PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)
ii
Made Oktavia Sri Rahayu
ABSTRAK
PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)
Oleh
MADE OKTAVIA SRI RAHAYU
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan melalui model pembelajaran active learning. Desain penelitian adalah pretest-postest non ekuivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIb dan VIIc yang dipilih secara purposive
sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Analisis data kuantitatif menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t dengan bantuan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi siswa dengan pelakuan menggunakan model pembelajaran active learning yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan model active learning dapat
(2)
iii
Made Oktavia Sri Rahayu
lebih tinggi sebesar 68,6 berbeda signifikan dengan kelas kontrol dengan rata-rata N-gain sebesar 33,6. Hasil rata-rata persentase observasi aktivitas belajar siswa memiliki kriteria baik (86,11%). Dengan demikian penggunaan model
pembelajaran active learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok pengelolaan lingkungan.
Kata kunci: active learning, aktivitas belajar, hasil belajar, pengelolaan lingkungan
(3)
PENGARUH ACTIVE LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)
Oleh
MADE OKTAVIA SRI RAHAYU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2015
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Mataram Udik, pada tanggal 25 Oktober 1992, yang merupakan anak kedua dari dua
bersaudara pasangan Bapak Wayan Suje dan Ibu Ketut Kermiati. Penulis bertempat tinggal di Dusun 007 Sukolilo RT 004 / RW 002, Desa Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Nomor HP. 085766889315.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 3 Mataram Udik, Kab. Lampung Tengah (1998-2004), SMP Negeri 1 Bandar Mataram Kec. Bandar Mataram, Kab. Lampung Tengah (2004-2007), SMA Negeri 1 Seputih Mataram Kec. Seputih Mataram, Kab.Lampung Tengah (2007-2010). Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Lampung.
Penulis pernah tergabung sebagai anggota bidang kerohanian UKM Hindu Unila periode 2012-2013. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Lemong Kabupaten Pesisir Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan Terintegrasi di Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2014), dan
(8)
PERSEMBAHAN
Astung Kara...
Asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang Maha Agung,
atas segala limpahan nikmat, anugerah dan karunia yang tak terhingga
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
Karya ini kupersembahkan dengan penuh cinta dan kasih kepada :
Ayahku tercinta Wayan Suje dan Ibuku tersayang Ketut Kermiati
Yang telah membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih, yang tak pernah
henti-hentinya mendoakanku dalam setiap bakti agar aku memperoleh
keberhasilan dan kebahagiaan
Kakakku tersayang : Wayan Agus Suteja, A. Md. Kep.,
yang selalu memberikan semangat dan keceriaan dihari-hariku
Kesayanganku : Nyoman Sandi Mawinda S. Pt., yang selalu memberikan
support dan perhatian dihari-hariku
Para dosen dan guruku, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan
Sahabat-sahabat tercinta yang selalu berusaha memotivasiku, membantuku
dalam kesulitan, memberikan keceriaan dalam hari-hariku; Sahabat-sahabatku
(Fajar Lestari, Putri Ratna Sari, Florentina Krida Wijayanti, Rizka Gian
Pratiwi) dan seluruh BioMa tercinta
Teman-teman KKN/PPL (Sariah Harahap, Komang Mega Susanti, Anaria
Gunani S. Pd., Nurul khadija Tsani, Dwi Waluyo Beni, Ridho Putra Sandi S.
Pd., Agus Sugiarto, Ahmad Farhan, dan Khairul Anwar) Terima kasih atas
kekeluargaan dan kebersamaan yang sangat berkesan
(9)
MOTO
Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab
berbuat lebih baik daripada tidak berbuat,
bahkan tubuh pun tak akan berhasil
terpelihara tanpa berkarya
(Bhagawad Gita III.8)
Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang
mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh
mereka yang bersemangat mengejarnya
(Abraham Lincoln)
Anda tidak akan mengetahui apa itu
kesuksesan sebelum merasakan kegagalan
(10)
xi
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Brahman), atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Active Learning Terhadap Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S. Pd. M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I atas segala bimbingan dan
saran perbaikannya;
5. Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
6. Berti Yolida, S. Pd. M.Pd., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;
(11)
xii
7. I Nengah Jagra, S. Pd., selaku kepala SMP N 2 Bandar Mataram dan Elyanti Purnama, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
8. Keluarga besar Om I Gede Putu Darmadi, terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan;
9. Sahabat-sahabatku Putri Ratna Sari, Fajar Lestari, Florentina Krida Wijayanti, Rizka Gian Pratiwi dan Andika Arif Purnama, terima kasih atas kesetian kalian menemani perjalanan selama ini;
10.Team seperjuangan Johan Subekti dan Emilia Yuliani, terima kasih untuk semangat, kebersamaan, dan kerja sama kalian selama ini;
11.Keluarga asrama Wisma Putri Hesti Ketut Sutamiati S. Pd., Made Yanti Astuti A. Md., Pia Yustika, Nyoman Atyani, Ni Wayan Nila Sri Lestari S. Pd., Kadek Seniasih, Ni Putu Juni Candra Wati, Wayan Dewi, Kadek Ceria Sukma Putri S. Pd., Meka Anggidian P, Wayan Diatniti S. Si., dan dr. Marlintan Sukma terima kasih atas kekeluargaan yang kalian berikan selama ini; 12.Teman-teman seperjuangan di P. Biologi ’11 serta adik dan kakak tingkat
tercinta pendidikan biologi, terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini;
13.Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Svaha.
Bandar Lampung, Juli 2015
Penulis
(12)
xiv DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xix
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Active Learning ... 9
B. Aktivitas Belajar Siswa ... 16
C. Hasil Belajar Siswa ... 19
D. Kerangka Pikir ... 20
E. Hipotesis Penelitian ... 22
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Desain Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 24
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ... 25
F. Teknik Analisis Data ... 28
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan ... 35
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 40
(13)
xv
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN 1. Silabus ... 44
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 48
3. Kisi-Kisi Pretest Posttest ... 59
4. Soal Pretest Posttest ... 61
5. Rubrik Pretest Posttest ... 64
6. Kunci Jawaban Pretest Posttest ... 66
7. Lembar Kerja Kelompok ... 68
8. Kunci Jawaban Lembar Kelompok Siswa ... 86
9. Rubrik Lembar Kelompok Siswa ... 96
10. Prosedur Penelitian ... 100
11. Data-Data Hasil Penelitian ... 108
(14)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel
1. Sintak pembelajaran belajar aktif (active learning) ... 12
2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 27
3. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 31
4. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 32
5. Hasil uji statistik terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 34
6. Data nilai pretest, posttest dan n-gain kelas eksperimen ... 108
7. Data nilai pretest, posttest dan n-gain kelas kontrol ... 109
(15)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 22
2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 24
3. Grafik data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 33
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa ... 113
5. Guru menjelaskan mengenai strategi belajar group to group Exchange... 113
6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi ... 114
7. Siswa bertukar informasi melalui strategi belajar group to group Exchange... 114
8. Siswa mengerjakan pretes... 114
9. Siswa berdiskusi dengan dibimbing oleh guru ... 115
10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok ... 115
(16)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar terjadi akibat adanya interaksi antara guru dan siswa. Selama ini pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas guru dengan mengadakan berbagai program peningkatan kualitas guru. Hal ini bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya dalam proses belajar mengajar. Salah satunya agar guru mampu
menggunakan berbagai metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas danhasil belajar siswa dalam belajar.
Guru merupakan faktor penting dalam proses pendidikan, sebab guru secara langsung berupaya membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Guru dituntut untuk menerapkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu guru harus mengelola pembelajaran sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara optimal.
Oleh karena itu, guru harus menggunakan model pembelajaran yang variatif, sehingga siswa berminat untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Kurang tertampungnya keaktifan siswa akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
(17)
2
Guru harus berusaha melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan motivasi dalam proses pembelajaran. Semakin banyak keterlibatan siswa maka akan semakin besar keinginan siswa untuk memahami pembelajaran yang diberikan. Apabila siswa bisa melakukan aktivitas belajar yang
menggairahkan, maka siswa tidak hanya menunggu apa yang diberikan oleh guru saja, tetapi mereka cenderung berpartisispasi aktif. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan belajar siswa akan dapat kita lihat salah satunya dari keaktifan siswa tersebut karena siswa yang aktif akan mencoba menemukan dan mendalami sendiri sehingga materi pelajaran akan lebih lama diingat.
Mata pelajaran biologi membutuhkan strategi atau teknik pembelajaran yang baik, dengan tujuan guru mampu memberi suasana yang kondusif bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu, seluruh siswa dituntut untuk aktif selama proses belajar mengajar karena tertantang untuk memahami mata pelajaran biologi.
Namun realita yang ada sekarang banyak kita jumpai siswa yang mengeluh tentang kesulitan belajar dalam mengikuti pembelajaran biologi. Kesulitan ini sering kita jumpai pada saat proses belajar mengajar berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya semangat belajar siswa. Dalam satu kelas hanya ada beberapa siswa yang merespon, menyerap dan bahkan
mengerjakan soal–soal latihan. Salah satu penyebabnya adalah cara penyajian belajar dan suasana pembelajaran kurang menarik dan menyenangkan.
(18)
3
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan Di Kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram, diketahui bahwa siswa di kelas tersebut memiliki aktivitas belajar yang masih rendah. Dari hasil wawancara penulis secara langsung kepada siswa dapat di ungkapkan bahwa penyebab rendahnya aktivitas belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah guru masih kurang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan pelajaran, dimana guru masih
menggunakan metode ceramah dan diskusi sederhana yang kurang melibatkan siswa sehingga siswa menjadi cepat bosan bahkan terkadang siswa hanya duduk saja, diam dan tidak ada ide/gagasan, sering kali dalam proses pembelajaran adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru meskipun sebenarnya belum mengerti materi yang diajarkan dan ditambah lagi jam pelajaran biologi berada pada siang hari atau pada jam-jam akhir
pembelajaran menjelang pulang sekolah. Hal inilah yang menimbulkan faktor-faktor penghambat motivasi belajar seperti siswa sering mengatuk di kelas, dan kurang bersemangat lagi karena merasa kelelahan setelah menerima mata pelajaran sebelumnya. Untuk itu guru diharapkan dapat juga menciptakan suasana kelas yang meriah, menyenangkan sehingga siswa dapat termotivasi dalam belajar dan dapat menambah keaktifan siswa
Selain aktivitas belajar, hasil belajar siswa yang rendah juga terjadi di Indonesia, salah satunya di Provinsi Lampung. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya siswa di Lampung yang tidak lulus pada ujian nasioal. Faktanya sebanyak 433 siswa di Provinsi Lampung tidak lulus ujian nasional pada tahun 2012/2013 (Kemendikbud, 2013: 6). Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Bandar Mataram juga menunjukkan bahwa hasil belajar siswa untuk
(19)
4
mata pelajaran IPA kelas VII masih cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai ulangan harian pada materi pengelolaan lingkungan pada tahun 2014 menunjukkan sebanyak hampir 50 % nilai siswa masih dibawah standar KKM. Sebagian siswa masih kesulitan dalam menguasai materi tersebut sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang baik.
Bermacam – macam model pembelajaran yang bisa digunakan guru dalam memenuhi tuntutan di atas, salah satunya adalah model pembelajaran Active Learning. Model pembelajaran Active Learning ini merupakan salah satu alternatif bagi guru, mengingat tidak ada satu model pembelajaran yang mampu menghadapi berbagai kondisi siswa, dan tidak ada satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran. Active Learning adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran, tentunya aktivitas belajar siswa yang aktif akan
berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa tersebut. Dengan cara ini mereka dengan aktif menggunakan otak, baik untuk menentukan ide pokok dari materi pembelajaran, memecahkan masalah, mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik.
Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menjawab soal-soal biasanya hanya berpatokan pada buku ajar dan cenderung malas mengembangkan kemampuan berpikirnya. Model pembelajaran active learning dengan menggunakan materi
(20)
5
pengelolaan lingkungan akan merangsang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menjawab soal-soal yang diberikan karena pada materi pengelolaan lingkungan ini cakupan materi cukup luas dan dapat dengan mudah ditemukan dalam dalam kehidupan sehari-hari, seperti pencemaran air, tanah, dan udara. Dengan model pembelajaran active learning tersebut siswa didorong untuk dapat menjawab pertanyaan pada materi pengelolaan lingkungan dengan lebih kreatif dengan melihat kegiatan sehari-hari yang ada disekitarnya, dengan begitu aktivitas dan hasil belajar siswa akan meningkat dengan baik.
Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Active Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas VII Semester 2 di SMP Negeri 2 Bandar
Mataram Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Hasil penelitian Aienor (2012: 7) yang berjudul Penerapan Active Learning Dengan Strategi Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 12 Jember, hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat melalui pembelajaran active learning.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Adakah pengaruh model pembelajaran active learning dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan di SMP Negeri 2 Bandar Mataram semester genap TP. 2014/2015?
(21)
6
2. Adakah pengaruh model pembelajaran active learning dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan di SMP Negeri 2 Bandar Mataram semester genap TP. 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh model pembelajaran active learning dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram semester genap TP. 2014/2015.
2. Pengaruh model pembelajaran active learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram semester genap TP. 2014/2015.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi sekolah, sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran dengan memberdayakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa dalam proses belajar mengajar melalui model pembelajaran active learning sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA-Biologi di sekolah.
2. Bagi guru, dapat memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif pembelajaran aktif dalam usaha untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran active learning.
(22)
7
3. Bagi siswa, memberikan kesempatan siswa dalam belajar secara aktif dengan dilibatkan dalam kegiatan tanya jawab yang terarah sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa
4. Bagi peneliti, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai calon guru dalam membelajarkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran active learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran active learning melalui strategi group to group exchange meliputi: (1) Pemilihan topik, (2) Pembagian kelompok dan tugas, (3) Presentasi hasil diskusi, (4) Mengajukan pertanyaan, (5) Menjawab dan menanggapi pertanyaan (Silberman, 2006:178-179). 2. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini yaitu: (a)
menjawab pertanyaan dari guru, (b) mengerjakan LKK yang diberikan guru, (c) bekerja sama dengan teman satu kelompok, (d) bertukar pendapat antar teman dalam kelompok, (e) mempresentasikan jawaban, (f)
merespon jawaban teman.
3. Hasil belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah penguasaan aspek kognitif siswa yang berupa nilai pre-test dan post-test pada materi pokok pengelolaan lingkungan.
4. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIb dan VIIc semester genap di
SMP Negeri 2 Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah tahun pelajaran 2014/2015.
(23)
8
5. Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelolaan lingkungan.
(24)
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Active Learning
Menurut Joice dan Weil (dalam Sumantri dan Permana, 2001: 37), model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Hosnan, (2011: 209) menjelaskan bahwa active learning atau pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan keterampilannya, mereka belajar dan berlatih. Menurut Mulyasa ( 2004: 241) dalam model active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Pembelajaran aktif menurut Zaini, dkk (2006: 12) adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif. Active learning juga dimaksudkan
(25)
10
untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama terjadi karena peserta didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya
dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di kelas tersebut cenderung untuk dilupakan. Sebagaimana yang diungkapkan Konfucius: yang saya dengar saya lupa, yang saya lihat saya ingat, yang saya lakukan saya paham.
Ketiga pernyataan ini menekankan pentingnya belajar aktif dalam
pembelajaran agar apa yang telah dipelajari tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya penguasaan anak didik terhadap materi pembelajaran. Silberman (2006: 23) memodifikasi dan
memperluas pernyataan Konfucius di atas menjadi apa yang disebutnya dengan active learning yaitu : yang saya dengar saya lupa, yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat, yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain saya mulai pahami, dari yang saya dengar, lihat, bahas dan terapkan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.
Menurut Silberman (2006: 9) agar belajar menjadi aktif siswa harus
mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
(26)
11
Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat, dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan kelas (moving about dan thingking about).
Silberman (2006: 10) menjelaskan bahwa untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya, melihatnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu mengerjakannya, yaitu:
mengambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktikkan ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau sudah mereka dapatkan.
Silberman (2006: 31-34) mengatakan bahwa banyak guru yang masih khawatir terhadap model Active Learnung ini, adapun kekhawatiran mereka berkaitan dengan hal-hal seputar pembelajaran aktif :
(1) Apakah hanya merupakan kumpulan kegembiraan dan permainan?; (2) Apakah berfokus pada aktivitas itu sendiri sanpai-sampai siswa tidak memahami apa yang mereka pelajari?; (3) Apakah menyita banyak waktu?, bagaimanakah kita dapat memberikan pelajaran dengan model pembelajaran aktif?; (4) Dapatkah model pembelajaran aktif
menghangatkan informasi yang hambar dan tidak menarik?; (5) Kapan kita menggunakan kelompok dalam pembelajaran aktif, bagaimana kita menghindari agar kelompok-kelompok tersebut tidak menyia-nyiakan waktu dan tidak produktif?; (6) Dapatkah kita mengelompokkan siswa untuk seterusnya dengan menggunakan kegiatan pembelajaran aktif?; (7) Apakah kemungkinan buruk bahwa siswa akan salah menyimpulkan informasi kepada satu sama lain dalam model pembelajaran aktif
(27)
12
berbentuk kelompok?; (8) Apakah anak didik tertarik dengan model pembelajaran aktif?; (9) Bukankah diperlukan lebih banyak persiapan dan kreativitas dalam mengajar menggunakan model pembelajaran aktif?.
Terdapat 101 teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif seperti dijelaskan Silberman (dalam Trianto, 2009: 138), teknik-teknik tersebut dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu:
a) Bagaimana membantu siswa aktif sejak awal, misalnya strategi tim membangun, penilaian mendadak, dan keterlibatan langsung. b) Bagaimana membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang aktif, misalnya strategi pembelajaran kelas, diskusi kelas, kolaborasi, dan peer teaching; dan
c) Bagaimana membuat pembelajaran yang tidak terlupakan, misalnya review, penilaian diri, dan perencanaan masa depan.
Tabel 1. Sintak Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Aktif (Active Learning)
Komponen Kegiatan Siswa Kegiatan Guru
Pengalaman 1. Melakukan pengamatan 2. Melakukan percobaan 3. Membaca 4. Melakuan wawancara 5. Membuat sesuatu
1. Menciptakan kegiatan yang beragam
2. Mengamati siswa bekerja dan sesekali mengajukan
pertanyaan yang menantang Interaksi 1. Mengajukan
pertanyaan
2. Meminta pendapat orang lain
1. Mendengarkan, tidak menertawakan, dan memberi kesempatan terlebih dahulu kepada siswa lain untuk menjawab. 2. Mendengarkan 3. Meminta pendapat
(28)
13
Komponen Kegiatan Siswa Kegiatan Guru
3. Memberi komentar
4. Bekerja dalam kelompok siswa lainnya 4. Mendengarkan, sesekali mengajukan pertanyaan yang menantang
5. Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk memberi pendapat tentang komentar tersebut. 6. Berkeliling kekelompok sesekali duduk bersama kelommpok, mendengarkan perbincangan kelompok, dan sesekali memberi komentar atau pertanyaan yang menantang Komunikasi 1. Mendemonstrasikan/
mempertunjukkan/ menjelaskan
2. Berbicara/ bercerita/ menceritakan 3. Melaporkan 4. Mengemukakan
pendapat/pikiran (lisan/tulisan) 5. Memajangkan hasil
karya 1. Memerhatikan/ memberi komentar/ pertanyaan yang menantang 2. Mendengarkan/ memberi komentar/ mempertanyakan 3. Tidak menertawakan 4. Membantu agar letak
panjang dalam jangkauan siswa Refleksi 1. memikirkan kembali
hasil kerja/pikiran sendiri
1. Mempertanyakan 2. Meminta siswa lain
untuk memberi komentar Sumber: Sukanda dalam (Hamdani, 2011: 53-54)
(29)
14
Menurut Hosnan (2013: 216-217) menjelaskan bahwa terdapat kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Active Learning diantaranya:
Kelebihan active Learning:
a. Peserta didik lebih termotivasi b. Mempunyai lingkungan yang aman c. Partisipasi oleh seluruh kelompok belajar
d. Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya sendiri e. Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya
f. Reseftif meningkat
g. Pendapat induktif distimulasi
h. Partisipan mengungkapkan proses berfikir mereka i. Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan
Kekurangan active Learning:
a. Keterbatasan waktu
b. Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan c. Ukuran kelas yang besar
d. Keterbatasan materi, peralatan, dan sumber daya
Dalam model pembelajaran active learning dapat digunakan bermacam-macam strategi pembelajaran salah satunya adalah group to group exchange. Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda. Setiap kelompok mengajarkan kepada siswa lain apa yang ia
(30)
15
pelajari. Silberman (2006:178-179) menjelaskan tentang prosedur group to group exchange yaitu:
1. Pilihlah topik yang akan mencakup gagasan, kejadian, pendapat, konsep atau pendekatan yang berbeda. Topik itu haruslah topik yang mendukung pertukaran pendapat atau informasi (sebagai ganti debat). 2. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas
yang diberikan. Pada umumnya, kegiatan ini cocok untuk dua hingga empat kelompok. Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap
kelompok untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang ditugaskan kepada mereka.
3. Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan kelompok untuk memilih juru bicara. Undang tiap juru bicara untuk memberikan presentasi kepada kelompok lain.
4. Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang pendapat presenter atau menawarkan pendapat mereka sendiri. Beri kesempatan anggota lain dari kelompok si juru bicara untuk memberi tanggapan.
5. Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap kelompok berkesempatan memberikan informasi dan menjawab serta menanggapi pertanyaan dan komentar audiens.
(31)
16
B. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi pembelajaran siswa.
Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:172).
Sardiman (2003:100) mengungkapkan bahwa belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.
Hamalik (2001: 19) penggunaan aktivitas besar nilainya bagi siswa, sebab:
1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral.
3. Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis.
6. Pengajaran diselenggarakan secara realitis dan konkrit sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta
menghindarkan verbalitas.
7. Pengajaran di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.
(32)
17
Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 23):
Penerimaan pembelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri kesan itu tidak berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru.
Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich dalam (Sardiman, 2003:101) sebagai berikut:
1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, charta, poster.
6. Motor activities, yang masuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: mencari informasi, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tegang, gugup.
(33)
18
Terdapat dua jenis aktivitas dalam pembelajaran menurut (Rohani, 2004:6-7) yaitu aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan
diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya.
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Pembelajaran biologi bukanlah suatu proses pemindahan pengetahuan secara langsung dari guru ke siswa. Biologi juga bukan hanya merupakan mata pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan pengaplikasian konsep-konsep sains. Pada proses belajar siswa harus aktif mencari tahu dengan membentuk pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan dengan baik.
(34)
19
C. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses
belajar-mengajar antara guru dan siswa. Selain itu hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran. Menurut Sudjana (2005:22) dalam sitem pendidikan nasional rumusan tujuan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi 3 ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan PP. Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 66 ayat (1) di jelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Selanjutnya ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi peserta didik ; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar ; (c) memperbaiki proses pembelajaran.
Adanya standar nasional pendidikan maka terbentuklah tujuan dari penilaian hasil belajar. Tujuan penilaian hasil belajar menurut Tatang (2012 : 234) terdapat 2 tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya
(35)
20
yaitu (a) menilai pencapaian kompetensi anak didik ; (b) memperbaiki proses pembelajaran ; (c) bahan penyusunan laporan kemajuan pelajar anak didik. Sedangkan tujuan khususnya yaitu (a) mengetahui kemajuan dan hasil belajar anak didik ; (b) mendiagnosis kesulitan belajar ; (c) memberikan umpan balik/ perbaikan proses belajar ; (d) mengajar ; (e) penentuan kenaikan kelas ; (f) memotivasi anak didik dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Selain itu, tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Djamarah (2006: 176-177) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses serta hasil belajar. Faktor utamanya adalah faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yang mempengaruhi proses serta hasil belajar meliputi lingkungan serta instrumental. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan alami serta lingkungan sosial budaya. Faktor instrumental antara lain kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru. Sedangkan untuk faktor dalam yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi
kondisi fisiologis dan kondisi pancaindra. Sedangkan faktor psikologis antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi serta kemampuan kognitif.
D. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran salah satunya adalah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa yang ditunjukan dari hasil belajar yang memuaskan dari siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan tersebut
(36)
21
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: guru, siswa, model pembelajaran, dan media pembelajaran yang di gunakan dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, guru sebagi mediator dan fasilitator dalam proses pembelajaran harus mampu melayani setiap siswa sesuai karakteristik mereka masing-masing. Guru harus mampu menggunakan berbagai model pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran.
Model pembelajaran active learning dapat dijadikan salah satu alternatif untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Melalui model
pembelajaran active learning siswa diajak untuk belajar secara aktif dengan melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab yang terarah yang dapat membentuk rasa percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Dengan begitu, siswa akan percaya diri dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa dan dapat mencapai tingkat ketuntasan belajar siswa. Dengan tercapainya seluruh tujuan pembelajaran berarti proses pembelajaran sudah efektif.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran active learning, sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas dan hasil belajar siswa.
(37)
22
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.
Y2
Keterangan : X = Model pembelajaran active learning Y1 = Aktivitas belajar siswa
Y2 = Hasil belajar siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran active learning berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram pada materi pengelolaan lingkungan.
2. H0= Tidak ada pengaruh dari model pembelajaran active learning
terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram pada materi pengelolaan lingkungan.
H1= Ada pengaruh dari model pembelajaran active learning terhadap
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram pada materi pengelolaan lingkungan.
X
(38)
23
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret bertempat di SMP Negeri 2 Bandar Mataram.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bandar Mataram.Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIb sebagai sampel kelas eksperimen
dengan jumlah 32 siswa dan siswa kelas VIIc sebagai sampel kelas kontrol
dengan jumlah 30 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan khusus.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan ekperimental semu (quasi eksperiment) dengan desain pretes – postes kelompok non-ekuivalen. Pada kelas VIIb (kelas
eksperimen) diberi perlakuan berupa model pembelajaran Active Learning Tipe Group to Group Exchange, sedangkan kelas VIIc (kelas kontrol)
(39)
24
Di awal dan akhir kegiatan pembelajaran kedua sampel diberi tes dengan soal yang sama (pretes dan postes). Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek kemudian dibandingkan.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sumber: dimodifikasi dari Riyanto (2001:43).
Keterangan : I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretest;
O2 = Posttest; X = Perlakuan menggunakan model active
learning melalui teknik Group To Group Exchange; C = Perlakuan menggunakan metode diskusi kelompok. Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Tahap prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke SMP Negeri 2 Bandar Mataram, Kab. Lampung Tengah sebagai tempat diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi dan wawancara ke SMP Negeri 2 Bandar Mataram, Kab. Lampung Tengah untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian. Kelompok Pretes Perlakuan Postes
I O1 X O2
(40)
25
c. Melakukan sampling untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.
f. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes.
g. Membuat instrument penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning Tipe Group to Group Exchange untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelompok kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran yang terdapat didalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa skor penguasaan materi oleh siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest siswa pada materi
(41)
26
pokok pengelolaan lingkungan. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa. Jenis data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pretes dan Postes
Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes yang diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil diakhir
pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian.
Teknik penskoran nilai pretest dan postestyaitu:
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar. N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
(42)
27
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (A) menjawab pertanyaan dari guru, (B) mengerjakan LKK yang diberikan guru, (C) bekerja sama dengan teman satu kelompok, (D) bertukar pendapat antar teman dalam kelompok, (E) mempresentasikan jawaban di depan kelas, (F) merespon jawaban teman.
Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa
No Nama
Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa
A B C D E dst
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 Dst Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria
Ket: A) Menjawab pertanyaan dari guru 1. Siswa asal menjawab pertanyaan
2. Siswa menjawab pertanyaan tapi belum tepat 3. Siswa menjwab pertanyaan dengan baik B) Mengerjakan LKK yang diberikan guru
1. Siswa tidak mengerjakan LKK
2. Siswa mengerjakan LKK tapi belum tepat 3. Siswa mengerjakan LKS dengan baik
(43)
28
C) Bekerja sama dengan teman satu kelompok 1. Tidak ada kerja sama
2. Kadang-kadang bekerja sama 3. Selalu bekerja sama
D) Bertukar pendapat antar teman dalam kelompok 1. Tidak bertukar pendapat dengan teman
2. Kadang-kadang bertukar pendapat dengan teman 3. Selalu aktif dalam tukar pendapat dengan teman E) Mempresentasikan jawaban di depan kelas
1. Hasil presentasi tidak sesuai 2. Hasil presentasi kurang baik 3. Hasil presentasi baik
F) Merespon jawaban teman. 1. Tidak ada respon 2. Respon siswa jarang
3. Siswa merespon dengan baik
F. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini adalah:
a) Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain
Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:
100 X Y Z Y X gain N
Keterangan : = Nilai rata-rata postes = Nilai rata-rata pretes Z = Skor maksimum
Data penelitian yang berupa nilai aktivitas, pretes, postes, dan skor N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
(44)
29
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.
a) Hipotesis
H0 : Sampel berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b) Kriteria Pengujian
Terima H0 jika L hitung < L tabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk
harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 10).
2. Uji Homogenitas Data
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS versi 17. a) Hipotesis
H0 : Variasi data homogen
H1 : Variasi data tidak homogen
b) Kriteria Uji
- Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima
- Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004: 18).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.
(45)
30
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel , maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004: 13). b. Uji Perbedan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004: 10).
1. Data Kualitatif
a. Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan
(46)
31
menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk adalah sebagai berikut:
1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:
Persentase = x 100%
2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria
87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99
0 – 49,99
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: dimodifikasi dari Hidayati (2011: 17)
Skor perolehan Skor maksimum
(47)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Model pembelajaran active learning berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
2. Model pembelajaran active learning berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Penelitian dapat digunakan pada materi pengelolaan lingkungan sesuai
dengan materi pelajaran disekolah.
2. Pada saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran active learning guru hendaknya lebih mencermati aktivitas siswa sehingga aktivitas belajar siswa dapat lebih aktif.
3. Bagi peneliti lain yang menggunakan model pembelajaran active learning sebaiknya melakukan uji pendahuluan terlebih dahulu agar peneliti lebih
(48)
41
memahami langkah-langkah dalam penelitian dan siswa dapat memahami bagaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung.
(49)
DAFTAR PUSTAKA
Aienor, M. 2012. Penerapan Active Learning Dengan Strategi Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 12 Jember. (Skripsi). Universitas Jember. Jember. 211 hlm.
Anggraini, B. 2012. Penerapan Praktikum dengan Model Pembelajaran Student Team Achievment Divisions (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 213 hlm.
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 226 hlm. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 241 hlm. . 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi
Aksara. Jakarta. 190 hlm.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung. 343 hlm. Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning
Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.141 hlm.
Hosnan, M. 2013. Pendekatan Saintifik dan Konseptual dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia. Bogor. 456 hlm.
Kemendikbud. 2013. Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah. Salinan Permendikbud tahun 2014. Biro Huku dan Organisasi Kemendikbud Jakarta. 6 hlm.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf.
Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media.Yogyakarta. 427 hlm. Memes, W. 2001. Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor di SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran FKIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI. 225 hlm.
(50)
43
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004.Rosda Karya. Bandung. 266 hlm.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 281 hlm.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 198 hlm.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta. 398 hlm.
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. 245 hlm. Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 236 hlm.
Silberman, M.L. 2006. Active Learning. PT Nusa Media. Bandung. 301 hlm. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta. 195 hlm.
Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta. 487 hlm.
Sudjana. 2005. Metoda statistika. Tarsito. Bandung. 176 hlm.
Sumantri, M. dan Permana, J. 2001. Strategi Belajar Mengajar. CV Maulana. Bandung. 375 hlm.
Tatang, S. 2012. Ilmu Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung. 265 hlm.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 371 hlm.
Zaini, H., B, Munthe, dan S.A. Aryani. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. CSTD. Yogyakarta. 114 hlm.
(1)
30
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel , maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004: 13). b. Uji Perbedan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
(Pratisto, 2004: 10).
1. Data Kualitatif
a. Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan
(2)
31
menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk adalah sebagai berikut:
1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:
Persentase = x 100%
2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria
87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99
0 – 49,99
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: dimodifikasi dari Hidayati (2011: 17)
Skor perolehan Skor maksimum
(3)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Model pembelajaran active learning berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
2. Model pembelajaran active learning berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Penelitian dapat digunakan pada materi pengelolaan lingkungan sesuai
dengan materi pelajaran disekolah.
2. Pada saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran active learning guru hendaknya lebih mencermati aktivitas siswa sehingga aktivitas belajar siswa dapat lebih aktif.
3. Bagi peneliti lain yang menggunakan model pembelajaran active learning sebaiknya melakukan uji pendahuluan terlebih dahulu agar peneliti lebih
(4)
41
memahami langkah-langkah dalam penelitian dan siswa dapat memahami bagaimana proses pembelajaran tersebut berlangsung.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Aienor, M. 2012. Penerapan Active Learning Dengan Strategi Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 12 Jember. (Skripsi). Universitas Jember. Jember. 211 hlm.
Anggraini, B. 2012. Penerapan Praktikum dengan Model Pembelajaran Student Team Achievment Divisions (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 213 hlm.
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 226 hlm. Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 241 hlm. . 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi
Aksara. Jakarta. 190 hlm.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung. 343 hlm. Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning
Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.141 hlm.
Hosnan, M. 2013. Pendekatan Saintifik dan Konseptual dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia. Bogor. 456 hlm.
Kemendikbud. 2013. Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Mandrasah Aliyah. Salinan Permendikbud tahun 2014. Biro Huku dan Organisasi Kemendikbud Jakarta. 6 hlm.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/
assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf.
Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Grava Media.Yogyakarta. 427 hlm. Memes, W. 2001. Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor di SLTP. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran FKIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI. 225 hlm.
(6)
43
Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004.Rosda Karya. Bandung. 266 hlm.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. 165 hlm.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta. 281 hlm.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. 198 hlm.
Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta. 398 hlm.
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta. 245 hlm. Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. 236 hlm.
Silberman, M.L. 2006. Active Learning. PT Nusa Media. Bandung. 301 hlm. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta. 195 hlm.
Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada Jakarta. 487 hlm.
Sudjana. 2005. Metoda statistika. Tarsito. Bandung. 176 hlm.
Sumantri, M. dan Permana, J. 2001. Strategi Belajar Mengajar. CV Maulana. Bandung. 375 hlm.
Tatang, S. 2012. Ilmu Pendidikan. Pustaka Setia. Bandung. 265 hlm.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 371 hlm.
Zaini, H., B, Munthe, dan S.A. Aryani. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. CSTD. Yogyakarta. 114 hlm.