A NALISIS KIMIA KUANTITATIF
- INDRI KUSUMA DEWI, S.Farm.,M.Sc.,Apt--
Ganjar, I. G., dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar , Yogyakarta.
Vogel, A. I., 1978, Qualitative Inorganic Analysis, Fourth ed. , Mc. Graw Hill, Londen. NALISIS KIMIA KUANTITATIF A bertujuan untuk mengetahui jumlah atom, ion, gugus/senyawa tertentu dalam suatu bahan atau campuran bahan. Persyaratan suatu metode dikatakan baik, sebagai berikut : Peka (sensitive), metode dapat digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa dalam konsentrasi yang kecil.
Tepat (precise), metode menghasilkan hasil analisis yang
sama atau hampir sama dalam satu seri pengukuran. Teliti (accurate), metode menghasilkan nilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value) Selektif, metode tidak banyak terpengaruh oleh adanyaAnalisis volumetri dilakukan untuk mengetahui kadar zat dengan cara mereaksikan dengan larutan baku
(standar) yang konsentrasinya telah diketahui
secara teliti & reaksinya berlangsung secara
kuantitatif (stokiometri).‘’ TITRASI’’
Berdasarkan reaksinya kimia, volumetri dibagi menjadi
empat yaitu : Reaksi asam-basa Reaksi redoks
Reaksi pengendapan Reaksi pembentukan kompleks
Berdasarkan titran yang dipakai
Acidimetri
Alkalimetri
Permanganometri
Argentometri
Iodimetri
“Titrasi adalah suatu metode
penentuan kadar
(konsentrasi) suatu larutandengan larutan lain yang telah
diketahui konsentrasinya”
Larutan yang akan ditentukan kadarnya
disebut sebagai “ analit ” dan biasanyadiletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan
larutan yang telah diketahui konsentrasinya
disebut sebagai “ larutan standart atau titer ”
PERALATAN
BuretUntuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50 dibawah, sebelum dipakai ada baiknya buret dibersihkan dengan larutan K2Cr2O7, kemudian bilas dengan aquades.
Erlenmeyer
Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250 mL untuk proses titrasi sebab Erlenmeyer ukuran ini enak dipegang dang kita lebih leluasa untuk megocok Erlenmeyer.
Pipet
Alat untuk mengambil indicator, ingat 1 pipet volumenya kira-kira 1 mL
PERALATAN
Labu UkurDigunakan pada untuk membuat larutan standar. “ingat waktu menambahkan pelarut”
Pipet Ukur Ingat untuk mengambil larutan analit dengan volume tertentu misalnya 10 mL, 20 mL
LARUTAN STANDAR
adalah larutan yang disiapkan dengan cara
menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu
Syarat zat yang bisa dijadikan standart primer
Harus 100% murni
Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar
ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standart primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang. Mudah diperoleh
Biasanya zat standart primer memiliki Masa molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil
kesalahan relative atau eror pada waktu proses
penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relative yang lebih kecil
larutan standart sekunder
Adalah larutan dengan konsentrasi tertentu dan kemudian kita menitrasinya dengan larutan standart primer Contoh : NaOH NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standart primer disebabkan sifatnya yang higroskopis. Jadi NaOH menyerap uap air dari lingkungan disekitarnya
Syarat-syarat titrasi:
Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahuidengan pasti dan jelas produk-produk apa yang
akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti Reaksi harus berjalan dengan cepat
Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau
mengindikasikan bahwa reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara
stoikiometri , baik itu dengan perubahan warna,
Syarat-syarat titrasi:
Tidak ada hal lain yang mengganggu
reaksi antara analit dengan titrant
Reaksi antara analit dengan titrant
harus memiliki kesetimbangan jauh
kearah kanan (artinya
kesetimbangannya mengarah kearah pembentukan produk) hal ini untuk
titik equivalent
Titik dimana titrasi mencapai
setara secara stoikiometri
titik akhir titrasi
titik dimana proses titrasi diakhiri disebut sebagai, ditandai dengan indicator sehingga mudah dilihat secara manual.
Titik equivalen
Adalah keadaan dimana konsentrasi
titran tepat sama secara stoikiometri dengan analit
Menemukan titik equivalen adalah tujuan akhir titrasi. - Contoh : jika kita mempunyai senyawa basa yang
+ mengandung 0,250 mol OH , kemudian dititrasi dengan H , titik equivalen tercapai ketika 0,250
Titik akhir titrasi Titik akhir titrasi tercapai ketika titik equivalen telah terlewati.
Biasanya terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi bereaksi (berlebih). Pada sebagian besar kasus,
Indikator
Adalah senyawa yang sensitif
(berubah warna) pada saat analit
habis atau pada saat titran berlebih 2 5HOC O OH 2 2
2MnO 4
6H
10CO 2
2Mn
8H O 2 purple colorless
Jenis Titrasi Asam Basa Pembentukan kompleks
Pengendapan (Precipitasi)
Titrasi Balik
Titrasi balik digunakan ketika reaksi
anatara analit dan titran berjalan
lambat, atau apabila tidak ada indikator yang cocok. Caranya : Tambahkan titran secara berlebih sehingga semua analit habis bereaksi dan ada sedikit titran berlebih.
Back Titration: Example Carbonate
H
- +
Equivalence Point
OH -
LOGO
Titrasi asam basa adalah reaksi
penetralanJika larutan bakunya asam disebut asidimetri jika larutan bakunya basa disebut
Indikator
adalah asam lemah atau basa lemah
(senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekul- molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
Indikator asam-basa terletak pada
titik ekivalen dan ukuran dari pH
Perubahan warna indikator
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa Asam kuat - Basa kuat Asam kuat - Basa lemah
Asam lemah - Basa kuat
Asam kuat - Garam dari asam lemah
Basa kuat - Garam dari basa lemahRemember…. ?
Apa itu asam kuat dan asam lemah?
Bagaimana cara menghitung
equivalensi?
Bagaimana cara menghitung
molaritas dan normalitas? “Pertanyaan yang sama untuk basa”
Asam kuat - Basa kuat Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
- Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O Reaksi ionnya : H+ + OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat
In an acid-base titration, 17.45 mL of
0.180 M nitric acid, HNO , were completely
3 neutralized by 14.76 mL of aluminium hydroxide, Al(OH) . Calculate the
3 concentration of the aluminium hydroxide.
The balanced equation for the reaction is:
3HNO3(aq) + Al(OH)3(aq) → Al(NO3)3(aq) + 3H2O(l) The number of moles of nitric acid used is:
- -3
y mol = 0.180 mol/L x 0.01745 L = 3.14 x 10 mol
HNO3 From the stoichiometry of the reaction, the number of
moles of aluminium hydroxide reacted is:
- -3
- -3 3.14 x 10 mol HNO3 x 1 mol Al(OH)3 = 1.05 x 10 mol
3 mol HNO3 Therefore, the concentration of the aluminium hydroxide
LATIHAN
Untuk mentitrasi Asam sulfat sebanyak 25,00 mL diperlukan titran NaOH 0,10 M sebanyak 26,50mL. Berapakah konsentrasi asam?
Reaksi Perhitungan Asidimetri
Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2 Perhitungan : 2 x mg Na2CO3 Normalitas HCl = ———————————
Penetapan kadar Boraks
Timbang saksama 3 g, larutkan dalam 50 ml air, tambahkan larutan merah metil, titrasi dengan HCl 0,5 N. (Jika perlu dipanaskan di atas tangas uap guna menambah kelarutan) Satu ml HCl 0,5 N setara dengan 95,34 mg Na2B4O7.10H2O (Anonim, 1995) Reaksi (Beckett, 1968):
4 H3BO3 + 2 NaCl + 5 Na2B4O7.10H2O + 2 HCl “ H2O
Reaksi Alkalimetri & Normalitas Pembakuan
Reaksi: KHC8H4O4 + NaOH KNaC8H4O4 + H2O Perhitungan: mg KHC8H4O4 Normalitas NaOH = ———————————— ml NaOH x BM KHC8H4O4
Penetapan kadar asam salisilat Timbang saksama 500 mg, larutkan dalam 25 ml
etanol encer yang sudah dinetralkan dengan
NaOH 0,1 N, tambahkan fenolftalein dan titrasi dengan NaOH 0,1 N. Satu ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg C7H6O3 (Anonim,1995) Reaksi: HO.C6H4.COOH + NaOH HO.C6H4.COONa + H2O Perhitungan:Penetapan Kadar Asetosal/ Aspirin sampel aspirin yang ditimbang teliti lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 10 ml etanol netral terhadap fenolptalein, dalam erlenmayer 250 ml, sampai
sempurna, kemudian tambah dengan 40,0 ml NaOH
0,1N, dilakukan pendidihan selama 30 menit dalam
alat refluks atau yang serupa.(lihat gambar) Setelah dingin dititrasi dengan HCl 0,1N menggunakan indikator pp, sampai warna pink stabil dalam 30 detik. Kadar asetosal dihitung dengan rumus:Penetapan kadar senyawa tunggal
Sampel 2.25 g soda perdagangan dalam 50 ml air diencerkan ad 100.0 ml. Ambil 10.0 ml kemudian ditambahkan aquades ad 50 ml. Titrasi dengan baku HCl dengan penambahan indikator metil merah 0.1 N sampai larutan berwarna merah Berapa % kadar sampel bila TAT
Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
contoh : Asam kuat : HCl Basa lemah : NH OH
4 Persamaan Reaksi : HCl + NH OH Cl + H O 4 → NH
4
2 Reaksi ionnya :
- + +
Kurva Titrasi Asam kuat
– Basa Lemah
Asam lemah : CH COOH - 3 Basa kuat : NaOH - Persamaan Reaksi : CH COOH + NaOH COO + H O 3
→ NaCH 3 2 Reaksi ionnya : - + H + OH O → H 2
Kurva Titrasi Asam Lemah
– Basa Kuat
Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
contoh : Asam kuat : HCl - Garam dari asam lemah : NH BO -
4
2 Persamaan Reaksi : HCl + NH BO + NH Cl
4 2 → HBO
2
4 Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
contoh : Basa kuat : NaOH - Garam dari basa lemah : CH COONH -
3
4 Persamaan Reaksi :
NaOH + CH COONH COONa + NH OH 3 4 → CH 3 4 Reaksi ionnya :
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri
tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat5. Atur titran yang keluar dari buret (titran
LOGO
Kita akan BISA karena BIASA ! TERIMA KASIH