LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH TIPE P

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
TIPE PERKECAMBAHAN HIPOGEAL DAN EPIGEAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknologi Benih

Disusun Oleh :
Nama

: Dede Juliansyah

NIM

: 4442141790

Kelas

: 4 C Agroekoteknologi

Kelompok

:7


JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Tuhan Semesta Alam yang dengan kehendaknya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum Teknologi Benih yang berjudul Tipe
Perkecambahan Hipogeal dan Epigeal , untuk memenuhi salah satu tugas dari
mata kuliah Teknologi Benih.
Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Atas tersusunya laporan ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran

bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna.

Serang, Maret 2016

Penulis

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
2.1 Pengertian Buah dan Fungsi Buah......................................................... 2
2.2 Pengertian Biji........................................................................................ 2
2.3 Penggolongan Buah............................................................................... 3
2.4 Struktur Biji............................................................................................ 7

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................. 9
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 9
3.3 Cara Kerja.............................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................10
4.1 Hasil.......................................................................................................10
4.2 Pembahasan............................................................................................12
BAB V PENUTUP...............................................................................................14
5.1 Kesimpulan............................................................................................14
5.2 Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
LAMPIRAN ........................................................................................................16

ii

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang

Buah dan biji adalah bagian dari organ reproduksi tumbuhan tingkat tinggi.
Keberadaan buah hanya dapat dijumpai pada tumbuhan yang memiliki fungsi dan
tujuan yang sama yaitu untuk menjamin kehindupannya. Tumbuhan berbiji
terbagi menjadi dua kelas yakni angiospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan
gymnospermae

(tumbuhan

berbiji

tertutup).

Angiospermae

terdiri

dari

monokotiledon dan dikotiledon.
Struktur biji dikotil


dan monokotil memiliki struktur biji yang

berbedadengan fungsinya masing-masing.Struktur biji erat kaitannya dengan
cadangan makanan karenaakumulasi cadangan makanan berhubungan dengan
tempat dimanacadangan tersebut akan disimpan. Derajat dan macam variasi
komponen dalam perkembangannya sama atau tidak semua tergantung
denganbeberapa struktur dasar yang berbeda untuk masing-masing tipe
biji.Pengetahuan tentang struktur biji akan memberikan pemahaman yang baik
tentang perbedaan struktur biji antara tanaman monokotil dan dikotil.Maka dari
itu, diadakan praktikum mengenai struktur biji.
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau
persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang pertama
adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari penamaan
buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buah
dan bagian-bagian buah yang ada pada buah. Untuk mengetahui struktur dari buah
dan biji itu maka dilakukan praktikum Tipe Perkecambahan Hipogeal dan
Epigeal.
1.2


Tujuan
Tujuan dari praktikum Tipe Perkecambahan Hipogeal dan Epigeal adalah

agar mahasiswa dapat mahasiswa mampu mengenal Tipe Perkecambahan
Hipogeal dan Epigeal.

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Buah dan Fungsi Buah
Buah adalah salah satu organ tumbuhan untuk pembiakan, mengandung biji

setelah pembuahan pistil (bunga betina) tumbuh jadi buah. Ovum tumbuh menjadi
biji, dinding ovarium jadi kulit buah. Pengertian buah dalam lingkup pertanian
(hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas.
Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah,
melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu,

untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut
buah sejati (Campbell, 2003).
Buah

adalah

organ

pada

tumbuhan

berbunga

yang

merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan

fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003).
1. Melindungi biji atau benih, Buah berfungsi sebagai penghalang fisik
antara biji atau benih dan lingkungan eksternal selama perkembangan
benih. Buah berkembang (ovarium) mempromosikan bakal biji atau
pengembangan benih dengan mencegah desikasi dan memastikan
lingkungan yang lembab untuk embrio.
2. Membantu dalam penyebaran biji-bijian matang, Misalnya, buah kelapa
mengapung dalam air dan dengan demikian diangkut ke tempat yang
jauh; beberapa buah-buahan merupakan bagian dari diet atau makanan
hewan tertentu seperti musang (Paradoxurus hermaphroditus) yang
memakan buah kopi matang dan kemudian dikeluarkan benih masih utuh
dalam bentuk fases
2.2. Pengertian Biji

2

Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau
lembaga, kulit biji dan persediaan makanan cadangan. Dalam biji banyak
tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga biji itu sendiri, pada tumbuhan
lain, makanan disimpan dalam jaringan di sekililingnya. Cerita lengkap mengenai

biji harus menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam stamen dan
pistil, proses penyerbukan, perkembangan embrio, pembentukan kulit biji dan
perkembangan penyediaan cadangan makanan yang digunakan oleh tumbuhan
muda ketika biji berkecambah (Yuniarsih, 1996).
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat
pembuahan, tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan
menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu
dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya
penyatuan, yaitu inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur
menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang
lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan
membelah-belah menghasilkan jaringan endosperm. Proses yang melibatkan
kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut dinamakan pembuahan ganda
(Kamil, 1982).
2.3

Penggolongan Buah
Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam empat golongan

yaitu:

1.

Buah Tunggal (Sejati)
Buah tunggal (sejati) adalah buah yang terbentuk dari satu bunga dengan

satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
a.

Buah kering
Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat

dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya
keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; dan buah berdaging (carnosus),
yang dinding buahnya tebal berdaging.
Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah
(indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji,

3

sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang

termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe
keras.
b.

Buah padi (caryopsis)
Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan

berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula
dengan biji. Buah terbungkus oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan
teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.
Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di
sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Bagian biji
terdiri dari lapisan aleuron(hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat
penyimpanan cadangan makanan), danembrio.
c.

Buah kurung (achenium)
Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan

namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji') bunga
pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga
matahari.
d.

Buah keras (nux)
Buah keras atau geluk (nux) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau

lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji
sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan
kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).
Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga
membentuk semacam sayap yang berguna untuk menerbangkan buah ini—jika
masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini
contohnya

adalah

buah

meranti(Shorea)

dan

kerabatnya

dari

suku

Dipterocarpaceae.
Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji,
sehingga

memecahnya

buah

nampaknya

terkait

dengan

upaya

untuk

memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:
e.

Buah berbelah (schizocarpium)

4

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masingmasing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah
namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang
seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya adalah kemangi (Ocimum),
beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.
2.

Buah Ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang

memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang
tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak
seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal
beberapa macam buah berganda. Misalnya:
 buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
 buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
 buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).
 buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
3.

Buah Majemuk
Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan

demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang
tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:
 Buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi
deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.
 Buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus).
 Buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas).
 Buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace (Morinda).
a.

Buah Basah
Buah basah adalah buah yang sebagian atau seluruh pericarp atau mesocarp

masih tetap basah sampai buah masak. Buah masak dapat dibedakan atas dua
golongan, yaitu:
i. Berry
Berry ialah buah basah di mana seluruh pericarp tetap basah sewaktu masak
(mature). Berry ini berasal dari superior ovary. Pericarp pada berry ini merupakan
5

lapisan lunak dan berair (juicy) dan dapat dimakan (edible), umpamanya pada true
berry (berry sebenarnya). Contoh berry yaitu : tomat, kurma, anggur, alpukat,
terung, lada merah, persimon. Terdapat dua tipe khusus pada berry, yaitu:
a. Pepo, yaitu berry dengan kulit buah terluar (exocarp) yang keras.
Termasuk pepo adalah semangka, mentimun, labu dan cantelope.
b. Hespiridium, yaitu berry dengan kulit buah seperti kulit, seperti jeruk.
ii. Drupe
Drupe ialah buah basah di mana exocarp, mesocarp dan endocarpnya dapat
dibedakan dengan jelas. Exocarpnya biasanya lebih tipis, mesocarp lebih tebal,
dan basah atau berserabut. Endocarp umumnya sangat keras atau membatu,
biasanya membungkus satu biji. Contohnya plum, olive, apricot, kelapa, dan
palm.
4.

Buah Semu
Buah semu atau buah tertutup adalah, yaitu jika buah itu terbentuk dari

bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malahan menjadi
bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali
merupakan bagian buah yang bermanfaat dapat dimakan) sedang buah yang
sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
Buah semu dapat dibedakan atas :
a. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah.
Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk
buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga
pada buah ciplukan.
b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang
bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi
buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh,
dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna),
misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)
c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi
seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka
(Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang
terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun

6

tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan
kulit buah semu ini (Tjitrosoepomo, 1985)
2.4

Struktur Biji
Menurut Sutopo (2002) bagian-bagian dasar biji terdiri dari :

a.

Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-

gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang
berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil
(calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula
(calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh
banyaknya jumlah kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon
misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua
kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas Gymnospermae pada
umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai
sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti
ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh
upih pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat
akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang
disebut coleorhiza.
b.

Jaringan penyimpan cadangan makanan
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan

penyimpan cadangan makanan, yaitu : Kotoledon, misalnya pada kacangkacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan
golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna putih dan
dapat dimakan merupakan endospermnya. Perisperm, misal pada famili
Chenopodiaceae dan Caryophyllaceae, Gametophytic betina yang haploid misal
pada kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan dalam
biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan
presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal biji bunga matahari
kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung
banyak karbohidrat.

7

c.

Pelindung biji
Pelindung biji dapat terdiri dari kulit biji, sisa-sisa nucleus dan endosperm

dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari
integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji
berlangsung. Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan
sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk
melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan,
bakteri dan insekta.Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa
perbedaan diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub
kelas monokotiledon : cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicerna
setelah biji masak dan dikecambhakan serta telah menyerap air. Contoh jagung,
padi, gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam
kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum
biji masak. Contoh kacang-kacangan, bunga matahari dan labu.

8

BAB III
METODOLOGI PENILITIAN
3.1

Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan hari Kamis, 10 Maret 2016 pukul 07:30 s/d 09:00

WIB, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cawan petri, botol

semprot, pinset, dan tempat perkecambahan. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah label, biji kacang hijau, biji jagung hibrida, kapas, dan aquades
3.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam pengamatan kali ini adalah :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
2. Kapas diletakkan di dalam cawan petri secara merata, kemudian diberi
akuades secukupnya menggunakan botol semprot
3. Biji jagung hibrida yang sudah direndam dalam air ditaruh di atas kapas
yang sudah ditaruh dalam cawan petri.
4. Diberi nama menggunakan label, kemudian cawan petri ditaruh di
tempat perkecambahan.
5. Langkah kerja tersebut diulangi pada biji kacang hijau

9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

10

4.2

Pembahasan
Dari praktikum Tipe Perkecambahan Hipogeal dan Epigeal yang telah kami

lakukan, bahan yang telah dibawa untuk diamati strukturnya adalah Tomat
(Solanum lycopersicum L.), Mentimun (Cucumis sativus L.), Belimbing
(Averrhoa carambola), Jagung ( Zea mays) dan Kacang tanah(Arachis hypogaea).
Buah mentimun(Cucumis sativus L.), berwarna hijau ketika muda dengan
garis-garis putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah
menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo.
Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat
sampai jingga terang. Mentimun memiliki bentuk buah mentimun (pepo) serupa
dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada
buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya
bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Bagian-bagian morfologi
buah mentimun adalah eksokarp, mesokarp, endokarp, plasenta, dan biji.
Buah tomat(Solanum lycopersicum L.) memilki bentuk bervariasi, mulai
bulat lonjong, bulat halus, bulat beralur, bulat dengan bentuk datar pada ujung
atau pangkalnya, hingga bentuk yang tidak teratur. Bentuk dan ukuran tersebut
tergantung varietas. Waktu masih muda buahnya berwarna hijau muda sampai
hijau tua, berbulu, dan memiliki rasa asam, getir, dan berbau tidak enak karna
mengandung lycopersicin. Namun demikian, setelah tua buahnya menjadi sedikit
kuning, merah cerah atau gelap, merah kekuningan, kining atau merah kehitaman,
dan rasanyapun menjadi enak, karna semakin matang kandungan licopersicinya
semakin menghilang. Bagian dalam buah memilki ruang yang dipenuhi biji.
Jumlah ruang bervariasi, mulai dari dua ruang, seperti varietas pyriforme, hingga
lebih dari dua ruang. Idealnya, buah memilki tiga ruang. Dengan kondisi ini, buah
akan lebih tahan (tidak mudah gepeng), meski ditempatkan pada posisi yang tidak
baik ketika penanganan pascapanen. Ukuran buah juga bervariasi, tergantung pada
varietas. Bagian-bagian morfologi buah tomat adalah eksokarp, mesokarp,
endokarp, central column, plasenta, dan biji.

12

Buah

Belimbing(Averrhoa

carambola)

termasuk

buah

buni/bacca

memanjang dengan 5 rusuk tajam. Berbuah setelah 2-5 tahun. Buah buni memiliki
2 lapisan yaitu lapisan luar yang tipis, kuat, dan agak menjangat, serta lapisan
dalam yang tebal, lunak, dan berair. Tergolong buah sejati tunggal berdaging.
Warna: muda hijau, tua kuning, dengan ukuran: 4-13 cm. Bagian-bagian
morfologi buah belimbing adalah eksokarp, mesokarp, endokarp, central column,
plasenta, dan biji.
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) termasuk kedalam tipe buah sederhana
(Simple fruits) dimana buah yang terdiri dari satu ovary dalam satu pistil. Buah
tipe ini mungkin mempunyai biji satu atau lebih, ovary superior atau inferior.
Kebanyakan angiosperm mempunyai buah sederhana. Kacang tanah termasuk
juga ke dalam kategori buah kering yaitu buah yang seluruh kulit buah (pericarp)
menjadi kering dan sering menjadi keras sewaktu masak.
Dalam kategori buah kering (dry fruits) ini, kacang tanah terdapat pada
buah merekah (indehiscent fruit). Pada buah ini terjadi perekahan sepanjang garis
perekahan pada polong (seed pod) sewaktu buah menjadi masak. Polong ini
biasanya berisi biji lebih dari satu. Kacang tanah ini temasuk buah merekah pada
golongan legume yaitu buah yang terdiri atas satu carpel, satu dinding ovary, dan
berasal dari pistil sederhana. See poods legume ini merekah sepanjang dua sisi,
sewaktu masak.
Jagung (Zea mays) termasuk kedalam tipe buah sederhana (Simple fruits)
dimana buah yang terdiri dari satu ovary dalam satu pistil. Buah tipe ini mungkin
mempunyai biji satu atau lebih, ovary superior atau inferior. Kebanyakan
angiosperm mempunyai buah sederhana. Jagung termasuk juga ke dalam kategori
buah kering yaitu buah yang seluruh kulit buah (pericarp) menjadi kering dan
sering menjadi keras sewaktu masak.
Dalam kategori buah kering (dry fruits) ini, jagung terdapat pada buah tidak
merekah (indehiscent fruit). Pada buah ini terjadi perekahan sepanjang sisinya
sewaktu masak, biasanya berisikan satu atau beberapa biji. Jagung ini temasuk
buah tidak merekah pada golongan Caryopses atau grain yaitu buah berbiji satu
(sama dengan achene), tetapi kulit biji (seedcoat) bergabung menjadi satu dengan
pericarp (mature ovary wall).

13

BAB V
PENUTUP
5.1

Simpulan
Buah merupakan hasil penyerbukan pada bunga yang telah terjadi dan

kemudian diikuti pula oleh pembuahan, maka bakal buah akan tumbuh menjadi
buah. Pada pembentukan buah ada kalanya bagian bunga selain buah ikut tumbuh
dan merupakan sutau bagian bunga. Buah biasanya melindungi bagian biji.
Menurut literature Kimball, 1999 perikarp (pericarpium) adalah dinding buah,
yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga. Perikarp ini
sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau
lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau
epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp
(endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding
tengah atau mesokrap (mesocaprium). Biji merupakan suatu struktur kompleks,
yang terdiri dari embrio atau lembaga, kulit biji dan persediaan makanan
cadangan. Dalam biji banyak tumbuhan, makanan disimpan di dalam lembaga biji
itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di
sekililingnya. Menurut Sutopo (2002) bagian-bagian dasar biji terdiri dari embrio,
jaringan penyimpan cadangan makanan, dan pelindung biji.
5.2

Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah agar praktikan

terlebih dahulu mempelajari tentang praktikum yang akan dilakukan, sehingga
para praktikan tidak bingung mengenai praktikum yang sedang dilakukan.

14

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Djiwoseputro. 1980 .Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Frank B Salisbury dan Cleon W Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan jilid 3. Institut
Tehknologi Bandung : Bandung
Heddy S, 1987. Biologi pertanian. Rajawali Press: Jakarta.
Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih 1. Penerbit Angkasa. Bandung.
Kimball J.W. 1988. Biologi. Gramedia Press: Jakarta.
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta
Sutopo, 2009,Lita Teknologi Benih. Rajawali Press; Jakarta
Tjitrasam, 1983. Botani Umum I. Angkasa: Bandung.
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Yuniarsih, 1996. KEDELAI . Kanisius: Yogyakarta.
Aminah, N.S. dan Supraptini. 2003. Jamur pada buah-buahan, sayuran, kaki lalat
dan ling-kungan di pasar tradisional dan swalayan. Jurnal Ekologi
Kesehatan 2(3): 299−305
Miskiyah, Christina Winarti, dan Wisnu Broto. 2010. Kontaminasi Mikotoksin
Pada Buah Segar dan Produk Olahannya Serta Penanggulangannya.
Litbang Pertanian, 29 (3).

15

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IDENTIFIKASI TIPE TRIKOMATA PADA HELAIAN ( LAMJNA) DAUN SUKU SOLANACEAE

0 22 13

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

6 62 67

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62

PENGARUH BENTUK DAN DOSIS PUPUK NPK MAJEMUK SUSULAN PADA VIABILITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merill) VARIETAS DERING 1 PASCASIMPAN TIGA BULAN

4 56 53