Dasar Pembelajaran Matematika (1)
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan sesuatu yang sangat banyak digunakan di kehidupan sehari-hari. Mulai dari
hal sederhana seperti penjualan dan pembelian, hingga hal-hal sangat canggih seperti rekayasa,
simulasi, dan sebagainya. Oleh karena itu pemahaman matematikan sangat penting bagi siapapun di
zaman modern ini.
Namun, seringkali dianggap matematika sebagai pelajaran yang sangat sulit, bahkan menjadi momok
di antara para siswa. Matematika dianggap membosankan dan tidak relevan dengan kehidupan. Hal
ini seringkali disebabkan oleh metode pengajaran yang salah yang diterapkan oleh para guru. Banyak
yang mengajarkan hanya bagaimana mengerjakan sesuatu tanpa memastikan siswa tahu alasan di
balik cara-cara pengerjaan itu. Dan juga seringkali murid tidak paham bagaimana kemungkinan
aplikasinya dalam dunia nyata.
Di sini peran guru sangat penting untuk membawa matematika sebagai sesuatu yang menarik dan
membuat siswa mampu untuk memahaminya serta menerapkannya dalam kehidupan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pembelajaran Matematika?
2. Apa tujuan pengajaran matematika?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pengajaran matematika yang efektif?
4. Apa saja prinsip pemilihan materi pelajaran?
5. Bagaimana langkah-langkah pemilihan materi pelajaran?
6. Apa saja tahapan dalam proses pembelajaran matematika?
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua dan dianggap sebagai induk atau alat dan bahasa
dasar banyak ilmu. Matematika digunakan juga dalam berbagai industri lain seperti fisika, kimia,
biologi, teknik, komputer, industri, kedokteran, dan pertanian. Pembelajaran matematika adalah
kegiatan belajar dan mengajar pada bidang matematika Dalam pembelajaran matematika, diperlukan
pemahaman dan penguasaan materi, terutama dalam membaca tabel, simbol, dan diagram. Dalam
pembelajaran matematika, sebaiknya diusahakan agar arti atau makna dalam setiap konsep yang
dipelajari harus benar-benar dipahami sebelum sampai pada latihan praktis.
2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika
Ada banyak hal yang menjadi tujuan pendidikan matematika.Yang pertama, siswa dimampukan
untuk hidup di masa modern ini. Termasuk di dalamnya antara lain, berurusan dengan pajak, hutang,
pembelian, pembuatan budget, dan belanja. Para siswa harus mampu untuk menangani keuangan
dengan bijak. Semua itu membutuhkan pengertian yang baik tentang bagian, proporsi, dan
presentasi.
Yang kedua, siswa harus mampu untuk memahami informasi yang terdapat di sekitar mereka. Pada
masa kini, informasi yang terdapat di media massa seperti televisi atau koran, seringkali
mengandung informas yang cukup ilmiah. Untuk mampu membaca serta memahaminya memerlukan
pengetahuan mengenai bilangan, statistik, probabilitas, dan prosentase
Yang ketiga, menyiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sains dan matemaika. Walaupun
mungkin tidak semua siswa nantinya akan melanjutkan studi di bidang yang kental dengan
matematika, namun banyak dari mereka akan melanjutkan studi di bidang seperti itu. Banyak sekali
bidang yang sangat bergantung pada matematika, misalkan, segala jenis keteknikan, keilmuan murni,
ekonomi, akuntansi, dan sebagainya.
Yang keempat, mengajarkan penalaran secara deduktif. Penalaran secara deduktif adalah menilai
kebenaran suatu pernyataan, dari pernyataan-pernyataan yang sudah pasti kebenaannya.Hal ini
tentunya sangat dipakai pada hampir semua studi lanjut yang mungkin akan ditempuh oleh siswa.
Yang kelima, membuat siswa bisa memahami keindahan matematika, dan belajar untuk
menyukainya. Atau paling tidak, memastikan mereka tidak berpikiran negatif tentang matematika.
Banyak hal dapat dilakukan oleh guru untuk tujuan yang terakhir ini, misalnya dengan visualisasi,
permainan, dan menunjukkan aplikasi praktis dalam dunia nyata.
Sangat penting untuk menjelaskan pada siswa bagaimana kemungkinan aplikasi dari pelajaran yang
sedang diberikan sebelum memulai pelajaran. Apabila ini tidak dilakukan, sangat mungkin siswa
merasa pelajaran ini hanya menyusahkan mereka sendiri dan tidak memiliki manfaat apapun di dunia
nyata. Apabila siswa dapat melihat manfaat apa yang dapat diperoleh dari pelajaran yang diberikan,
diharapkan siswa akan memiliki motivasi lebih untuk serius mempelajari materi tersebut.
2.3 Prinsip-prinsip Pengajaran Matematika Yang Efektif
Prinsip yang peratma, pembelajaran matematika harus masuk akal. Para guru harus mengusahakan
pemahaman mengenai konsep-konsep dan prosedur matematika. Siswa harus paham konsep di balik
semua prosedur matematika, dan bukan hanya bagaimana suatu prosedur matematika dilakukan.
Pemahaman yang mendalam seperti ini biasanya tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat,
bahkan mungkin perlu beberapa tahun. Mungkin ada beberapa konsep yang siswa hanya mengerti
sebagian pada awalnya, kemudian diperdalam pada tahun-tahun berikutnya. Prosedur yang diajarkan
tanpa konsep di baliknya biasanya mudah dilupakan. Guru harus mengajarkan prosedur dan konsep
secara bergantian. Dengan ini, lama kelamaan murid akan semakin paham baik konsep maupun
prosedur matematika yang diajarkan.
Salah satu praktek buruk yang banyak ditemui saat ini adalah murid hanya mempelajari berbagai
bentuk soal yang mungkin keluar pada saat ujian. Kemudian menghapalkan rumus apa yang harus
digunakan tanpa mengetahui prinsip-prinsip di balik rumus yang digunakan. Bahkan mungkin ada
juga guru yang mengajarkan rumus-rumus cepat seperti ini. Praktek seperti ini kurang baik karena
selain pemahaman siswa menjadi sangat dangkal serta hapalan rumus akan sangat mudah untuk
dilupakan. Sangat mungkin praktek seperti ini membuat pelajaran matematika menjadi terlihat sangat
membosankan dan memperburuk motivasi siswa dalam belajar.
Prinsip yang kedua, guru harus memegang teguh apa tujuan dari pelajaran matematika yang
diberikan. Tujuan-tujuan tersebut dibahas pada bagian sebelumnya. Tujuan di sini bukan seperti
menyelesaikan semua bab di buku matematika, atau siswa mampu mengerjakan soal ujian nasional.
Tujuan ini lebih bersifat tujuan jangka panjang yaitu bagaimana matematika akan berperan di
kehiupan siswa selanjutnya. Dengan demikian, struktur pelajaran yang diberikan bisa lebih menarik
di mata para siswa dan pemahaman siswa akan menjadi lebih baik.
Apabila guru tidak memiliki tujuan yang benar dalam mengajarkan matematika, misalkan hanya
untuk menyelesaikan materi di buku teks, atau asal agar siswa mampu menyelesaikan ujian nasional,
biasanya pelajaran akan terkesan dipaksakan dan tidak menarik. Tujuan yang benar seperti
mempersiapkan siswa di masa depan sangat penting agar pelajaran dapat berlangsung menarik dan
pemahaman siswa juga akan menjadi lebih baik.
Prinsip yang ketiga, guru harus mengenal alat-alat pengajaran apa saja yang ada di masa sekarang
dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi siswa serta sarana prasarana yang ada. Di sini guru
harus betul-betul menguasai alat-alat belajar yang akan digunakan. Tidak ada gunanya memaksakan
suatu alat pembelajaran modern yang guru sendiri belum terlalu paham manfaat dan penggunaannya.
Peralatan yang dimaksud di sini misalnya: papan tulis, kertas, struktur kurikulum, benda-benda fisik
sebagai ilustrasi, peralatan untuk menggambar geometri serta alat ukur seperti penggaris,kompas,
jangka, dan gelas takar, sampai ke peralatan modern seperti media sosial, permainan komputer atau
hp, software simulasi, dan sebagainya
Guru harus mau untuk berkembang dan terus belajar untuk menggunakan alat-alat terbaru yang
mungkin cocok untuk diterapkan di kelas. Jika guru tidak mau belajar, sangat mungkin murid
menjadi jauh lebih baik dalam hal teknologi, dan guru akan sulit untuk menguasai kelas karena
kurang mengetahui teknologi yang populer pada masa itu.
Prinsip yang keempat, guru harus menghidupi dan mencintai matematika. Guru harus menunjukkan
pada siswa bahwa dia menggunakan matematika untuk memudahkan hidupnya sehari-hari, dan
mampu memberi contoh kepada siswa. Guru harus biasa mengambil keputusan secara numerik dan
mampu menceritakannya. Guru sendiri harus menyukai matematika dan senang untuk
mengajarkannya. Apabila guru tidak antusias, akan sulit bagi siswa untuk menjadi antusias.
Dengan demikian, murid mampu melihat bahwa memang benar matematika itu bermanfaat dan
mereka dapat lebih bersemangat untuk mempelajari, berlatih, dan menerapkan matematika dalam
kehidupan mereka.
2.4 Prinsip Pemilihan Materi Pelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip yang pertama adalah relevansi atau keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Artinya pemilihan materi pelajaran harus sejalan dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan dan rencana pembelajaran tidak ada gunanya apabila pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai
dengan rencana yang sudah dibuat. Apabila guru tidak mau melaksanakan pembelajaran secara
terencana, ditakutkan ada materi yang terlompat sehingga materi yang disampaikan menjadi sangat
sulit untuk diikuti.
Prinsip yang kedua adalah konsistensi. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika yang disampaikan terlalu sedikit, siswa akan kesulitan untuk mngikuti karena
pelajaran akan tersampaikan terlalu cepat dan terlompat-lompat. Apabila materi terlalu banyak, siswa
akan menjadi bosan, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi pada pelajaran yang disampaikan. Yang
paling penting, guru tidak boleh hanya menjelaskan rumus-rumus singkat untuk menyelesaikan soalsoal tertentu saja, tetapi harus menjelaskan dasar dari setiap rumus-rumus yang ada.
2.5 Langkah-Langkah Pemilihan Materi Pelajaran
Pertama, mengidentifikasi aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda.
Kompetensi dasar yang harus diajarkan biasanya merupakan sesuatu yang sudah ditentukan oleh
Kementrian Pendidikan. Guru harus memastikan bahwa apa yang diajarkan di kelas sejalan dengan
kompetensi-kompetensi yang sudah ditetapkan ini.
Kedua, identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Aspek kognitif adalah aspek keilmuan, aspek ini dipenuhi dengan penyampaian setiap materi
pelajaran yang diperlukan. Aspek kognitif biasa dinilai melalui kuis dan ujian. Aspek afektif adalah
aspek sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa harus memiliki antusiasme yang cukup dalam
mengikuti pelajaran. Aspek psikomotorik adalah aspek keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
pendukung seperti laboratorium atau simulasi.
Ketiga, memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah
atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar
kompetensi.
Keempat, memilih sumber bahan ajar. Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah
menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
Semakin beragam sumber bahan ajar yang digunkan, semakin baik karena siswa dapat mengerti
suatu materi pelajaran dari berbagai sisi an pemahaman siswa bisa menjadi mendalam. Tiap-tiap
siswa memiliki cara tersendiri dalam memahami pelajaran, ada yang paling mudah melalui hal
visual, ada yang melalui video, ada pula yang lebih mudah melalui psikomotorik,
2.6 Proses Pembelajaran Matematika
Tahapan pertama dalam proses pembelajaran matematika adalah persiapan. Di tahapan ini, guru
harus mempersiapkan dokumen rencana pembelajaran. Isinya antara lain tujuan pembelajaran,
prosedur dan fasilitas yang digunakan, serta metode untuk penilaian. Rencana pembelajaran ini juga
mungkin mengandung rencana pembelajaran di rumah yang perlu dilakukan siswa. Guru harus
memastikan semua sarana dan prasana pembelajaran siap untuk digunakan.Persiapan dari rencana
pembelajaran ini dapat dilakukan dengan melihat silabus standar, atau tes standar.
Tahapn kedua adalah presentasi. Guru dapat memilih dari berbagai cara presentasi, misalkan
ceramah, demonstrasi, diskusi. Metode yang paling umum adalah ceramah. Metode ini cocok
diterapkan untuk mempresentasikan materi baru atau menerangkan hubungan antara teori dan
praktek. Dalam metode ini guru memaparkan konsep-konsep matematika kepada siswa di dalam
kelas, mungkin dengan bantuan papan tulis.
Metode demonstrasi cocok diterapkan untuk mengajarkan suatu keahlian. Dengan metode ini guru
menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu dengan benar kepada siswa. Baik halnya apabila
metode ceramah dan demonstrasi ini dikombinasikan. Metode ceramah digunakan untuk
menjelaskan konsep-konsep matematika, sedangkan metode demonstrasi digunakan untuk
menjelaskan berbagai teknik atau prosedur matematika. Metode diskusi sangat baik digunakan untuk
mendorong partisipasi aktif dari siswa. Cara ini cocok digunakan untuk mengajarkan cara
penyelesaian suatu masalah.
Tahapan ketiga adalah aplikasi, di mana siswa menggunakan apa yang telah diajarkan oleh guru.
Setelah kelas berakhir, guru dapat meminta siswa menjelaskan materi yang baru. Siswa juga bisa
diminta untuk mendemonstrasikan prosedur atau teknik yang baru saja ditunjukkan.Misalkan siswa
diminta untuk menunjukkan cara mencari akar persamaan dari suatu persamaan kuadrat. Seringkali,
guru harus mengkoreksi demonstrasi siswa dan menunjukkan kembali cara yang benar.
Tahapan yang keempat adalah penilaian. Setelah pelajaran diberikan, guru harus melakukan
penilaian dan meminta siswa untuk mendemonstrasikan apakah semua tujuan pembelajaran sudah
tercapai. Penilaian adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan pada setiap pembelajaran. Penilaian
ini bisa bersifat informal dan bergun bagi guru untuk menyiapkan rencana pelajaran selanjutnya.
Penilaian ini juga bisa bersifat formal dan hasilnya dicatat untuk menentukan status pemahaman
siswa. Penilaian ini juga menjadi suatu timbal balik bagi siswa agar siswa menjadi lebih percaya diri
dengan tingkat pemahaman yang dicapai. Penilaian yang dilakukan harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang tertera pada rencana pembelajaran. Adanya penilaian memberikan gambaran
yang jelas posisi siswa terhadap suatu standar yang telah ditetapkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran matematika bertujuan agar para siswa dapat berfungsi dengan baik di masyarakat
modern. Hal ini dikarenakan di masa sekarang, banyak sekali informasi yang disampaikan secara
ilmiah dan memerlukan pengetahuan matematika untuk memahaminya. Agar dapat diajarkan dengan
efektif, guru harus memastikan setiap materi yang diajarkan masuk akal dan bukan hanya hapalan
prosedur belaka. Guru juga harus dengan bijak menentukan metode pengajaran. Untuk memilih
bahan ajar serta metode pembelajaran, guru perlu mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Dalam
prakteknya, proses penyampaian bahan ajar yang dipilih itu mencakup persiapann presentasi,
aplikasi, dan penilaian.
3.2 Saran
Matematika adalah salahsatu pelajaran yang sangat penting. Agar kualitas pengajaran semakin baik,
guru perlu lebih memahami berbagai metode pengajaran yang ada dan belajar untuk
menggunakannya dengan baik. Hal ini ditujukan agar siswa mampu memahami lebih baik materi ajar
serta mampu mengerti hubungannya dengan kehidupannya sehari-hari
Referensi:
google
teaching pocess, dynamic flight
four principles of deeply effective math teaching , homeschoolmath.net
dasar pembelajaran matematika
DAFTAR PUSTAKA
[1] The Teaching Process. Diambil dari http://www.dynamicflight.com/avcfibook/teaching_process/,
2003
[2] Four Principles Of Deeply Effective Math Teaching. Diambil dari
http://www.homeschoolmath.net/teaching/teaching.php, 2015
[3] Heriyanti, Anna. Dasar Proses Pembelajaran Matematika. Diambil dari
http://annah66.blogspot.co.id/, 2013
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan sesuatu yang sangat banyak digunakan di kehidupan sehari-hari. Mulai dari
hal sederhana seperti penjualan dan pembelian, hingga hal-hal sangat canggih seperti rekayasa,
simulasi, dan sebagainya. Oleh karena itu pemahaman matematikan sangat penting bagi siapapun di
zaman modern ini.
Namun, seringkali dianggap matematika sebagai pelajaran yang sangat sulit, bahkan menjadi momok
di antara para siswa. Matematika dianggap membosankan dan tidak relevan dengan kehidupan. Hal
ini seringkali disebabkan oleh metode pengajaran yang salah yang diterapkan oleh para guru. Banyak
yang mengajarkan hanya bagaimana mengerjakan sesuatu tanpa memastikan siswa tahu alasan di
balik cara-cara pengerjaan itu. Dan juga seringkali murid tidak paham bagaimana kemungkinan
aplikasinya dalam dunia nyata.
Di sini peran guru sangat penting untuk membawa matematika sebagai sesuatu yang menarik dan
membuat siswa mampu untuk memahaminya serta menerapkannya dalam kehidupan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pembelajaran Matematika?
2. Apa tujuan pengajaran matematika?
3. Bagaimana prinsip-prinsip pengajaran matematika yang efektif?
4. Apa saja prinsip pemilihan materi pelajaran?
5. Bagaimana langkah-langkah pemilihan materi pelajaran?
6. Apa saja tahapan dalam proses pembelajaran matematika?
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu pengetahuan tertua dan dianggap sebagai induk atau alat dan bahasa
dasar banyak ilmu. Matematika digunakan juga dalam berbagai industri lain seperti fisika, kimia,
biologi, teknik, komputer, industri, kedokteran, dan pertanian. Pembelajaran matematika adalah
kegiatan belajar dan mengajar pada bidang matematika Dalam pembelajaran matematika, diperlukan
pemahaman dan penguasaan materi, terutama dalam membaca tabel, simbol, dan diagram. Dalam
pembelajaran matematika, sebaiknya diusahakan agar arti atau makna dalam setiap konsep yang
dipelajari harus benar-benar dipahami sebelum sampai pada latihan praktis.
2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika
Ada banyak hal yang menjadi tujuan pendidikan matematika.Yang pertama, siswa dimampukan
untuk hidup di masa modern ini. Termasuk di dalamnya antara lain, berurusan dengan pajak, hutang,
pembelian, pembuatan budget, dan belanja. Para siswa harus mampu untuk menangani keuangan
dengan bijak. Semua itu membutuhkan pengertian yang baik tentang bagian, proporsi, dan
presentasi.
Yang kedua, siswa harus mampu untuk memahami informasi yang terdapat di sekitar mereka. Pada
masa kini, informasi yang terdapat di media massa seperti televisi atau koran, seringkali
mengandung informas yang cukup ilmiah. Untuk mampu membaca serta memahaminya memerlukan
pengetahuan mengenai bilangan, statistik, probabilitas, dan prosentase
Yang ketiga, menyiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sains dan matemaika. Walaupun
mungkin tidak semua siswa nantinya akan melanjutkan studi di bidang yang kental dengan
matematika, namun banyak dari mereka akan melanjutkan studi di bidang seperti itu. Banyak sekali
bidang yang sangat bergantung pada matematika, misalkan, segala jenis keteknikan, keilmuan murni,
ekonomi, akuntansi, dan sebagainya.
Yang keempat, mengajarkan penalaran secara deduktif. Penalaran secara deduktif adalah menilai
kebenaran suatu pernyataan, dari pernyataan-pernyataan yang sudah pasti kebenaannya.Hal ini
tentunya sangat dipakai pada hampir semua studi lanjut yang mungkin akan ditempuh oleh siswa.
Yang kelima, membuat siswa bisa memahami keindahan matematika, dan belajar untuk
menyukainya. Atau paling tidak, memastikan mereka tidak berpikiran negatif tentang matematika.
Banyak hal dapat dilakukan oleh guru untuk tujuan yang terakhir ini, misalnya dengan visualisasi,
permainan, dan menunjukkan aplikasi praktis dalam dunia nyata.
Sangat penting untuk menjelaskan pada siswa bagaimana kemungkinan aplikasi dari pelajaran yang
sedang diberikan sebelum memulai pelajaran. Apabila ini tidak dilakukan, sangat mungkin siswa
merasa pelajaran ini hanya menyusahkan mereka sendiri dan tidak memiliki manfaat apapun di dunia
nyata. Apabila siswa dapat melihat manfaat apa yang dapat diperoleh dari pelajaran yang diberikan,
diharapkan siswa akan memiliki motivasi lebih untuk serius mempelajari materi tersebut.
2.3 Prinsip-prinsip Pengajaran Matematika Yang Efektif
Prinsip yang peratma, pembelajaran matematika harus masuk akal. Para guru harus mengusahakan
pemahaman mengenai konsep-konsep dan prosedur matematika. Siswa harus paham konsep di balik
semua prosedur matematika, dan bukan hanya bagaimana suatu prosedur matematika dilakukan.
Pemahaman yang mendalam seperti ini biasanya tidak dapat diperoleh dalam waktu yang singkat,
bahkan mungkin perlu beberapa tahun. Mungkin ada beberapa konsep yang siswa hanya mengerti
sebagian pada awalnya, kemudian diperdalam pada tahun-tahun berikutnya. Prosedur yang diajarkan
tanpa konsep di baliknya biasanya mudah dilupakan. Guru harus mengajarkan prosedur dan konsep
secara bergantian. Dengan ini, lama kelamaan murid akan semakin paham baik konsep maupun
prosedur matematika yang diajarkan.
Salah satu praktek buruk yang banyak ditemui saat ini adalah murid hanya mempelajari berbagai
bentuk soal yang mungkin keluar pada saat ujian. Kemudian menghapalkan rumus apa yang harus
digunakan tanpa mengetahui prinsip-prinsip di balik rumus yang digunakan. Bahkan mungkin ada
juga guru yang mengajarkan rumus-rumus cepat seperti ini. Praktek seperti ini kurang baik karena
selain pemahaman siswa menjadi sangat dangkal serta hapalan rumus akan sangat mudah untuk
dilupakan. Sangat mungkin praktek seperti ini membuat pelajaran matematika menjadi terlihat sangat
membosankan dan memperburuk motivasi siswa dalam belajar.
Prinsip yang kedua, guru harus memegang teguh apa tujuan dari pelajaran matematika yang
diberikan. Tujuan-tujuan tersebut dibahas pada bagian sebelumnya. Tujuan di sini bukan seperti
menyelesaikan semua bab di buku matematika, atau siswa mampu mengerjakan soal ujian nasional.
Tujuan ini lebih bersifat tujuan jangka panjang yaitu bagaimana matematika akan berperan di
kehiupan siswa selanjutnya. Dengan demikian, struktur pelajaran yang diberikan bisa lebih menarik
di mata para siswa dan pemahaman siswa akan menjadi lebih baik.
Apabila guru tidak memiliki tujuan yang benar dalam mengajarkan matematika, misalkan hanya
untuk menyelesaikan materi di buku teks, atau asal agar siswa mampu menyelesaikan ujian nasional,
biasanya pelajaran akan terkesan dipaksakan dan tidak menarik. Tujuan yang benar seperti
mempersiapkan siswa di masa depan sangat penting agar pelajaran dapat berlangsung menarik dan
pemahaman siswa juga akan menjadi lebih baik.
Prinsip yang ketiga, guru harus mengenal alat-alat pengajaran apa saja yang ada di masa sekarang
dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi siswa serta sarana prasarana yang ada. Di sini guru
harus betul-betul menguasai alat-alat belajar yang akan digunakan. Tidak ada gunanya memaksakan
suatu alat pembelajaran modern yang guru sendiri belum terlalu paham manfaat dan penggunaannya.
Peralatan yang dimaksud di sini misalnya: papan tulis, kertas, struktur kurikulum, benda-benda fisik
sebagai ilustrasi, peralatan untuk menggambar geometri serta alat ukur seperti penggaris,kompas,
jangka, dan gelas takar, sampai ke peralatan modern seperti media sosial, permainan komputer atau
hp, software simulasi, dan sebagainya
Guru harus mau untuk berkembang dan terus belajar untuk menggunakan alat-alat terbaru yang
mungkin cocok untuk diterapkan di kelas. Jika guru tidak mau belajar, sangat mungkin murid
menjadi jauh lebih baik dalam hal teknologi, dan guru akan sulit untuk menguasai kelas karena
kurang mengetahui teknologi yang populer pada masa itu.
Prinsip yang keempat, guru harus menghidupi dan mencintai matematika. Guru harus menunjukkan
pada siswa bahwa dia menggunakan matematika untuk memudahkan hidupnya sehari-hari, dan
mampu memberi contoh kepada siswa. Guru harus biasa mengambil keputusan secara numerik dan
mampu menceritakannya. Guru sendiri harus menyukai matematika dan senang untuk
mengajarkannya. Apabila guru tidak antusias, akan sulit bagi siswa untuk menjadi antusias.
Dengan demikian, murid mampu melihat bahwa memang benar matematika itu bermanfaat dan
mereka dapat lebih bersemangat untuk mempelajari, berlatih, dan menerapkan matematika dalam
kehidupan mereka.
2.4 Prinsip Pemilihan Materi Pelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi,
konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip yang pertama adalah relevansi atau keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau
ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Artinya pemilihan materi pelajaran harus sejalan dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Tujuan dan rencana pembelajaran tidak ada gunanya apabila pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai
dengan rencana yang sudah dibuat. Apabila guru tidak mau melaksanakan pembelajaran secara
terencana, ditakutkan ada materi yang terlompat sehingga materi yang disampaikan menjadi sangat
sulit untuk diikuti.
Prinsip yang kedua adalah konsistensi. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat
macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh
terlalu banyak. Jika yang disampaikan terlalu sedikit, siswa akan kesulitan untuk mngikuti karena
pelajaran akan tersampaikan terlalu cepat dan terlompat-lompat. Apabila materi terlalu banyak, siswa
akan menjadi bosan, mengantuk, dan sulit berkonsentrasi pada pelajaran yang disampaikan. Yang
paling penting, guru tidak boleh hanya menjelaskan rumus-rumus singkat untuk menyelesaikan soalsoal tertentu saja, tetapi harus menjelaskan dasar dari setiap rumus-rumus yang ada.
2.5 Langkah-Langkah Pemilihan Materi Pelajaran
Pertama, mengidentifikasi aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi aspek-aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena
setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda.
Kompetensi dasar yang harus diajarkan biasanya merupakan sesuatu yang sudah ditentukan oleh
Kementrian Pendidikan. Guru harus memastikan bahwa apa yang diajarkan di kelas sejalan dengan
kompetensi-kompetensi yang sudah ditetapkan ini.
Kedua, identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar
kompetensi, materi pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Aspek kognitif adalah aspek keilmuan, aspek ini dipenuhi dengan penyampaian setiap materi
pelajaran yang diperlukan. Aspek kognitif biasa dinilai melalui kuis dan ujian. Aspek afektif adalah
aspek sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa harus memiliki antusiasme yang cukup dalam
mengikuti pelajaran. Aspek psikomotorik adalah aspek keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
pendukung seperti laboratorium atau simulasi.
Ketiga, memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pilih
jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah
atau ruang lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar
kompetensi.
Keempat, memilih sumber bahan ajar. Setelah jenias materi ditentukan langkah berikutnya adalah
menentukan sumber bahan ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari
berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet, media audiovisual, dsb.
Semakin beragam sumber bahan ajar yang digunkan, semakin baik karena siswa dapat mengerti
suatu materi pelajaran dari berbagai sisi an pemahaman siswa bisa menjadi mendalam. Tiap-tiap
siswa memiliki cara tersendiri dalam memahami pelajaran, ada yang paling mudah melalui hal
visual, ada yang melalui video, ada pula yang lebih mudah melalui psikomotorik,
2.6 Proses Pembelajaran Matematika
Tahapan pertama dalam proses pembelajaran matematika adalah persiapan. Di tahapan ini, guru
harus mempersiapkan dokumen rencana pembelajaran. Isinya antara lain tujuan pembelajaran,
prosedur dan fasilitas yang digunakan, serta metode untuk penilaian. Rencana pembelajaran ini juga
mungkin mengandung rencana pembelajaran di rumah yang perlu dilakukan siswa. Guru harus
memastikan semua sarana dan prasana pembelajaran siap untuk digunakan.Persiapan dari rencana
pembelajaran ini dapat dilakukan dengan melihat silabus standar, atau tes standar.
Tahapn kedua adalah presentasi. Guru dapat memilih dari berbagai cara presentasi, misalkan
ceramah, demonstrasi, diskusi. Metode yang paling umum adalah ceramah. Metode ini cocok
diterapkan untuk mempresentasikan materi baru atau menerangkan hubungan antara teori dan
praktek. Dalam metode ini guru memaparkan konsep-konsep matematika kepada siswa di dalam
kelas, mungkin dengan bantuan papan tulis.
Metode demonstrasi cocok diterapkan untuk mengajarkan suatu keahlian. Dengan metode ini guru
menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu dengan benar kepada siswa. Baik halnya apabila
metode ceramah dan demonstrasi ini dikombinasikan. Metode ceramah digunakan untuk
menjelaskan konsep-konsep matematika, sedangkan metode demonstrasi digunakan untuk
menjelaskan berbagai teknik atau prosedur matematika. Metode diskusi sangat baik digunakan untuk
mendorong partisipasi aktif dari siswa. Cara ini cocok digunakan untuk mengajarkan cara
penyelesaian suatu masalah.
Tahapan ketiga adalah aplikasi, di mana siswa menggunakan apa yang telah diajarkan oleh guru.
Setelah kelas berakhir, guru dapat meminta siswa menjelaskan materi yang baru. Siswa juga bisa
diminta untuk mendemonstrasikan prosedur atau teknik yang baru saja ditunjukkan.Misalkan siswa
diminta untuk menunjukkan cara mencari akar persamaan dari suatu persamaan kuadrat. Seringkali,
guru harus mengkoreksi demonstrasi siswa dan menunjukkan kembali cara yang benar.
Tahapan yang keempat adalah penilaian. Setelah pelajaran diberikan, guru harus melakukan
penilaian dan meminta siswa untuk mendemonstrasikan apakah semua tujuan pembelajaran sudah
tercapai. Penilaian adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan pada setiap pembelajaran. Penilaian
ini bisa bersifat informal dan bergun bagi guru untuk menyiapkan rencana pelajaran selanjutnya.
Penilaian ini juga bisa bersifat formal dan hasilnya dicatat untuk menentukan status pemahaman
siswa. Penilaian ini juga menjadi suatu timbal balik bagi siswa agar siswa menjadi lebih percaya diri
dengan tingkat pemahaman yang dicapai. Penilaian yang dilakukan harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang tertera pada rencana pembelajaran. Adanya penilaian memberikan gambaran
yang jelas posisi siswa terhadap suatu standar yang telah ditetapkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran matematika bertujuan agar para siswa dapat berfungsi dengan baik di masyarakat
modern. Hal ini dikarenakan di masa sekarang, banyak sekali informasi yang disampaikan secara
ilmiah dan memerlukan pengetahuan matematika untuk memahaminya. Agar dapat diajarkan dengan
efektif, guru harus memastikan setiap materi yang diajarkan masuk akal dan bukan hanya hapalan
prosedur belaka. Guru juga harus dengan bijak menentukan metode pengajaran. Untuk memilih
bahan ajar serta metode pembelajaran, guru perlu mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Dalam
prakteknya, proses penyampaian bahan ajar yang dipilih itu mencakup persiapann presentasi,
aplikasi, dan penilaian.
3.2 Saran
Matematika adalah salahsatu pelajaran yang sangat penting. Agar kualitas pengajaran semakin baik,
guru perlu lebih memahami berbagai metode pengajaran yang ada dan belajar untuk
menggunakannya dengan baik. Hal ini ditujukan agar siswa mampu memahami lebih baik materi ajar
serta mampu mengerti hubungannya dengan kehidupannya sehari-hari
Referensi:
teaching pocess, dynamic flight
four principles of deeply effective math teaching , homeschoolmath.net
dasar pembelajaran matematika
DAFTAR PUSTAKA
[1] The Teaching Process. Diambil dari http://www.dynamicflight.com/avcfibook/teaching_process/,
2003
[2] Four Principles Of Deeply Effective Math Teaching. Diambil dari
http://www.homeschoolmath.net/teaching/teaching.php, 2015
[3] Heriyanti, Anna. Dasar Proses Pembelajaran Matematika. Diambil dari
http://annah66.blogspot.co.id/, 2013