BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsentrasi Belajar 2.1.1 Pengertian Konsentrasi Belajar - Hubungan Pola Makan Dengan Konsentrasi Belajar Pelajar SMAIT Al- Fityan Tahun 2014/2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsentrasi Belajar

2.1.1 Pengertian Konsentrasi Belajar

  Konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian atau pikiran dalam kegiatan pembelajaran baik secara efektif, kognitif, dan psikomotorik yang dalam prosesnya bersifat selektif dan dapat beralih (Djaali, 2007). Banyak ahli keterampilan studi berpendapat bahwa pemusatan pikiran atau konsentrasi adalah suatu kebiasaan dan dapat dilatih oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya (Gie, 1998).

  Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa seperti konsentrasi pikiran dan perhatian terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan. Ketika belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat pada suatu pelajaran. Apabila konsentrasi berkurang dampaknya dapat terlihat pada prestasi seseorang (Djamarah, 2008). Menurut Sardiman (2007) pula, konsentrasi adalah memusatkan seluruh perhatian hanya pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan untuk membantu seseorang itu untuk mengesampingkan linkungan sekitarnya. Deny Hendrata (2007) mengatakan bahwa konsentrasi adalah sumber kekuatan pikiran yang bekerja berdasarkan daya ingat dan lupa. Pikiran tidak dapat bekerja untuk daya lupa dan daya ingat dalam waktu yang bersamaan. Ketika konsentrasi seseorang melemah maka individu tersebut juga cenderung mudah melupakan suatu hal. Hal yang berlawanan pula dilihat ketika konsentrasi seseorang masih kuat maka dia dapat mengingati suatu hal untuk waktu yang cukup lama.

2.1.2 Aspek Konsentrasi Belajar

  Terdapat beberapa aspek penting yang dipertimbangkan apabila membincangkan tentang konsentrasi belajar. Menurut Nugroho (2007) aspek –aspek konsentrasi belajar adalah seperti yang tertera di bawah ini: A.

  Pemusatan pikiran: Seseorang itu harus mempunyai suasana belajar yang tenang, nyaman dan perhatian penuh untuk memahami isi pelajarannya.

  B.

  Motivasi: Keinginan atau dorongan yang kuat yang timbul dari diri seseorang itu secara sendirinya untuk menjadi lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhannya.

  C.

  Rasa khawatir: Seseorang itu merasa tidak tenang karena merasakan pekerjaan yang dilakukannya itu tidak optimal.

  D.

  Perasaan tertekan: Tuntutan dan tekanan daripada orang disekitarnya.

  E.

  Gangguan pemikiran: Hambatan yang muncul pada individu yang asalnya mungkin dari individu itu sendiri ataupun dari orang disekelilingnya.

  F.

  Gangguan kepanikan: Seseorang itu merasa khawatir memikirkan tentang hasil yang akan dilakukan atau sudah dilakukan dan ini menurunkan konsentrasinya.

  G.

  Kesiapan belajar: Persiapan yang dilakukan oleh individu untuk menerima pelajaran dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

  2.1.3 Faktor- Faktor yang Memempengaruhi Konsentrasi Belajar

  Menurut Slameto (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah: A.

  Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.

  B.

  Perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam.

  C.

  Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.

  D.

  Kondisi kesehatan jasmani.

  E.

  Kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah.

  2.1.4 Cara-Cara untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar

  Liang Gie, 1998 mengemukakan teknik-teknik meningkatkan konsentrasi, antaranya adalah: A Mempunyai suatu sikap positif. Contoh sikap yang positif adalah memandang proses belajar sebagai suatu kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan bukannya sebagai suatu tugas yang tidak menyenangkan dan membebankan. B Membatasi peralihan perhatian ketika belajar. Memang ketika belajar seseorang itu sering mengalihkan perhatiannya tetapi peralihan perhatian itu perlu dibatasi pada pokok soal yang sedang dipelajarinya pada waktu itu.

  C Menggunakan teknik laba-laba. Dalam percobaan-percobaan yang dilakukan, sebuah garpu suara yang menggema didekatkan pada sebuah jaring-jaring laba-laba sehingga jaring itu juga bergetar.

  Setelah beberapa kali laba-laba memeriksa jaringnya dan ternyata tidak ada lalat yang tertangkap, laba-laba itu mengabaikan getaran selanjutnya. Pelajar juga harus belajar mengabaikan hal-hal yang mula-mula mengganggu perhatian sewaktu belajar seperti misalnya orang-orang yang lalu lalang didekatnya dan juga suara disekelilingnya.

  D Mengabaikan suara di sekitarnya. Ketika belajar pelajar seharusnya berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan suara- suara disekelilingnya.

  E Mengusahakan segala perlengkapan belajar. Sebelum duduk dan mula belajar, siapkan segala perlengkapan seperti peralatan tulis, buku-buku yang diperlukan dan pastikan tempat belajar ruangannya nyaman dan terang. Menurut Nugroho (2007) pula, terdapat empat cara efektif untuk meningkatkan konsentrasi belajar pelajar, antaranya adalah: A Kenali karakter pelajar Semua orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa orang gemar belajar dalam suasana yang dilingkungi dengan musik yang kuat tetapi ada pula yang hanya dapat belajar jika berada di tempat yang sunyi. B Pergunakan konsep reward dan punishment dalam belajar Pelajar akan lebih bermotivasi untuk berusaha dengan kuat agar mencapai keputusan yang cemerlang jika dijanjikan hadiah oleh orangtuanya jika prestasinya baik. Begitu juga dengan punishment, orangtua dan pelajar dapat sepakat dalam menentukan hukuman yang akan diterima jika keputusan prestasi pelajar tersebut jelek. Maka, pelajar akan coba untuk belajar dengan tekun demi menghindari daripada menerima hukuman.

  C Mengubah kebiasaan belajar Mengubah tempat belajar mampu membantu pelajar untuk mengurangi kejenuhan dan rasa bosan. Apabila pelajar duduk dan belajar di tempat yang sama pasti minat dan konsentrasinya akan menurun jadi dengan mengubah tempat belajar misalnya dari kamar ke kafe yang nyaman dapat membantu pelajar untuk bersemangat kembali.

  D Persiapan sarana dan prasarana yang mendukung Sebelum pelajar duduk dan belajar memastikan tempat belajarnya nyaman dan tidak terlalu panas atau terlalu dingin serta mendapat cahaya yang mencukupi dan perlengkapan belajarnya berada dekat dengannya agar tidak perlu bergerak dari posisi belajarnya.

2.1.5 Penilaian Konsentrasi Belajar dengan Bourdan Test

  Test Bourdon adalah tes yang umum digunakan untuk persepsi visual gabungan,

  kewaspadaan dan konsentrasi. Tes ini telah digunakan dalam evaluasi konsentrasi di mana subjek diinstruksikan untuk mencoret semua kelompok dari 4 titik pada kertas A4. Tes terdiri dari 21 baris, dengan masing-masing baris berisi secara acak, delapan kelompok dari 3 titik, delapan kelompok dari 4 titik dan delapan kelompok 5 titik. Diameter rata-rata dari kelompok titik-titik sekitar 5mm. Para peserta ujian menandai setiap kelompok empat titik secepat dan seakurat mungkin. Dua baris di bagian belakang lembar tes diilustrasikan prosedur, dengan peneliti melakukan baris pertama untuk menunjukkan bagaimana untuk melakukan tugas dan pelajar menyelesaikan baris kedua sebagai contoh. Jumlah kelompok uncrossed dari 4 titik, kelompok titik- titik selain 4 menyeberang, dan waktu yang dihabiskan (maksimum 15 menit) akan diambil untuk dievaluasi dan dikategorikan sebagai konsentrasi baik atau konsentrasi buruk.

2.2 Pola Makan

2.2.1 Definisi Pola Makan

  Menurut Lie (1999), pola makanan merupakan suatu gambaran tentang kebiasaan makan seseorang yang meliputi jumlah serta jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh tiap kelompok masyarakat. Pola makan adalah sesuatu yang dihadapi oleh tiap individu di dunia ini untuk mengambil keputusan dalam memilih makanan serta mengkonsumsinya sebagai respon terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial (Suhardjo, 1989).

  Menurut Hong pula yang dikutip oleh Santoso (2004), menyatakan bahwa pola makan adalah berbagai informasi yang menunjukkan gambaran macam serta jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari oleh setiap individu dan merupakan suatu ciri khas bagi setiap kelompok masyarakat yang berbeda. Menurut Santoso (2004), kondisi setempat dan beberapa faktor yang berubah di tempat yang beda mampu mengubah pola makanan setiap daerah. Antara faktor tersebut adalah:

  A.

  Faktor geografi, kesuburan tanah di daerah tersebut mempengaruhi produksi bahan makanan, sumber air serta kemajuan teknologi dan transportasi mempengaruhi kesediaan bahan makanan.

  B.

  Faktor sosio-ekonomi serta budaya dan kebiasaan merupakan pengaruh utama dalam makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

  C.

  Bantuan atau subsidi terhadap bahan-bahan tertentu.

2.2.2 Jenis-Jenis Gizi dalam Makanan

  Pola makanan merupakan informasi tentang diversitas, jenis serta jumlah zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh tiap individu (Suhardjo, 1999). Lima kelas utama zat gizi yang terdapat di dalam makanan yang dikonsumsi oleh setiap orang adalah, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan ini akan dipecahkan oleh sistem pencernaan tubuh dan dikonversi untuk menghasilkan energi. Hal ini didukung oleh pernyataan Sunita Almatsier (2004) yang menyatakan zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk membantu dalam menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energi untuk aktivitas seharian, membangun dan

Gambar 2.1 Piramida Makanan

  Sumber Gambar Piramida Makanan: (http://www.danonenutrindo.org) Berdasarkan piramida makanan gizi seimbang karbohidrat merupakan makanan yang harus dikonsumsi dalam porsi yang paling tinggi di dalam sehari diikuti dengan protein, lemak dan yang lain. Dibawah dijelaskan beberapa contoh makanan gizi seimbang:

  A Karbohidrat

  Menurut Mozaffarian et al (2011), karbohidrat ditemukan di dalam beragam bentuk makanan, baik yang sehat atau yang tidak sehat. Terdapat beberapa contoh jenis makanan yang kaya dengan karbohidrat adalah roti, kacang-kacangan, kentang, kue, spaghetti, minuman ringan, dan jagung. Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk dan yang paling umum dan berlimpah adalah gula, serat dan pati. Makanan tinggi karbohidrat merupakan bagian penting dari diet yang sehat. Karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi energi yang digunakan untuk mendukung fungsi tubuh dan aktivitas fisik. Beberapa jenis makanan kaya karbohidrat yang lebih baik daripada yang

  1) Sumber karbohidrat yang sehat adalah dari biji-bijian yang belum diolah atau yang diproses secara minimal yaitu bijian, sayuran, buah-buahan dan kacang- kacangan - mempromosikan kesehatan yang baik dengan memberikan vitamin, mineral, serat dan sejumlah fitonutrien penting.

  2) Sumber karbohidrat yang tidak sehat termasuk roti putih, kue-kue, soda, dan makanan yang diproses atau olahan lainnya. Bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat yang mudah dicerna dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, mengganggu penurunan berat badan, dan memicu terjadinya diabetes dan penyakit jantung.

  Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai karbohidrat sederhana atau karbohidrat kompleks. Klasifikasi ini tergantung dari struktur kimia dari makanan dan durasi pencernaan dan penyerapan gula. Karbohidrat sederhana memiliki satu (tunggal) atau dua (double) jenis gula. Karbohidrat kompleks memiliki tiga atau lebih jenis gula. Beberapa jenis gula sederhana ditunjukkan di bawah. Contoh gula tunggal dari makanan meliputi: 1)

  Fruktosa (buah-buahan) 2)

  Galaktosa (produk susu) Contoh gula ganda meliputi:

  1) Laktosa (produk susu)

  2) Maltose (dalam beberapa sayuran dan bir)

  3) Sukrosa (gula)

  Karbohidrat sederhana yang mengandung vitamin dan mineral terjadi secara alami di dalam: 1)

  Buah-buahan 2)

  Produk susu 3)

  Sayur-sayuran Karbohidrat sederhana juga ditemukan dalam gula olahan dan halus seperti:

  1) Minuman berkarbonasi

  2) Sirup

  Karbohidrat kompleks, meliputi: 1)

  Roti gandum 2)

  Sereal (Koko Krunch) Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh terutama otak dan sistem saraf. Karbohidrat akan dipecah menjadi monosakarida yang dapat diabsorpsi oleh dinding usus halus dengan bantuan enzim. Didalam usus berlangsung pemecahan dengan bantuan enzim – enzim intestinal yaitu: sukrosa———fruktosa + glukosa, oleh enzim sukrase maltosa———glukosa + glukosa, oleh enzim maltase laktosa ———galaktosa+glukosa, oleh enzim laktase Konsumsi karbohidrat haruslah dalam batas yang telah ditetapkan bagi tiap golongan masyarakat dan tidak berlebihan karena dapat menyebabkan obesitas. Tidak mendapatkan karbohidrat yang cukup dapat menyebabkan kekurangan kalori (Nlm.nih.gov, 2014). Dianjurkan agar makanan sumber karbohidrat ini harus dibatasi konsumsinya sekitar 50-60% dari kebutuhan energi. Dengan mengambil tindakan sedemikian, kekurangan zat gizi yang lain dapat dipenuhi dari sumber zat pembangun dan pengatur. Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks melebihi 60%, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi (Santoso dan Lies, 2004).

  B Protein

  Protein mempunyai peran penting dalam tubuh kita. Jumlah protein dalam tubuh sekitar 15 % dari berat badan rata-rata orang (Newsinhealth.nih.gov, 2014). Protein yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dikenali sebagai protein nabati. Sedangkan, protein dari hewan dikenal sebagai protein hewani. Protein berfungsi untuk membantu tubuh dalam membangun sel-sel yang telah rusak, membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormone. 1 gram protein menghasilkan sekitar 4,1 kalori. Protein banyak terdapat pada ikan, daging, telur, susu, tahu, dan tempe (Santoso dan Anne, 2004).

  Protein ini ditemukan di seluruh tubuh kita baik di dalam otot, tulang, kulit, rambut, dan hampir setiap bagian tubuh lain atau jaringan. Protein dibangun dari asam amino (The Nutrition Source, 2012). Menurut Evert, 2011, asam amino diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu, asam amino esensial, non esensial dan bersyarat. Asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh, dan harus dipasok oleh makanan. Sembilan asam amino esensial adalah: histidin, isoleusin, leusin, lycine, metionin, fenilalanin, threonine, triptofan, valin. Asam amino nonesensial yang dibuat oleh tubuh terdiri daripada: alanine, asparagine, asam aspartate, dan asam glutamate. Asam amino yang ketiga yaitu asam amino kondisional ini biasanya tidak penting, kecuali pada saat sakit dan stress. Mereka termasuk: arginine, sistein, glutamine, glycine, ornithine dan proline. Seperti karbohidrat, protein juga harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup saja berdasarkan umur, aktivitas harian dan jenis kelamin. Jika pengambilan protein terlalu tinggi maka dapat berkontribusi terhadap kadar kolesterol tinggi atau penyakit lain seperti asam urat. Diet tinggi protein juga dapat meletakkan beban pada ginjal. Diet yang rendah protein dapat menyebabkan kwashiorkor yaitu malnutrisi protein.

  C Lemak

  Lemak adalah makanan bernutrisi yang memberikan energi. Setiap molekul lemak memiliki 9 kalori dalam setiap 1 gram. Lemak membantu dalam penyerapan bagi makanan yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Lemak terdapat dalam dua bentuk yang umum, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh adalah lemak yang padat pada suhu kamar, dan juga dikenali sebagai "lemak padat". Sebagian besar lemak jenuh terdapat dalam makanan hewani, seperti susu, keju, dan daging. Lemak tak jenuh pula adalah lemak yang cair pada suhu kamar dan sebagian besar dalam minyak dari tanaman. Lemak trans merupakan lemak yang telah diubah oleh proses yang disebut hidrogenasi. Proses ini akan meningkatkan umur simpan lemak dan membuat lemak lebih keras pada suhu kamar. Lemak trans biasa digunakan dalam membuat makanan ringan. Makanan dengan lemak tak jenuh adalah lebih baik daripada lemak yang lain karena membantu menurunkan kolesterol. Lemak tak jenuh terdiri daripada lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh tunggal terdapat di dalam kacang-kacangan dan minyak nabati seperti canola, zaitun, dan minyak kacang. Terdapat dua jenis lemak tak jenuh ganda yaitu, omega - 3 dan omega

  • 6 asam lemak. Asam lemak omega - 3 ditemukan di dalam makanan dari tanaman seperti minyak kedelai, minyak canola dan kenari. Mereka juga ditemukan di dalam lemak ikan dan kerang sebagai asam eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Omega-6 asam lemak kebanyakan ditemukan di dalam minyak nabati cair seperti minyak kedelai, dan minyak jagung (Med.umich.edu, 2014). Lemak berada lebih lama di dalam sistem pencernaan tubuh manusia kenyang untuk jangka waktu yang lama. Konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan dalam makanan akan mengurangi konsumsi makanan lain dan seseorang itu akan mengalami defisiensi zat gizi yang lain selain lemak. Telah dianjurkan sebanyak tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi seharian konsumsi lemak bagi tiap individu (Rajaratnam, 2011).

   D Vitamin dan Mineral

  Vitamin dan mineral merupakan zat gizi yang diperlukan dalam kuantiti yang sedikit di dalam pola makanan seseorang. Terdapat dua jenis vitamin, satu adalah vitamin larut lemak dan kedua adalah vitamin yang larut dalam air. Vitamin larut lemak kaya di dalam makanan yang berlemak seperti lemak hewan, minyak sayur, hati serta ikan yang berminyak. Contoh – contoh vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin

  A, D, E, dan K. Vitamin yang larut lemak ini biasanya akan disimpan di dalam tubuh di dalam hati serta jaringan lemak dan akan digunakan saat kondisi tubuh memerlukannya untuk pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin yang larut dalam air ini sering dihilangkan dari tubuh manusia saat membuang air kecil sehingga setiap individu perlu mengkonsumsinya lebih sering daripada vitamin larut lemak. Vitamin yang larut di dalam air biasanya dapat ditemukan di dalam buah-buahan, sayur-sayuran dan biji- bijian. Contoh vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C, B dan asam folat (Santoso dan Lies, 2004). Mineral pula merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit. Terdapat beberapa contoh mineral yaitu zat besi/Fe, zat fosfor (P), zat kapur (Ca), zat fluor (F), natrium (Na), klorin (Cl), dan kalium (K). Mineral walaupun diperlukan dalam kuantitas yang sedikit mempunyai fungsi sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon, dan enzim. Selain itu, mineral juga membantu dalam mengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan cairan tubuh, dan proses pembekuan darah di dalam tubuh (Santoso dan Lies, 2004).

  Menurut Khumaidi (1994), kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang yaitu faktor intrinsik yaitu asalnya dari dalam manusia itu sendiri serta faktor ekstrinsik di mana ia adalah dari luar manusia tersebut (Khumaidi, 1994).

  Faktor ekstrinsik dibagikan kepada beberapa kelompok yaitu: A Lingkungan Budaya dan Agama

  Lingkungan budaya yang berkaitan dengan kebiasaan makan biasanya meliputi nilai-nilai kehidupan, rohani dan kewajiban-kewajiban sosial. Nilai-nilai dan kewajiban-kewajiban sosial yang dimaksud berkaitan dengan kepercayaan terhadap sesuatu pangan baik ditinjau dari aspek budaya maupun agama. B Lingkungan Alam Seseorang atau kelompok masyarakat membuat keputusan untuk memilih makanan berdasarkan produksi serta ketersediaan pangan setempat. Contohnya, daerah yang mempunyai nasi sebagai makanan pokok akan merasa seperti belum makan atau tidak puas makannya jika tidak makan nasi tiap kali makan walaupun telah mengkonsumsi makanan yang lain dalam jumlah yang adekuat. C Lingkungan ekonomi Status ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap distribusi pangan.

  Masyrakat dengan status ekonomi yang kuat mempunyai dana yang cukup untuk membeli makanan yang beraneka serta berkualitas dan ini secara langsung akan menyebabkan kebiasaan makannya melebihi asupan kecukupan gizinya. Hal yang berlawanan terjadi pada mereka dengan status ekonomi yang kurang. Ketidakcukupan gizinya terjadi kerana masyarakat dengan status ekonomi yang menengah kebawah tidak mampu untuk membeli berbagai makanan yang berkualitas dan sehat. D Lingkungan sosial

  Setiap bangsa dan suku bangsa mempunyai kebiasaan makan yang berbeda antara satu sama yang lain dan sesuai dengan kebudayaan yang telah dianut secara terun-temurun. Faktor intrinsik dapat dibagikan kepada tiga yaitu: A Asosiasi Emosional

  Seseorang yang mempunyai hewan peliharaan cenderung mempunyai perasaan saling kasih sayang antara individu dan hewan peliharaannya. Golongan individu seperti ini biasanya enggan makan daging dari hewan peliharaanya itu. Selain itu, seseorang ibu yang memberikan ASI dengan penuh kasih dan sayang akan membantu dalam memberikan kepada anaknya pertumbuhan dan rohani yang baik. Cara pemberian makanan oleh si ibu akan mendasari kebiasaan makan anaknya dalam kehidupan akan datangnya.

  B Keadaan Jasmani dan Kejiwaan yang Sedang Sakit Status kesehatan seseorang mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kebiasaan makan individu tersebut. Hal ini karena, nafsu makan kita akan menurun jika kesehatan kita menurun, dan ini secara lansung akan menyebabkan seseorang itu hilang selera makannya.

  C Pengetahuan Gizi Pengetahuan adalah merupakan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang setelah melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek melalui 5 panca indera utama manusia yaitu, indera penglihatan, pendengaran, raba, rasa, dan penciuman. Pengetahuan dan kognitif merupakan aspek terutama dalam membentuk tindakan manusia (Notoatmojo, 1993).

  2.2.4 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang

Gambar 2.2 Gizi Seimbang

  Sumber: (http://www.state.nj.us/) Di dalam Depkes RI (2002), pola makan seseorang itu haruslah disesuaikan dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang yang terdiri dari 13 pesan dasar gizi seimbang untuk menunjukkan bahawa individu tersebut sudah mencapai kebiasaan makan yang baik.

  13 pesan dasar gizi seimbang adalah: 1) Makanlah aneka ragam makanan. 2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi. 3) Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi. 4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan.

  5) Gunakan garam beryodium. 6) Makanlah makanan sumber zat besi. 7) Berikan ASI (Air Susu Ibu) sahaja pada bayi sampai berumur 4 bulan. 8) Biasakan makan pagi. 9) Minumlah air yang bersih. 10) Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur. 11) Hindari minuman beralkohol. 12) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. 13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.

2.2.5 Konversi Satuan Ukuran Rumah Tangga Ke Dalam Satuan Berat (Gram)

  

Ukuran Rumah Tangga (URT) merupakan ukuran yang lazim digunakan di

rumahtangga sehari-hari untuk menaksir jumlah pangan yang dikonsumsi atau dimasak.

  Satuan Ukuran Rumah Tangga (URT) diperoleh dari jenis peralatan makan yang biasa digunakan di rumahtangga seperti piring, gelas, sendok, mangkok, sedangkan untuk buah dan sayuran digunakan satuan potong, buah, ikat dan sebagainya (Hardinsyah dan Briawan, 1994).

  Daftar Ukuran Rumah Tangga sering digunakan dalam perencanaan konsumsi pangan dan pengumpulan data konsumsi pangan yang sering dilakukan melalui survei maupun konsultasi gizi kerana tidak setiap rumahtangga mempunyai alat ukur seperti timbangan, maka menaksir jumlah pangan menggunakan daftar URT sangat praktis dan cepat. Metode ini dipengaruhi oleh keahlian enumerator dalam menggali informasi atau data yang diperlukan dan ketepatan menaksir jumlah pangan dari URT ke satuan berat. Kesalahan menggunakan nilai konversi satuan URT (menggunakan konversi bahan pangan lain yang sejenis) dapat berakibat pada kesalahan penilaian konsumsi pangan dan gizi, yang pada akhirnya terjadi kesalahan dalam penentuan status gizi (Hardinsyah dan Briawan, 1994).

2.2.6 Penilaian Pola Makanan

  Penilaian pola makanan dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan menggunakan formulir food frequency dan formulir food recall.

  1.Metode Recall 24 jam Metode ini digunakan untuk jumlah estimasi pangan dan minuman yang dikonsumsi oleh individu dalam 24 jam sebelumnya atau sehari sebelum wawancara dilakukan.

  Metode ini membantu kita mengenal pasti besarnya porsi pangan.

  2. Formulir food frequency Mengukur secara langsung berat setiap pangan dan kekerapan mengkonsumsi pangan tersebut dalam seminggu.

  3. Nutri Survey Nutri survey adalah sebuah software yang dibuat oleh Jurgen Erhadt dan Reiner Gross.

  Software yang peruntukannya ini berguna untuk menganalisis zat gizi makanan dari menu atau survei konsumsi.

  4. Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia 2013 Kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi hampir semua rakyat Indonesia menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.(Dilihat di halaman lampiran) Tingkat kecukupan gizi diukur dengan melihat tingkat konsumsi Energi dan Protein yang dikonsumsi, dengan menggunakan rumus: TK = (K/KC) X 100%

  Keterangan: TK = Tingkat kecukupan K = Konsumsi KC = Kecukupan yang dianjurkan Setelah itu dihitung rata-rata seharinya dan dibandingkan dengan daftar kecukupan gizi yang dianjurkan.

  Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas (Supariasa, dkk, 2002): − Defisit: < 70% AKG − Kurang: 70-80% AKG − Sedang: 80-90% AKG − Baik: ≥ 100% AKG

  

2.2.7 Makanan Untuk Meningkatkan Fungsi Otak untuk Proses Pembelajaran

dan Konsentrasi Belajar

  Menurut Norman (2014), otak kita terdiri dari sel otak yang dikenal sebagai neuron. Neuron terdiri daripada badan sel, dendrit serta akson. Setiap neuron berfungsi dengan menerima impuls daripada neuron yang lain melalui dendrit dan dialirkan melalui akson untuk ke neuron yang lain. Suatu sinaps akan terbentuk antara dua neuron yang menyebabkan terjadinya transfer impuls. Sambungan sinaps baru sering terjadi di dalam otak yang membantu dalam mencatat dan mengintegrasikan pengetahuan yang baru dipelajari. Neuron dapat dibangunkan untuk melakukan baru. Biasanya pengetahuan dan sambungan yang tua akan melemah dan biasanya akan terputus. Bahan baku untuk membangun dan pemangkasan sambungan ini berasal dari makanan yang kita konsumsi setiap hari. Neuron berhubungan antara satu dengan yang lain dengan menggunakan proses yang disebut neurotransmisi di mana akan terjadinya pelepasan sebuah bahan kimia messenger yang dikenal sebagai neurotransmitter (NTS). Komunikasi sel–sel neuron ini yang membentuk dasar pembelajaran seseorang individu. NTS membantu menghubungkan kenangan verbal, emosional, visual dan kinestetik serta menghubungkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran baru. Neurotransmitter yang diproduksi di otak adalah hasil dari makanan yang dikonsumsi. Neuron membutuhkan lemak yang baik, protein, karbohidrat kompleks, mikronutrien - vitamin, mineral dan fitonutrien, dan air untuk berfungsi secara optimal. Nutrisi ini digunakan untuk menggerakkan fungsi pembelajaran. Otak mempunyai kandungan lemak yang tinggi yaitu sebanyak 60% dan ini yang menyebabkannya sangat rentan terhadap kerusakan. Docosahexaenoic acid , atau

  

lebih dikenali sebagai DHA, suatu lemak omega - 3, merupakan komponen struktural

penting bagi otak. Sekitar 25% daripada lemak di dalam otak adalah DHA. Makanan

yang kaya dengan DHA termasuk ikan dan hati. DHA ditemukan dalam kadar tinggi

dalam neuron, di mana ia memberikan dukungan struktural. Ketika asupan omega - 3

  

tidak memadai, sel-sel saraf menjadi kaku dan lebih rentan terhadap peradangan.

  Molekul lemak ini membantu menjaga fleksibilitas otak sehingga ia mampu mengirim dan menerima informasi dengan lancar. Membran yang kaku dan keras ini menghambat perubahan dalam sel yang penting untuk komunikasi antara sel . Omega-3 yang tidak

  

mencukupi biasanya diganti dengan kolesterol dan omega - 6 sebagai gantinya

(Mercola.com, 2015).

  Karbohidrat adalah sumber energi yang utama bagi otak karena glukosa adalah bahan bakar utama bagi otak. Ketika kadar gula meningkat dalam aliran darah, pankreas melepaskan insulin, yang mengarahkan gula ke dalam sel, untuk menjaga gula darah pada tingkat yang stabil. Semakin banyak gula dimakan, semakin banyak insulin dilepaskan, semakin menurun energi pelajar. Laju konversi makanan dengan gula disebut indeks glikemik (GI) - semakin tinggi GI, semakin besar respon insulin (Norman, 2014). Sel-sel otak membutuhkan dua kali lebih banyak energi daripada sel-

  

sel lain dalam tubuh. Neuron, sel-sel yang berkomunikasi satu sama lain, memiliki

permintaan yang tinggi untuk energi karena mereka selalu dalam keadaan aktivitas

metabolik. Bahkan saat tidur, neuron masih bekerja memperbaiki dan membangun

kembali komponen strukturalnya yang rusak. Paling menuntut energi neuron adalah

sinyal bioelektrik yang bertanggung jawab untuk komunikasi seluruh sistem saraf.

Transmisi saraf ini mengkonsumsi hampir 10 % dari energi seluruh tubuh

(Learn.fi.edu, 2015).

  Protein menyediakan asam amino, yang digunakan untuk membentuk neurotransmitter dan struktur dukungan dalam neuron. Protein membentuk reseptor, struktur tertanam dalam membran yang membantu dalam komunikasi sel. Konsumsi

  

protein meningkatkan jumlah asam amino seperti tirosin, yang mendorong otak untuk

memproduksi norepinephrine dan dopamine. Norepinefrin dan dopamin dapat

meningkatkan energi individu karena hormon ini mempromosikan kewaspadaan dan

kenaikan efektifitas. Makanan yang kaya dengan protein seperti unggas, makanan laut,

  

daging, produk susu, kacang-kacangan dan biji-bijian harus dikonsumsi oleh pelajar

untuk meningkatkan semangat untuk belajar (Psychologytoday.com, 2015).

  Mikronutrien walaupun dibutuhkan dalam jumlah kecil sangat diperlukan untuk kesehatan otak. Beberapa vitamin penting adalah kelompok vitamin B, yang membantu dalam memproduksi energi untuk sel-sel otak, dan membantu untuk memproduksi NTS yang penting seperti serotonin, yang memberikan rasa gembira, dan GABA, yang membantu dalam fokus dan konsentrasi. Selain itu, Zinc digunakan dalam pertumbuhan dendrit dan pembaikan sel. Seng biasanya ditemui di hippocampus, area otak yang bertanggung jawab untuk memproses memori jangka pendek dan panjang. Kalsium adalah mineral yang digunakan untuk membantu menjaga lingkungan listrik dari otak dan juga untuk mengatur transmisi saraf (Norman, 2014).

Gambar 2.3 Kerangka berfikir

  

2.3 Penelitian Terdahulu Tentang Hubungan Pola Makan dengan Konsentrasi

Belajar

  Penelitian yang dilakukan Saidin (1991), yang berjudul Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar pada Siswa Sekolah Dasar kelasVI, V, VI di Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kohort dan diuji menggunakan tes Bourdon dengan uji t-test dan Anova. Hasil tes konsentrasi belajar dengan menggunakan cara

  

digit Symbol (subtest WISC) tanpa gangguan menggunakan uji t-test menunjukkan ada

  perbedaan yang bermakna (P<0,01) tetapi tes Bourdon tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah disain Penelitian yang dilakukan Sunarti (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan cross over design. Hasil penelitian ini adalah pemberian makanan tambahan mempengaruhi konsentrasi belajar siswa di tempat penelitian. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah disain penelitian, variabel dan tempat penelitian.

  Penelitian Kurniasari (2005) berjudul Hubungan Frekuensi dan Asupan Gizi Sarapan pagi dengan Kadar Hemoglobin Darah dan Konsentrasi di Sekolah pada Murid Kelas V dan VI SDN Jetis I dan SDN Jetisharjo Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan crossectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang antara frekuensi sarapan pagi dengan kadar haemoglobin darah, dan konsentrasi di sekolah tersebut. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah variabel penelitian dan tempat penelitian.