Laporan Praktikum Uji Threshold Indonesia

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengujian sensoris atau pengujian dengan indra atau dikenal juga dengan
pengujian organoleptik sudah ada sejak manusia mulai menggunakan inderanya
untuk menilai kualitas dan keamanan suatu makanan dan minuman. Pada produk
pangan analisis sensori sangat penting,meskipun nilai gizinya sangat tinggi dan
higienis namun jika rasanya tidak enak maka tidak ada orang yang mau
mengkonsumsi.
Pengujian sensori bisa dibilang unik dan berbeda dengan pengujian
menggunakan instrument atau analisis kimia, karena melibatkan manusia tidak
hanya sebagai objek analisis, akan tetapi juga sebagai penentu hasil atau data yang
diperoleh. Analisis sensori pada dasarnya bersifat objektif dan subjektif. Analisis
objektif ingin menjawab pertanyaan dasar dalam penilaian kualitas suatu produk,
yaitu pembedaan dan deskripsi, sementara subjektif berkaitan dengan kesukaan atau
penerimaan.
Faktor terpenting dalam memilih seorang panelis untuk melakukan uji sensori
adalah kepekaanya. Penhujian dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kepekaan
seseorang terhadap rasa ataupun aroma yang terdiri dari identifikasi rasa dan aroma
dasar.
Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan kemampuan alat
indra memberikan reaksi atas rangsangaan yang diterima. Ambang mutlak

menggambarkan kemampuan seseorang dalam mendeteksi suatu rangsangan. Hasil
deteksi cukup dinyatakan ada atau tidak ada rangsangan,tanpa harus menyatakan
jenis rangsanganya.
Metode pengujian threshold merupakan salah satu metode untuk pengujian
panelis dalam penentuan sensitivitas. Metode ini digunakan untuk menentukan
tingkat konsentrasi terendah suatu substansi yang dapat dideteksi (absolute
threshold) atau perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi
perubahannya (difference threshold). Biasanya substansi yang mau dikaji dilarutkan

dalam air murni, dan panelis diminta untuk menilai sample mana yang berbeda
dengan air, dalam hal ini air murni juga disajikan sebagai pembanding Prinsip dari
percobaan uji threshold adalah berdasarkan sensitivitas panelis dalam menentukan
rangsangan terendah yang mulai dapat menghasilkan rangsangan.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan ambang batas dan ambang
pengenalan pada sampel atau produk pangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Analisis sensori adalah suatu proses identifikasi,pengukuran ilmiah, analisis
dan intepretasi atribut-atribut produk melalui lima panca indra manusia; indra

pengelihatam, penciuman, pencicipan, peraba, dan pendengaran. Analisis sensori juha
melibatkan suatu pengukuran yang dapat bersifat kuantitatif ataupun kualitatif.
Tujuan analisa sensori adalah untuk mengetahui respon atau kesan yang diperolah
pancaindra manusia terhadap suatu rangsangan yang ditimbulkan oleh suatu produk.
Analisis sensori umumnya digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas
suatu produk dan pertanyaan yang berhubungan dengan pembedaan, deskripsi, dan
kesukaan atau penerimaan (afeksi) . (Setyaningsih,2010)
Uji diukur sesuai respon pribadi panelis. Uji ini bersifat organoleptik karena
dalam penilaiannya menggunakan organ indra manusia, atau dapat juga disebut sifat
sensorik karena, penilaian atau pengukurannya didasarkan pada rangasangan saraf
sensorik pada alat indra manusia. Mengenali sifat indrawi dengan pengindraan (uji
indrawi) kepada panelis memerlukan pendekatan yang khusus. Pengelola uji harus
dapat mengkomunikasikan dengan tepat sifat indrawi yang dimaksudkan karena ada
kalanya sifat indrawi itu hanya mudah dirasakan namun sulit dinyatakan atau
didiskripsikan (Soekarto dan Hubeis, 1992).
Sampai saat ini telah dikenal 4 rasa utama yaitu asin, asam, manis dan pahit,
ditambah satu rasa baru yaitu umami yang umumnya terdapat pada penyedap rasa
masakan asia. Rasa asin ditunjukkan paling banyak dengan natrium klorida. Kadangkadang dinyatakan bahwa rasa garam natrium klorida sendiri tidak sedap dan tujuan
utama garam pada makanan sebagai penguat bau rasa atau potensiator bau dan rasa.
Rasa garam bergantung pada kation dan anion. Jika bobot molekul kation atau anion

keduanya bertambah besar, garam cenderung terasa pahit (deMan,1997).
Threshold test merupakan katagori yang termasuk dalam tes analisis sensori
dengan fungsi yang spesifik yaitu untuk menentukan threshold. Threshold
didefiniskan sebagai konsentrasi terendah dimana suatu sensori dapat dideteksi . Ada

beberapa tipe dari threshold atau ambang yaitu absolute threshold atau ambang
mutlak yaitu jumlah rangsang terkceil yang sudah mulai menimbulkan kesan,
recognition threshold atau ambang pengenalan yaitu konsentrasi terkecil dimana
konsentrasi dapat terdeteksi, Terminal Threshold atau ambang batas adalah tingkat
rangsangan terbesar yang masih dapat dirasakan, difference threshold atau ambang
pembedaan adalah ambang dimana dapat membedakan stimuli yang terdeteksi,
orthonasal threshold yaitu ambang komponen volatile yang dapat dirasakan dengan
penciuman. Uji threshold digunakan untuk menentukan ada tidaknya komponen yang
diinginkan atau tidak diinginkan dalam pangan. (Clark,2009)
Indra pencicip berfungsi untuk menilai cita rasa dari suatu makanan. Indra ini
terdapat di dalam rongga mulut, lidah dan langit-langit. Pada permukaan lidah
terdapat lapisan yang selalu basah dimana terdapat sel-sel yang peka. Sel ini
mengelompok membentuk papilla. Masing-masing jenis papilla peka terhadap rasa
tertentu. Urutan kepekaan rasa di lidah yaitu : depan (ujung) peka terhadap rasa
manis; tengah depan peka terhadap rasa asin; tengah belakang peka terhadap rasa

asam; dan pangkal lidah peka terhadap rasa pahit. Kepekaan manusia terhadap rasa
pahit jauh lebih tinggi dibandingkan rasa manis. (Setyaningsih,2010)
Kepekaan terhadap rasa bervariasi tergantung dari substansi yang diuji.
Sebagai contoh, ambang mutlak untuk deteksi gula pasir (sukrosa, manis) adalah
0,02M, sedangkan ambang untuk sodium klorida (NaCl, asin) adalah 0,035M, untuk
asam hidroklorida (HCl,asam) adalah 0,002M, dan untuk kina (quninine sulfat, pahit)
adalah 0,0000004M. Perbedaan ambang mutlak ini sampai 100.000 kali. Ambang
rasa juga dipengaruhi oleh perbedaan suhu, kepekaan terhadap NaCl; quinine sulfat
menurun dengan meningkatnya suhu dengan kisaran 17-42ᵒC; serta kepekaan
terhadap HCl tidak terpengaruh dan kepekaan terhadap rasa manis meningkat.
(Setyaningsih,2010)
Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga methylxantine bersama
senyawa tefilin dan teobromin, berlaku sebagai perangsang system saraf pusat. Pada
keadaan asal kafein adalah serbuk putih yang pahit dengan rumus kimianya C6H10O2

dan struktur kimianya 1,3,7-trimetilxantin. Dalam dua penelitian S.S.Schiman
membuktikan dengan hadirnya kafein di lidah, kepekaan terhadap rasa akan
meningkat,dan yang paling kentara adalah rasa pahit dalam rasa manis. Metilxantin
akan bersaing dengan adenosine yang terdapat dalam sel-sel lidah untuk berikatan
dengan reseptor pada lidah. Kafein menghambat kerja adenosine yang terdapat dalam

sel-sel lidah sehingga meningkatkan intensitas rasa pahit serta kombinasi pahit dan
manis. (Weinberg,2002)
Asam Sitrat (cytroenzuur), dipasaran bahan ini berbentuk bubuk Kristal putih.
Fungsi pokok bahan ini adalah sebagai bahan pengasam, yakni untuk menimbulkan
rasa produk menjadi lebih segar. Rasa asam sebenarnya hanya berasal dari ion
hidrogen (H+). Zat-zat yang dapat berionisasi dan melepaskan ion hidrogen yang
hanya dapat menghasilkan rasa asam. Ion H+ selalu diimbangi dengan adanya anion.
Jika anion yang mengimbanginya OH maka terjadilah netral, karena ion H+ itu segera
membentuk HO dan diturunkan konsentrasinya menjadi tinggal 10. Agar konsentrasi
H+ tetap tinggi, kation tersebut harus diimbangi dengan anioon lain. Dalam hal ini
larutan disebut asam.
Intensitas rasa masam suatu asam disebabkan olah kecepatan penetrasi asam
ke sel. Meskipun demikian tidak dapat mengkorelasikan penetrasi dengan keasaman
(acidity). Umumnya stimulasi rasa asam berhubungan dengan kenaikan solubilitas
lipoid, dengan bertambahnya panjag rantai , dan dengan gugus-gugus fungional
tertentu yang mengurangi solubilitas air. Masuknya gugus-gugus polar ke asam-asan
organik mengurangi daya penetrasinya dan rupanya juga kemasamanya.Rasa asam
jauh lebih rumit dalam cairan-cairan biologis yang komplek daripada dalam larutan
murni yang sederhana.
Tingkat ambang mutlak suatu zat sudah dapat dinyatakan jika lebih dari 50%

panelis telah mendeteksi secara benar adanya rangsangan tersebut. Ambang mutlak
gula (manis) adalah 0,5% (b/v), garam dapur (asin) 0,25%, asam klorida (asam) 1
bagian/

15000

bagian

(Setyaningsih,2010)

air,

strichin

(pahit)

1

bagian/2x106


bagian

air.

III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
a. Alat :
-

Nampan

-

Cawan plastic

-

Blanko kuisioner

-


Pulpen

-

Air mineral

-

Sedotan

b. Bahan :
-

Sukrosa konsentrasi 0%; 0,05%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6%;
0,7%; 0,8%

-

NaCl konsentrasi 0%; 0,02%; 0,04%; 0,06%; 0,08%; 0,1%; 0,12%;

0,14%; 0,16%; 0,18%

-

Asam sitrat konsentrasi 0%; 0,01%; 0,012%; 0,014%; 0,016%; 0,018%;
0,02%; 0,022%; 0,024%; 0,026%

-

Kafein konsentrasi 0%; 0,003%; 0,004%; 0,005%; 0,006%; 0,007%;
0,008%; 0,009%; 0,01%; 0,015%

B. Prosedur Kerja

Alat-alat dan bahan disiapkan seperti yang diperlukan seperti di atas

Masing-masing sampel kemudian diberi kode 3 digit angka

Sampel diletakkan pada wadah yang telah diberi kode


Satu seri sampel disajikan pada nampan kemudian diletakkan di atas meja
atau bilik pencicip secara berurutan

Sampel diuji satu persatu dengan cara dicicipi, setiap pindah ke sampel
berikutnya harus didahului kumur dengan air putih

Besar ambang dan ambang pengenalan ditentukan dari masing-masing
sampel. Besar ambang ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 50%
panelis dapat mendeteksi adanya rasa pada sampel tersebut, sedangkan
ambang pengenalan ditetapkan pada konsentrasi terkecil dimana 75%
panelis dapat mengenali adanya rasa pada sampel.

Grafik hubungan antara konsentrasi dengan persen reaksi positif panelis
disajikan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Bahan : Sukrosa
Panelis
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
∑Terdeteksi
∑Tidak

556
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
17
3

972
X
X
X
X
X
X
X
X
X
9
11

299
X
X
X
3
17

349
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
15
5

Kode
826 313
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
0
11
20
9

462
X
X
X
X
X
X
6
14

414
X
X
X
X
X
5
15

777 231
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
2
18
18
2

terdeteksi
Note :
Kode
Konsentras

777
0

826
0,05

299
0,1

141
0,2

462
0,3

313
0,4

i (%)
Perhitungan :
Besar ambang = Jumlah yang terdeteteksi X 100%
Jumlah panelis

972
0,5

349
1,5

556
0,7

231
0,8

1. Kode 777 (konsentrasi 0)
Sampel terdeteksi =

2

X 100% = 10%
20

2. Kode 826 (konsentrasi 0,05%)
Sampel terdeteksi = 0 X 100% = 0%
20
3. Kode 299 (konsentrasi 0,1%)
Sampel terdeteksi = 3 X 100% = 15%
20
4. Kode 141 (0,2%)
Sampel terdeteksi = 5 X 100% = 25%
20
5. Kode 462 (konsentrasi 0,3%)
Sampel terdeteksi = 6 X 100% = 30%
20
6. Kode 313 (konsentrasi 0,4 %)
Sampel terdeteksi = 11 X 100% = 55%
20
7. Kode 972 (konsentrasi 0,5%)
Sampel terdeteksi
Sampel terdeteksi = 9 X 100% = 45 %
20
8. Kode 349 (konsentrasi 0,6%)
Sampel terdeteksi = 15 X 100% = 75%
20
9. Kode 566 (konsentrasi 0,7%)
Sampel terdeteksi = 17 X 100 % = 85%
20
10. Kode 231 (konsentrasi 0,8%)
Sampel terdeteksi = 18 X 100% = 90%
20

% sampel terdeteksi

Grafk Ambang Sukrosa
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

0

0,05

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

Konsentrasi Sukrorsa (%)

20

b. Bahan : NaCl
Panelis
562

134

522

624

Kode
618 532

563

396

967 259

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
∑Terdeteksi
∑Tidak

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
10
10

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
14
6

X
1
19

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
18
2

X
X
X
X
X
5
15

X
X
X
X
X
5
15

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
19
1

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
19
1

X
1
19

624
0,1

618
0,08

532
0,06

563
0,18

396
0,12

967
0,02

X
X
2
18

terdeteksi
Note :
Kode
Konsentras

562
0,14

134
0,16

522
0

i

Perhitungan:
1. Kode : 624 ,Konsentrasi 0 %
Sampel terdeteksi = 1 X 100% = 5%
20
2. Kode : 967, Konsentrasi = 0,02%
Sampel terdeteksi = 1 X 100% = 5%

259
0,04

20
3. Kode : 259, Konsentrasi = 0,04%
Sampel terdeteksi = 2 X 100% = 10%
20
4. Kode : 532, Konsentrasi = 0,06%
Sampel terdeteksi = 5 X 100% = 25%
20
5. Kode : 618, Konsentrasi = 0,08%
Sampel terdeteksi = 5 X 100% = 25%
20
6. Kode : 624, Konsentrasi = 0,1%
Sampel terdeteksi = 18 X 100% = 90%
20
7. Kode : 396, Konsentrasi = 0,12%
Sampel terdeteksi = 19 X 100% = 95%
20
8. Kode : 362, Konsentrasi = 0,14%
Sampel terdeteksi = 10 X 100% = 50%
20
9. Kode : 134, Konsentrasi = 0,16%
Sampel terdeteksi = 14 X 100% = 70%
20
10. Kode : 563, Konsentrasi = 0,18%
Sampel terdeteksi = 19 X 100% = 95%
20

% sampel terdeteksi

Grafk Ambang NaCl
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

0

0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 0,18
Konsentrasi NaCl (%)

c. Bahan : Asam Sitrat
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

513
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

214
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

138
X
X
-

165
X
X
X
X
X
X
X
X
X

Kode
116 143
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

848
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

135
X
-

222 339
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
-

18
19
20
∑Terdeteksi
∑Tidak

X
X
X
16
4

X
X
X
16
4

X
3
17

X
X
11
9

X
X
3
17

165
0,018

116
0

X
X
11
9

X
X
X
14
6

X
2
18

X
X
X
15
5

X
2
18

terdeteksi
Note:
Kode
Konsen

513
0,022

215
0,026

138
0,01

trasi
Perhitungan :
1. Kode : 116, Konsentrasi 0%
Sampel terdeteksi = 3 X 100% = 15%
20
2. Kode : 138, Konsentrasi 0,01%
Sampel terdeteksi = 3 X 100% = 15%
20
3. Kode : 135, Konsentrasi 0,012%
Sampel terdeteksi = 2 X 100% = 10%
20
4. Kode : 339, Konsentrasi 0,014%
Sampel terdeteksi = 2 X 100% = 10%
20
5. Kode : 143, Konsentrasi 0,016%
Sampel terdeteksi = 11 X 100% = 55%
20
6. Kode : 165, Konsentrasi 0,018%
Sampel terdeteksi = 11 X 100% = 55%
20
7. Kode : 848, Konsentrasi 0,02%

143
848
0,016 0,02

135
222
339
0,012 0,024 0,014

Sampel terdeteksi = 14 X 100% = 70%
20
8. Kode : 513, Konsentrasi 0,022 %
Sampel terdeteksi = 16 X 100% = 80%
20
9. Kode : 222, Konsentrasi 0,024%
Sampel terdeteksi = 15 X 100% = 75%
20
10. Kode : 215, Konsentrasi 0,026%
Sampel terdeteksi= 16 X 100% = 80%
20

Grafk Ambang Asam Sitrat
90
(%) sampel terdeteksi

80
70
60
50
40
30
20
10
0

0

0,01

0,012 0,014 0,016 0,018

0,02

0,022 0,024 0,026

Konsentrasi Asam Sitrat

d. Bahan : Kafein
Panelis
1
2
3
4

383
-

349
-

468
-

122
X
X
X

Kode
771 481
X
X
X
-

723
X
X
X

335
X
-

511 889
X
X
-

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
∑Terdeteksi
∑Tidak

X
X
X
3
17

X
X
X
X
X
5
15

X
X
X
X
X
X
X
7
13

X
X
X
X
X
X
X
X
X
12
8

X
X
X
X
X
7
13

X
X
X
X
X
X
X
X
X
10
10

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
15
5

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
13
7

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
15
5

0
20

723
0,009

335
0,01

511
0,015

terdeteksi

Note :
Kode
Konsen

383
0,003

349
0,004

468
0,005

122
0,006

771
0,007

trasi
Perhitungan :
1. Kode : 889 , Konsentrasi : 0%
Sampel terdeteksi = 0 X 100% = 0%
20
2. Kode : 383, Konsentrasi 0,003%
Sampel terdeteksi = 3 X 100% = 15%
20
3. Kode : 349, Konsentrasi 0,004%

481
0,008

089
0

Sampel terdeteksi = 5 X 100% = 25%
20
4. Kode : 468, Konsentrasi 0,005%
Sampel terdeteksi = 7 X 100% = 35%
20
5. Kode : 122, Konsentrasi 0,006%
Sampel terdeteksi = 12 X 100% = 60%
20
6. Kode : 771, Konsentrasi 0,007%
Sampel terdeteksi = 7 X 100% = 35%
20
7. Kode : 481, Konsentrasi 0,008%
Sampel terdeteksi = 10 X 100% = 50%
20
8. Kode : 723, Konsentrasi 0,009%
Sampel terdeteksi =15 X 100% = 75%
20
9. Kode : 335, Konsentrasi 0,01%
Sampel terdeteksi = 13 X 100% = 65%
20
10. Kode : 511, Konsentrasi 0,015
Sampel terdeteksi = 15 X 100% = 75%X
20

Grafk Ambang Kafein
% sampel terdeteksi

80
70
60
50
40
30
20
10
0

0

0,003

0,004

0,005

0,006

0,007

0,008

0,009

0,01

0,015

Konsentrasi

B. PEMBAHASAN
Pada threshold test atau biasa kita sebut dengan uji ambang batas ini
dilakukan dengan menyiapkan 4 buah sample yang memiliki rasa yang berbeda beda
yaitu rasa manis, asin, asam dan pahit. Sample yang digunakan untuk mewakili
keempat rasa tersebut adalah sukrosa, NaCl, asam sitrat dan kafein. Panelisnya adalah
mahasiswa ITP Unsoed yang sedang melakukan praktikum evaluasi sensori.

Uji ambang batas ini dilakukan dengan menyiapkan 10 macam konsentrasi
yang berbeda – beda pada setiap sampel yang ditandai dengan kode pada masingmasing konsentrasi dengan tiga angka yang berbeda oleh penyaji Selanjutnya panelis
diminta untuk mencicipi keempat sampel yang telah disiapkan oleh penyaji. Panelis
mencicipi beberapa sampel tersebut satu persatu dan setiap pindah ke sampel
berikutnya harus didahului kumur dengan air putih untuk menetralkan rasa.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui ambang batas dan ambang
pengenalan larutan sukrosa, larutan NaCl, larutan asam sitrat, dan larutan kafein oleh
20 panelis. Threshold merupakan ambang batas. Dalam uji sensoris, threshold
diartikan sebagai ambang batas suatu komponen sifat sensoris kaitannya dengan
indera manusia. Penentuan threshold ini bertujuan untuk menentukan tingkat
konsentrasi terendah suatu substansi,yang dapat dideteksi (absolute threshold),atau
perubahan konsentrasi terkecil suatu substansi yang dapat dideteksi perubahannya
(difference threshold). Biasanya substansi yang mau dikaji dilarutkan dalam air
murni.
Kode yang diberikan berupa kode 3 digit angka. Pengkodean dimaksudkan
untuk mengurangi informasi yang diberikan kepada panelis. Pemilihan tiga digit
kode untuk meminimalkan logical error karena angka satu digit seperti 1,2,3,dst
memberikan bias bahwa angka 1 konsentrasinya lebih rendah dari angka 2 atau 3
dan seterusnya.
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan Sukrosa dengan
10 variasi konsentrasi, yaitu 0% (tanpa penambahan sukrosa); 0,05%; 0,1%; 0,2%;
0,3%; 0,4%; 0,5%; 0,6%; 0,7%; 0,8%. Panelis diminta untuk mencicipi sampel dan
menentukan mana yang terasa manis dan mana yang tidak terasa manis.

Pada

identifikasi Sukrosa, dari jumlah 20 panelis hasil yang diperoleh tidak berurutan.
Dalam hal ini, sukrosa dengan konsentrasi 0% mendapat respon positif dari panelis
sebesar 10% , tetapi sukrosa dengan konsentrasi 0,05% tidak mendapat respon positif
sama sekali atau mendapat respon positif sebesar 0%. Berdasarkan perhitungan
persen ambang, panelis mempunyai ambang mutlak pada konsentrasi 0,4% dimana

presentasi ambangnya 55%.

Dan panelis memiliki ambang pengenalan pada

konsentrasi 0,6 % dengan besar ambang 75%.
Sampel yang digunakan dalam percobaan rasa asin adalah larutan NaCl
dengan 10 variasi konsentrasi, yaitu 0% (tanpa penambahan NaCl); 0,02%; 0,04%;
0,06%; 0,08%; 0,1%; 0,12%; 0,14%; 0,16%; 0,18%. Panelis diminta untuk
mencicipi sampel dan menentukan mana yang terasa asin dan mana yang tidak terasa
asin.
Dari tabel data hasil percobaan dapat dilihat bahwa rentang ambang para
panelis ini adalah pada larutan NaCl konsentrasi 0% sampai dengan 0,18%.
Berdasarkan uji panelis, larutan NaCl dengan konsentrasi 0% terdeteksi rasa asinnya
dengan respon positif 5% atau hanya 1 panelis yang merespon positif yaitu panelis
nomor 15. Secara umum grafik respon positif NaCl terus meningkat, tetapi pada
konsentrasi 0,14% besar ambangnya lebih rendah dibandingkan dengan yang
konsentrasi 0,12%. Seharusnya semakin tinggi konsentrasi NaCl rasa asin semakin
terasa. Hal yang menyimpang ini kemungkinan terjadi karena perbedaan ketajaman
indera dari panelis itu sendiri. Hal yang sama juga terjadi pada konsentrasi NaCl
0,16% dimana hanya 1 panelis yang dapat mendeteksi adanya rasa asin. Kebanyakan
panelis tidak konsisten dalam memberikan penilaian sehingga tidak dapat ditentukan
threshold deteksinya.
Berdasarkan besar presentasi ambang, panelis memiliki ambang pengenalan
sebesar 90% pada konsentrasi NaCl 0,1%, tetapi tidak memiliki ambang mutlak
karena pada konsentrasi 0,008% panelis hanya memiliki presentasi ambang 25%
tidak cukup sebagai syarat ambang mutlak. Hal ini berarti panelis tidak memiliki
kepekaan terhadap rasa asin.
Pada uji threshold asam sitrat, berdasarkan hasil perhitungan presentasi
terlihat bahwa panelis memiliki ambang mutlak sebesar 55% pada konsentrasi
0,018%, dan memiliki ambang pengenalan sebesar 70% pada konsentrasi 0,02% .
Secara umum semakin tinggi kosesntrasi asam sitrat semakin tinggi juga besar

ambang nya, hanya saja pada konsentrasi 0,24% persen ambangnya lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi 0,22%.
Pada uji threshold kafein, berdasarkan hasil perhitungan presentasi terlihat
bahwa panelis memiliki ambang mutlak pada konsentrasi 0,006% sebesar 60% . dan
memiliki ambang pengenalan pada konsentrasi 0,09% dengan besar ambang 75%.
Pada konsentrasi 0% tidak ada panelis yang memberikan respon positif hal ini berarti
panelis memiliki kepekaan yang baik. Pada uji ambang mutlaknya juga besar
konsentrasinya 60% juga berati panelis memiliki kepekaan yang tinggi terhadap rasa
pahit.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Pada uji ambang sukrosa, panelis memiliki ambang mutlak 55% pada
konsentrasi 0,4% dimana presentasi ambangnya 55%. Dan panelis memiliki
ambang pengenalan pada konsentrasi 0,6 % dengan besar ambang 75%. Panelis

sebanyak 90% dapat merasakan rasa manis pada konsentrasi terbesar yaitu 0,8,
tetapi tidak memiliki ambang batas karena tidak ada yang dapat mendeteksi
kemanisan sukrosa sebanyak 100%.
2. Pada uji ambang NaCl, panelis memiliki ambang pengenalan sebesar 90% pada
konsentrasi NaCl 0,1%, tetapi tidak memiliki ambang mutlak karena pada
konsentrasi 0,008% panelis hanya memiliki presentasi ambang 25%.
3. Pada uji ambang asam sitrat, berdasarkan hasil perhitungan presentasi terlihat
bahwa panelis memiliki ambang mutlak sebesar 55% pada konsentrasi 0,018%,
dan memiliki ambang pengenalan sebesar 70% pada konsentrasi 0,02% .
4. Pada uji ambang kafein, berdasarkan hasil perhitungan presentasi terlihat bahwa
panelis memiliki ambang mutlak pada konsentrasi 0,006% sebesar 60% . dan
memiliki ambang pengenalan pada konsentrasi 0,09% dengan besar ambang
75%.
5. Dari keempat macam bahan, tidak ada konsentrasi yang dapat dideteksi rasanya
sebanyak 100% oleh panelis. Sehingga panelis tidak memiliki ambang batas.

DAFTAR PUSTAKA
Clark,Stephany,.et al. 2009. The Sensory Evaluation of Dairy Products. New York.
Springer Science and Business Media.
Setyaningsih,Dwi. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor.
IPB Press.

Soekarto, T.S dan M. Hubeis. 1992. Petunjuk Laboratorium Metode Penilaian
Indrawi. Bogor: IPB Press.
Weinberg,Alan.,Bealer,Bonnie. 2002. The Caffeine Advantage. New York. The Free
Press.

LAPORAN PRAKTIKUM
EVALUASI SENSORI

ACARA I

UJI AMBANG BATAS (THRESHOLD)

Penanggung Jawab :
Hilma Qurrota Aini

A1M012031

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Perancangan Sarana Praktikum Prestasi Mesin Pendingin Pembuat Es Batu

10 135 1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157