RPP Teks Rekaman Percobaan dengan Model
Pembelajaran Menyusun Teks Rekaman Percobaan dengan
Model Pembelajaran Inkuiri
Dosen Pengampu:
Mimi Mulyani
Disusun Oleh:
Nama
: Fuad Akbar Adi
NIM
: 2101413065
Rombel
: Rombel 3
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesis
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2015
BAB I
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
A. Pengertian
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka
dapat
merumuskan
sendiri
penemuannya
dengan
penuh
percaya
diri.Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga
dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti “saya menemukan”.
B. Syarat
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan
syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam
kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2)
berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta
sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan
reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
C. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
1. Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian,
pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara
guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan
sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman
yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan
pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
3. Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan
kemampuan
berpikir
secara
optimal.
Sebaliknya,
siswa
akan
dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran
inkuiri
adalah
pengembangan
kemampuan
berpikir.
Dengan
demikian,
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi
antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah
inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu
dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan
berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,
akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan
dan penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
E.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap
masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan
hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh;
(b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan
hipotesis.
3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit
peristiwa,
terdiri
dari
:
mengidentifikasi
peristiwa
yang
dibutuhkan,
mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari :
mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c)
analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan,
dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan
makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
F. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
BAB II
MATERI MENYUSUN TEKS REKAMAN PERCOBAAN
A. Pengertian
Teks rekaman percobaan adalah teks yang menceritakan percobaan yang
dilakukan oleh penulis. Teks rekaman percobaan merupakan teks yang sifatnya
laporan. Teks rekaman percobaan menggambarkan sesuatu sesuai fakta apa
adanya tanpa ada opini/pendapat penulis.
B. Struktur
1. Judul
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah teks rekaman percobaan. Oleh
karena itu, judul teks rekaman percobaan harus memperlihatkan fakta yang
ingin
diungkapkan,
dijelaskan,
positif,
singkat, khas, serta
mampu
menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
2. Pendahuluan
Sebagian umum, pendahuluan memaparkan latar belakang, rumusan masalah,
dan tujuan percobaan secara lengkap. Pada pendahuluan terdapat tiga bagian,
yaitu latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.
3. Landasan Teori/Kajian Pustaka
Pada bagian ini, dipaparkan berbagai teori yang digunakan dalam melakukan
percobaan. Kajian teori dijadika sebagai dasar pemikiran dalam melakukan
percobaan agar proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
4. Metode Penelitian
Pada bagian ini, dipaparkan cara yang digunakan dalam melakukan percobaan.
Alat dan bahan serta prosedur kerja (percobaan) dipaparkan secara mendetail.
5. Hasil dan pembahasan
Pada bagian ini, dipaparkan tentang hasil percobaan dan pembahasannya
secara cermat dan jelas berdasarkan bisa dipaparkan dalam bentuk deskriptif
atau label.
6. Simpulan
Pada bagian ini, dipaparkan hasil percobaan secara ringkas untuk menjawab
pertanyaan dalam rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.
C. Menyusun Teks Rekaman Percobaan Sesuai dengan Karakteristik Teks
Agar dapat menyusun teks rekaman percobaan dengan baik, kita perlu
melakukan percobaan atau penelitian terlebih dahulu. Data yang diperoleh dari
kegiatan percobaan atau penelitian dan hasilnya dicatat secara jelas dan perinci,
kemudian disusun menjadi sebuah laporan yang memenuhi kaidah keilmuan, baik
dari aspek struktur teks maupun fitur bahasa yang digunakan.
Selain memperhatikan aspek struktur ketika menyusun teks rekaman
percobaan, kamu juga harus memperhatikan aspek kebahasaannya. Sebagai salah
satu jenis karya ilmiah yang kebenarannya harus dapat dipertanggungjawabkan
secara kelimuan, bahasa dalam teks rekaman percobaan tidak boleh menimbulkan
multitafsir. Bahasanya harus lugas dan jelas. Bahasa dalam teks rekaman
percobaan pada umumnya ditandai dengan penggunaan kalimat kompleks, kata
penghubung, kata rujukan, dan istilah teknis. Berikut langkah-langkah menyusun
teks rekaman percobaan.
a. Kumpulan data yang dicatat berdasarkan kegiatan percobaan.
b. Kembangkan data percobaan dengan menggunakan kaidah struktur teks dan
bahasa sesuai dengan karakteristik teks rekaman percobaan.
c. Gunakan kalimat kompleks, kata hubung, kata rujukan, dan berbagai istilah
teknis untuk mengembangkan data menjadi sebuah teks rekaman percobaan
yang utuh dan lengkap.
Contoh:
Laporan Praktikum Biologi:
Uji Kandungan Bahan Makanan
d. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Untuk dapat bertahan hidup, mahluk hidup memerlukan
makanan sebagai sumber energi. Makanan merupakan kebutuhan
kita sehari-hari dan kebutuhan mutlak yang wajib dipenuhi bagi
setiap mahluk hidup. Makanan yang kita konsumsi setiap hari
merupakan zat gizi utama bagi tubuh. Zat gizi (nutrisi) adalah
substansi-substansi di dalam makanan yang menyediakan energi dan
material untuk perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel
tubuh.
Makanan yang dimasukkan kita ke dalam tubuh kita akan
diproses melalui system pencernaan yang dipecah menjadi molekul
sederhana melalui dua cara, yaitu secara mekanis dan kimiawi. Cara
mekanis melibatkan pergerakan otot, misalnya melalui mulut (gigi)
dan gerak paristaltik. Cara kimiawi dilakukan oleh enzim pencernaan
dan diproses di dalam mulut dan lambung.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diadakan praktikum untuk
mengetahui kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan glukosa
dalam berbagai bahan makanan.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian tersebut, rmumusan masalah dalam
laporan ini adalah bagaimana menguji kandungan karbohidrat,
protein, lemak, dan glukosa dalam berbagai bahan makanan?
3. Tujuan
Laporan ini bertujuan mengetahui kandungan karbohidrat,
protein, lemak, dan glukosa dalam berbagai bahan makanan.
e. Landasan Teori/Kajian Pustaka
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa organic yang menjadi
sumber energy utama bagi manusia dan hewan. Karbohidrat tersusun
dari
senyawa
sederhana,
seperti
monokasarida,
disakarida,
karbohidrat kompleks, seperti polisakarida dan serat.
Semakin sederhana susunan molekul karbohidrat maka
senyawa tersebut akan mudah dicerna dan rasanya semakin manis.
Semakin panjang susunan karbohidrat senyawa tersebut akan
semakin sulit dicerna, misalnya serat. Akan tetapi, makanan berserat
ini akan bermanfaat untuk memperlancar proses pencernaan.
2. Protein
Protein merupakan makromolekul penyusun bagian terbesar
tubuh setelah air, yaitu seperlima bagian tubuh. Protein terbentuk
dari rantai asam panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan paptida.
Protein dapat kita peroleh, baik dari hewan (protein hewani)
maupn tumbuhan (protein nabati). Sumber protein hewani, antara
lain daging, susu, dan telur, sedangkan sumber protein nabati, antara
lain padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran.
3. Lemak
Lemak atau lipid adalah senyawa organic yang tidak larut
dalam air, tetap larut dalam zat pelarut organic (nonpolar), seperti
kloroform, eter, dan minyak tanah.
f. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
a. Alat : tabung reaksi, rak tabung, gelas kimia, pembakar spiritus,
pipet tetes, korek api.
b. Bahan : nasi, kentang, roti, tahu, telur, avokad, minyak goreng,
margarin, ekstrak gula, ekstrak permen.
g. Hasil dan Pembahasan
2. Pembahasan
Hasil percobaan sebagaimana terlihat pada Tabel Hasil Uji
Bahan Makanan menunjukkan bahwa nasi merupakan salah satu
contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Hal itu
terbukti setelah diberi tetesan lugol, ekstrak nasi berubah warna
menjadi biru tua.
E. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat dirumuskan simpulan sebagi
berikut.
1. Nasi, roti, dan kentang adalah karbohidrat karena dari hasil uji
laboritorium yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak nasi, roti,
dan kentang yang ditetesi lugol berubah warna menjadi biru tua
yang berarti bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.
2. Mentega, avokad, dan minyak mengandung lemak karena saat
dioleskan ke kertas buram, kertas tersebut berubah menjadi
transaparan.
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMP Negeri 6 Pekalongan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IX/II
Materi Pokok
: Menyusun Teks Rekaman Percobaan
Alokasi Waktu
: 2x 40 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
4.2 Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, rekaman percobaan baik
secara lisan maupun tulisan.
Indikator
4.1.1 Menidentifikasi struktru teks rekaman percobaan
4.1.2 Menjelaskan langkah-langkah menyusun teks rekaman percobaan
4.1.3 Menyusun teks rekaman percobaan
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertianpuisi
2. KarakteristikPuisi
3. StrukturPuisi
4. Langkah-langkahpembacaanpuisi
5. Teks Puisi
6. Cara mengekspresikanpembacaanpuisi
7. Contohtandajedadalampuisi
8. Lafal, intonasi, dan nada
D. Metode Pembelajaran
1. Model
: Inkuiri
2. Metode
: Ceramah, apersepsi, Inquiry
E. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media
: LCD (Visual dan audiovisual)
2. Alat
: Papan tulis, spidol, penghapus
3. Sumber Belajar
: Buku Teks Bahasa Indonesia
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
No
.
1.
Alokasi
Metode
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan apersepsi 15 menit
Ceramah
Kegiatan
Deskripsi
kepada siswa.
2. Guru mempersiapkan siswa
agar siap belajar.
3. Guru
memberikan
motivasi
agar siswa senang belajar.
4. Guru
memberikan
ilustrasi
pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan
2.
Inti
dari kegiatan pembelajaran.
Mengamati
15 menit
1. Siswa mendapatkan pengarahan/ilustrasi dari guru sebelum
mengamati
menyusun
pemode-lan
teks
rekaman
percobaan.
2. Siswa mengamati pemodelan
menyusun
teks
rekaman
percobaan yang ditam-pilkan
di LCD dengan sikap santun
dan percaya diri.
5 menit
Inquiry
Menanya
1. Dari hasil mengamati, siswa
berdiskusi secara klasikal dan
bertanya kepada guru terkait
pemodelan
menyusun
teks
rekaman percobaan dengan 10 menit
sikap santun dan percaya diri.
Mengumpulkan Informasi
1. Siswa membuat simpulan terkait materi yang telah dipelajari dengan sikap disiplin dan
tanggungjawab.
2. Siswa membangun konsep pengetahuan
menyusun
mengenai
teks
rekaman
percobaan yang telah dimiliki
dengan pengetahuan baru dari
hasil mengamati pemodelan
menyusun
teks
percobaan
dengan
5 menit
rekaman
sikap
disiplin dan tanggungjawab.
Mengasosiasi
1. Siswa menganalisis kebenaran
materi yang telah diperoleh
dengan sikap jujur dan tanggungjawab.
2. Siswa menganalisis pemodelan
menyusun
teks
rekaman 10 menit
percobaan yang ditampilkan di
LCD dengan sikap jujur dan
tanggungjawab.
3.
Penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan 20 menit
pembelajaran yang telah dilak-
Ceramah
sanakan.
2. Siswa membuat refleksi terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Siswa saling memberikan umpan balik dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
4. Guru memberikan informasi
mengenaikegitan
pembelaja-
ran yang akan dilaksanakan
pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
No
.
1.
Alokasi
Metode
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan apersepsi 15 menit
Ceramah
Kegiatan
Deskripsi
kepada siswa.
2. Guru
mempersiapkansiswa
agar siap belajar.
3. Guru
memberikan
motivasi
agar siswa senang belajar.
4. Guru
memberikan
ilustrasi
pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan
2.
Inti
dari kegiatan pembelajaran.
Mengomunikasikan
1. Siswa
mengumpulkan
berdasarkan
percobaan
data
kegiatan
yang
pernah
dilakukan pada mata pelajaran
IPA kelas IX
2. Berdasarkan
data
tersebut,
45 menit
Inquiry
siswa menyusun teks rekaman
percobaan
dengan
memperhatikan struktur teks
dan
cirri
bahasa
yang
digunakan.
3. Siswa lain menanggapi hasil
menyusun
teks
rekaman
percobaan
dari
temannya
dengan menggunakan bahasa
3.
Penutup
indonesia yang baik dan benar.
5. Guru dan siswa menyimpulkan 20 menit
Ceramah
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6. Siswa membuat refleksi terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
7. Siswa saling memberikan umpan balik dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
8. Guru memberikan informasi
mengenai materi pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya.
9. Guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa mencari
tahu terkait materi pertemuan
selanjutnya.
G. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. PenilaianPengamatan Sikap
Lembar Pengamatan Sikap
No.
Nama
Religius
Santun
Percaya Diri
Siswa
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1.
2.
3.
….
lanjutan
No.
Disiplin
Nama
Siswa
BT
MT
MB
Tanggung Jawab
MK
BT
MT
MB
Jurur
MK
BT
MT
MB
MK
1.
2.
3.
….
Rubrik penilaian sikap
Rubrik
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
Skor
BT
melakukan kegiatan
sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi
MT
masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
MB
yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
MK
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
Setiap sikap yang dinilai maksimal mendapat 4 poin
Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 24) x 100
a. Penilaian Pengetahuan
a) Jenis/Teknik : Tes/Tertulis
b) Bentuk Instrumen : Uraian
c) Instrumen : soal (terlampir)
d) Pedoman Penskoran (terlampir)
PEDOMAN PENSKORAN
Skor Penilaian
Penghitungan nilai akhir
Skor yang diperoleh
Nilai =
-------------------------Skor Maksimal (15)
X 100
= . . .
b. Penilaian Keterampilan
a. Jenis
: Unjuk Kerja
b. Bentuk Instrumen
: Petunjuk
c. Rubrik Penilaian
: Terlampir
Nama
Kelas dan NIS
Tanggal
Judul teks
Petunjuk:
Kumpulkan data berdasarkan kegiatan percobaan yang pernah dilakukan pada mata
pelajaran IPA kelas IX, kemudian susunlah teks rekaman percobaan berdasarkan
data tersebut!
No
1.
2.
3.
Aspek
Penampilan
Kesesuaian data
Informasi
yang
Bobot
5
15
10
4
disajikan
Keruntutan struktur 10
Skor
0-5
0-15
0-10
0-10
Nilai Akhir = (N1+N2+N3) = 10
3
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Teks rekaman percobaan adalah teks yang menceritakan percobaan yang
dilakukan oleh penulis. Langkah-langkah menyusun teks rekaman percobaan yaitu,
kumpulan data yang dicatat berdasarkan kegiatan percobaan, kembangkan data
percobaan dengan menggunakan kaidah struktur teks dan bahasa sesuai dengan
karakteristik teks rekaman percobaan, gunakan kalimat kompleks, kata hubung, kata
rujukan, dan berbagai istilah teknis untuk mengembangkan data menjadi sebuah teks
rekaman percobaan yang utuh dan lengkap.
Penggunaan model pembelajaran Inkuiri sangat cocok diterapkan dalam
pembelajaran dengan materi pokok menyusun teks rekaman percobaan, karena secara
kompetensi menyusun yang notabene merupakan kegiatan keterampilan akan menjadi
mudah dilakukan oleh siswa dengan pembelajaran Inkuiri yang berorientasi kepada
kegiatan penemuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada Jakarta.
Wahono, dkk. 2013. Marbi Mahir Berbahasa Indonesia Buku Teks Swasta Kelas IX. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia
Model Pembelajaran Inkuiri
Dosen Pengampu:
Mimi Mulyani
Disusun Oleh:
Nama
: Fuad Akbar Adi
NIM
: 2101413065
Rombel
: Rombel 3
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesis
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2015
BAB I
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
A. Pengertian
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka
dapat
merumuskan
sendiri
penemuannya
dengan
penuh
percaya
diri.Pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
Pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran ini sering juga
dinamakan pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti “saya menemukan”.
B. Syarat
Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan
syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam
kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2)
berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta
sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan
reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis.
C. Ciri-ciri Pembelajaran Inkuiri
1. Pertama, pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara
maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa
tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian,
pada pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar, tetapi lebih diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara
guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Guru dalam mengembangkan
sikap inkuiri di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman
yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan
pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
3. Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan
kemampuan
berpikir
secara
optimal.
Sebaliknya,
siswa
akan
dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi
pelajaran.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran
inkuiri
adalah
pengembangan
kemampuan
berpikir.
Dengan
demikian,
pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi,
baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi
antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk
menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir. Dalam hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah
inkuiri sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu
dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan mempertanyakan
berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta,
akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan
dan penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang
menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
E.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
1. Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap
masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
2. Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan
hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh;
(b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan
hipotesis.
3. Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit
peristiwa,
terdiri
dari
:
mengidentifikasi
peristiwa
yang
dibutuhkan,
mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari :
mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c)
analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan,
dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4. Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan
makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5. Menerapkan kesimpulan dan generalisasi
F. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan
di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran ini juga mempunyai kelemahan, di
antaranya:
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.
BAB II
MATERI MENYUSUN TEKS REKAMAN PERCOBAAN
A. Pengertian
Teks rekaman percobaan adalah teks yang menceritakan percobaan yang
dilakukan oleh penulis. Teks rekaman percobaan merupakan teks yang sifatnya
laporan. Teks rekaman percobaan menggambarkan sesuatu sesuai fakta apa
adanya tanpa ada opini/pendapat penulis.
B. Struktur
1. Judul
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah teks rekaman percobaan. Oleh
karena itu, judul teks rekaman percobaan harus memperlihatkan fakta yang
ingin
diungkapkan,
dijelaskan,
positif,
singkat, khas, serta
mampu
menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan.
2. Pendahuluan
Sebagian umum, pendahuluan memaparkan latar belakang, rumusan masalah,
dan tujuan percobaan secara lengkap. Pada pendahuluan terdapat tiga bagian,
yaitu latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan.
3. Landasan Teori/Kajian Pustaka
Pada bagian ini, dipaparkan berbagai teori yang digunakan dalam melakukan
percobaan. Kajian teori dijadika sebagai dasar pemikiran dalam melakukan
percobaan agar proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan.
4. Metode Penelitian
Pada bagian ini, dipaparkan cara yang digunakan dalam melakukan percobaan.
Alat dan bahan serta prosedur kerja (percobaan) dipaparkan secara mendetail.
5. Hasil dan pembahasan
Pada bagian ini, dipaparkan tentang hasil percobaan dan pembahasannya
secara cermat dan jelas berdasarkan bisa dipaparkan dalam bentuk deskriptif
atau label.
6. Simpulan
Pada bagian ini, dipaparkan hasil percobaan secara ringkas untuk menjawab
pertanyaan dalam rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya.
C. Menyusun Teks Rekaman Percobaan Sesuai dengan Karakteristik Teks
Agar dapat menyusun teks rekaman percobaan dengan baik, kita perlu
melakukan percobaan atau penelitian terlebih dahulu. Data yang diperoleh dari
kegiatan percobaan atau penelitian dan hasilnya dicatat secara jelas dan perinci,
kemudian disusun menjadi sebuah laporan yang memenuhi kaidah keilmuan, baik
dari aspek struktur teks maupun fitur bahasa yang digunakan.
Selain memperhatikan aspek struktur ketika menyusun teks rekaman
percobaan, kamu juga harus memperhatikan aspek kebahasaannya. Sebagai salah
satu jenis karya ilmiah yang kebenarannya harus dapat dipertanggungjawabkan
secara kelimuan, bahasa dalam teks rekaman percobaan tidak boleh menimbulkan
multitafsir. Bahasanya harus lugas dan jelas. Bahasa dalam teks rekaman
percobaan pada umumnya ditandai dengan penggunaan kalimat kompleks, kata
penghubung, kata rujukan, dan istilah teknis. Berikut langkah-langkah menyusun
teks rekaman percobaan.
a. Kumpulan data yang dicatat berdasarkan kegiatan percobaan.
b. Kembangkan data percobaan dengan menggunakan kaidah struktur teks dan
bahasa sesuai dengan karakteristik teks rekaman percobaan.
c. Gunakan kalimat kompleks, kata hubung, kata rujukan, dan berbagai istilah
teknis untuk mengembangkan data menjadi sebuah teks rekaman percobaan
yang utuh dan lengkap.
Contoh:
Laporan Praktikum Biologi:
Uji Kandungan Bahan Makanan
d. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Untuk dapat bertahan hidup, mahluk hidup memerlukan
makanan sebagai sumber energi. Makanan merupakan kebutuhan
kita sehari-hari dan kebutuhan mutlak yang wajib dipenuhi bagi
setiap mahluk hidup. Makanan yang kita konsumsi setiap hari
merupakan zat gizi utama bagi tubuh. Zat gizi (nutrisi) adalah
substansi-substansi di dalam makanan yang menyediakan energi dan
material untuk perkembangan, pertumbuhan, dan perbaikan sel
tubuh.
Makanan yang dimasukkan kita ke dalam tubuh kita akan
diproses melalui system pencernaan yang dipecah menjadi molekul
sederhana melalui dua cara, yaitu secara mekanis dan kimiawi. Cara
mekanis melibatkan pergerakan otot, misalnya melalui mulut (gigi)
dan gerak paristaltik. Cara kimiawi dilakukan oleh enzim pencernaan
dan diproses di dalam mulut dan lambung.
Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diadakan praktikum untuk
mengetahui kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan glukosa
dalam berbagai bahan makanan.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian tersebut, rmumusan masalah dalam
laporan ini adalah bagaimana menguji kandungan karbohidrat,
protein, lemak, dan glukosa dalam berbagai bahan makanan?
3. Tujuan
Laporan ini bertujuan mengetahui kandungan karbohidrat,
protein, lemak, dan glukosa dalam berbagai bahan makanan.
e. Landasan Teori/Kajian Pustaka
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa organic yang menjadi
sumber energy utama bagi manusia dan hewan. Karbohidrat tersusun
dari
senyawa
sederhana,
seperti
monokasarida,
disakarida,
karbohidrat kompleks, seperti polisakarida dan serat.
Semakin sederhana susunan molekul karbohidrat maka
senyawa tersebut akan mudah dicerna dan rasanya semakin manis.
Semakin panjang susunan karbohidrat senyawa tersebut akan
semakin sulit dicerna, misalnya serat. Akan tetapi, makanan berserat
ini akan bermanfaat untuk memperlancar proses pencernaan.
2. Protein
Protein merupakan makromolekul penyusun bagian terbesar
tubuh setelah air, yaitu seperlima bagian tubuh. Protein terbentuk
dari rantai asam panjang asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan paptida.
Protein dapat kita peroleh, baik dari hewan (protein hewani)
maupn tumbuhan (protein nabati). Sumber protein hewani, antara
lain daging, susu, dan telur, sedangkan sumber protein nabati, antara
lain padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran.
3. Lemak
Lemak atau lipid adalah senyawa organic yang tidak larut
dalam air, tetap larut dalam zat pelarut organic (nonpolar), seperti
kloroform, eter, dan minyak tanah.
f. Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
a. Alat : tabung reaksi, rak tabung, gelas kimia, pembakar spiritus,
pipet tetes, korek api.
b. Bahan : nasi, kentang, roti, tahu, telur, avokad, minyak goreng,
margarin, ekstrak gula, ekstrak permen.
g. Hasil dan Pembahasan
2. Pembahasan
Hasil percobaan sebagaimana terlihat pada Tabel Hasil Uji
Bahan Makanan menunjukkan bahwa nasi merupakan salah satu
contoh bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Hal itu
terbukti setelah diberi tetesan lugol, ekstrak nasi berubah warna
menjadi biru tua.
E. Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat dirumuskan simpulan sebagi
berikut.
1. Nasi, roti, dan kentang adalah karbohidrat karena dari hasil uji
laboritorium yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak nasi, roti,
dan kentang yang ditetesi lugol berubah warna menjadi biru tua
yang berarti bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat.
2. Mentega, avokad, dan minyak mengandung lemak karena saat
dioleskan ke kertas buram, kertas tersebut berubah menjadi
transaparan.
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SMP Negeri 6 Pekalongan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: IX/II
Materi Pokok
: Menyusun Teks Rekaman Percobaan
Alokasi Waktu
: 2x 40 menit
A. Kompetensi Inti (KI)
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
4.2 Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis, tantangan, rekaman percobaan baik
secara lisan maupun tulisan.
Indikator
4.1.1 Menidentifikasi struktru teks rekaman percobaan
4.1.2 Menjelaskan langkah-langkah menyusun teks rekaman percobaan
4.1.3 Menyusun teks rekaman percobaan
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertianpuisi
2. KarakteristikPuisi
3. StrukturPuisi
4. Langkah-langkahpembacaanpuisi
5. Teks Puisi
6. Cara mengekspresikanpembacaanpuisi
7. Contohtandajedadalampuisi
8. Lafal, intonasi, dan nada
D. Metode Pembelajaran
1. Model
: Inkuiri
2. Metode
: Ceramah, apersepsi, Inquiry
E. Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media
: LCD (Visual dan audiovisual)
2. Alat
: Papan tulis, spidol, penghapus
3. Sumber Belajar
: Buku Teks Bahasa Indonesia
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
No
.
1.
Alokasi
Metode
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan apersepsi 15 menit
Ceramah
Kegiatan
Deskripsi
kepada siswa.
2. Guru mempersiapkan siswa
agar siap belajar.
3. Guru
memberikan
motivasi
agar siswa senang belajar.
4. Guru
memberikan
ilustrasi
pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan
2.
Inti
dari kegiatan pembelajaran.
Mengamati
15 menit
1. Siswa mendapatkan pengarahan/ilustrasi dari guru sebelum
mengamati
menyusun
pemode-lan
teks
rekaman
percobaan.
2. Siswa mengamati pemodelan
menyusun
teks
rekaman
percobaan yang ditam-pilkan
di LCD dengan sikap santun
dan percaya diri.
5 menit
Inquiry
Menanya
1. Dari hasil mengamati, siswa
berdiskusi secara klasikal dan
bertanya kepada guru terkait
pemodelan
menyusun
teks
rekaman percobaan dengan 10 menit
sikap santun dan percaya diri.
Mengumpulkan Informasi
1. Siswa membuat simpulan terkait materi yang telah dipelajari dengan sikap disiplin dan
tanggungjawab.
2. Siswa membangun konsep pengetahuan
menyusun
mengenai
teks
rekaman
percobaan yang telah dimiliki
dengan pengetahuan baru dari
hasil mengamati pemodelan
menyusun
teks
percobaan
dengan
5 menit
rekaman
sikap
disiplin dan tanggungjawab.
Mengasosiasi
1. Siswa menganalisis kebenaran
materi yang telah diperoleh
dengan sikap jujur dan tanggungjawab.
2. Siswa menganalisis pemodelan
menyusun
teks
rekaman 10 menit
percobaan yang ditampilkan di
LCD dengan sikap jujur dan
tanggungjawab.
3.
Penutup
1. Guru dan siswa menyimpulkan 20 menit
pembelajaran yang telah dilak-
Ceramah
sanakan.
2. Siswa membuat refleksi terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Siswa saling memberikan umpan balik dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
4. Guru memberikan informasi
mengenaikegitan
pembelaja-
ran yang akan dilaksanakan
pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2
No
.
1.
Alokasi
Metode
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberikan apersepsi 15 menit
Ceramah
Kegiatan
Deskripsi
kepada siswa.
2. Guru
mempersiapkansiswa
agar siap belajar.
3. Guru
memberikan
motivasi
agar siswa senang belajar.
4. Guru
memberikan
ilustrasi
pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan
2.
Inti
dari kegiatan pembelajaran.
Mengomunikasikan
1. Siswa
mengumpulkan
berdasarkan
percobaan
data
kegiatan
yang
pernah
dilakukan pada mata pelajaran
IPA kelas IX
2. Berdasarkan
data
tersebut,
45 menit
Inquiry
siswa menyusun teks rekaman
percobaan
dengan
memperhatikan struktur teks
dan
cirri
bahasa
yang
digunakan.
3. Siswa lain menanggapi hasil
menyusun
teks
rekaman
percobaan
dari
temannya
dengan menggunakan bahasa
3.
Penutup
indonesia yang baik dan benar.
5. Guru dan siswa menyimpulkan 20 menit
Ceramah
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6. Siswa membuat refleksi terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
7. Siswa saling memberikan umpan balik dari pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
8. Guru memberikan informasi
mengenai materi pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya.
9. Guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa mencari
tahu terkait materi pertemuan
selanjutnya.
G. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. PenilaianPengamatan Sikap
Lembar Pengamatan Sikap
No.
Nama
Religius
Santun
Percaya Diri
Siswa
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
BT
MT
MB
MK
1.
2.
3.
….
lanjutan
No.
Disiplin
Nama
Siswa
BT
MT
MB
Tanggung Jawab
MK
BT
MT
MB
Jurur
MK
BT
MT
MB
MK
1.
2.
3.
….
Rubrik penilaian sikap
Rubrik
sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
Skor
BT
melakukan kegiatan
sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi
MT
masih sedikit dan belum ajeg/konsisten
menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
MB
yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten
menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
MK
kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
Setiap sikap yang dinilai maksimal mendapat 4 poin
Nilai Sikap = (Jml skor diperoleh : 24) x 100
a. Penilaian Pengetahuan
a) Jenis/Teknik : Tes/Tertulis
b) Bentuk Instrumen : Uraian
c) Instrumen : soal (terlampir)
d) Pedoman Penskoran (terlampir)
PEDOMAN PENSKORAN
Skor Penilaian
Penghitungan nilai akhir
Skor yang diperoleh
Nilai =
-------------------------Skor Maksimal (15)
X 100
= . . .
b. Penilaian Keterampilan
a. Jenis
: Unjuk Kerja
b. Bentuk Instrumen
: Petunjuk
c. Rubrik Penilaian
: Terlampir
Nama
Kelas dan NIS
Tanggal
Judul teks
Petunjuk:
Kumpulkan data berdasarkan kegiatan percobaan yang pernah dilakukan pada mata
pelajaran IPA kelas IX, kemudian susunlah teks rekaman percobaan berdasarkan
data tersebut!
No
1.
2.
3.
Aspek
Penampilan
Kesesuaian data
Informasi
yang
Bobot
5
15
10
4
disajikan
Keruntutan struktur 10
Skor
0-5
0-15
0-10
0-10
Nilai Akhir = (N1+N2+N3) = 10
3
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Teks rekaman percobaan adalah teks yang menceritakan percobaan yang
dilakukan oleh penulis. Langkah-langkah menyusun teks rekaman percobaan yaitu,
kumpulan data yang dicatat berdasarkan kegiatan percobaan, kembangkan data
percobaan dengan menggunakan kaidah struktur teks dan bahasa sesuai dengan
karakteristik teks rekaman percobaan, gunakan kalimat kompleks, kata hubung, kata
rujukan, dan berbagai istilah teknis untuk mengembangkan data menjadi sebuah teks
rekaman percobaan yang utuh dan lengkap.
Penggunaan model pembelajaran Inkuiri sangat cocok diterapkan dalam
pembelajaran dengan materi pokok menyusun teks rekaman percobaan, karena secara
kompetensi menyusun yang notabene merupakan kegiatan keterampilan akan menjadi
mudah dilakukan oleh siswa dengan pembelajaran Inkuiri yang berorientasi kepada
kegiatan penemuan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama Widya
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta. PT
Raja Grafindo Persada Jakarta.
Wahono, dkk. 2013. Marbi Mahir Berbahasa Indonesia Buku Teks Swasta Kelas IX. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia