Standar Nasional Indonesia Gabah Standar

Standar Nasional Indonesia

Gabah, Standar mutu

Badan Standardisasi Nasional

ICS 67.060

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

SNI 01-0224-1987

Halaman

1. RUANG LINGKUP

1

2. DIS KRIPSI . ...... ........... . ... . . . .. . ... . ...... . ... .. ......

1


3. 1'. L.-\SiF"iK.'!\SI

1

..... . .. . .... ... .... . .. . ..... . ........ .. ......

4. PERSYARATAN MUTU

1

4.1 Persyaratan Kualitatif . '. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
4. 2 Persyaratan kuantitatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

,1
1

5. DEFINISI ISTILAH·ISTILAH .... . .... . ..... .. .......... . . ..... .

2


...............
...............
... ... ..... ... .
. ' .' . . . . . . . . . . . .
.............. .
. . . . . . . . . . . .. . ..
...............
...............
. .. .. .... .. . . ..
. .•... .... .... .
...............

2
2
2
2
2
2
2

2
2
3
3

6. DASAR·DASAR PENENTUAN TINGKAT r.tUTU. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3

7. CARA PENYEBUTAN TINGKAT MUTU. . . . . ..... ... . . . .. ... .. .. . .

4

5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7

5.8
5.9
5.10
5.11

Kadar air . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Butir gabah ham pa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Benda asing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Butir·butir kuning .. . ....... . ...... . ... . . ... . . .
Butir rusak .............. ..... .... . '. . . . . . . . . .
Butir mengapur dan gabah muda . .. ... ....... ; . . . .
Beras merah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hama dan atau penyakit . . . . . . . . . . . . . . . . • . . . . . . .
Bau. .. .. ........ .. . ............ . ... ...... ..
Gabah varietas lain . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
Persyaratan fakultatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

DAFTAR lSI


1. RUANG LINGKUP

Standar ini meliputi syarat mutu gabah, dasar penentuan tingkat mutu dan
eara penyebutan tingkat mulu.

2. DISKRIPSI
Gabah adalah butir padi (Oryza sativa L) yang telah terlepas dari malainya.

3. KLASIFIKASI
Gabah digolongkan dalam 3 jenis mutu, yaitu mutu I, II dan Ill.

4. PERSYARATAN MUTU
4 .1 Persyaratan Kualitatif
a) Bebas hama dan penyakit
b) Bebas bau busuk, a~
atau bau-bau lainnya
c) Bebas dari bahan kimia seperti sisa-sisa pupuk, insektisida, fungisida dan
bah an kimia lainnya.
d) Gabah tidak boleh panas.

4.2 Persyaratan kuantitatif
Kualitas

No .
Urut

Komponen
Mutu

1)

Kadar air
(% maksimum)
Gabah hampa (% maksimum)
Butir rusak + Butir kuning (% maksirnum
Butir mengapur + Cabah muda
(% maksimum)
Butir merah (% maksimum)
Benda asing (% maksimum)
Gabah varietas lain (% rnaksimum)


2)
3)
4)
5)
6)

7)

1 dari 4

I

II

III

14,0
1,0
2,0


14,0
2,0
5,0

14,0
3 ,0
7,0

1,0

5,0

10,0

I,D

2,0
0,5
5,0


4,0
1,0
10,0

-

2,0

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

STANDAR MUTU CABAH

5.1 Kadar air
Adalah jumlah kandungan air dalam butir gabah yang dinyatakan dalam satuan
persen dari berat basah (wee bosis) .

5.2 Butir gabah hampa
a.) Adalah butir gabab ya;15 ~idak
bi::ft..Eif::jang sempurna, tetapi kedua i:.angkup

sekamnya utuh dan tidak berisi butir beras
b) Termasuk dalam butir hampa adalah gabah-gabah yang kedua tangkup
sekamnya masih utuh, tetapi butir beramya tidak ada akibat serangan
hama atau oleh sebab lain.

5.3 Benda asing
Adalah segala benda-bend a yang tidak tergolong gabah, misalnya debu, butirbutir tanah, batu-batu keci!, butir·butir pasir, potongan·potongan logam,
.potongan·potongan kayu, biji-biji lain, tangkai padi dan lain-lain.

5.4 Butir·butir kuning
Adalah butir beras pecah kulit (setelah dikupas) yang berwarna kuning akibat
proses perubahan warna yang terjadi selama perawatan dan penimbunan.

5.5 Butir rusak
a) Adalah butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang menjadi
rusak karena oleh faktor mekanis, fisiologis maupun biologis.
b) Adalah gabah·gabah yang isinya :
- berwama putih tetapi ada bintik·bintik warna lain yang · terdapat pada
permukaan butir. (butir putih rusak).
- berwama kuning dan ada bintik·bintik warn a lain yang terdapat pada

permukaan butir·butir (butir-butir kuning rusak).
- putih mengapur, dan ada bintik-bintik warna lain yang terdapat pada
permukaan butir (butir kapur rusak).

5.6 Butir mengapur dan gabah muda
Butir mengapur adalah beras pecah kulit (setelah dikupasj yang warnanya putih
dan keseluruhan butir berasnya rapuh seperti kapur (chloky) akibat faktor
fisiologis.
Gabah muda adalah butir padi yang belum masak sempuma yang isinya masih
rapuh dan mengapur.
5.7 Beras merah
Adalah butir beras pecah kulit (setelah gabah dikupas) yang berwarna merah
karena sifat varietas padi asalnya.

5.S Hama dan atau penyakit
Adalah menyangkut ada/tidaknya hama/penyakit yang hidup (kutu.kutu,
lalat dan sebagainya) yang terdapat dalam contoh gabah yang diperiksa .
.

5.9 B au
Adapun bau yang dapat ditangkap oleh indra hidung terhadap gabah contoh
yang diperiksa.

2 dari 4

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

5. DEFINISIISTILAH·ISTILAH

Gabah varietas lain ditandai dengan bentuk (perbandingan panjang dan lebargabah) serta ukurannya berbeda .
5.11

Persyaratan fakultatif
Persyaratan mutu yang dapat dipakai atau tidak dalam pertimbangan menentukan tingkat mutu
a) Bentuk gabah
Gabah Iangsing

gabah yang mempunyai
lebar di atas 3 .0

perbandingan

panjang/

Gabah lonjong

gabah yang mempunyai
lebar an tara 2.0 - 3 .0

perbandingan

panjang/

Gabah bulat

gabah yang' mempunyai
Ie bar lebih kecil dari 2.0

perbandingan

panjang/

b) Varietas padi

Pb .3G, Cisadane, Pb 42, dan lain·lain

c) Berat biji

berat gabah persatuan volume (misalnya kg/I)

d) Rendeman giling

berat beras giling berderajat sosoh 90% yang diperoleh dengan menggiling gabah pada penggilingan
ukuran laboratorium, dinyatakan daJam persen
berat gabah yang digiling.
butir beras yang retak tetapi masih utuh bentuknya
terdapat dalam butir gabah.

e) Butir retak

G. DASAR·DASAR PENENTUAN TINGKAT MUTU
6.1 Kadar air gabah harus ditentukan dengan "Air Oven Method" khusus untuk
gabah, ataupun dengan cara lain yang dapat memberikan hasil yang sarna.
6.2 Semua hasil-hasil penentuan ukuran gabah dan butiran beras yang didapat
dengan rnenggunakan ayakan mekanis atau cara lain harus dikoreksi denlllln
menggunaJcan cara pemungutan dengan tangan.
6.3 Persentase yang ditentukan atas dasar dan ratio antara panjang dan lebar dinyatakan sarnpai satu angka desimal; pembulatan angka lebih kecil dari 0,05
menjadi 0,0 dan 0,05 atau lebih besar menjadi 0,1.
6.4 Pemeriksaan gabah harnpa, gabah mud a dan benda asing dilakukan dengan alat
penguji kotoran (dockage tester).
Atau ayakan-ayakan berlubang segi empat panjang (Rectangular) atau cara
Jain yang memberikan hasil yang sarna.
6.5

Cara pengujian mutu dan pengambilan contoh terdapat dalam ''Petunjuk
pengujian mutu dan pengambilan contoh" yang disajikan tersendiri daJam
pelaksanaan standar (imp/ementasi).

3 dari 4

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

5.10 Gabah varietas lain

Penyebulan tingkat mutu gabah dengan menggunakan singkalan·singkalan
sebagai berikut :
Gabah 1
G,
Gabah 2 : G ,
Gabah 3 : G,
Gabah Mutu Rendah : Gabah Mutu Rendah (Sample Grade).
Di belakang sebulan tingkat mutu gabah ini, jika dikehendaki dapat di tambahkan keterangan·keterangan lain seperti yang dicantumkan pada butir 5.11 di
muka.

4 dari 4

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

7. CARA PENYEBUTAN TINGKAT MUTU

Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157