PENGELOLAAN PESERTA DIDIK Budiyah (1)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah memperluas kesempatan belajar
secara nasional, mulai tahun 1965 sampai sekarang terjadi perkembangan yang
semakin lama semakin pesat dalam jumlah peserta didik yang ditampung di
berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Gejala ini memperlihatkan semakin
besarnya daya tampung sistem pendidikan dari tahun ke tahun, mulai dari jenjang
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Hal tersebut didasari oleh
adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan merubah
paradigma lama tentang pendidikan hanya untuk mencari lahan pekerjaan, tapi
paradigma

sekarang

ini

menyatakan

bahwa


pendidikan

adalah

untuk

mencerdaskan dan menjadikan taraf hidup semakin baik di berbagai bidang. Bukti
peningkatan itu berbanding lurus dengan jumlah peserta didik yang dari tahun
ketahun mengalami penambahan yang cukup signifikan.
Peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena kepadanyalah
bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia
menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas
yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu
aturan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain,
para pendidik dan lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada
diri mereka. Keunikan yang terjadi pada peserta didik menimbulkan satu
permasalahan tersendiri yang harus diketahui dan dipecahkan sehingga
pengelolaan peserta didik dalam satu kerangka kerja terpadu mutlak diperhatikan.
Pengelolaan peserta didik tidak semata pencatatan data peserta didik akan

tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu dapat membantu upaya pertumbuhan
anak melalui proses pendidikan di sekolah. Menurut Arikunto (2008) bahwa
peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan. Menurut UU Sisdiknas bahwa peserta didik adalah anggota

1

masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Penyelenggaraan pendidikan harus diupayakan memberikan pelayanan khusus
kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang
berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, kami tertarik membahas mengenai
pengelolaan peserta didik dalam makalah ini, sebab sebagai calon tenaga pendidik
yang nantinya akan banyak menghabiskan keseharian berinteraksi dengan peserta
didik di sekolah dirasa sangat penting untuk dapat memahami dengan baik
pengelolaan peserta didik itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan peserta didik dan pengelolaan peserta didik?
2. Bagaimana dasar hukum pengelolaan peserta didik?
3. Apa tujuan dan fungsi pengelolaan peserta didik?
4. Apa saja tahapan pengelolaan peserta didik?
5. Bagaimana prinsip pengelolaan peserta didik?
6. Bagaimana peran guru dalam pengelolaan peserta didik?
7. Apa saja layanan-layanan khusus yang menunjang kelancaran pengelolaan
peserta didik?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengertian peserta didik dan pengelolaan peserta didik.
2. Untuk mengetahui dasar hukum pengelolaan peserta didik.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi pengelolaan peserta didik.
4. Untuk mengetahui tahapan pengelolaan peserta didik.
5. Untuk mengetahui prinsip pengelolaan peserta didik.
6. Untuk mengetahui peran guru dalam pengelolaan peserta didik.
7. Untuk mengetahui layanan-layanan khusus yang menunjang kelancaran
pengelolaan peserta didik.
2


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Peserta Didik
Peserta didik, siswa, murid, dan pelajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia merupakan sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang
sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh
pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan (Alwi, 2007). Peserta didik
adalah subjek utama dalam pendidikan. Menurut Yusrina (dalam Sudrajat,
2010) secara umum anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi
yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, sebagaimana yang dikutip oleh Yahya (2008 : 113), menjelaskan
bahwa yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud peserta didik adalah individu yang secara sadar berkeinginan

untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan rohani) melalui proses
kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada jenjang atau tingkat dan jenis
pendidikan tertentu. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan
obyek utama (central object), yang kepadanya segala yang berhubungan
dengan aktivitas pendidikan dirujukkan.
2. Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian
pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti;

pengenalan

(orientasi),

pendaftaran,

layanan

individual,


pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia

3

matang di sekolah. Pengelolaan peserta didik juga dapat diartikan sebagai
usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut
masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah (Knezevich, 1984).
Pengelolaan peserta didik menurut Soemanto dan Hendyat (1982)
adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan
dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu
lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam
bentuk pencatatan/ pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi
aspek yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk
membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.
B. Dasar Hukum Pengelolaan Peserta Didik
Dasar hukum pengelolaan peserta didik di antaranya:
1. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang mengamanatkan
mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1-5 tentang hak
dan kewajiban warga negara.
3. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang menyatakan:
a. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu (pasal 5 ayat 1).
b. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib
mengikuti pendidikan dasar (pasal 6 ayat 1).
c. Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan (pasal 8).
d. Warga negara yang berlainan fisik atau mental berhak memperoleh
pendidikan luar biasa (pasal 8 ayat 1).

4

e. Setiap

peserta didik pada setiap satuan pendidikan

berhak


mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuannya (pasal 12 ayat 16).
C. Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik
Tujuan umum pengelolaan peserta didik menurut Sudrajat (2010) adalah
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut,
proses pembelajaran di lembaga tersebut dapat berjalan lancar, tertib dan teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Sedangkan fungsi pengelolaan peserta didik
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal
mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial,
aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya (Sudrajat, 2010).
D. Tahapan Pengelolaan Peserta Didik
Adapun tahapan pengelolaan peserta didik menurut Bustari (2005) adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Analisis kebutuhan peserta didik yaitu penetapan siswa yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi; (1) merencanakan
jumlah peserta didik yang akan diterima dengan pertimbangan daya

tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid
dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1:30; (2) daya tampung
kelas atau jumlah kelas yang tersedia. Jumlah peserta didik dalam satu kelas
(ukuran kelas) berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar antara 40-45
orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-30
peserta didik per satu kelas; (3) menyusun program kegiatan kesiswaan
yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana
yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia.

5

2. Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian,
menentukan peserta didik yang nantinya akan menjadi peserta didik di
lembaga sekolah yang bersangkutan. Langkah-langkah dalam kegiatan ini
adalah (1) membentuk panitia penerimaan peserta didik baru yang meliputi
dari semua unsur guru, tenaga TU dan dewan sekolah/komite sekolah; (2)
pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru
yang dilakukan secara terbuka. Informasi yang harus ada dalam
pengumuman tersebut adalah gambaran singkat lembaga, persyaratan

pendaftaran siswa baru (syarat umum dan syarat khusus), cara pendaftaran,
waktu pendaftaran, tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan
tempat seleksi, serta pengumuman hasil seleksi.
3. Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta
didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi
peserta didik di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah (1) melalui tes atau
ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes
keterampilan; (2) melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya
berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam bidang
olahraga atau kesenian; (3) berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
4. Orientasi Calon Peserta Didik
Orientasi peserta didik baru merupakan kegiatan mengenalkan situasi
dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik menempuh
pendidikan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah
dan lingkungan sosial sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar
siswa mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, peserta
didik dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap
menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental dan emosional.


6

5. Penempatan Peserta Didik
Penempatan

peserta

didik

(pembagian

kelas)

yaitu

kegiatan

pengelompokan peserta didik yang dilakukan dengan sistem kelas,
pengelompokan peserta didik bisa dilakukan berdasarkan kesamaan yang
ada pada peserta didik yaitu jenis kelamin dan umur. Selain itu juga
pengelompokan berdasar perbedaan yang ada pada individu peserta didik
seperti minat, bakat dan kemampuan.
6. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang
ditempuh peserta didik, memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta
memiliki keabsahan. Karena kemajuan peserta didik merupakan faktor yang
sangat vital bagi kebutuhan perkembangan berlangsungnya proses
pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan adalah menghasilkan para lulusan
yang berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Salah satu faktor pengaruh itu adalah penilaian yang
dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan. Berarti pula bahwa
penilaian-penilaian menurut keobjektifan dari penilai. Nilai kemajuan
peserta didik dilakukan dengan cara mengisi buku laporan pendidikan atau
raport. Isi dari raport tersebut adalah nilai-nilai bidang studi yang dipelajari
peserta didik sesuai dengan petunjuk kurikulum yang sudah diprogramkan
bagi tujuan masing-masing lembaga pendidikan. Raport yang berisikan
kemajuan peserta didik mempunyai arti yang sangat penting bagi kontrol
kemajuan prestasi belajar peserta didik selama berada di sekolah tersebut,
sampai peserta didik itu tamat dan melanjutkan ke sekolah/jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
7. Pencatatan dan Pelaporan Kemajuan Peserta Didik
Pencatatan dan pelaporan peserta didik dimulai sejak peserta didik
diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah.
Tujuan pencatatan tentang kondisi peserta didik dilakukan agar lembaga
mampu melakukan bimbingan yang optimal pada peserta didik. Sedangkan
pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam

7

perkembangan peserta didik di sebuah lembaga. Adapun pencatatan yang
diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah (1) buku induk
siswa, berisi catatan tentang peserta didik yang masuk di sekolah tersebut,
pencatatan diserta dengan nomor induk siswa; (2) buku klapper,
pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasar
abjad; (3) daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran peserta
didik pada kegiatan sekolah; (4) daftar catatan pribadi peserta didik berisi
data setiap peserta didik beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data
psikologis; (5) daftar mutasi peserta didik digunakan untuk mencatat ke luar
masuk peserta didik dalam setiap bulan, semester atau setahun. Hal ini
karena keadaan jumlah peserta didik tidak tetap, ada peserta didik pindahan
dan ada pula peserta didik yang keluar; (6) daftar nilai dimiliki oleh setiap
guru bidang studi, khusus untuk mencatat hasil tes setiap peserta didik pada
bidang studi/mata pelajaran tertentu; (7) Legger merupakan kumpulan nilai
dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta didik. Pengisian/pencatatan
nilai-nilai dalam legger ini dikerjakan oleh wali kelas sebagai bahan
pengisian rapor; (8) Buku rapor merupakan alat untuk melaporkan prestasi
belajar perta didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu
sendiri. Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran, tingkah
laku peserta didik dan sebagainya.
8. Kelulusan dan Alumni
Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dari pengelolaan peserta
didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah)
tentang diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta
didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan
disuatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus ujian akhir, selanjutnya
peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat.
Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijasah atau surat tanda
tamat belajar (STTB). Ketika peserta didik sudah lulus, maka secara formal
hubungan antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun demikian,
diharapkan hubungan sekolah dan alumni ini, lembaga pendidikan (sekolah)

8

bisa memanfaatkan hasil-hasilnya. Lembaga pendidikan bisa menjaring
berbagai informasi. Hubungan antara sekolah dengan para alumni dapat
dipelihara lewat pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh para
alumni, yang biasa disebut “reuni”. Bahkan setiap lembaga pendidikan ada
organisasi alumninya, IKA (ikatan alumni) misalnya.
E. Prinsip Pengelolaan Peserta Didik
Prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam melaksanakan tugas.
Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal sebagai
suatu prinsip. Prinsip pengelolaan peserta didik mengandung arti bahwa dalam
rangka memanage peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini
haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip pengelolaan
peserta didik tersebut adalah sebagai berikut (Sudrajat, 2010):
1. Pengelolaan peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan
manajemen sekolah. Oleh karena itu, ia harus mempunyai tujuan yang sama
dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen secara keseluruhan.
Ambisi sektoral pengelolaan peserta didik tetap ditempatkan dalam
kerangka manajemen sekolah. Ia tidak boleh ditempatkan di luar sistem
manajemen sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mengemban misi
pendidikan dalam rangka mendidik para peserta didik. Segala bentuk
kegiatan, baik itu ringan, berat, disukai atau tidak disukai oleh peserta didik,
diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
3. Kegiatan-kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang
dan punya banyak perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta
didik, tidak diarahkan bagi munculnya konflik di antara mereka melainkan
justru mempersatukan, saling memahami dan menghargai.
4. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan

terhadap

pembimbingan

peserta

didik.

Oleh

karena

membimbing, haruslah terdapat ketersediaan dari pihak yang dibimbing.

9

Tidak mungkin pembimbingan demikian akan terlaksana dengan baik
manakala terdapat keengganan dari peserta didik sendiri.
5. Kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian demikian akan bermanfaat
bagi peserta didik tidak hanya ketika di sekolah, melainkan juga ketika
sudah terjun ke masyarakat. Ini mengandung arti bahwa ketergantungan
peserta didik haruslah sedikit demi sedikit dihilangkan melalui kegiatankegiatan pengelolaan peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh
kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.
F. Peran Guru dalam Pengelolaan Peserta Didik
Guru merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan
kreativitas peserta didik dalam berbagai aspek. Salah satu tugas utama guru adalah
membentuk anak didik mencapai kewaspadaannya masing-masing. Hal inipun
merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidikan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor penyelenggara pendidikan, guru, peserta
didik, sarana dan fasilitas belajar mengajar, kurikulum sebagai pedoman dasar
bagi terselenggaranya tujuan pendidikan. Partisipasi guru dalam pengelolaan
peserta didik menduduki teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi
terhadap pengelolaan peserta didik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan peserta didik di sekolah, sebagai berikut (Tim MKPP, 2008):
1. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya;
2. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bagi peserta didik baru
tentang kelas dan program studi;
3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan peserta didik;
4. Program bagi peserta didik yang mempunyai kelainan, seperti pengajaran
perbaikan dan pengajar luar biasa;
5. Pengendalian disiplin peserta didik;
6. Program bimbingan dan konseling;

10

7. Program kesehatan dan pengaman;
8. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik.
Partisipasi guru dalam pengelolaan peserta didik sudah merupakan
kewajiban dan tanggung jawab guru secara formal. Pengelolaan peserta didik
perlu penanganan secara serius, karena peserta didik adalah warga sekolah yang
menjadi tujuan akhir sebagai “output” atau keluaran yanag perlu dipertahankan
kualitasnya/lulusannya. Masalah yang dihadapi di berbagai sekolah adalah
ketidakseimbangan antara keinginan peserta didik dan program sekolah.
Walaupun sudah di pola sedemikian rupa bahwa tujuan kurikuler akan memenuhi
kebutuhan peserta didik yang dapat diterima di masyarakat agar siap pakai, namun
pada kenyataannya masih ada yang perlu dibenahi, sehingga semua tujuan
lembaga yang hendak dicapai sesuai dengan harapan masyarakat. Tentunya tujuan
dari masing-masing lembaga ini tergantung pada tingkatannya. Peserta didik yang
dalam UUSPN No. 2 tahun 1989 dinyatakan ada hak dan kewajibannya yang
harus dilaksanakan secara benar, dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai
masukan dalam mewujudkan proses belajar mengajar secara efektif. Terciptanya
sekolah yang harmonis ditentukan oleh kualitas peserta didiknya; apakah
memiliki sikap tangung jawab (sense of responsibility) yang tinggi atau tidak. Ini
tergantung pada pelayanan guru secara langsung dan terjadi dari hari ke hari.
Pengelolaan peserta didik sebaiknya diarahkan pada (Tim MKPP, 2008):
1. Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak.
2. Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan dimana
mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara
langsung melalui proses belajar mengajar.
3. Sikap mandiri dan disiplin, serta percaya bahwa dirinya memiliki potensi
positif yang dapat dikembangkan.
4. Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik.
5. Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.

11

G. Layanan-Layanan Khusus yang Menunjang Kelancaran Pengelolaan
Peserta Didik
Layanan-layanan yang dibutuhkan peserta didik di sekolah meliputi
(Bustari, 2005):
1. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa
agar perkembangannya optimal sehingga anak didik bisa mengarahkan
dirinya dalam bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan disini
adalah membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya,
memilih program, lapangan pekerjaan sesuai bakat, minat, dan kemampuan.
Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam
menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat
siswa, serta membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan
minat siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal.
2. Layanan Perpustakaan
Diperlukan untuk memberikan layanan dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah, melayani informasi yang dibutuhkan serta
memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka. Keberadaan
perpustakaan sangatlah penting karena perpustakaan juga dipandang sebagai
kunci dalam pembelajaran siswa di sekolah. Bagi siswa perpustakaan bisa
menjadi penyedia bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas
cakrawala pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, membantu siswa dalam
mengadakan penelitian, memperdalam pengetahuannya berkaitan dengan
subjek yang diminati, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya
bimbingan membaca, dan sebagainya.
3. Layanan Kantin
Kantin diperlukan di tiap sekolah agar kebutuhan anak terhadap
makanan yang bersih, bergizi dan higienis bagi anak sehingga kesehatan
anak terjamin selama di sekolah. Guru bisa mengontrol dan berkonsultasi
dengan pengelola kantin dalam menyediakan makanan yang sehat dan

12

bergizi. Peranan lain dengan adanya kantin di dalam sekolah anak didik
tidak berkeliaran mencari makanan dan tidak harus keluar dari lingkungan
sekolah.
4. Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk dalam sebuah wadah
yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Sasaran utama UKS untuk
meningkatkan atau membina kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya.
Program UKS yaitu (1) mencapai lingkungan hidup yang sehat; (2)
pendidikan kesehatan; (3) pemeliharaan kesehatan di sekolah.
5. Layanan Transportasi
Sarana transportasi bagi peserta didik sebagai penunjang untuk
kelancaran proses belajar mengajar, biasanya layanan transportasi
diperlukan bagi peserta didik di tingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang
bersangkutan atau pihak swasta.
6. Layanan Asrama
Bagi siswa layanan asrama sangat berguna untuk mereka yang jauh
dari keluarga sehingga membutuhkan tempat tinggal yang nyaman untuk
mereka beristirahat. Biasanya yang mengadakan layanan asrama di tingkat
sekolah menengah dan perguruan tinggi.
H. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
OSIS merupakan wadah untuk menampung dan menyalurkan serta
mengembangkan kreatifitas peserta didik, baik melalui kegiatan kurikuler maupun
ekstrakuriluler dalam rangka menunjang keberhasilan kurikuler. Dengan adanya
organisasi ini, diharapkan sekolah akan merupakan suatu wyatamandala
(lingkungan pendidikan), yaitu lingkungan dengan suasana belajar mengajar yang
efektif dan efisien, yang tergambar dalam hubungan yang harmonis antara guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, demikian pula antara
guru dengan guru dan antara peserta didik dengan orang tua. Tujuan dari OSIS ini
ialah agar peserta didik (Kurniawati dan Erny, 2014):

13

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (sesuai dengan tujuan Pendidikan
Nasional);
2. Mampu menjunjung tinggi kebudayaan nasional dan mampu menghadapi
pengaruh yang datang dari luar yang dapat merusak atau bertentangan
dengan kepribadian Indonesia;
3. Dapat meningkatkan persepsi, apresiasi dan kreasi seni yang merupakan
dasar pembentukan kepribadian dan budi pekerti yang luhur;
4. Dapat menumbuhkan dan membina sikap berbangsa dan bernegara serta
mampu memlihara nilai-nilai 45.

14

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengelolaan peserta didik merupakan suatu penataan atau pengaturan segala
aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya
peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga.
2. Dasar hukum pengelolaan peserta didik di antaranya; (1) Undang-Undang
Dasar 1945 alinea keempat; (2) batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945
pasal 31 ayat 1-5; dan (3) Undang-Undang nomor 20 tahun 2003.
3. Tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta

didik

agar

kegiatan-kegiatan

tersebut

menunjang

proses

pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah).
4. Fungsi pengelolaan peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan
dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segisegi potensi peserta didik lainnya.
5. Tahapan pengelolaan peserta didik yaitu, (1) analisis kebutuhan peserta
didik; (2) rekruitmen peserta didik; (3) seleksi peserta didik; (4) orientasi
calon peserta didik; (5) penempatan peserta didik: (6) pembinaan dan
pengembangan peserta didik; (7) pencatatan dan pelaporan kemajuan
peserta didik; serta (8) kelulusan dan alumni.
6. Layanan-layanan khusus yang menunjang kelancaran pengelolaan peserta
didik yaitu layanan BK, perpustakaan, kantin, layanan kesehatan (UKS),
transportasi dan asrama.

15

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aminarti, Siti. 2011. Manajemen Sekolah Pengelola Pendidikan Secara Mandiri.
Jogjakarta: AR-MZ Media.
Arikunto, Suharsimi . 2008. Organisasi dan Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Bustari, Meilina. 2005. Manajemen Peserta Didik. Yogyakarta: FIP UNY.
Knezevich, K. Stephan. 1984. Administration of Public Education (Terjemahan).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kurniawati dan Erny, Roesminingsih. 2014. Manajemen Kesiswaan Di SMA
Negeri Mojoagung Jombang. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.
4 No. 4, April 2014, hlm. 207-213.
Soemanto, Wasty dan Hendyat. 1982. Dasar Teori Pendidikan Dunia: Tantangan
Bagi Para Pemimpin Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudrajat, Akhmad. 2010. Konsep Dasar Manajemen Peserta Didik. Tersedia:
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasarmanajemen-peserta-didik/, diakses pada 12 Maret 2016.
Tim MKPP. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Tasikmalaya: UPI Kampus
Tasikmalaya.
Yahya, Murip. 2008. Pengantar Pendidikan. Bandung: Prospect.

16

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL PENGELOLAAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV. MAMUR JAYA MALANG

1 27 1

POLA PENGELOLAAN ISU PT. KPC (KALTIM PRIMA COAL) Studi pada Public Relations PT. KPC Sangatta, Kalimantan Timur

2 50 43

ANALISIS TERHADAP PEMBATALAN PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH (BUILD OPERATE AND TRANSFER) OLEH PEMERINTAH DAERAH SERTA AKIBAT HUKUM BAGI INVESTOR YANG MENGALIHKAN HAK PENGELOLAAN KEPADA INVESTOR LAIN

3 64 161

EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MELALUI ANALISIS SWOT (Studi Pengelolaan Limbah Padat Di Kabupaten Jember) An Evaluation on Management of Solid Waste, Based on the Results of SWOT analysis ( A Study on the Management of Solid Waste at Jember Regency)

4 28 1

LEGALITAS UNDIAN BERHADIAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PESERTA UNDIAN SIGERMAS (Studi pada PT. Bank Lampung)

8 70 31

PENGARUH CCTV TERHADAP AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PKN DI SMA YP UNILA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

10 91 85

PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP OPTIMALISASI PELAYANAN PENDIDIKAN BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG

0 13 72

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44

PENGAWASAN OLEH BADAN PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANDAR LAMPUNG TERHADAP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA BAGI INDUSTRI (Studi di Kawasan Industri Panjang)

7 72 52

PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 27 50