Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpust

Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Sekolah
Balqies Arista

(1654400018)

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang
Email: balqies.arista705@gmail.com
Abstrak:
Perpustakaan bukan cuma sebuah gedung atau ruang sebagai tempat koleksi, akan tetapi juga
sebagai sistem informasi. Maka dari itu, perpustakaan memiliki aktivitas pengumpulan,
pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyebaran informasi. Kegiatan ini dilakukan
dengan kemampuan manajerial.
Dalam kaitannya dengan perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan sekolah pada
dasarnya merupakan proses mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran untuk
mencapai tujuan perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah sebagai sub-sistem dari sebuah
organisasi, dalam hal ini yaitu sekolah, tentunya tujuan perpustakaan sekolah harus terlebih
dahulu didefinisikan secara jelas.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyelenggara perpustakaan sekolah perlu memahmi
prinsip dan fungsi manajemen dengan baik, sehingga visi, misi, dan tujuan yang ditetpkan
oleh sekolah dapat tercapai dengan baik.
Kata kunci: Sumber daya manusia, perpustakaan sekolah

A. Pendahuluan
Keberadaan perpustakaan sekolah selama ini belum mendapatkan perhatian
serius dalam dunia pendidikan. Di beberapa sekolah, perpustakaan diposisikan
sebagai pelengkap dan dibiarkan menderita. Kurikulum diganti setiap tahunnya,
banyak guru yang berulang kali ditatar, bahkan kepala sekolah sampai jemu
mengikuti penataran manajemen sekolah. Namun, nasib perpustakaan sekolah tidak
pernah dipikirkan.
Keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah berguna untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Perpustakaan sekolah di negara berkembang memiliki beberapa
tujuan, yakni: a) menggalakkan keberaksaraan, (b) mendukung kurikulum, (c)
pendidikan secara umum, dan (d) mengembangkan minat baca. Oleh karena itu,
pengelola perpustakaan sekolah seharusnya bagian dari tenaga terdidik.

1

B. Pembahasan
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata dalam berbahasa Inggris, yakni management.
Dalam bahasa Indonesia, manajemen memiliki beberapa pengertian, antara lain :
a. Pemimpin, baik dalam arti orang-orang maupun fungsinya, dalam kegiatan

organisasi, terutama dalam mengambil keputusan-keputusan yang dilakukan
dengan mengadakan rapat.
b. Pengurus atau kepengurusan, yang diangkat melalui pemilihan.
c. Ketatalaksanaan, yakni manajemen yang bersifat menata, mengatur
pelaksanaan dan menjalankan keputusan-keputusan maupun perintah atasan.
d. Pengelolaan, yakni manajemen sumber daya.
e. Pengendalian, yakni manajemen suatu situasi dan kondisi (kontrol).
f. Pembinaan,

yakni

manajemen

yang

bersifat

pengembangan;

jiwa,


kemampuan, keahlian orang, kelompok orang dan masyarakat.
Secara umum, pengertian manajemen yaitu pengendalian dan pemanfaatan
semua faktor dan sumber daya, yang menurut suatu perencanaan (planning)
diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja yang tertentu
(Prajudi, 1982).
Menurut Zulkifli Amsyah (2001:1), manajemen merupakan proses kegiatan
mengelola sumber daya manusia, materi dan metode berdasarkan fungsi-fungsi
manajemen agar tujuan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia Volume 16 (1990:115) menyebutkan
bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian dan
pengawasan sumber daya manusia dan sumber-sumber lain untuk mencapai
tujuan maupun sasaran secara efektif dan efisien.
2. Manajemen Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan bukan cuma sebuah gedung atau ruang sebagai tempat koleksi,
akan tetapi juga sebagai sistem informasi. Maka dari itu, perpustakaan memiliki
aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyebaran
informasi. Kegiatan ini dilakukan dengan kemampuan manajerial.
Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2007, perpustakaan sekolah
merupakan salah satu jenis dari perpustakaan khusus. Ciri-ciri perpustakaan

khusus, antara lain diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan

2

lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan,
rumah ibadah, atau organisasi lain.
Misi dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan informasi dan ide yang
merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini
yang berbasis informasi dan pengetahuan. Menurut Standar Nasional Indonesia,
misi perpustakaan sekolah di antaranya1:
o menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara
baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan;
o merupakan sarana bagi murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan
mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga
negara yang bertanggungjawab.
Dalam kaitannya dengan perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan
sekolah pada dasarnya merupakan proses mengoptimalkan kontribusi manusia,
material, anggaran untuk mencapai tujuan perpustakaan. Karena perpustakaan
sekolah sebagai sub-sistem dari sebuah organisasi, dalam hal ini yaitu sekolah,
tentunya tujuan perpustakaan sekolah harus terlebih dahulu didefinisikan secara

jelas. Perpustakaan sekolah menurut Standar Nasional Indonesia bertujuan
menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat membantu pengembangan dan
peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat serta kemampuan peserta didik.
Pendefinisian secara operasional dari manajemen dapat dilakukan dalam bentuk
program yang akan dilaksanakan beserta sasaran yang konkret dan operasional.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka kegiatan manajemen.
Perpustakaan sekolah dapat dilaksanakan atau. direalisasikan (Widiasa, 2007).
Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyelenggara perpustakaan sekolah
perlu memahmi prinsip dan fungsi manajemen dengan baik, sehingga visi, misi,
dan tujuan yang ditetpkan oleh sekolah dapat tercapai dengan baik. Berikut ini
akan dijelaskan fungsi manajemen yang dapat diterapkan pada perpustakaan
sekolah, yakni:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal kegiatan perpustakaan di sekolah
dan mesti disusun oleh perpustakaan. Perencanaan merupakan suatu proses
1

Arwendira. Manajemen Perpustakaan Sekolah.
https://arwendria.wordpress.com/2010/12/16/manajemen-perpustakaan-sekolah/,
diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 02:32 WIB.


3

analitis yang berhubungan dengan penilaian terhadap masa depan untuk
menentukan tujuan yang hendak dicapai, dan mengembangkan berbagai
alternatif untuk mencapai tujuan yang dimaksud (Stueart & Moran, 1987).
Perencanaan dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang
terjadi pada saat itu dan perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang.
Perencanaan berguna untuk memberikan arah, menjadi standar kerja,
memberikan kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang.2
Dalam menyusun perencanaan hendaknya mencakup what (apa yang akan
dilakukan),

how

(bagaimana

cara


melaksanakannya),

when

(kapan

pelaksanaannya) dan who (siapa yang bertanggungjawab) serta how
many/how much (berapa banyak anggaran yang diperlukan).
b. Pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai
untuk setiap tugas atau kedudukan. Pengisian staf atau karyawan perlu
membedakan beberapa jenis karyawan yang bekerja di perpustakaan, yang
masing-masing mempunyai tugas khas dan karakteristik sendiri-sendiri.
Apabila dalam suatu organisasi hanya terdiri atas dua orang dan tujuan
yang akan dicapai juga hanya sederhana, maka belum diperlukan struktur
organisasi. Jika kelompok orang yang bekerjasama jumlah besar, dan tujuan
yang akan dicapai luas, maka struktur organisasi yang tersusun rapi mutlak
perlu. Struktur organisasi ialah suatu kerangka yang menunjukkan semua
tugas kerja untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antara fungsi-fungsi
tersebut, serta wewenang dan tanggung jawab setiap anggota, organisasi yang

melakukan setiap tugas kerja tersebut.
c. Penggerakkan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, penggerakkan merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan
pengorganisasian, fungsi ini lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek
abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi penggerakkan justru lebih
menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi.

2

Hs, Lasa. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus. hal.23.

4

Tugas penggerakan adalah tugas mengerakkan seluruh manusia yang
bekerja dalam perpustakaan sekolah agar masing-masing bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggungjawab yang telah ditetapkan dengan semangat dan
kemampuan maksimal. Dengan kata lain, pergerakkan merupakan proses
implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam

organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas
yang tinggi.
d. Pengawasan
Pengawasan yakni pengamatan dan pengukuran untuk menentukan
berhasil atau tidaknya pelaksanaan menurut perencanaan yang telah
ditetapkan. Proses ini dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan
dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia kepustakawanan yang dihadapi.
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan
di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang
diperlukan untuk mengatasinya. Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani
Handoko bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu : (a)
penetapan standar pelaksanaan; (b) penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan; (c) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; (d) pembandingan
pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpanganpenyimpangan; dan (e) pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan

a. Pengertian
Manajemen sumber daya manusia yakni sebuah ilmu yang membahas
sebuah pengaturan dari sumber daya manusia yang tersedia dalam organisasi. 3
Menurut Sutermeister yang dikutip oleh Winardi (2003: 80), salah satu faktor
pokok yang mempengaruhi organisasi formal adalah struktur organisasi.
3

Sudiarta, I Ketut, et.al., 2016. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan (Studi
Kasus di Perpustakaan Universitas Hindu Indonesia)”. Jurnal Ilmiah D3 Perpustakaan. Vol.
1 No. 1. Januari 2016. hal. 2

5

Struktur organisasi menurut Robbins dan Coulter (1999: 282) adalah kerangka
kerja formal organisasi, dengan kerangka itu tugas-tugas jabatan dibagi-bagi,
dikelompokkan dan dikoordinasikan. Dapat dikatakan bahwa struktur suatu
organisasi menjelaskan program kerja dan ditunjukkan olehnya bagaimana
berbagai fungsi maupun program yang berbeda berkaitan satu sama lain.
Dalam struktur organisasi dapat terlihat suatu susunan posisi, tugas-tugas
pekerjaan dan garis wewenang dari bagian-bagian dalam organisasi.

Orang-orang yang berada di puncak struktur organisasi memiliki
wewenang untuk mengatur segala macam kebijakan yang ada di dalam suatu
organisasi. Kebijakan merupakan salah satu unsur vital dalam organisasi
karena kebijakan digunakan sebagai landasan untuk tindakan-tindakan nyata
di lapangan. Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman

dan

dasar

rencana

dalam

pelaksanaan

suatu

pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak serta merujuk pada proses pembuatan
keputusan-keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai
alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya
berdasarkan dampaknya.4
Sumber daya manusia di perpustakaan sekolah dimungkinkan terdiri
dari guru, pustakawan dan karyawan yang masing-masing memiliki peran
tersendiri.
Guru berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan kepala
sekolah, perpustakaan dan guru, juga perpustakaan dan siswa.
Pustakawan berperan sebagai orang yang melaksanakan kegiatan di
perpustakaan seperti pengadaan, pencatatan, klasifikasi, pengkatalogan,
penjajaran, pengawetan dan pemberdayaan perpustakaan. Adapun pendidikan
pustakawan sekolah minimal Diploma III Perpustakaan, Dokumentasi dan
Informasi. Apabila yang menangani perpustakaan sekolah tersebut belum
memenuhi syarat Diploma III maka hanya disebut sebagai tenaga
perpustakaan.
Karyawan yang terdiri dari tenaga administrasi bertugas melaksanakan
kegiatan administrasi dan membantu pelaksanaan kegiatan perpustakaan pada

4

Zulkifi. Skripsi: “Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Perpustakaan Sma Negeri
1 Pangkajene”. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2016. hal. 17

6

umumnya, seperti pelabelan, sirkulasi, pembuatan statistik dan lain
sebagainya.
b. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam manajemen sumber daya manusia, diterapkan fungsi-fungsi
pokok manajemen pada umumnya. Fungsi-fungsi manajemen yakni berbagai
jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan
bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Dari beberapa pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen, salah satu
fungsi manajemen yang sederhana dan dapat diterapkan di dalam manajemen
sumber daya manusia perpustakaan yakni fungsi yang dikemukakan oleh
George Terry dalam Winardi (2000: 161) yaitu planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan atau pelaksanaan), dan
controlling (pengawasan).
Perencanaan merupakan rangkaian perhitungan dan penentuan
mengenai kegiatan yang akan datang. Setelah rencana tersebut disusun, maka
dilakukan pengorganisasian untuk mengatur setiap kegiatan dan sumber daya
agar terorganisir dengan baik. Penggerakan dijalankan setelah adanya rencana
dan organisasi, yang merupakan pelaksanaan dengan penuh tanggung jawab
yang sesuai dengan perencanaan dan mengarah pada pencapaian tujuan.
Pengawasan dilakukan agar penggerakan selalu sesuai dengan rencana dan
selalu mengarah pada tujuan yang telah ditentukan.

c. Tugas Pustakawan
Pustakawan yang sedikit banyak telah mengetahui seluk-beluk ilmu
perpustakaan dalam hal ini bertugas :


Melaksanaan pengadaan, yakni yang dapat dilakukan antara lain
dengan cara: pembelian/berlangganan, tukar-menukar, titipan, hadiah,
sumbangan, infak, wakaf atau membuat sendiri. Dalam melaksanaan
pengadaan, maka diperlukan perencanaan anggaran, jenis koleksi dan
penahapan dalam pengadaan.

7



Mengolah bahan pustaka, pustakawan bertanggung jawab penuh atas
kegiatan pengolahan ini walaupun dalam pelaksanaannya dibantu oleh
tenaga administrasi dan guru pustakawan. Kegiatan pengolahan ini
meliputi; pencatatan, klasifikasi, katalogisasi, pelabelan, penjajaran,
pelestarian dan pengawetan.



Memberdayakan bahan informasi, maka dari itu bahan informasi yang
dikelola perpustakaan sekolah perlu diberdayakan secara optimal agar
memberikan manfaat kepada masyarakat. Pemberdayaan ini antara lain
berupa penyediaan jasa informasi, sirkulasi, referensi, pelayanan,
fotocopy, penelusuran literatur, pelayanan baca di tempat maupun
pelayanan internet.

d. Tugas Guru Perpustakaan
Agar perpustakaan sekolah lebih maju dan berfungsi optimal, maka
diperlukan seorang guru pustakawan, yakni guru sekolah yang mendapatkan
pendidikan atau pelatihan bidang perpustakaan yang idealnya minimal
berbobot 30 SKS. Guru ini selain bertugas mengajar juga bertugas di
perpustakaan sekolah setempat.
Guru pustakawan diperlukan karena adanya perubahan pembelajaran
dari teacher centered menjadi student centered. Perubahan pembelajaran ini
pula menuntut perubahan peran perpustakaan sekolah agar berfungsi sebagai
media belajar dan akses informasi secara mandiri.
e. Kompetensi Sumber Daya Manusia
Terdapat dua kosakata yang berhubungan dengan kompetensi yaitu
kompeten dan kompetensi. Dalam Longman Dictionary of Contempory
English (1995), Competence is (a). the ability and skill to do what is needed,
(b). the special area of knoewledge, and (c). a skill is needed to do a
particular job. Sedangkan kata Competent is (a) having enough skill or
knowledge to do something to a satisfactory standard, and (b). a piece work,
performance, etc that is competent is satisfactory but not especially good.
Kata-kata

“kompetensi”

bermakna

kewenangan

(kekuasaan)

untuk

menentukan (memutuskan) sesuatu. Sedangkan “kompeten” bermakna (a).

8

Cakap (mengetahui); (b). berwenang, berkuasa, (memutuskan, menentukan
sesuatu).5
Di dalam kompetensi ada beberapa model yang digunakan. model
kompetensi itu sendiri merupakan suatu cara bagaimana memetakan suatu
sistem pemikiran yang dapat memberi gambaran terintegrasi mengenai
kompetensi, kaitannya dengan strategi manajemen sumber daya manusia.
Dalam konteks strategi manajemen tersebut terdapat beberapa unsur yang
saling berkaitan, yakni:


Sistem rekruitmen dan seleksi,



Penempatan dan rencana suksesi,



Pengembangan karier, dan



Kompensasi.

f. Kompetensi Sumber Daya Manusia yang Ada di Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang
jasa dan informasi. Dalam menjalankan fungsinya, maka perpustakaan harus
didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan memadai. Sumber
daya manusia yang ada pun menjadi tolok ukur keberhasilan suatu
perpustakaan dalam menjalankan visi dan misinya. Sumber daya manusia
yang merupakan tenaga perpustakaan terdiri dari pustakawan, tenaga teknis
perpustakaan dan staf/tenaga admisnistrasi harus dilakukan pembinaan baik
mereka yang berada di lingkungan pemerintahan (pegawai negeri sipil) atau
swasta (pegawai swasta).
Keberhasilan suatu perpustakaan pun diukur berdasarkan tinggi
rendahnya kemampuan perpustakaan tersebut dalam melaksanakan fungsinya
dengan baik. Untuk keberhasilannya, perpustakaan perlu dikelola oleh
sejumlah tenaga pustakawan terdidik, terampil dan penuh pengertian tentang
kebutuhan masyarakat baik material maupun spiritual serta memiliki jiwa
pengabdian yang tinggi.
Dengan demikian, di dalam suatu sistem pendidikan nasional yang
berkesinambungan seumur hidup, perpustakaan berperan secara tepat guna
dan berdaya guna sebagai suatu lembaga pendidikan dan non-formal dan
sebagai sarana penunjang pendidikan formal.
5

Perpus UN1KD45. Kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang Ada di Perpustakaan.
http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/kompetensi-sdm-sumber-daya-manusiayang.html. diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 22:26 WIB.

9

Sumber daya manusia di perpustakaan merupakan salah satu faktor
atau pilar yang sangat penting. Oleh karena itu, perpustakaan harus selalu
dibina dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia (human resources) di perpustakaan
harus dilakukan secara terencana dengan baik agar menjadi berkualitas.
Menurut UU NO. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 8
berbunyi: “Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan /atau pelatihan kepustakawanan serta
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanaan pengelolaan dan
pelayanan perpustakaan”. Selanjutnya pada pasal 29 ayat 3 disebutkan bahwa
“Tugas tenaga teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dirangkap oleh pustakawan sesuai dengan kondisi perpustakaan yag
bersangkutan”. Sedangkan staf/tenaga administrasi yang ada di perpustakaan
membantu kepala perpustakaan melaksanakan tugas administrasi yang ada
diperpustakaan seperti melaksanakan tugas administrasi perkantoran, misal
pada bidang kesekretariatan, keuangan, perlengkapan dan perbekalan, humas
dan lain-lain.
Pustakawan harus memiliki kompetensi, yakni kemampuan dalam
mengelola perpustakaan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
perilaku guna mencapai kesuksesan.
Adapun kemampuan pustakawan yang perlu dikembangkan, di
antaranya:
a)

Kemampuan manajemen informasi (kemampuan pustakawan dalam
mencari informasi, membuat/menciptakan informasi, mengorganisasi
Informasi dan berbagai/penyebaran informasi).

b)

Skill interpersonal (kemampuan personal pustakawan yang berguna
dalam berhubungan dengan pemakai dan sesama rekan kerja).

c)

Kemampuan teknologi informasi (kemampuan untuk menggunakan
berbagai perangkat teknologi informasi untuk membantu semua proses
kerja).

d)

Kemampuan manajemen (kemampuan dalam mengelola sistem
administrasi perpustakaan yang baik bagi berbagai kegiatan yang
dilakukan).

g. Peranan Sumber Daya Manusia
10

Salah satu tujuan diberlakukannya standar kompetensi di berbagai
pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk melaksanakan maupun
untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan, yang merupakan dasar bagi pencipta
nilai dalam suatu organisasi. Oleh karena itu dukungan perpustakaan terhadap
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diberikan melalui
berbagai kegiatan, yakni6:
1)

Pameran ristek dan informasi,

2)

Lomba karya tulis ilmiah,

3)

Pembinaan minat baca, dan

4)

Penyebaran informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
secara luas dan merata.

h. Standar Kompetensi Perpustakaan


Kompetensi Umum
Kompetensi umum yakni kompetensi dasar umum yang harus
dimiliki oleh setiap pustakawan dan diperlukan untuk melakukan
tugas-tugas perpustakaan yang meliputi:
1)

Mengoperasikan komputer tingkat dasar,

2)

Menyusun rencana kerja perpustakaan (RKP),

3)

Membuat laporan kerja perpustakaan (LKP).
Kompetensi umum ini melekat dalam kompetensi inti dan

khusus.


Komptensi Inti
Kompetensi inti merupakan kompetensi dasar keahlian yang
harus dimiliki oleh setiap pustakawan dalam menjalankan tugas-tugas
perpustakaan. Kompetensi inti mencakup unit-unit kompetensi yang
dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas inti dan wajib dikuasai oleh
pustakawan, yang meliputi:
1)

Melakukan seleksi bahan perpustakaan,

2)

Melakukan pengadaan bahan perpustakaan,

3)

Melakukan pengatalogan deskriptif,

4)

Melakukan pengatalogan subyek,

6

Anwar
Makkasau.
Peranan
SDM
di
Bidang
Perpustakaan.
http://anwarmakkasau.blogspot.com/2012/08/peranan-sdm-di-bidangperpustakaanoleh.html. diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 02:50 WIB.

11

5)

Melakukan perawatan koleksi perpustakaan,

6)

Melakukan layanan sirkulasi,

7)

Melakukan layanan referensi,

8)

Melakukan penelusuran informasi sederhana,

9)

Melakukan promosi perpustakaan,

10)

Melakukan kegiatan literasi informasi,

11)

Memanfaatkan jaringan internet layanan perpustakaan.

Kompetensi Khusus



Kompetensi khusus merupakan kompetensi tingkat lanjut yang
bersifat spesifiik, meliputi:
1)

Melakukan kajian perpustakaan,

2)

Membuat karya tulis ilmiah,

3)

Membuat literatur sekunder,

4)

Melakukan pelestarian koleksi perpustakaan,

5)

Melakukan penelusuran informasi kompleks,

6)

Merancang tata ruang dan perabot perpustakaan.

Kompetensi diatas dapat dimilki jika tenaga pengelola perpustakaan
melakukan pengembangan diri, ada dua bidang pengembangan yang bisa
dilakukan, yakni:
Kualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap, kepribadian, perilaku.

1.

Pengembangan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.

Mengikutsertakan dalam pendidikan formal: S1, akademi dan
diploma.

b.

Pendidikan diklat/training.

c.

Kursus-kursus (ICT Perpustakaan, manajemen perpustakaan dll).

d.

Pendidikan profesional

e.

Pelatihan: latihan jabatan, pra-jabatan, magang dan lain-lain.

f.

Mengikutsertakan sumber daya manusia perpustakaan dalam
seminar, workshop, kongres, lokakarya dll.

2.

Kuantitas (jumlah), pengembangan sumber daya manusia menurut
jumlah mengacu pada perkembangan kebutuhan, yakni dengan cara:
a.

Menambah jumlah pegawai, apabila terjadi perkembangan
organisasi.

12

b.

Mengurangi jumlah pegawai, apabila terjadi perampingan
struktur organisasi karena penggabungan atau penghapusan
sebagian struktur yang ada.

c.

Mempertahankan yang ada, tapi tetap dilakukan efisiensi dan
efektifitas agar terjadi penghematan waktu, tenaga, dan biaya
serta sarana dan prasarana serta tetap pada tujuan yang akan
dicapai.

C. Kesimpulan
Secara umum, pengertian manajemen yaitu pengendalian dan pemanfaatan
semua faktor dan sumber daya, yang menurut suatu perencanaan (planning)
diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja yang tertentu
(Prajudi, 1982).
Dalam kaitannya dengan perpustakaan sekolah, manajemen perpustakaan
sekolah pada dasarnya merupakan proses mengoptimalkan kontribusi manusia,
material, anggaran untuk mencapai tujuan perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah
sebagai sub-sistem dari sebuah organisasi, dalam hal ini yaitu sekolah, tentunya
tujuan perpustakaan sekolah harus terlebih dahulu didefinisikan secara jelas.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyelenggara perpustakaan sekolah
perlu memahmi prinsip dan fungsi manajemen dengan baik, sehingga visi, misi, dan
tujuan yang ditetpkan oleh sekolah dapat tercapai dengan baik.
Menurut Sutermeister yang dikutip oleh Winardi (2003: 80), salah satu faktor
pokok yang mempengaruhi organisasi formal adalah struktur organisasi. Struktur
organisasi menurut Robbins dan Coulter (1999: 282) adalah kerangka kerja formal
organisasi, dengan kerangka itu tugas-tugas jabatan dibagi-bagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan. Dapat dikatakan bahwa struktur suatu organisasi menjelaskan
program kerja dan ditunjukkan olehnya bagaimana berbagai fungsi maupun program
yang berbeda berkaitan satu sama lain. Dalam struktur organisasi dapat terlihat suatu
susunan posisi, tugas-tugas pekerjaan dan garis wewenang dari bagian-bagian dalam
organisasi.
Sumber daya manusia di perpustakaan sekolah dimungkinkan terdiri dari guru,
pustakawan dan karyawan yang masing-masing memiliki peran tersendiri.
Dalam manajemen sumber daya manusia, diterapkan fungsi-fungsi pokok
manajemen pada umumnya. Dari beberapa pendapat mengenai fungsi-fungsi
13

manajemen, salah satu fungsi manajemen yang sederhana dan dapat diterapkan di
dalam manajemen sumber daya manusia perpustakaan yakni fungsi yang
dikemukakan oleh George Terry dalam Winardi (2000: 161) yaitu planning
(perencanaan),

organizing

(pengorganisasian),

actuating

(penggerakan

atau

pelaksanaan), dan controlling (pengawasan).
Perpustakaan merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang jasa
dan informasi. Dalam menjalankan fungsinya, maka perpustakaan harus didukung
oleh sumber daya manusia yang profesional dan memadai. Sumber daya manusia
yang ada pun menjadi tolok ukur keberhasilan suatu perpustakaan dalam menjalankan
visi dan misinya.

Daftar Pustaka

14

Anwar

Makkasau.

Peranan

SDM

di

Bidang

Perpustakaan.

http://anwarmakkasau.blogspot.com/2012/08/peranan-sdm-di-bidangperpustakaan-oleh.html.
diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 02:50 WIB.
Arwendira. Manajemen Perpustakaan Sekolah. https://arwendria.wordpress.com/2010/12/16/
manajemen-perpustakaan-sekolah/, diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 02:32 WIB.
HS, Lasa. 2009. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus.
NS, Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung
Seto
Perpus UN1KD45. Kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) yang Ada di Perpustakaan.
http://perpusunikdas.blogspot.com/2016/10/kompetensi-sdm-sumber-daya-manusiayang.html, diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 22:26 WIB.
Sudiarta, I Ketut, et.al., 2016. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perpustakaan (Studi
Kasus di Perpustakaan Universitas Hindu Indonesia)”. Jurnal Ilmiah D3 Perpustakaan. Vol.
1 No. 1. Januari 2016.
Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Zulkifli. Skripsi: “Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Perpustakaan Sma Negeri 1
Pangkajene”. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2016.

15