Pengaruh Campuran Media Tumbuh Dan Dosis Pupuk Npk (16:16:16) Terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Pembibitan

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Tinggi Bibit (cm)

  Data pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi bibit kakao dapat dilihat pada Lampiran 4-15 Dimana perlakuan campuran media tumbuh berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman pada umur 8 dan 10 MST dan perlakuan pemberian dosis pupuk NPK (16:16:16) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4, 6, 8, 10, 12, dan 14 MST, akan tetapi interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman.

  Pada tabel berikut diuraikan rataan perkembangan tinggi bibit kakao umur 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST pada perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16).

  

Tabel 1. Rataan tinggi bibit kakao (cm) kakao umur 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST pada perlakuan

campuran media tumbuh dan dosis pupuk NPK (16:16:16) Campuran Media Tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) Dosis Pupuk NPK (16:16:16) (g/ polybag) Rataan P0 (0) P1 (4) P2 (8) P3 (12)

  M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 16,98 18,77 19,35 19,68 18,70ab

  

14 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 24,75 26,87 29,33 27,92 27,22

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 26,32 27,80 29,93 28,92 28,24

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 25,55 28,60 29,55 28,60 28,08

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 26,35 31,63 30,82 27,62 29,10

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 26,85 29,15 29,17 29,65 28,70

  24,67 26,53 26,07 26,73 26,00 Rataan 23,32a 26,03b 26,75b 25,58b

  

12 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 21,75 24,15 26,15 24,98 24,26

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 23,37 24,90 27,18 25,82 25,32

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 22,85 25,83 26,98 25,47 25,28

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 23,98 28,72 27,38 24,88 26,24

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS)

  Rataan 20,08a 22,60b 23,41b 22,45b

  

10 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 18,72 20,47 22,88 21,55 20,90a

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 20,22 21,27 23,53 22,70 21,93abc

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 19,00 22,42 23,13 22,28 21,71ab

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 21,32 25,85 24,17 21,77 23,28c

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 21,17 22,98 23,32 23,97 22,86bc

  Rataan 17,65a 18,94b 19,83c 19,53bc

  M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 18,52 19,05 20,00 20,42 19,50bc

  M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 18,22 20,77 20,42 19,70 19,78c

  M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 17,58 18,58 20,25 18,82 18,81abc

  

4 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 15,68 15,78 17,30 16,72 16,37

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS)

  

8 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 16,93 17,53 19,13 19,05 18,16a

  Rataan 16,55a 17,02ab 17,85c 17,62bc

  M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 16,87 17,35 17,82 18,25 17,57

  M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 16,95 17,38 17,75 17,63 17,43

  M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 16,30 17,05 17,65 17,67 17,17

  M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 16,33 16,83 18,00 17,03 17,05

  

6 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 16,28 16,47 18,03 17,53 17,08

  15,68 16,18 17,35 16,35 16,39

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 15,65 16,30 16,98 17,03 16,49

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 16,30 16,60 17,03 16,97 16,73

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 16,17 16,62 16,57 17,07 16,60

Rataan 15,90a 16,30ab 17,05c 16,83bc

  Rataan 25,96a 28,81b 29,76b 28,54b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa bibit kakao tertingg i umur 4 MST dengan perlakuan dosis pupuk NPK (16:16:16) pada taraf perlakuan P

  2 (17,05 cm) yang

  berbeda nyata dengan taraf perlakuan P dan P

  1 , tetapi tidak berbeda nyata dengan P .

3 Bibit kakao tertinggi umur 6 MST dengan perlakuan dosis pupuk NPK

  (16:16:16) pada taraf perlakuan P

  2 (17,85 cm) yang berbeda nyata dengan taraf

  perlakuan P dan P

  1 tetapi berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P 3 .

  Bibit kakao tertinggi umur 8 MST dengan perlakuan campuran media tumbuh pada taraf perlakuan M (19,78 cm), yang berbeda nyata dengan taraf

  3

  perlakuan M

  1 , M , tetapi berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan M 4 . Pada

  perlakuan dosis pupuk NPK (16:16:16) tinggi bibit tertinggi umur 8 MST pada taraf perlakuan P

  2 (19,83 cm) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P 1 dan

  P tetapi berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan P 3 .

  Bibit kakao tertnggi umur 10 MST dengan perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) pada perlakuan M

  3 (23,28 cm) yang berbeda

  nyata dengan taraf perlakuan M dan M

  2 , tetapi berbeda tidak nyata dengan taraf

  perlakuan M

  1 maupun M 4 . Pada perlakuan dosis pupuk NPK (16:16:16) bibit

  kakao tertinggi umur 10 MST pada taraf perlakuan P

  2 (23,41 cm) yang berbeda

  nyata dengan taraf perlakuan P tetapi tidak berbeda nyata dengan taraf perlakuan P

  1 maupun P 3 .

  Bibit kakao tertinggi umur 12 MST dengan perlakuan dosis pupuk NPK (16:16:16) pada taraf perlakuan P

  2 (26,75 cm) yang berbeda nyata dengan taraf

  perlakuan P tetapi tidak berbeda nyata dengan taraf perlakuan P

  1 maupun P 2 . Bibit kakao tertinggi umur 14MST pada perlakuan dosis pupuk NPK (16:16:16) pada taraf perlakuan P

  2 (29,76 cm) yang berbeda nyata dengan taraf

  perlakuan P tetapi tidak berbeda nyata dengan taraf perlakuan P

  1 maupun P 3 .

  Hubungan dosis pupuk NPK (16:16:16) dengan tinggi bibit kakao pada umur 14 MST dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  

Gambar 1. Hubungan dosis pupuk NPK (16:16:16) dengan tinggi bibit kakao

pada umur 14 MST

  Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa pengaruh dosis pupuk NPK (16:16:16) terhadap tinggi bibit kakao umur 14 MST menunjukkan hubungan yang kuadratik, dimana dosis pupuk NPK (16:16:16) optimum adalah pada 8 g/polybag dengan tinggi tanaman 29,76 cm.

  Jumlah Daun (Helai)

  Data pengamatan dan analisis sidik ragam jumlah daun bibit kakao dapat dilihat pada Lampiran 16-27 dimana perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun umur 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 MST. Perlakuan pemberian dosis pupuk NPK (16:16:16) berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun umur 8, 10, 12 dan 14 MST, sedangkan interaksi perlakuan berpengaruh nyata hanya pada 6 MST.

  Rataan jumlah daun bibit kakao umur 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST pada perlakuan campuran media tumbuh dan dosis pupuk NPK (16:16:16) dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rataan jumlah daun bibit kakao (helai) umur 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST pada perlakuan campuran campuran media tumbuh dan dosis pupuk NPK (16:16:16) Dosis Pupuk NPK (16:16:16) (g/polybag) Campuran Media Tumbuh

  Rataan (subsoil ultisol + TKKS) P0 (0) P1 (4) P2 (8) P3 (12)

  

4MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 5,00 4,83 5,67 6,17 5,42ab

4,83 5,50 5,33 5,00 5,17a

  M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS)

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 5,17 5,33 5,67 5,33 5,38ab

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 5,83 6,00 5,67 5,67 5,79b

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 5,33 5,83 5,67 6,17 5,75b

Rataan 5,23 5,50 5,60 5,67

  

6 MST

5,50a 6,00ab 6,67bcde 7,33de 6,38a

  M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS)

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 6,33bc 7,00cde 7,17cde 6,67bcde 6,79ab

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 6,67bcde 6,33bc 7,00cde 6,83bcde 6,7ab

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 7,33de 7,33de 6,83bcde 6,83bcde 7,08b

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 6,50bcd 7,67e 7,17cde 7,17cde 7,13b

  

Rataan 6,47 6,87 6,97 6,97

  

8 MST

7,83 9,00 9,50 9,50 8,96a

  M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS)

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 8,83 9,50 9,83 9,00 9,29ab

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 9,33 9,17 10,17 10,00 9,67b

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 9,50 10,00 9,83 9,50 9,71b

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 9,17 9,67 9,67 10,17 9,67b

  

Rataan 8,93a 9,47b 9,80b 9,63b

  

10 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 10,17 11,50 11,67 12,00 11,33a

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 11,17 12,00 12,00 12,17 11,83b

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 11,50 11,67 12,17 12,67 12,00b

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 11,83 12,50 12,17 12,00 12,13b

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 12,00 11,67 12,17 12,67 12,13b

  

Rataan 11,33a 11,87b 12,03b 12,30b

  

12 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 13,00 14,50 14,67 15,00 14,29a

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 13,00 14,33 14,50 14,83 14,17ab

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 14,17 14,33 15,17 15,33 14,75abc

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 15,00 15,50 15,17 17,00 15,67d

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 15,50 15,83 16,83 16,33 16,13d

  

Rataan 14,13a 14,90b 15,27bc 15,70c

14 MST

  16,33 18,00 17,83 18,00 17,54a M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS)

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 17,33 17,67 18,33 18,50 17,96ab

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 16,83 18,50 19,00 19,00 18,33bc

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 18,00 18,83 18,83 21,00 19,17d

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 18,50 18,67 19,83 19,33 19,08cd

  17,40a 18,33b 18,77bc 19,17c Rataan

  

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%.

  Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa jumlah daun bibit kakao umur 4 MST dengan perlakuan campuran media tumbuh terbanyak pada M

  3 (5,79 helai) yang

  berbeda nyata dengan taraf perlakuan M

  1 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan M M dan M . 0,

  2

4 Jumlah daun bibit kakao umur 6 MST berpengaruh nyata terhadap

  interaksi perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16). Pada perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada M

  3

  (7,33 helai) dan yang terendah pada M (5,50 helai); Dengan dosis pupuk 4 g/polybag (P

  1 ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan jumlah daun bibit

  kakao yang tertinggi didapat pada M4 (7,67 helai) dan yang terendah pada M (6,00 helai); Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P

  2 ) pada setiap campuran media

  tumbuh, rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada M

  4 dan M

  1

  (7,17 helai) dan yang terendah pada M (6,67 helai); Dengan dosis pupuk 12 g/polybag (P

  3 ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan jumlah daun bibit

  kakao yang tertinggi didapat pada M

  3 (7,33 helai) dan yang terendah pada M

  1

  (6,67 helai). Pada campuran media tumbuh M (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk menunjukkan rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada P (7,33 helai) dan yang terendah pada P

  

3

  (5,50); Pada campuran media tumbuh M

  1 (75% subsoil ultisol + 25% TKKS)

  dengan pemberian berbagai dosis pupuk menunjukkan rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada P

  2 (7,17 helai) dan yang terendah pada P

  (6,33 helai); Pada campuran media tumbuh M

  2 (50% subsoil ultisol + 50%

  TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada P

  2 (7,00 helai) dan yang terendah pada P 1 (6,33 helai);

  Pada campuran media tumbuh M

  3 (25% subsoil ultisol + 75% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada P dan P (7,33 helai) dan yang terendah pada P dan P (6,83

  1

  2

  3

  helai); Pada campuran media tumbuh M

  4 (0% subsoil ultisol + 100% TKKS)

  dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan jumlah daun bibit kakao yang tertinggi didapat pada P

  1 (7,67 helai) dan yang terendah pada P (6,50 helai).

  Jumlah daun bibit kakao umur 14 MST juga berpengaruh nyata terhadap perlakuan campuran media tumbuh, dengan rataan yang terbanyak pada M (7,13

  4

  helai) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan M tetapi tidak berbeda nyata dengan taraf perlakuan M

  1 , M 2 , maupun M 3 .

  Jumlah daun bibit kakao umur 8 MST dengan perlakuan campuran media tumbuh terbanyak pada M

  3 (9,71 helai) yang berbeda nyata dengan taraf

  perlakuan M tetapi tidak berbeda nyata dengan taraf perlakuan M , M , maupun

  1

  2 M

4 . Pada perlakuan pupuk NPK (16:16:16), jumlah daun terbanyak pada taraf P

  3

  (9,80 helai) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P tetapi tidak berbeda nyata dengan P

  1 dan P 2 .

  Jumlah daun bibit kakao umur 10 MST dengan perlakuan campuran media tumbuh terbanyak pada M dan M (12,13 helai) yang berbeda nyata

  3

  4

  dengan taraf perlakuan M tetapi berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan M

  1

  dan M

  2 . Pada perlakuan pupuk NPK (16:16:16) jumlah daun terbanyak pada taraf

  perlakuan P

  3 (12,30 helai) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P tetapi

  tidak berbeda nyata dengan P

  1 , maupun P

2 . Jumlah daun bibit kakao umur 12 MST dengan perlakuan campuran media tumbuh terbanyak pada M

  4 (16,13 helai) yang berbeda nyata dengan taraf

  perlakuan M , M

  1 dan M 2 , tetapi berbeda tidak nyata dengan taraf perlakuan M 3 .

  Pada perlakuan pupuk NPK (16:16:16) jumlah daun terbanyak umur 12 MST pada taraf perlakuan P

  3 (15,7 helai) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan

  P , dan P

  1 tetapi tidak berbeda nyata dengan P 2 .

  Jumlah daun bibit kakao umur 14 MST pada perlakuan media tumbuh terbanyak pada M

  3 (19,17 helai) yang berbeda nyata dengan M , M 1 , dan M 2,

  tetapi tidak berbeda nyata dengan M . Pada perlakuan dosis pupuk NPK

  

4

  (16:16:16) jumlah daun terbanyak pada taraf perlakuan P

  3 (19,17 helai) yang

  berbeda nyata dengan taraf perlakuan P dan P

  1 tetapi tidak berbeda nyata dengan

  P 2 .

  Hubungan perbandingan campuran media tumbuh dengan jumlah daun bibit tanaman kakao umur 14 MST dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  

Gambar 2. Hubungan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS)

dengan jumlah daun bibit kakao pada umur 14 MST

  Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa pengaruh campuran media tumbuh terhadap jumlah daun menunjukkan hubungan yang linier positif artinya semakin tinggi persentase TKKS di dalam media tumbuh maka semakin banyak pula daun yang terbentuk, dimana persentase campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) yang lebih baik adalah pada taraf M 3 dengan jumlah daun 19,17 helai.

  Hubungan dosis pupuk NPK (16:16:16) dengan jumlah daun bibit kakao pada umur 14 MST dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  Gambar 3. Hubungan dosis pupuk NPK (16:16:16) dengan jumlah daun bibit kakao pada umur 14 MST

  Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa pengaruh dosis pupuk NPK (16:16:16) terhadap jumlah daun menunjukkan hubungan yang linier positif artinya semakin banyak jumlahh pupuk NPK yang diberikan maka semakin banyak daun yang terbentuk. dimana dosis pupuk NPK (16:16:16) yang lebih baik adalah pada 12 g/polybag dengan jumlah daun 19,17 helai.

  Diameter Batang ( mm)

  Data pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang bibit kakao dapat dilihat pada Lampiran 28-39. Perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) berpengaruh nyata pada umur 12 dan 14 MST, perlakuan dosis pupuk NPK (16:16:16) berpengaruh nyata pada umur 8 dan 14 MST sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter diameter batang pada umur 8, 10, 12 dan 14 MST.

  Rataan diameter batang bibit kakao umur 4, 6, 8, 10, 2, 14 MST pada perlakuan campuran media tumbuh dan dosis pupuk NPK (16:16:16) dapat dilihat pada tabel 3.

  

Tabel 3. Rataan diameter batang bibit kakao (mm) umur 4, 6, 8, 10, 12, 14 MST pada perlakuan

campuran media tumbuh dan dosis pupuk NPK (16:16:16) Dosis Pupuk NPK (16:16:16) (g/polybag) Campuran Media Tumbuh

  Rataan (subsoil ultisol + TKKS) P0 (0) P1 (4) P2 (8) P3 (12)

  4MST 2,80 3,18 3,09 3,10 3,04

  M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS)

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 3,36 3,21 3,37 3,00 3,23

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 2,97 3,28 3,38 3,49 3,28

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 3,20 3,08 2,98 3,57 3,21

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 2,98 3,18 3,22 3,32 3,17

  

Rataan 3,06 3,19 3,21 3,30

  6 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 3,50ab 3,91bcd 3,83bcd 3,86bcd 3,78

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 3,85bcd 3,89bcd 4,09cd 3,51ab 3,84

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 3,82bcd 3,78abcd 3,79abcd 4,07cd 3,86

  3,71abc 3,57abc 3,48ab 4,32d 3,77 M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS)

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 3,30a 3,98bcd 4,19d 3,80bcd 3,82

Rataan 3,64 3,82 3,88 3,91

  8 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 4,22ab 4,73bcde 4,72bcde 4,97de 4,66

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 4,39abc 4,68bcde 4,73bcde 4,61bcde 4,60

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 4,52bcde 3,93a 4,81cde 4,98de 4,56

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 4,63bcde 5,00de 4,47bcd 5,05e 4,79

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 4,59bcde 4,88cde 4,71bcde 4,94de 4,78

Rataan 4,47a 4,64a 4,69ab 4,91b

  10 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 4,40a 5,33cde 5,48bcde 5,32abc 5,13

  5,44bcde 5,18abc 5,74bcde 4,73ab 5,27 M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS)

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 5,39bcde 4,76ab 5,58bcde 5,49bcde 5,31

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 5,39bcde 5,55bcde 4,77ab 6,29e 5,50

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 5,33bcde 5,79cde 6,14de 5,50bcde 5,69

Rataan 5,19 5,32 5,54 5,47

  12 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 4,66a 5,96bcdef 5,98bcdefg 5,82bcde 5,60a

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 5,98bcdefg 5,70bcd 6,59defg 5,09ab 5,84ab

  5,67bcd 5,30abc 6,27cdefg 6,16cdefg 5,85ab M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS)

M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS) 5,98bcdefg 6,16cdefg 5,45abc 7,15g 6,18bc

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 5,89bcdef 6,81efg 7,00fg 6,03bcdefg 6,43c

  5,64 5,99 6,26 6,05 Rataan

  14 MST

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 5,02a 6,46bcde 6,71bcdef 6,24bcd 6,11a

M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS) 6,75bcdef 6,38bcd 7,23defg 5,94ab 6,58b

M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS) 6,24bcd 6,03bc 7,10defg 6,93bcdefg 6,58b

  6,56bcde 6,98cdefg 6,78bcdefg 7,55efg 6,97bc M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS)

M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS) 6,63bcde 7,78fg 7,93g 6,60bcde 7,23c

Rataan 6,24a 6,73b 7,15b 6,65ab

  

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%.

  Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa diameter batang bibit kakao umur 6 MST berpengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16). Pada perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  1 (3,85 mm) yang berbeda nyata dengan M 4 , namun

  tidak berbeda nyata dengan M , M

  

2 maupun M

3 ; Dengan dosis pupuk 4

  g/polybag (P

  1 ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit

  kakao yang terlebar didapat pada M

  4 (3,98 mm) yang tidak berbeda nyata dengan

  M , M , M dan M ; Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P ) pada setiap campuran

  1

  2

  3

  2

  media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4

  (4,19 mm) yang berbeda nyata dengan M

  3 , namun tidak berbeda nyata dengan

  M , M

  1 maupun M 2 ; Dengan dosis pupuk 12 g/polybag (P 3 ) pada setiap

  campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M (4,32 mm) yang berbeda nyata dengan M , namun tidak berbeda

  3

  1

  nyata dengan M , M

  2 , maupun M 4 . Pada campuran media tumbuh M (100%

  subsoil ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3 (3,86 mm) yang

  berbeda nyata dengan P , namun tidak berbeda nyata dengan P

  1 maupun P 2 ; Pada

  campuran media tumbuh M (75% subsoil ultisol + 25% TKKS) dengan

  1

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (4,09 mm) yang berbeda nyata dengan P 3, namun tidak berbeda

  nyata dengan P maupun P

  1 ; Pada campuran media tumbuh M 2 (50% subsoil

  ultisol + 50% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P (4,32 mm) yang tidak berbeda

  3 nyata dengan P , P

  1 maupun P 2 ; Pada campuran media tumbuh M 3 (25% subsoil

  ultisol + 75% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3 (5,05 mm) yang berbeda nyata

  dengan P , P dan P ; Pada campuran media tumbuh M (0% subsoil ultisol +

  1

  2

  4

  100% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (4,19 mm) yang berbeda nyata dengan

  P , namun tida berbeda nyata dengan P

  1 maupun P 3 .

  Diameter batang bibit kakao umur 8 MST berpengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16). Pada perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  3

  (4,63 mm) yang tidak berbeda nyata dengan M , M

  1 , M 2 maupun M 4 ; Dengan

  dosis pupuk 4 g/polybag (P

  1 ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan

  diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M (5,00 mm) yang

  3

  berbeda nyata dengan M

  2 , namun tidak berbeda nyata dengan M , M 1 , maupun

  M

  4 ; Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P 2 ) pada setiap campuran media tumbuh,

  rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  2 (4,81 mm) yang

  tidak berbeda nyata denganM , M

  1 , M 3 maupun M 4 ; Dengan dosis pupuk 12

  g/polybag (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit

  3

  kakao yang terlebar didapat pada M

  3 (5,05 mm) yang tidak berbeda nyata dengan

  M , M

  1 , M 2 , maupun M 4 . Pada campuran media tumbuh M (100% subsoil

  ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3 (4,97 mm) yang berbeda nyata

  dengan P , namun tidak berbeda nyata dengan P maupun P ; Pada campuran

  1

  2 media tumbuh M

  1 (75% subsoil ultisol + 25% TKKS) dengan pemberian berbagai

  dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2

  (4,73 mm) yang tidak berbeda nyata dengan P , P

  1 maupun P 3 ; Pada campuran

  media tumbuh M (50% subsoil ultisol + 50% TKKS) dengan pemberian berbagai

  2

  dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3

  (4,98 mm) yang berbeda nyata dengan P

  1 , namun tidak berbeda nyata dengan P0

  maupun P

  2 ; Pada campuran media tumbuh M 3 (25% subsoil ultisol + 75% TKKS)

  dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P (5,05 mm) yang berbeda nyata dengan P , namun tidak

  3

  2

  berbeda nyata dengan P0 maupun P

  1 ; Pada campuran media tumbuh M

  4

  (0% subsoil ultisol + 100% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3 (4,94 mm) yang

  tidak berbeda nyata dengan P , P

  1 mauppun P 2 . Diameter batang bibit kakao

  umur 8 MST juga berpengaruh nyata terhadap perlakuan pupuk NPK (16:16:16), terlebar pada taraf P

  3 (9,80 helai) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan P

  dan P

  1 tetapi tidak berbeda nyata dengan P 2 .

  Diameter batang bibit kakao umur 10 MST berpengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16). Pada perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  1

  (5,44 mm) yang berbeda nyata dengan M , namun tidak berbeda nyata dengan M

  2 , M 3 maupun M 4 ; Dengan dosis pupuk 4 g/polybag (P 1 ) pada setiap campuran

  media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4

  (5,79 mm) yang berbeda nyata dengan M , namun tidak berbeda nyaa dengan M0,

  2 M

  1 , maupun M 3 ; Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P 2 ) pada setiap campuran

  media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4

  (6,14 mm) yang berbeda nyata dengan M

  3 , namun tidak berbeda nyata dengan

  M , M , maupun M ; Dengan dosis pupuk 12 g/polybag (P ) pada setiap

  1

  2

  3

  campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  

3 (6,29 mm) yang berbeda nyata dengan M dan M

1 , namun tidak

  berbeda nyata dengan M

  2 maupun M 4 . Pada campuran media tumbuh M (100%

  subsoil ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P (5,48 mm) yang

  2

  berbeda nyata dengan P0, namun tidak berbeda nyata dengan P

  1 dan P 3 ; Pada

  campuran media tumbuh M

  1 (75% subsoil ultisol + 25% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  

2 (5,74 mm) yang tidak berbeda nyata dengan P , P

1 maupun P 3 ;

  Pada campuran media tumbuh M (50% subsoil ultisol + 50% TKKS) dengan

  2

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  

2 (5,58 mm) yang tidak berbeda nyata dengan P , P

1 , maupun P 3 ;

  Pada campuran media tumbuh M3 (25% subsoil ultisol + 75% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P (6,29 mm) yang berbeda nyata dengan P , namun tidak berbeda

  3

  2

  nyata dengan P maupun P

  1 ; Pada campuran media tumbuh M 4 (0% subsoil ultisol

  • 100% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (6,14 mm) yang tidak berbeda nyata

  dengan P , P

  1 , maupun P 3 . Diameter batang bibit kakao umur 12 MST berpengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16). Pada perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  1

  dan M

  3 (5,98 mm) yang berbeda nyata dengan M , namun tidak berbeda nyata

  dengan M

  2 , M 3 maupun M 4 ; Dengan dosis pupuk 4 g/polybag (P 1 ) pada setiap

  campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4 (6,81 mm) yang berbeda nyata dengan M 1 dan M 2 , namun tidak

  berbeda nyata dengan M maupun M ; Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P ) pada

  3

  2

  setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4 (7,00 mm) yang berbeda nyata dengan M 3 , namun tidak berbeda

  nyata dengan M , M

  1 maupun M 2 ; Dengan dosis pupuk 12 g/polybag (P 3 ) pada

  setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M (7,15 mm) yang berbeda nyata dengan M dan M , namun tidak

  3

  1

  berbeda nyata dengan M

  2 maupu M 4 . Pada campuran media tumbuh M (100%

  subsoil ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (5,98 mm) yang

  berbeda nyata dengan P0, namun tidaak berbeda nyata dengan P1 maupun P3; Pada campuran media tumbuh M (75% subsoil ultisol + 25% TKKS) dengan

  1

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (6,59 mm) yang berbeda nyata dengan P 3 , namun tidak berbeda

  nyata dengan P maupun P

  1 ; Pada campuran media tumbuh M 2 (50% subsoil

  ultisol + 50% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P (6,27 mm) yang tidak berbeda

  2 nyata dengan P o , P

  1 mauppun P 3 ; Pada campuran media tumbuh M 3 (25%

  subsoil ultisol + 75% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3 (7,15 mm) yang

  berbeda nyata dengan P , namun tidak berbeda nyata dengan P dan P ; Pada

  2

  1

  campuran media tumbuh M

  4 (0% subsoil ultisol + 100% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (7,00 mm) yang tidak berbeda nyata dengan P , P 1 ,

  maupun P

  3 .Diameter batang bibit kakao umur 12 MST juga berpengaruh nyata

  terhadap perlakuan campuran media tumbuh, dengan rataan diameter batang yang terlebar pada M

  4 yang berbeda nyata dengan M , M 1 dan M 2 , namun tidak

  berbeda nyata dengan M 3 .

  Diameter batang bibit kakao umur 14 MST berpengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan dosis pupuk NPK (16:16:16). Pada perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  1

  (6,75 mm) yang berbeda nyata dengan M , namun tidak berbeda nyata dengan M

  2 , M 3 , maupun M 4 ; Dengan dosis pupuk 4 g/polybag (P 1 ) pada setiap campuran

  media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4

  (7,78 mm) yang berbeda nyata dengan M , M dan M , namun tidak berbeda

  1

  2

  nyata dengan M

  3 ; Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P 2 ) pada setiap campuran

  media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  4

  (7,93 mm) yang berbeda nyata dengan M0, namun tidak berbeda nyata dengan M

  1 , M 2 , maupun M 3 ; Dengan dosis pupuk 12 g/polybag (P 3 ) pada setiap

  campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada M

  

3 (7,55 mm) yang berbeda nyata dengan M dan M

1 , namun tidak

  berbeda nyata dengan M

  2 dan M 4 . Pada campuran media tumbuh M (100%

  subsoil ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P (6,71 mm) yang

  2

  berbeda nyata dengan P , namun tidak berbeda nyata dengan P

  1 maupun P 3 ; Pada

  campuran media tumbuh M

  1 (75% subsoil ultisol + 25% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (7,23 mm) yang berbeda nyata dengan P 3 , namun tidak berbeda

  nyata dengan P maupun P ; Pada campuran media tumbuh M (50% subsoil

  1

  2

  ultisol + 50% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  2 (7,10 mm) yang berbeda nyata

  dengan P

  1 , namun tidak berbeda nyata dengan P maupun P 3 ; Pada campuran

  media tumbuh M

  3 (25% subsoil ultisol + 75% TKKS) dengan pemberian

  berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  3 (7,55 mm) yang tidak berbeda nyata dengan P , P 1 , maupun P 2 ; Pada

  campuran media tumbuh M

  4 (0% subsoil ultisol + 100% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang terlebar didapat pada P

  

2 (7,93 mm) yang berbeda nyata dengan P dan P

3 , namun tidak

  berbeda nyata dengan P . Diameter batang bibit kakao umur 14 MST berpengaruh

  2

  nyata terhadap perlakuan campuran media tumbuh, yang tertinggi pada M

  4 yang

  berbeda nyata dengan M , M

  1 dan M 2 namun tidak berbeda nyata dengan M 3 .

  Diameter batang bibit kakao umur 14 MST berpengaruh nyata terhadap perlakuan pupuk NPK. Rataan diameter batang yang tertinggi didapat pada P

  2 yang berbeda nyata dengan P namun tidak berbeda nyata dengan P maupun P .

  1

  3 Hubungan perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dengan diameter batang akar bibit kakao pada umur 14 MST dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  Gambar 4. Hubungan persentase campuran media tumbuh (subsoil ultisol +

TKKS) dengan diameter batang bibit kakao pada umur 14

MST

  Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa pengaruh campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) terhadap diameter batang bibit kakao, hubungan yang linier positif artinya semakin banyak persentase TKKS dalam media tanam semakin lebar pula diameter batang, dimana diameter batang bibit kakao yang lebih baik pada campuran media tumbuh M

  4 (0% subsoil ultisol + 100% TKKS), yakni 7,23 mm.

  Hubungan pupuk NPK (16:16:16) dengan diameter batang bibit kakao pada umur 14 MST dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  

Gambar 5. Hubungan pupuk NPK (16:16:16) dengan diameter batang bibit

kakao pada umur 14 MST

  Pada gambar 5 dapat dilihat bahwa pengaruh pupuk NPK (16:16:16) terhadap diameter batang bibit kakao umur 14 MST, hubungan yang kuadratik, dimana taraf pemberian pupuk NPK (16:16:16) yang memberikan hasil lebar diameter batang yang optimum pada taraf 8 g/polybag, yakni 7,15 mm.

  Hubungan perlakuan berbagai dosis pupuk NPK (16:16:16) dengan diameter batang bibit kakao umur 14 MST pada berbagai taraf campuran media tumbuh dapat dilihat pada grafik berikut ini:

  

Gambar 6. Hubungan perlakuan pupuk NPK (16:16:16) dengan diameter

batang bibit kakao umur 14 MST pada berbagai taraf perlakuan campuran media tumbuh.

  Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa dengan perlakuan tanpa pupuk (P ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang optimum pada M

  1 (6,75 mm) dan yang terendah pada M (5,02 mm); Dengan

  dosis pupuk 4 g/polybag (P

  1 ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan

  diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada M (7,78 mm) dan yang

  4

  terendah pada M

  

2 (6,03 mm); Dengan dosis pupuk 8 g/polybag (P

2 ) pada setiap

  campuran media tumbuh, rataan diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada M

  4 (7,93 mm) dan yang terendah pada M (6,71 mm); Dengan dosis

  pupuk 12 g/polybag (P

  3 ) pada setiap campuran media tumbuh, rataan diameter

  batang bibit kakao yang optimum didapat pada M

  3 (7,55 mm) dan yang terendah pada M (5,94 mm).

1 Hubungan perlakuan campuran media tumbuh dengan diameter batang

  bibit kakao umur 14 MST pada berbagai taraf perlakuan pupuk NPK (16:16:16) dapat dilihat pada grafik berikut ini.

  

Gambar 7. Hubungan perlakuan campuran media tumbuh dengan diameter

batang bibit kakao umur 14 MST pada berbagai taraf perlakuan pupuk NPK (16:16:16).

  Pada Gambar 7 dilihat bahwa pada campuran media tumbuh M (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada P

  2 (6,71 mm) dan yang

  terendah pada P (5,02); Pada campuran media tumbuh M (75% subsoil ultisol +

  1

  25% TKKS) dengan pemberian berbagai dosis pupuk , rataan diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada P

  2 (7,23 mm) dan yang terendah pada P

  3

  (5,94 mm); Pada campuran media tumbuh M

  2 (50% subsoil ultisol + 50% TKKS)

  dengan pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada P

  2 (7,10 mm) dan yang terendah pada P 1 (6,03 mm); Pada

  campuran media tumbuh M

  3 (25% subsoil ultisol + 75% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada P (7,55 mm) dan yang terendah pada P (6,56 mm); Pada

  3

  campuran media tumbuh M

  4 (0% subsoil ultisol + 100% TKKS) dengan

  pemberian berbagai dosis pupuk, rataan diameter batang bibit kakao yang optimum didapat pada P

  2 (7,93 mm) dan yang terendah pada P3 (6,60 mm).

2 Total Luas Daun (cm )

  Data pengamatan dan analisis sidik ragam total luas daun bibit kakao dapat dilihat pada Lampiran 40 – 41 Dimana perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) berpengaruh nyata pada parameter total luas daun umur

  14 MST dan pemberian berbagai dosis pupuk NPK (16:16:16) juga berpengaruh nyata pada parameter total luas daun umur 14 MST, sedangkan interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata pada parameter total luas daun umur 14 MST.

  Rataan total luas daun bibit kakao umur 14 MST pada perlakuan campuran media tumbuh (subsoil ultisol + TKKS) dan pupuk NPK (16:16:16) dapat dilihat pada tabel 4.

  

Tabel 4. Rataan total luas daun bibit kakao (cm) umur 14 MST pada perlakuan campuran

campuran media tumbuh dan dosis pupuk NPK (16:16:16) Dosis Pupuk NPK (16:16:16) (g/polybag) Campuran Media Tumbuh

  Rataan (subsoil ultisol + TKKS) P0 (0) P1 (4) P2 (8) P3 (12)

M0 (100% subsoil ultisol + 0% TKKS) 1297,48 1807,73 1805,99 1681,55 1648,18a

  1857,67 2020,67 2160,19 2163,05 2050,40bc M1 (75% subsoil ultisol + 25%TKKS)

  1428,76 2146,04 2144,15 1971,29 1922,56b M2 (50% subsoil ultisol + 50%TKKS)

  2157,90 2209,82 2212,06 2480,91 2265,17d M3 (25% subsoil ultisol + 75%TKKS)

  2016,40 2298,75 2317,35 2344,41 2244,23cd M4 (0% subsoil ultisol + 100%TKKS)

  Rataan 1751,64a 2096,60b 2127,95b 2128,24b

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Duncan pada taraf 5%. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa total luas daun bibit kakao umur 14 MST pada perlakuan campuran media tumbuh terluas pada taraf perlakuan M

  3 (2265,17

  2

  cm ) yang berbeda nyata dengan taraf perlakuan M 0, M