Latar Belakang Melalui tulisan (1)

Latar Belakang

Melalui tulisan, kita mengenal sejarah dan peradaban masa lalu, dan masa kini akan tetap
dikenang oleh masa depan jika terekam dalam tulisan. Salah satu ragam tulisan adalah karya
ilmiah. Di perguruan tinggi, menulis karya ilmiah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa
yang ingin menyelesaikan kuliahnya, sehingga dalam produksinya harus memenuhi berbagai
ketentuan yang agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena itulah maka
pengetahuan tentang teknik penulisan karya tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi
setiap mahasiswa. Tulisan ringkas mengenai Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah ini
berupaya memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensinya
dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan memberikan gambaran singkat tentang teknik
penyusunan karya tulis ilmiah.
2. Definisi Karya Ilmiah
Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain
Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa “karya ilmiah adalah karya ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan
benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur
terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 1-6).
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan

penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara
sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan
bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah.
(Maizuddin M. Nur, 2010).
3. Jenis Karya Ilmiah
Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada penggunaannya. Ada yang berupa
skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian (research report), artikel untuk dimuat di majalah
ilmiah, jurnal atau makalah untuk diseminarkan.
Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif
merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan
dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan
data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas.
Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis
digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam
pelaksanaannya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling banyak
digunakan (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 97-98).
4. Kriteria Ilmiah
M. Nazir, (1988) menjelaskan bahwa karya ilmiah disusun dengan menggunakan metode


ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah adalah :
1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda)
2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan
analisis yang logis)
4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)
Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
 Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
 Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang
dibuat secara rasional berdasarkan buktibukti yang tersedia
 Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama
dengan kondisi yang sama pula.
 Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
 Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.


Sebuah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian, metode ilmiah
digunakan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:








Melakukan observasi, menetapkan masalah dan tujuan
Menyusun hipotesis
Menyusun rencana penelitian
Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan
Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
Menganalisa dan menginterpretasikan data
Merumuskan kesimpulan (teori) dan saran (Nur Khoiri, 2011)

5. Tahap Penyusunan Karya Ilmiah
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut Zaenal Arifin

(2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati Riana (2005:9-24). Pada
dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :
a.
1) Pemilihan Topik/Masalah

Persiapan

Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam memilih topik/masalah, Arifin (2003:8)
memberikan beberapa pertimbangan :

 Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita
maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang jauh dari kita karena hal
itu akan menyulitkan kita ketika menggarapnya.
 Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.
 Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari
pokok masalah yang menyeret kita kepada pengumpulan informasi yang beraneka
ragam.
 Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari topik yang bersifat
subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan kita.
 Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba

sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.
 Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang
dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sember
kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan,
situs web, atau undang-undang.
2) Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal
menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih
terlalu
umum
dan
mengambang.
Setelah pembatasan topik telah dipilih/ ditentukan maka penentuan judul karya ilmiah dapat
dilakukan dengan membuat sebuah pertanyaan-pertanyaan masalah seperti apa, mengapa,
bagaimana, di mana dan kapan atau yang lebih dikenal dengan 5w+1H. Tentu saja, tidak
semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam sebuah judul, adakalanya
dibatasi dengan memberi sub judul. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga
berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul
utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).
3) Pembuatan Kerangka Karya (outline)

Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses penggolongan dan
penataan berbagai fakta, atau cara yang lebih mudah adalah mengumpulkan gagasan-gagasan
pokok dari setiap BAB.
Paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan
penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat memecahnya menjadi dua atau lebih
bab sehingga kaya ilmiah menjadi empat bab atau lebih.
b. Pengumpulan Data
1. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat kabar dan
majalah yang relevan dengan topik tulisan.
2. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan
ditulis
3. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti
4. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium

c. Pengonsepan
Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan terlebih dahulu. Penyusun harus
mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya,
jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistik.
Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan yang
ditetapkan.

d. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Pemeriksaan konsep
mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa
yang digunakan sesuai dengan EYD yang benar.
e. Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan.
Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun
menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul,
unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
6. Sistematika Karya Ilmiah
Deskripsi tentang sistematika penulisan makalah berikut ini dikutip dari buku “Teknik
Menulis Karya Ilmiah”karya Bambang Dwiloka dan Rati Riana.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek.
Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman. Secara
garis besar, makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir.
Bagian Awal
 Halaman Sampul
 Daftar Isi
 Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)

Bagian Inti







Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan Makalah
Masalah atau Topik Bahasan
Tujuan Penulisan Makalah
Teks Utama
Penutup

Bagian Akhir
 Daftar Rujukan

 Lampiran (jika ada)
Setiap


bagian

dari

sistematika

di

atas

dapat

dijelaskan

sebagai

berikut

:


- Halaman Sampul
Dicantumkan judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis
makalah dan tempat serta waktu penulisan makalah. Terkait dengan pembuatan judul
makalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat.
2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk
kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik (.).
3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya berkisar 5-15 buah kata.
4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun, judul
makalah harus tetap mencerinkan isi makalah.
- Daftar Isi
Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi
dilakukan dengan ketentuan (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf
kecil (kecuali awal kata selain kata tugas), (2) penulisan judul bagian dan judul subbagian
dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan
daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.
- Daftar Tabel dan Gambar
Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengap. Jika tabel
dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan

terpisah, tetapi jika hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau
gambar disatukan dengan daftar isi makalah.
- Bagian Inti
Ada tiga macam cara penulisan yang dapat dipakai dalam susunan bagian inti, yaitu :
1. Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab),
2. Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan
3. Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad
- Pendahuluan
Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai subbagian.
2. Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai
subbagian, sehingga tidak dijumpai adanya subbagian dalam bagian pendahuluan.
Untuk menandai pergantian unsur, dapat dilakukan dengan pergantian paragraf.

- Latar Belakang
Butir-butir yang sebaiknya ada dalam latar belakang adalah hal-hal yang melandasi perlunya
ditulis makalah. tetapi juga bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus
dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan
menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.
- Masalah atau Topik Bahasan
Beberapa pertimbangan dalam menentukan topik adalah :
1. Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis maupun segi
teoritis dan layak untuk dibahas.
2. Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis.
3. Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru
bagi penulis.
4. Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk
diperoleh
- Tujuan Penulisan Makalah
Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang
sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan
makalah tersebut.
- Teks Utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagian teks utama
sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas
tiga topik, ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan penulisan makalah berhasil
dikumpulkan. Bahan penulisan dapat berupa bahan yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari
buku teks, laporan penelitian, jurnal, majalah dan barang cetak lainnya) atau dapat juga
dipadukan dengan bahan yang bersifat factual-empiris (yang terdapat dalam kehidupan
nyata).
- Penutup
Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan saran. Bagian ini
menandakan berakhirnya makalah. Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik berikut.
1. Penegasan kembali
2. Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.
3. Adanya saran atau rekomendari sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran
harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Saran yang dibuat haris eksplisit,
kepada siapa saran ditujukan dan tindakan atau hal apa yang disarankan.

- Lampiran
7. Teknik Penulisan
Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai berikut :
 Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu
pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
 Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada
persoalan yang dibicarakan;
 Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring
 Tidak diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata
pengantar;
8. Bentuk dan Format Penulisan
Secara umum bentuk dan format penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
 Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran/font
12 dan line spacing 1,5
 Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah adalah Kuarto (A4) ukuran
21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gsm
 Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm
 Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak
balik) diketik dengan spasi ganda.
 Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri.
 Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf dengan
memperhatikan estetika penulisan.
 Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis dari tepi
kiri, awal kata menggunakan huruf kapital.
 Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir halaman menggunakan angka (1,
2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, sedangkan pada halaman judul sampai
halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang
diletakkan di tengah bagian bawah
 Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut
sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya;
9. Teknik Notasi Ilmiah.
a. Kutipan
1. Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu : [a] Kutipan Langsung adalah kutipan yang
sama dengan bentuk asli yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda
bacanya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan
langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau
pendapat seseorang yang khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris,
diketik biasa dalam teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan
diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). [b] Kutipan tak
langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti

2.
3.
4.
5.

saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi
tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya.
Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya;
Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya harus mencakup minimal satu sumber/buku
yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan
pokok bahasan, tidak termasuk kamus;
Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer).
Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan
menunjukkan print-outnya.

b. Catatan Kaki (footnote)
1) Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan
sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam
teks
2) Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan
yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks
3) Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua nama itu ditulis.
Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan
setelah tanda koma dituliskan singkatan et. al. ditulis dengan huruf miring atau dkk.,
Contoh: Widya, Arifin Efendi dan Suhaimin , Bahasa yang Efektif dalam Surat,
Jakarta: PT Gramedia, 2010. Penulisan dalam footnote sebagai berikut :
Widya, dkk., Bahasa yang Efektif dalam Surat, (Jakarta: PT Gramedia, 2010), hlm.
10.
4) Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut : nama penulis, koma, judul
artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama majalah ditulis italic, koma, volume,
koma, nomor edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit, koma dan nomor halaman.
Contoh:
Novel Ali, “Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral”, Panji
Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994, hlm. 66.
5) Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut: nama
penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama surat kabar ditulis
miring, koma, tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri
dengan nomor halaman sesuai sumbernya. Contoh:
Abdurrohman Said, “Pendidikan Agama setengah Hati”, Suara Merdeka,
Semarang, 4 Juli 2003, hlm. VI.
6) Kutipan yang berasal dari buku / kitab yang asli dan terjemahnya, angka kutipan
diletakkan di belakang terjemah; sedangkan kutipan yang berasal dari buku / kitab
berbahasa asing tanpa terjemah maka angka kutipan diletakkan di belakang kutipan
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah
dan penulis sendiri.7)
7) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut :
nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama situs koma,
nomor halaman. Contoh :

Ahmad
Sapari,
“Kurikulum
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml, hlm. 2.

Berbasis

Kompentensi”,

c. Daftar Pustaka
1) Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan yang dijadikan
rujukan dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan diakhir skripsi.
2) Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap
(tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat
penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;
3) Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga
dan marga atau nama belakang.
4) Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan
dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama
pertama dan diikuti kata dkk.
5) Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama
pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan
dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma,
dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu penerbitannya.
Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press,
1973,
Cet.
3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.
6) Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku,
koma,
kata
terj.
Contoh
:
Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan
Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.
7) Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda maka dibelakang
keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh :
Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press,
1986a,
Cet.
3.
____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.
8) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama
penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama situs, titik.
Contoh :
Sapari,
Ahmad
“Kurikulum
http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml.
10. Epilog

Berbaris

Kompetensi”,

Sebagai catatan akhir, penulis ingin mengutip semangat mahasiswa jurnalis yang senantiasa
didengungkan untuk menggelorakan semangat berkarya :
Menulislah agar dibaca orang,
"
atau berbuatlah agar ditulis orang,
niscaya kau akan abadi"
(LPM Bursa)
------------------------------------------------------------Daftar Pustaka
 BAUAK INISNU Jepara, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program
Sarjana (S1) INISNU Jepara, Jepara: INISNU Press, 2007
 Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2005, Cet. 1
 Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
 Singarimbun, M., Effendi, S., Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1995
 Soemanto, Wasty, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), Jakarta: Bumi
Aksara, 2005, Cet. 8