UJIAN TENGAH SEMETER ENERGI ALTERNATIF P

UJIAN TENGAH SEMETER
ENERGI ALTERNATIF
“PEMANASAN GLOBAL”

Disusun Oleh
Reza Pahlevi
101101051

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2014

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama
perubahan iklim. Perubahan iklim adalah dampak dari pemanasan
global yang melibatkan unsur aktivitas manusia dan alamiah.
Peristiwa alamiah yang memberi pengaruh positif dan negatif pada
pemanasan global adalah letusan gunung berapi, dinamika iklim di

atmosfer dan lautan serta pengaruh dari luar bumi seperti gejala
kosmis dan ledakan di permukaan matahari. Pemanasan global yang
disebabkan oleh manusia merupakan hasil dari perubahan jumlah
dan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer dan juga karena
menurunnya daya serap gas-gas rumah kaca yang sudah terdapat di
atmosfer bumi.
Pada kasus kedua, peristiwa pemanasan global dapat dimitigasi (dikurangi) dengan menambah daya serap gas-gas rumah
kaca di atmosfer. Tanda-tanda utama pemanasan global adalah
kenaikan suhu muka bumi, peningkatan muka air laut dan
melelehnya lapisan es di daratan muka bumi. Kenaikan suhu muka
bumi terjadi di darat dan laut yang juga menyebabkan naiknya suhu
udara muka bumi. Salah satu akibat kenaikan suhu muka bumi
adalah melelehnya lapisan es di muka bumi.
Proses melelehnya lapisan es tersebut akan menyebabkan
kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut disebabkan oleh dua
hal yaitu tambahan volume air di laut akibat aliran lelehan es di
daratan dan akibat pemuaian molekul air oleh peningkatan suhu
muka laut. Untuk wilayah pesisir, ancaman kenaikan muka air laut
akibat pemanasan global dapat terjadi untuk waktu yang sangat
lama. Planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang

mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca
di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana

alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak
terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan
gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun.
Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang
menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami
proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait
langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak
dibicarakan

oleh

masyarakat

dunia

yaitu


Global

Warming

(Pemanasan Global). Penelitian yang telah dilakukan para ahli
selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata
makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah
kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk
mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan
global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah
kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on
Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli
dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC
mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan
terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat
kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang
berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi
dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka
temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung
jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan

manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca
tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh
peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan
bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit
tenaga listrik.

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemanasan Global (Global Warming)
Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu
rata- rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global
pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32
°F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on
Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar
peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gasgas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan
ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan
yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan

IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC
menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4
°C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan
skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca
pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang
berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode
hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan
akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat
emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya
kapasitas kalor lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan perubahanperubahan yang lain seperti naiknya
permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada
masa


depan,

dan

bagaimana

Asap

dari

berbagai

industri

menyebabkan menumpuknya asap mengotori lapisan ozon sehingga
lapisan ozon memantulkan sinar matahari ke kutub utara, inilah yang
menyebabkan semakin banyaknya ombak di laut. Proses Terjadinya
Pemanasan


global

Menggunakan

kendaraan

motor

yang

mengeluarkan asap CO2 menumpuk di atmosfer bumi sehingga
menyebabkan cahaya matahari tidak mampu menembus bumi.
pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan
bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini
masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa,
jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau
membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar
pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan
meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi

gas-gas rumah kaca.
2.2 Penyebab Pemanasan Global.
Beberapa penyebab utama adalah aktifitas manusia yang
menimbulkan emisi karbon atau polusi udara, diantaranya adalah :
nasan Global (Global Warming) Pemanasan Global sebetulnya
adalah proses alami yang tercipta karena radiasi matahari yang
masuk ke Bumi tertahan di dalamnnya. Hanya saja seiring
perkembangan

teknologi

dan

perkembangan

zaman,

faktor

pertumbuhan manusia, ekonomi dan kebutuhan manusia harus

selalu terpenuhi. Hal tersebut menyebabkan beberapa teknologi
yang dikembangkan manusia sebagai penymbang utama emisi
karbon di Bumi. Kegiatan manusia tersebut menambah parah dan
mempercepat dampak pemanasan global yang terjadi. Pemanasan

Global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer
,laut dan daratan Bumi, radiasi matahari yang tertahan di dalam bumi
disebabkan beberapa faktor yaitu :
1. Efek rumah kaca (disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak, batu baradan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhantumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
2. Penggunaan CFC (Chloro Fluoro Carbons) pada perangkat
pendingin
3. Gas CO2 (karbondioksida) dari kendaraan Hal – hal tersebut
selain

membuat


radiasi

matahari

tertahan

di

bumi

juga

mengakibatkan, hal –hal sebagai berikut :
1) lapisan atsmosfer terkikis sehingga heat dari matahari
semakin dapat di rasakan oleh bumi.
2) menyebabkan kenaikan suhu dan di mulailah meleleh es d
bumi dan kenaikan debit air laut, perubahan iklim yang
ekstrem, bencana alam dari angin dan air laut, sungai dll.
Atmosfer juga kehilangan kemampuan untuk memantulkan

kembali sinar Inframerah : menyebabkan panas dapat
berakibat pada keadaan di bumi
3) UV (ultraviolaet) ; menyebabkan flek,iritasi kulit, kerusakan
pigmen, perih luka bakar, kangker kulit yang berbahaya untuk
mahluk hidup.

Proses ini diawali dari cahaya tapak dari matahari
sebahagian dikembalikan keangkasa dan sebagian lagi
diserap oleh bumi (yang mana pantulan tersebut dikembalikan
lagi dalam wujud radiasi inframerah)
Radiasi

matahari

tadi

melalui

bumi

melalui

atmosfer,karena semakin banyak radiasi matahari tadi di
lapisan atmosfer bumi,sehingga menyebabkan lubang ozon.
Kebanyakan dari radiasi matahari diserap oleh permukaan
bumi dan memanaskannya. Radiasi inframerah dipancarkan
oleh permukaan bumi, Radiasi inframerah yang dipancarkan
kembali oleh bumi diserap oleh CO2 di atmosfer yang
kemudian

sebahagian

dipancarkan

ke

angkasa

(a)

sebahagian lagi dikembalikan ke atmosfer bumi dan (b) CO 2
yang kembali ke atmosfer bumi itulah yang disebut dengan
pemanasan global (global warming).
Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan
sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan
akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warmingatau
Pemanasan Global, yang merupakan ancaman paling serius
bagi umat manusia setelah perang dingin
Gambar 1. Model Proses Terciptanya Pemanasan Global (Global Warming)

Proses terjadinya pemanasan global dan gambarnya
1. Gas rumah kaca memerangkap panas.
2. Energi matahari diserap dan dipantulkan oleh atmosfer bumi
3. Permukaan bumi meresap dan meradisaikan energi matahari
yang diserap ke luar angkasa.
4. Gas rumah kaca menyerap panas yang diradiasikan melalui
atmosfer.
5. Gas meradiasikan kembali panas ke segala arah sebagian besar
tetap di atas.
6. Lebih banyak gas artinya lebih banyak panas yang terperangkap
di atmosfer.
7. Otomatis suhu akan meningkat.
8. Terjadilah Pemanasan Global (Global Warming).
CO2 (Karbon dioksida) sejauh ini adalah gas rumah kaca
yang dibuat manusia.namun, sesungguhnya metana & dinitrogen
oksida lebih berpotensi & kosentrasinya juga meningkat. Molekul
demi molekul, dinitrogen oksida menangkap panas 200 kali lipat
dari pada CO2.
2.3 Proses Yang Terjadi Di Atmosfer Bumi
2.3.1 Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk
radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi,
akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,karbon dioksida,

sulfur

dioksida

dan

metana

yang

menjadi

perangkap

gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali
radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya
panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan
ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu ratarata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan
semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer,
semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek
rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi
sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F),
bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya
semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18
°C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah
berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan
global.
2.3.2 Efek umpan balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh
berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai
contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan
akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan

pada

awalnya

akan

menyebabkan

lebih

banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air
sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus
berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai
tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek
rumah

kaca

yang

dihasilkannya

lebih

besar

bila

dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan

balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak
menurun karena udara menjadi menghangat) Umpan balik
ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2
memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang
menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah,
awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke
permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan.
Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan
memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke
angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah
efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan
tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe
dan

ketinggian

awan

tersebut.

Detail-detail

ini

sulit

direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena
awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara
batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125
hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan
Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan
balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan
dengan

umpan

(menambah

balik

uap

pemanasan)

air

dalam

dan

dianggap

semua

model

positif
yang

digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan

balik

penting

lainnya

adalah

hilangnya

kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika
suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub
mencair

dengan

kecepatan

yang

terus

meningkat.

Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air
di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki
kemampuan

memantulkan

cahaya

lebih

sedikit

bila

dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah
pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Umpan
balik

positif

akibat

terlepasnya

CO2

dan

CH4

dari

melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme
lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu,
es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga
menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan
berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh
menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga
membatasi pertumbuhandiatom daripada fitoplankton yang
merupakan penyerap karbon yang rendah.
2.4.3

Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi
dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan
balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan
saat

ini.

Perbedaan

antara

mekanisme

ini

dengan

pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya
aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya
efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan
stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak
tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari
menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan
lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan
tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun
1970-an.)

Fenomena

variasi

Matahari

dikombinasikan

dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan
efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950,
serta efek pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan
bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam
pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University
memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi
terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama
periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980
dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model
iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan
berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan
dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan
bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol
sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian,
mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan
sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun,
sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekadedekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika
Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak
menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari
Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari
hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam
tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini
terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.
Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan
bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global
dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui
variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar
kosmis.

2.4 Dampak Pemanasan Global
Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah
memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk
yang ditimbulkan oleh Global Warmingatau Pemanasan Global, yang
merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah
perang dingin.
1) Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan
Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub
Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland,
juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini
mengakibatkan

naiknya

permukaan

laut,

badai

yang

menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor
semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian
bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan
dan air minum di dunia semakin menipis.
2) Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam
kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah
dijangkiti, dan bukan hanya itu penyakit ini diketahui menjadi
semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang
terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya
yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah
yang semakin luas.
3) Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya
kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan,
seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan
laut dan polusi akibat kegiatan manusia.
4) Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin
berkurangnya keanekaragaman hayati dan punahnya beberapa
spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan,
waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya
persediaan makanan mereka.

Selain itu peristiwa yang paling dominan muncul dari efek
pemanasan global adalah semakin banyaknya air laut, semakin
besarnya ombak sehingga menimbulkan tsunami. Berikut ini adalah
pemaparan kenapa itu bisa terjadi.
2.5 Gejala Alam Yang Terjadi Akibat Pemanasan Global
Pemanasan Global tidak hanya meningkatkan suhu bumi
saja, selain dari pada itu ada dampak lain yang terjadi, yaitu
banyaknya timbul gejala-gejala alam yang bisa merugikan dan
mengancam nyawa manusia dan makhluk hidup lainnya di
permukaan bumi, diantaranya :
1. Tsunami.
Pantulan cahaya matahari dari atmosfer ke kutub utara
menyebabkan mencairnya salju menjadi air laut, oleh karena itu
jika pemanasan terusterusan maka besar kemungkinan tsunami
terjadi karena ombak semakin besar dari cairan es tersebut.
2. Suhu Meningkat.
Meningkatnya suhu atmosfer menjadikan bumi semakin panas
dan tidak nyaman untuk ditempati. Suhu bumi meningkat dapat
menyebabkan beberapa gejala alam seperti gunung meletus,
bergeraknya

lempeng

endogen

sehingga

menyebabkan

terjadinya pergeseran permukaan bumi (gempa).
3. Hujan Asam.
Hujan

yang

dapat

menghancurkan

bangunan-bangunan.

Disebabkan karena menumpuknya gas belerang di lapisan ozon.

2.6 Menanggulangi Pemanasan Global.
Dengan meningkatnya suhu rata-rata bumi akan bisa
menyebabkan perubahan suhu yang sangat ekstrem masih ditambah
lagi dengan kemungkinan es di kutub utara dan selatan akan
mencair. Jika seandainya es kutub utara dan selatan mencair bisa di
tebak negara manakah yang akan pertama kali tenggelam?
Indonesia negara kepulauan seperti ini sangat rentan untuk mudah
tenggelam. Terlebih Indonesia memiliki banyak sekali pulau-pulau
kecil yang sangat mungkin untuk tenggelam. Tidak hanya itu
perubahan cuaca yang ekstrem kadang juga menimbulkan berbagai
macam penyakit baru yang sebelumnya belum pernah ada di muka
bumi.
Bagaimana

cara

mengatasi

pemanasan

global

(global

warming) :
1. Jangan menebang pohon sembarangan.
Pohon merupakan penghasil gas O2 (oksigen) terbesar di
dunia. setiap hari kita bernafas membutuhkan Oksigen,dan pohonpohonlah yang setiap harinya menyediakan oksigen untuk kita.
Semakin sdikit pohon akan menyebabkan gas CO2 (karbon
dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran dan akhirnya membuat
bumi semakin panas. Terlepas dari itu kita bernafas menggunakan
oksigen tanpa adanya oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup
sampai sekarang.
2. Jangan memakai kendaraan Pribadi.
Banyaknya

pemakaian

kendaraan

pribadi

akan

menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Kita semua
tau bahwa setiap kendaraan berbahan bakar minyak akan
mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2 dan CO, gas-gas ini
bila dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas rumah
kaca yang akhirnya membuat terjadinya global warming semakin
parah. Selama anda masih bisa untuk menggunakan kendaraan

umum gunakanlah kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan
pribadi saat anda memang benar-benar membutuhkannya.
3. Beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak dengan kendaraan
berbahan bakar alami dan ramah lingkungan.
Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah lingkungan
misalnya adalah kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik
selain harganya lebih murah ternyata juga lebih ramah terhadap
lingkungan jika dibanding dengan bahan bakar minyak. Dengan
menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik anda tak perlu lagi
risau saat harga BBM (Bahan bakar Minyak) naik.
4. Mematikan lampu di siang hari.
Saat bepergian ke daerah PLN saya sering sekali melihat
sebuah poster dengan tulisan "Kunang-kunang aja kalau siang
matiin lampu". Masa kita mau kalah sama kunang-kunang? Matikan
lampu disaat siang hari, meskipun anda sanggup untuk membayar
tagihan

listriknya

namun

kepedulian

akan

lingkungan

juga

sangatlah penting.
5. Menggunakan lampu hemat energi.
lampu hemat energi sangat beragam jenisnya, ada lampu
energi dengan bentuk XL seperti Philip. Akhir-akhir ini muncul lagi
lampu hemat energi terbarukan yang pembuatannya berasal dari
gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi
sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari
60% sehingga kebutuhan energi dalam negeri akan bisa tercukupi.
Selain itu

penggunaan energi

menimbulkan

terjadinya

yang berlebihan

pemanasan

global.

juga akan

Sekarang

kita

bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga
batubara. Jika kita menggunakan energi secara boros tentu saja
pembakaran batubara akan semakin banyak, namun jika kita bisa
berhemat maka pembakaran batubara bisa di hemat pula.

Pembakaran

batubara

ternyata

juga

menyumbangkan

gas

penyebab Global warming yang sangat besar.
6. Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan gundul).
Banyak tindakan yang telah dilakukan manusia seperti
merusak hutan hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Tanpa
disadari hutan yang fungsinya sangatlah fital bagi manusia setiap
harinya

terus

bertanggung

dirusak
jawab.

oleh

sebagian

Solusinya

adalah

manusia
dengan

yang

tidak

menegaskan

perundangan tentang perhutanan dan melakukan Reboisasi
terhadap hutan yang sudah gundul. Selain aksi dari penebangan
hutan secara liar hutan gundul juga bisa disebabkan karena
kebakaran dan tanah longsor. Selain bisa mencegah terjadinya
Global Warming hutan juga bisa mencegah terjadinya banjir, tanah
longsor dan akan menjadikan suhu menjadi sejuk dan segar.
7. Tanamanlah Pohon di area perkarangan rumah.
Manfaatkanlah

pekarangan

tersebut

untuk

menanam

berbagai macam tanaman. Anda tak harus menanam pohon jati
atau mahoni, anda bisa menanam tanaman hias atau tanaman lain
yang memiliki daun hijau serta memiliki potensi untuk bisa
menghasilkan

oksigen.

Bayangkan

jika

semua

masyarakat

melakukan hal yang serupa maka kebutuhan akan oksigen akan
sedikit demi sedikit terpenuhi.
8. Membangun rumah dengan fentilasi yang cukup.
Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia,
dengan rumah kita bisa hidup dengan tenang dan damai. Saat
membangun rumah harap perhatikan fentilasi dan tata cahaya yang
tepat. Jangan sampai anda malam hari harus menyalakan AC
karena alasan panas dan fentilasi yang kurang. Saat siang hari
pula desainlah rumah anda agar bisa terang tanpa harus
menghidupkan lampu dan desain pula agar sejuk tanpa harus
menghidupkan AC atau kipas angin. Global warming yang saat ini

terjadi bukan terjadi begitu saja. Semua ini ada alasannya dan
kitalah yang seharusnya mencari apa alasan dari Global warming,
bagaimana

cara

menghentikannya

dan

bagaimana

cara

mencegahnya agar tidak lagi terulang di masa depan. Manusia
telah menyebabkan jumlah karbondioksida meningkat, padahal dari
hari-kehari jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbon
dioksida semakin berkurang. Ibaratnya kita menambah jumlah
karbondioksida

namun

kita

mengurangi

bahan

yang

bisa

menghilangkan karbondioksida. Mulailah dari sekarang atau tidak
pernah sama sekali, tanam pepohonan disekitar rumah anda dan
hematlah energi selagi anda bisa berhemat karena tiba kalanya
energi itu mahal dan tidak bisa di hemat.

KESIMPULAN

Kesimpulan Pemanasan Global (Global Warming) adalah sebuah
proses alami yang terjadi di dalam permukaan Bumi. Pemanasan Global
menyebabkan suhu dipermukaan bumi meningkat dan menjadi hangat
sehingga manusia atau makhluk hidup di dalamnya bisa bertahan hidup
dengan suhu yang hangat di dalamnya. Tapi perkembangan zaman,
perkembangan Ilmu Teknologi dan kebutuhan manusia menuntut manusia
untuk hidup lebih maju lagi. karena dari hal tersebut kegiatan-kegiatan
manusia menyebabkan pencemaran dan kerusakan alam.
Pemanasan Global yang terjadi akibat radiasi matahari yang
tertahan akibat Gas rumah kaca yang tercipta oleh sebab aktifitas
manusia semakin menambah parah dampak Pemanasan Global yang
terjadi. Efek samping dari aktifitas manusia menambah banyak gas-gas
yang bersifat sebagai penahan Radiasi matahari untuk keluar dari
permukaan bumi. Gas-gas rumah kaca tersebut menahan radiasi dan
sedikit demi sedikit membuat Ozon sebagai pelindung bumi di lapisan
Troposper terkikis.
Jika terus dibiarkan makan, bukan hanya radiasi matahari saja
yang tidak bisa keluar melainkan radiasi matahari yang masuk ke dalam
bumi akan semakin besar efeknya karena Ozon yang melindungi Bumi
dari hal tersebut maupun benda-benda langit lainnya akan kehilangan
fungsinya. Selain hal tersebut, banyak fenomena di Bumi yang dipicu dari
Pemanasan Global, Seperti Kebakaran Hutan, Mencairnya es dikutub,
Tsunami dan berbagai bencana alam yang terjadi.
Bahaya Pemanasan Global tidak dirasakan dalam jangka pendek,
melainkan akan terjadi dan akan terasa dalam jangka panjang. Sehingga
jika seluruh dunia tidak tanggap dan mengerti akan gejala alam ini akan
membuat bumi kehilangan keseimbangannya dalam 20 sampai 30 tahun
ke depan.