BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Bahan Pemutih Gigi Hidrogen Peroksida 35% Terhadap Shear Bond Strength Resin Komposit dengan Bahan Adhesif Total Etch ( Penelitian In Vitro)

     

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Dewasa ini perawatan gigi tidaklah hanya pada pemulihan penyakit dan fungsi gigi namun juga dari segi pemenuhan nilai estetika. Semakin tinggi tingkat kesadaran masyarakat pada kebutuhan akan estetika pada rongga mulut berdampak pada meningkatnya permintaan untuk dilakukannya pelayanan pemutihan gigi. Hal ini berhubungan dengan perubahan warna gigi (tooth

  discoloration

  ) yang dapat terjadi baik pada gigi permanen maupun gigi

  1

  desidui. Ada berbagai cara untuk mendapatkan warna gigi yang ideal, yaitu

  1

  dengan menggunakan bahan pemutih, veneers, dan mahkota. Pemutihan gigi

  2,3 merupakan salah satu cara yang relatif sederhana dan konservatif.

  Disisi lain perawatan konservatif berupa penumpatan tetaplah menjadi tuntutan utama karena berhubungan dengan fungsi gigi. Sehingga apabila seorang pasien membutuhkan kedua perawatan tersebut maka akan terjadi interaksi antara gigi dengan bahan pemutih dan bahan adhesif dari restorasi maupun bahan

  4 restorasi itu sendiri yang dapat mempengaruhi perlekatannya terhadap gigi.

  Penyebab perubahan warna secara umum dibagi atas diskolorisasi ekstrinsik

  5

  dan diskolorisasi intrinsik. Perubahan warna ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya disebabkan kebiasaan minum – minuman berwarna seperti teh, kopi atau sirup yang dapat menyebabkan perubahan warna dari coklat sampai hitam. Penyebab lain perubahan warna gigi yaitu pada perokok akibat pemakaian tembakau baik dihisap atau dikunyah yang menyebabkan warna gigi menjadi cokelat kekuning-kuningan sampai hitam. Sedangkan diskolorisasi intrinsik merupakan perubahan warna yang mengenai bagian dalam struktur gigi selama masa pertumbuhan dan umumnya perubahan warna terjadi dalam dentin

  6,7 sehingga relatif sulit untuk dirawat secara eksternal.

     

  Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik merupakan noda – noda yang timbul akibat faktor endogen, baik yang didapat dari sumber lokal maupun sistemik. Faktor lokal penyebab perubahan warna sesudah gigi erupsi dapat disebabkan karena perdarahan akibat trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi, dekomposisi jaringan pulpa, pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar

  

3,6,7

dan pengaruh bahan – bahan restorasi.

  Pemutihan kembali (bleaching) merupakan salah satu usaha memperbaiki

  2

  perubahan warna pada gigi dengan pemakaian bahan oksidator kuat. Ada dua macam bahan pemutih eksternal yang digunakan: yaitu hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. Kedua bahan ini sama-sama mengandung hidrogen peroksida yang akan terurai menjadi H

  2 O dan O 2 .

  Hidrogen peroksida dengan konsentrasi 30-35% disebut juga superoksol yang

  6 sering digunakan untuk ekstrakoronal maupun intrakoronal bleaching.

  Sedangkan karbamid peroksida merupakan gabungan antara hidrogen peroksida

  9

  (Karbamid peroksida 10% sama efektifnya dengan hydrogen peroksida 3%) dan

  6

  urea , dapat juga disebut urea peroksida. . Perubahan mikrostruktur yang terjadi pada email karena penggunaan bahan pemutih gigi berbasis peroksida ini dapat menyebabkan degradasi adhesif pada interfasial restorasi yang sudah ada dan hal

  8 tersebut mengakibatkan penurunan ikatan resin restorasi.

  Ada beberapa sistem pemutihan gigi, diantaranya adalah in-office bleaching dan home bleaching. In-office bleaching dilakukan oleh dokter gigi di tempat praktek dokter gigi sedangkan home bleaching dilakukan sendiri di rumah oleh

  2,5

  pasien. Tindakan in-office bleaching sepenuhnya dilakukan di bawah pengawasan dokter gigi,namun demikian praktisi tetaplah harus melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Pada umumnya In – office bleaching digunakan untuk diskolorisasi gigi disebabkan oleh faktor eksternal seperti mengkonsumsi makanan ataupun minuman berwarna seperti kopi, teh, sirup ataupun minuman

  4 ringan yang mengandung pewarna.

  Pemutihan oleh bahan bleaching berbasis peroksida terjadi melalui proses dekomposisi peroksida menjadi radikal bebas tidak stabil yang pecah menjadi

     

  molekul-molekul pigmen besar baik melalui reaksi oksidasi atau reduksi. Residu dari hidrogen peroksida dalam proses pemutihan tersebut dilaporkan dapat mengganggu ikatan interfasial gigi dan restorasi. Ell-Mur et al menyatakan dalam penelitiannya hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan sealing atau kualitas

  4,10

  permukaan restorasi. Reaksi oksidasi ini juga menyebabkan perubahan yang

  7

  mempengaruhi kekuatan perlekatan dari enamel. Salah satu bahan tambalan sewarna gigi adalah resin komposit. Perawatan pemutihan gigi pada permukaan enamel dapat menganggu proses perlekatan dari resin komposit yang diletakkan

  1 sesaat sesudah perawatan tersebut.

  Bahan adhesif dengan teknik total etch memiliki hybriditation layer lebih panjang sehingga menyebabkan ikatan kimia yang baik. Meskipun sistem ini menghasilkan hasil yang baik bila digunakan dengan benar, total etch dianggap sebagai teknik dengan tingkat sensitivitas yang tinggi dikarenakan diperlukan langkah kerja dan waktu pengaplikasian yang tepat. Pengetsaan yang berlebihan akan menyebabkan hilangnya mineral pada dentin lebih dari yang diinginkan dan terpaparnya serat kolagen lebih dalam dari yang dapat ditembus oleh bahan adhesif ini. Pengeringan yang berlebihan juga dapat menyebabkan jaringan serat kolagen ruptur dan memblokir akses penetrasi bahan ke daerah dentin di bawahnya. Hal ini dapat menyebabkan kekuatan perekat yang lebih rendah dan

  11 sekaligus kepekaan dan nyeri setelah penumpatan.

  Ketika restorasi estetik dibutuhkan, restorasi harus ditempatkan menggunakan teknik ikatan (bonding) namun sangatlah beresiko untuk melekatkan langsung bahan resin segera setelah bleaching karena akan mengubah ikatan langsung dari resin terhadap struktur gigi.

  Bahan-bahan pemutih yang digunakan dalam pemutihan gigi menyebabkan pelepasan oksigen dan dapat juga menyebabkan perubahan morfologi dalam

  1,7,9

  struktur mineral. Perubahan-perubahan dalam komposisi kimia dari enamel yaitu jauh berkurangnya jumlah kalsium dan fosfor di samping itu juga terjadinya modifikasi morfologi dari mayoritas kristal dari lapisan permukaannya bila

  11 dibandingkan dengan enamel yang tidak di-bleaching.

     

  Beberapa studi telah menunjukkan secara signifikan rata-rata kekuatan perlekatan antara resin komposit dengan enamel yang telah di-bleaching lebih

  8,9,10

  rendah, dibandingkan dengan enamel yang tidak di-bleaching. Penurunan kekuatan perlekatan perlu untuk diperhatikan secara khusus karena adanya oksigen yang dilepaskan oleh proses pemutihan dapat menghambat polimerisasi sistem adhesif dan menyebabkan berkurangnya kekuatan perlekatan antara bahan restoratif dan substrat gigi.

  Namun penurunan kekuatan perlekatan setelah prosedur pemutihan adalah tergantung pada waktu. Metz et al menyatakan bahwa bleaching dapat menyebabkan penurunan kekuatan perlekatan antara enamel dengan resin sampai empat belas hari setelah prosedur bleaching. Mortazavi et al dalam penelitiannya menunjukkan adanya penurunan kekuatan perlekatan antara enamel yang telah di-

  bleaching dengan resin komposit yang direkatkan 24 jam setelah bleaching.

  Menunda prosedur bonding setelah bleacing adalah salah satu metode yang

  12

  direkomendasikan . El-Seoud et al menyatakan dalam penelitiannya bahwa gigi yang telah di bleaching menunjukkan tingkat perlekatan yang lebih baik apabila dilakukan bonding setelah tujuh hari kemudian. Bittencourt et al dalam penelitiannya juga menyatakan adalah perlu untuk menunggu selama tujuh hari sebelum melakukan prosedur aplikasi bahan adhesif untuk restorasi.

  Resin yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis resin komposit nanopartikel, dimana resin komposit ini memiliki permukaan yang lebih halus dan mengkilat, pengkerutan (shrinkage) polimerisasi yang lebih minim dan resistensi yang lebih baik serta memiliki daya atrisi yang lebih rendah. Hal ini

  14

  menyebabkan resin komposit nanofil banyak digunakan saat ini Pada penelitian ini akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan (shear bond strength) bahan tambalan resin komposit dengan interval waktu yang berbeda antara prosedur pemutihan gigi dengan aplikasi bahan adhesif menggunakan bahan adhesif total etch.   

   

     

  1.2 Rumusan Masalah

  Dari uraian dalam latar belakang timbul masalah yaitu : 1.

  Apakah aplikasi bahan pemutih gigi memberi pengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan (shear bond strength) restorasi resin komposit ?

  2. Apakah interval waktu antara prosedur pemutihan gigi dengan aplikasi bahan restorasi resin komposit dengan bahan adhesif total etch akan memberi pengaruh terhadap kekuatan geser perlekatan (shear bond strength) resin komposit ?

  1.3 Tujuan Penelitian 1.

  Mengetahui pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan (shear bond strength) restorasi resin komposit.

    2.

  Mengetahui pengaruh interval waktu antara prosedur pemutihan gigi dengan aplikasi bahan restorasi resin komposit dengan bahan adhesif total etch terhadap kekuatan geser perlekatan (shear bond strength) resin komposit.  

   

  1.4 Manfaat Penelitian

  Dengan diketahuinya pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi terhadap kekuatan geser perlekatan (shear bond strength) bahan tambalan resin komposit dan pengaruh interval waktu yang berbeda antara prosedur pemutihan gigi dengan aplikasi bahan adhesif menggunakan bahan adhesif total etch terhadap shear

  bond strength

  resin komposit diharapkan dapat : 1. Memberi informasi dan pengetahuan terhadap dokter gigi dan praktisi mengenai pengaruh aplikasi bahan pemutih gigi pada restorasi resin komposit yang akan digunakan.

    2.

  Memberi informasi dalam mempertimbangkan waktu untuk dilakukannya penumpatan dengan resin komposit setelah prosedur pemutihan gigi.