Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi. docx

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEAHLIAN PEMAKAI
TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
(Studi Empiris pada SKPD di Kota Padang)

Oleh :
HAMDANI HARFAN
00393/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
WISUDA PERIODE SEPTEMBER 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEAHLIAN PEMAKAI
TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
(Studi Empiris pada SKPD di Kota Padang)

Oleh :
HAMDANI HARFAN

00393/2008

Artikel ini disusun berdasarkan skripsi/tesis untuk persyaratan wisuda periode September 2012 dan telah
diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing.

Padang,
Pembimbing I

Fefri Indra Arza, SE,M.Sc,Ak.
NIP. 19730213 199903 1 003

Juli 2012
Pembimbing II

Henri Agustin, SE, M.Sc, Ak.
NIP. 19730213 199903 1 003

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEAHLIAN PEMAKAI
TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
(Studi Empiris pada SKPD di Kota Padang)

Hamdani Harfan
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : hamdaniharfan@ymail.com

Abstract
This study aimed to examine (1) Effect of Use of Information Technology for Quality of Accounting Information. (2)
Effect of User Expertise on Quality of Accounting Information.
This type of research study are classified as causative. The population of this study was 45 SKPD in Padang. Sample
was determined by total sampling method, a total of 215 respondents. Respondents in this study are all accounting staff. Data
were collected by distributing questionnaires to the respondents directly concerned. Data analysis techniques using multiple
regression t test.
The research proves that (1) Use of Information Technology have a significant positive impact on quality of
accounting information, which tcount> TTable, ie 5.825> 1.6537 and significance value 0.000 TTable, ie 2.424> 1.6537
and significance value 0.016 ttabel, yaitu 5,825 > 1,6537 dan nilai signifikansi 0,000 < α 0,05 (H1 diterima),
(2) Keahlian Pemakai berpengaruh signifikan positif terhadap Kualitas Informasi Akuntansi, dimana nilai t hitung > ttabel, yaitu
2,424 > 1,6537 dan nilai signifikansi 0,016 < α 0,05 (H2 diterima).
Dalam penelitian ini, dengan melihat nilai adjusted R square disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk meneliti
pengaruh variabel lain terhadap kualitas informasi akuntansi yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya disarankan
untuk memperluas sampel penelitian sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi. Dan bagi SKPD di Kota Padang,

disarankan untuk lebih meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan keahlian pemakai agar dapat meningkatkan kualitas
informasi akuntansi.

3

PENDAHULUAN

informasi,
keahlian
pemakai,
partisipasi
pemakai, pelatihan, dukungan manajer puncak
dan konflik pemakai.
Teknologi informasi adalah segala bentuk
teknologi yang ditetapkan untuk memproses dan
mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik.
Kebutuhan terhadap informasi tergantung pada
berbagai faktor, diantaranya adalah teknologi
informasi yang digunakan. Secara konseptional
pengolahan data akuntansi dilakukan secara

manual dan dengan komputer. Namun, pengolahan
data secara manual yaitu kecepatan dalam
pengolahan data, kemampuan menganalisis data,
kecepatan perhitungan dan ketelitian kerja yang
tinggi. Komputer juga dapat bekerja sangat
konsisten, serta reliable (dapat dipercaya) dalam
waktu yang lebih cepat dibanding dengan
kemampuan manusia.
Teknologi informasi sudah menjadi
pilihan utama dalam menciptakan sistem
informasi suatu organisasi yang tangguh dan
mampu melahirkan keunggulan kompetitif
ditengah persaingan yang semakin ketat ini.
Dengan kemajuan teknologi pada saat sekarang,
instansi-instansi pemerintah sudah mulai
meninggalkan sistem manual, beralih ke sistem
komputer.
Belum optimalnya penggunaan teknologi
informasi ini mungkin juga memiliki pengaruh
terhadap kualitas sistem informasi akuntansi,

khususnya SIKD di pemerintah daerah. Kendala
penerapan teknologi informasi antara lain
berkaitan dengan kondisi perangkat keras,
perangkat lunak yang digunakan, pemutakhiran
data, kondisi sumber daya manusia yang ada, dan
keterbatasan dana. Kendala ini yang mungkin
menjadi faktor penggunaan teknologi informasi di
instansi pemerintah belum optimal.
Berkaitan dengan penggunaan teknologi
informasi di lingkungan pemerintah daerah,
pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah Sumatera
Barat, Asrul Syukur di Padang (Singgalang,
2009:13) menjelaskan bahwa setiap pejabat harus
bisa menggunakan teknologi, para pejabat dalam
menjalankan tugasnya diharapkan menguasai
teknologi informasi sehingga berbagai tugas dapat
dijalankan dengan baik seperti komputer.
Penelitian yang dilakukan oleh Zetra
(2009) terhadap sepuluh SKPD di Sumatera Barat


Informasi akuntansi merupakan salah satu
perantara untuk menciptakan suatu keputusan
dalam suatu instansi pemerintah saat ini. Dibanyak
instansi pemerintahan, kelangsungan hidup
instansi tersebut sangatlah sulit tanpa penggunaan
luas dari teknologi informasi. Menurut (Bodnar,
2003:1), Kualitas informasi merupakan tingkat
dimana sebuah data yang telah diproses oleh
sistem informasi menjadi memiliki arti bagi
penggunanya, yang bisa berupa fakta dan suatu
nilai yang bermanfaat, dan sistem informasi secara
teknis dapat didefenisikan sebagai sekumpulan
komponen yang saling berhubungan untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi yang berguna sebagai
alat untuk pengambilan keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi (Laudon,2008:15).
Informasi yang dihasilkan dari perusahaan
tersebut merupakan suatu output dari sistem
informasi. Semakin berkembangnya sistem

informasi berbasis teknologi informasi ini,
memberikan berbagai kemudahan pada kegiatan
instansi dalam meningkatkan aktivitas kinerjanya.
Kemunculan teknologi informasi pun telah dapat
mengubah proses pengolahan data dari yang
manual menjadi pengolahan data berbasis
teknologi (komputer), sehingga pemrosesannya
lebih cepat dalam menghasilkan sebuah informasi.
Informasi tersebut berkualitas apabila
akurat, tepat waktu, lengkap dan ringkas
(Nugroho,2001:24). Dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005, Sistem
Informasi Keuangan Daerah yang disingkat SIKD,
adalah suatu sistem yang mendokumentasikan,
mengadministrasikan, serta mengolah data
pengelolaan keuangan daerah dan data terkait
lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada
masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan
dalam

rangka
perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban
pemerintah daerah.
Bodnar (2003:29), menyatakan bahwa
suatu keberhasilan sistem dalam menghasilkan
informasi akuntansi sangat ditentukan pada
penguasaan teknik. Faktor perilaku yang
mempengaruhi
kualitas
sistem
informasi
akuntansi meliputi : penggunaan teknologi
4

tahun 2008 dan 2009, ditemukan bahwa
pemahaman staf terhadap pemanfaatan teknologi
dan kesiapan sarana dan prasarana pendukung
seperti komputer, baik hardware maupun software
dalam

penyampaian
Laporan
Keuangan
Pemerintah Daerah masih kurang. Padahal untuk
dapat terlaksananya pengelolaan keuangan daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
harus didukung oleh teknologi yang memadai.
Selain penggunaan teknologi informasi, faktor
lain yang mempengaruhi kualitas sistem
informasi akuntansi adalah, keahlian pemakai.
Menurut Harrison dan Rainer (1992)
dalam Anak agung (2005), keahlian adalah suatu
perkiraan atas suatu kemampuan seseorang untuk
melaksanakan
pekerjaan
dengan
sukses.
Keahlian (expertise) sering dikaitkan dengan
knowlodge
(pengetahuan)

dan
skill
(kemampuan). Karena seseorang akan dikatakan
ahli apabila memiliki pengetahuan dan
kemampuan. Apabila pemakai memiliki keahlian
dan pemahaman terhadap sistem yang digunakan
maka pemakai akan merasa lebih memiliki
sistem yang digunakan itu. Dengan pemahaman
yang baik dari pemakai, arus informasi pun akan
tersampaikan dan dapat diinterpretasikan dengan
baik, serta diharapkan kualitas informasi yang
dihasilkan juga baik. Informasi yang dihasilkan
oleh suatu sistem informasi akuntansi dianggap
tidak berkualitas apabila mengandung unsur
kesalahan (error), kecurangan (fraud), ataupun
keterlambatan dalam penyampaian laporan
keuangannya.
Kebijakan untuk melakukan aktivitas
akuntansi tidak dapat dilakukan oleh orang
(pegawai) yang tidak memiliki pengetahuan di

bidang akuntansi (Forum Dosen Akuntansi Sektor
Publik, 2006). Oleh karena itu diperlukan keahlian
pemakai yang kompeten sehingga kualitas sistem
informasi akuntansi ini tercapai.
Sistem informasi akuntansi juga digunakan
pada bidang sektor pubik di salah satu bidang
pemerintahan yaitu SKPD (Satuan Kerja Perangkat
Daerah). Hal ini dikarenakan SKPD memiliki
pertanggungjawaban keuangan negara. Sebagai
salah satu bentuk pertanggungjawaban yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, upaya konkrit untuk
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam

pengelolaan keuangan pemerintah daerah adalah
dengan
menyampaikan
laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan..
Informasi
dihasilkan
suatu
sistem
informasi, dimana membutuhkan manusia untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas tersebut.
Dalam acara sosialisasi program anti korupsi yang
digelar BPKP Sumatera Barat untuk fokus grup
Bawasda, kepala bagian investasi Mohammad
Badwir menjelaskan bahwa pada saat ini
pemerintah dalam membuat laporan keuangan
dengan sistem yang ada dari sisi keahlian masih
banyak bermasalah, baik itu dari segi administrasi,
tidak memahami peraturan yang ada sampai
kepada segi pertanggungjawaban sehingga
berpengaruh terhadap kualitas sistem informasi
akuntansi yang dihasilkan (Padang Ekspres,
2008:2).
Kota Padang sebagai ibukota Propinsi
Sumatera Barat, berdasarkan hasil pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Tahun
Anggaran 2008 sampai tahun Anggaran 2010
mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian
(WDP). Ini berarti, tidak ada peningkatan opini
dari tahun 2008 sampai 2010. Pemberian opini
tersebut tidak terlepas dari beberapa hal yang
mempengaruhi menurunnya kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah yang dihasilkan sistem
informasi akuntansi Kota Padang di antaranya
masih lemahnya sistem pengendalian intern (BPK
RI Perwakilan Sumatera Barat, 2011).
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah
penggunaan
teknologi
informasi
berpengaruh terhadap kualitas informasi
akuntansi.
2. Untuk mendapatkan bukti empiris apakah
keahlian pemakai berpengaruh terhadap
kualitas informasi akuntansi.
Penelitian
ini
diharapkan
memberikan
manfaat :
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat
memberikan masukan ketika merancang
sistem informasi dengan memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas informasi akuntansi.
5

2. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat
dijadikan sebagai sumbangan pemikiran
dalam pengembangan ilmu akademik dan
sebagai bahan referensi atau bukti empiris
tambahan bagi peneliti selanjutnya.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang pengaruh Penggunaan
Teknologi Informasi dan keahlian Pemakai
terhadap kualitas Informasi Akuntansi.

4.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANG
AN HIPOTESIS
Kualitas Informasi Akuntansi
Pengertian Informasi Akuntansi
Beberapa ahli dan peneliti mendefenisikan
istilah informasi secara berbeda-beda, namun tetap
mempunyai arti dan maksud yang sama. Informasi
merupakan kabar atau berita yang berarti dan
berguna bagi orang yang membutuhkannya
(Wilkinson, 1997:6). Sistem informasi akuntansi
adalah sebuah sistem yang memproses data dan
transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan,
dan mengoperasikan bisnis (Krismiaji, 2002:4).
Untuk memperoleh gambaran yang cukup
jelas mengenai defenisi sistem informasi
akuntansi, penulis akan mengemukakan beberapa
pendapat ahli mengenai defenisi sistem informasi
akuntansi, diantaranya:
1. Menurut Bodnar dan Hopwood (2000:6)
mendefenisikan :
“Sistem Informasi Akuntansi merupakan
sebagai sistem berbasis komputer yang
dirancang untuk mengubah data akuntansi
menjadi informasi”
2. Menurut
Baridwan
(2000:4)
mendefenisikan:
Sistem Informasi Akuntansi merupakan
suatu
komponen
organisasi
yang
mengumpulkan,
menggolongkan,
menganalisis dan mengkomunikasikan
informasi keuangan yang relevan untuk
pengambilan keputusan baik kepada pihak
luar maupun pihak-pihak dalam perusahaan
3. Menurut
Wikinson
(2000:7)
mendefenisikan :

“Sistem Informasi Akuntansi berbasis
komputer merupakan merupakan suatu
sistem pengolahan data akuntansi yang
terdiri dari koordinasi manusia modal
dengan menggunakan metode yang
berintegrasi dalam suatu organisasi melalui
komputer untuk menghasilkan keputusan
Menurut
Nugroho
(2001:4)
mendefenisikan:
“Sistem Informasi Akuntansi merupakan
susunan berbagai formulir, catatan,
peralatan dan perlengkapannya sebagai alat
komunikasi tenaga pelaksanaannya dan
laporan yang terkoordinasi secara erat yang
didesain untuk menstransformasikan data
keuangan menjadi laporan yang dibutuhkan
oleh manajemen Sistem adalah rangkaian
dari dua atau lebih komponen-komponen
yang saling berhubungan, yang berintegrasi
mencapai suatu tujuan (Romney,2006:2).
Menurut McLeod (1998:12), sistem adalah
sekelompok elemen yang terintegrasi
dengan maksud yang sama untuk mencapai
tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
setiap sistem biasanya selalu memiliki tiga
unsur utama, yaitu input, proses dan output.

Menurut Moscove dalam Zaki (1994:3),
sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen
organisasi
yang
mengumpulkan,
mengklarifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi finansial dan
pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak
di luar perusahaan (seperti kantor pajak, investor
dan kreditor) dan pihak intern (terutama
manajemen).
Dilihat dari definisi atau pengertiannya,
sistem informasi akuntansi merupakan serangkaian
kegiatan administratif untuk menangani transaksi
perusahaan agar seragam, dilengkapi dengan
berbagai prosedur, dokumen dan jurnal, yang
hasilnya adalah laporan keuangan, baik untuk
keperluan internal maupun untuk keperluan
eksternal.
Sistem
informasi
akuntansi
memanfaatkan sumber daya yang terdapat pada
perusahaan. Sumber daya dapat berupa karyawan,
mesin otomatis, komputer dan sumber daya
lainnya. Sistem informasi akuntansi juga dapat
dilaksanakan secara manual yaitu dengan
6

memanfaatkan tenaga karyawan dan bantuan
mesin otomatis, misalnya mesin fotokopi,
kalkulator, mesin tik .
Menurut Romney (2006:3), SIA
melaksanakan tiga fungsi penting dalam
organisasi, yaitu :
1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh
organisasi.
2) Mengubah data menjadi informasi yang
berguna bagi pihak manajemen untuk membuat
keputusan.
3) Menyediakan pengendalian yang memadai
untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk
data organisasi, untuk memastikan bahwa data
tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, dan
andal.

sistem informasi menjadi sukses (Jogiyanto,
2007:1).
Pemerintah
daerah
menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan keuangan Daerah
kepada Pemerintah. Informasi Keuangan Daerah
yang disampaikan harus memenuhi prinsip-prinsip
akurat, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Informasi Keuangan Daerah yang disampaikan
oleh daerah kepada Pemerintah mencakup:
1) APBD dan realisasi APBD Provinsi,
Kabupaten, dan Kota,
2) Neraca daerah,
3) Laporan arus kas,
4) Catatan atas laporan keuangan daerah,
5) Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan,
6) Laporan Keuangan Perusahaan Daerah, dan
7) Data yang berkaitan dengan kebutuhan
fiskal dan kapasitas fiskal daerah.
Informasi keuangan daerah tentang laporan
realisasi APBD, neraca daerah, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan daerah, disusun
secara bertahap sesuai dengan kondisi masingmasing daerah dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta pedoman pada standar
akuntansi pemerintahan yang berlaku. Informasi
keuangan yang terkait dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan disampaikan oleh pemerintah
daerah yang menerimanya. Informasi keuangan
daerah berupa laporan keuangan daerah adalah
ringkasan neraca dan laporan laba rugi perusahaan
daerah.
Informasi Keuangan Daerah kepada
Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri.
Informasi Keuangan Daerah juga disampaikan
kepada Menteri Teknis terkait sesuai kebutuhan.
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah
disampaikan melalui dokumen tertulis dan media
lainnya. Batas waktu penyampaian Informasi
Keuangan Daerah adalah :
1) Paling lambat tanggal 31 Januari tahun
anggaran yang bersangkutan untuk APBD
setiap tahun anggaran dan apabila ada
Perubahan
APBD
paling
lambat
disampaikan 30 hari setelah ditetapkannya
Perubahan APBD tahun berjalan.
2) Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya
semester yang bersangkutan untuk
laporan realisasi APBD per semester.

Sistem informasi akuntansi yang dipakai
oleh SKPD Kota Padang adalah Sistem Infomasi
Keuangan Daerah (SIKD). Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005, dan
telah diterapkan dikota padang sejak awal tahun
2008. Sistem Informasi Keuangan Daerah
selanjutnya disingkat SIKD adalah
“suatu sistem yang mendokumentasikan,
meng-administrasikan, serta mengolah data
pengelolaan keuangan daerah dan data terkait
lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada
masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan
dalam
rangka
perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban
pemerintah daerah. Informasi Keuangan Daerah
adalah segala informasi yang berkaitan dengan
keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan
Daerah”.
SIKD adalah suatu alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan pemerintah dalam
memberikan informasi keuangan sebagai bagian
dari sistem informasi manajemen pemerintah
daerah,
sehingga
dalam
penelitian
ini
memfokuskan peran SIKD terhadap organisasi
pemerintah dalam menghasilkan informasi yang
berkualitas dan bagaimana SIKD tersebut berhasil
atau diterapkan dalam pelaksanaannya. Dengan
kata lain, apa yang dimaksud kesuksesan dari
sistem informasi tersebut dan bagaimana membuat
7

3) Paling lambat tanggal 31 Agustus tahun
berjalan untuk Laporan realisasi APBD,
neraca daerah, laporan arus kas, catatan
atas laporan keuangan daerah, informasi
mengenai Dana Dekonsentrasi dan Dana
Tugas Pembantuan, laporan keuangan
Perusahaan Daerah, dan data yang
berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal Daerah tahun yang lalu.

Pinjaman Daerah, dan defisit anggaran
daerah.

1.
2.
3.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah
ditetapkan untuk menunjang perumusan kebijakan
fiskal secara nasional serta meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
desentralisasi.
Dalam
rangka
mendukung
percepatan penyampaian informasi keuangan
daerah dari pemerintah daerah kepada pemerintah
pusat perlu dilakukan perubahan terhadap
pengaturan mengenai batas waktu penyampaian,
prosedur pemberian peringatan, dan sanksi yang
terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
Menurut
Ahmad
(2002),
untuk
terselenggaranya proses penyampaian informasi
yang cepat dan akurat sehingga dapat
menghasilkan laporan keuangan yang baik,
pemerintah pusat dan daerah berkewajiban untuk
mengembangkan dan memamfaatkan kemajuan
teknologi informasi. Dalam kerangka ini, UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pemerintahan Pusat dan
Daerah mengamanatkan adanya dukungan Sistem
Informasi Keuangan Daerah yang diselenggarakan
secara nasional.
Pemerintah
menyelenggarakan
SIKD
secara nasional dengan tujuan:
1) Merumuskan kebijakan dan pengendalian
fiskal nasional;
2) Menyajikan informasi keuangan daerah
secara nasional;
3) Merumuskan kebijakan keuangan daerah,
seperti Dana Perimbangan, Pinjaman
Daerah,
dan
Pengendalian
defisit
anggaran; dan
4) Melakukan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi pendanaan Desentralisasi,
Dekonsentrasi,
Tugas
Pembantuan,

4.
5.
6.
7.

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Penyelenggaraan
SIKD
mempunyai
fungsi:
Penyusunan standar Informasi Keuangan
Daerah,
Penyajian Informasi Keuangan Daerah
kepada masyarakat,
Penyiapan rumusan kebijakan teknis
penyajian Informasi,
Penyiapan rumusan kebijakan teknis di
bidang teknologi pengembangan SIKD,
Pembangunan,
pengembangan
dan
pemeliharaan SIKD,
Pembakuan SIKD yang meliputi prosedur,
pengkodean, peralatan, aplikasi dan
pertukaran informasi, dan
Pengkoordinasian jaringan komunikasi
data dan pertukaran informasi antar
instansi Pemerintah.
Pemerintah
Daerah
menyelenggarakan SIKD di daerahnya
masing-masing dengan tujuan :
Membantu
Kepala
Daerah
dalam
menyusun anggaran daerah dan laporan
pengelolaan keuangan daerah,
Membantu
Kepala
Daerah
dalam
merumuskan kebijakan keuangan daerah,
Membantu Kepala Daerah dan instansi
terkait lainnya dalam melakukan evaluasi
kinerja keuangan daerah,
Membantu
menyediakan
kebutuhan
statistik keuangan daerah,
Menyajikan Informasi Keuangan Daerah
secara terbuka kepada masyarakat, dan
Mendukung
penyediaan
Informasi
Keuangan Daerah yang dibutuhkan dalam
SIKD secara nasional.

Penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan
Daerah (SIKD) meliputi:
1. Penyajian
informasi
anggaran,
pelaksanaan anggaran, dan pelaporan
keuangan daerah yang dihasilkan oleh
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah.
2. Penyajian Informasi Keuangan Daerah
melalui situs resmi Pemerintah Daerah.
8

3. Penyediaan Informasi Keuangan Daerah
dalam rangka mendukung SIKD secara
nasional.
Penyelenggaraan
Sistem
Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah diselenggarakan
untuk mendukung pemerintah daerah dalam
penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan
pelaporan keuangan daerah. Ahmad (2002)
menyatakan bahwa dalam penyelenggaraan SIKD
secara nasional dalam menyampaikan informasi
keuangan, perlu adanya pengawasan, pengendalian
dan evaluasi terhadap proses pengelolaan APBD
maupun APBN. Situs resmi diselenggarakan oleh
pemerintah provinsi yang memuat Informasi
Keuangan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota
dalam
Provinsi
yang
bersangkutan, dan dapat diselenggarakan oleh
masing–masing Pemerintah Kabupaten/Kota.
Informasi Keuangan Daerah yang ditampilkan
dalam situs resmi pemerintah daerah yang berisi
tentang Informasi Keuangan Daerah yang
disampaikan oleh daerah kepada Pemerintah pusat.
Apabila
pemerintah
daerah
tidak
menyampaikan Informasi Keuangan Daerah 1
(satu) bulan setelah batas waktu yang ditetapkan
diberikan peringatan tertulis oleh Menteri
Keuangan. Apabila pemerintah daerah tidak
menyampaikan Informasi Keuangan Daerah
hingga 2 (dua) bulan setelah diterbitkannya
peringatan tertulis, Menteri Keuangan menetapkan
sanksi berupa penundaan penyaluran Dana
Perimbangan setelah berkoordinasi dengan
Menteri Dalam Negeri.
Pengenaan sanksi dilaksanakan secara
efektif pada pencairan Dana Perimbangan bulan
berikutnya setelah tanggal penetapan sanksi.
Pengenaan sanksi dilaksanakan setiap bulan
sampai dengan disampaikannya Informasi
Keuangan Daerah kepada pemerintah pusat.
Penerapan pengenaan sanksi diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan.

2)

3)

4)

5)

6)

Input merupakan data yang masuk kedalam
sistem informasi.
Komponen output
Produk dari sistem informasi akuntansi
adalah output berupa informasi yang
berguna bagi para pemakainya.
Komponen basis data
Basis data adalah kumpulan dari data yang
saling berhubungan dengan yang lainnya,
tersimpan diperangkat keras komputer dan
digunakan
perangkat
lunak
untuk
memanipualsinya.
Komponen model
Informasi yang dihasilkan oleh sistem
informasi berasal dari data yang diambil
dari basis data yang diolah lewat suatu
model-model tertentu. Model yang dapat
digunakan dapat berupa model logika yang
menunjukkan proses-proses perbandingan
logika atau model matematika yang
menunjukkan perhitungan matematikan.
Komponen teknologi
Teknologi merupakan komponen penting
dalam sistem informasi. Tanpa adanya
teknologi yang mendukung, maka sistem
informasi tidak dapat menghasilkan
informasi yang tepat untuk digunakan.
Komponen kontrol
Komponen kontrol ini digunakan untuk
menjamin bahwa informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi merupakan informasi
yang akurat.

Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal)
atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuannya. (Jogiyanto, 2001:10).

Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Komponen-komponen SIA menurut Jogiyanto
(2005:43), yaitu sebagai berikut:

Wilkinson (1997:8), mengemukakan tiga
sasaran utama sistem informasi dalam suatu
perusahaan, yaitu:
1) Menyediakan informasi yang menunjang
pengambilan keputusan

1) Komponen input
9

2) Menyediakan informasi yang mendukung
operasi harian
3) Menyediaan informasi yang berkenaan
dengan pengelolaan kekayaan.

5) Mudah dipahami, disajikan dalam format
yang mudah mengerti.
6) Dapat diuji, memungkinkan dua orang yang
kompeten untuk menghasilkan informasi
yang sama.
7) Kebenaran secara independen.

Kualitas Informasi Akuntansi
Kualitas informasi merupakan tingkat dimana
sebuah data yang telah diproses oleh sistem
informasi menjadi memiliki arti bagi penggunanya,
yang bisa berupa fakta dan suatu nilai yang
bermanfaat (Bodnar, 2003:1) Baik buruknya
kualitas sistem informasi akuntansi dapat dilihat
dari informasi yang dihasilkan melalui kepuasan
pemakai. Sistem informasi pada suatu organisasi
berfungsi sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan
organisasi melalui informasi yang disediakannya.
Bodnar (2003:29), menyatakan bahwa
suatu keberhasilan sistem dalam menghasilkan
sebuah informasi
sangat ditentukan pada
penguasaan teknik, namun banyak penelitian
menunjukkan bahwa faktor perilaku dan individu
pengguna sangat menentukan penerapan sistem
informasi akuntansi. Faktor perilaku yang
mempengaruhi penerapan sistem informasi
akuntansi meliputi : penggunaan teknologi
informasi, partisipasi pemakai, pelatihan,
dukungan manajer puncak dan konflik pemakai,
keahlian pemakai.

Penggunaan Teknologi informasi
Pengertian Teknologi
Menurut jogiyanto (1995:7), teknologi
merupakan
alat
yang
digunakan
dalam
penyelesaian tugas mereka, dalam Konteks sistem
informasi, teknologi terkait dengan sistem
komputer (perangkat keras, perangkat lunak dan
penggunaan jasa pendukung (training) yang
memberikan
panduan
penggunaan
dalam
penyelesaian tugas). Teknologi yang digunakan di
sistem teknologi informasi adalah teknologi
komputer, teknologi telekomunikasi dan teknologi
yang dapat memberikan nilai tambah untuk
organisasi.
Pengertian Informasi
Menurut jogiyanto (1995:11), informasi
merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya. Menurut ives and olson 1994
(dalam Erico Afriyani,2008). Dinyatakan bahwa
informasi adalah data yang diproses lebih jauh
sehingga mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai ”nilai pengaruh” atas tindakantindakan, keputusan-keputusan sekarang atau masa
akan datang.

Menurut Krismiaji (2002:15), agar bermanfaat
informasi tersebut harus memiliki kualitas atau
karakteristik sebagai berikut :
1) Relevan, menambah pengetahuan atau nilai
bagi para pembuat keputusan, dengan cara
mengurangi ketidak pastian, menaikkan
kemampuan
untuk
memprediksi,
menegaskan atau membenarkan ekspektasi
semula.
2) Dapat dipercaya, bebas dari kesalahan atau
bias dan secara akurat menggambarkan
kejadian atau aktivitas organisasi.
3) Lengkap, tidak menghilangkan data penting
yang dibutuhkan oleh para pemakai.
4) Tepat waktu, disajikan pada saat yang tepat
untuk mempengaruhi proses pembuatan
keputusan.

Penggunaan Teknologi Informasi
Sistem informasi akuntansi berbasis komputer
banyak ditawarkan dengan tujuan untuk
memperlancar arus informasi perusahaan dan
untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan
untuk menghasilkan informasi yang dapat
dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap dan dapat
dipahami
Menurut junali dan supomo (2002:214)
pemanfaatan teknologi adalah tingkat integrasi
teknologi informasi pada pelaksanaan tugas-tugas
10

akuntansi, pemanfaatan tingkat integrasi TI pada
pelaksanaan tugas-tugas akuntansi terdiri dari:
1. Bagian
akuntansi/keuangan
memiliki
komputer yang cukup untuk melaksanakan
tugas
2. Jaringan internet telah terpasang di unit
kerja
3. Jaringan komputer telah dimanfaatkan
sebagai penghubung antar unit kerja dalam
pengiriman data dan informasi yang
dibutuhkan
4. Proses akuntansi sejak awal transaksi
hingga pembuatan laporan keuangan
dilakukan secara komputerisasi
5. Pengolahan data transaksi keuangan
menggunakan software yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
6. Laporan
akuntansi
dan
manajerial
dihasilkan dari sistem informasi yang
terintegrasi
7. Adanya jadwal pemeliharaan peralatan
secara teratur
8. Peralatan yang usang/rusak didata dan
diperbaiki tepat pada waktunya

bantuan terhadap perkembangan peserta didik.
Pendidikan dapat dibagi menjadi:
1) Pendidikan formal
Pendidikan yang mempunyai bentuk
organisasi tertentu seperti sekolah dan
universitas
2) Pendidikan informal
Pendidikan yang diperoleh seseorang di
rumah dalam lingkungan keluarga.
Pendidikan
ini
berlangsung
tanpa
organisasi yakni tanpa orang tertentu.
3) Pendidikan
Meliputi
berbagai
kursus
yang
diselenggarakan secara terorganisasi.
Contohnya mengikuti kursus-kursus atau
mengikuti seminar-seminar.
Pelatihan
Menurut Veithzal (2005:226), pelatihan
(training) adalah proses sistematis mengubah
tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan
organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian
dan kemampuan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Pelatihan membantu pegawai untuk
mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar
berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.

Keahlian Pemakai
Keahlian menurut Harrison dan Rainer
(1992) dalam Anak Agung (2005) adalah suatu
perkiraan atas suatu kemampuan seseorang untuk
melaksanakan
pekerjaan
dengan
sukses,
seseorang yang menganggap dirinya mampu
untuk melaksanakan tugas cenderung akan
sukses.
Ukuran keahlian pemakai dapat dilihat
dari rata-rata pendidikan, pelatihan dan tingkat
pengalaman (Griffin, 2004:23), yaitu akan
dibahas sebagai berikut:

Pengalaman
Pengalaman itu bisa dilihat dari lamanya
seseorang
bekerja.
Karyawan
yang
berpengalaman
akan
cenderung
berhasil
dibandingkan dengan pegawai yang tidak
berpengalaman. Dengan memiliki pengalaman
seeorang akan terbiasa melakukan sesuatu
pekerjaan, lebih terampil, punya wawasan yang
luas dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Pengalaman seseorang tidak hanya dapat diukur
dari tingkat pendidikannya saja, pengalaman
juga memberikan kontribusi yang cukup baru
terhadap
kemampuan
seseorang
dalam
menangani sebuah pekerjaan.

Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi dalam
mencapai suatu keberhasilan, yaitu semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin
tinggi pula keberhasilan seseorang dalam
menyelesaikan tugasnya. Menurut Zahara dalam
Rini (2009), pendidikan adalah serangkaian
kegiatan interaksi antara manusia dewasa dengan
peserta didik serta tatap muka dengan
menggunakan media dalam rangka memberikan

Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang
juga membahas penelitian ini, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Rini (2009) yang melakukan
11

penelitian terhadap 80 orang responden pada
perusahaan BUMN di kota Padang, hasilnya
keahlian pemakai berpengaruh signifikan positif
terhadap penerapan SIA. Penelitian ini pun
berbeda dengan penelitian Rini yaitu dengan
mengganti salah satu variabel terikatnya dengan
kualitas SIA, dan penelitian ini dilakukan di SKPD
kota padang.
Penelitian Amrullah (2005) yang melakukan
penelitian terhadap 86 responden pada
perusahaan perbankan di Banjarmasin, hasilnya
menunjukkan bahwa keahlian pemakai tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
sistem
informasi akuntansi Pada tahun 2005 D&M IS
Success Model dikembangkan di sektor publik oleh
Livari (2005), untuk melihat model kesuksesan
implementasi sistem informasi keuangan dan
akuntansinya di kota Oulu, Finlandia, sebagai hasil
dari reformasi secara nasional sistem keuangan dan
akuntansi kota Praja. Di Indonesia, juga telah ada
dilakukan penelitian tentang sistem informasi
keuangan daerah.
Penelitian yang dilakukan Delone dan Mclean
(1992) dan model Seddon (1997). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi dan
kualitas informasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kepuasan pengguna software akuntansi.
Perceived usefulness juga berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna software
akuntansi. Hasil penelitian ini juga membuktikan
bahwa seluruh instrumen pengukur EUCS
memiliki validitas dan reabilitas yang baik.
Penelitian yang dilakukan Guimares at al
(2003) juga melakukan penelitian dan hasilnya
partisipasi pengguna, pelatihan pengguna maupun
keahlian
pengguna
masing-masing
secara
individual mempunyai hubungan positif dengan
kualitas sistem. Penelitian yang dilakukan Sadat
(2005) tentang analisis beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kualitas SIA yang
melakukan
penelitian
pada
perusahaan
perbankan di banjarmasin, sampel dari penelitian
ini adalah (end-use), hasil dari penelitian ini
menunjukkan partisipasi pemakai, keahlian
pemakai, komunikasi pemakai, dan konflik
pemakai tidak berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas SIA, sedangkan pelatihan dan
partisipasi pemakai berpengauh signifikan positif
terhadap kualitas SIA.

Hubungan antar Variabel
Hubungan Penggunaan teknologi informasi
terhadap Kualitas Informasi Akuntansi.
Teknologi merupakan alat yang digunakan
dalam penyelesaian tugas, dalam konteks sistem
informasi, jadi teknologi terkait dengan sistem
komputer (perangkat keras, perangkat lunak dan
penggunaan jasa pendukung (training) yang
memberikan
panduan
penggunaan
dalam
penyelesaian tugas perusahaan,
Menurut Romney (2004:266), Penggunaan
Teknologi Informasi mempunyai dampak yang
sangat besar dalam Kualitas Informasi Akuntansi,
dengan adanya Penggunaan Teknologi Informasi,
informasi yang dihasilkan dengan tepat pada
waktunya dan tepat nilainya. Dampak yang nyata
dirasakan pada pemrosesan data yang mengalami
perubahan dari sistem manual diganti oleh
komputer
.
Hubungan
Keahlian
Pemakai terhadap
Kualitas Informasi Akuntansi
Kualitas
informasi akuntansi juga
dipengaruhi oleh keahlian dari pemakai. Menurut
Laudon (2008:19), keahlian komputer berfokus
terutama pada pengetahuan dari teknologi
informasi. Para pemakai (user) perlu mengetahui
dan memahami teknologi informasi berupa
komputer yang digunakan suatu instansi dalam
sistem informasinya. kualitas informasi yang
dihasilkan juga baik. Jadi, keahlian pemakai
dalam mengoperasikan SIA ini merupakan hal
yang harus ada agar informasi yang dihasilkan
tersebut berkualitas, karena dengan adanya
kemampuan yang baik yang dimiliki oleh
pemakai sistem akan dapat menghasilkan output
yang baik pula.
Kerangka Konseptual
Sistem informasi akuntansi yang dibangun
dalam suatu organisasi diharapkan dapat
memberikan manfaat terutama dalam hal
peningkatan kinerja bagi suatu organisasi. Suatu
informasi yang berkualitas dapat memberikan
manfaat dan memenuhi kebutuhan para
pemakainya, dimana kualitas informasi ini
dipengaruhi oleh beberapa variabel diantaranya
12

adalah penggunaan teknologi informasi dan
keahlian pemakai.
Kualitas informasi merupakan tingkat
dimana sebuah data yang telah diproses oleh
sistem informasi menjadi memiliki arti bagi
penggunanya. Penggunaan teknologi informasi
merupakan pemakaian media elektronik berupa
komputer, pekerjaan dan aktivitas yang
menggunakan komputer yang dilakukan tenaga
ahli selama proses penyusunan sistem informasi
dengan tujuan untuk membuat laporan keuangan
yang berkualitas, penggunaan teknologi ini akan
menghasilkan suatu sistem yang berkualitas dan
sesuai
dengan
yang
diharapkan,
bila
teknologinya juga berkualitas. Keahlian pemakai
adalah suatu perkiraan atas suatu kemampuan
seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan
sukses, pemakai yang memiliki keahlian dan
pemahaman terhadap sistem yang digunakan
akan membuat pemakai tersebut merasa lebih
mudah dalam memakai sistem yang ada,
sehingga hal ini akan berdampak terhadap
kualitas informasi akuntansi.
Untuk lebih jelasnya pengaruh antar
penggunaan teknologi informasi dan keahlian
pemakai terhadap kualitas informasi akuntansi
dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar

penggunaan teknologi informasi dan keahlian
pemakai terhadap kualitas informasi akuntansi.
Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2002:108), populasi
adalah semua individu yang dijadikan subjek
penelitian untuk memperoleh informasi sesuai
dengan tujuan peneitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang ada di Kota Padang. Berdasarkan data yang
diperoleh dari BPS Pemerintah Kota Padang
jumlah Satuan Kerja yang terdapat berjumlah 45
SKPD yang terdiri dari Dinas, Badan, Kantor,
Kecamatan, dan Inspektorat.
Penelitian ini menggunakan total sampling
atau sampel secara keseluruhan. Responden pada
penelitian ini adalah seluruh staf akuntansi satuan
kerja perangkat daerah kota Padang yang
berjumlah 215 responden.
Jenis data dan sumber data
Data primer yaitu data yang diperoleh
peneliti langsung dari responden penelitian (Staf
Akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
kota Padang) melalui angket penelitian mengenai
penggunaan teknologi informasi dan keahlian
pemakai. Sumber data dari penelitian ini adalah
staf akuntansi yang terdapat pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota
Padang.

Hipotesis
Berdasarkan teori dan hasil riset yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirurnuskan
beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 :
Penggunaan
Teknologi
Informasi
berpengaruh positif terhadap kualitas
informasi akuntansi.
H2 :
Keahlian Pemakai berpengaruh positif
terhadap kualitas informasi akuntansi.

Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data untuk
penelitian ini adalah dengan penggunaan sistem
kuesioner.
Kuesioner
disebar
kemudian
dikirimkan kepada SKPD di kota Padang, yang
ditujukan kepada staf akuntansi pada SKPD
tersebut. Pengembalian kuesioner diambil
langsung dari responden setelah responden selesai
menjawab item-item pertanyaan dalam kuesioner
yang telah diberikan.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, maka
penelitian ini tergolong penelitian kausatif.
Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis
pengaruh antara satu variabel dengan beberapa
variabel lainnya yang bertujuan untuk melihat
seberapa jauh variabel bebas mempengaruhi
variabel terikat (Sekaran,2006). Pada penelitian
ini, menjelaskan dan melihat pengaruh

Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel Dependen (Y)
Menurut Kuncoro (2003:26) variabel
terikat (dependent variable) adalah variabel yang
menjadi perhatian utama dalam sebuah
pengamatan.
Pengamatan
akan
dapat
13

mendeteksikan ataupun menerangkan variabel
dalam variabel terikat beserta perubahannya yang
terjadi kemudian. Variabel terikat (dependent
variable) dalam penelitian ini adalah Kualitas
Informasi Akuntansi.
Variabel Independen (X)
Variabel bebas (independent variable)
adalah variabel yang dapat mempengaruhi
perubahan dalam variabel terikat (dependent
variable) dan mempunyai pengaruh positif ataupun
negatif bagi variabel terikat nantinya. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas
(independent variable) adalah:
1. Penggunaan Teknologi Informasi(X1)
2. Keahlian Pemakai (X2).

Pada penelitian ini uji yang akan
menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov
test dengan taraf signifikan 5%. Dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan
berdistribusi normal.
b. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan
berdistribusi tidak normal.
b. Uji Multikolonieritas
Sebelum dilakukan regresi, terlebih dahulu
dilakukan uji multikolinearitas untuk melihat
apakah
data
terbebas
dari
masalah
multikolinearitas atau apakah terdapat korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam
model yang digunakan. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.
Untuk
mendeteksi
adanya
multikolinearitas dilihat melalui nilai tolerance
value dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut
off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau
sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2005).

Pengukuran Variabel dan Instrumen Penelitian
Pengukuran variabel dalam penelitian ini
menggunakan skala likert. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang disusun sendiri.
Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian dan
hipotesis, maka analisis data ini bertujuan untuk
mengetahui peran masing-masing variabel bebas
dalam mempengaruhi variabel terikat. Sebelum
melakukan analisis regresi, ada beberapa syarat
pengujian yang harus dipenuhi agar hasil olahan
data benar-benar menggambarkan apa yang
menjadi tujuan penelitian yaitu :

c. Uji Heterokedastisitas
Pengujian ini membandingkan signifikansi
dari uji tersebut terhadap α sebesar 5%. Apabila
signifikansi lebih dari 5% berarti tidak
mengandung heterokedastisitas. Dari pengujian
yang dilakukan terhadap nilai residual absolut
didapat nilai sebesar 100%. Dengan signifikansi
sebesar 100% yang jauh lebih besar dari α sebesar
5%, maka dikatakan variable-variabel tersebut
tidak mengandung heterokedastiditas.

Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian regresi,
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik
yang berguna untuk mengetahui apakah data yang
digunakan telah memenuhi ketentuan dalam model
regresi. Pengujian ini meliputi :

d. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas atau indepenen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen jika variabel
independen saling berkorelasi maka variabel ini
tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen adalah nol.
Menurut Ghozali (2007:92), pengujian
dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan
linear antara variabel bebas (indeks), dilakukan

a. Uji Normalitas Residual
Tujuan uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji
normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual
memiliki
dsitribusi
normal
atau
tidak
(Ghozali,2005).
14

dengan menggunakan Variance Inflation Factor
(VIF) dan tolerance value.
1
VIF=
1−R2
Dimana R2 = Koefisien determinan
Batas dari tolerance value adalah > 0,10 atau nilai
VIF < 10. Jika tolerance value dibawah 0,10 atau
nilai VIF diatas 10, maka terjadi multikolinearitas.

Uji Koefisien Determinasi(R2)
Untuk mengetahui kontribusi dari variabel
bebas terhadap variabel terikat dilihat dari
adjusted R square-nya, pemilihan nilai adjusted R
square karena penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda dengan jumlah variabel lebih dari
satu. Koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Adjusted R2
berarti R2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas
dari masing-masing jumlah kuadrat yang tercakup
di dalam perhitungan Adjusted R2. Untuk
membandingkan
dua
R2,
maka
harus
memperhitungkan banyaknya variabel X yang ada
dalam model. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan adjusted R2 yaitu:

Analisis Regresi Berganda
Alat analisis regresi berganda digunakan
untuk melihat pengaruh beberapa variabel
independen
terhadap
variabel
dependen.
Persamaan regresi untuk menguji hipotesis
tersebut adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Kualitas Informasi Akuntansi
A = Konstanta
b 1,2= Koefisien regresi dari variabel independen
X1 = Penggunaan Teknologi Informasi
X2 = Keahlian Pemakai
e =erorr term

AdjustedR 2 =1− ( 1−R2 )

Dari rumus di atas jelas bahwa:
1) Kalau k>1 maka adjusted R2< R2, yang berarti
bahwa apabila banyaknya variabel bebas
ditambah, adjusted R2dan R2 akan sama- sama
meningkat, tetapi peningkatan adjusted R2
lebih kecil daripada R2.
2) Adjusted R2 dapat positif atau negatif,
walaupun R2 selalu non negatif. Jika adjusted
R2 negatif nilainya dianggap 0.

Uji Model
Uji F
Uji F dilakukan bertujuan untuk menguji
apakah hasil analisis regresi berganda modelnya
sudah fix atau belum dan untuk dapat mengetahui
pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat
secara keseluruhan atau secara simultan. Patokan
yang digunakan dalam pengujian ini adalah
membandingkan nilai sig yang diperoleh dengan
derajat signifikasi pada level  = 0,05. Apabila
nilai sig yang diperoleh lebih kecil dari derajat
signifikasi maka model yang digunakan sudah fix.
Rumus yang digunakan adalah:
2
R /(k −1)
F=

[ ]
N −1
N −k

Uji t (Hipotesis)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan yang signifikan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk
melihat nilai signifikan masing-masing parameter
yang diestimasi, maka digunakan t-Test dengan
rumus :

βn
Sβn

t – Test =
keterangan:
t= Nilai mutlak untuk pengujian

( 1−R2 ) / ( n−k ) (Gujarati, 1999:120)

βn = Koefisien regresi masing-masing variabel
S βn = Standar error masing-masing variabel

Keterangan:
F
= Uji F
R2
= Koefisien determinan
k
= Jumlah variabel bebas
n
= Jumlah Sampel

Dengan kriteria pengujian :
1) Jika thitung > ttabel maka Ha diterima.
15

2) Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak.
Selain kriteria tersebut, untuk melihat ada
tidaknya pengaruh semua variabel bebas terhadap
variabel terikat dapat ditentukan dengan melihat
tingkat signifikansi dengan nilai α = 0,05. Apabila
tingkat signifikansi < 0,05 berarti Ha diterima dan
H0 ditolak. Sebaliknya, apabila tingkat signifikansi
> 0,05 berarti Ha ditolak dan H0 diterima.

berikan kuesioner alasannya karena kesibukan.
Jumlah responden yang mengembalikan kuesioner
adalah 176 responden, ada 4 SKPD tidak
mengembalikan kuesioner yaitu: Kecamatan
Bungus, Kecamatan Koto Tangah, Badan
Penanggulangan Bencana, Sekretariat DPRD. Dan
kuisioner yang kembali sebanyak 176 kuesioner
semuanya mengisi dengan lengkap. Dengan
demikian kuesioner yang dapat diolah adalah
sebanyak 176 kuesioner. Gambaran penyebaran
dan pengembalian kuesioner dapat dilihat pada
Tabel 5 berikut:

Definisi Operasional
Kualitas Informasi Akuntansi
Kualitas
informasi
akuntansi
yang
dimaksud yaitu informasi yang akurat, tepat
waktu, dapat dipercaya, relevan, dan mudah
dipahami. Kualitas informasi dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan SIKD (Sistem
Informasi Keuangan Daerah)

Uji Validitas dan Reliabilitas Penelitian
1. Uji Validitas
Untuk melihat validitas dari masing-masing
item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total
Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka data dikatakan
valid, dimana rtabel untuk N = 176, adalah 0,1237.
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan
bahwa nilai Corrected Item-Total Colleration
untuk masing-masing item variabel X1, X2, dan Y
semuanya di atas rtabel. Jika dapat dikatakan bahwa
seluruh item pernyataan variabel X1, X2, dan Y
adalah valid Dapat dilihat pada Tabel 13
Dari Tabel 13 di atas dapat dilihat nilai
terkecil dari Corrected Item-Total Correlation
untuk masing-masing instrumen. Untuk instrumen
penggunaan teknologi informasi diketahui nilai
Corrected Item-Total Correlation terkecil 0,446.
Instrumen keahlian pemakai nilai terkecil 0,427,
dan untuk kualitas informasi akuntansi dengan
nilai terkecil sebesar 0,330.

Penggunaan Teknologi Informasi
Penggunaan
Teknologi
informasi
didefenisikan sebagai penggunaan teknologi
komputer yang berhubungan dengan pengolahan
data menjadi sebuah informasi, dan proses
penyaluran data / informasi tersebut dalam batas
ruang-ruang waktu tertentu.
Keahlian Pemakai
Keahlian pemakai dikaitkan dengan
knowledge (pengetahuan) dan skill (kemampuan)
yang dimiliki oleh user dalam mengoperasikan
komputer dengan menggunakan sistem informasi
akuntansi
TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Sampel dan Responden Penelitian
Jumlah populasi sasaran atau sampel pada
penelitian ini adalah empat puluh lima Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Kota Padang. Responden pada sampel
penelitian ini yaitu seluruh staf akuntansi SKPD di
lingkungan Pemko Padang, sehingga jumlah
responden adalah 215 responden.
Dari kuesioner yang dibagikan, ada 2 SKPD
yang menolak diberikan kuesioner, sehingga
kuesioner yang tersebar sebanyak 43 SKPD atau
206 responden. SKPD yang menolak diberikan
kuesioner yaitu: Dinas pendidikan dan