SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI NOVITA AYU HIKM

EFISIENSI PEGADAIAN SYARIAH TERHADAP PERMODALAN
USAHA KECIL MENENGAH DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KERJA MASYARAKAT DI KABUPATEN
KEDIRI

PROPOSAL

Disusun oleh :
Novita Ayu Hikmah Ningtyas
NIM. 17402153311

EKONOMI SYARIAH (VI/H)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2018

A. Judul Penelitian
Penelitian ini berjudul, “EFISIENSI PEGADAIAN SYARIAH TERHADAP
PERMODALAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS KERJA MASYARAKAT DI KABUPATEN KEDIRI”.
B. Latar Belakang Masalah

Di era ekonomi saat ini, masyarakat berpenghasilan rendah dan para
pengusaha kecil membutuhkan lembaga pembiayaan yang mempunyai kantor yang
tersebar di berbagai tempat dan dapat memberikan pembiayaan dengan cara
sederhana, mudah, cepat, dan sesuai dengan tingkat kemampuan ekonomi mereka.
Dalam dunia perekonomian terutama bagi pedagang kecil, adanya masalah
keterbatasan modal selalu dirasakan sebagai salah satu kendala utama dalam
mengembangkan usaha mereka. Dengan keterbatasan modal yang dirasakan oleh
pedagang kecil, sangat diharapkan adanya akses serta terjangkaunya kredit finansial
dengan jumlah yang relatif terjangkau, syarat yang terjangkau, dan prosedur yang
mudah dan tepat waktu.
Pegadaian syariah merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh
kebutuhan dana dan pembiayaan. Pegadaian syariah sebagai lembaga keuangan
formal yang berbentuk unit dari Perum Pegadaian Indonesia, yang bertugas
menyalurkan pembiayaan dengan gadai syariah dalam bentuk pemberian uang
pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dana. Sumber dana yang
dimiliki sesuai syariah dan operasionalnya dibawah pengawasan DPS. Dalam
perkembangannya, pegadaian syariah mempunyai peranan yang besar dalam
kehidupan masyarakat, khususnya untuk golongan menengah ke bawah. Prosedur
yang ada cukup sederhana, mudah dan cepat, sehingga dapat memudahkan para
nasabah yang membutuhkan dana untuk segera dimanfaatkan.

Pendirian pegadaian syariah secara yuridis empiris dilatarbelakangi oleh
keinginan warga masyarakat Islam yang menghendaki adanya lembaga Pegadaian
yang melaksanakan prinsip-prinsip syariah. Keberadaan pegadaian syariah
dimaksudkan untuk melayani pasar dan masyarakat golongan sosial ekonomi lemah
(kecil), yang secara kelembagaan dalam pengelolaan menerapkan manajemen
modern, yaitu menawarkan kemudahan, kecepatan, keamanan, dan etos hemat

1

dalam penyaluran pinjaman.pegadaian syariah dibawah lindungan Perum Pegadaian
mengusung moto, “Mengatasi Masalah Sesuai Syariah”.1
Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang efektif karena
tidak memerlukan proses dan persyaratan yang rumit. Dalam implementasinya,
pegadaian syariah merupakan kombinasi komersil-produktif, yang mana tertuju
untuk kepentingan sosial. Banyak manfaat dari pegadaian syariah, seperti prosesnya
cepat. Dalam pegadaian syariah, nasabah dapat memperoleh pinjaman yang
diperlukan dalam waktu yang relatif cepat, baik proses administrasi, maupun
penaksiran barang gadai. Caranya cukup mudah yaitu dengan membawa barang
gadai (marhun) beserta bukti kepemilikan. Jaminan keamanan atas barang
diserahkan dengan standar keamanan yang telah diuji.

Oleh karena itu, pegadaian memiliki tujuan yaitu turut melaksanakan dan
menunjang pelaksanakan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umunya melalui penyaluran uang
pinjaman/pembiayaan atas dasar hukum gadai. Agar menyediakan dana dengan
cara yang sederhana pada masyarakat luas, terutama bagi kalangan menengah
bawah, untuk konsumsi dan produksi.2 Fungsi pokok Pegadaian yaitu mengelola
penyaluran dana pinjaman dengan dasar hukum gadai syariah menerapkan cara
mudah, cepat, aman dan hemat, menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain
yang menguntungkan bagi lembaga pegadaian maupun masyarakat.
Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian, pada
dasarnya dapat melayani produk dan jasa, antara lain yaitu pemberian pinjaman
atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn), penaksiran nilai barang,
penitipan barang (ijarah), dan gold counter (gerai emas).3 Mensyaratkan pemberian
pinjaman dengan penyerahan harta benda sebagai jaminan. Harta benda gadai harus
berbentuk barang bergerak. Pemberian pinjaman sangat ditentukan oleh nilai dan
kualitas serta jumlah barang yang akan digadaikan. Aset yang dapat digadaikan di
pegadaian antara lain yaitu emas, barang elektronik, alat rumah tangga dan
semacamnya, serta kendaraan bermotor.

1 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.54

2 Sasli Rais, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: UI-Press, 2006), hlm. 128.
3 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 67

2

Perkembangan produk-produk berbasis Islam pada lembga keuangan semakin
banyak di Indonesia, tidak terkecuali Pegadaian. Pegadaian juga menyediakan
produk baru yaitu Arrum. Arrum merupakan produk kedua dari Pegadaian Syariah
setelah produk Ar-Rahn. Arrum merupakan pembiayaan untuk suatu usaha dalam
sektor Usaha Kecil Menengah yang pembayarannya dilakukan dengan cara
angsuran. Ar‐Rum (ar‐Rahn untuk Usaha Mikro) merupakan pembiayaan usaha
mikro dengan jaminan berupa syrat BPKB kendaraan bermotor. Untuk memperoleh
pembiyaan ini, masyarakat mengajukan pembiayaan lewat produk Arrum.
Selanjutnya, pihak pegadaian syariah akan melakukan studi kelayakan usaha
kepada peminjam dana, untuk mengurangi risiko pembiaaan kepada masyarakat.
Keunggulan produk Arrum yaitu prosedur dan prosesnya yang cepat dan
jangka waktu pinjaman yang fleksibel serta bebas menentukan masa pembayaran
angsuran. Barang jaminan ditaksir secra cermt dan akurat oleh tenaga ahli sehingga
akan tetap memiliki nilai taksiran yang optimal. Pegadaian syariah sebagai lembaga
keuangan dengan penyediaan dana yang relatif cepat dengan syarat yang mudah

sehingga dapat menjadi alternatif pemberiaan modal pada Usaha Kecil Menengah.
Keterbatasan modal yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah dapat teratasi
dengan dengan menggadaikan aset yang likuid dan memiliki nilai jual pada
pegadaian syariah.
Sebagai fungsinya, pegadaian syariah dapat mengambil bagian dan berperan
aktif dalam meningkatkan kesejahteraan di masyarakat, meskipun hanya dengan
berupaya untuk memberikan dan menyediakan produk-produk yang memang
dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Dengan adanya model akad yang ada,
terutama manfaat akad yang tujuannya bersifat produktif, maka gadai syariah dapat
digunakan untuk menggerakkan usaha ekonomi kecil dan menengah itu untuk lebih
dapat tumbuh berkembang, dan masyarakat bisa menjadi lebih produktif dalam
bekerja mengelola usaha mereka. Dan perlu diperhatikan pula fokus untuk
membantu

mengembangkan

usaha kecil di Indonesia, misalnya

dengan


mendapatkan modal dari pegadaian agar lebih mudah mengembangkan usahanya.
Sehingga sektor riil dapat tumbuh dengan baik dan cepat, dimana hal ini
sangat dibutuhkan dalam usahanya untuk mengurangi pengangguran dan
peningkatan pembangunan nasional secara makro dan mikro. Dengan usaha

3

pemerintah untuk membangun dan mengembangkan usaha berbasis sektor usaha
kecil mikro, Perum Pegadaian memberikan pelayanan umum kepada masyarakat
yang membutuhkan dana, dan penyaluran kredit yang sederhana dengan prosedur
cepat sehingga dapat membantu penembangan usaha mikro kecil di Indonesia.
Berdasarkan fenomena yang ada yaitu banyaknya masyarakat yang berminat
menggunakan jasa keuangan dari pegadaian syariah dan juga sebagai penyalur
modal untuk Usaha Kecil Menengah, maka dianggap penting untuk dilakukan
sebuah penelitian. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis seberapa besar
efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam
meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten Kediri.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu, Bagaimana efisiensi pegadaian syariah terhadap

permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja
masyarakat di Kabupaten Kediri?
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan memahami mengenai efisiensi pegadaian syariah
terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas
kerja masyarakat di Kabupaten Kediri.
E. Identifikasi Penelitian dan Batasan Masalah
Identifikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Efisiensi pegadaian syariah dalam penyaluran modal pada Usaha Kecil
Menengah yang ada di Kediri.
2. Dan apakah terjadi peningkatan produktivitas kerja pada masyarakat Kabupaten
Kediri dengan adanya penyaluran modal yang diberikan oleh pegadaian syariah.

4

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Objek penelitian
Yang menjadi objek penelitian adalah efisiensi pegadaian syariah terhadap
permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja
masyarakat di Kabupaten Kediri.

2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah pihak Pegadaian Unit Pelayanan
Syariah di Kabupaten Kediri, dan pengusaha Usaha Kecil Menengah yang ada di
Kabupaten Kediri.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, diharapkan akan memberikan pemahaman bagi pembaca
mengenai efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil
Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten
Kediri.
2. Secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan
mahasiswa dan masyarakat luas terutama setiap orang yang ingin mengetahui
ilmu

ekonomi

yaitu


tentang

efisiensi

pemberian

permodalan

dalam

meningkatkan produktivitas kerja masyarakat.
G. Penegasan Istilah
Dalam karya ilmiah ini, peneliti perlu memberikan penegasan istilah dari
judul yang peneliti angkat dengan tujuan agar tidak terjadi kerancuan atau
perbedaan pemahaman dalam membaca proposal skripsi ini, yaitu:
1. Definisi Konseptual
a. Efisisensi
Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan, ketepatan cara (usaha,
kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga,


5

biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan, dan kemampuan dalam menjalankan
tugas dengan baik dan tepat.
b. Pegadaian Syariah
Gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi
milik rahin sebagai jaminan atas pinjaman yang dterimanya, dan barang yang
diterima tersebut bernilai ekonomis, sehingga murtahin memperoleh jaminan
untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang yang
di maksud bila pihak yang menggadaikannya tidak dapat membayar
hutangnya pada saat jatuh tempo.

c. Usaha Kecil Menengah
Dalam definisi Usaha Kecil Menengah mencakup dua aspek yaitu aspek
penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari
jumlah tenaga kerja yang diserap tersebut.

d. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas
keluaran dengan efisiensi masukan.

2. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan kejelasan mengenai
judul penelitian agar tidak muncul berbagai penafsiran terhadap judul penelitian.
Yang dimaksud efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil
Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat adalah efisien
atau tidaknya pegadaian syariah dalam memberikan permodalan Usaha Kecil
Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat.
H. Landasan Teori
1. Pegadaian Syariah
Perum pegadaian adalah Badan Usaha Milik Negara yang diberik tugas
dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan usaha menyalurkan pinjaman
atas dasar hukum gadai. Sifat usaha adalah menyediakan pelayanan bagi
kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan

perusahaan.

Tujuan

Pegadaian

yaitu

terus

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat golongan mennegah ke bawah melalui penyediaan
6

dana atas dasar hukum gadai, dan jasa dibidang lainnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.4
Konsep operasi pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi
modern, yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektifitas yang diselaraskan
dengan nilai Islam. Fungsi operasi pegadaian syariah dijalankan oleh kantorkantor cabang pegadaian syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai
satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS
ini merupakan bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari
usaha gadai konvensional.5
Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian, pada
dasarnya dapat melayani produk dan jasa sebagai berikut:
1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn),
2. Penaksiran nilai barang, yaitu pegadaian syariah memberikan jasa penaksiran
atas nilai suatu barang yang dilakukan oleh calon nasabah (rahin).
3. Penitipan barang (ijarah), yaitu penyelenggaraan penitipan barang (ijarah)
orang-orang yang mau menitipkan barang ke kantor pegadaian syariah
berdasarkan alasan faktor keamanan dan alasan lainnya.
4. Gold Counter (Gerai Emas), yaitu tempat penjualan emas yang menawarkan
keunggulan kualitas dan keaslian.6
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang hendak melakukan
gadai syariah di kantor pegadaian syariah yaitu:
1. Membawa KTP atau kartu identitas lainnya yang masih berlaku
2. Mengisi formulir permintaan rahn.
3. Menyerahkan barang jaminan (marhun) yang memenuhi syarat, seperti
perhiasan emas, berlian, kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor),
barang elektronika dan alat rumah tangga.
4. Kepemilikan barang merupakan milik pribadi.
5. Menandatangani akad rahn dan akad ijarah dalam Surat Bukti Rahn (SBR).7
4Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah Di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 7
5 Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2015),
hlm. 189
6 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 67
7 Ibid., Hukum Gadai Syariah,.... hlm. 74

7

Sistem dan prosedur dibuat tidak menyulitkan calon nasabah yang akan
meminjam uang. Dalam pegadaian syariah, nasabah memperoleh pinjaman
dengan cara yang mudah dan waktu yang relatif cepat, baik proses administrasi,
maupun penaksiran barang gadai. Dengan adanya model akad yang ada bersifat
produktif, maka gadai digunakan untuk menggerakkan ekonomi kecil dan
menengah untuk lebih dapat berkembang.
Akad Pada Pegadaian Syariah, yaitu:
1. Akad Rahn, dengan akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menahan
barang yang dijadikan jaminan atas utang nasabah.
2. Akad Ijarah, melalui akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik
sewa atas penyimpanan barang jaminan milik nasabah yang telah melakukan
akad. 8
Arrum merupkan singkatan dari Ar-Rahn untuk Usaha Mikro Kecil yang
merupakan pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil, untuk pengembangan
usaha dengan berprinsip syariah.9 Jangka waktu pembiayaan yang ditetapkan
oleh pegadaian syariah minimal 12 bulan dan maksimal 36 bulan dengan
pengembalian pembiyaan dengan cara agsuran tiap bulannya. Akad yang
digunakan untuk produk Arrum adalah akad Ijarah. Jaminan yang digunakan
pada produk Arrum yaitu surat BPKB kendaraan. Melalui studi kelayakan usaha
yang dilakukan oleh staf pegadaian syariah, maka dapat dilihat apakah usaha
layak untuk diberi pinjaman atau tidak, hal ini dilakukan untuk mengurangi
risiko pembiayaan.
2. Usaha Kecil Menengah
Dalam definisi Usaha Kecil Menengah mencakup dua aspek yaitu aspek
penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari
jumlah tenaga kerja yang diserap tersebut. Mengacu Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1995, kriteria Usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang
dimilikinya adalah:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah
dan bangunan).
8Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah Di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 13
9 Andri Soemitri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 400

8

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 Miliar/tahun.
Untuk kriteria usaha menengah, yaitu:
1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 Miliar.
2. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600
Juta, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 Miliar.
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil Menengah dirasakan perlu
dan strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat. Dengan berkembangnya
perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,
membuka kesempatan kerja yang potensial, masyarakat menjadi lebih produktif,
memakmurkan masyarakat secara keseluruhan dan menunjang keberhasilan
pertumbuhan ekonomi.
Permodalan Usaha Kecil Menengah
Arah kebijakan pengembangan yang khusus memfokuskan pada
penyediaan modal:
1. Memadukan dan memperkuat aspek bantuan keuangan, bantuan teknis dan
program penjaminan.
2. Mengoptimalkan penunjukkan lembaga keuangan mikro untuk Usaha Kecil
Menengah.
3. Meningkatkan lembaga penjamin kredit yang ada.
4. Memperkuat lembaga keuangan mikro untuk melayani masyarakat miskin.
5. Mengotimalkan realisasi business plan lembaga keuangan dalam pemberian
kredit usaha kecil.10
3. Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas
keluaran dengan efisiensi masukan, artinya setiap sikap mental yang diperlukan
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dalam setiap pekerjaannya.
Cara mengukur produktivitas kerja dapat dilakukan dengan cara:
1. Menghitung volume penjualan periode yang lalu dengan penjualan periode
sekarang, termasuk keuntungan dari hasil penjualan setiap periode.
2. Perputaran persediaan dan perkembangan pasar.

10 Tiktik Sartika Partomo dan Rachman Sedjono, Ekonomi Skala Kecil/ Menengah & Koperasi, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2004), hlm. 2-6

9

3. Tingkat daya beli dan jumlah pelanggan apakah semakin meningkat atau
menurun.
4. Efisiensi biaya dan efektivitas kerja.
5. Membandingkan usaha dengan bisnis lain yang sejenis.11
Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila:
1. Jumlah produksi/ keluaran meningkat dengan jumlah masukan/ sumber daya
yang sama.
2. Jumlah produksi/ keluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukan/
sumber daya lebih kecil.
3. Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya
yang relatif kecil.
Konsep produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan (input) persatuan waktu. Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari
dua dimensi, yaitu: dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu
melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik
kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung
makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas hidupnya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat prvduktivitas
dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output).
Masukan (input) dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin dan fasilitas
produksi, energi, waktu, dll. Sedangkan keluaran (output) berupa produk atau
jasa.12
I.

Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, penulis memaparkan penelitian terdahulu
yag relevan dengan permasalahan yag akan diteliti tentang, “Efisiensi Pegadaian
Syariah Terhadap Permodalan Usaha Kecil Menengah Dalam Meningkatkan
Produktivitas Kerja Masyarakat Di Kabupaten Kediri”.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Roikhan, pada tanggal 1 Januari 2017, dengan
judul, Efisiensi Pegadaian Syariah Dan Prospek Pertumbuhan Aset Di Indonesia,

11Muchtar A.F, Strategi Memenangkan Persaingan Usaha dengan Menyusun Business Plan, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2010), hlm. 102
12Rahmaniyah Dwi Astuti dan Irwan Iftadi, Analisis dan Perancangan Sistem Kerja, (Jakarta:
Deepublish, 2016), hlm. 2- 4

10

Journal of Islamic Economics Volume 1 Nomor 1. Hasil penelitiannya yaitu
pegadaian syariah memiliki tingkat efisiensi paling tinggi yaitu 100% untuk
jangka waktu 7 tahun dari tahun 2008-2014. Sedangkan kompetitor memiliki
tingkat rata-rata sebesar 97,24% dalam rentang waktu yang sama. Persamaan
dalam penelitian ini yaitu metode pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi, yaitu metode yang menghimpun informasi dan data melalu metode
studi pustaka, eksplorasi literature-literature. Perbedaan dalam penelitian ini
yaitu lingkup penelitian untuk wilayah se-Indonesia.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ninda Ardiani, pada Agustus 2015, dengan judul,
Gadai Emas Alternatif Tambahan Modal Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
Pada Lembaga Keuangan Syariah, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan
UNAIR, Vol. 2 No. 8. Hasil penelitiannya yaitu produk gadai emas pada
lembaga keuangan syariah dapat menjadi solusi permasalahan permodalan
UMKM karena persyaratan yang mudah dan proses yang cepat. Persamaan
dengan peneitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan
data melalui wawancara dengan pihak Lembaga Keuangan Syariah dan
pengusaha UMKM. Perbedaan dalam peelitian ini yaiu unit yang dianalisis
adalah pihak bank dan pengusaha UMKM yang menggadaikan emasnya di BRI
Syariah Gubeng, BNI Syariah KCM Rungkut dan BMT UGT Sidogori Capem
Gubeng.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Muftiandi, pada Juli 2015, dengan judul, Peran
Pembiayaan Produk Ar-Rum Bagi UMKM Pada PT Pegadaian (Persero) Cabang
Syariah Simpang Patal Palembang, Jurnal I‐Finance Vol. 1. No. 1. Hasil
penelitiannya yaitu Pegadaian menyediakan pembiayaan usaha sektor UMKM
yang pembayarannya dilakukan dengan cara angsuran dalam produk Ar‐Rum
(Ar‐Rahn untuk Usaha Mikro). Ar‐Rum (ar‐Rahn untuk Usaha Mikro) adalah
pembiayaan usaha mikro dengan jaminan berupa kendaraan bermotor. Sehingga
dapat menunjang permodalan UMKM yang melakukan pembiayaan. Persamaan
denga penelitian ini adalah Metode pengumpulan data yaitu dokumentasi,
dengan mengumpulkan data historis seperti mereferensi buku dan karya ilmiah.
Dan metode pengumpulan data yaitu wawancara dengan staf PT. Pegadaian
Syariah. Perbedaan dengan penelitian ini adalah unit yang dianalisis adalah

11

kantor cabang Pegadaian Syariah beralamat di Simpang Patal Palembang dan
lima unit pembantu di pasar Perumnas, Kolonel Atmo, Ahmad Yani,
Sukabangun dan KM 11.
4. Penelitian yang dilakukan oleh H.B. Syafuri, pada Desember 2014, dengan judul
Aktivitas Gadai Syariah Dan Implikasinya Terhadap Produktivitas Masyarakat
Di Provinsi Banten, Jurnal AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2. Hasil penelitiannya
adalah Aktivitas gadai syariah berimplikasi pada produktivitas masyarakat. Hal
ini terbukti dengan Provinsi Banten saat ini, produktivitas dari sisi input telah
memiliki Badan Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 8 unit dengan Unit Usaha
Syariah sebanyak 28 unit. Memiliki Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah. Dari segi output berkurangnya penduduk miskin dan semakin
meningkatnya angka partisipasi sekolah. Persamaan dengan penelitian ini adalah
Metode penelitian kualitatif, metode pengumpulan data yaitu dengan melakuan
survei atau penelitian secara langsung ke objek penelitian. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah sampel yang digunakan, pengguna gadai syariah Provinsi
Banten yaitu Kabupaten yaitu Tangerang, Serang, Pandeglang dan Lebak dengan
unit gadai syariah .
J.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian
yang mendeskripsikan kejadian yang didengar, dirasakan dan dibuat dalam
pernyataan naratif atau deskriptif. Tujuannya untuk memahami, mencari makna
dibalik data, menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris, logis, dan teoritis.13
Lokasi Penelitian
Objek penelitian yaitu Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Kediri, yang
beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 78 Kediri, Jawa Timur. Dan pelaku sektor
Usaha Kecil Menengah yang menggunakan layanan pembiayaan usaha dari
Pegadaian Syariah Kediri.
Data dan Sumber data

13Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, Konsep dan Penerapan, (Jakarta: Alim’s
Publishing, 2017), hlm. 158-160

12

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utama
yaitu pihak atau staf Pegadaian Syariah Kediri dan pelaku Usaha Kecil Menengah
di Kabupaten Kediri yang menggunakan layanan pembiayaan usaha dari Pegadaian
Syariah Kediri. Data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh dari sumbernya
secara langsung, yaitu studi dokumentasi yang memuat tentang Pegadaian Syariah,
Usaha Kecil Menengah dan produktivitas kerja yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Teknik Pengambilan Sampel
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Dalam purposive sample, banyak atau sedikitya sampel
berdasarkan pertimbangan informasi yang didapatkan atau tingkat kejenuhannya.14
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan
informan dari penelitian. Dalam penelitian ini unit analisis adalah pihak Pegadaian
Syariah Kediri dan pelaku Usaha Kecil Menengah yang menggunakan layanan
pembiayaan usaha dari Pegadaian Syariah Kediri.
Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang dimaksud dalam pnelitian ini adalah observasi terliat yag
dilakukan dalamtiga tahapan yaitu pengaata deskriptif, pengaata terfokus, dan
pengamata selektif.
2. Wawancara yaitu penggalian data secara langsung dan secara mendalam.
Wawancara dilakukan dengan pihak atau staf Pegadaian Syariah Kediri yang
dapat memberikan informasi mengenai pemberian pembiayaan pada Usaha
Kecil Menengah yaitu menggunakan produk Arrum, dan pelaku Usaha Kecil
Menengah di Kabupaten Kediri yang menggunakan layanan pembiayaan usaha
dari Pegadaian Syariah Kediri.
3. Studi dokumentasi yaitu metode yang menghimpun informasi dan data melalu
metode

studi

pustaka,

eksplorasi

literature-literatur.

Digunakan

untuk

mengumpulkan data-data yang yang memuat tentang pegadaian syariah, brosur
pegadaian syariah, data nasabah pelaku Usaha Kecil Menengah yang melakukan
14 Ibid., Metode Penelitian Ekonomi Islam, Konsep dan Penerapan,... hlm. 182

13

pembiayaan usaha pada Pegadaian Syariah Kediri dan dari berbagai sumber
buku, jurnal ilmiah dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data bersifat induktif yaitu metode ini dipakai
untuk memperoleh grounded theory, maksudnya teori yang berasal dari data dan
bukan dari hipotesis.
Analisis selama di lapangan menggunakan analisis reduksi data, yaitu
merangkum data. Merangkum adalah memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan
data selanjutnya.
Langkah selanjutnya yaitu penyajian data. Yang digunakan dalam
penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif, sehingga memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi. Selain cerita narasi juga berupa grafik, matrik,
dan chart. Langkah terakhir yaitu menarik kesimpulan dan verifikasi.15

15 Ibid., Metode Penelitian Ekonomi Islam, Konsep dan Penerapan,... hlm. 235

14

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
Ardiani, Ninda. 2015. Gadai Emas Alternatif Tambahan Modal Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah Pada Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
Terapan

UNAIR,

Vol

2,

No

https://e-journal.unair.ac.id/JESTT/article/viewFile/653/437

8.

Dalam,

, diakses

pada

tanggal 11 Desember 2017, pukul 17:38 WIB.
Dwi Astuti, Rahmaniyah dan Irwan Iftadi. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem
Kerja. Jakarta: Deepublish.
F, Muchtar A. 2010. Strategi Memenangkan Persaingan Usaha dengan Menyusun
Business Plan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ghofur Anshori, Abdul. 2006. Gadai Syariah Di Indonesia, Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia.
Jakarta: Prenada Media.
Muftifiandi. 2015. Peran Pembiayaan Produk Ar‐Rum Bagi UMKM Pada PT.
Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Simpang Patal Palembang. Palembang: I‐
Finance

Vol.

1.

No.

1.

Dalam,

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/I-Finance/article/download/319/274/

,

diakses pada tanggal 11 Desember 2017, pukul 17:30 WIB.
Rais, Sasli. 2006. Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: UIPress.
Roikhan. 2017. Efisiensi Pegadaian Syariah Dan Prospek Pertumbuhan Aset Di
Indonesia. Journal of Islamic Economics Vol 1, No 1. E-ISSN 2548-3544, P-ISSN
2549-0850. Dalam, https://journal.unesa.ac.id/index.php/jie/article/view/210 ,
diakses pada tanggal 11 Desember 2017, pukul 17:44 WIB.

15

Sartika Partomo, Tiktik dan Rachman Sedjono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah
& Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soemitri, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep Dan Penerapan.
Jakarta: Alim’s Publishing.
Syafuri, H.B. 2014. Aktivitas Gadai Syariah Dan Implikasinya Terhadap Produktivitas
Masyarakat Di Provinsi Banten. Jurnal AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2. Dalam,
http://e-journal.radenintan.ac.id/index.php/adalah/article/view/197 , diakses pada
tanggal 11 Desember 2017, pukul 17:50 WIB.

16