BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Gadai 2.1.1 Gadai Menurut Konvensional - Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gadai

  2.1.1 Gadai Menurut Konvensional

  Menurut pendapat Susilo (1999), pengertian pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu benda bergerak yang diberikan oleh orang yang berpiutang sebagai suatu jaminan dan barang tersebut bisa dijual jika orang yang berpiutang tidak mampu melunasi utangnya pada saat jatuh tempo.Sedangkan pengertian Perusahaan Umum Pegadaian adalah suatu ban usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalambentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.

  2.1.2 Pengertian Gadai Syariah

  Gadai Syariah sering diidentikkan dengan Rahn yang secara bahasa diartikan al-tsubut wa al-dawam (tetap dan kekal) sebagian Ulama Luhgat menjadikan suatu benda yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syar‟a untuk kepercayaan suatu utang, sehingga memungkinkan mengambil seluruh atau sebagaian utang dari benda itu.

  Istilah rahn menurut Imam Ibnu Mandur diartikan apa-apa yang diberikan sebagai jaminan atas suatu manfaat barang yang diagunkan. Dari kalangan Ulama Mazhab Maliki mendefinisikan rahn sebagai “harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat“, ulama Mazhab Hanafi mendefinisikannya dengan “menjadikan suatu barang sebagai jaminan terhadap hak (piutang) yang mungkin dijadikan sebagai pembayar hak ter sebut, baik seluruhnya maupun sebagiannya“. Ulama Syafii dan Hambali dalam mengartikan rahn dalam arti akad yakni menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berhutang tidak bisa membayar hutangnya.

  Dalam bukunya: Pegadaian Syariah, Muhammad Sholikul Hadi (2003) mengutip pendapat Imam Abu Zakariya al-Anshari dalam kitabnya Fathul Wahhab yang mendefenisikan rahn sebagai: “menjadikan benda bersifat harta

  

sebagai kepercayaan dari suatu utang yang dapat dibayarkan dari (harga) benda

itu bilautang tidak dibayar.” Sedangkan menurut Ahmad Baraja, rahn adalah

  jaminan bukan produk dan semata untuk kepentingan sosial, bukan kepentingan bisnis, jual beli mitra.

  

Al-Mughni adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu hutang

  untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berhutang tidak sanggup membayarnya dari yang berpiutang. Dari ketiga defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa rahn merupakan suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara‟ sebagai jaminan, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil utang.

2.1.3 Aplikasi Gadai Dalam Bank Syariah

  Pengertian gadai (rahn) secara bahasa seperti diungkapkan diatas adalah tetap, kekal, dan jaminan; sedangkan secara terminologi ( peristilahan) rahndiartikan sebagai “ Menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali harta dimaksud sesudah ditebus” (Zainuddin Ali, 2008 : 1-2), sedang pada pasal 11 ayat 50 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pengertian gadai dirumuskan sebagai berikut :

  Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitor, atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada debitor itu untuk mengambil pelunasan dari barang-barang tersebut secara didahulukan dari pada debitor- kreditor lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. ( Kartini muljadi dan Gunawan Widjaya, 2005 : 74).

  Dari rumusan diatas diketahui bahwa untuk dapat disebut gadai, maka unsur-unsur di bawah ini harus dapat dipenuhi, diantaranya : Gadai diberikan hanya atas benda bergerak.

  2. Gadai harus dikeluarkan dari penguasaan pemberi gadai.

  3. Gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu atas piutang kreditor (droit de preference).

4. Gadai memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mengambil sendiri pelunasan secara mendahului tersebut.

  Perbedaan dari kedua pengertian diatas bahwa untuk gadai syariah pihak kreditor tidak diperkenankan memakai barang milik nasabah sampai jatuh tempo, sedangkan menurut pasal 11 ayat 50 kitab Undang-undang hukum Perdata setelah barang digadaikan kepada kreditor maka barang sepenuhnya milik kreditor dan boleh dipergunakan untukdiambil manfaatnya dari barang yang digadaikan.Demikian pula halnya

  Muhammad Syafi‟i Antonio memberikan pengertian yang hampir sama bahwa gadai Syariah (Rahn) adalah menahan salah satu harta milik nasabah (Rahin) sebagai barang jaminan (Marhun) atas utang/pinjaman (Marhun bih) yang diterimanya. Marhuntersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau penerima gadai (Murtahin) memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.(Muhammad Syafi‟i Antonio, 2001 : 128).

  Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa gadai syariah (Rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik si peminjam (Rahin) sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (Murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud.Selain fatwa tentang gadai syariah (Rahn), lainnya berkenaan dengan pembiayaan dan jasa berbasis syariah ini, beberapa diantaranya :

  1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 26/DSN- MUI/III/2002, tentang Rahn Emas.

  2. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 09/DSN- MUI/IV/2000, tentang pembiayaan ijarah.

  3. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 10/DSN- MUI/IV/2000, tentang wakalah.

  4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 43/DSN- MUI/VIII/2004, tentang ganti rugi.

  Aplikasi gadai syariah sama dengan produk keuangan lainnya, yakni mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sebagaimana layaknya produk-produk berbasis syariah lainnya, gadai syariah (rahn) juga memiliki karakteristik seperti tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa atau bagi hasil.(M. Abdul Mannan,1995 : 167).

  Secara umum dapat pula dikatakan bahwa perbankan Islam didasarkan atas prinsip Syirkah(Mitra usaha) yang telah diakui di seluruh dunia.

  Artinya, seluruh sistem perbankan dimana pemegang saham, depositor, investor, dan peminjam akan berperan serta atas dasar mitra usaha. (M. Abdul Mannan,1995: 167). Namun, bila dilihat dari aspek metodenya maka akan

  Dalam kaitan ini gadai syariah tidak diperbolehkan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat baik dalam bentuk simpanan tabungan membiayai dan memenuhi kebutuhan dananya, produk gadai syariah memiliki sumber pendanaan yang berasal dari:

  1. Modal sendiri.

  2. Penerbitan Obligasi syariah.

  3. Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya, baik pihak perbankan maupun nonperbankan dengan menggunakan sistim bagi hasil atau profit and loss sharing. Apabila dana berhasil dihimpun atau dana sudah terkumpul maka dipergunakan untuk membiayai usaha gadai syariah.

  4. Pendanaan kegiatan operasional gadai syariah meliputi gaji pegawai, honor, perawatan gedung, peralatan, dan sebagainya.

  5. Penyaluran dana yang ada, sebagian besar digunakan untuk kegiatan pembiayaan. Bahkan lebih dari 50% dana dimaksud disalurkan pada aktifitas pembiayaan, yaitu pemberian pinjaman (Qardh) kepada warga masyarakat yang membutuhkannya.

  6. Investasi lain, yaitu dana-dana yang belum digunakan untuk membiayai kegiatan operasional pegadaian syariah, atau dana tersebut belum disalurkan kepada warga masyarakat, maka dapat di investasikan dalam bentuk lain, baik investasi jangka pendek maupun jangka menengah. Sebagai contoh dapat disebut misalnya investasi di bidang properti (kantor dan toko), dan pihak ketiga seperti kontraktor, pedagang dan sebagainya.

  7. Di sisi lain, perlu pula dikemukakan dalam pembahasan ini, gadai syariah menawarkan jasa kepada warga masyarakat dalam beberapa bentuk sebagai berikut.

  a.

  Pemberian pinjaman produk dimaksud mensyaratkan pemberian pinjaman dengan penyerahan harta benda sebagai jaminan. Harta benda gadai berbentuk barang bergerak. Oleh karena itu, pemberian pinjaman sangat ditentukan oleh nilai dan kualitas serta jumlah barang yang akan digadaikan.

  b.

  Penaksir nilai harta benda. Penaksiran nilai harta benda yang dilakukan oleh pegadaian syariah merupakan pelayanan berupa jasa atas nilai suatu harta benda bergerak dan tidakbergerak. Jasa dimaksud, diberikan kepada warga masyarakat yang menginginkan kualitas harta benda seperti emas, perak dan berlian yang dikenakan pada nasabah adalah berupa ongkos penaksir barang.

  c.

  Penelitian barang berupa sewa (ijarah). Penelitian barang berupa sewa (ijarah) yang dilakukan pegadaian syariah berarti menerima titipan barang dari warga masyarakat berupa surat-surat berharga. Misalnya, sertifikat tanah, ijarah, hak eigendom motor, mobil dan sebagainya. Surat-surat penetipan barang tersebut, diberikan waktu yang relatif lama. Atas jasa surat-surat berharga dimaksud, gadai syariah memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa sewa penitipan barang. d.

  Gold Counteradalah jasa penyediaan fasilitas berupa tempat penjualan emas yang berkualitas eksekitif dan aman yang disediakan oleh pegadaian syariah. Gold Counter ini seiring pula d iistilahkan dengan “ galeri 24”. Setiap pembelian di toko milik pegadaian syariah akan dilampiri sertifikat jaminan. Hal ini dilakukan untuk memberikan layanan bagi masyarakat kelas menengah, yang masih peduli dengan image. Berdasarkan sertifikat dimaksud warga masyarakat mempercayai dan yakin bahwa kualitas dan keaslian emas yang di beli di toko tersebut mempunyai legalitas. Berdasarkan penjelasan pinjaman dalam gadai Syariah yang diuraikan di atas dapat di simpulkan mekanismenya sebagai berikut : a. Rahin membawa Marhun(Agunan) yang tidak dapat dimanfaatkan atau dikelola kepada kantor pegadaian syariah (Murtahin) untuk meminta fasilitas pembiayaan.

  b. Murtahin melakukan pemeriksaan, termasuk juga menaksir harga Marhun yang di berikan oleh rahin sebagai jaminan utang yang akan di pinjamkannya.

  c. Setelah semua persyaratan terpenuhi , maka murtahin dan rahin akan melakukan aqad/ transaksi.

  Sesudah selesai dilakukan akad oleh Murtahin dengan rahin, maka Murtahin memberikan sejumlah uang sesuai kebutuhan yang disesuaikan dengan nilai taksir Marhun kepada Rahin. e.

  Ketika rahin melunasi utangnya kepada Murtahin, maka selain Rahin membayar utangnya, ia juga membayar biaya administrasi, biaya taksir Marhun dan biaya sewa tempat barang jaminan kepada kantor pegadaian syariah selaku pihak Murtahin.

2.2.Produk Qardh di Bank syariah

2.2.1 Qardh dalam fiqih Muamalat

  Layanan gadai syariah (Rahn) adalah apa yang disebut dengan “Qardh al-hasan” Akad Qardh al-hasan adalah suatu akad yang dibuat oleh pihak pemberi gadai dengan pihak penerima gadai dalam hal transaksi gadai harta benda yang bertujuan untuk mendapatkan uang tunai yang di peruntukkan untuk konsumtif. Hal dimaksud, pemberi gadai ( nasabah/rahin) dikenakan biaya upah/fee dari penerima gadai (Murtahin). Aqad Qardh al-hasan dimaksud, pada prinsipnya tidak boleh pembebanan selain biaya administrasi. Dalam literaratur fiqih klasik, Qardh dikategorikan dalam aqad tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.

  Landasan syariah transaksi Qardh berdasarkan hadist riwayat Ibnu Majjah dan ijma ulama. Namun Allah SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi agama Allah

  1. Al- Qur‟an

  Qur‟an surah Al-hadid ayat 11 merupakan Hujjah yang dijadikan ) yang artinya “ Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang

  2. Hadist riwayat ibnu Majjah “ Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi saw, berkata bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah. (Fadhillah Asy- syaikh Muhammad‟ Ali as- sayis, 1986: 2421).

3. Ijma „ Ulama Para ulama telah menyepakati bahwa Al-Qardh boleh dilakukan.

  Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan ummatnya. (Muhammad Syafi‟i Antonio, 2001: 133).

2.2.2 Aplikasi Qardh dalam Bank Syariah

  Pada perbankan syariah, akad Qardh biasanya diterapkan sebagai berikut : 1) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loalitasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk jangka waktu pendek. Nasabah akan mengembalikan secepatnya, sejumlah uang yang dipinjamnya itu. dananya karena tersimpan dalam bentuk deposito. 3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial.

2.2.3. Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri

  Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri merupakan produk tersendiri bukan sebagai produk pelengkap yaitu akad tambahan (jaminan) terhadap produk lain tetapi merupakan produk tersendiri. Dalam hal ini nasabah tidak dikenai bunga atau pun sistem bagi hasil, yang di pungut dari nasabah adalah biaya penaksiran (valuation),penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan administrasi yang hanya sekali dan ditetapkan dimuka.

  Namun, ketentuan biaya administrasi dimaksud berdasarkan cara : (a) biaya administrasi harus dinyatakan dalam nominal, bukan persentase. Dan (b) biaya administrasi harus bersifat jelas, nyata dan pasti serta terbatas pada hal-hal mutlak yang diperlukan dalam akad atau kontak. Selain itu, mempunyai mekanisme dalam bentuk : a. Harta benda yang di gadaikan oleh Rahin berupa barang yang tidak dapat dimanfaatkan,kecuali dengan jalan menjualnya dan berupa barang bergerak seperti emas, barang-barang elektonik, dan sebagainya

  b. Tidak ada pembagian keuntungan bagi hasil. (Muhammad Firdaus,2007 : 29). Oleh karena itu, akad dimaksud bersifat sosial, tetapi tetap diperkenankan

  

Murtahin menerima fee dari Rahin sebagai pengganti biaya administrasi. Sebagai

  contoh dapat dipaparkan : Budi membutukan uang tunai sebesar Rp. 15.000.000 untuk membeli perabotan rumah. Budi mengajukan permohonan kekantor jumlah dana permohonan Budi dimaksud, pihak pegadaian menaksir harga emas serta biaya titipannya selama 3 (tiga) bulan sehingga budi menerima sejumlah uang yang dibutuhkan. Namun, ketuika si Budi mengembalikan pinjamannya kepada kantor pegadaian syariah maka ia harus membayar biaya taksiran agunana dan biaya sewa-tempat penitipan emas 200 gram plus utangnya.

  Mekanismenya biasa saja, barang yang digadaikan ditaksir kemudian nasabah memperoleh pembiayaan dalam jumlah tertentu, yang bisa di cover oleh nilai barang yang digadaikan itu. Prosesnya cepat dan praktis. Dewan Syariah Nasional telah menetapkan, tanpa ada unsur mengambil keuntungan berlebihan.

2.3. Minat

  Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnaya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. ( Slameto, 2003 : 180).

  Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cendrung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

  Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu seseorang melihat bagaimana hubungan antara produk yang ada denganapa yang menjadi kebutuhan dirinya sendiri sebagai individu. Adapun faktor-faktor yang pelayanan, keamanan, dan fleksibel.

  Harlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.

  Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun, sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

  Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan motif-motif dan respon-respon emosional.

  Minat menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktifitas dimasa yang akan datang. Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

  Hal senada juga dikemukakan oleh sandjaja (2005) bahwa suatu aktifitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas, meichati ( Sandjaja, 2005) Mengartikan minat adalah perhatian yang kuat intnsif dan menguasai individu secara mendalam

  Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrick dan Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga yaitu : Minat pribadi, Minat situasi dan minat dalam sciri Psikologi a) Minat Pribadi diartiakan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang, minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktifitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktifitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.

  b) Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan.

  c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktifitas atau topik, tetapi karena aktifitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.

  Dari beberapa definisi minat diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motifasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung merata, dimana aktifitas tersebut merupakan prosespengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. Namun dari hasil KCP Iskandar Muda Medan, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah menggunakan fasilitas gadai emas pada PT. Bank Syariah Mandiri KCP Iskandar Muda Medan adalah karena faktor Promosi, nilai taksiran barang dan pelayanan. a. Promosi Promosi merupakan salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan didalam menerapkan strategi pemasaran yang isinya memuat pemberitahuan (informasi), bujukan (persuasi), dan mempengaruhi (influence). Menurut Fandy Tjipto, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi mempengaruhi dan membujuk atau mengingat pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada perusahaan.

  Dengan demikian promosi merupakan upaya masyarakat untuk dapat menerima produk,konsep, gagasan yang dibuat oleh perusahaan dari program yang terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan material yang dirancang untuk menghadirkan produk-produknya kepada masyarakat maupun nasabah sehingga tujuan untuk meningkatkan kuantitas produk diharapkan dapat terealisasi.

  Ada beberapa elemen yang dikenal sebagai bauran promosi yang merupakan pokok dari unsur-unsur promosi :

  1. Periklanan (Advertising)

  2. Penjualan pribadi (Personal selling)

  3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) 4. Hubungan Masyarakat (Publisitas).

  Harga taksiran barang menjelaskan jumlah maksimal pinjaman yang diperoleh nasabah yang mencapai 80% dari taksiran emas yang disesuaikan dengan harga standart emas. c. Pelayanan

  Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada

pihak lainnya. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara

ramah tamah, adil, cepat, tepat, dan etika yang baik sehingga memenuhi

kebutuhan dan kepuasan bagi konsumennya.

2.3. Kerangka Konseptual.

  Promosi yang dimaksud disini adalah upaya sosialisasi yang dirancang dan dilaksanakan pihak manajemen PT. Bank Syariah Mandiri dalam mengenalkan produk dimaksud sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas.

  Harga taksiran barang yang dimaksud disini adalah ketentuan yang ditetapkan petugas penaksir yang ditunjuk oleh manajemen PT. Bank Syariah Mandiri dalam menaksir barang (emas) yang akan digadaikan nasabah kepihak PT. Bank Syariah Mandiri guna mendapatkan pinjaman (Qardh).

  Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada

pihak lainnya. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara

ramah tamah, adil, cepat, tepat, dan etika yang baik sehingga memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi konsumennya. Promosi (X1) Nilai Taksiran

  Minat Nasabah Barang (Y) (X2)

  Pelayanan (X3)

  Gambar : 1.1 Kerangka konseptual Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk

  Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Syariah Mandiri KCP Iskandar Muda Medan.

2.4. Penelitian Sebelumnya

  Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswi IAIN Sumatera Utara yang membahas masalah produk Qardh dengan gadai emas di PT.

  Bank Syariah Mandiri cabang medan, kemudian penelitian yang saya lakukan bersifat deskriftif yaitu memberikan angket (Quesioner) kepada setiap nasabah yang menggunakan Produk Qardh dengan gadai emas. menggunakan data primer belum menunjukkan hasil peningkatan yang baik tentang produk ini, akan tetapi saya ingin mengetahui lebih jauh bagaimana perkembangan produk syariah tentang Qardh dengan gadai emas, penelitian ini juga bagaimana juga kita sebagai peneliti mensosialisasikan produk ini kepada masyarakat.

  Dengan demikian harapan saya nantinya setelah penilitian ini terselesaikan dapat memberitahukan kepada seluruh elemen masyarakat bagaimana kinerja atau produk Qardh dengan gadai emas ini berjalan dengan baik.