BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Analisis Rasio Keuangan terhadap Abnormal Return Saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

  Menurut Lubis (2008) “pada dasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lain adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar

  

abstract ¸ karena yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana

  yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun”. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal memiliki fasilitas yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).

  Pasar modal memiliki manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut :

  1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) dan memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

  2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.

  3. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.

  4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

  5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.

  6. Menciptakan lapangan kerja dan profesi yang menarik.

  7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.

  8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi investasi.

  9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.

  10. Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

  11. Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

  Bursa Efek Indonesia merupakan bentuk konkrit dari pasar modal. Dalam bursa efek pemodal besar maupun pemodal kecil, baik perseorangan atau lembaga dapat membeli dan menjual saham atau efek lainnya

2.1.2 Analisis Laporan Keuangan

2.1.2.1 Pengertian Analisis Laporan keuangan

  Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild dan Subramanyam, 2010). Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

  Menurut Stice, et al (2009) “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu”. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada.

  Menurut Kasmir (2008) “agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan”. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.

  Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak- letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam buku Stice, et al (2009) “The

  

Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan laporan keuangan

  akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini : 1.

  Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.

  2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.

3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.

  4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.

  Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, (2008) yaitu sebagai berikut :

  1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.

  2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akann terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.

2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak- pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya.

  Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi mengenai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui hal tersebut, diharapkan perusahaan mampu untuk memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap (2008) terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :

  1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.

  2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit)

  3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

  4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

  5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model- model dan teori-teori yang terdapat di lapangan sperti prediksi, peningkatan (rating).

  6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain : 1) Dapat menilai prestasi perusahaan.

  2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu: a.

  Posisi keuangan ( Asset, neraca dan modal) b. Hasil usaha perusahaan c. Likuiditas d. Solvabilitas e. Aktivitas f. Rentabilitas g.

  Indikator pasar modal 4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu 5) Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.

  7. Dapat menetukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

  8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

  9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

  10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

  Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan anlisis laporan keuangan menurut Kasmir (2008). Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah : 1.

  Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode; 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan;

  3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

  4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

  5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

  6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.

2.1.3 Rasio Keuangan

2.1.3.1 Pengertian Rasio Keuangan

  Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan (Wild dan Subramanyam, 2010). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.

  Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi arimatika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.

  Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.

2.1.3.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

  Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

1. Rasio Likuiditas

  Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek dapat diukur dengan rasio likuiditas.

  Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang harus dibayarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.

  Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.

  Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang relatif singkat, tanpa mengganggu kegiatan-kegiatan normal perusahaan (Simamora, 2000).

  Ada beberapa jenis rasio likuiditas. Menurut Simamora (2000) “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir (2008) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.

2. Rasio Solvabilitas

  Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild dan Subramanyam, 2010). Menurut Rahardjo (2008) “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.

  Menurut Kasmir (2008) “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity ratio, long term debt

  

to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, time

interest earned, dan fixed charge coverage”. Sedangkan menurut Samosir (2000) ada

  dua rasio solvabilitas yaitu “rasio utang terhadap ekuitas(debt to equity ratio) dan rasio waktu perolehan bunga(times interest earned).

  Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio debt to

  

equity ratio . Menurut Kasmir (2008) “debt to equity ratio merupakan rasio yang

  digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

  Bagi setiap perusahaan akan berbeda rasio debt to equity rasio,tergantung karakteristik perusahaan dan arus kasnya. Menurut Wild dan Subramanyam (2010) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas ( debt to equity rasio)

  Total Kewajiban

  Debt to Equity Ratio =

  Ekuitas Pemegang Saham 3.

  Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild dan Subramanyam (2010) dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas (cash turover), rasio perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory turnover), rasio perputaran modal kerja (working

  

capital turnover ), rasio perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran

total aset (total asset turnover).

  Rasio aktivitas yang menjadi fokus dan variabel pada penelitian ini adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Wild dan Subramanyam (2010)

  

penjualan

  Perputaran Total asset =

  

rata−rata total asset

4.

  Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

  Menurut Kasmir (2008) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a.

  Gross Profit margin b.

  Net Profit Margin 2. Return On Investment (ROI) 3. Return On Equity (ROE) 4. Laba Per Lembar Saham

  Rasio profitabilitas yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah Return on Equity (ROE) dan Return on Investment (ROI) .

  Return on equity adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Semakin besar ROE, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham .

  Return on Equity =

  ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir. 2008). Menurut Rahardjo (2007) “ROI adalah perbandingan antara keuntungan bersih perusahaan dengan seluruuh aktiva perusahaan”.ada tiga keutungan dari ROI menurut Govindarajan, et al (2005) yaitu :

  1. ROI merupakan pengukuran yang komprehensif di mana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ini;

  2. ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam pengertian absolut;

  3. ROI merupakan ukuran denominator yang dapat diterapkan ke setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas, tanpa mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.

  Rumus untuk mengukur ROI sebagai berikut

  Earning After Interest and Tax Return On Invesment (ROI) =

  Total Asset

2.1.4 Return Saham

  merupakan hasil yang diharapkan dari investasi. Return investasi

  Return

  terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi, misalnya berupa deviden atau bunga. Capital gain/loss merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor atau perubahan harga sekuritas.

  Return (kembalian) merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh pemodal

  atau investor atas investasi yang dilakukan. Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan pokok untuk mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung maunpun tidak langsung (Robert Ang, 1997 dalam Faried). Dalam berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukan. Expected

  

Return adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa

mendatang (Jogiyanto, 2003).

  Menurut Zubir (2011), ada dua cara yang paling sering digunakan untuk mengukur return saham, yaitu:

  1. Rerata hitung (arithmetic mean) rerata hitung yaitu nilai yang dihitung dengan membagi jumlah suatu series i ) dengan banyak data yang tersedia (n). Nilai rerata angka atau data (ΣR hitung merupakan ukuran terhadap central tendency suatu distribusi return selama periode tertentu.

2. Rerata ukur (geometric mean)

  Rerata ukur banyak digunakan dalam bidang keuangan, khususnya untuk menghitung tingkat pertumbuhan realisasi perubahan kekayaan selama beberapa periode yang lalu. Rerata ukur didefinisikan sebagai akar pangkat dari perkalian return relative selama n periode atau disebut juga compound rate of return.

  Dalam penelitian ini return yang diukur adalah return portofolio. Menurut Zubir (2011) “return portofolio adalah selisih antara nilai pasar porfolio pada akhir periode dan awal periode ditambah deviden dari saham-saham dalam portofolio yang diterima selama periode observasi, kemudian dibagi dengan nilai investasi awal”. Rumus untuk rate of return portofolio adalah sebagai berikut :

  Rp = 1 − + 1 Dimana :

  R p : rate of retun portofolio

  V

  o

  : nilai pasar portofolio pada awal periode

  V

  1 : nilai pasar pada akhir periode

  D

  1

  : deviden yang diterima atas saham-saham dalam portofolio pada akhir periode

2.2 Penelitian Terdahulu

  

Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

  (PER),

  Price earning ratio (PER), price to book

  Variabel independen:

  Analisis Pengaruh Economic Value Added(EVA) dan Faktor-Faktor Fundamental

  3. Raden Tinneke (2007).

  Secara simultan PER, PBV, dan DER berpengaruh singnifikan terhadap return saham PER secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham PBV dan DER secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham

  Variabel Dependen: Return Saham

  price to book value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER)

  Price earning

ratio

  1. Asbi Rachman Faried (2008)

  Variabel independen:

  Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

  Return Saham pada

  Pengaruh Informasi Keuangan terhadap

  2. Wahyuni Peni Padan (2012)

  Secara simultan variabel bebas (PBV, ROA, NPM, DER) berpengaruh terhadap return saham Pengujian secara parsial Hanya variabel ROA dan PBV yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan NPM dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

  Variabel independen: Faktor fundamental (PBV, ROA, NPM, DER) Variabel Dependen: Return saham

  Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Nilai Kapitalisasi Pasar terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2002-2006

  Hasil penelitian membuktikan PER berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham, Perusahaan lainnya value (PBV), PBV berpengaruh Terhadap Return EVA, DER, ROE positif secara Saham signifikan, EVA dan

  Variabel DER berpengaruh

  Dependen: secara positif tetapi tidak signifikan, ROE

  Return Saham harus dikeluarkan dari analisis karen multikolinier dengan PBV.

  Sumber: data diolah penulis (2013)

2.3 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.

  1 H

  Variabel Independen : Variabel dependen:

   Debt To Equity Ratio

H

  2 (X1) Total Asset Turnover

  

H

  3 (X2)

  RETURN

  Return On Investment

  SAHAM

  

H

  4 (X3)

  (Y)

  Return On Equity

  5 H (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

  Menurut Sugiyono (2007) “hipotesis dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.

  H 1

  : terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio, Total Asset Turn

  Over,Return On Investment dan Return On Equity secara simultan terhadap Return Saham pada perusahaan Real Estate H 2

  

: terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio secara parsial terhadap

return saham perusahaan Real Estate

  H 3

  

: terdapat pengaruh Total Asset Turn Ove secara parsial terhadap

return saham perusahaan Real Estate

  H 4

  

: terdapat pengaruh Return On Investment secara parsial terhadap

return saham perusahaan Real Estate

  H 5

  : terdapat pengaruh Return On Equity secara parsial terhadap return saham perusahaan Real Estate

Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisis Rasio Keuangan terhadap Abnormal Return Saham

8 109 78

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham

0 0 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal - Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

1 1 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh EPS, PER dan M/B terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Analisis Perbedaan Abnormal Return Dan Trading Volume Activity Saham Sebelum Dan Sesudah Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terd

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham - Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perkembangan Perbankan - Analisis Perbandingan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan

0 0 28

Pengaruh Analisis Rasio Keuangan terhadap Abnormal Return Saham

0 0 7