Hubungan Antara Cara Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas 2 SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015

(1)

ABSTRAK

Hubungan Antara Cara Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas 2 SD Negeri 1 Labuhan Ratu

Tahun Ajaran 2014/2015

Oleh Ira Dwi Ananda

Kurangnya cara belajar siswa, kedisiplinan siswa yang kurang dalam belajar, kurangnya kecakapan guru dalam memilih metode belajar, media, alat dan sumber belajar sehingga prestasi murid masih rendah. Tujuan dalam penelitian ini Cara belajar dan kelengkapan sumber belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN 01, sampel sebanyak 55 orang siswa dan teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari teknik analisis data menggunakan korelasi product moment untuk cara belajar diperoleh r hitung =0,581 lebih besar r tabel =0,266 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan cara belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas 2 di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015. Untuk kelengkapan sumber belajar diperoleh r hitung =0,542 lebih besar r tabel =0,266 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar IPS pada Siswa Kelas 2 di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015.


(2)

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS 2 SD NEGERI 1 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN

AJARAN 2014/2015

OLEH IRA DWI ANANDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

(4)

(5)

v

RIWAYAT HIDUP

Ira Dwi Ananda lahir di Tanjung Karang (Bandar Lampung) , pada tanggal 14 September 1993, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Putri pasangan Bapak Yaldichan, SE. dan Ibu Rilly Hayana.

Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) di Kartika II-6 Bandar Lampung tahun 1998/1999, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Langkapura Bandar Lampung tahun 1999/2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 14 Bandar Lampung tahun 2005/2008, dan Sekolah Menengah Awal (SMA) di SMA Negeri 3 Bandar Lampung lulus pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.

Pada Tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Pekon Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat, serta melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri 1 Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kab. Pesisir Barat.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim

Ku persembahkan karyaku ini Kepada :

Bapak Yaldichan, SE. Dan Ibu Rilly Hayana tercinta Kakakku Ari Julianda, SE. yang kusayangi

Adikku Dinda Tri Ananda yang kusayangi Seseorang yang kelak akan menjadi pendampingku

Seluruh guru dan dosen yang pernah mengajariku dari SD hingga Perguruan Tinggi Semua Sahabat terbaik yang pernah ada


(7)

(8)

SANWACANA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadira Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIp Universitas Lampung. Dengan Judul “ Hubungan antara Cara Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar dengan PreSTASI bElajar IPS pada Siswa Kelas 2 SD Negeri I Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena iti, pennulis mengucapakan terimakasih yang sebesa-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sugeng P. Hariyanto, M.S. selaku Rektor Unila beserta staf yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada penulis untuk melaksanakan studi di Universitas Lampun

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan memberikan kemudahan kepada penulis dalam pelayanan administrasi selama menempuh perkuliahan.


(9)

ii

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membimbing kami selama ini.

5. Ibu Dra. Erni Mustakim selaku Dosen pembimbing I sekaligus sebagai pembimbing akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi, dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya proposal skripsi ini.

6. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Pembimbing Pertama sekaligus pembimbing akademik atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

7. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd. selaku Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Muhammad Basri, M.Pd. Selaku mentor penulis dalam memberikan semangat untuk mengejar cita-cita menjadi seorang yang berani, berwawasan, dan intelek baik di kampus UNILA dan Masyarakat. 9. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan. 10.Ibu Dra. Endang Rosuna T., M.Pd. selaku Kepala SD Negeri 1 Labuhan Ratu


(10)

iii

11.Mata Air Kasih Sayang Yang Tak Pernah berhenti mengalir, Papaku tercinta Yaldichan, SE. Mama Rilly Hayana yang telah ikhlas menyayangiku dari kandungan hingga saat ini, yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkahku dalam sujudnya, terimakasih untuk tetes keringat dan air mata yang tercurah, semuanya takkan pernah bisa aku balas dengan apapun.

12.Kakakku Ari Julianda, SE. Tersayang yang selalu memberi semangat untuk kuliah dan mencapai cita-citaku, dan Adikku Dinda Tri Ananda tercinta yang setia mendengarkan keluh kesah ngah ira selama berjuang menyusun skripsi ini.

13. Bapak Muharrom ALOM Selaku Angkatan Abadi PGSD’11. 14. Kawan Seperjuangan PGSD’11 yang aku sayangi.

15.Bapak Pratin Way Sindi KRUI dan Pun Panji yang kami sayangi dan hormati yang telah membimbing di KKN dan PPL kami anak way sindi.

16.Bapakku yang paling pengertian Muhammad Basri, M.Pd. beserta Om Ibnu yang selalu mendampingi di kala suka duka kita. Semoga gak akan pernah musnah di telan zaman. Hanya Allah SWT yang tau Amin. Hidup Mahasiswa.

17.Sahabat terbaik di KKN dan PPL Way Sindi Kec. Karya Penggawa Pesisir Barat KRUI, Indah Permata Sari, Rani Setia Prasanti, Fatma Kurnia Rahman, Yunia Larasty, Nur Indah Kurniati, Dwi Septi Anggraini, Restiana Anisa, Kurnia Wulandari, Rizky Adinda Darmawan, Heizlan Muhammad, Woko, Yandri Arif, Hari Hanggoro, Riyan Handriyanto, Imam Mustofa, Muharrom Alom.


(11)

iv

18.Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan dan balasan atas jasa dan budi yang telah diberikan kepada penulis. Demikian juga halnya dalam penulisan skripsi ini, mohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis


(12)

MOTO

“Dari IBU Kita Belajar Mengasihi, Dari AYAH Kita Belajar Tanggung Jawab”

“TUT WURI HANDAYANI”, Semua Orang Pintar Berpikir Tapi Tidak Dengan Perasa” (Ira Dwi Ananda)

“Kalahkan Kelemahan Dengan SEMANGAT, Kalahkan Kebencian Dengan KASIH SAYANG, Kalahkan Kesombongan Dengan RENDAH HATI.”

“Kita Belajar Tanggung Jawab Dari Teman, Kita Belajar Memahami dari ALLAH, Kita belajar Cinta Kasih Yang Tulus.” (Ira Dwi Ananda)


(13)

viii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

PERSEMBAHAN ... vi

PERNYATAAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 6

1.3Pembatasan Masalah ... 7

1.4Rumusan Masalah ... 7

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Kegunaan Penelitian... 8

1.7Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 Prestasi Belajar ... 10

2.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ... 12

2.3 Cara Belajar ... 15

2.3.1 Pembuatan Jadwal Dan Pelaksanaannya ... 16

2.3.2 Membaca dan Membuat Catatan ... 17

2.3.3 Mengulangi Bahan Pelajaran ... 17

2.3.4 Konsentrasi ... 18

2.3.5 Mengerjakan Tugas ... 19

2.4 Sumber Belajar ... 22

2.4.1 Peranan Sumber Belajar ... 25

2.4.2 Fungsi Sumber Belajar ... 26


(14)

ix

2.4.4 Memilih Sumber Belajar ... 29

2.4.5 Indikator Kelengkapan Sumber Belajar ... 31

2.5 Kerangka Pikir... 34

2.6 Hipotesis ... 36

III. METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian... 37

3.2Populasi dan Sampel ... 38

3.3Variabel Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5Uji Persyaratan Instrumen ... 43

3.6Pengujian Hipotesis ... 45

3.7Teknik analisis data ... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum SD Negeri I Labuhan Ratu ... 49

4.2Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

4.3Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 56

4.4Uji Normalitas dan Linieritas data ... 59

4.5Pengujian Hipotesis ... 61

4.6Pembahasan ... 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 70

5.2Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Prestasi Belajar mata pelajaran IPS Siswa Kelas 2 SD Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Mid Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 5

Tabel 3.1 Siswa Kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu ... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen cara belajar ... 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen kelengkapan sumber belajar ... 41

Tabel 4.1 Daftar Jumlah Guru di SD Negeri 1 Bandar Lampung Tahun 2014-2015 ... 50

Tabel 4.2. Kondisi Siswa SD Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun 2015 ... 51

Tabel 4.3 Data Fasilitas Sekolah SD Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015... 51

Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Prestasi Belajar Menurut Standar KKM Kelas2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010 /2011 ... 53

Tabel 4.5 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Prestasi Belajar Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014 /2015 ... 54

Tabel 4.7 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori Cara Belajar pada siswa Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015... 55

Tabel 4.8 Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kategori kelengkapan Sumber Belajar pada siswa Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 56


(16)

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kuisioner untuk Variabel

Cara Belajar (X1) ... 57

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Kuisioner untuk Variabel Sumber belajar (X2) ... 58

Tabel 4.11 Reliabilitas Instrument ... 58

Tabel 4.12 Uji Normalitas ... 59

Tabel 4.13 Uji Linieritas variabel cara belajar (X1) ... 60

Tabel 4.14 Uji Linieritas variabel kelengkapan sumber belajar (X2) ... 60

Tabel 4.15 Hubungan cara belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 61

Tabel 4.16 Hubungan Kelangkapan sumber belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015... 62

Tabel 4.17 Hubungan cara Belajar Kelangkapan sumber belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 ... 63


(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Hubungan antar Variabel ... 37


(18)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan akan menjadi modal bangsa untuk menjadi lebih maju dan berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hasan (2007: 263) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” Sedangkan menurut Syah (2005: 10) “Pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga dapat menambah pemahaman dan mengubah cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan tiap individu.” Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang sejalan dengan perkembangan jaman ke arah globalisasi diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas dalam segala bidang kehidupan. Dengan adanya globalisasi tersebut maka pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencetak sumber daya manusia yang cakap, terampil, dan handal sesuai dengan bidang yang dimilikinya.

Pendidikan menjadi standar kompetensi dan kemampuan individu oleh sebab itu pendidikan menjadi hak setiap orang untuk dapat meningkatkan pengetahuan yang berguna untuk pembangunan. Tujuan pendidikan di


(19)

2

Indonesia yang bersifat formal tercantum dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan dan sistem yang diterapkan yang berbunyi: 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayan nasional Indonesia, dan

tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman” (Sisdiknas, 2003:1-2)

Dalam lingkup pendidikan formal mutu pendidikan tidak terlepas dari Prestasi belajar siswa, sehingga faktor siswa adalah salah satu faktor yang diperlukan untuk memajukan pembelajaran dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di Indonesia oleh sebab itu dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah salah satunya dapat dilihat dari prestasi belajar.

Prestasi belajar yang tinggi menunjukkan keberhasilan pembelajaran, dan sebaliknya prestasi belajar yang rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran belum terlaksana. Proses pembelajaran adalah proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik yang melibatkan jiwa dan raga oleh karenanya sebagai prestasi dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku (Djamarah, 2008:13).

Keberhasilan dan kegagalan belajar ditandai dengan Prestasi yang muncul setelah melakukan suatu usaha pembelajaran, kualitas pendidikan erat sekali hubungannya dengan prestasi belajar, prestasi belajar yang dicapai setiap siswa


(20)

3

tidaklah sama, ada yang mencapai prestasi tinggi, dan rendah. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang menghambat serta faktor-faktor baik itu eksternal maupun internal. Demikian juga yang dialami dalam memperoleh belajar.

Metode ceramah termasuk ke dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas, guru hanya memberikan penjelasan dan memberikan tugas untuk dikerjakan, siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, hal ini membuat siswa merasa jenuh sehingga mereka sering keluar-masuk kelas dan menjadikan proses pembelajaran tidak kondusif. Jika pembelajaran yang seperti ini terus terjadi maka prestasi belajar siswa akan rendah.

Penyebab rendahnya prestasi belajar disebabkan oleh kurangnya cara belajar siswa, kelengkapan dan ketersediaan sumber belajar, kedisiplinan siswa, dan kemampuan guru dalam mengajar didalam kelas. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa ialah dengan mengubah cara mengajar guru serta memaksimalkan pemanfaatan kelengkapan sumber belajar yang ada.

Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam individu siswa dan faktor dari luar individu siswa. Faktor dari dalam individu siswa meliputi faktor psikologis antara lain kemandirian belajar, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kedisiplinan belajar, dan lain-lain. Sedangkan factor dari luar individu siswa misalnya meliputi lingkungan alam dan


(21)

4

lingkungan sosial serta instrument yang berupa kurikulum, program, sarana, fasilitas dan juga guru. (Slameto, 2010: 54).

Prestasi belajar seseorang pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait satu dengan yang lain. Sehingga tidak ada faktor tunggal yang secara otomatis dan berdiri sendiri mempengaruhi dan menentukan prestasi belajar seseorang. Seperti kelengkapan sumber belajar yang merupakan faktor eksternal dalam diri siswa dan cara belajar siswa yang merupakan faktor internal dari dalam diri siswa (Slameto, 2010: 56).

Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 77) sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Sumber belajar itu dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Seperti contoh guru, buku pelajaran, majalah, koran, televisi, dan internet. Sedangkan faktor lain yaitu cara belajar siswa menurut Djamarah dan Zain (2006:3) Metode belajar adalah cara yang dilakukan dalam pembelajaran, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam pembelajaran mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelvansian penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kelengkapan sumber belajar dan cara belajar siswa disatu sisi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, namun kelengkapan sumber belajar saja atau cara belajar siswa ternyata tidak menjamin peningkatan prestasi belajar


(22)

5

siswa. Berdasarkan prestasi observasi didapatkan bahwa prestasi belajar siswa masih rendah karena sebagian besar nilainya berada di bawah standar KKM yaitu 75. Distribusi nilai mata pelajaran dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Prestasi Belajar mata pelajaran IPS Siswa Kelas 2 SDN 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Mid Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014-2015.

No Prestasi Belajar Siswa

F %

1 2

>65 <65

21 34

38,1 61,8

Jumlah 55 100%

Sumber:Dokumentasi Guru Mata Pelajaran IPS Kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu Bandar Lampung Mid Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014-2015.

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mata pelajaran IPS secara umum tergolong rendah yaitu dari 55 siswa hanya 21 (38,1%) siswa saja yang mendapatkan nilai >65 sedangkan siswa yang mendapat nilai <65 sebanyak 34 (61,8%) orang. Artinya secara persentase siswa kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu pada mata pelajaran IPS lebih banyak yang mendapatkan nilai <65.

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SDN 01 Labuhan Ratu untuk mata pelajaran IPS adalah sebesar 65. Berdasarkan standar tersebut maka siswa Kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu lebih banyak yang memiliki nilai yang tidak sesuai standar KKM dibandingkan dengan siswa yang telah memenuhi standar KKM. Jadi, jelas bahwa ada hambatan-hambatan yang membuat prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah dan siswa belum dapat meningkatkan prestasi belajarnya.


(23)

6

Berdasarkan pembahasan dan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang mengangkat judul; “Hubungan Antara Cara Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2.Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya cara belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

2. Adanya kelengkapan dan ketersediaan fasilitas belajar dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, belum memanfaatkan perpustakaan, belum lengkapnya buku-buku acuan atau buku penunjang.

3. Kedisiplinan siswa yang kurang dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi siswa.

4. Kemampuan guru dalam mengajar di kelas berpengaruh terhadap Prestasi siswa, seperti kurangnya kecakapan guru dalam memilih metode belajar, media, alat dan sumber belajar.

5. Prestasi belajar IPS di kelas 2 SD Negeri 1 Labuhan Ratu yang masih rendah nilai yang diperoleh siswa apabila dirata-rata belum mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 65


(24)

7

1.3.Pembatasan Masalah

1. Cara belajar siswa masih rendah

2. Prestasi belajar IPS di kelas 2 SD Negeri 1 Labuhan Ratu yang masih rendah, nilai yang diperoleh belum mencapai nilai KKM

3. Rendahnya kelengkapan sumber belajar 1.4.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara cara belajar dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Apakah ada hubungan antara kelengkapan sumber belajar dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015?

3. Apakah ada hubungan antara cara belajar dan kelengkapan sumber belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara

1. Cara belajar dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015

2. Kelengkapan sumber belajar dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015


(25)

8

3. Cara belajar dan kelengkapan sumber belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015

1.6.Kegunaan Penelitian

Prestasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka adapun manfaat yang akan diperoleh yaitu :

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

2. Kegunaan Praktis

Sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini antar lain :

a. Memberi masukan kepada siswa agar dapat memanfaatkan sumber belajar dengan optimal dan lebih mandiri, sehingga dapat tercapai prestasi belajar yang baik.

b. Memberikan masukan kepada guru dan sekolah agar lebih memperhatikan kelengkapan sumber belajar dan membangkitkan kemandirian siswa agar tercapai prestasi belajar yang optimal.


(26)

9

1.7.Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa siswi kelas 2 SD Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah cara belajar, kelengkapan sumber belajar dan prestasi belajar

3. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat penelitian ini adalah SD Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung

4. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu penelitian adalah dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2.1Prestasi Belajar

2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes. Menurut Ahmadi (2002:33), prestasi belajar adalah hal yang menyangkut hasil pembelajaran atau hasil yang dicapai anak didik yang diukur melalui aktivitas belajar.

Prestasi belajar merupakan suatu indikator dari perkembangan dan kemajuan siswa atas penguasaan dari pelajaran-pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan olah Nasrun Harahap, dkk. sebagaimana dikutip oleh Djamarah (2006:226) bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka. Lebih jelasnya lagi beliau menuturkan bahwa prestasi


(28)

11

belajar siswa ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan tes atau ujian yang ditempuh.

Selanjutnya Nasution (2004: 54) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dalam berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempuma apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum memenuhi target dalam kriteria tersebut.

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar mengajar yang dipengaruhi juga oleh peenguasaan konsep. awal. Seperti halnya juga mata pelajaran IPS, untuk menguasai konsep yang lebih tinggi tingkat kesukarannya, harus dikuasai terlebih dahulu konsep awal yang merupakan dasar bagi pelajaran yang akan dipelajari.

Prestasi belajar merupakan gambaran dari penguasaaan kemampuan para peserta didik sebagai mana. telah di tetapkan untuk suatu pelaiaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pngajar, maupun oleh peserta didik sebagai pelajar bertujuaan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar siswa berupa nilai yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang diberikan guru kepada siswa melalui evaluasi atau penilaian pada suatu mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPS. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa mencakup penilaian penguasaan, baik yang besifat kognitif, afektif, maupun psikomotor.


(29)

12

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dikemukakan oleh Slameto (2010: 54) fakto-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor intern

Yaitu faktor yang ada didalam dm individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan).

c. Faktor kelelahan. 2. Faktor ekstern

Yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dan:

a. Faktor keluarga (cam orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, b. suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, penegrtian orang tua,

dan latar

c. belakang kebudayaan).

d. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).

e. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,mass media, teman bergaul, dan betuk kehidupan masyarakat).

Selain faktor-faktor tersebut diatas, menurut Nasution (2004: 50) prestasi belajar juga dipengaruhi oleh kecakapan dan ketangkasan belajar yang berbeda secara individual. Walaupun demikian, kita dapat membentuk anak dengan memberi petunjuk-petunjuk itu dengan sendirinya akan menjamiu -sukses anak dalam belajar.

2.2 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan lingkungan sosial siswa. Bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam IPS pada jenjang Sekolah Dasar (SD) meliputi materi geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi.


(30)

13

Menurut A. Kosasih Djahri dalam Sapriya (2006: 7) IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dan cabang-cabang ilmu sosial dan ihnu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan progam pengajaran pada tingkat persekolahan.

Selanjutnya Menurut Muhammad Nu'man Somantri dalam Sapriya (2006: 8) pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideology negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar dan menengah.

Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa IPS adalah penyederhanaan dari disiplin ilmu-ilmu sosial, mengakaji tentang fakta dan isu-isu sosial yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan menjadi warga Negara Indonesia yang balk dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.2.1 Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan merupakan segala sesuatu atau keinginan yang hendak dicapai. Dalam permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


(31)

14

lingkungannya, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Menurut Hasan dalam Supriya, dkk., (2006: 5) tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu pengembangan intelektual siswa, pengembangan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Selanjutnya menurut Martorella dalam Sapriya, dkk., (2006: 8) mengemukakan tujuan utama dari pembelajaran IPS di SD adalah untuk mengembangkan pribadi "warga negara yang baik" (good citizen).

Sedangkan Sapriya (2006: 133) menyatakan bahwa tujuan IPS yaitu (a) mengajarkan konsep-konsep dasar sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis, dan psikologis, (b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, problem solving, dan keterampilan sosial, (c) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (d) meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik para siswa agar prestasi belajar siswa meningkat dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan sebagai bekal untuk memecahkan segala persoalan dalam kehidupan bermasyarakat. Keterampilan tersebut meliputi, keterampilan berpikir kritis, meningkatkan keterampilan bekerjasama dengan teman, dan meningkatkan berpikir kreatif. Selain itu tujuan pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan pribadi warga negara yang baik.


(32)

15

2.3Cara Belajar

Menurut Djamarah (2006:3): Metode belajar adalah cara yang dilakukan dalam pembelajaran, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam pembelajaran mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelvansian penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Muhibbin Syah (2005:125) mengatakan tentang belajar efisien adalah “Sebuah

konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya”.

Usaha belajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan seperti tenaga, pikiran, waktu, peralatan belajar dan lain-lainnya. Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar.

Menurut Sumadi Suryabrata (2001:61) “Cara belajar efisien adalah cara belajar yang memenuhi syarat-syarat yang efisien yaitu usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan cara belajar adalah jalan yang ditempuh atau cara yang dipergunakan seseorang dalam kaitannya dengan kegiatan belajar. Cara belajar dapat dilihat dari perilaku yang merupakan kegiatan seseorang dalam usaha menyelesaikan atau


(33)

16

mencapai suatu tujuan yang akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai baik secara kualitas maupun secara kuantitas.

Cara belajar dilihat dari sisi orang yang belajar merupakan upaya belajar yang efektif sehingga dapat menyerap semua materi pelajaran, pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor kecakapan dan ketangkasan belajar seseorang sangat berbeda-beda oleh karenanya setiap siswa tentunya memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

2.3.1 Pembuatan Jadwal dan Pelaksanaannya

Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur/disiplin. Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut:

a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain.

b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari. c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis

mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.

d. Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah dipelajari pada jam belajar yang lain.


(34)

17

e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

2.3.2 Membaca dan Membuat Catatan

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar pembelajaran adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlu membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alas belajar. Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SQR4 atau Survey (meninjau), Question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), Recite (menghafal), Write (menulis) dan Review (mengingat kembali).

Sebelum membaca perlulah meninjau/menyelidiki dulu tentang gambaran/garis besar dari bab/buku yang akan dibaca, sesudah itu mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi bab atau buku yang akan dibaca, dengan harapan itu akan terjawab sesudah membaca, sesudah itu barulah membaca. Sesudah membaca selesai, dilanjutkan menghafalkan (dengan bermakna) pokok-pokok yang penting-penting, terns mencatat pokok-pokok itu untuk membuat ringkasan atau kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari, atau menulis jawaban-jawaban pertanyaan, baik yang dibuat sendiri atau yang ada dalam buku. Kegiatan terakhir adalah mengulang atau mengingat kembali tentang bahan yang sudah dipelajari.

2.3.3 Mengulangi Bahan Pelajaran

Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review). Bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah


(35)

18

membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh. Agar dapat menghafal bahan dengan baik hendaklah memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

(1) Menyadari sepenuhnya tujuan belajar

(2) Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal (3) Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal

(4) Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan, yang sebaik-baiknya serta daya serap otak terhadap bahan yang harus dihafal.

Menghafal dapat dengan cara diam tapi otaknya berusaha mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras atau mendengarkan dan dapat juga dengan cara menulisnya.

2.3.4 Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini


(36)

19

dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan dan pengalaman. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan bakat. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau tidak memikirkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya, jadi hanya memikirkan suatu hal yang dihadapi atau dipelajari serta yang ada hubungannya saja.

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajanya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain is harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran. Jadi kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa yang belajar. Dalam kenyataan seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, hal ini disebabkan karena: kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan/masalah-masalah kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap pelajaran/sekolah dan lain-lain.

2.3.5 Mengerjakan Tugas

Seperti disebutkan di muka bahwa salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan-latihan. Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai prinsip di muka, jelas mengerjakan tugas itu memengaruhi hasil belajar. Agar siswa berhasil dalam belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu


(37)

20

mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku pegangan, tes/ulangan harian, ulangan umum dan ujian.

Uraian berikut adalah saran yang baik agar dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya, yang penulis sarikan dari buku-buku The Liang Gie, Oemar Hamalik dan Dorothy Keiter (Djamarah, 2006:45)

a) Mengerjakan tugas yang berupa PR/latihan dari buku pegangan dan soal buatan siswa sendiri. Agar dapat mengerjakan tugas sebaik-baiknya, dalam belajar ikutilah petunjuk sebagai berikut:

(1) Siapkan terlebih dulu peralatan dan buku-buku yang diperlukan, misalnya buku catatan, buku pegangan, ringkasan, rumus-rumus, daftar-daftar yang lain, kertas, alas tulis, penggaris, jangka, penghapus dan lain-lain yang diperlukan.

(2) Tentukan berapa lama waktunya anda akan mengerjakan tugas tersebut.

(3) Membaca petunjuk terlebih dulu dengan baik-baik, jika soal itu bukan buatan sendiri.

(4) Membaca soal satu demi satu dari nomor satu sampai nomor terakhir.

(5) Memulai mengerjakan dengan memilih nomor yang paling mudah dulu, baru nomor yang lain dari nomor yang agak mudah sampai yang terakhir.

(6) Jika mengalami kesulitan dalam mengerjakannya, lihat catatan/buku pegangan/ringkasan untuk mendapatkan tuntunan.

(7) Jika terpaksa tidak dapat mengerjakan lagi, catat soal itu dan di lain waktu dan meminta petunjuk kepada orang lain, misalnya kepada kakak/ayah, teman-teman atau kepada guru yang bersangkutan. (8) Sesudah semua soal dikerjakan, memeriksa kembali semua nomor

jawaban itu.

(9) Mengoreksi jawaban itu dengan memakai kunci (10) Membetulkan jawaban-jawaban yang salah.

(11) Jika tugas itu harus dikumpulkan, salin di kertas yang baik dcngan tulisan yang jelas dan rapi, jangan lupa menulis nama, kelas, mata pelajaran apa, dan hari, tanggal berapa tugas itu diberikan/dikumpulkannya.

(12) Jika tugas itu sudah dikembalikan, periksa dan betulkan jawaban anda yang salah.

(13) Jika tugas itu tidak dikumpulkan, salinlah jawaban yang sudah betul dan atau dikoreksi ke dalam buku latihan atau di kertas tersendiri untuk dipelajari lebih lanjut.

(14) Jika anda menyalinnya ke dalam kertas tersendiri, bendellah menjadi sate untuk tiap-tiap mata pelajaran kemudian dibukukan atau


(38)

21

dimasukkan ke dalam map. (Hal ini perlu untuk mempermudah dalam mempelajari lebih lanjut).

(15) Menyimpan dengan baik baik pekerjaan, baik tugas dari guru maupun bukan.

b) Mengerjakan tugas di sekolah.

Tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes/ulangan harian, ulangan umum atuapun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugastugas di alas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut:

(1) Menghindari belajar terlalu banyak pada saat-saat terakhir menjelang tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya). (2) Mempelajari kembali bahan yang sudah pernah didapat secara

teratur sehari atau dua hari sebelumnnya.

(3) Membuat suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu.

(4) Mempelajari juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan.

(5) Memelihara kondisi kesehatan.

(6) Berkonsentrasi pada seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh.

(7) Menyiapkan segala alat/perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, dan membereskan seawal mungkin.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang baik perlu dilakukan cara belajar yang baik pula karena pada hakikatnya metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembuatan jadwal, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas tugas yang diberikan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa cara belajar adalah metode yang digunakan oleh siswa dalam belajar dirumah meliputi pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran konsentrasi dan mengerjakan tugas


(39)

22

2.4Sumber Belajar

Belajar mengajar merupakan proses yang tidak terlepas dari komponen- komponen yang saling berinteraksi. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang dimaksud dengan pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2002: 48), Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya prestasi belajar, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar, diantaranya adalah peserta didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum dilukiskan Gagne sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar. sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar"

Menurut Latuheru (1988: 87) Suatu sumber belajar adalah "suatu lingkungan belajar yang dirancang khusus, dengan maksud membangkitkan semangat siswa untuk menggunakan berbagai media pembelajaran, mengajak mereka untuk terlibat dalam kegiatan belajar yang berubah-ubah dan dapat menerima tanggung jawab yang lebih besar dalam hal belajar mereka". Dengan kata lain bahwa segala


(40)

23

yang mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis, atau menuju perkembangan dapat disebut sumber belajar.

Menurut Abu Ahmadi ( 2002: 154) Sumber belajar dalam pembelajaran adalah segala apa (daya, lingkungan, pengalaman) yang dapat digunakan dan dapat mendukung proses atau kegiatan pembelajaran secara lebih efektif dan dapat memudahkan pencapaian tujuan pengajaran atau belajar tersedia (segala disediakan atau dipersiapkan), baik yang langsung maupun tidak langsung, baik yang konkrit atau yang abstrak.

Pada dasarnya sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sebagai sumber belajar yang cocok.

Sumber tersebut menurut Warsita (2008:209) meliputi beberapa hal sebagai berikut, yaitu:

a) Pesan adalah informasi pembelajaran yang disampaikan dalam bentuk ide, fakta, ajaran, nilai dan data.

b) Orang, adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah dan penyaji pesan.

c) bahan adalah perangkat lunak yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri.

d) alat adalah perangkat keras yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan.


(41)

24

e) Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan

f) lingkungan adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran.

Berdasarkan pada persyaratan tersebut, maka sebuah sumber belajar terdiri dari pesan, orang, bahan alat, teknik dan lingkungan dimana keseluruhannya saling terkait antara satu dengan lainnya.

Dalam pemilihan sumber belajar ada beberpa kriteria diantaranya adalah a) harus dapat tersedia dengan cepat; b) memungkinkan peserta didik untuk memacu diri dan c) harus bersifat indivisual dan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam belajar mandiri.

Menurut Bambang Warsita (2008:212) pusat sumber belajar yang kadangkala diberi nama lain yang serupa seperti laboratorium alat bantu belajar, alat bantu belajar atau pusat belajar mandiri yang berfungsi melayani berbagai kebutuhan individual suatu sekolah. Misalnya beberapa sekolah dapat dilayani oleh suatu pusat sumber belajar. Pada umumnya, pusat-pusat seperti itu ditempatkan dalam perpustakaan, yang sering mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pusat sumber belajar yang tersedia untuk penyimpanan dan untuk pemanfaatan sumber belajar baik yang berupa cetak maupun non cetak.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu baik berupa barang, pesan dan alat yang dirancang secara khusus adar dapat mempermudah siswa dalam melakukan kegitan pembelajaran.


(42)

25

2.4.1 Peranan Sumber Belajar

Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut

a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.

Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai penunjang atau fasilitator. Menurut Warsita (2008;209) dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :

1) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.

2) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual

3) Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat disbanding pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar. b. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal

Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominasi interaksinya dengan guru. Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk dan kontrol guru. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode


(43)

26

pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah makin lama makin menurun drastis.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Sovocom Company di Amerika dalam Sardiman A.M (2011: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%. (c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.

c. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok

Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menyajikan dua pola komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola:

a) Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya.

b) Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium.

c) Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional tertentu.

d) Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim. e) Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang

sesungguhnya).

f) Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video). g) Self helf group (kelompok swamandiri) (Warsita 2008:212)

2.4.2 Fungsi Sumber Belajar

Sumber belajar memiliki fungsi penting dalam proses belajar. Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut (Warsita 2008:212):


(44)

27

1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:

a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik.

b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:

a) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional

b) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan

b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian. 4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:

a) Meningkatkan kemampuan sumber belajar; dan b) Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit. 5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:

a) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; dan

b) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang pentingnya kelengkapan sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

2.4.3 Klasifikasi Sumber Belajar

Wallington dalam bukunya Job in Instruction Media Study menyatakan bahwa "peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa" (Sudjana & Rivai, 2003: 78). AECT (Association of Education Communication Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam. yaitu :

1) Message (pesan), yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti dan data. Termasuk dalam komponen pesan adalah semua bidang studi atau mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik.

2) People (orang), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengola, dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini adalah guru, dosen, tutor, dan peserta didik.

3) Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau perangkat keras ataupun oleh


(45)

28

dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori materials seperti transparansi, slide, film, video, modul, majalah, dan buku.

4) Device (alat), yaitu sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya : overhead projector, slide, video, tape recorder, radio, dan televisi.

5) Technique (teknik), yaitu prosedur yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang, dnn lingkungan untuk menyampaiknn pesan. Misalnya : pengajaran berprogram, simulasi demonstrasi, tanya jawab, dan CBSA.

6) Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan, baik lingkungan fisik seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, maupun lingkungan non fisik misalnya suasana belajar itu sendiri : tenang, ramai, dan lelah. (Rohani & Ahmadi, 1991: 155).

Sudjana dan Rivai, (2003:80) mengklasifikasikan sumber belajar sebagai berikut: 1) Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, koran, ensiklopedi,

kamus, dan lain-lain.

2) Sumber belajar non cetak : film, slides, video, transparansi, dan sebagainya.

3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas : perpustakaan, ruang belajar, lapangan olah raga, dan lain-lain.

4) Sumber belajar berupa kegiatan : wawancara, kerja kelompok, observasi, permainan, dan lain-lain.

5) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat : teman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum, dan lain-lain.

Belajar yang mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi pada siswa untuk belajar secara individual. Sistem belajar ini akan memungkinkan keseluruhan kegiatan belajar dilakukan dengan menggunakan sumber belajar baik manusia maupun non manusia dalam situasi belajar yang diatur secara efektif. Dalam hal ini sumber belajar yang dimaksud adalah segala sesuatu diluar diri siswa yang dapat digunakan siswa dalam membantu belajarnya, memotivasi siswa untuk belajar, dan mempernudah siswa dalam mencapi tujuan belajarnya. Sumber belajar ini meliputi guru sebagai penyaji pesan dan teknik yang digunakan untuk menyampaikan pesan, bahan atau alat yang digunakan


(46)

29

baik berupa buku pegangan dan buku penunjang pendidikan kewarganegaraan serta lingkungan belajar siswa di sekolah.

2.4.4 Memilih Sumber Belajar

Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 84) ada dua kriteria, yaitu "kriteria umum dan criteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai". Adapun kriteria-kriteria tersebut sebagai berikut:

a) Kriteria umum

Kriteria umum merupakan ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya :

1) Ekonomis dalam pengertian murah

Ekonomis tidak berarti harganya selalu harus murah. Bisa saja dana pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, sehingga harganya mahal tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang, maka itu sudah termasuk terhitung murah.

2) Praktis dan sederhana

Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sedangkan sederhana maksudnya tidak memerlukan pelayanan yang menggunakan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan sederhana sumber belajar itu, semakin perlu diprioritaskan untuk dipilih dan digunakan.

3) Mudah diperoleh

Mudah diperoleh, artinya sumber belajar itu dekat tidak perlu diadakan atau dibeli di toko atau pabrik. Sumber belajar yang tidak dirancang


(47)

30

lebih mudah diperoleh asal jelas tujuannya dan dapat dicari di lingkungan sekitar.

4) Bersifat Fleksibel

Fleksibel artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kemajuan teknologi, nilai, budaya, keinginan berbagai pemakai sumber belajar itu sendiri.

5) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan

Komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan merupakan criteria yang paling penting. Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawakan juga cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh biaya yang tinggi yang tidak dapat terjangkau dan banyak memakan waktu sehingga pemanfaatannya tidak efektif dan efisien.

b) Kriteria berdasarkan tujuan

Beberapa kriteria sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain adalah: 1) Sumber belajar untuk memotivasi.

Sumber belajar untuk memotivasi ini sangat berguna untuk siswa yang lebih rendah tingkatannya, karena penggunaannya dimaksudkan untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan agar prestasinya dapat meningkat lebih baik.

2) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran

Sumber belajar yang digunakan untuk tujuan sumber belajar ini adalah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Kriteria ini dipakai untuk


(48)

31

memperluas bahan pelajaran, melengkapi berbagai kekurangan bahan, dan sebagai kerangka mengajar yang sistematis bagi para guru.

3) Sumber belajar untuk penelitian

Sumber belajar untuk penelitian ini merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung dari masyarakat.

4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah

Sumber belajar untuk memecahkan masalah memiliki beberapa cirri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum mulai perlu diketahui, apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga bisa diperoleh sumber belajar yang tepat? Apakah bisa disediakan? Dimana bisa memperolehnya? Kesimpulan : benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu?

5) Sumber belajar presentasi

Sumber belajar presentasi disini lebih ditekankan kepada arti sumber sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan. fungsi sumber belajar ini sebagai strategi, teknik, atau metode.

2.4.5 Indikator Kelengkapan Sumber Belajar

Menuru Hasan (2007: 515-516) lengkap yaitu segala-galanya telah tersedia dengan sempurna sedangkan kelengkapan berarti hal yang lengkap atau kekompletan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kelengkapan sumber belajar adalah tersedianya segala macam apa yang ada diluar diri seseorang yang memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan pengajaran


(49)

32

untuk memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Menurut (Mulyasa, 2002: 47) Sumber belajar tidak terebatas pada sarana yang dirancang tetapi juga mengarah kepada dua hal yaitu pemanfaatan sumber belajar, dan pengelolaan sumber belajar yang digunakan untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran. Suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas

pembelajaran antara lain ”belum dimanfaatkannya sumber belajar secara

maksimal, baik oleh guru maupun peserta didik”

Indikator kelengkapan sumber belajar adalah sebagai berikut : 1) Kelengkapan buku acuan atau buku penunjang.

Menurut Mulyasa (2002: 47) Guru memegang peranan penting dalam sebuah proses belajar mengajar, tetapi siswa juga dituntut agar dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Dengan demikian siswa tidak tergantung pada guru dan dapat belajar dengan baik tanpa didampingi oleh guru selama proses belajar berlangsung. "Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, peserta didik dituntut tidak hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan".

Berdasarkan Permendiknas No. 2 (2008: 4) “Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran”. 2) Pemanfaatan Perpustakaan

Menutrut Mulyasa (2002: 50) Salah satu sumber belajar yang cukup mendukung adalah perpustakaan. Siswa diharapkan dapat memanfaatkan


(50)

33

sumber belajar karena menurut Mulyasa "pemanfaatan sumber belajar seoptimal mungkin sangatlah penting, karena keefektifan proses pembelajaran ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada"

3) Kondisi Lingkungan Non Fisik

Menurut Rohani & Ahmadi (1991: 155) Lingkungan non fisik juga sangat mendukung proses belajar siswa, karena suasana yang ramai akan menganggu konsentrasi sebagian siswa. Sebaliknya suasana yang tenang atau damai akan memberi kemudahan kepada siswa dalam belajar. Lingkungan non fisik misalnya suasana belajar itu sendiri yang meliputi

”Suasana tenang, ramai, lelah dan sebagainya”.

4) Sumber Belajar Non Cetak

Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 80). Sumber belajar non cetak misalnya film, slides, video, transparansi, realita, objek, dan lain-lain" Sumber ini dapat digunakan di sekolah maupun di rumah. Melalui sumber ini siswa dapat melatih nalar dan mengembangkan pemahamannya melalui pembelajaran dengan melihat secara langsung.

5) Orang sebagai penyampai pesan

Menurut Sudjana & Rivai (2003: 80). "Orang sebagai penyampai pesan adalah orang yang menyimpan informasi atau menyalurkan informasi". Orang yang menyampaikan pesan secara langsung seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan disengaja untuk kepentingan belajar.


(51)

34

6) Teknik penyampaian pesan

Menurut Sudjana & Ahmad Rivai (2003: 80) Teknik penyampaian pesan adalah "prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk menyampaikan pesan".

Menurut Mulyasa (2002: 50) Teknik penyampaian pesan juga dapat berupa "langkah-langkah operasional untuk menelusuri secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara tuntas".

Jadi dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan sumber belajar lengkap apabila ada kelengkapan buku acuan atau buku penunjang, pemanfaatan perpustakaan, kondisi lingkungan non fisik, sumber belajar non cetak, orang sebagai penyampai pesan dan teknik penyampaian pesan.

2.5 Kerangka Pikir

2.5.1 Hubungan Cara Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa

Menurut Djamarah (2006:3): Metode belajar adalah cara yang dilakukan dalam pembelajaran, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara belajar memiliki andil yang cukup besar dalam pembelajaran mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelvansian penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.


(52)

35

Berdasarkan uraian diatas maka diduga ada hubungan yang positif antara cara belajar dengan prestasi belajar. artinya semakin baik cara belajar yang digunakan sesuai maka prestasi belajar akan semakin baik.

2.5.2 Hubungan Kelengkapan Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar Sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang disebut media pendidikan atau media instruksional untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sebagai sumber belajar yang cocok.

Berdasarkan uraian diatas maka diduga ada hubungan yang positif antara kelengkapan sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa, dengan kata lain sehingga semakin baik kelengkapan sumber belajar maka akan semakin baik pula prestasi yang diperoleh siswa tersebut.

2.5.3 Hubungan Antara Cara Belajar Dan Kelengkapan Sumber Belajar Dengan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan gambaran dari penguasaaan kemampuan para peserta didik sebagai mana. telah di tetapkan untuk suatu pelaiaran tertentu. Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pngajar, maupun oleh peserta didik sebagai pelajar bertujuaan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Berdasarkan uraian diatas terdapat hubungan yang positif antara cara belajar dan kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan kata lain


(53)

36

semakin baik cara belajar siswa dan semakin baik kelengkapan sumber belajar maka diduga semakin baik pula prestasi belajar siswa di sekolah.

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan adalah:

1. Ada hubungan yang positif antara cara belajar dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015 2. Ada hubungan yang positif antara kelengkapan sumber belajar dengan

prestasi belajar pada siswa kelas 2 di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015

3. Ada hubungan yang positif antara cara belajar dan kelengkapan sumber belajar secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas 2 Di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015


(54)

III. METODE PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode dan jenis penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Menurut Sukardi (2011 :166) Penelitian korelasional adalah penelitian yang menggambarkan hubungan dua fenomena atau keadaan. Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan menghubungkan, cara belajar dan kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar. hubungan antara ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Hubungan antar Variabel Keterangan:

1. Hubunngan antara cara belajar (X1) dengan prestasi belajar (Y)

2. Hubunngan antara kelengkapan sumber belajar (X2) dengan prestasi

belajar (Y)

3. Hubunngan antara cara belajar (X1) dan kelengkapan sumber belajar (X2)

secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar (Y) X 2

X1

Y rxy1

rxy2


(55)

38

3.2Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono, (2011:117) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Budi Koestoro dan Basrowi (2006:435), populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian.

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 yaitu sebanyak 55 orang siswa.

Tabel 3.1. Siswa kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu No. Kelas Siswa Jumlah

1. Kelas 2 30 25 55

2. Sampel

Menurut Margono, (2009:112) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono (2011:56) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Koestoro dan Basrowi (2006:435) sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Menurut Arikunto (2006) jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil sebagai penelitian populasi. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SD


(56)

39

Negeri 1 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 yaitu sebanyak 55 orang siswa.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumberdata sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representratif (Margono, 2009:125) teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling. Teknik probability sampling merupakan teknik yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Selain itu probability sampling merupakan pemilihan sampel tidak dilakukan secara subjektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan si peneliti sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel

3.3Variabel dan Definisi Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah hal atau sesuatu yang menjadi perhatian suatu penelitian. Menurut Arikunto (2006:116) variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

a). Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah cara belajar (X1), Kelengkapan sumber belajar (X2)


(57)

40

b) Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas kelas 2 SDN 01 Labuhan Ratu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015

2. Definisi Variabel Penelitian a. Cara belajar

1) Definisi Konseptual

Djamarah (2006:3): Metode belajar adalah cara yang dilakukan dalam pembelajaran, atau cara yang digunakan dalam memberikan pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar).

2) Definisi Operasional

Cara belajar merupakan cara yang dilakukan dalam pembelajaran kepada orang yang mempelajarinya. Cara belajar siswa dalam penelitian ini adalah teknik siswa dalam mempelajari Pelajaran di rumah. Indikator cara belajar ini siswa dilakukan dengan cara membuat jadwal belajar, membaca dan membuat catatan, mengulang bahan pelajaran, berkonsentrasi dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut;

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Cara Belajar

Variabel Indikator Nomor Jumlah item soal Cara

Belajar (X1)

1. Membuat Jadwal 2. Membaca dan Membuat

Catatan

3. Mengulangi Bahan Pelajaran 4. Konsentrasi

5. Mengerjakan Tugas

1, 2, 3, 4 5,6, 7, 8 9, 10,11,12 13, 14, 15,16 17, 18,19, 20

4 4 4 4 4


(58)

41

b. Kelengkapan Sumber Belajar 1) Definisi Konseptual

Mulyasa, (2002: 48) sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses belajar mengajar

2) Definisi Operasional

Kelengkapan Sumber belajar merupakan sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan, situasi, alat atau orang yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual dari sumber belajar yang tersedia. Sumber belajar siswa dalam penelitian ini adalah sumber belajar yang disediakan di sekolah berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajarinya. Indikator kelengkapan sumber belajar adalah kelengkapan sumber belajar wajib dan sumber belajar pendukung. Sumber belajar wajib terdiri dari buku teks/buku pelajaran, perpustakaan,. Sedangkan sumber belajar pendukung surat kabar, majalah, jurnal dan terbitan berkala lainnya. Dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kelengkapan Sumber Belajar

Variabel Indikator Nomor Jumlah item soal Sumber

Belajar (X2)

1. Sumber belajar wajib

2. Sumber belajar pendukung

1,2,3,4,5 ,8,9,10 11,12,13,14,15,1 6,17 18

8 8


(59)

42

c. Prestasi Belajar

1) Definisi Konseptual

Menurut Badudu (2003: 258) Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau sudah di usahakan siswa dan proses pembelajaran dalam waktu tertentu.

2) Definisi Operasional

Hasil belajar merupakan ukuran untuk mengetahui tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran, ukuran tersebut dinyatakan dalam angka-angka. Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai semester yang diperoleh siswa untuk mata pelajaran yang dipelajarinya. Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel hasil belajar adalah skala ratio yang dilihat dari hasil atau nilai semester siswa. Hasil nilai semester dikategorikan dalam dua kelompok yaitu lulus jika nilai lebih besar dari nilai KKM sebesar 65 dan tidak lulus jika nilai kurang dari nilai KKM sebesar 65.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah. (1) Kuesioner

Menurut Sugiyono (2008:195) kuisioner digunakan untuk memperoleh data tentang cara belajar dan kelengkapan sumber belajar siswa. dalam penelitian ini bersifat tertutup agar terdapat kesamaan jawaban masing-masing responden sehingga proses pengolahan data lebih mudah


(1)

3.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan model korelasi Pearson Product Moment baik parsial maupun korelasi berganda. Korelasi parsial ditulis dengan rumus sebagai berikut :

2 2



2 2

)

(

)

(

)

)(

(

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara gejala X dan Y N = Skor butir X

Y = skor gejala Y N = jumlah sampel (Arikunto, 2006:274).

Setelah diperoleh besarnya r maka akan dibandingkan antara perolehan nilai rhitung dengan rtabel, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Tolak Ho jika rhitung > rtabel, terima Ho jika r hitung < r tabel dengan mengambil taraf signifikansi α = 0,05 (Sugiyono, 2011:184).

Adapun untuk mencari rumus koefesien korelasi ganda dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Mencari nilai korelasi masing-masing variabel (parsial)

2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1

1 yx x x

x x yx yx x yx r r r r r r     Keterangan:

Ryx1x2 = korelasi variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y

2 1x

yx


(2)

48

2. Mencari nilai b

2 2 1

2 1 2

1 1

1

x x

x yx x

yx

r

r

r

b

3. Mencari nilai korelasi ganda

2 2 1 1 12

. y y

y

b

r

b

r

R

Selanjutnya harga R hitung dibandingkan dengan harga R tabel, dengan taraf kesalahan 0,05, bila R hitung > R tabel maka koefisien yang diuji adalah signifikan yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi, dan sebaliknya bila R hitung<Rtabel maka koefisien yang diuji tidak signifikan (Sugiyono, 2005:190). Seluruh pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistic Packages Service Solution (SPSS) 18.0


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara cara belajar dan kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas 2 di SD Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Ajaran 2014/2015 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang positif antara cara belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas 2 di SD Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal ini dibuktikan dengan H1 diterima dan H0 ditolak, menunjukkan bahwa r hitung > r tabel yaitu 0,581 > 0,266.

2. Ada hubungan yang positif antara kelengkapan sumber belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas 2 di SD Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal ini dibuktikan dengan H1 diterima dan H0 ditolak, menunjukkan bahwa r hitung > r tabel yaitu 0,542 > 0,266. 3. Ada hubungan yang positif antara cara belajar dan kelengkapan sumber

belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS pada siswa Kelas 2 di SD Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Hal ini dibuktikan dengan H1 diterima dan H0 ditolak, menunjukkan bahwa r hitung > r tabel yaitu 0,591 > 0,266.


(4)

71

5.2 Saran 1. Untuk Siswa

a. Siswa diharapkan dapat meningkatkan cara belajar yang efektif serta melaksanakannya secara berkesinambungan untuk dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.

b. Siswa diharpkan lebih banyak memiliki kelengkapan sumber belajar agar memungkinkan siswa belajar secara individual khususnya sumber belajar IPS, sehingga akan semakin baik prestasi yang diperoleh siswa.

2. Untuk Guru

a. Guru hendaknya mampu memberikan penjelasan dan cara belajar yang efektif dan efisien agar siswa dapat memahami pelajaran IPS dengan mudah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Guru dapat mengarahkan siswa untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada secara optimal serta terus mengupayakan kelengkapan sumber belajar bagi siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Rineka Cipta Jakarta

Ahmadi, Abu. 2002. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaifudin Bahri. 2008. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaifudin Bahri dan Zain, 2006. Psikologi Belajar. Rineka Cipta

Jakarta

Hasan Alwi, dkk. 2007. Cetakan ketiga. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai. Pustaka Jakarta

Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yayasan Kampusina. Surabaya.

Latuheru, John D.1988.Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Depdikbud Jakarta

Margono, 2009. Metode Penelitian Komponen MKDK. Rineka Cipta Jakarta Mulyasa.2002. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Nasution. 2004. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar.PT

Bumi Aksara. Jakarta.

Rohani Ahmad & Ahmadi Abu . (1991). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sukardi. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Bumi Aksara. Jakarta.

Syah Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Bandung : Rosdakarya

Sudjana Nana dan Ahmad Rivai. 2003. Media Pengajaran. Bandung Sinar Baru Algensindo.


(6)

Sisdiknas, 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional Jakarta

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.

Sapriya dkk 2006 Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar IPS UPI Press Bandung

Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Raja Grafindo Persada

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Warsita, Bambang, 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta.