Inovasi Pembelajaran Pai Model Paikem

MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM
PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,
EFEKTIF dan MENYENANGKAN

Disusun Oleh
Nadiah Fitriana
14270079
Dosen Pembimbing
Fitri Sapta Dewi, M.Pd.I.

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Salawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.

Makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Paikem” ini, disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran Qur’an hadis MI di
UIN Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis berterima
kasih kepada berbagai sumber yang telah berkenan sebagai referensi dalam
penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi penulis, Amin yarobbal ‘alamiin.
Palembang, Desember 2016
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model PAIKEM.....................................................……2
B. Ciri-ciri Model PAIKEM................................................................. 10
C. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

PAIKEM.... 12
D. Prinsip-Prinsip PAIKEM.................................................................. 16
E. Langkah-langkah Model PAIKEM...................................................17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………..................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik
tidaknya

lulusan

pendidikan.

yang


Pembelajaran

dihasilkan

oleh

ibarat

jantung

suatu

sistem

dari

proses

pendidikan. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula

sebaliknya.
Pada kenyataan dilapangan hasil belajar siswa selama ini
masih kurang dan belum sesuai dengan yang diharapkan,
baik secara intelektual maupun sikap. Siswa belum mencapai
tahap kompetensi yang ideal. Oleh karena itu perlu adanya
perubahan dalam proses pembelajaran dari kebiasaan yang
sudah berlangsung selama ini. Berdasarkan latar belakang
diatas maka penulis akan mencoba membahas Model PAIKEM
karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut;
1. Apa yang dimaksud dengan PAIKEM?
1

2. Apa saja ciri-ciri dari PAIKEM?
3. Hal apa yang perlu diperhatikan dari PAIKEM?
4. Bagaimana prinsip-prinsip dari PAIKEM?

5. Apa saja langkah-langkah dari PAIKEM?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian

rupa

sehingga

siswa

aktif

bertanya,


mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran
pembelajaran
merupakan

inovatif

yang

kunci

bisa

mengadaptasi

menyenangkan.

yang


diterapkan

dari

Learning
dalam

model
is

fun

pembelajaran

inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
tertekan

dengan


tenggat

waktu

tugas,

kemungkinan

kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.

2

Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap
karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap
ilmu masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang
ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan

visual


atau

mengandalkan

kemampuan

penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan
kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan
upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajarmengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian
terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak

efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai
siswa

setelah

proses

pembelajaran

berlangsung,

sebab

pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang

3

harus

dicapai.


Jika

menyenangkan

pembelajaran

tetapi

tidak

efektif,

hanya
maka

aktif

dan

pembelajaran

tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM” sama dengan
pembelajaran

aktif,

inovatif,

kreatif,

efektif

dan

menyenangkan” merupakan metode yang sangat mengerti
dan

memahami

kondisi

siswa.

bagaimana

guru

menyampaikan materi merupakan penilaian utama siswa,
seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan tergambar
dengan

cara

pembelajaran

bagaimana

seorang

di

fokus

kelas,

guru

terhadap

menyampaikan
materi

dan

penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa. peduli
terhadap

siswa

dan

tidak

pilih-memilih

(diskriminatif),

performance yang menarik serta bisa dijadikan partner dalam
berdiskusi dan berkeluh kesah merupakan sekian banyak
kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin menjadi
favorit di mata siswa.
1. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang

lebih

mengakses

banyak
berbagai

melibatkan
informasi

aktivitas
dan

siswa

pengetahuan

dalam
untuk

dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas,

4

sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam

pembelajaran

memposisikan dirinya

aktif,

sebagai

guru

fasilitator,

lebih

banyak

yang bertugas

memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning)
kepada siswa. Dalam kegiatan ini siswa terlibat secara aktif
dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru
lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta
mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.1
2. Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran

inovatif

juga

merupakan

strategi

pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Maksud
inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi
hal-hal yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator
belajar, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Dalam
strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja
tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku,
tetapi

dapat

mengimplementasikan

hal-hal

baru

yang

menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah
yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui
aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa

1

Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta:grafindo
persada,2010), hlm.322-324

5

dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam halhal yang sedang dia pelajari.
Pembelajaran yang inovatif bagi guru dapat digunakan
untuk

menerapkan

pembelajaran,

temuan-temuan

terlebih

lagi

jika

terbaru

temuan

itu

dalam

merupakan

temuan guru yang pernah ditemukan dalam penelitian
tindakan

kelas

atau

sejumlah

pengalaman

yang

telah

ditemukan selama menjadi guru. Melalui pembelajaran yang
inovatif ini, siswa tidak akan buta tentang teknologi dan
mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada
sekarang ini. Dengan demikian pembelajaran diwarnai oleh
hal-hal baru sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.2
3. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif

merupakan proses

pembelajaran

yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan
memunculkan

kreativitas

siswa

selama

pembelajaran

berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan
strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain
peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang
kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan
2

Hamzah uno, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM, (Jakarta: Bumi
Aksara,2012), hlm.11

6

berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir
kreatif

selalu

dimulai

dengan

berpikir

kritis,

yakni

menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada

atau

memperbaiki

dikembangkan

dalam

sesuatu.Berpikir

proses

pembelajaran

kritis

harus

agar

siswa

terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya,
berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut,
yaitu:
a.

Tahapan

pertama;

persiapan,

yaitu

proses

pengumpulan informasi untuk diuji.
b.

Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu
untuk

merenungkan

hipotesis

informasi

tersebut

sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut
rasional.
c.

Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk
menemukan

keyakinan

bahwa

hipotesis

tersebut

benar, tepat dan rasional.
d.

Tahap keempat; verifikasi, yaitu pengujian kembali
hipotesis

untuk

dijadikan

sebuah

rekomendasi,

konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu
yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari

7

hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk
sebuah hasil karya baru.3
4. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran

dapat

dikatakan

efektif

jika

mampu

memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk
kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan
yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai
dengan

melibatkan

perencanaan,

serta

pelaksanaan

mendidik
dan

mereka

penilaian

dalam

pembelajaran.

Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah
dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betulbetul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan
kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara
aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran
dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk
menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai
informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam
pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang
sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.

3

Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, konsep strategi, dan
implementasi, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2006),hlm.192

8

Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan
lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu
guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan
pembelajaran,

mengelola

isi/materi

pembelajaran,

dan

mengelola sumber-sumber belajar. Menciptakan kelas yang
efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran
tidak

bisa

dilakukan

menyeluruh

mulai

secara

dari

parsial,melainkan

perencanaan,

pelaksanaan,

harus
dan

evaluasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui
prosedur

sebagai

berikut:(1) melakukan

appersepsi,

(2)melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok
dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan
variasi metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran,
yaitu mengaktifkan siswa dalam pembentukan kompetensi
siswa dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4)
melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan
data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan
perbaikan

program

pembelajaran

yang

pembelajaran.
efektif

,

guru

Untuk
harus

melakukan

memerhatikan

beberapa hal, sebagai berikut: (1) pengelolaan tempat
belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan

9

pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
(5) pengelolaan media dan sumber belajar.4
5. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran

menyenangkan

(joyfull

instruction)

merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa
ada perasaan terpaksa atau tertekan ( not under pressure).5
Dengan

kata

lain,

pembelajaran

menyenangkan

adalah

adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai
mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup
kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu
diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban,
baik

guru

maupun

siswa

dalam

melakukan

proses

pembelajaran

yang

pembelajaran.
Untuk

mewujudkan

proses

menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran
dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan

strategi

yang

dapat

melibatkan

siswa

secara optimal.Ada empat aspek yang memengaruhi model
PAIKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refeksi.

4

5

Rusman, Model-model pembelajaran, (Jakarta:grafindo
persada,2010),hlm.325-326
Op.Cit.,hlm.194

10

Apabila dalam suatu pembelajaran terdapat empat aspek
tesebut, maka pembelajaran PAIKEM terpenuhi.
a) Pengalaman
Aspek pengalaman ini siswa diajarkan dapat belajar
mandiri.

Di

dalamnya

terdapat

penerapannya

antara

lain

pengamatan,

penyelidikan

,

banyak
seperti

dan

cara

untuk

eksperimen,

wawancara.

Aspek

pengalaman ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan
dengan melalui pengalaman langsung.
b) Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa
bentuk, misalnya; mengemukakan pendapat, peresentasi
laporan, dan memajangkan hasil kerja. Kegiatan ini siswa
dapat mengungkapakan gagasan, dapat mengkonsolidasi
pikirannya,

mengeluarkan

gagasannya,

memancing

gagasan orang lain, dan membuat bangunan makna
mereka dapat diketahui oleh guru.
c) Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi,
Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan
hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh
siswa-siswa berpeluang untuk terkorelasi dan makna yang

11

terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan
hasil belajar meningkat.

d) Refeksi
Aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa
yang telah diperbuat/dipikirkan oleh siswa selama mereka
belajar. Hal ini dilakukan supaya terdapatnya perbaikan
gagasan/makna yang telah dikeluarkan oleh siswa dan
agar mereka tidak mengulangi kesalahan. Di sini siswa
diharapkan

juga

dapat menciptakan

gagasan-gagasan

baru.6
B. Ciri-ciri PAIKEM
Secara garis besar, ciri-ciri PAIKEM menurut pelatihan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah sebagai berikut:
a) Siswa

terlibat

dalam

berbagai

kegiatan

yang

mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar melalui berbuat (learning
to do).
b) Guru

menggunakan

membangkitkan

berbagai

semangat,

alat

bantu

termasuk

dan

cara

menggunakan

lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan

6

Op.Cit.,hlm.325-329

12

pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan
bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan
“pojok baca”.
d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan
gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Sedangkan menurut Rose dan Nocholl dalam (Jamal
Ma’mur

Asmani,

2011:84).

mengatakan

bahwa

ciri-ciri

pembelajaran yang menyenangkan adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan lingkungan tanpa stres (rileks), yaitu
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan,
namun dengan harapan akan mendapatkan kesuksesan
yang lebih tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah
positif. Pada umumnya, hal tersebut dapat terjadi
ketika belajar dilakukan bersama orang lain, ketika ada

13

humor dan dorongan semangat, waktu rehat dan jeda
yang teratur, serta dukungan antusias.
d.

Melibatkan secara sadar semua indra dan otak kiri
maupun kanan.

e. Menentang peserta didik untuk dapat berpikir jauh ke
depan

dan

mengekspresikan

apa

yang

sedang

dipelajari, dan sebanyak mungkin kecerdasan yang
relevan untuk memahami bahan ajar.
PAIKEM

merupakan

sebuah

model

pembelajaran

kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip
utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses
Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan
siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses
Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar
mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita,
dialog

atau

melalui

simulasi

role-play).

Ketiga,

proses

Refeksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan
apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah
lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami
langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui
pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).7

7

Jamal ma’mur asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, efektif dan Menyenangkan, (Yogyakarta:Diva press,2011),
hlm.84

14

C. Hal-hal

yang

perlu

diperhatikan

dalam

melaksanakan PAIKEM
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu
dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang
kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak
bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir
memiliki

kedua

merupakan

sifat

modal

itu.

dasar

Kedua
bagi

sifat

tersebut

berkembangnya

sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran
merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat,
anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran
dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru
yang mendorong anak untuk melakukan percobaan,
misalnya,

merupakan

pembelajaran

yang

subur

seperti apayang dimaksud
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.
Dalam PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif,
Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu

15

diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk
membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan

mengenal

membantunya

bila

kemampuan

anak,

kita

mendapat

kesulitan

dapat

sehingga

belajar anak tersebut menjadi optimal.
c. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara
alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam
bermain.

Perilaku

ini

dapat

dimanfaatkan

dalam

pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau

membahas

berpasangan

atau

sesuatu,
dalam

anak

dapat

kelompok.

bekerja

Berdasarkan

pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan
baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti
ini

memudahkan

mereka

untuk

berinteraksi

dan

bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga
menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang

16

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
dan kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan
masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah;
dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan
kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang
keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena
itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara
lain dengan sering-sering memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan
yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika
…” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata
“Apa,

berapa,

kapan”,

yang

umumnya

tertutup

(jawaban betul hanya satu).
e. Mengembangkan

ruang

kelas

sebagai

lingkungan

belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang
kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang

17

dipajangkan

diharapkan

memotivasi

siswa

untuk

bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan
dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda
asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas
yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa,
dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika
membahas suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar,
tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering
membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar
dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke
ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan

lingkungan

dapat

mengembangkan

sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,

18

berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan
membuat gambar/diagram
g. Memberikan

umpan

balik

yang

baik

untuk

meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari
guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk
interaksi

antara

hendaknya

lebih

guru

dan

siswa.

mengungkap

Umpan

kekuatan

balik

daripada

kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan
agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan
komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan
pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa daripada hanya sekedar angka

h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak

guru

yang

sudah

merasa

puas

bila

menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak.

Apalagi

bangku

19

dan

meja

diatur

berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari
PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif
fisik.

Sering

bertanya,

mempertanyakan

gagasan

orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi
jika

salah.

Oleh

karena

itu,

guru

hendaknya

menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik
yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya.

Berkembangnya

rasa

takut

sangat

bertentangan dengan ‘PAIKEM’.8

D. Prinsip-PrinsipPAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran yang mengutamakan aspek
keaktifan,

kreatifitas

dan

inovatif,

sehingga

membuat

pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan, menuntut
guru untuk menguasai berbagai metode mengajar serta
keterampilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai metode
mengajar tersebut akan memberi keleluasaan untuk memilih
metode yang sesuai dengan metode yang sesuai dengan
8

http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikempembelajaran-aktif.html. Diakses tanggal 27 November 2016, Pukul
13:55 WIB

20

tujuan, materi, peserta didik dan aspek-aspek lainnya,
sehingga prinsip-prinsip PAIKEM dapat diterapkan secara
optimal.
Prinsip-prinsip pembelajaran PAIKEM antara lain:
1. Mengalami : Peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental

maupun

emosional.

Melalui

pengalaman

langsung pembelajaran akan lebih memberi makna
kepada sisa dari pada hanya mendengarkan;
2. Komunikasi : Kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik;
3. Interaksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
terjadinya interaksi multi arah.
4. Refeksi : Kegiatan pembelajarannya memungkinkan
peserta didik memikirkan kembali apa yang telah
dilakukan. Proses refeksi sangat perlu dilakukan untuk
mengetahui

sejauh

mana

ketercapaian

proses

pembelajaran.9
E. Langkah-Langkah PAIKEM
Sebagai

tahapan

strategis

pencapaian

kompetensi,

kegiatan PAIKEM perlu didesain dan dilaksanakan secara
efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil maksimal.
Berdasarkan
9

panduan

penyusunan

KTSP,

kegiatan

http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html .Diakses
tangal 27 November 2016, pukul 14:15 WIB

21

pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan
tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Sekolah standar, beban belajarnya dinyatakan dalam jam
pelajaran ditetapkan bahwa satu jam pelajaran tingkat
SMA/SMK terdiri dari 45 menit, SMP terdiri dari 40 menit, dan
untuk SD terdiri dari 35 menit tatap muka untuk Tugas
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur. Dalam hal
ini guru perlu mendesain kegiatan pembelajaran tatap muka,
tugas terstruktur dan kegiatan mandiri.
a) Kegiatan Tatap Muka
Untuk kegiatan tatap muka dilakukan dengan strategi
bervariasi baik ekspositori maupun diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas,

diskusi

kelompok,

pembelajaran

kolaboratif

dan

kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,
ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, tanya jawab, atau
simulasi. Tapi jika sudah ada sekolah yang menerapkan
sistem SKS, maka kegiatan tatap muka lebih disarankan
dengan strategi ekspositori. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan menggunakan strategi diskoveri inkuiri. Metode
yang digunakan seperti ceramah interaktif, presentasi, diskusi
kelas, tanya jawab, atau demonstrasi.
b) Kegiatan Tugas terstruktur

22

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan
tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran
namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP
(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu
pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri.
Metode

yang

lingkungan,

digunakan

atau

seperti

proyek.

penugasan,

Kegiatan

observasi

tugas

terstruktur

merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan
kemandirian

belajar

peserta

didik,

peran

guru

sebagai

fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan
adalah diskoveri inkuiri dan tidak disarankan dengan strategi
ekspositori. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok,
pembelajaran
eksperimen,

kolaboratif
observasi

di

dan

kooperatif,

sekolah,

ekplorasi

demonstrasi,
dan

kajian

pustaka atau internet, atau simulasi.
c) Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan

mandiri

pembelajaran

yang

tidak

terstruktur

dirancang

adalah

kegiatan

guru.

Strategi

oleh

pembelajaran yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan
metode

seperti

penugasan,

observasi

lingkungan,

atau

proyek.
PAIKEM
Pembelajaran

dapat

diterapkan

kontekstual

23

pada

pembelajaran

dengan

pendekatan

konstruktivisme dipandang sebagai salah satu strategi yang
memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Dengan
lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching
and

learning),

yaitu

relating,

experiencing,

applying,

cooperating, dan transferrini diharapkan peserta didik mampu
mencapai kompetensi secara maksimal.
Pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
1. karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum
memadai;
2. sumber referensi terbatas;
3. jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
4. alokasi waktu terbatas; dan
5. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek
pengetahuan) atau bahan banyak.10

10

Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan pembelajaran,
(Bandung:Raja grafindo persada,2012), hlm.24

24

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.Siswa tidak memungkiri
metode “PAIKEM” sama dengan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang
sangat mengerti dan memahami kondisi siswa.
Ada empat aspek yang memengaruhi model PAIKEM, yaitu
pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refeksi. Apabila dalam
suatu pembelajaran terdapat empat aspek tesebut, maka
pembelajaran PAIKEM terpenuhi.

25

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva Press.
http://ingaedukasia.blogspot.com/2013/04/paikem.html. diakses tanggal 15 April
2014
http://miftahujan.blogspot.com/2012/11/makalah-paikem-pembelajaranaktif.html. Diakses tanggal 16 April 2014

Mulyasa. 2006. Manajemen berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

Tim Pengembang MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Raja
Grafindo Persada.

Uno, Hamzah. 2012. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

21