Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-Nilai Islam Dan Pelayanan Pada Rumah Sakit Islam Malahayati

(1)

SKRIPSI

ANALISIS RESPON MASYARAKAT KOTA MEDAN

TERHADAP IMPELEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DAN

PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI

OLEH

ZAINUDIN

100501027

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat kota medan terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dan pelayanan pada Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengaruh respon masyarakat diperoleh dengan tanggapan responden yaitu pasien atau keluarga pasien mengenai alasan yang mempengaruhi respon masyarakat terdadap implementasi dan pelayanan pada rumah sakit Islam Malahayati, dapat mengguakan tabulasi data, gambar dan tabel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas dan penelitian ini menggunakan teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convencience sampling”, serta teknik pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji spearman, dan pengelolahan data ini menggunakan SPSS.

Dari analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan posotif terhadap respon masyarakat yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05 dan begitu juga dengan pelayanan, di mana kepuasan pelayanan juga berhubungan positif terhadap respon masyarakat kota medan yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01.


(3)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine respons of medan city society towards Islamic values and service at the Islamic Hospital Malahayati. The influence of the public response retrieved from respondents which are patient or the patient's family that affect public response towards implementation and service at the Islamic hospital Malahayati, can be seen uses the data tabulation, images and chart tables. The sampling technique in this study using nonprobabilitas sampling techniques and this research using technique sample form of "Accidental sampling or sampling convencience", as well as data process techniques used in this research are validity test, realibilities test, spearman test, and this data processing using SPSS application.

From the analysis obtained can be seen that the implementation of Islamic values is positively related towards public response known as N or the amount of respondents data were 30, then sig value (2-tailed) was 0.046 <0.05 and so is the service, where service satisfaction also positively related towards Medan society response known that N or the amount of respondents data were 30, then the value of sig (2-tailed) was 0.000 <0.01.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “analisis respon masyarakat kota medan terhadap impelementasi nilai-nilai Islam dan pelayanan Rumah Sakit Islam malahayati”. Berkat karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir yang harus di tempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Abangda Abdul Hakim Lubis yang paling berjasa terhadap pendidikan penulis selama ini, mengkin tanpa dia penulis tidak dapat menjadi sekarang ini, dan kepada ibu-ibu Z66 (nama kelompok) yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang selama ini membantu pendanaan penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Sumatera Utara.


(5)

5. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan, petunjuk-petunjuk, dan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Irsyad Lubis, SE. M.Soc.Sc, Ph.D selaku dosen pembanding I dan Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku dosen pembanding II, yang telah banyak memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman penulis yang selalu kasih suport, ejekan yang secara tidak langsung memberi semangat buat penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

Medan, April 2015 Penulis

ZAINUDIN


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTARAK... i

ABSTRACK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang Islam... 9

2.2 Pengertian Pelayanan... 14

2.2.1 Pelayanan Kesehatan... 15

2.3 Rumah Sakit... 20

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit... 20

2.3.2 Fungsi dan Tugas Rumah Sakit... 21

2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Islam 21 2.5 Respon Masyarakat... 26

2.6 Penelitian Terdahulu... 28

2.7 Kerangka Konseptual... 30

2.8 Hipotesis... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 31

3.2 Lokasi Penelitian... 31

3.3 Jenis dan Sumber Data... 32

3.4 Defenisi Operasional... 32

3.5 Tehnik Pengumpulan Data... 33

3.6 Pemilihan Sampel... 33

3.7 Metode Analisis Data dan Pengelolahan... 35

3.8 Skala Pengukuran Variabel... 37


(7)

4.1 Gambaran Umum... 39

4.1.1 Kota Medan... 39

4.2 Sejarah berdirinya Rumah Sakit Islam (RSI) Malahayati... 41

4.2.1 Fasilitas atau pelayanan kesehatan... 43

4.2.2 Struktur organisasi RSI Malahayati... 45

4.2.3 Visi, Misi, dan Motto RSI Malahayati... 46

4.3 Uji validitas, uji reliabilitas, dan uji spearman... 46

4.3.1 Uji validitas... 46

4.3.2 Uji reliabelitas... 48

4.3.3 Uji spearman... 49

4.4 Profil dan Deskripsi Responden... 51

4.4.1 Data responden berdasarkan jenis kelamin... 51

4.4.2 Data responden berdasarkan tingkat umur... 53

4.4.3 Data responden berdasarkan pendidikan 54 4.4.4 Data responden berdasarkan jenis pekerjaan... 55

4.4.5 Data responden berdasarkan pendapatan per bulan... 57

4.4.6 Data responden berdasarkan usia dan jenis kelamin... 59

4.4.7 Data responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan... 60

4.4.8 Jawaban respoden terhadap implementasi nilai-nilai Islam pada RSI. Malahayati... 62

4.4.9 Jawaban responden terhadap kepuasan pelayanan pada RSI. Malahayati... 66

4.4.10 Jawaban responden terhadap respon masyarakat pada RSI. Malahayati... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 73

5.2 Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Hasil uji Validitas... 47

4.2 Hasil uji Reliabilitas... 48

4.3 Hasil uji Spearman antara implementasi nilai-nilai dan respon masyarakat... . 49

4.4 Hasil uji spearman antara kepuasan pelayanan dan respon masyarakat... . 50

4.5 Data responden berdasarkan Jenis Kelamin... 52

4.6 Data responden berdasarkan Tingkat Umur... 53

4.7 Data responden berdasarkan Tingkat pendidikan... 54

4.8 Data responden berdasarkan Jenis Pekerjaan... 56

4.9 Data responden menurut tingkat pendapatan per bulan 57 4.10 Data responden berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.. 59

4.11 Data responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan... .. 60

4.12 Jawaban responden mengenai implementasi nilai-nilai Islam... .. 62

4.13 Jawaban responden mengenai kepuasan pelayanan... 66


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 30

4.1 Data responden menurut Jenis Kelamin... 52

4.2 Data responden menurut Tingkat Umur... 54

4.3 Data responden berdasarkan Tingkat pendidikan... 55

4.4 Data responden berdasarkan Jenis Pekerjaan... 57


(10)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat kota medan terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dan pelayanan pada Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengaruh respon masyarakat diperoleh dengan tanggapan responden yaitu pasien atau keluarga pasien mengenai alasan yang mempengaruhi respon masyarakat terdadap implementasi dan pelayanan pada rumah sakit Islam Malahayati, dapat mengguakan tabulasi data, gambar dan tabel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas dan penelitian ini menggunakan teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convencience sampling”, serta teknik pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji spearman, dan pengelolahan data ini menggunakan SPSS.

Dari analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan posotif terhadap respon masyarakat yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05 dan begitu juga dengan pelayanan, di mana kepuasan pelayanan juga berhubungan positif terhadap respon masyarakat kota medan yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01.


(11)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine respons of medan city society towards Islamic values and service at the Islamic Hospital Malahayati. The influence of the public response retrieved from respondents which are patient or the patient's family that affect public response towards implementation and service at the Islamic hospital Malahayati, can be seen uses the data tabulation, images and chart tables. The sampling technique in this study using nonprobabilitas sampling techniques and this research using technique sample form of "Accidental sampling or sampling convencience", as well as data process techniques used in this research are validity test, realibilities test, spearman test, and this data processing using SPSS application.

From the analysis obtained can be seen that the implementation of Islamic values is positively related towards public response known as N or the amount of respondents data were 30, then sig value (2-tailed) was 0.046 <0.05 and so is the service, where service satisfaction also positively related towards Medan society response known that N or the amount of respondents data were 30, then the value of sig (2-tailed) was 0.000 <0.01.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia “World Health Organization”

(WHO) tahun 1948 tertulis bahwa “Health is a fudamenal human right”, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi.

Dalam Pasal 28 H ayat (1): “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Menurut UU RI No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.

Menurut WHO rumah sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layananya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.


(13)

Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat yang mencangkup pelayanan medis dan penunjang medis, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. (Ditjen.Bina Pelayanan Medik Depkes RI, edisi tahun 2005).

Setiap rumah sakit baik umum maupun khusus, berusaha untuk memberikan pelayanan, perawatan, dan kenyamanan yang terbaik bagi pasien, sehingga pasien dapat menjalani proses pengobatan sampai pasien sembuh. Tetapi apabila dalam pengobatan tersebut terdapat kendala dalam penanganan, maka pasien akan mendapatkan rujukan dari rumah sakit umum untuk mendapatkan penanganan pengobatan kerumah sakit yang lebih lengkap dalam hal ketenagaan medis, fasilitas, pelayanan kesehatan yang sepesifik (sub spesialis) dan peralatan yang lebih canggih.

Perbedaan antara rumah sakit umum dan khusus yaitu terletak pada pelayanan dimana rumah sakit umum adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit ,sedangkan Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur dan organ atau jenis penyakit. Sedangkan Rumah Sakit Islam tersebut bisa terdapat dirumah sakit umum maupun khusus, hanya saja perbedaannya di sisi agama. Dimana Rumah Sakit Islam memprioritaskan hanya melayani masyarakat beragama Islam saja.


(14)

Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semestra, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk hidup sesuai tuntunan bagi tata hidup dan kehidupan, baik yang berkenaan dengan

hablum minallah (hubungan manusia dengan tuhannya) maupun hablum minannas

(hubungan manusia dengan manusia atau Mu’amalah) (Kurde, 2006: xvii). Islam juga sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia. Mu’amalah merupakan kegiatan manusia yang berperan sebagai khalifah dimuka bumi dengan cara interaksi anatar manusia, misalnya dalam hal kegiatan ekonomi.

Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, merupakan meningkatnya kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif. Impementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana kesehatan dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan tujuan menciptakan kepuasan pasien.

Dengan berkembangnya jumlah rumah sakit di Sumatera Utara khususnya Medan masyarakat memiliki banyak pilhan untuk menentukan rumah sakit mana yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang mereka pandang memberikan kepuasan maksimal bagi mereka. Oleh karena itu diharapkan setiap rumah sakit hendaknya berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing dengan rumah sakit lainnya. Di dalam hal ini rumah sakit harus mengutamakan pihak


(15)

yang dilayani yaitu pasien, maka banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu rumah sakit bila mengutamakan kepuasan pasien. Diantaranya yaitu terciptanya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang puas tersebut akan memberitahukan kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara tidak langsung, dan berbagai pihak yang berkepentingan dengan rumah sakit, seperti perusahaan asuransi akan lebih menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang mempunyai citra positif.

Salah satu bidang prioritas nasional yang bersifat strategis adalah bidang kesehatan,salah satu isu penting dalam bidang kesehatan adalah masalah pelayanan publik rumah sakit tinggi kualitasnya,maka pembangunan dibidang kesehatan akan dapat meningkat.Di samping itu,jika kultur pelayanan publik yang dibangun oleh manajemen rumah sakit baik,maka pembangunan karekter bangsa dalam memberi pelayanan akan dapat diwujudkan.Pada gilirannya masyarakat akan memperoleh manfaat pelayanan publik yang besar dalam bidang kesehatan.

Istilah pelayanan publik,menurut UU No.25 Tahun 2009,adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang,jasa dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Prinsip pelayanan,sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Menteri PAN Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003,yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang”relevan”,”valid”,dan “reliabel”,sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:


(16)

1. Prosedur pelayanan,yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan pada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan,yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. 3. Kejelasan petugas pelayanan,yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikanpelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggra pelayanan.

8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.


(17)

10.Kewajaran biaya pembayaran, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayaan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkam.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanaan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

UU No.25 Tahun 2009 mewajibkan kepada para penyelenggara pelayanan untuk menyusun dan pendapatkan standar pelayanan. Dalam Pasal 21 UU ini dijelaskan bahwa komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: (1) dasar hukum; (2) persyaratan; (3) sistem mekanisme; (4) jangka waktu penyelesaian; (5) biaya/tarif; (6) produk pelayanan; (7) sarana , prasarana, dan fasilitas; (8) kompetensi pelaksanaan; (9) pengawasan internal; (10) penanganan,saran,dan masukan; (11) jumlah pelaksanaan; (12) jaminan pelayanan; (13) jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman,bebas dari bahaya, dan resiko keragu-raguan; (14) evaluasi kinerja pelaksana.


(18)

Variabel pengaruh yang khas yang dikaji dalam penelitian ini adalah nilai-nilai keagamaan, khususnya nilai-nilai-nilai-nilai Islam. Islam merupakan satu sistem aqidah, syariah, dan akhlak. Nilai-nilai Islam anatar lain adalah persamaan derajat antarmanusia, semangat persaudaraan, tanggung jawab, orientasi pada kebaikan, keadilan, kejujuran, amanah, pengabdian/ibadah, keikhlasan, kebersihan, mendahulukan melaksanakan kewajiban, memberikan pertolongan, berakhlak mulia, prinsip toleransi, musyawarah, dan kedamaian.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah berhubungan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam Malahayati dengan respon masyarakat kota medan ?

2. Apakah berhubungan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati dengan respon masyarakat kota medan?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam Malahayati.

2. Menjelaskan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat/kegunaan dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara


(19)

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Implementasi nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS. Islam.

3. Bagi masyarakat, untuk membantu masyarakat agar mengetahui Implementasi nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.Islam masih ada atau tidak di Kota Medan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang Islam

Sejak adanya kehidupan manusia dipermukaan bumi, hajat untuk hidup secara kooperatif di antara manusia telah dirasakan dan telah diakui sebagai faktor esensial agar dapat survive dalam kehidupan. Seleruh anggota manusia bergantung kepada yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ketergantungan mutualistik dalam kehidupan individu dan sosial diantara manusia telah melahirkan sebuah proses evolusi gradual dalam pembentukan sistem pertukaran barang dan pelayanan. Dengan semakain berkembanganya peradabaan manusia dari zaman ke zaman, sistem pertukaraan ini berevolusi dari aktivitas yang sederhana kepada aktivitas ekonomi yang modern.

Bisnis atau berusaha sebagai bagian dari aktivitas ekonomi selalu memegang peranan vital di dalam kehidupan manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan ekonomi akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu,sosial, regional, nasioanal, dan internasional. Umat Islam telah lama terlibat dalam aktivitas ekonomi, yakni sejak 15 abad silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis (berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka. Rasulullah SAW sendiri terlibat di dalam kegiatan bisnis selaku pedangang bersama istrinya Khadijah.


(21)

Al Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna (komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Qur’an mengandung prinsp-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi yang ada dalam berbagai ayat di Al Qur’an dilengkapi dengan sunah-sunah dari Rasulullah melalui berbagai bentuk Al Hadits dan diterangkan lebih rinci oleh para fuqaha pada saat kejayaan Dinul Islamiyah baik dalam bentuk Al Ijma dan Al Qiyas.

Namun sejak abad ke 15 hingga pertengahan abad ke 20 Masehi, kontribusi Islam dalam pemikiran ekonomi seakan hilang ditelan peradaban dunia sehingga tidak ditemukan buku-buku sejarah pemikiran Ekonomi Islam. Adalah sebuah ironi, bahwa Adam Smith, yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi”, dalam bukunya “The Wealth of Nations” (tahun 1766), menjelaskan bahwa perekonomian yang maju ketika itu adalah perekonomian Arab yang dipimpin Muhammad dan Para Khalifa ur Rasyidin (dalam buku tersebut disebut sebagai Mahomet and his immediate successors. Lebih ironis lagi, jika kita simak ternyata judul buku Adam Smith tersebut merupakan saduran dari buku Imam Abu Ubayd, yaitu “Al-Amwal”


(22)

Ironi lainnya adalah ketika Samuelson dalam buku Economics edisi 7, menyebutkan bahwa asal muasal Ilmu Ekonomi adalah Bible (injil), tidak satupun ekonom (pakar ekonomi) yang bereaksi. Sementara itu, ketika Ilmuwan Islam mengangkat kembali Ilmu Ekonomi Islam dengan Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber rujukan utama, sebagian besar ekonom, termasuk ekonom muslim, spontan bereaksi menentang keberadaan Ekonomi yang berdasarkan ajaran Syariah Islam tersebut.

Sementara itu, seorang ilmuawan Barat, C.C. Torrey dalam disertasinya yang berjudul “The Commersial Theological terms in the Koran” menyatakan bahwa Al Qur’an menggunakan terminology bisnis sedenikian ekstensif. Ia menemukan 20 macam terminology bisnis dalam Al Qur’an serta diulangi sebanyak 370 kali dalam berbagai ayat (Mustaq Ahmad,1995). Penggunaan terminology bisnis (ekonomi) yang sedemikian banyak, menunjukkan sebuah manifestasi adanya spirit bersifat komersial dalam Al Qur’an.

Jika kita simak dengan seksama, menurut Adiwarman Karim (2002), ilmu ekonomi merupakan warisan peradaban manusia yang dapat diibaratkan sebagai bangunan bertingkat, dimana setiap kaum telah memberikan kontribusi pada zamannya masing-masing dalam mendirikan bangunan tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya mengembangkan pemikiran Ekonomi Islam, para Ulama yang merupakan guru kaum muslimin tidak menolak pemikiran para filosof dan ilmuwan non muslim asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Para Ulama dan pakar


(23)

Ekonomi Islam saat ini, berusaha mengembangkan Ekonomi Islam sesuai dengan dalil Naqli dan dalil Aqli, meskipun pengaruh pemikiran Ekonom Barat masih terasa.

Kegiatan Sosial-Ekonomi (muamalah) dalam Islam mempunyai cangkup luas dan fleksibel, serta tidak membedakan antara Muslim dan Non Muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Syyidina Ali, yaitu “dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita”. Dalam segenap aspek kehidupan bisnis transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-niali dan prinsip-prinsip Syariah yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits serta dilengkapi dengan Ijma dan Qiyas. Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi Syariah. Sistem Ekonomi Syariah mempunyai beberapa tujuan, yakni:

1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam (dasar pemikiran QS. Al Baqarah ayat 2 7 168, Al Maidah ayat 87-88, Al Jumu’ah ayat 10) 2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, berdasarkan

keadilan dan persaudaraan yang universal (QS. Al Hujuraat ayat 13, Al Maidah ayat 8, Asy Syu’raa ayat 183)

3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata (QS. Al An’am ayat 165, An’Nahl ayat 71, Az Zukhruf ayat 32)

4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial (QS. Ar Ra’du ayat 36, Luqman ayat 22)


(24)

Ekonomi Syariah yang merupakan bagian dari sistem perekonomian Syariah, memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang berkonsep kepada “amar ma’ruf nahi mungkar” yang berarti mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang dilarang. Ekonomi Syariah dapat dilihat dari 4 sudut pandang yaitu:

1. Ekonomi Illahiyah (Ketuhanan)

Ekonomi Ketuhanan mengandung arti bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk memenuhi perintah-Nya yakni ibadah, dan dalam mencari kebutuhan hidupnya, manusia harus berdasarkan aturan-aturan (Syariah) dengan tujuan utama untuk mendapatkan Ridho Allah.

2. Ekonomi Ahlaq

Ekonomi Ahlaq mengandung arti bahwa kesatuan antara Ekonomi dan Aklaq harus berkaitan dengan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian seorang Muslim tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkan atau yang menguntungkan tanpa memperdulikan orang lain.

3. Ekonomi Kemanusiaan

Ekonomi Kemanusiaan mengandung arti bahwa Allah memberikan predikat “khalifa” hanya kepada manusia, karena manusia diberi kemampuan dan perasaan yang memungkinkan ia melaksanakan tugasnya. Melalui perananya sebagai “kalifah” manusia wajib beramal, bekerja keras, dan berinovasi.


(25)

4. Ekonomi Keseimbangan

Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak individu dan masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuasaan. Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis. Disamping itu, Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individu dan masyarakat secara berimbang.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Sistem Ekonomi Islam mempunyai konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan, namun penganut ajaran Islam sendiri, sering kali tidak menyadari hal itu. Hal itu terjadi karena masih berpikir dengan kerangka Ekonomi Kapitalis, karena berabad-abad dijajah oleh bangsa Barat, dan juga bahwa pandangan dari Barat selalu lebih hebat, Padahal tanpa disadari ternyata di dunia Barat sendiri telah banyak negara mulai mendalami sistem perekonomian yang bersiskan Syariah.

2.2 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatau kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi lngsung antara seseorang dengan orang lain mesin secara fisik,dan menyediakan kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat diartikan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain (Hasyim,2006).


(26)

Konsep pelayanan,menurut Gronroos (1990:27), bermakna sebagai berikut :

“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.”

Tolak ukur pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut McDonald & Lowton(1977),tolak ukur pelayanan menyangkut efisiensi dan efektivitas.Menurut Salim & Woodward (1992), tolak ukur meliputi ekonomi,efesiensi,efektivitas,dan keadilan. Menurut Lenvine(1990), tolak ukur pelayanan dapt dilihat dari segi responsivitas dan akuntabilitas. Menurut Zeithami, Parasuraman & Berry(1990), tolak ukur pelayanan ada 10 yakni: ketampakan fisik, reabilitas, responsivitas, kompetensi, kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses,komunikasi,dan pengertian.

2.2.1 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada kualitas yang tinggi tersebut harus dapat tercapai dengan biaya yang dipertanggung jawabkan (Ely Nurchama,2007).


(27)

Kualitas pelayanan rumah sakit, menurut Ware,Jr.,at al (1977), harus ukur dari kepuasan pasien. Dimensi utama kepuasan pasien meliputi: (1) jumlah perawatan yang diberikan kepada pasien; (2) kompetensi dan standar penanganan pasien; (3) berkaitan dengan banyak hak yang diterima oleh pasien; (4) berkaitan dengan pembayaran; (5) berkaitan dengan fasilitas fisik; (6) berkaitan dengan ketersediaan; (7) berkaitan dengan keberlangsungan; (8) berkaitan dengan kemanfaatan.

Penelitian-penelitian mengenai kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan banyak dihubungkan dengan faktor kepegawaian, faktor sarana, keuangan, dan lain-lain. Hensen et.al(2008) meneliti pelayanan kesehatan di Afganistan. Mereka menggunakan pendekatan Balanced Score Card,dimana variabel-variabel meliputi staff (health worker satisfaction dan salary payment current), capacity for service provision (equipment functionality,durg avalilability, family planning availability, laboratory functionality, meeting minimum staff guidelines, infrasrtucture, patient records, monitoring of TB treatment).

Chao-Chan (2011), meneliti mengenai dampak of hospital brand image pada sikap dan perilaku pasien rumah sakit. Survei yang dilakukan bertujuan untuk menilai hubungan antara hospital brand image, service quality, patient satisfaction, and loyalty.


(28)

Mark G. Dugaan (2000), meneliti mengenai pelayanan rumah sakit yang dimiliki oleh perusahaan (private for profit), organisasi sosial (private non for profit),

dan pelayanan bagi orang miskin. Variabel pengaruh yang dikaji adalah masalah keuangan (financial) dari ketiga bentuk rumah sakit tersebut.

Metode yang dikembangkan oleh Zeithalm, Parasuman, dan Berry (1990) banyak dipakai sebagai landasan konsep penelitian tentang kepuasan pasien di banyak tempat. Model ini menyebutkan bahwa pertanyaan mendasar yang cukup sensitif umtuk mengukur pengalaman konsumen mendapatkan pelayanan tercakup dalam lima dimensi kualitas pelayanan yaitu : realiability (kehandalan), yaitu kemampuan menampilkan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan akurat, responsivenes (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk membantu konsumen dan meningkatkan kecepatan pelayanan, assurance (jaminan kepastian), yaitu kompetensi yang dimiliki sehingga memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan dan kepastian yang mencangkup pengetahuan perilaku , dan sikap yang dapat dipercaya, emphaty (perhatian) yaitu sifat dan kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada pasien, kemudahan melakukan kontak dan komunikasi yang baik, tangible (wujud nyata) yaitu penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, sarana informasi atau komunikasi dan petugas atau pegawai (Zeithalm, Parasuman, dan Berry, 1990 dalam Suryawati, 2004).Lima dimensi kualitas pelayanan tersebut dapat dijadikan alat oleh Rumah Sakit untuk meningkatkan kepuasan pasien.


(29)

Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehtan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satifaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang. Merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care) (Ahamad Djojosugito,2001).

Menurut Ahmad Djojosugito (2001) ada 4 aspek yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan antara lain :

1. Jumlah petugas

Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan kepada pasien dirumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak maksimal dan kurang memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.Selain itu, petugas sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas pasien di rumah sakit.

2. Ketanggapan petugas

Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang diinginkan. Tingkat kesigapan dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan merupakan


(30)

salah satu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan yang diselenggarakan.

3. Kehandalan petugas

Kehandalan berhubungan dengan tinggat kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan ketrampilan yang kurang dari tenaga kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang kurang memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu pelayanan.

4. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas

Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan fasilitas yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada pasien.

Menurut Djunaidi,et al (2006) kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan dapat dilihat dari lima dimensi antara lain :

1) Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, dan sarana komunikasi.

2) Relibility (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan dan sesuai dengan yang telah dijanjikan.

3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keingan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.


(31)

4) Assurance (jaminan), yaitu mencangkup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya maupun resiko. 5) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi

yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

2.3 Rumah Sakit

2.3.1. Pengertian Rumah sakit

Beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukan oleh para ahli,diantaranya : a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah sakit adalah pusat

dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penilaian kedokteran diselenggarakan.

b. Menurut American Hospital Asosiation (1974), Rumah sakit adalah suatau alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan, yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

c. Menurut Wolper dan Pena (1997), Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.


(32)

2.3.2.Fungsi dan Tugas Rumah sakit

A. Fungsi Rumah Sakit

Permankes RI No.159b/MenKes/Per/1998,fungsi rumah sakit adalah :

1) Menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medik, penunjang medik, rehabilitas, pencegahan dan peningkatan kesehatan.

2) Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedik.

3) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan.

B. Tugas Rumah Sakit

Tugas rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan.

2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Isalam

Peradaban Islam dikenal sebagai peradaban yang bukan hanya memiliki kepedulian penuh terhadap kebutuhan rohani manusia,namun juga kebutuhan jasmaninya.Maka, berdirilah rumah sakit merupakan usaha perawatan jasmani yang diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas dan memenuhi hak tubuh kita untuk sehat sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “ Tubuh anda memiliki hak yang harus anda penuhi. “


(33)

Islam menolak penyebaran penyakit dan mendesak untuk mencari perawatan medis. Sistem kesehatan dalam peradaban Islam terbangun diatas pondasi yang kuat berdasarkan petunjuk kenabian, sehingga dunia pun mengambil manfaat dari peradaban Islam dengan berdirinya rumah sakit dan sekolah medis beserta dokter-dokter lulusannya yang menjadi kebanggan dunia atas kontribusi mereka terhadap ilmu kedokteran.

Peran institusi kesehatan dalam peradaban Islam terwujud dalam pemberian layanan kesehatan pada pasien, terutama yang miskin dan yang membutuhkan melalui rumah sakit. Rumah sakit tidak hanya menyediakan layanan pengobatan pasien yang dirawat di rumah juga. Rumah sakit juga menyebar keseluruh dunia Islam dan menjadi sumber kebahagian dan keyakinan bagi masyarakat di semua kelas akan terjamin kesehatan mereka. Pasien mendapat pengobatan,perawatan penuh,pakaian dan rumah sakit. Selain itu, banyak rumah skit yang berfungsi sebagai pusat pendidikan kedokteran disamping fungsi dasarnya merawat pasien dan memastikan kenyamanan meraka. Dan derdirinya rumah sakit pertama di dunia dan kontribusi terbesar peradaban Islam dalam bidang kesehatan. Tepatnya sembilan abad sebelum peradaban lain mengembangkan bidang ini.

Rumah sakit pertama dalam peradaban Islam adalah rumah sakit yang khusus menangani penyakit kusta. Rumah sakit ini didirikan oleh Khalifah Umayyah Al-Walid bin Abdul-Malik yang ,memerintah pada tahun 86-96 H/ 705-715 M. Selain itu, bebrapa rumah sakit didirikan didunia Islam. Rumah sakit tersebut dianggap


(34)

sebagai basis ilmu pengetahuan dan kedokteran,sementara rumah sakit pertama di Eropa didirikan di Paris lebih dari 9 abad kemudian.

Ruamh sakit dulu dikenal dengan sebutan “ Bimaristan “ yang dalam bahasa persi berarti “ rumah pasien “ dan tidak hanya dibangun permanen dipusat-pusat kota, namun era Saljuk Sultan Mahmud yang memerintah pada periode 511-525 H/ 1117-1131 M, terdapat rumah sakit keliling yang berupa konvoi sejumlah besar unta yang dilengkapi dengan alat terapi dan obat-obatan, dan disertai oleh sejumlah dokter. Konvoi ini berkeliling desa-desa terpencil, padang pasir dan pegunungan sehingga bisa mencapai setiap sudut negara Islam.

Dikota-kota besar,beberapa rumah skit besar dibangun. Termasuk diantaranya rumah sakit Al-A’dudi di Bangdad yang paling terkenal, yang didirikan pada tahun 371 H, Ruamh Sakit Al-Nuri di Damaskus yang didirikan pada tahun 549 H/1154 M, Ruamh Sakit Al-Mansuri di Kairo,yang didirikan pada 683 H/1284 M. Dan di Cordoba saja ada lebih dari lima puluh rumah sakit dibangun.

Beberapa rumah sakit besr terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan spesialisasi. Ada bagian penyakit perut, dertomologi, oftalmologi, penyakit psikologis tulang dan patah tulang.

Rumah sakit tidak hanya tempat untuk perawatan medis, tetapi juga menjadi tampat kajian bahan-bahan dasar komposisi obat. Rumah Sakit Islam mempenyai perpustakaan besar berisi sejumlah besar buku-buku farmakologi, anatomi, fisiologi, dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan bidang kedokteran. Sebagai contoh, perpustakaan yang dimiliki Rumah Sakit Ibnu Tulun di Kairo. Perpustakaan ini lebih


(35)

dari seratus ribu buku. Selain perpustakaan, peternakan besar didirikan didekat rumah sakit, dimana tananam obat dan rempah-rempah ditanam untuk memasok kebutuhan bahan dasar obat-obatan rumah sakit.

Pada masa itu, langkah-langkah preventif sudah diambil rumah sakit untuk mencegah infeksi. Pasien diminta menyerahkan pakaian mereka sebelum memasuki rumah sakit dan mengambil pakaian baru secara gratis dalam rangka untuk mencegah infeksi melalui pakaian yang mereka kenakan ketika mereka tertangkap penyakit. Selain itu, setiap pasien memasuki bangsal khusus sesuai dengan penyakitnya, dan dia tidak diizinkan untuk memasuki bangsal lain untuk mencegah infeksi baru. Bahkan setiap pasien berhak atas sprei kasur yang baru.

Jika kita bandingkan antara rumh sakit tersebut dan rumah sakit yang didirikan di Paris beberapa abad setelah Rumah Sakit Islam didirikan, kita akan menemukan bahwa pasien Rumah Sakit di Paris dipaksa untuk tinggal di satu lingkungan, terlepas dari sifat penyakit mereka. Kadang-kadang, tiga atau empat atau bahkan lima pasien terpaksa tidur di satu tempat tidur. Jadi, anda dapat menemukan pasien cacar tidur disamping pasien-pasien patah tulang atau disamping seorang wanita yang melahirkan. Selain itu, dokter dan perawat tidak bisa masuk bangsal tanpa mengenakan masker wajah untuk menghindari bau jamur dari bangsal mereka. Orang mati dipindahkan diluar bangsal 24 jam setelah kematian mereka. Kita bisa membayangkan bagaimana hal ini berbahaya untuk pasien lainnya.


(36)

1) Rumah Sakit Al-A’dudi

Rumah Sakit ini didirikan oleh A’dud-al-Dawlah ibn Buwayh di 371 H/ 981 M di Bangdad.Dua puluh empat dokter bekerja dirumah sakit itu pada awal didirikan,namun jumlah itu jauh meningkat kemudian. Rumah Sakit ini memiliki perpustakaan besar, apotek dan dapur, di samping sejumlah besar staf dan penyapu yanhg bekerja di rumah sakit itu. Selain itu, dokter bekerja dalam dua sip dalam melayani pasien. Jadi,dalam 24 jam sehari ada dokter di rumah sakit.

2) Rumah Sakit Al-Nuri di Damaskus

Rumah Sakit ini didirikan oleh Sultan Al-Adil Nur al-Din Mahmud pada tahun 549 H/1154 M. Rumah Sakit ini menjadi salah satu rumah sakit terbesar karena terus bekerja untul waktu yang sangat lama. Bahkan menerima pasien sampai tahun 1317 H/1899 M, yaitu hampir delapan ratus tahun.

3) Besar Rumah Sakit Al-Maansuri Hospital The Al-Mansuri

Rumah Sakit ini didirikan oleh Raja Al-Mansur Syaf al-Din Qalawun di Kairo pada 683 H/1284 M. Rumah Sakit ini memiliki kualitas akurasi,organisasi dan kebersihan. Selain juga mampu menampung lebid dari empat ribu pasien setiap hari.

4) Rumah Sakit Marakesh

Rumah Sakit ini didirikan oleh Al-Mansur Abu Yusuf Ya’qub, Raja Dinasti Al-Mohad di Maroko, yang memerintah pada tahun 580-595 H/1184-1199 M.


(37)

Rumah sakit ini memadukan antara keunggulan kualitas dan keindahan. Semua jenis pohan dan tanaman ditanam dirumah sakit, serta memiliki empat danau buatan kecil. Rumah sakit itu sangat maju dalam hal lemampuan medis, obat modrern dan dokter terampil.

2.5 Respon Masyarakat

Respon adalah suatu reaksi baik posirif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat (Poewadarminta, 1987: 1012). Respon akan timbul setalah seseorang tau kelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterprestasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi dilingkungan dengan manusia dab tingkah lakunya.

Terdapat 2 jenis yang mempengaruhi respon yaitu :

a) Variabel Struktural, yaitu faktor yang terkandung dalam ransangan fisik. b) Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat

misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Wirawan, 1991 :47) Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang yaitu :

1) Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan dan harapannya.

2) Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau pariwisata. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya.


(38)

Dengan kata lain gerakan, seuara, ukuran, tindak lanjut dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

3) Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul pula mendapatkan perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang (Wirawan, 1991 :35). Respon seseorang terhadap suatu objek juga dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut. Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak mengkin akan memberikan makna.

Seseorang dilihat respon posotifnya melalui tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya, seseorang tersebut dapat dilihat respon negatifnya bila informasi yang didengar atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakanya, atau malah menghindar atau membenci objek tersebut. Respon ditegaskan oleh Daryl Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku terwujud. Lebih lanjut respon merupakan proses pengorganisasian ransang, dimana dalam alam pikiran manusia, diorganisasikan dan kemudian ditimbulkan melalui interprestasi dari objek yang menerima ransang tersebut.

Dollard dan Miller mengemukakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata. Dan oleh karna itu ucapan dapt berfungsi sebagai mediator atau menetukan pikiran mana yang bekerja. Artinya sosialisasiyang mempengaruhi bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan


(39)

respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif maupun negatif, sangat tergantung pada soisalisasi dari objek yng akan direspon.

2.6 Penelitian Terdahulu

Dr. Ulung Pribadi (2012) Nilai-nilai Agama dan Pelayanan Publik (studi kasus di RS Muhammadiyah Yogyakarta). Unit analisis penelitian ini adalah penerapan nilai-nilai Islam dan pengaruhnya pada kualitas pelayanan rumah sakit. Sumber datanya adalah para informan dan responden penelitian. Cara memperoleh sumber data informan penelitian ini dilakukan melalui teknik key-person dari para pejabat dan staf rumah sakit itu. Karena karakteristik populasi relatif homogen, maka cara memperoleh sumber data responden penelitian ini dilakukan melalui teknik

simple random-sampling dari para pasien pada rumah sakit itu.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah on-line data (internet), bahan dokumenter, wawancara mendalam (in-depth interview), dan survei. Dalam penelitian ini, sample yang diambil, pada bulan Juli 2012, adalah 170 (dari populasi berjumlah 300 pasien per bulan). Teknik analisis datanya dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis, untuk hipotesis asosiatif, dengan data berbentuk interval (instrumennya menggunakan skala Likert), maka pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik Korelasi Product Moment

Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa pelayanan rumah sakit Muhammadiyah Yogyakarta mempunyai hubungan anatara nilai-nilai Islam dan pelayanan masyarakat terhadap pelayanan kualitas pemerintah maupun non pemerintah.


(40)

Agung Utama (2003) yang menganalisis Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dan convenience sampling. Responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini sebesar 50 pasien. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan metode survey, dengan rnenggunakan daftar kuesioner yang disampaikan langsung kepada responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengunjungi ruang rawat jalan rumah sakit Cakra Husada Klaten. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni dengan mengunjungi Unit Record. Medik RSU Cakra Husada Klaten untuk mendapatkan data tentang jumlah pasien rawat inap selama tahun 2003.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten memiliki persepsi yang memuaskan atas kualitas pelayanan yang diterimanya (dirasakan) yang meliputi dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kelima dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten baik secara individual, maupun secara serempak atau bersama-sama. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi t dan f nya sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa dimensi reliability merupakan dimensi yang paling berpengaruh terhadap


(41)

kepuasan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten diantara kelima dimensi persepsi kualitas pelayanan pada Rumah Sakit tersebut.

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari Kerangka Pemikiran diatas saya dapat menjelaskan bahwa Implementasi nilai-nilai Islam dan pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut berhubungan terhadap respon masyarakat.

Pelayanan dari rumah sakit Islam malahayati

Respon masyarakat Implementasi nilai-nilai


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dengan cara pengumpulan data atau informasi yang empiris dan menguji hipotesis penelitian, namun tidak semua penelitian memerlukan adanya hipotesis sehingga tidak diperlukan adanya pengujian.

3.1 Jenis Penelitian

Metode Penelitian Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan dikota Medan, dam para masyarakat yang sanak saudaranya masih/pernah dirawat di Rumah sakit Islam Malahayati Medan. Yang bertrmpat dijalan Diponegoro No.2-4 Medan,Sumatera Utara 20112.


(43)

3.3 Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer ialah merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer dapat berbentuk opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil pengujian tertentu (Ruslan,2008:29&138). Masyarakat yang diteliti sebagai objek penelitian berupa tindakan dan kata-kata. Pengumpulan data primer menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara langsung dengan objek penelitian.

3.4 Defenisi Operasional

I. Impelementasi nilai-nilai Islam yang tidak melenceng dari ajaran Islam, yang saya maksudkan disini yaitu Impelementasi yang dilakukan dirumah sakit Islam. Apakah benar dirumah sakit Islam khususnya Medan sudah menerapkan nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh Agama Islam atau hanya lebel saja yang terikat dinamanya rumah sakit tersebut.

II. Pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut haruslah berasaskan keIslaman dikarenakan rumah sakit tersebut sudah membawa tulisan Islam dinama Rumah Sakit tersebut. Jadi pelayanan harus dilakukan sebagaimana yang telah diajarkan Islam.


(44)

3.5 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kuesioner dan Wawancara, yaitu kuesioner merupakan tehnikpengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada responden. Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data melalui tatap muka langsung yang menggunakan pertanyaan untuk mendapatkan data dan keterangan yang lebih akurat (Ruslan,2008:23).

2) Riset perpustakaan (Library research) yaitu dilakukan mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnak ilmiah, buku-buku refrensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan (Ruslan, 2008:31)

3.6 Pemilihan sampel

Sampel adalah meneliti sebagian-sebagian elemen tertentu suatu populasi (Ruslan,2008:139). Jadi dibutuhkan sebagian dari populasi yang mewakili keseluruhan objek penelitian tanpa mengurangi mutu penelitian yaitu penelitian sampel. Melalui pendekatan statistik, maka saya mengambil sampel dari masyarakat sebanyak 30 orang dimana sampel tersebut ialah yang masyarakat yang pernah atau masih berobat di Rumah Sakit Islam Malahayati baik itu pasien langsung maupun keluarga pasien tersebut. Oleh sebab itu saya mengambil sampel dengan teknik sampling secara nonprobabilitas.

Teknik Sampling Secara Nonprobabilitas

Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar.


(45)

Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut :

a) Purposive Sampling atau judgmental sampling yaitu penarikan sampel secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. b) Snow ball sampling (penarikan sampel secara bola salju) yaitu

penarikan sampel pola ini dilakukan dengan menentukan sampel pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.

c) Quota sampling (penarikan sampel secara jatah) yaitu teknik sampling ini dilakukan dengan aras dasar jumlah atau jatah yang telah ditetukan. Biasanya yang tdijadikan sampel penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.

d) Accidental sampling atau convenience sampling yaitu dalam penelitian bisa saja terjadi diprolehnya sampel yang tidak direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan.


(46)

Dari teknik sampling secara nonprobabilitas diatas saya mengambil teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convenience sampling” karena teknik ini cocok untuk pengambilan sampel yang saya teliti.

3.7 Metode Analisis Data dan Pengelolahan Data

Dalam penelitian in penulis menggunakan program pengelolahan data SPSS 16,0 descriptive analysis, untuk mengeloh data dalam penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan metode analisis deskriptif.

a) Uji Validitas

Validitas adalah dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketetapan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin menunjukkan apa yang sebenarnya diukur. Validitas berhubungan erat dengan keakuratan sebuah kuesioner yang dibuat pada saat penelitian. Paling tidak akan dapat dilakukan dalam menetapkan validitas suatu instrument pengukuran adalah menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakin dalam pengukuran (Umar, 2000:58). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.


(47)

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrument yang merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrument itu digunakan oleh kelompok yang berbeda dalam waktu yang bersamaan atau berlainan. (Suryabrata,2004:58). Dilakukannya pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument. Hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang besar dari sesuatu yang diukur. Reliabilitas berhubungan erat dengan konsistensi jawaban kuesioner. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 16,0 descriptive anlysis, nilai dari alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha

lebih besar daripada rtabel, maka instrumen tersebut dapat disebut reliabel.

Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf kepercayaan 95% degan kriteria rhitung < rtabel adalah sebagai berikut:

1. Realibilitas sangat rendah, jika 0,00 < rhitung < 0,20

2. Realibilitas rendah, jika 0,20 < rhitung < 0,40

3. Realibilitas sedang/cukup, jika 0,40 < rhitung < 0,60

4. Realibilitas tinggi, jika 0,60 < rhitung < 0,80


(48)

c) Uji Spearman

Koefisien korelasi spearman merupakan statistik nonparametrik. Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat digunakan pada kondisi satu atau dua variabel yang diukur adalah skala ordinal (berbentuk rangking).

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Spearman yaitu :

 Jika nilai sig < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa dapat korelasiyang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

 Jika nilai sig > 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

Adapun kriteria penafsiran adalah sebagai berikut

• 0,00 sampai 0,20 artinya : hampir tidak ada korelasi

• 0,21 sampai 0,40 artinya : korelasi rendah

• 0,41 sampai 0,60 artinya : korelasi sedang

• 0,61 sampai 0,80 artinya : korelasi tinggi

• 0,81 samapai 1,00 artinya : korelasi sempurna

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (Sugiyono, 2001:84). Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran ini adalah skala likert. Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian seperti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.


(49)

Ada 5 (lima) alternatif yang digunakan dalam pemberian skor dengan nilai sebagai berikut :

• Sangat tidak benar kenyataanya = 1

• Tidak benar kenyataanya = 2

• Agak benar kenyataanya = 3

• Benar kenyataanya = 4


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBAAN UMUM

4.1.1 Kota Medan

Deskripsi Kota Medan sebagai gambaran keadaan secara geografis, lokasi, batas wilayah jumlah penduduk dan lainnya. Kota Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Wilayah Kota Medan secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan yait kelurahan/desa yang terbagi dalam 2000 lingkungan. (Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang terletak di provinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan Ibu Kota dari provinsi Sumatera Utara. Luas Kota Medan 26,510 hektar (265,10 km) atau 3,6% dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 2.122.804 jiwa pada tahun 2012. Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT. Untuk itu topografinya Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan juga didukung dan berdampingan langsung dengan daerah pemerintahan Kabupaten Deli Serdang serta


(51)

berada tidak jauh dari pemerintahan Kota Binjai (±22 Km). Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam khususnya di bidang perladangan, perhutanan dan pertanian. Keadaan ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar serta saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Kota Medan dilintasi berbagai sungai yang berpotensi sebagai saluran pembuangan air hujan untuk mengatasi banjir dan air limbah. Sedikitnya terdapat 10 sungai yang melintasinya, antara lain : Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Badera, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Sikambing, Sungai Sulang-Saling, Sungai Kera, Sungai Batuan dan Sungai Percut. Sebelah barat dan timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. (Kota Meda diakses 24 september 2014).

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu memiliki unsur agama, suku etnis, budaya dan adat istiadat. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah Masjid, Gereja dan Vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh Kota Medan. Hal ini menunjukkan karakter dari masyarakat Kota Medan bersifat terbuka karena banyaknya masyarakat Kota Medan yang memiliki perbedaan baik dari segi agama, budaya, maupun adat istiadat. (Kota Meda September 2014).

Letak geografis Kota Medan sangat strategis sehingga melalui transportasi laut maupun udara, Kota Medan berkembang menjadi pintu gerbang bagi kegiatan perdagangan barang dan jasa domestik maupun regional. Adanya dukungan sarana


(52)

transportasi laut dan udara juga memungkinkan Kota Medan untuk berhubungan secara langsung dengan wilayah-wilayah lain di Sumatera Utara, pulau Sulawesi, wilayah Nasional Indonesia, bahkan ke negara-negara tetangga. Struktur perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha utama yaitu Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Telekomunikasi, serta Keuangan, Persewaan dan Jasa. Keempat sektor ini memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah. (www. PemkoMedan.go.id)

4.2 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Pada tahun 1970-an terdapat sebuah bangunan milik Yayasan Kerukunan Aceh bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang terletak di Jalan Dipenogoro no.4 Medan. Selama ini, bangunan ini hanya digunakan sebagai tempat pertemuan-pertemuan yang sifatnya tidak rutin sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkannya dengan mendirikan komplek rumah sakit.

Dalam rapat menentukan nama rumah sakit, nama Malahayati terpilih menjadi nama rumah sakit ini. Tulisan Malahayati diartikan sebagai Mal al hayati, “kekayaan dari hidup” yaitu kekayaan hidup paling berharga yaitu kesehatan. Sedangkan Laksamana Malahayati diartikan sebagai srikandi, yang memimpin armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16. Malahayati sebagai Diplomat (Kepala Protokol) dalam perundingan-perundingan dengan utusan Belanda Inggris.

Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat pada tanggal 10 Mei 1973 dibentuklaah Yayasan Rumah Sakit Islam Malahayati


(53)

Akte Notaris: Kusmulyanto dengan akte: No.42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolahan oleh sebuah yayasan bukan sebuah PT., CV., atau Firma atau badan usaha lain adalah sebuah pemikiran bahwa Rumah Sakit Islam Malahayati Medan nantinya tetap sebagai usaha nonprofit. Dengan pengertian jika nanti ada keuntungan yang dihasilkan, maka keuntungan tersebut akan digunakan untuk perluasan dan peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri.

Pada tanggal 14 April 1974 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan kamar bedah sebagai tanda dimulainya pembangunan kamar bedah sebagai tanda dimulainya pembanguan Rumah Sakit Islam Malahayati. Pada tanggal 14 Januari 1975, Gubernur Sumatera Utara H.Marah Halim Harahap meresmikan rumah sakit ini yang diberi nama Rumah Sakit Islam Malahayati dengan dipimpin oleh Dokter Djadar Siddik yang masih dilengkapi perlengkapan sederhana.

Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama pada tanggal 13 Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kotamadya Medan.

Setahun kemudian Rumah Sakit Islam Malahayati sudah dapat menunjukkan eksistensinya di masyarakat dan dapat berdiri sendiri serta melengkapi peralatan kedokteran sendiri dan meneruskan pembangunan fasilitas rumah sakit. Tanggal 9 Mei 1976 fasilitas kamar bedah dan laboratorium diresmikan pemakaiannya oleh Walikota Medan H.Saleh Arifin, menyusul pula pembangunan paviliun yang juga mendapat bantuan dari para donatur dan masyarakat. Diresmikan kemudian pemakaian oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Suwardjono


(54)

Soerjaningrat pada tanggal 5 November 1980, sampai sekarang Rumah Sakit Islam Malahayati masih menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat dengan fasilitas yang cukup lengkap untuk menunjang kebutuhan masyarakat.

4.2.1 Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan

Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut:

A. Pelayanan Medis

Jenis pelayanan medis yang diberikan oleh pihak Riumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah sebagai berikut:

1. Medical Check Up 2. Dokter Umum 3. Dokter Gigi

4. Dokter Spesialis/ Sub-Spesialis a. Anak

b. Bedah

c. Kebidanan & Kandungan d. Penyakit Dalam

e. Syaraf f. THT g. Mata h. Paru


(55)

j. Jantung k. Bedah Tulang l. Jiwa

m. Urologi n. Bedah Syaraf

B. Pelayanan Penunjang

Jenis pelayanan penunjang yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sebagai berikut:

1. Laboratorium Patologi Klinik 2. X-Ray

3. USG

4. EKG

5. Fisioterapi 6. Konsultasi Gizi 7. Farmasi

8. Hemodialisa

C. Fasilitas

Fasilitas yang disediakan oleh pihak Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yakni sebagai berikut:

1. UGD 24 jam 2. Rawat Jalan 3. Rawat Inap


(56)

4. Kamar Bedah 5. Kamar Bersalin

6. ICU (Intensive Care Unit)

4.2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Setiap organisasi dalam upaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien memerlukan struktur organisasi. Karena itu, struktur organisasi haruslah sesuai dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terlibat didalamnya.

Struktur organisasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah srtuktur organisasi yang berbentuk fungsional. Struktur organisasi yang berbentuk fungsional ini dapat dikenali dengan karakteristik pembangian tugas dan tanggung jawab kerja berdasarkan fungsi masing-masing bagian. Tipe fungsional juga ditandai dengan adanya hubungan horizontal antara kepala bagoan, dimana kepala bagian yang satu tidak berhak memerintah kepala bagian yang lainnya tetapi dalam melakukan pekerjaanya saling terhubung, artinya bahwa pekerjaan yang satu akan mempengaruhi pekerjaan yang lain.

Dalam melaksanakan kegiatanya, Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh satu orang wakil direktur. Dalam pelaksanaanya, wakil direktur dibantu 4 (empat) ornag kepala bagian yang masing- masing membawahi bagian medis, bagian administrasi, dan umum, badian keuangan dan akutansi ,dan bagian marketing.


(57)

4.2.3 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Adapun visi dari Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah :

“Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang unggul dan bernuansa Islami” Adapum misi Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah:

“Perbaikan mutu asuhan keperawatan yang berkesinambungan dengan memberikan pendidikan dan bimbingan kepada seluruh jajaran keperawatan sehingga hah-hak dan kebutuhan pasien dapt terpenuhi”.

Sedangakan motto dari Rumah Sakit Islam Malahayati Medan adalah:

I:Iman, K:Kualitas, H:Harapan, L:Lugas, A:Akrab, S:Sejahtera 4.3 Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Spearman

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 16.0 for windows. Dalam pengujian ini menggunakan r hitung. Untuk menunjukkan bahwa tiap-tiap variabel dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Berikut akan disajikan Tabel 4.1 hasil uji validitas.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa item pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada responden dalam penelitian adalah valid. Suatu penelitian dikatakan valid apabila memiliki nilai r hitung > r tabel pada tingkat kepercayaan 90 persen. Dilihat pada tabel 4.1 menjelaskan bahwa semua butir pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada 30 responden dinyatakan valid, karena nilai r hitung > r tabel. Untuk melihat reliabilitas butir pertanyaan/pernyataan yang diajukan kepada responden, maka dapat dilihat dari nilai Cronbach's Alpha if Item Deleted.


(58)

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas

No pernyataan Corrected Item-Total Correlation (r hitung)

r tabel Keterangan

1 .261 0.24 Valid

2 .248 0.24 Valid

3 .259 0.24 Valid

4 .434 0.24 Valid

5 .078 0.24 Valid

6 .347 0.24 Valid

7 .555 0.24 Valid

8 .027 0.24 Valid

9 .283 0.24 Valid

10 .033 0.24 Valid

11 .716 0.24 Valid

12 .612 0.24 Valid

13 .578 0.24 Valid

14 .705 0.24 Valid

15 .688 0.24 Valid

16 .753 0.24 Valid

17 .639 0.24 Valid

18 .437 0.24 Valid

19 .679 0.24 Valid

20 .513 0.24 Valid

21 .789 0.24 Valid

22 .585 0.24 Valid

23 .676 0.24 Valid

24 .598 0.24 Valid

25 .850 0.24 Valid


(59)

4.3.2 Uji Reliabelitas

Dengan demikian, berdasarkan hasil uji reliabelitas pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan/pernyataan dinyatakan reliable, karena semua butir pernyataan/pertanyaan yang diajukan kepada responden memiliki nilai

Cronbach's Alpha if Item Deleted alpha lebih besar dari nilai koefisien alpha pembanding (>0,60) maka data sudah reliable. Dari nilai Cronbach's Alpha if Item Deleted alpha tersebut menunjukkan bahwa instrument pengukuran tersebut memberikan derajat ketepatan dan ketelitian.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabelitas No Pernyataan Cronbach's Alpha if Item

Deleted (Koefisien Alpha )

Koefisien Alpha Pembanding

Keterangan

1 .865 0.60 Reliable

2 .863 0.60 Reliable

3 .862 0.60 Reliable

4 .856 0.60 Reliable

5 .868 0.60 Reliable

6 .858 0.60 Reliable

7 .855 0.60 Reliable

8 .863 0.60 Reliable

9 .878 0.60 Reliable

10 .877 0.60 Reliable

11 .850 0.60 Reliable

12 .852 0.60 Reliable

13 .852 0.60 Reliable

14 .849 0.60 Reliable

15 .849 0.60 Reliable

16 .847 0.60 Reliable

17 .850 0.60 Reliable

18 .855 0.60 Reliable


(60)

20 .852 0.60 Reliable

21 .847 0.60 Reliable

22 .851 0.60 Reliable

23 .850 0.60 Reliabel

24 .851 0.60 Reliabel

25 .840 0.60 Reliabel

Sumber: Diolah Dari Data Primer 4.3.3 Uji Spearman

• Impelementasi nilai-nilai Islam dan Respon Masyarakat

Dari tabel 4.3 dapat disimpulakan bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan terhadap respon masyarakat, sebab berdasarkan output di tabel 4.3 diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05, sebagaimana dasar pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara impelementasi nilai-nilai Islam dengan Respon masyarakat.

Tabel 4.3

Hasil Uji Spearman antara Implementasi Nilai-nilai Islam dan Respon masyarakat

Correlations

Imp.Islam

Res.Masyarak at Spearman's rho Imp.Islam Correlation

Coefficient 1.000 .367

*

Sig. (2-tailed) . .046

N 30 30

Res.Masyarakat Correlation

Coefficient .367

*

1.000

Sig. (2-tailed) .046 .


(61)

Correlations

Imp.Islam

Res.Masyarak at Spearman's rho Imp.Islam Correlation

Coefficient 1.000 .367

*

Sig. (2-tailed) . .046

N 30 30

Res.Masyarakat Correlation

Coefficient .367

*

1.000

Sig. (2-tailed) .046 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Diolah dari data primer

• Kepuasaan Pelayanan dan Respon Masyarakat

Dari tabel 4.4 dapat disimpulakan bahwa Kepuasan Masyarakat berhubungan terhadap Respon Masyarakat, sebab berdasarkan output di tabel 4.4 diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01, sebagaimana dasar pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara impelementasi nilai-nilai Islam dengan Respon masyarakat.

Tabel 4.4

Hasil Uji Spearman antara Kepuasan pelayanan dan Respon Masyarakat Correlations

Kep.Pelayana n

Res.Masyarak at Spearman's rho Kep.Pelayanan Correlation

Coefficient 1.000 .867

**


(62)

N 30 30 Res.Masyarakat Correlation

Coefficient .867

**

1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Diolah dari data primer

4.4 Profil dan Deskripsi Responden

Profil responden adalah keterangan-keterangan pribadi mengenai responden yakni masyarakat (pasien) Rumah Sakit Islam Malahayati. Penulis memperoleh profil responden dengan cara membagikan kuesioner dan memberikan pertanyaan-pertanyaan, penulis juga memperoleh profil responden dengan mendatangi responden yang baru keluar dari rumah sakit Islam Malahayati. Masyarakat yang menjadi responden diberikan beberapa pertanyaan dalam bentuk kuesioner dimana nantinya jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.

4.4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

Perbandingan jenis kelamin masyarakat dalam hal ini pasien dapat dilihat dari hasil kuesioner yang telah disebar. Perbandingan jenis kelamin ini dapt digunakan untuk mengetahui kurangnya minat masyarakat muslim berobat di RSI. Malahayati di kota medan. Dari jumlah responden yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian, yaitu sebanyak 30 orang, maka diperoleh hasil sebagai berikut :


(63)

Tabel 4.5

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase

Laki-laki 12 40%

Perempuan 18 60%

Jumlah 30 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 30 responden, dapat diketahui bahwa jumlah masyarakat yang berobat di RSI. Malahayati di kota medan perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Dilihat dari frekuensi dan persentasenya, maka jumlah masyarakat perempuan yang berobat di RSI. Malahayati di kota medan 18 orang dari jumalah responden yang ada. Sedangkan untuk laki-laki sebanyak 12 orang dengan total responden yang ada.

Gambar 4.1


(64)

4.4.2 Data Responden Berdasarkan Tingkat Umur

Tingkat umur responden juga bervariasi mulai dari 11 tahun hingga lebih dari 50 tahun. Untuk rinciannya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.6

Data Responden Menurut Tingkat Umur

Tingkat Umur Jumlah Responden Persentase

11-20 Tahun - -

21-30 Tahun 6 20%

31-40 Tahun 8 26,6%

41-50 Tahun 4 13,4%

> 50 Tahun 12 40%

Jumlah 30 100%

Sumber: Data Primer

Dari tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat yang berobat di RSI. Malahayati di kota medan di dominaasi masyarakat yang berumur > 50 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 40% dari total jumlah responden. Sedangkan masyarakat yang berumur < 50 tahun seperti tingkat umur 11-20 tahun tidak ada sama sekali, tingkat umur 21-30 tahun sebanyak 6 otang dengan persentase 20%, tingkat umur 31-40 tahun sebanyak 8 orang dengan persentase 26,6%, dan tingkat umur 41-50 tahun sebnayak 4 orang dengan persentase 13,4%.


(65)

Gambar 4.2

Data Responden Menurut Tingkat Umur 4.4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan

Setiap masyarakat yang ditemukan sebagai responden pasti memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pada tabel 4.3 akan disajikan dan diuraikan data responden berdasarkan tingkat pendidikannya.

Tabel 4.7

Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tinkat Pendidikan Jumlah Persentase

SD 1 3,3%

SMP/Sederajat 3 10%

SMA/Sederajat 11 36,7%

Diploma (D1,D2,D3) 6 20%

Strata (S1,S2,S3) 9 30%

Jumlah 30 100%


(66)

Dari tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat yang berobat di RSI. Malahayati di kota medan didominasi oleh masyarakat yang pendidikannya SMA yaitu sebanyak 11 orang dengan persentase 36,7% dari total jumlah responden. Sedangkan tingkat pendidikan yang lain yaitu SD sebanyak 1 orang dengan persentase 3,3%, SMP sebanyak 3 orang dengan persentase 10%, Diploma sebanyak 6 orang dengan persentase 20%, dan Strata sebanyak 9 orang dengan persentase 30%.

Gambar 4.3

Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4.4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Setiap masyarakat yang ditemukan sebagai responden memiliki Karakteristik berdasarkan tingkat pekerjaan dapat dilihat dari tabel berikut :


(1)

15 4 3 4 3 3 3,4

16 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 4 4 4

18 4 3 4 5 3 3,8

19 5 3 5 5 5 4,6

20 4 5 4 4 4 4,2

21 5 4 4 5 5 4,6

22 4 3 4 3 3 3,4

23 4 3 4 4 2 3,4

24 3 3 3 3 3 3

25 4 3 4 5 3 3,8

26 4 3 3 3 3 3,2

27 5 4 4 4 4 4,2

28 5 4 5 5 5 4,8

29 5 4 5 4 5 4,6

30 3 3 4 4 5 3,8

Lampiran 1 :

Pilih jawaban yang sesuai menurut Pasien/Keluarga pasien dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada pertanyaan berikut :

Identifikasi Responden :

1. Usia Pasien/ Keluarga Pasein : a. 11 tahun – 20 tahun

b. 21 tahun – 30 tahun c. 31 tahun – 40 tahun d. 41 tahun – 50 tahun e. > 50 tahun

2. Pendidikan Terakhir :

a. SD d. Diploma (D1, D2, D3)

b. SMP/Sederajat e.Strata (S1, S2, S3) c. SMA/Sederajat


(2)

3. Pekerjaan :

a. PNS/BUMD/BUMN d. TNI/POLRI

b. Pegawai Swasta e. Lainnya... c. Wiraswasta/Pengusaha

4. Pendapatan perbulan

a. < 1 juta d. 4,1 juta – 4,9 juta b. 1 juta – 3 juta e. > 5 juta

c. 3,1 juta – 4 juta

Pilih jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang pasien/Keluarga pasien rasakan selama berada di Rumah Sakit Islam Malahayati dengan memberi tanda ceklis ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut :

Instrument penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Penerapan Nilai-nilai Islami di RSI. Malahayati Penilaian

Pasien/Keluarga Pasien 1 Petugas RSI Malahayati mengucapkan

“assalamu’alaikum” ketika anda memasuki RSI. Malahayati.

1 2 3 4 5

2 Petugas RSI. Malahayati “bismillahirrohmannirrahim”

ketika akan memberikan tindakan/bantuan untuk pasien 1 2 3 4 5 3 Petugas RSI. Malahayati mengucapkan “alhamdulillah”

ketika selasai melakukan tindakan/bantuan untuk pasien 1 2 3 4 5 4 Ada kunjungan petugas khusus bina rohani Islam ke

ruang perawatan 1 2 3 4 5


(3)

memberikan beberapa tuntunan do’a kepada anda 6 Petugas mengingatkan anda untuk tetap menjalankan

sholat 5 waktu ketika anda menjalani perawatan/opname 1 2 3 4 5

7 Penampilan petugas nampak Islami 1 2 3 4 5

8 Di RS tersedia ruangan khusus untuk solat

(mesjid/mushola) 1 2 3 4 5

9 Terdapat tulisan hadits/ayat al-qur’an yang tertempel

didinding sehingga mudah dibaca jika pasien mebutuhkan 1 2 3 4 5 10 Dikamar tempat anda dirawat tersedia alqur’an dan

perangkat untuk solat ( sajadah dan mukena ) 1 2 3 4 5

NB: 1 = sangat tidak benar kenyataannya;

2 = tidak benar kenyataanya; 3 = agak benar kenyataanya; 4 = benar kenyataanya; 5 = sangat benar kenyataanya;

No Kepuasan Pelayanan

Penilaian

Pasien/Keluarga Pasien

1 Lingkuan RS ini bersih dan nyaman 1 2 3 4 5

2 Biaya periksa/berobat/opname/operasi di RS ini relatif

murah/terjangkau/wajar 1 2 3 4 5

3 Prosedur/mekanisme pelayanan mudah dan tidak

berbelit-belit 1 2 3 4 5

4 Bila sakit lagi, pasien akan datang ke RS ini karena

merasa percaya dengan RS ini 1 2 3 4 5

5 Pasien/keluarga pasien merasa ada jaminan keselamatan 1 2 3 4 5 6 Petugas (dokter/perwat/bidan/petuga lain) mampu dan

mau menjelaskan masalah penyakit yang diderita pasien 1 2 3 4 5 7 Petugas telepon/informasi/pendaftaraan/petugas lainnya

memberikan informasi dengan ramah dan senang hati memberikan pelayanan

1 2 3 4 5


(4)

sopan santun dan ramah tamah

9 Petugas (dokter/perwat/bidan/petuga lain) tanggap

menyelesaikan keluhan pasien/keluarga pasien 1 2 3 4 5 10 Petugas (dokter/perwat/bidan/petuga lain) sensitif atau

dapat merasakan penderitaan pasien 1 2 3 4 5

NB: 1 = sangat tidak benar kenyataannya;

2 = tidak benar kenyataanya; 3 = agak benar kenyataanya; 4 = benar kenyataanya; 5 = sangat benar kenyataanya;

No Respon Masyarakat

Penilaian

Pasien/Keluarga Pasien 1 Merasa dihargai menjadi pasien Rumah Sakit Islam (RSI)

Malahayati 1 2 3 4 5

2 Biaya administrasi di RSI Malahayati lebih murah

dibandingkan RSI lain 1 2 3 4 5

3 Ketanggapan dokter/perawat menjadi salah satu pertimbangan pasien/keluarga pasien memilih RSI Malahayati

1 2 3 4 5

4 Tidak adanya perbedaan status soaial menjadi

pertimbangan untuk memakai jasa RSI Malahayati 1 2 3 4 5 5 Mudahnya persyaratan umtuk menjadi pasien, yang

pertimbangan untuk memakai jasa RSI Malahayati 1 2 3 4 5

NB: 1 = sangat tidak benar kenyataannya;

2 = tidak benar kenyataanya; 3 = agak benar kenyataanya; 4 = benar kenyataanya; 5 = sangat benar kenyataanya;


(5)

NO: JK:

Medan, Oktober 2014 Perihal: Kuesioner Penelitian

Kepada Yth : Bapak/Ibu

Di Medan Dengan hormat,

Saya sampaikan kepada Bapak/Ibu saya: Zainudin adalah mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi USU Medan. Sebagaimana Bapak/Ibu ketahui bahwa salah satu tugas akhir seorang mahasiswa adalah melakukan penelitian akademik guna menulis skripsi.


(6)

Sehubungan dengan itu, saya memohon kepada Bapak/Ibu kiranya bersedia membantu untuk menjadi responden penelitian saya tentang “Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-nilai Islam Pada Pelayanan Rumah Sakit Islam Malahayati”. Penelitian ini semata-mata hanya untuk keperluan akademik saja.

Besar harapan saya agar kiranya Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner ini. Atas perhatian dab bantuan Bpk/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

100501027 ZAINUDIN