BAB I PENDAHULUAN - Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-Nilai Islam Dan Pelayanan Pada Rumah Sakit Islam Malahayati

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia “World Health Organization”

  (WHO) tahun 1948 tertulis bahwa “Health is a fudamenal human right”, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi.

  Dalam Pasal 28 H ayat (1): “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

  Menurut UU RI No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.

  Menurut WHO rumah sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layananya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.

  Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. (Ditjen.Bina Pelayanan Medik Depkes RI, edisi tahun 2005).

  Setiap rumah sakit baik umum maupun khusus, berusaha untuk memberikan pelayanan, perawatan, dan kenyamanan yang terbaik bagi pasien, sehingga pasien dapat menjalani proses pengobatan sampai pasien sembuh. Tetapi apabila dalam pengobatan tersebut terdapat kendala dalam penanganan, maka pasien akan mendapatkan rujukan dari rumah sakit umum untuk mendapatkan penanganan pengobatan kerumah sakit yang lebih lengkap dalam hal ketenagaan medis, fasilitas, pelayanan kesehatan yang sepesifik (sub spesialis) dan peralatan yang lebih canggih.

  Perbedaan antara rumah sakit umum dan khusus yaitu terletak pada pelayanan dimana rumah sakit umum adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit ,sedangkan Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur dan organ atau jenis penyakit. Sedangkan Rumah Sakit Islam tersebut bisa terdapat dirumah sakit umum maupun khusus, hanya saja perbedaannya di sisi agama. Dimana Rumah Sakit Islam memprioritaskan hanya melayani masyarakat beragama Islam saja.

  Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semestra, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di hidup sesuai tuntunan bagi tata hidup dan kehidupan, baik yang berkenaan dengan

  

hablum minallah (hubungan manusia dengan tuhannya) maupun hablum minannas

  (hubungan manusia dengan manusia atau Mu’amalah) (Kurde, 2006: xvii). Islam juga sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia. Mu’amalah merupakan kegiatan manusia yang berperan sebagai khalifah dimuka bumi dengan cara interaksi anatar manusia, misalnya dalam hal kegiatan ekonomi.

  Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, merupakan meningkatnya kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Impementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana kesehatan dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan tujuan menciptakan kepuasan pasien.

  Dengan berkembangnya jumlah rumah sakit di Sumatera Utara khususnya Medan masyarakat memiliki banyak pilhan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang mereka pandang memberikan kepuasan maksimal bagi mereka. Oleh karena itu diharapkan setiap rumah sakit hendaknya berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing yang dilayani yaitu pasien, maka banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu rumah sakit bila mengutamakan kepuasan pasien. Diantaranya yaitu terciptanya citra positif kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara tidak langsung, dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan rumah sakit, seperti perusahaan asuransi akan lebih menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang mempunyai citra positif.

  Salah satu bidang prioritas nasional yang bersifat strategis adalah bidang kesehatan,salah satu isu penting dalam bidang kesehatan adalah masalah pelayanan publik rumah sakit tinggi kualitasnya,maka pembangunan dibidang kesehatan akan dapat meningkat.Di samping itu,jika kultur pelayanan publik yang dibangun oleh manajemen rumah sakit baik,maka pembangunan karekter bangsa dalam memberi pelayanan akan dapat diwujudkan.Pada gilirannya masyarakat akan memperoleh manfaat pelayanan publik yang besar dalam bidang kesehatan.

  Istilah pelayanan publik,menurut UU No.25 Tahun 2009,adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang,jasa dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

  Prinsip pelayanan,sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Menteri PAN Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003,yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang”relevan”,”valid”,dan “reliabel”,sebagai unsur minimal yang harus ada

  1. Prosedur pelayanan,yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan pada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

  Persyaratan pelayanan,yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

  3. Kejelasan petugas pelayanan,yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikanpelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawabnya).

  4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

  5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

  6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

  7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggra pelayanan.

  8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

  9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

  10. Kewajaran biaya pembayaran, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

  Kepastian biaya pelayaan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan.

  12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkam.

  13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

  14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanaan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

  UU No.25 Tahun 2009 mewajibkan kepada para penyelenggara pelayanan untuk menyusun dan pendapatkan standar pelayanan. Dalam Pasal 21 UU ini dijelaskan bahwa komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: (1) dasar hukum; (2) persyaratan; (3) sistem mekanisme; (4) jangka waktu penyelesaian; (5) biaya/tarif; (6) produk pelayanan; (7) sarana , prasarana, dan fasilitas; (8) kompetensi pelaksanaan; (9) pengawasan internal; (10) penanganan,saran,dan masukan; (11) jumlah pelaksanaan; (12) jaminan pelayanan; (13) jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa

  Variabel pengaruh yang khas yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai- nilai keagamaan, khususnya nilai-nilai Islam. Islam merupakan satu sistem aqidah, antarmanusia, semangat persaudaraan, tanggung jawab, orientasi pada kebaikan, keadilan, kejujuran, amanah, pengabdian/ibadah, keikhlasan, kebersihan, mendahulukan melaksanakan kewajiban, memberikan pertolongan, berakhlak mulia, prinsip toleransi, musyawarah, dan kedamaian.

  1.2. Rumusan Masalah 1.

  Apakah berhubungan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam Malahayati dengan respon masyarakat kota medan ? 2. Apakah berhubungan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati dengan respon masyarakat kota medan?

  1.3. Tujuan Penelitian 1.

  Menjelaskan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam Malahayati.

2. Menjelaskan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati.

1.4. Manfaat Penelitian

  Manfaat/kegunaan dari hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi

  Pembangunan Universitas Sumatera Utara

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Implementasi nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.

  3. Bagi masyarakat, untuk membantu masyarakat agar mengetahui Implementasi nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.Islam masih ada atau tidak di Kota Medan.