Inovasi Pembelajaran Pai Model Paikem
MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,
EFEKTIF dan MENYENANGKAN
Disusun Oleh
Nadiah Fitriana
14270079
Dosen Pembimbing
Fitri Sapta Dewi, M.Pd.I.
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Paikem” ini, disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Qur’an hadis MI di
UIN Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis berterima
kasih kepada berbagai sumber yang telah berkenan sebagai referensi dalam
penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi penulis, Amin yarobbal ‘alamiin.
Palembang, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model PAIKEM.....................................................……2
B. Ciri-ciri Model PAIKEM................................................................. 10
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
PAIKEM.... 12
D. Prinsip-Prinsip PAIKEM.................................................................. 16
E. Langkah-langkah Model PAIKEM...................................................17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………..................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik
tidaknya
lulusan
pendidikan.
yang
Pembelajaran
dihasilkan
oleh
ibarat
jantung
suatu
sistem
dari
proses
pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula
sebaliknya.
Pada kenyataan dilapangan hasil belajar siswa selama ini
masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan,
baik secara intelektual maupun sikap. Siswa belum mencapai
tahap kompetensi yang ideal. Oleh karena itu perlu adanya
perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan yang
sudah berlangsung selama ini. Berdasarkan latar belakang
diatas maka penulis akan mencoba membahas Model PAIKEM
karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut;
1. Apa yang dimaksud dengan PAIKEM?
1
2. Apa saja ciri-ciri dari PAIKEM?
3. Hal apa yang perlu diperhatikan dari PAIKEM?
4. Bagaimana prinsip-prinsip dari PAIKEM?
5. Apa saja langkah-langkah dari PAIKEM?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian
rupa
sehingga
siswa
aktif
bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran
pembelajaran
merupakan
inovatif
yang
kunci
bisa
mengadaptasi
menyenangkan.
yang
diterapkan
dari
Learning
dalam
model
is
fun
pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan
dengan
tenggat
waktu
tugas,
kemungkinan
kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
2
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang
ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan
visual
atau
mengandalkan
kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan
upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajarmengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa
setelah
proses
pembelajaran
berlangsung,
sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
3
harus
dicapai.
Jika
menyenangkan
pembelajaran
tetapi
tidak
efektif,
hanya
maka
aktif
dan
pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM” sama dengan
pembelajaran
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif
dan
menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti
dan
memahami
kondisi
siswa.
bagaimana
guru
menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa,
seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar
dengan
cara
pembelajaran
bagaimana
seorang
di
fokus
kelas,
guru
terhadap
menyampaikan
materi
dan
penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli
terhadap
siswa
dan
tidak
pilih-memilih
(diskriminatif),
performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam
berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak
kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi
favorit di mata siswa.
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang
lebih
mengakses
banyak
berbagai
melibatkan
informasi
aktivitas
dan
siswa
pengetahuan
dalam
untuk
dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
4
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam
pembelajaran
memposisikan dirinya
aktif,
sebagai
guru
fasilitator,
lebih
banyak
yang bertugas
memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning)
kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa terlibat secara aktif
dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru
lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta
mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.1
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran
inovatif
juga
merupakan
strategi
pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Maksud
inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi
hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator
belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam
strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja
tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku,
tetapi
dapat
mengimplementasikan
hal-hal
baru
yang
menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah
yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui
aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa
1
Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta:grafindo
persada,2010), hlm.322-324
5
dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam halhal yang sedang dia pelajari.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan
untuk
menerapkan
pembelajaran,
temuan-temuan
terlebih
lagi
jika
terbaru
temuan
itu
dalam
merupakan
temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian
tindakan
kelas
atau
sejumlah
pengalaman
yang
telah
ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang
inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan
mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada
sekarang ini. Dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh
hal-hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.2
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif
merupakan proses
pembelajaran
yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan
kreativitas
siswa
selama
pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan
strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang
kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan
2
Hamzah uno, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi
Aksara,2012), hlm.11
6
berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir
kreatif
selalu
dimulai
dengan
berpikir
kritis,
yakni
menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada
atau
memperbaiki
dikembangkan
dalam
sesuatu.Berpikir
proses
pembelajaran
kritis
harus
agar
siswa
terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya,
berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut,
yaitu:
a.
Tahapan
pertama;
persiapan,
yaitu
proses
pengumpulan informasi untuk diuji.
b.
Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu
untuk
merenungkan
hipotesis
informasi
tersebut
sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut
rasional.
c.
Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk
menemukan
keyakinan
bahwa
hipotesis
tersebut
benar, tepat dan rasional.
d.
Tahap keempat; verifikasi, yaitu pengujian kembali
hipotesis
untuk
dijadikan
sebuah
rekomendasi,
konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu
yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari
7
hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk
sebuah hasil karya baru.3
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran
dapat
dikatakan
efektif
jika
mampu
memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk
kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan
yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai
dengan
melibatkan
perencanaan,
serta
pelaksanaan
mendidik
dan
mereka
penilaian
dalam
pembelajaran.
Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah
dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betulbetul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan
kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara
aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran
dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk
menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang
sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.
3
Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, konsep strategi, dan
implementasi, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2006),hlm.192
8
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan
lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu
guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan
pembelajaran,
mengelola
isi/materi
pembelajaran,
dan
mengelola sumber-sumber belajar. Menciptakan kelas yang
efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran
tidak
bisa
dilakukan
menyeluruh
mulai
secara
dari
parsial,melainkan
perencanaan,
pelaksanaan,
harus
dan
evaluasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui
prosedur
sebagai
berikut:(1) melakukan
appersepsi,
(2)melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok
dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan
variasi metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran,
yaitu mengaktifkan siswa dalam pembentukan kompetensi
siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4)
melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan
data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan
perbaikan
program
pembelajaran
yang
pembelajaran.
efektif
,
guru
Untuk
harus
melakukan
memerhatikan
beberapa hal, sebagai berikut: (1) pengelolaan tempat
belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan
9
pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
(5) pengelolaan media dan sumber belajar.4
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran
menyenangkan
(joyfull
instruction)
merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa
ada perasaan terpaksa atau tertekan ( not under pressure).5
Dengan
kata
lain,
pembelajaran
menyenangkan
adalah
adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai
mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup
kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu
diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban,
baik
guru
maupun
siswa
dalam
melakukan
proses
pembelajaran
yang
pembelajaran.
Untuk
mewujudkan
proses
menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran
dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan
strategi
yang
dapat
melibatkan
siswa
secara optimal.Ada empat aspek yang memengaruhi model
PAIKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refeksi.
4
5
Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta:grafindo
persada,2010),hlm.325-326
Op.Cit.,hlm.194
10
Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek
tesebut, maka pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
a) Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa diajarkan dapat belajar
mandiri.
Di
dalamnya
terdapat
penerapannya
antara
lain
pengamatan,
penyelidikan
,
banyak
seperti
dan
cara
untuk
eksperimen,
wawancara.
Aspek
pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan
dengan melalui pengalaman langsung.
b) Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa
bentuk, misalnya; mengemukakan pendapat, peresentasi
laporan, dan memajangkan hasil kerja. Kegiatan ini siswa
dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengkonsolidasi
pikirannya,
mengeluarkan
gagasannya,
memancing
gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna
mereka dapat diketahui oleh guru.
c) Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi,
Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan
hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh
siswa-siswa berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang
11
terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan
hasil belajar meningkat.
d) Refeksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa
yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka
belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan
gagasan/makna yang telah dikeluarkan oleh siswa dan
agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa
diharapkan
juga
dapat menciptakan
gagasan-gagasan
baru.6
B. Ciri-ciri PAIKEM
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a) Siswa
terlibat
dalam
berbagai
kegiatan
yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning
to do).
b) Guru
menggunakan
membangkitkan
berbagai
semangat,
alat
bantu
termasuk
dan
cara
menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
6
Op.Cit.,hlm.325-329
12
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan
bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan
“pojok baca”.
d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl dalam (Jamal
Ma’mur
Asmani,
2011:84).
mengatakan
bahwa
ciri-ciri
pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan lingkungan tanpa stres (rileks), yaitu
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan,
namun dengan harapan akan mendapatkan kesuksesan
yang lebih tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah
positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat terjadi
ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada
13
humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda
yang teratur, serta dukungan antusias.
d.
Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri
maupun kanan.
e. Menentang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke
depan
dan
mengekspresikan
apa
yang
sedang
dipelajari, dan sebanyak mungkin kecerdasan yang
relevan untuk memahami bahan ajar.
PAIKEM
merupakan
sebuah
model
pembelajaran
kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip
utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses
Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan
siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses
Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar
mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog
atau
melalui
simulasi
role-play).
Ketiga,
proses
Refeksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan
apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah
lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami
langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui
pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).7
7
Jamal ma’mur asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, efektif dan Menyenangkan, (Yogyakarta:Diva press,2011),
hlm.84
14
C. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu
dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang
kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak
bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir
memiliki
kedua
merupakan
sifat
modal
itu.
dasar
Kedua
bagi
sifat
tersebut
berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,
anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru
yang mendorong anak untuk melakukan percobaan,
misalnya,
merupakan
pembelajaran
yang
subur
seperti apayang dimaksud
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.
Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu
15
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan
mengenal
membantunya
bila
kemampuan
anak,
kita
mendapat
kesulitan
dapat
sehingga
belajar anak tersebut menjadi optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara
alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam
bermain.
Perilaku
ini
dapat
dimanfaatkan
dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau
membahas
berpasangan
atau
sesuatu,
dalam
anak
dapat
kelompok.
bekerja
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti
ini
memudahkan
mereka
untuk
berinteraksi
dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang
16
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah;
dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara
lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan
yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata
“Apa,
berapa,
kapan”,
yang
umumnya
tertutup
(jawaban betul hanya satu).
e. Mengembangkan
ruang
kelas
sebagai
lingkungan
belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang
kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
17
dipajangkan
diharapkan
memotivasi
siswa
untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan
dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda
asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,
dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan
lingkungan
dapat
mengembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
18
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram
g. Memberikan
umpan
balik
yang
baik
untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari
guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi
antara
hendaknya
lebih
guru
dan
siswa.
mengungkap
Umpan
kekuatan
balik
daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan
komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru
yang
sudah
merasa
puas
bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak.
Apalagi
bangku
19
dan
meja
diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik.
Sering
bertanya,
mempertanyakan
gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi
jika
salah.
Oleh
karena
itu,
guru
hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik
yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya.
Berkembangnya
rasa
takut
sangat
bertentangan dengan ‘PAIKEM’.8
D. Prinsip-PrinsipPAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan aspek
keaktifan,
kreatifitas
dan
inovatif,
sehingga
membuat
pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan, menuntut
guru untuk menguasai berbagai metode mengajar serta
keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode
mengajar tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih
metode yang sesuai dengan metode yang sesuai dengan
8
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikempembelajaran-aktif.html. Diakses tanggal 27 November 2016, Pukul
13:55 WIB
20
tujuan, materi, peserta didik dan aspek-aspek lainnya,
sehingga prinsip-prinsip PAIKEM dapat diterapkan secara
optimal.
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
1. Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental
maupun
emosional.
Melalui
pengalaman
langsung pembelajaran akan lebih memberi makna
kepada sisa dari pada hanya mendengarkan;
2. Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik;
3. Interaksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
terjadinya interaksi multi arah.
4. Refeksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
peserta didik memikirkan kembali apa yang telah
dilakukan. Proses refeksi sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui
sejauh
mana
ketercapaian
proses
pembelajaran.9
E. Langkah-Langkah PAIKEM
Sebagai
tahapan
strategis
pencapaian
kompetensi,
kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara
efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal.
Berdasarkan
9
panduan
penyusunan
KTSP,
kegiatan
http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html .Diakses
tangal 27 November 2016, pukul 14:15 WIB
21
pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan
tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam
pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat
SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan
untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal
ini guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka,
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.
a) Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi
bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas,
diskusi
kelompok,
pembelajaran
kolaboratif
dan
kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau
simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan
sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan
dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
b) Kegiatan Tugas terstruktur
22
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan
tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran
namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP
(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri.
Metode
yang
lingkungan,
digunakan
atau
seperti
proyek.
penugasan,
Kegiatan
observasi
tugas
terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
kemandirian
belajar
peserta
didik,
peran
guru
sebagai
fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan
adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi
ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok,
pembelajaran
eksperimen,
kolaboratif
observasi
di
dan
kooperatif,
sekolah,
ekplorasi
demonstrasi,
dan
kajian
pustaka atau internet, atau simulasi.
c) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan
mandiri
pembelajaran
yang
tidak
terstruktur
dirancang
adalah
kegiatan
guru.
Strategi
oleh
pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan
metode
seperti
penugasan,
observasi
lingkungan,
atau
proyek.
PAIKEM
Pembelajaran
dapat
diterapkan
kontekstual
23
pada
pembelajaran
dengan
pendekatan
konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang
memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan
lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching
and
learning),
yaitu
relating,
experiencing,
applying,
cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu
mencapai kompetensi secara maksimal.
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum
memadai;
2. sumber referensi terbatas;
3. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
4. alokasi waktu terbatas; dan
5. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek
pengetahuan) atau bahan banyak.10
10
Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan pembelajaran,
(Bandung:Raja grafindo persada,2012), hlm.24
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Siswa tidak memungkiri
metode “PAIKEM” sama dengan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang
sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu
pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refeksi. Apabila dalam
suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka
pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press.
http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html. diakses tanggal 15 April
2014
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikem-pembelajaranaktif.html. Diakses tanggal 16 April 2014
Mulyasa. 2006. Manajemen berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Tim Pengembang MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Raja
Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
21
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,
EFEKTIF dan MENYENANGKAN
Disusun Oleh
Nadiah Fitriana
14270079
Dosen Pembimbing
Fitri Sapta Dewi, M.Pd.I.
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Paikem” ini, disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Qur’an hadis MI di
UIN Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis berterima
kasih kepada berbagai sumber yang telah berkenan sebagai referensi dalam
penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi penulis, Amin yarobbal ‘alamiin.
Palembang, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model PAIKEM.....................................................……2
B. Ciri-ciri Model PAIKEM................................................................. 10
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
PAIKEM.... 12
D. Prinsip-Prinsip PAIKEM.................................................................. 16
E. Langkah-langkah Model PAIKEM...................................................17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………..................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik
tidaknya
lulusan
pendidikan.
yang
Pembelajaran
dihasilkan
oleh
ibarat
jantung
suatu
sistem
dari
proses
pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula
sebaliknya.
Pada kenyataan dilapangan hasil belajar siswa selama ini
masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan,
baik secara intelektual maupun sikap. Siswa belum mencapai
tahap kompetensi yang ideal. Oleh karena itu perlu adanya
perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan yang
sudah berlangsung selama ini. Berdasarkan latar belakang
diatas maka penulis akan mencoba membahas Model PAIKEM
karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut;
1. Apa yang dimaksud dengan PAIKEM?
1
2. Apa saja ciri-ciri dari PAIKEM?
3. Hal apa yang perlu diperhatikan dari PAIKEM?
4. Bagaimana prinsip-prinsip dari PAIKEM?
5. Apa saja langkah-langkah dari PAIKEM?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian
rupa
sehingga
siswa
aktif
bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran
pembelajaran
merupakan
inovatif
yang
kunci
bisa
mengadaptasi
menyenangkan.
yang
diterapkan
dari
Learning
dalam
model
is
fun
pembelajaran
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan
dengan
tenggat
waktu
tugas,
kemungkinan
kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
2
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang
ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan
visual
atau
mengandalkan
kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan
upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajarmengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa
setelah
proses
pembelajaran
berlangsung,
sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
3
harus
dicapai.
Jika
menyenangkan
pembelajaran
tetapi
tidak
efektif,
hanya
maka
aktif
dan
pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM” sama dengan
pembelajaran
aktif,
inovatif,
kreatif,
efektif
dan
menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti
dan
memahami
kondisi
siswa.
bagaimana
guru
menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa,
seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar
dengan
cara
pembelajaran
bagaimana
seorang
di
fokus
kelas,
guru
terhadap
menyampaikan
materi
dan
penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli
terhadap
siswa
dan
tidak
pilih-memilih
(diskriminatif),
performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam
berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak
kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi
favorit di mata siswa.
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang
lebih
mengakses
banyak
berbagai
melibatkan
informasi
aktivitas
dan
siswa
pengetahuan
dalam
untuk
dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,
4
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam
pembelajaran
memposisikan dirinya
aktif,
sebagai
guru
fasilitator,
lebih
banyak
yang bertugas
memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning)
kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa terlibat secara aktif
dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru
lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta
mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.1
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran
inovatif
juga
merupakan
strategi
pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Maksud
inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi
hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator
belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam
strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja
tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku,
tetapi
dapat
mengimplementasikan
hal-hal
baru
yang
menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah
yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui
aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa
1
Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta:grafindo
persada,2010), hlm.322-324
5
dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam halhal yang sedang dia pelajari.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan
untuk
menerapkan
pembelajaran,
temuan-temuan
terlebih
lagi
jika
terbaru
temuan
itu
dalam
merupakan
temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian
tindakan
kelas
atau
sejumlah
pengalaman
yang
telah
ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang
inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan
mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada
sekarang ini. Dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh
hal-hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.2
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif
merupakan proses
pembelajaran
yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan
kreativitas
siswa
selama
pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan
strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang
kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan
2
Hamzah uno, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi
Aksara,2012), hlm.11
6
berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir
kreatif
selalu
dimulai
dengan
berpikir
kritis,
yakni
menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada
atau
memperbaiki
dikembangkan
dalam
sesuatu.Berpikir
proses
pembelajaran
kritis
harus
agar
siswa
terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya,
berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut,
yaitu:
a.
Tahapan
pertama;
persiapan,
yaitu
proses
pengumpulan informasi untuk diuji.
b.
Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu
untuk
merenungkan
hipotesis
informasi
tersebut
sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut
rasional.
c.
Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk
menemukan
keyakinan
bahwa
hipotesis
tersebut
benar, tepat dan rasional.
d.
Tahap keempat; verifikasi, yaitu pengujian kembali
hipotesis
untuk
dijadikan
sebuah
rekomendasi,
konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu
yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari
7
hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk
sebuah hasil karya baru.3
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran
dapat
dikatakan
efektif
jika
mampu
memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk
kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan
yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai
dengan
melibatkan
perencanaan,
serta
pelaksanaan
mendidik
dan
mereka
penilaian
dalam
pembelajaran.
Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah
dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betulbetul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan
kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara
aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran
dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk
menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang
sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.
3
Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, konsep strategi, dan
implementasi, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2006),hlm.192
8
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan
lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu
guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan
pembelajaran,
mengelola
isi/materi
pembelajaran,
dan
mengelola sumber-sumber belajar. Menciptakan kelas yang
efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran
tidak
bisa
dilakukan
menyeluruh
mulai
secara
dari
parsial,melainkan
perencanaan,
pelaksanaan,
harus
dan
evaluasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui
prosedur
sebagai
berikut:(1) melakukan
appersepsi,
(2)melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok
dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan
variasi metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran,
yaitu mengaktifkan siswa dalam pembentukan kompetensi
siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4)
melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan
data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan
perbaikan
program
pembelajaran
yang
pembelajaran.
efektif
,
guru
Untuk
harus
melakukan
memerhatikan
beberapa hal, sebagai berikut: (1) pengelolaan tempat
belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan
9
pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
(5) pengelolaan media dan sumber belajar.4
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran
menyenangkan
(joyfull
instruction)
merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa
ada perasaan terpaksa atau tertekan ( not under pressure).5
Dengan
kata
lain,
pembelajaran
menyenangkan
adalah
adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai
mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup
kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu
diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban,
baik
guru
maupun
siswa
dalam
melakukan
proses
pembelajaran
yang
pembelajaran.
Untuk
mewujudkan
proses
menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran
dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan
strategi
yang
dapat
melibatkan
siswa
secara optimal.Ada empat aspek yang memengaruhi model
PAIKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refeksi.
4
5
Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta:grafindo
persada,2010),hlm.325-326
Op.Cit.,hlm.194
10
Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek
tesebut, maka pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
a) Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa diajarkan dapat belajar
mandiri.
Di
dalamnya
terdapat
penerapannya
antara
lain
pengamatan,
penyelidikan
,
banyak
seperti
dan
cara
untuk
eksperimen,
wawancara.
Aspek
pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan
dengan melalui pengalaman langsung.
b) Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa
bentuk, misalnya; mengemukakan pendapat, peresentasi
laporan, dan memajangkan hasil kerja. Kegiatan ini siswa
dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengkonsolidasi
pikirannya,
mengeluarkan
gagasannya,
memancing
gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna
mereka dapat diketahui oleh guru.
c) Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi,
Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan
hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh
siswa-siswa berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang
11
terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan
hasil belajar meningkat.
d) Refeksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa
yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka
belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan
gagasan/makna yang telah dikeluarkan oleh siswa dan
agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa
diharapkan
juga
dapat menciptakan
gagasan-gagasan
baru.6
B. Ciri-ciri PAIKEM
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a) Siswa
terlibat
dalam
berbagai
kegiatan
yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning
to do).
b) Guru
menggunakan
membangkitkan
berbagai
semangat,
alat
bantu
termasuk
dan
cara
menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
6
Op.Cit.,hlm.325-329
12
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan
bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan
“pojok baca”.
d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl dalam (Jamal
Ma’mur
Asmani,
2011:84).
mengatakan
bahwa
ciri-ciri
pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan lingkungan tanpa stres (rileks), yaitu
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan,
namun dengan harapan akan mendapatkan kesuksesan
yang lebih tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah
positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat terjadi
ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada
13
humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda
yang teratur, serta dukungan antusias.
d.
Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri
maupun kanan.
e. Menentang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke
depan
dan
mengekspresikan
apa
yang
sedang
dipelajari, dan sebanyak mungkin kecerdasan yang
relevan untuk memahami bahan ajar.
PAIKEM
merupakan
sebuah
model
pembelajaran
kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip
utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses
Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan
siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses
Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar
mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog
atau
melalui
simulasi
role-play).
Ketiga,
proses
Refeksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan
apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah
lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami
langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui
pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).7
7
Jamal ma’mur asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, efektif dan Menyenangkan, (Yogyakarta:Diva press,2011),
hlm.84
14
C. Hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu
dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang
kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak
bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir
memiliki
kedua
merupakan
sifat
modal
itu.
dasar
Kedua
bagi
sifat
tersebut
berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,
anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru
yang mendorong anak untuk melakukan percobaan,
misalnya,
merupakan
pembelajaran
yang
subur
seperti apayang dimaksud
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.
Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu
15
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan
mengenal
membantunya
bila
kemampuan
anak,
kita
mendapat
kesulitan
dapat
sehingga
belajar anak tersebut menjadi optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara
alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam
bermain.
Perilaku
ini
dapat
dimanfaatkan
dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau
membahas
berpasangan
atau
sesuatu,
dalam
anak
dapat
kelompok.
bekerja
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti
ini
memudahkan
mereka
untuk
berinteraksi
dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang
16
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah;
dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara
lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan
yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata
“Apa,
berapa,
kapan”,
yang
umumnya
tertutup
(jawaban betul hanya satu).
e. Mengembangkan
ruang
kelas
sebagai
lingkungan
belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang
kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang
17
dipajangkan
diharapkan
memotivasi
siswa
untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan
dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda
asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,
dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan
lingkungan
dapat
mengembangkan
sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
18
berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram
g. Memberikan
umpan
balik
yang
baik
untuk
meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari
guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi
antara
hendaknya
lebih
guru
dan
siswa.
mengungkap
Umpan
kekuatan
balik
daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan
komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru
yang
sudah
merasa
puas
bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak.
Apalagi
bangku
19
dan
meja
diatur
berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik.
Sering
bertanya,
mempertanyakan
gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi
jika
salah.
Oleh
karena
itu,
guru
hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik
yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya.
Berkembangnya
rasa
takut
sangat
bertentangan dengan ‘PAIKEM’.8
D. Prinsip-PrinsipPAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan aspek
keaktifan,
kreatifitas
dan
inovatif,
sehingga
membuat
pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan, menuntut
guru untuk menguasai berbagai metode mengajar serta
keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode
mengajar tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih
metode yang sesuai dengan metode yang sesuai dengan
8
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikempembelajaran-aktif.html. Diakses tanggal 27 November 2016, Pukul
13:55 WIB
20
tujuan, materi, peserta didik dan aspek-aspek lainnya,
sehingga prinsip-prinsip PAIKEM dapat diterapkan secara
optimal.
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
1. Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental
maupun
emosional.
Melalui
pengalaman
langsung pembelajaran akan lebih memberi makna
kepada sisa dari pada hanya mendengarkan;
2. Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik;
3. Interaksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
terjadinya interaksi multi arah.
4. Refeksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
peserta didik memikirkan kembali apa yang telah
dilakukan. Proses refeksi sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui
sejauh
mana
ketercapaian
proses
pembelajaran.9
E. Langkah-Langkah PAIKEM
Sebagai
tahapan
strategis
pencapaian
kompetensi,
kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara
efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal.
Berdasarkan
9
panduan
penyusunan
KTSP,
kegiatan
http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html .Diakses
tangal 27 November 2016, pukul 14:15 WIB
21
pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan
tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam
pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat
SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan
untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal
ini guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka,
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.
a) Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi
bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas,
diskusi
kelompok,
pembelajaran
kolaboratif
dan
kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau
simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan
sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan
dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
b) Kegiatan Tugas terstruktur
22
Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan
tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran
namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP
(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri.
Metode
yang
lingkungan,
digunakan
atau
seperti
proyek.
penugasan,
Kegiatan
observasi
tugas
terstruktur
merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
kemandirian
belajar
peserta
didik,
peran
guru
sebagai
fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan
adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi
ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok,
pembelajaran
eksperimen,
kolaboratif
observasi
di
dan
kooperatif,
sekolah,
ekplorasi
demonstrasi,
dan
kajian
pustaka atau internet, atau simulasi.
c) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan
mandiri
pembelajaran
yang
tidak
terstruktur
dirancang
adalah
kegiatan
guru.
Strategi
oleh
pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan
metode
seperti
penugasan,
observasi
lingkungan,
atau
proyek.
PAIKEM
Pembelajaran
dapat
diterapkan
kontekstual
23
pada
pembelajaran
dengan
pendekatan
konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang
memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan
lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching
and
learning),
yaitu
relating,
experiencing,
applying,
cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu
mencapai kompetensi secara maksimal.
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum
memadai;
2. sumber referensi terbatas;
3. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
4. alokasi waktu terbatas; dan
5. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek
pengetahuan) atau bahan banyak.10
10
Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan pembelajaran,
(Bandung:Raja grafindo persada,2012), hlm.24
24
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Siswa tidak memungkiri
metode “PAIKEM” sama dengan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang
sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu
pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refeksi. Apabila dalam
suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka
pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press.
http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html. diakses tanggal 15 April
2014
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikem-pembelajaranaktif.html. Diakses tanggal 16 April 2014
Mulyasa. 2006. Manajemen berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Tim Pengembang MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Raja
Grafindo Persada.
Uno, Hamzah. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
21