BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Penggunaan Model Kooperatif Tipe Two Sta

29

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Subjek Penelitian
3.1.1 Setting
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Randuacir 02 kelas 5 semeter II.
Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi penulis
untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Randuacir 02 kelas 5 semeter II dan
penulis juga telah mengenal sedikit banyak kondisi sekolah sehingga hal ini
memudahkan dalam melakukan penelitian.

3.1.2 Subjek Penelitian
Subyek penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray (TSTS) yaitu semua siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 tahun
pelajaran 2013/2014. Siswa kelas 5 berjumlah sebanyak 28 siswa yang terdiri dari
16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen.
Siswa di kelas 5 dalam mengikuti pembelajara cenderung ramai, dan malas untuk
mengerjakan tugas dari gurunya. Untuk itu sangat dibutuhkan upaya dalam
memperbaiki pembelajaran pada semester II kelas 5 SD Negeri Randuacir 02.


3.2

Variabel Penelitian

3.2.1

Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

faktor perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), (Sugiono, 2010:38).
Dalam penelitian ini yang merupakan variable bebas (X) adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
3.2.2

Variabel terikat
Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi


dampak karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2010:39) variabel terikat (Y)
adalah keaktifan dan hasil belajar IPA.

30

Variabel penelitian adalah bagian dari indikator yang akan dicapai dalam kualitas
pembelajaran meliputi:
1) Keterampilan yang dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran IPA
ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS).
2) Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA ketika menggunakan model
pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

3.3 Rencana Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas
yang terdiri atas beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan
(planning), pelaksanan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting).

31


PERENCANAAN

SIKLUS I

REFLEKSI

Pelaksanaan
Model
pembelajaran
kooperatif tipe
Two Stay Two
Stray (TSTS).

PENGAMATAN
AKTIVITAS guru
dan siswa

PERENCANAAN


Pelaksanaan
model
pembelajaran
kooperatif tipe
Two Stay Two
Stray (TSTS).
REFLEKSI

SIKLUS II

PENGAMATAN
AKTIVITAS guru
dan siswa

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto, 2009)

32

3.3.1


Perencanaan (Planning)
Perencanaan awal penulis dan guru berkolaborasi bersama-sama menelaah

terhadap mata pelajaran IPA di kelas 5 kemudian penulis menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pokok tentang Sifat-sifat cahaya.
Penulis merencanakan tindakan dalam 2 siklus. Siklus pertama ditargetkan dapat
mencapai indikator Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Sedangkan siklus kedua ditargetkan dapat mencapai indikator membuat
suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya.

3.3.2

Pelaksanaan tindakan (Acting)
Pelaksanaan tindakan dengan mengimplementasikan dari perencanaan

yang telah dipersiapkan, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

3.3.3


Pengamatan (Observing)
Observer

mengamati

jalannya

pembelajaran

IPA

dengan

model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Observasi dilaksanakan
bersamaan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat.


3.3.4

Refleksi (Reflecting)
Hasil dari tahap observasi selama kegiatan pembelajaran dikumpulkan

serta dianalisis untuk mendapatkan gambaran pembelajaran yang telah dilakukan
untuk diadakan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah terjadi dan sudah dilakukan (Arikunto, 2009). Refleksi
dilakukan setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa,
keterampilan guru, serta keterampilan siswa. Proses pembelajaran tersebut
dievaluasi keefektifannya dengan melihat ketercapaian dalam indikator kinerja
pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan dan membuat daftar
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama, kemudian

33

membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya bersama tim
kolaborasi.
3.4 Perencanaan Tahap Penelitian
3.4.1 Siklus I

1. Perencanaan ( Planning )
Perencanaan siklus I, menetapkan seluru rencana tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Sifat sifat cahaya

semester II

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe tipe Two Stay Two
Stray (TSTS). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Membuat (RPP) materi Sifat sifat cahaya.
2) Menyiapkan sumber dan media seperti alat peraga dan gambar
disesuaikan dengan materi pelajaran
3) Membuat lembar observasi guru dan siswa
4) Menyiapkan LKS
5) Membuat soal evaluasi

2. Pelaksanaan (Acting)
1) Guru membagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
2) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat sebagaimana biasa.
3) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk didiskusikan dan
dikerjakan bersama.

4) Setelah

selesai,

2

anggota

masing-masing

kelompok

diminta

meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua
anggota kelompok lain.
5) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas mensharing
informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka.
6) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan
melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.

7) Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan
mereka semua.

34

8) Setelah mengerjakan LKS, setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
9) Kelompok lain diperbolehkan menanggapi dan memberikan pertanyaan
sehingga terjadi diskusi.
10) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan tentang materi
yang dipelajari.
11) Guru memberikan evaluasi.

3. Pengamatan (Observing)
Guru melakukan pengamatan secara lansung keterampilan dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil
belajar IPA pada materi Sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Observasi
secara langsung dilakukan guru untuk mengamati aktivitas siswa selama
proses belajar-mengajar.

4. Refleksi (Reflecting)
1.

Guru/peneliti melakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I,
kemudian menganalisis tingkat keberhasilan dan kelemahan setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
(TSTS) kemudian dikaji ulang untuk langkah selanjutnya.

2.

Melakukan

pengkajian

dalam

pelaksanaan

pembelajaran

yang

dilaksanakan pada siklus I tuntas atau tidak.
3.

Membuat daftar permasalahan yang didapatkan pada siklus I.

4.

Merencanakan perencanaan kembali untuk tindak lanjut pada siklus II.

3.4.2

Siklus II
Sedangkan pada siklus II langkah-langkah kerjanya sama persis

dilakukan pada siklus I, hanya saja waktu pelaksanaannya yang berbeda dan
alokasi waktu akan disesuaikan dengan tempat dilakukannya penelitian di
SD Negeri Randuacir 02, dengan kompetensi dasar yang berbeda. Pada

35

pertemuan siklus II ini merupakan upaya penyempurnaan dari kekurangan
dan kelemahan yang dilakukan pada siklus 1.
3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis Data
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif

berupa hasil belajar siswa setelah dilakukan

penelitian tindakan setiap akhir siklus dengan lembar penilaian hasil
belajar siswa. Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA kelas
5.
2. Data kualitatif
Data kualitatif menerangkan keaktifan siswa dalam belajar,
suasana kelas, dan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar
observasi mengenai aktivitas siswa baik secara individu maupun dalam
kelompok. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dengan
menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa, aktivitas guru, dan
wawancara serta catatan lapangan dalam pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).
3.5.2

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode observasi, metode tes, dan dokumentasi.

1. Observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh
indera (Arikunto, 2002).
Metode observasi penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana
akivitas siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS).
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

36

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto,
2002).
Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar. Tes diberikan
kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif
siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
faktor yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat,
surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002).
Metode dokumentasi dilakukan untuk merekam selama proses kegiatan
belajar mengajar berlansung. Untuk memberikan gambaran secara konkret
mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas
ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.

3.6 Tekhnik dan Instrumen Pengumpulan data
Data dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif berupa lembar observasi keaktifan siswa dan lembar
observasi guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS), data kuantitatif berupa tes hasil belajar siswa kelas
5 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Randuacir 02, setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
(TSTS).
3.6.1

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5 setelah melakukan
pembelajaran dengn model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) adalah dengan teknik tes dan observasi. Tes hasil belajar
siswa untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menerima
bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA. Observasi
digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar dalam

37

mengikuti pembelajaran dan keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh
guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS).

3.6.2

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar
observasi dan lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes
hasil belajar disusun berdasarkan indikator keaktifan belajar, sintaks
metode dan prosedur penyusunan butir soal.
a. Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Data yang ingin
diperoleh

adalah

untuk

mengetahui

perkembangan

siswa

dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Maka dari itu,
lembar observasi dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi aktivitas
guru dan aktivitas siswa.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No.

Aspek yang Diamati

1. Pra Pembelajaran

Indikator


Kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran

2. Kegiatan Awal

3. Kegiatan Inti



Memeriksa kesiapan siswa



Melakukan apersepsi dan motivasi



Menyampaikan tujuan pembelajaran



Guru membagi siswa dalam
kelompok, masing-masing kelompok
berangotakan 4 siswa



Guru memberi tugas pada setiap

38

kelompok untuk didiskusikan dan
dikerjakan bersama


Guru menugaskan 2 anggota masingmasing kelompok diminta
meninggalkan kelompoknya dan
masing-masing bertamu kedua
anggota kelompok lain



Guru menugaskan 2 siswa yang
tinggal dalam kelompok untuk
mensharing informasi dan hasil kerja
mereka ke tamu mereka



Guru menyuruh tamu kembali ke
kelompok yang semula dan
melaporkan apa yang mereka temukan
dari kelompok lain



Guru membimbing membandingkan
dan membahas hasil pekerjaan mereka
semua.

4. Kegiatan Akhir



Guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan pembelajaran

Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru
diatas sesuai dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS).
Lembar observasi keaktifan belajar disusun setelah membuat kisikisi keaktifan siswa. Kisi-kisi dan lembar observasi keaktifan belajar
berdasarkan indikator keaktifan belajar yang dikemukakan Asmani dalam
(Lestari, 2009.) yaitu pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi.
Berdasarkan indikator tersebut maka dijabarkan ke dalam beberapa item
pernyataan. Data observasi keaktifan belajar dinilai dengan kategori
penskoran sebagai berikut:

39

Skor 1 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
kurang.
Skor 2 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
cukup.
Skor 3 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
baik.
Skor 4 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori
sangat baik
Untuk mengetahui keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran
IPA diperoleh melalui:
Nilai keaktifan siswa =





Kategori keaktifan belajar dimodifikasi berdasarkan langkah Usman
dan Akbar (2006:71) diolah dengan:
R
= data tertinggi – data terendah
= 4,0 – 1,0
= 3,0
Banyak kelas = 3 kelas
P

=
=
=1

Sehingga diperoleh:
Skor 1 – 1,9

= keaktifan rendah

Skor2 – 2,9

= keaktifan sedang

Skor≥3

= keaktifan tinggi
Sedangkan lembar observasi keterlaksanaan sintaks dibuat setelah

menyusun kisi-kisi keterlaksanaan sintaks. Kisi-kisi dan lembar observasi
guru ini dibuat berdasarkan sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe
Two Stray Two Stay dan penilaian menggunakan daftar cek (check list).

40

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Siswa
No

Indikator

1.

Deskriptor

Interaksi

Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya
bila terjadi dalam suatu interaksi dengan orang
lain, misalnya berdiskusi, saling bertanya dan
mempertanyakan dan/saling menjelaskan.
2. Komunikasi Pengungkapan pikiran dan perasaan, baik lisan
maupun tulis, merupakan kebutuhan setiap
manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya
untuk mencapai kepuasan.
3.
Refleksi
Bila seseorang mengungkapkan gagasannya
kepada orang lain dan mendapat tanggapan,
maka orang itu akan merenungkan kembali
(refleksi) gagasannya tersebut kemudian
melakukan perbaikan sehingga memiliki
gagasan yang lebih mantap lagi.

Nomor
pernyata
an
1, 2, 3

1, 2, 3

1, 2

b. Soal tes tertulis
Soal tes yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk pilihan
ganda 20 soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
pembelajaran. Tes ini diberikan di akhir pertemuan tiap siklus. Untuk mengetahui
hasil belajar IPA siswa, dengan menilai hasil tes evaluasi siswa dengan teknik
berikut:


Nilai hasil belajar =

x 100

Setelah menghitung nilai hasil belajar atau tes evaluasi, langkah selanjutnya
adalah menghitung rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajarnya sebagai
berikut:
Nilai rata-rata kelas =





Persentase ketuntasan belajar =





Adapun kisi-kisi soal sebagi berikut ini.

X 100%

41

Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Tes materi Sifat-sifat cahaya Kelas 5
SD Negeri Randuacir 02 SIKLUS I
Item
Standar
Kompetensi
Indikator
Pada
Kompetensi
Dasar
Tes
6.Menerapkan 6.1 Mendeskrip- 6.1.1Mendemonstrasi- Pilihan
sifat-sifat
sikan sifat-sifat kan sifat cahaya yang ganda
cahaya
cahaya.
mengenai
berbagai item 2,
melalui
benda
(bening, 4, 7, 11,
kegiatan
berwarna, dan gelap).
18.
membuat
suatu
6.1.2Mendeskripsikan
Pilihan
karya/model.
sifat-sifat cahaya yang ganda
mengenai cermin datar item 1,
dan cermin lengkung 6, 10,
(cembung
atau 14,
cekung).
17,20.
6.1.3Menunjukkan
Pilihan
contoh
peristiwa ganda
pembiasan
cahaya item 3,
dalam
kehidupan 8, 9, 13,
sehari-hari
melalui 15, 19.
percobaan.
6.1.4Memberikan
contoh
peristiwa
penguraian
cahaya
dalam
kehidupan
sehari-hari.

Pilihan
ganda
item 5,
12, 16.

Jumlah
Item
5

6

6

3

Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes materi sifat-sifat cahaya Kelas 5
SD Negeri Randuacir 02 SIKLUS II
Standar
Kompetensi

Kompetensi
Dasar

6.Menerapkan 6.2Mendeskripsifat-sifat
sikan sifat-sifat
cahaya
cahaya.
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model.

Indikator
6.2.1 Mendeskripsikan
cara membuat karya/
model
dengan
menerapkan sifat-sifat
cahaya.

Item
Pada
Tes
Pilihan
ganda
item 1,
2, 4, 5,
6, 8, 10,
11, 12,
13, 14,
15, 18,

Jumlah
Item
15

42

6.2.2 Mendeskripsikan
langkah pengujian hasil
karya/ model yang
menerapkan sifat-sifat
cahaya.
6.2.3 Mendeskripsikan
langkah memodifikasi
hasil rancangan untuk
menghasilkan
karya/model
yang
terbaik.
6.2.4 Mendeskripsikan
langkah
penyempurnaan hasil
rancangan.

19, 20.
Pilihan
ganda
item 7,
9, 16.

3

Pilihan
ganda
item 3.

1

Pilihan
ganda
item 17.

1

c. Dokumentasi
Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen rapat, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dokumentasi
dalam penelitian ini meliputi foto-foto dalam

berlangsungnya kegiatan

pembelajaran Siklus I dan Siklus II sebagai bukti bahwa peneliti sudah melakukan
penelitian. Dari data tersebut akan dapat diketahui proses-proses yang dilakukan
oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

3.7 Uji Prasyarat
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Arikunto ( 2013: 79) adalah data evaluasi yang baik
sesuai dengan kenyataan. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran
adalah teknik korelasi product moment. Untuk mengadakan interprestasi
mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
-

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

: sangat tinggi

-

Antara 0,600 samapai dengan 0,800

: tinggi

-

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

: cukup

43

-

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

: rendah

-

Antara 0,00 sampai dengan 0,200

: sangat rendah.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0
dimana kriteria penetapan butir soal yang valid mengacu pada pendapat Arikunto
(2013), menyatakan bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika
memiliki konsekuensi corrected item coal correlation 0,0 ≥ 0,20.
Instrument butir soal tes pada siklus I dan siklus II yang akan diberikan pada
siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 sebelumnya dilakukan uji validitas kepada
siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02.
Setelah dilakukan uji validitas instrument dengan bantuan SPSS 16,0 pada
siklus I, dari 25 butir soal pilihan ganda diperoleh hasil butir soal yang valid
sebanyak 22 item dan butir soal yang tidak valid sebanyak 3 item. Dari 22 butir
soal yang valid akan digunakan dalam instrument penelitian pada siklus I
sebanyak 20 item. Berikut ini adalah data butir soal:

Tabel 3.5
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus I
Valid

Tidak valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14,

10, 22, 23.

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25.

Pada siklus II setelah dilakukan uji validitas instrument dengan bantuan
SPSS 16,0, dari 25 butir soal pilihan ganda diperoleh hasil butir soal yang valid
sebanyak 21 item dan utir soal yang tidak valid sebanyak 4 item. Dari 21 butir
soal yang valid akan digunakan dalam instrument penelitian pada siklus II
sebanyak 20 item. Berikut ini adalah data butir soal:

44

Tabel 3.6
Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus II
Valid

Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15,

6, 11, 12, 21.

16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25.

b. Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2013: 100) reliabilitas adalah instrumen/alat penilaian
yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Artinya,
kapan pun instrumen/alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil
yang relatif sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS 16,0 dan untuk menghitung koefisen reliabilitas tes
dapat dirumuskan sebagai berikut.
{

(

)

}{



}

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai
instrumen evaluasi Siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.7 :
Tabel 3.7
Hasil Reabilitas instrumen Siklus I
Reliability Statistics

45

Cronbach's
Alpha

N of Items
.898

22

Berdasarkan Tabel 7 uji reliabilitas instrumen yang digunakan untuk
evaluasi Siklus I dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .898 sehingga masuk
dalam kriteria reliabilitas diterima.
Tabel 3.8
Hasil Reabilitas Instrumen Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.823

Berdasarkan

Tabel

8

uji

21

reliabilitas

instrumen

yang

digunakan

untukevaluasi Siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya .823 sehingga masuk
dalam kriteria reliabilitas diterima.
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah dengan menghitung
presentase yang menjawab benar untuk tiap-tiap item soal. Untuk mendapatkan
nilai taraf kesukaran soal pilihan ganda digunakan rumus (Sudjana, 2011:137),
yaitu:

Keterangan :
I

= Indeks kesukaran

𝐼=

B
N

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria tolak ukur kesulitan soal sebagai berikut :
0

- 0,30

0,31 - 0,70

= soal katagori sukar
= soal katagori sedang

46

0,71 - 1, 00

= soal katagori mudah

Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I
dan siklus II. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes
siklus I didapat pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran
sebagai berikut:

Tabel 3. 9
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Tingkat Kesukaran
Jumlah Item
Mudah

11 item

Sedang

9 item

Sedangkan untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen
tes siklus II didapat pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran
sebagai berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Tingkat Kesukaran
Jumlah Item
Mudah
Sedang

12 item
8

Item

3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik
analisa deskriptif komparatif, yaitu dengan cara membandingkan data hasil
belajar IPA pada kondisi awal, data hasil belajar pada siklus I, dan data
hasil belajar pada siklus II. Dari perbandingan data tersebut, dapat dilihat
perubahan dan peningkatan hasil belajar IPA pada kondisi awal, siklus I,
dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay To Stray.

47

3.9 Indikator Keberhasilan
Keberhasilan

dalam

penelitian

tindakan

menggunakan

model

pembelajara kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapat meningkatkan
hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02 dengan indikator
sebagai berikut:
1.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kepada siswa pada
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray
(TSTS) meningkat dengan kriteria baik.

2.

Adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPA dengan ketuntasan
belajar individual sebesar ≥ 70 dengan ketuntasan klasikal sampai 80%
(± 22 siswa) dari 28 siswa kelas 5 SD Negeri Randuacir 02.

3. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 70%
siswa mencapai kategori keaktifan tinggi, dimana kategori keaktifan
siswa:
Skor 1 – 1,9 = keaktifan rendah
Skor2 – 2,9 = keaktifan sedang
Skor ≥3

= keaktifan tinggi

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24