa yang akan
datang
Penutup
Kesimpulan
1. Model manajemen dirancang untuk
dijadikan pedoman bagi pengelolaan
usaha umkm
2. Model
manajemen
mengadopsi
fungsi
perusahaan,
manajemen
produksi,
manajemen
manajemen
pemasaran
sdm,
dan
manajemen keuangan.
3. Unsur
pengukuran
dikembangkan
sebagai
evaluasi kinerja ukm.
Saran
kinerja
kriteria
446
MODEL MANAJEMEN UMKM BERBASIS ANALISIS SWOT
LILA BISMALA1)
SUSI HANDAYANI2)
1,2,)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
Jl. Kapten Muchtar Basri No 3 Medan
Telp (061) 6624567
[email protected]
Abstrak
UMKM sebagai fundamen perekonomian bangsa, perkembangannya kurang menggembirakan
karena kurang manajemen terhadap usahanya. Manajemen yang kurang baik menyebabkan
UMKM tidak bisa berkembang dan meningkatkan tarafnya, kurang bisa mengelola usahanya
dengan baik dan efisien. Kecenderungan UMKM dijalankan oleh keluarga, menyebabkan
ketidakprofesionalan UMKM.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah membangun model manajemen yang bisa
diterapkan dengan praktis oleh UMKM untuk menunjang produktivitas, pengembangan usahanya.
Secara umum manajemen usaha umkm (pemasaran, produksi, sdm dan keuangan) dapat
diterapkan dengan memberikan pelatihan kepada pelaku umkm. Dalam perjalanannya umkm
perlu dipantau secara intensif, untuk selalu memonitor manajemen yang dilakukannya.
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan, diperoleh strategi untuk memberikan pelatihan
pada semua aspek, mengingat kurangnya pengetahuan yang dimiliki umkm. Membantu
mengenalkan teknologi informasi merupakan pendekatan pemasaran berbasis teknologi informasi.
Kata Kunci : manajemen, produksi,sdm, pemasaran, keuangan
PENDAHULUAN
usaha
Latar Belakang
mengandalkan non banking financial
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)
berperan
sebagai
pondasi
perekonomian
Indonesia,
yang
mempengaruhi
roda
perekonomian.
dalam
kecil
aspek
mayoritas
UMKM
pendanaan.
Ketika
perbankan mengalami krisis, UKM tidak
terpengaruh
(Suseno,
UMKM
jarang
dkk
,
2005).
mengandalkan
itu keberadaan UMKM harus
pembiayaan dari bank, sehingga terbebas
disokong dan didukung oleh beragam
dari kredit macet. Teknologi yang padat
program
karya dan sumber daya lokal, maka
Karena
yang
mengembangkannya,
bertujuan
baik
dari
pemerintah maupun sektor swasta.
UKM menghasilkan barang-barang
konsumsi
yang
berciri
permintaan
produk
yang
dihasilkan
bisa
dijual
dengan harga murah.
Chris
menyatakan
Manning,
bahwa
dkk
(2010)
sektor
UKM
bersifat in-elastis terhadap perubahan
merupakan bagian dari sistem ekonomi
pendapatan, sehingga mampu bertahan
kota dan desa yang belum mendapatkan
di tengah krisis karena sebagian besar
bantuan ekonomi dari pemerintah atau
437
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
belum mampu menggunakan bantuan
kelemahan UMKM salah satunya adalah
yang
kemampuan manajemen yang lemah.
telah
disediakan
atau
telah
menerima bantuan tetapi belum sanggup
Kemampuan
dikembangkan.
menjadi penunjang kegiatan UMKM
Dalam penelitian Winarni (2006) dan
Situmorang
(2008)
permasalahan
yang
UKM,
kurangnya
yaitu
sering
seharusnya
menjadi lebih efektif dan efisien dalam
muncul
menjalankan
usahanya.
dihadapi
memecahkan
permasalahan
permodalan,
kesulitan dalam pemasaran,
manajemen
struktur
perlu
dilakukan
manajemen
Untuk
tersebut,
perancangan
UMKM
yang
model
bisa
organisasi sederhana dengan pembagian
diaplikasikan pada kondisi UMKM yang
kerja
ada. Model akan dirancang berdasarkan
yang
tidak
baku,
kualitas
manajemen rendah, SDM terbatas dan
analisis SWOT yang disusun.
kualitasnya rendah, kebanyakan tidak
mempunyai laporan keuangan, aspek
Tujuan Penelitian
legalitas lemah, dan rendahnya kualitas
Tujuan umum dari penelitian ini
teknologi. Akibat dari permasalahan ini
adalah untuk membuat model manajemen
adalah
yang
lemahnya
jaringan
usaha,
sesuai
dengan
kondisi
UKM
keterbatasan kemampuan penetrasi pasar
sehingga bisa diaplikasikan lebih jauh
dan diversifikasi pasar, skala ekonomi
untuk mengembangkan UMKM-UMKM
terlalu kecil sehingga sukar menekan
yang ada di wilayah Sumatera Utara.
biaya, margin keuntungan sangat kecil,
Sedangkan
dan lebih jauh lagi UKM tidak memiliki
sebagai berikut:
keunggulan kompetitif. (Arief Rahmana,
1. Mengetahui
dkk)
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan
tujuan
khususnya
/
mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan
manajemen
(produksi, sumber daya manusia,
UMKM Sumut, tercatat 2,5 juta orang
keuangan
bergerak dalam usaha perdagangan dan
dilakukan oleh UMKM
industri kecil. Jika melihat data Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
Sumut,
total
dan
2. Mengetahui
peluang
dan
pengembangan
mencapai 6,5
produknya
Beragamnya permasalahan UMKM yang
telah
diteliti,
menunjukkan
bahwa
pemasaran)
kekuatan,
angkatan kerja di Sumut diperkirakan
juta orang di 2012.
adalah
yang
kelemahan,
ancaman
UMKM
dalam
dan
3. Merancang model manajemen bagi
pengembangan UMKM
438
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
membentuk
kluster
sendiri,
yang
biasanya terjadi karena turun temurun
METODE
dilakukan
oleh
Desain dan Prosedur Penelitian
pendahulunya.
orang
tua
Pembentukan
dan
lokasi
Penelitian ini merupakan penelitian
usaha salah satunya ditentukan oleh
pengembangan (developmental research)
kemudahan memperoleh bahan baku.
dengan ciri penelitian dilakukan dalam
Misalnya untuk kerajinan anyaman tikar
waktu panjang (3 tahun) secara bertahap.
dan bamboo, berada di wilayah Binjai-
UMKM yang dijadikan sampel memiliki
Stabat.
jenis usaha sebagai berikut
perajin sepatu, tas dan sandal berada di
1. Makanan ringan (keripik, kerupuk,
wilayah Medan Denai dan sekitarnya,
Jenis usaha konveksi, bordir,
salah satunya karena dekat
dodol) sebanyak 10 usaha
2. Kerajinan rotan dan bamboo sebanyak
dengan
sumber bahan baku.
Kategori jawaban responden yang
10 usaha
3. Konveksi dan bordir
sebanyak 10
dikelompokkan
diartikan
usaha
menjadi
bahwa
apa
baik
yang
dapat
menjadi
4. Sandal dan sepatu sebanyak 10 usaha
pertanyaan sudah diaplikasikan pelaku
5. Songket, ulos dan batik, sebanyak 5
ukm. Pernyataan yang bernilai sedang
memiliki
usaha
kadang-kadang
diaplikasikan dan kadang-kadang tidak.
6. Tas, sebanyak 10 usaha
Nilai jawaban tidak baik dapat diartikan
Meubel, sebanyak 10 usaha
bahwa hal yang dipertanyakan tersebut
Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan
tidak diaplikasikaan dan bahkan pelaku
ukm tidak mengetahui apa maksud dari
menggunakan :
1. Statistik
arti
deskriptif,
dengan
hal
interpretasi nilai rata-rata skor
2. Menggambarkan/memetakan
pertanyaan tersebuut dan apa pentingnya
dan
tersebut
kelangsungan
usahanya.
Pelaku
menganalisis matriks SWOT
untuk
ukm
rata-rata
sudah
mengaplikasikan beberapa hal, walaupun
HASIL
PENELITIAN
DAN
Sumatera
yang
Utara
Hal ini dapat
dimaklumi karena pengetahuan pelaku
PEMBAHASAN
UMKM
tidak selalu konsisten.
ada
dapat
di
wilayah
ukm yang terbatas, dikarenakan tingkat
dikatakan
pendidikan yang kurang memadai dan
439
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
rendahnya keinginan untuk memperluas
Sama halnya dengan manajemen
Nilai rata-rata penerapan
produksi, pada aplikasi aspek manajemen
manajemen produksi adalah sebesar 2,33
sumber daya manusia ini, pelaku ukm
yang
juga
wawasan.
dapat
dikatagorikan
sedang.
kurang
konsisten
dalam
Manajemen produksi merupakan hal yang
mengaplikasikannya.
sangat penting, di mana melibatkan
karakteristiknya sebagai usaha kecil yang
kapasitas produksi, persediaan, mutu,
sederhana,
manusia dan system kerja, persoalan tata
kerja dilakukan secara sederhana.
letak, serta beberapa hal terkait lainnya.
Sebagaimana
maka pengelolaan tenaga
Secara kebetulan bahwa pekerjaan
proses
sudah terbagi menjadi beberapa elemen
produksi produk ukm perlu dikelola
kecil, yang mendorong pada spesialisasi.
sehingga dapat berjalan secara efektif dan
Sehingga pekerja sudah mengerjakan
efisien dan berdampak pada daya saing
pekerjaan
usaha.
Karena minimnya pengetahuan,
walaupun ada beberapa pekerjaan yang
maka ukm dikelola berdasar atas apa
tidak demikian. Adanya spesialisasi ini
yang diketahui pemiliknya saja, tanpa
menyebabkan
berusaha mencari pengetahuan tambahan.
kejenuhan.
Namun hal ini tak dapat disalahkan
on the job training, karena akan membuat
sepenuhnya kepada pelaku ukm, karena
pekerja terbiasa melakukan pekerjaannya.
seringkali
mengakses
Walaupun ada pula yang khusus melatih
pembinaan instansi besar yang memiliki
pekerja sebelum bekerja, seperti misalnya
program CSR.. Suatu keberuntungan bagi
pembuatan sepatu dan juga bordir, yang
ukm yang mendapatkan pembinaan dari
memerlukan keahlian yang berbeda.
Sebagai
pelaku
ukm,
mereka
maka
sulit
instansi tertentu. Terlalu rumitnya proses
Dari
dengan
spesialisasinya,
pekerja
mengalami
Pelatihan diberikan dengan
sisi manajemen pemasaran
untuk berhubungan dengan pihak lain
pelaku ukm tidak memiliki strategi
sebagai pendukung, baik itu dari segi
pemasaran
dana maupun pembinaan, menyebabkan
dilakukan atas dasar kebetulan atau
pelaku ukm menjalankan usaha seadanya.
kemudahan
Kurangnya
Misalnya
pemerataan
dalam
hal
yang
efektif.
memasuki
dengan
Pemasaran
suatu
menitipkan
pasar.
pada
pembinaan dan pembiayaan merupakan
pedagang yang membuka kios di pasar.
salah satu hal yang harus dicermati oleh
System
pemerintah
konsinyasi.
maupun
memiliki program CSR.
instansi
yang
yang
diterapkan
System
ini
adalah
cenderung
merugikan pelaku ukm, karena seringkali
440
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
terjadi penipuan oleh pedagang, atau
produknya
waktu pembayaran yang lama.
sehingga cukup dikenal oleh masyarakat
Keterbatasan akses pada teknologi
sampai
keluar
daerah,
di daerah lain. Hanya saja yang menjadi
menyebabkan mereka kurang mampu
persoalan adalah
mengakses peluang yang lebih besar,
membuat merk sendiri, dan membuat
misalnya yang dapat diperoleh ketika
merk yang mendompleng merk ternama.
mereka mampu menguasai teknologi
Seperti produk busana (konveksi) yang
informasi, yaitu internet.
tidak memiliki cirri khas.
menggunakan
internet
Pelaku ukm
sebatas untuk
bahwa ukm tidak
Hal ini
dikarenakan sudah ada permintaan dari
mencari masukan untuk inovasi yang bisa
agen
yang
menyalurkan
mereka lakukan. Secara otomatis mereka
Artinya bahwa pelaku ukm belum berani
membuat segmentasinya. Misalnya untuk
mengambil
usaha songket, mereka membagi segmen
memilliki nama sendiri. Hal ini dijumpai
untuk kalangan menengah ke atas dengan
pada banyak produk, bahkan di seluruh
harga yang cukup mahal dan bahan baku
Indonesia, yang kurang menghargai merk
yang pasti lebih berkualitas, dan kalangan
dalam negeri dan cenderung melakukan
menengah ke bawah dengan harga yang
pemalsuan merk.
resiko
produknya.
bersaing
dengan
lebih murah dan bahan baku yang lebih
Banyak pelaku ukm yang tidak
rendah kualitasnya dan proses yang
melakukan pembukuan, bahkan yang
dilakukan oleh mesin.
paling sederhana, dengan alasan terlalu
Untuk
usaha sandal dan sepatu
rumit
dan
memerlukan
bergantung pada modal yang dimiliki.
Dalam
Untuk pemodal besar, mereka mampu
manajemen
menyediakan produk dengan bahan baku
merupakan
yang
melakukan peminjaman.
bagus
dan
memiliki
segmen
dunia
kedisiplinan.
perbankan,
keuangan
salah
satu
adanya
yang
baik
syarat
untuk
Peminjaman
menengah ke atas, dengan harga relatif
yang diberikan akan memberikan peluang
lebih mahal. Sedangkan pemodal kecil
usaha yang lebih besar karena dapat
memfokuskan pada kalangan menengah
meningkatkan modal.
ke bawah dengan bahan baku imitasi,
harga relatif lebuh murah.
Secara umum pelaku ukm melakukan
Bagi banyak pelaku ukm, berurusan
dengan pihak perbankan merupakan hal
yang rumit dan seringkali dihindari,
pemasaran dengan cukup baik, artinya
sehingga
pelaku
ukm
bahwa banyak ukm yang memasarkan
mengandalkan modal seadanya.
hanya
Di
441
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
samping
itu
tidak
banyak
pihak
perbankan yang melakukan penelusuran
2. Membentuk citra merk sendiri tanpa
mendompleng merk lain
jumlah pelaku ukm yang ada di wilayah
Strategi W-O:
Sumatera
1. Memperkenalkan
Utara
untuk
pendampingan.
Hal
memberikan
ini
sangat
disayangkan mengingat ukm merupakan
salah satu pondasi perekonomian, yang
perlu
ditunjang
dan
diperkuat
keluar
dengan teknologi informasi
2. Memperpanjang daur hidup produk
dengan melakukan diferensiasi
Strategi S-T:
Memperkuat/ menonjolkan cirri khas
pertumbuhannya.
Strategi manajemen produksi berdasar
kedaerahan
analisis SWOT :
Strategi W-T:
Strategi S-O :
1. Membuat
kemasan
1. Memanfaatkan pembinaan/ pelatihan
dengan merk khas
untuk mempelajari inovasi di wilayah
2. Memperkenalkan
yang
inovatif
wilayah
usaha
dengan kluster produk
lain
Strategi
Strategi W-O :
1. Keberanian
berbeda)
daerah
berinovasi
dan
(menjadi
meningkatkan
mutu
manajemen
sumber
daya
manusia berdasarkan analisis SWOT:
Strategi S-O:
dengan memperhatikan kualitas bahan
Memberikan pelatihan kepada sdm untuk
baku
mengembangkan kemampuan
2. Memperhatikan/ memenuhi keinginan
Strategi W-O:
1. Melakukan sistem kompensasi yang
konsumen
Strategi S-T :
memotivasi,
1. Membentuk koperasi dan memikirkan
persentase
misalnya
dengan
2. Melakukan perluasan pekerjaan
penyaluran yang efisien
2. Membentuk proteksi produk lokal
Strategi S-T:
Strategi W-T:
Memberikan pemahaman bahwa ukm
Mempertahankan cirri khas kedaerahan
merupakan sektor yang menjanjikan jika
Strategi
manajemen
pemasaran
dikelola dengan baik
berdasarkan analisis SWOT adalah:
Strategi W-T:
Strategi S-O:
Memberikan
1. Memberikan inovasi produk yang
meningkatkan semangat kerja
motivasi
yang
dapat
memperkuat posisi
442
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Strategi
manajemen
keuangan
berdasarkan analisis SWOT adalah:
Strategi S-O:
Memberikan akses pada perusahaan yang
memiliki program CSR
Strategi W-O:
1.
Memberikan pelatihan pengelolaan
keuangan sederhana
2.
Memantau hasil pelatihan
Strategi S-T:
Memberikan pemodalan dengan bunga
rendah
Strategi W-T:
Mencari sumber energi alternatif untuk
mengatasi meningkatnya harga bbm
Berdasarkan
analisis
yang
sudah
dilakukan, peneliti merancang model
manajemen umkm yang akan dapat
diaplikasikan oleh pelaku umkm. Model
tersebut mengadopsi konsep manajemen
yang terdiri dari manajemen produksi,
manajemen
sumber
daya
manusia,
manajemen pemasaran, dan manajemen
keuangan.
Model
manajemen
umkm
dapat
digambarkan sebagai berikut:
443
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Manajemen Sumber Daya Manusia
- Perencanaan sdm
- Analisis pekerjaan
- Orientasi
- Pelatihan dan pengembangan
- Kompensasi
- Penilaian kinerja
Manajemen Produksi
- Desain produk dan kualitas
- Kapasitas produksi
- Proses produksi dan tata letak
- Persediaan
- Manusia dan system kerja
Manajemen Pemasaran
- Segmentasi pasar dan sasaran pasar
- Bauran pemasaran
- Perilaku konsumen
- Merk dan kualitas
- Survey pasar
MENGEMBANGKAN PENGUKURAN
KINERJA UMKM
- Omset usaha
- Kepuasan konsumen
- Kepuasan kerja
- Distribusi produk
- Efisiensi dan efektivitas produksi
Analisis Faktor Internal UMKM :
- Kekuatan
- Kelemahan
Analisis Faktor Eksternal UMKM :
- Peluang
- Tantangan
IMPLEMENTASI
PENGUKURAN
KINERJA
Manajemen Keuangan
- Neraca rugi laba
- Harga Pokok Produksi
- Modal kerja
- Manajemen kas
- Manajemen Persediaan
FEED BACK
Gambar 1. Model Manajemen UMKM
444
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
Manajemen sumber daya manusia
merupakan
fungsi
perusahaan
yang
penting untuk memastikan bahwa sumber
memperkenalkan ke pasar yang lebih
luas.
Manajemen
produksi
memainkan
daya manusia (sdm) adalah manusia yang
peranan penting, di mana pelaku ukm
kompeten di bidangnya. Walaupun ukm
perlu
merupakan perusahaan skala menengah
produksinya. Efektifitas dan efisiensi
dan kecil, namun perkembangannya juga
produksi
sangat tergantung pada kompetensi sdm
keberadaan sumber daya manusia, dan
yang dimilikinya. Beberapa hal yang
juga
perlu
dengan
Pelaku ukm perlu memastikan bahwa ia
msdm perusahaan adalah perencanaan
mengantarkan produk yang berkualitas
sdm,
pada konsumen.
dicermati
sehubungan
analisis
pelatihan
pekerjaan,
dan
orientasi,
pengembangan,
memastikan
keberlangsungan
berpengaruh
penentuan
harga
terhadap
jual
produk.
Manajemen keuangan akan membantu
kompensasi, penilaian kinerja. Perlakuan
pelaku
terhadap sdm pada ukm tidak akan sama
kinerja usahanya.
dengan sdm pada perusahaan besar. Pada
sistematis dan terstruktur memudahkan
skala ukm, kecil kemungkinan dapat
pelaku
memberlakukan
permasalahan yang terjadi dan mencari
besaran
kompensasi
UMR,
karena
omset
sesuai
yang
diperoleh nilainya fluktuatif. Karena itu
ukm
perlu
merumuskan
bagaimana
ukm
mengukur
ukm
peningkatan
Pencatatan yang
melihat
di
mana
solusi pemecahannya.
Kriteria
perlu
pengukuran
dikembangkan
kinerja
ukm
sehingga
ada
kompensasi yang mampu meningkatkan
pedoman untuk mengukur kinerjanya.
motivasi kerja sdmnya.
Perlu memasukkan unsur konsumen,
Manajemen
pemasaran
merupakan
aspek penting untuk memastikan produk
sampai ke tangan konsumen, dan ada
untuk mengetahui kualitas produk dari
perspektif konsumen.
Aplikasi model manajemen ini akan
penjualannya.
membutuhkan dukungan dari berbagai
Pemasaran modern telah berubah ke
pihak, baik pemerintah maupun swasta.
sistem
Munculnya program CSR yang digiatkan
kesinambungan
berbasis
dalam
teknologi
informasi,
untuk
dapat
mengetahui pemasaran pada dunia maya.
untuk
UKM perlu lebih mengenal teknologi
mensosialisasikan
informasi yang dapat diberdayakan untuk
sekaligus
sehingga
pelaku
ukm
perlu
menjadi program bagi instansi
memperkenalkan
sebagai
model
/
manajemen
evaluasi
untuk
445
Prosiding Seminar Nasional PB3I ITM 2014
mendapatkan umpan balik bagi perbaikan
1. Perlunya sosialisasi dan konsolidasi
dari berbagai instansi yang terkait,
model di kemudian hari.
UKM perlu memiliki kepekaan yang
baik pemerintah maupun swasta
lebih besar akan potensi produk yang
DAFTAR PUSTAKA
dihasilkannya.
Arief Rahmana , Yani I , Rienna O, 2012,
Strategi Pengembangan Usaha
Kecil Menengah Sektor Industri
Pengolahan,
Jurnal
Teknik
Industri, Vol. 13, No. 1, Februari
2012: 14–21
Rangkuti, Freddy, 2004, Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis,
PT. Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta
Suharto,
Edi,
2006.
Membangun
Masyarakat
Memberdayakan
Rakyat:
Kajian
Strategis
Pembangunan
Kesejahteraan
Sosial dan Pekerjaan Sosial (edisi
ke-2), Bandung: Refika Aditama
SUNDAY, 29 JUNE 2008 WASPADA
ONLINE
Tambunan, Mangara, Ubaidillah, 2002,
Memposisikan
Usaha
Kecil
Menengah Dalam Persaingan
Pasar
Global,
Membangun
kekuatan
Usaha
Menengah
sebagai Work Horse.
Anonym, 2006. Kajian Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Perkembangan Usaha UKM Di
Propinsi Sumatera Utara, Jurnal
Pengkajian Koperasi Dan UKM
NOMOR 1 TAHUN I – 2006
Tambunan, T., 2002. Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia: Beberapa
Isu Penting, Salemba, Jakarta
Chris Manning, Tadjuddin Noer Effendi,
Penyunting, (2010), Urbanisasi,
Pengangguran
dan
Sektor
Informal di Kota, Pada Simposium
Nasional
2010:
Menuju
Purworejo Dinamis dan Kreatif
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Hal ini tentunya akan
meningkatkan daya saing produknya
tersebut. Keuntungan bagi produk yang
mencerminkan ciri khas kedaerahan,
menjadi satu nilai tambah tersendiri bagi
ukm tersebut.
Dalam
perjalanannya,
melakukan
analisis
ukm
SWOT
perlu
terhadap
usahanya, sehingga nanti dapat diketahui
apa saja permasalahan yang dialaminya.
Hal ini dapat pula dijadikan patokan
untuk perbaikan di masa yang akan
datang
Penutup
Kesimpulan
1. Model manajemen dirancang untuk
dijadikan pedoman bagi pengelolaan
usaha umkm
2. Model
manajemen
mengadopsi
fungsi
perusahaan,
manajemen
produksi,
manajemen
manajemen
pemasaran
sdm,
dan
manajemen keuangan.
3. Unsur
pengukuran
dikembangkan
sebagai
evaluasi kinerja ukm.
Saran
kinerja
kriteria
446