Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah dalam Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

NASABAH DALAM PRODUK QARDH DENGAN GADAI

EMAS DI PT. BANK SUMUT SYARIAH CABANG MEDAN

SKRIPSI

Diajukan oleh : Hamzah Gufron

070501035

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

ABSTRACT

This study aims to understand more about the products offered by Bank Branch in Medan on Sumatra Syariah Products Qardh with Gold Pawn.

In this study is a descriptive study using primary data and secondary data. Data Collection was done by using Questionnaires, literature study, and observation spaciousness. The respondents in this study is the customer at the bank of North Sumatera Medan Branch Syariah as much as 83 people by using techniques ( Simple Random Sampling ) with multiple regression analysis ( OLS).

Results of analysis showed that factors promotions, loan disbursement procedures, and the estimated price of goods has a positive and sighificant at α 1% of the custemer’s interest to use Syariah banking Products North Sumatera medan branch. Thus these factors, factors promotion, is the most important factor in influencing customers interst to use the product Qardh with Gold Pawn on PT. Bank Syariah Branch Sumut Medan.

Keywords : Interst in the customer, Promotion, Price of goods and Provision for loan disbursement Procedures


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami tentang produk yang ditawarkan oleh Bank Sumut Syariah cabang Medan tentang Produk Qardh dengan Gadai Emas.

Dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner, studi kepustakaan, dan observasi kelapangan. Adapun responden dalam penelitian ini adalah nasabah pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan sebanyak 83 orang dengan menggunakan tehnik (Simple Random Sampling) dengan analisis regresi berganda (OLS)

Hasil dari analisis penelitian menunjukkan bahwa faktor Promosi, prosedur pencairan pinjaman, dan Harga taksiran barang memiliki pengaruh positif dan signifikan pada α 1% terhadap Minat nasabah untuk menggunakan Produk Bank Sumut Syariah cabang Medan.. Dengan demikian faktor-faktor tersebut, faktor Promosi merupakan faktor yang paling utama dalam mempengaruhi minat nasabah untuk menggunakan Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank sumut Syariah Cabang Medan.

Kata Kunci: Minat nasabah, Promosi, Harga taksiran barang dan Prosedur pencairan pinjaman


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan” ditujukan sebagai salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi dari program pendidikan Strata-1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih kurang sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf dan berharap adanya saran dan kritik yang membangun sehingga penulis lebih baik lagi dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi Ayahanda Aiptu Mauluddin dan Ibunda Hazizah sirait yang telah memberikan kasih sayangnya, mendidik, dan memberikan motivasi baik moril maupun materil, serta mendoakan penulis selama masa pekuliahan hingga menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan kepada serta kapada adik penulis yang selalu mendukung penulis dan penulis banggakan dan sayangi yaitu Siti Nur Mauliza.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan

4. Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Irsad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Phd selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan.

7. Bapak Prof Dr. Syaad Afifuddin, SE, Mec selaku dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran, dan bimbingan yang baik mulai dari awal hingga selesainya skripsi ini.

8. Bapak Drs. A Samad Zaino, MS selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

9. Ibu Ilyda Sudardjat, Ssi, MSi selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik dalam penulisan skripsi ini.

10. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

11. Seluruh staf pegawai Bank Sumut Syariah Cabang Medan yang telah membantu dalam memperoleh data.

12. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan


(6)

membantu berbagai pihak yang membutuhkannya, terutama rekan mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan.

Medan, Maret 2011


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Hipotesis ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gadai di Bank Syariah ... 10

2.1.1. Gadai dalam fiqih Muamalah ... 10

2.1.2. Aplikasi Gadai dalam Bank Syariah. ... 16

2.2. Produk Qardh di Bank Syariah ... 22

2.2.1. Qardh dalam fiqih Muamalat ... 22

2.2.2. Aplikasi Qardh dalam Bank Syariah ... 23

2.2.3. Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah ... 24

2.3. Kerangka konseptual ... 29

2.4. Penelitian sebelumnya... .... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 32

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 34


(8)

3.6. Metode Analisis Data ... 34

3.7. Pembentukan model penelitian ... 35

3.8. Model analisis data ... ... 36

3.8.1. Uji kesesuaian ( Test Of Goodness of Fit ) ... 38

3.8.2. Uji Koefisien Determinasi ( R-Square). ... 38

3.8.3. Uji T Statistik. ... 38

3.8.4. Uji F Statistik. ... 40

3.9. Uji Penyimpangan asumsi Klasik... 41

3.9.1. Uji Multikolinieritas. ... 41

3.9.2. Uji heterokedastisitas. ... 42

3.9.3. Uji Normalitas... 45

3.10. Skala pengukuran variabel. ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah berdirinya PT. Bank Sumut unit Usaha Syariah ... 49

4.2. Ruang lingkup bidang usaha ... 51

4.3. Strategi promosi Bank Sumut Syariah ... 56

4.4. Harga taksiran barang Bank Sumut Syariah ... 58

4.5. Prosedur pencairan pinjaman Bank Sumut Syariah... 58

4.6. Karakteristik Responden... 59

4.7. Analisis Statistik... ... 65

4.7.1. Hasil estimasi Model... 65

4.7.2. Interpretasi Model... ... 66

4.8. Test Of Goodness of fit ( Uji kesesuaian). ... 67

4.9. Uji T ( Parsial Test ). ... 69

4.10. Uji Penyimpangan asumsi klasik. ... 72

4.10.1. Uji Normalitas. ... 72

4.10.2. heterokedastisitas. ... 73


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 76 5.2. Saran ... 77 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Data perkembangan jumlah nasabah produk Qardh dengan gadai emas setiap tiga bulan di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan... 5 4.1. Data responden berdasarkan jenis kelamin Tahun 2011…… 60 4.2. Data responden berdasarkan agama Tahun 2011…………... 61 4.3. Data responden berdasarkan umur Tahun 2011 ……… 61 4.4. Data responden berdasarkan pendidikan Tahun 2011……... 62 4.5. Data responden berdasarkan pekerjaan Tahun 2011 ………. 63 4.6. Data responden berdasarkan pendapatan Tahun 2011 …….. 64 4.7. Data responden berdasarkan pernah tidaknya menjadi

nasabah Bank Konvensional ………. 64 4.8. Data responden berdasarkan masih atau tidak lagi menjadi


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Keranga konseptual………... 30

4.1. Kurva Uji F... 68

4.2. Kurva Uji T Promosi... 70

4.3. Kurva Uji T Harga Taksiran Barang... 71


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman

1. Data Minat nasabah Produk Qardh dengan Gadai emas , Promosi, Harga Taksiran Barang, dan Prosedur pencairan pinjaman

di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan ………. 79

2. Quesioner Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah Cabang medan……… 82

3. Regresi Linier berganda………. 85

4. Multikolinieritas………. 86

5. Uji Normalitas……… 89


(13)

ABSTRACT

This study aims to understand more about the products offered by Bank Branch in Medan on Sumatra Syariah Products Qardh with Gold Pawn.

In this study is a descriptive study using primary data and secondary data. Data Collection was done by using Questionnaires, literature study, and observation spaciousness. The respondents in this study is the customer at the bank of North Sumatera Medan Branch Syariah as much as 83 people by using techniques ( Simple Random Sampling ) with multiple regression analysis ( OLS).

Results of analysis showed that factors promotions, loan disbursement procedures, and the estimated price of goods has a positive and sighificant at α 1% of the custemer’s interest to use Syariah banking Products North Sumatera medan branch. Thus these factors, factors promotion, is the most important factor in influencing customers interst to use the product Qardh with Gold Pawn on PT. Bank Syariah Branch Sumut Medan.

Keywords : Interst in the customer, Promotion, Price of goods and Provision for loan disbursement Procedures


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk lebih memahami tentang produk yang ditawarkan oleh Bank Sumut Syariah cabang Medan tentang Produk Qardh dengan Gadai Emas.

Dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner, studi kepustakaan, dan observasi kelapangan. Adapun responden dalam penelitian ini adalah nasabah pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan sebanyak 83 orang dengan menggunakan tehnik (Simple Random Sampling) dengan analisis regresi berganda (OLS)

Hasil dari analisis penelitian menunjukkan bahwa faktor Promosi, prosedur pencairan pinjaman, dan Harga taksiran barang memiliki pengaruh positif dan signifikan pada α 1% terhadap Minat nasabah untuk menggunakan Produk Bank Sumut Syariah cabang Medan.. Dengan demikian faktor-faktor tersebut, faktor Promosi merupakan faktor yang paling utama dalam mempengaruhi minat nasabah untuk menggunakan Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank sumut Syariah Cabang Medan.

Kata Kunci: Minat nasabah, Promosi, Harga taksiran barang dan Prosedur pencairan pinjaman


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Selama ini banyak orang yang merasa malu dan canggung untuk datang ke kantor pegadaian terdekat. Hal ini tidak terlepas dari sejarah perum pegadaian yang awalnya merupakan sarana alternatif bagi masyarakat ekonomi lemah untuk memperoleh pinjaman uang secara aman dan praktis dengan hanya menggadaikan barang berharganya. Tidak mengherankan bila yang datang ke kantor pegadaian pada umumnya adalah orang-orang yang berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan.

Secara umum faktor penyebab rendahnya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa pegadaian ini, di duga salah satunya karena faktor minimnya pengetahuan masyarakat atas produk yang ditawarkan serta minimnya promosi yang dilakukan pihak manajemen perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk yang dimaksud. ( Pegadaian syariah, 2004)

Namun belakangan ini kesan terebut perlahan sirna seiring dengan upaya modernisasi dan profesionalisasi yang dilakukan pihak Perum pegadaian. Kini mereka mulai membangun citra barunya sebagai sebuah lembaga keuangan yang professional dengan mengusung motto : “ Menyelesaikan masalah tanpa adanya masalah”. Demikian pula kalangan nasabahnya, tidak lagi terlepas dari golongan ekonomi menengah ke bawah tapi telah menjangkau pula kalangan ekonomi atas. Jika di analisa, hal ini tidak terlepas dari kebijakan pengembangan produk layanannya yang semakin kompleks, yaitu tidak hanya mencakup jasa gadai tapi


(16)

juga jasa taksiran, jasa titipan, jasa lelang, dan tidak ketinggalan jasa layanan galerinya, yakni toko emas yang menjual emas berkualitas. Secara umum lembaga pegadaian di maksudkan sebagai suatu lembaga yang memberikan fasilitas bagi warga masyarakat untuk dapat memperoleh pinjaman uang secara praktis.

Pinjaman tersebut lebih mudah diperoleh calon nasabah karena menjaminkan barang-barang yang mudah didapat pula. Hal ini membuat lembaga pegadaian kian diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Demikian pula dilihat dari aspek prosedur pelayanannya, lembaga pegadaian relatif memiliki kelebihan dibanding lembaga keuangan lainnya. Kelebihan-kelebihan dimaksud diantaranya:

a. Hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk mencairkan uang pinjaman tepat pada hari yang dibutuhkan. Hal ini disebabkan prosedur peminjamannya tidak berbelit-belit.

b. Persyaratan yang ditentukan bagi konsumen untuk mencairkan pinjaman sangat sederhana.

c. Tidak adanya ketentuan dari pihak pegadaian mengenai peruntukkan uang yang dipinjam sehingga nasabah bebas menggunakan uang tersebut untuk tujuan apapun.( khasmir, 2002 : 249)

Seiring dengan di keluarkannya Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, telah memberi peluang yang lebih luas bagi penerapan praktek perekonomian syariah di Indonesia, disamping adanya jaminan perlindungan hukum yang positif. Konsekwensinya, perkembangan produk-produk berbasis syariah pun belakangan ini tampak kian semarak dan bergairah.


(17)

Berdasarkan undang-undang dimaksud, maka tahap awal terwujud beberapa lembaga keuangan syariah ( LKS ). Pada mulanya muncul lembaga perbankan Syariah yaitu Bank Muamalat sebagai pionirnya, dan seterusnya bermunculan Lembaga Keuangan Syariah lainnya seperti lembaga Asuransi Syariah seperti Takaful, Lembaga Pegadaian Syariah, dan Lembaga lainnya.

Besarnya permintaan masyarakat terhadap jasa pegadaian yang berbasis syariah juga melirik kepada sektor ini yakni sektor yang tergolong sedikit tertinggal dibanding dengan lembaga keuangan syariah lainnya, padahal dalam perbincangan ekonomi islam, pegadaian juga merupakan salah satu praktek transaksi sosial dan keuangan yang pernah dilakukan di masa nabi Muhammmad SAW, yang aplikasinya sangat menjanjikan untuk di kembangkan dan dimanfaatkan bagi mengayomi perekoomian masyarakat. ( Zainuddin Ali, 2008 : 15).

Melihat semakin berkembangnya permintaan masyarakat dan kian di terimanya pola bisnis berbasis syariah dalam praktek perekonomian di Indonesia, maka banyak Bank dan Lembaga Keuangan lainnya tertarik untuk menerapkan pola serupa. Apalagi, pola pegadaian syariah memungkinkan perusahaan dapat lebih proaktif dan lebih produktif dalam menghasilkan berbagai produk jasa keuangan modern, seperti jasa piutang dan jasa sewa beli. Pada lembaga gadai model yang dimaksud, nilai-nilai dan prinsip syariah dalam hal gadai dapat di implementasikan. Selain itu fungsinya juga dapat dipertimbangkan sebagai lembaga intermediasi bagi warga masyarakat terhadap sektor keuangan.

Berkenaan dengan upaya diatas, PT. Bank SUMUT Syariah, tidak ketinggalan pula menerapkan hal serupa dengan meluncurkan produk Qardh


(18)

(pinjaman) dengan gadai emas. Berbekal surat keputusan direksi nomor :008/DIR/DUSy-PDJs/SK/2007 tanggal 31 januari 2008, Divisi Unit Usaha Syariah PT. Bank SUMUT mulai mengoperasikan produk pembiayaan dan jasa itu sejak tahun 2007 lalu.

Produk Qardh dengan Gadai Emas, menurut surat keputusan dimaksud, diartikan sebagai fasilitas pinjaman tanpa imbalan dengan jaminan emas dengan kewajiban peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Jaminan emas yang di berikan disimpan dan dalam penguasaan/pemeliharaan bank dan diatas penyimpanan tersebut nasabah di wajibkan membayar biaya sewa. (PT.Bank SUMUT Syariah, 2008).

Dibanding sistim gadai konvensional, sistem Qardh dengan Gadai Emas yang di terapkan PT. Bank SUMUT Syariah memiliki berbagai kelebihan, diantaranya : Pertama, produk jasa gadainya berlandaskan prinsip-prinsip syariah, dimana nasabah hanya dibebani biaya administrasi dan biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan ( Ijarah ). Praktek ini berbeda dengan yang diterapkan sistem konvensional dimana nasabah dikenakan kewajiban membayar sewa modal/uang (bunga uang atau riba). Kedua, dalam pengembalian pinjaman nasabah diberi pilihan antara membayar secara sekaligus atau dengan cara cicilan. Ketiga, biaya jasa simpan dan pemeliharaan barang jaminan (ijarah) relatif lebih rendah dibanding bunga bank. Keempat, maksimal pinjaman yang diperoleh nasabah mencapai 80% dari taksiran emas yang disesuaikan dengan harga standart emas (HSE), lebih tinggi dari maksimal pinjaman di bank konvensional yang rata-ratanya 70% dari agunan.


(19)

Ada banyak kemudahan kelebihan yang ditawarkan PT. Bank SUMUT Syariah melalui layanan produk Qardh (Pinjaman) dengan Gadai emas ini, tapi realitanya, sejak pengoperasiannya pada 19 Desember 2007 lalu hingga sekarang, jumlah nasabahnya belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang signifikan.

Dengan kata lain semoga kiranya dengan adanya produk jasa yang yang ditawarkan Bank SUMUT Syariah kepada masyarakat dapat meringankan beban masyarakat dalam memperoleh pencairan dana yang ada cukup mengagunkan barang emasnya yang ada tanpa ada bunga sekalipun, yang dipungut dari hasil pinjaman tersebut hanyalah biaya waktu dan sewa emasnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang ada bahwasanya unit usaha syariah dikemukakan bahwa sekitar delapan bulan sejak awal peluncuran produk Qardh dengan gadai emas ini jumlah nasabahnya masih berkisar 51 orang yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera utara. Perkembangan jumlah nasabah qardh dengan gadai emas dapat dilihat dari data yang sudah ada pada tabel 1 :

Tabel 1.1

Perkembangan jumlah nasabah Produk Qardh dengan Gadai emas Setiap tiga bulan. PT. Bank Sumut Syariah

Tahun 2008-2009

No Bulan Jumlah nasabah %

1 April 2008 17 Orang 33%

2 Juli 2008 6 Orang 12%

3 Oktober 2008 8 orang 15%

4 Januari 2009 20 Orang 40%

Jumlah 51 Orang 100%

(Sumber : PT. Bank SUMUT cabang Medan, 2008)

Keterangan dari tabel di atas menunjukkan bahwa proses pendirian kebijakan tentang produk Qardh dengan gadai emas ini belum menunjukkan


(20)

peningkatan yang baik, kita lihat di bulan April 2008, jumlah nasabah cuman 17 orang sementara data ini di hitung per triwulan. Kemudian masuk ke bulan juli 2008 jumlah nasabah merosot hingga 12% jadi 6 orang, sementara di bulan oktober 2008 ada kenaikan yang kecil 8 orang kemudian masuk di bulan januari 2008 kenaikan yang luar biasa hingga mencapai 20 orang.

Kondisi ini sangat kontras dengan produk-produk pembiayaan dan jasa lainnya yang diluncurkan PT. Bank SUMUT Syariah seperti : pembiayaan Murabahah (jual-beli),pembiayaan Mudharabah atau pembiayaan Musyarakah yang menunjukkan gejala peningkatan jumlah nasabah secara signifikan dibandingkan dengan pembiayaan tentang produk Qardh dengan Gadai Emas yang pada tabel diatas belum menemukan hasil yang signifikan.

Berdasarkan latar belakang berikut masalah dan realita tersebut di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh mengapa produk Qardh dengan Gadai Emas apakah banyak pada nasabah yang masih meminati produk pembiayaan ini dibanding dengan produk dan jasa pembiayaan Syariah yang lainnya yang dikembangkan oleh bank Sumut Syariah. Apa penyebab yang mendasar dari masyarakat kenapa belum juga tertarik menjadikan produk Qardh dengan Gadai emas sebagai solusi di dalam segala pembiayaan yang ada dan juga sebagai alternatif yang berbasis syariah. Maka, sesuai dengan uraian sebelumnya penulis memilih judul “ Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank SUMUT Syariah cabang Medan”.


(21)

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan tersebut di atas, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh promosi terhadap minat nasabah dalam mempergunakan produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan. 2. Bagaimana pengaruh Harga taksiran barang terhadap minat nasabah dalam

mempergunakan produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan.

3. Bagaimana pengaruh prosedur pencairan pinjaman terhadap minat nasabah dalam mempergunakan produk Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan.

1.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada dimana kebenarannya masih perlu untuk dikaji dan di teliti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut.

1. Promosi memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah yang menggunakan produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan.

2. Harga taksiran barang memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah yang menggunakan produk Qardh dengan gadai Emas di PT. Bank Sumut syariah cabang Medan.


(22)

3. Prosedur pencairan pinjaman memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah yang menggunakan produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang medan.

1.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap minat nasabah yang menggunakan Produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh harga taksiran barang terhadap minat nasabah yang menggunakan Produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh prosedur pencairan pinjaman terhadap minat nasabah yang menggunakan Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan.

1.5 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian :

1. Kegunaan penelitian ini bagi penulis adalah untuk lebih memahami lagi tentang sistem pembiayaan Qardh dengan Gadai Emas sehingga dapat membantu masyarakat dalam mengenarkan produk-produk dan jasa-jasa pembiayaan yang berbasis Syariah yang bebas dari bunga/ bunga bank.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya dibidang ekonomi.


(23)

3. Sebagai bahan studi dan tambahan Ilmu pengetahuan bagi mahasiswa fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

4. Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian menyangkut topik yang sama.

5. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gadai di Bank Syariah

2.1.1. Gadai dalam fiqih muamalah

Transaksi hukum gadai dalam fikih islam disebut ar.rahn. Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan hutang.(Rahmat syafi’i, 1995 : 59).

Pengertian “ Ar-rahn” dalam bahasa Arab adalah “ ats-tsubut wa ad-dawam”, yang berarti “tetap” dan “ kekal”. ( Abi zakariyya yahya bin Syaraf An-nawawi, 1957 : 121). Secara etimologi (Bahasa) kata ar-rahn berarti : menjadikan sesuatu barang yang bersifat materi sebagai pengingat utang. (Wahbah zuhaily, 2002 : 4204).

Para ahli hukum Islam banyak mengemukakan definisi gadai (Rahn) dengan berbagai pandangannya. Sayyid sabiq misalnya, dalam bukunya “ Al-fiqih As-sunnah” mengemukakan definisi gadai (Rahn) itu sebagai berik

“Menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan Syara’ Sebagai jaminan utang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut. (Sayyid Sabiq, 1995 : 187)

Sedangkan Ahmad Azhar Basyir mendefenisikan Rahn sebagai “perjanjian menahan sesuatu barang sebagai tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernilai menurut pandangan Syara’Sebagai tanggungan marhun bih, Sehingga dengan adanya tanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang di terima.( Ahmad Azhar Basyir, 1983 : 50)


(25)

1. Al-Qur’an

Qur’an surah Al-Baqarah (2) Ayat 283 Merupakan alasan yang dijadikan dasar dalam membangun konsep gadai syariah (Rahn). Bunyi ayat tersebut sebagai berikut:

“Jika kamu dalam perjalanan ( dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang ( Oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang di percayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada ALLAH Tuhannya; dan janganlah kamu ( para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya ; dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( Al-BAQARAH: 283). ( Depag RI, 1971 : 71)

Syeikh Muhammad ‘ Ali As-sayis berpendapat, bahwa ayat Al-Qur’an di atas adalah petunjuk untuk menerapkan prinsip kehati-hatian bila seseorang hendak bertransaksi utang-piutang yang memakai jangka waktu dengan orang lain, dengan cara menjaminkan sebuah barang kepada orang yang berpiutang (rahn ). (Fadhillah Asy-Syaikh Muhammad ‘ Ali As-sayis, 1986 : 175).

Selain itu, Syaikh Muhammad ‘ Ali As-Sayis juga mengungkapkan bahwa rahn dapat dilakukan ketika dua pihak yang bertransaksi sedang melakukan


(26)

perjalanan ( musafir ), dan transaksi yang demikian itu harus di catat dalam sebuah berita acara ( ada orang yang menuliskannya) dan ada orang yang menjadi saksi terhadapnya. Bahkan ‘ Ali As-sayis menganggiap bahwa dengan rahn, prinsip kehati-hatian sebenarnya lebih terjamin ketimbang bukti tertulis di tambah dengan persaksian seseorang, Sekalipun demikian, penerima gadai ( Murtahin ) juga di bolehkan tidak menerima barang jaminan ( Marhun ) dari pemberi gadai (Rahin) tidak akan menghindari dari kewajibannya. Sebab, substansi dari peristiwa rahn adalah untuk mengindari. Kemudharatan yang diakibatkan oleh berkhianatnya salah satu pihak atau kedua belah pihak keduanya melakukan transaksi utang- piutang.

2. Hadis Nabi Muhammad SAW.

Dasar hukum yang kedua untuk dijadikan rujukan dalam membuat rumusan gadai syariah adalah hadis Nabi Muhammad saw, yang antara lain di ungkapkan sebagai berikut.

a) Hadis ‘ Aisyah ra. Yang di riwayatkan oleh Iman Muslim, yang berbunyi : Telah diriwayatkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-Hanzahali dan Ali bin Khasyram berkata : keduanya mengabarkan kepada kami isa bin ‘ Amasy dari ibrahim dari Aswad dari “ Aisyah berkata : bahwasanya Rasulullah SAW. Membeli makanan dari seorang yahudi dengan menggadaikan baju besinya. (HR. MUSLIM). (Imam Abi husain Muslim bin hajjah Al-khusyairy An-naisaburi, 1993 : 51)

3. Ijma’ Ulama

Jumhur ulama menyepakati kebolehan status hukum gadai. Hal dimaksud berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad saw. Yang menggadaikan baju besinya


(27)

untuk mendapatkan makanan dari seorang yahudi. Para ulama juga mengambil indikasi dari contoh nabi Muhammad Saw. Tersebut, ketika beliau beralih dari biasanya bertransaksi kepada para sahabat yang kaya kepada seorang yahudi, bahwa hal itu tidak lebih sebagai sikap nabi Muhammad SAW. Yang tidak mau memberatkan para sahabat yang biasanya enggan mengambil ganti ataupun harga yang di berikan oleh nabi Muhammad SAW Kepada mereka.( Zainuddin Ali, 2008 : 8).

4. fatwa majelis Ulama Indonesia ( MUI )

Fatwa dewan syariah Nasional majelis Ulama Indonesia ( DSN-MUI) menjadi salah satu rujukan yang berkenaan dengan gadai syariah ( Rahn). Secara khusus berkenaan dengan hukum gadai syariah ( Rahn ), MUI melalui saluran dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa No:25/DSN-MUI/III/2002, yang memutuskan sebagai berikut :

Pertama : hukum

Bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan hutang dalam bentuk Rahn di bolehkan dengan ketentuan sebagai berikut.

Kedua : ketentuan umum.

1. Murtahin ( penerima barang ) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang ) sampai semua hutang rahin ( yang menyerahkan barang ) dilunasi.

2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin. Pada Prinsipnya Marhun tidak boleh di manfaatkan oleh murtahin kecuali seizin Rahin, dengan tidak mengurangi Nilai Marhun dan pemanfaatannya itu sekedar pengganti biaya pemeliharaan dan perawatannya.


(28)

3. Pemeliharaan dan penyimpanan marhun pada dasarnya menjadi kewajiban rahin, namun dapat dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan dan penyimpanan tetap menjadi kewajiban rahin.

4 Besarnya biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak boleh di tentukan berdasarkan jumlah pinjaman.

5. Penjualan Marhun.

a.Apabila jatuh tempo, Murtahin harus memperingati Rahin untuk segera melunasi hutangnya.

b. Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka Marhun di jual paksa/di eksekusi melalui lelang sesuai Syariah

c. hasil penjualan Marhun di gunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum di bayar serta biaya penjualan. d. kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban Rahin. (Majelis Ulama Indonesia, 2003 : 157-159).

Pada umumnya aspek hukum keperdataan islam (fiqih mu’amalat) dalam hal transaksi baik dalam bentuk jual beli, sewa menyewa, gadai maupun yang semacamnya mempersyaratkan rukun dan syarat sah termasuk dalam transaksi gadai. Demikian juga hak dan kewajiban bagi pihak-pihak yang melakukan transaksi gadai. Hal ini dimaksud diungkapkan sebagai berikut.

1) Rukun gadai

Dalam Fikih empat mazhab ( fikih al-madzahib al-arba-ah ) di ungkapkan rukun gadai sebagai berikut.

a) Aqid ( Orang yang beraqad ). Aqid adalah orang yang melakukan akad yang meliputi


(29)

Dua arah, yaitu (a) Rahin ( Orang yang menggadaikan barangnya), dan (b) Murtahin ( Orang yang berpiutang dan menerima barang gadai), atau penerima gadai. Hal ini dimaksud didasari oleh Sighat, yaitu ucapan berupa ijab Qabul (serah terima antara penggadai dan penerima gadai ).

b) Ma’qud ‘alaih ( barang yang di Aqadkan). Dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu (a) Marhun ( Barang yang digadaikan ), dan (b) Marhun bihi (dain), atau utang yang dikarenanya diadakan Aqad rahn. ( Abdurrahman Al-jaziri, 1998 : 296) namun demikian, ulama fikih berbeda pendapat mengenai masuknya sighat sebagai Rukun dari terjadinya rahn. Ulama mazhab Hanafi berpendapat bahwa sighat tidak termasuk sebagai rukun Rahn, melainkan ijab ( pernyataan menyerahkan barang sebagai agunan bagi pemilik barang ) dan qabul ( pernyatan kesediaan dan memberi utang, dan menerima barang sebagai agunan tersebut). Disamping itu, menurut ulama Hanafi, untuk sementara dan mengikatnya aqad rahn, masih diperlukan apa yang disebut penguasaan barang oleh kreditor (Al-Qabdh), sementara keuangan pihak yang melaksanakan aqad, dan harta yang dijadikan agunan atau jaminan, dalam pandangan ulama Hanafi lebih tepat dimasukkan sebagai syarat rahn bukan rukun rahn. ( Zainuddin Ali, 2008 : 21). Karena itu, syarat sighat menurut madzhab Hanafi adalah ia tidak boleh dikaitkan dengan persyaratan tertentu, mengikat aqad Rahn sama halnya dengan jual beli. 2) Syarat Gadai

Selain rukun yang harus di penuhi dalam transaksi gadai, maka diperlukan pula syarat. Syarat-syarat gadai dimaksud, terdiri atas : (a) Sighat, (b) pihak-pihak yang beraqad cukup menurut hukum, (c) utang ( Marhun Bih), dan (d) Marhun keempat syarat dimaksud, diuraikan sebagai berikut.


(30)

A. Sighat. Syarat sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dengan waktu yang akan datang. Misalnya, orang yang menggadaikan hartanya mempersyaratkan tenggang waktu utang habis dan utang yang belum terbayar, sehingga pihak penggadai dapat diperpanjang satu bulan tenggang waktunya. Kecuali jika syarat itu mendukung kelancaran akad maka di perbolehkan.

B. Pihak-pihak yang beraqad cakap menurut hukum. Maksudnya bahwa pihak Rahin dan Marhun cakap melakukan perbuatan hukum, yang ditandai dengan aqil baligh, berakal sehat, dan mampu melakukan aqad.

C. Utang ( Marhun Bih ). Dalam hal ini memiliki pengertian bahwa : (a) utang adalah kewajiban bagi pihak berutang untuk membayar kepada pihak yang memberi piutang : (b) merupakan barang yang dimanfaatkan, jika tidak bermanfaat maka tidak sah; (c) barang tersebut dapat dihitung jumlahnya.

D. Marhun. Dalam hal ini yaitu harta yang dipegang oleh Murtahin ( penerima gadai) atau wakilnya, sebagai jaminan utang. Para ulama menyepakati bahwa syarat yang berlaku pada barang gadai adalah syarat yang berlaku pada barang yang dapat diperjual-belikan.

2.1.2. Aplikasi Gadai dalam Bank Syariah

Pengertian gadai (rahn) secara bahasa seperti diungkapkan diatas adalah tetap, kekal, dan jaminan; sedangkan secara terminologi ( peristilahan) rahn diartikan sebagai “ Menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, dan dapat diambil kembali harta dimaksud sesudah ditebus” (Zainuddin Ali, 2008 : 1-2), sedang pada pasal 11 ayat 50 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pengertian gadai dirumuskan sebagai berikut :


(31)

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditor atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitor, atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada debitor itu untuk mengambil pelunasan dari barang-barang tersebut secara didahulukan dari pada debitor-kreditor lainnya; dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. ( Kartini muljadi dan Gunawan Widjaya, 2005 : 74).

Dari rumusan diatas diketahui bahwa untuk dapat disebut gadai, maka unsur-unsur di bawah ini harus dapat dipenuhi, diantaranya :

1. Gadai diberikan hanya atas benda bergerak.

2. Gadai harus dikeluarkan dari penguasaan pemberi gadai.

3. Gadai memberikan hak kepada kreditor untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu atas piutang kreditor (droit de preference).

4. Gadai memberikan kewenangan kepada kreditor untuk mengambil sendiri pelunasan secara mendahului tersebut.

Perbedaan dari kedua pengertian diatas bahwa untuk gadai syariah pihak kreditor tidak diperkenankan memakai barang milik nasabah sampai jatuh tempo, sedangkan menurut pasal 11 ayat 50 kitab Undang-undang hukum Perdata setelah barang digadaikan kepada kreditor maka barang sepenuhnya milik kreditor dan boleh dipergunakan untuk diambil manfaatnya dari barang yang digadaikan.

Demikian pula halnya Muhammad Syafi’i Antonio memberikan pengertian yang hampir sama bahwa gadai Syariah (Rahn) adalah menahan salah satu harta milik nasabah (Rahin) sebagai barang jaminan (Marhun) atas utang/pinjaman (Marhun bih) yang diterimanya. Marhun tersebut memiliki nilai


(32)

ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan atau penerima gadai (Murtahin) memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.( Muhammad Syafi’i Antonio, 2001 : 128).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa gadai syariah (Rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik si peminjam (Rahin) sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (Murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian utangnya dari barang gadai dimaksud.

Selain fatwa tentang gadai syariah (Rahn), Dewan syariah nasional Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa-fatwa lainnya berkenaan dengan pembiayaan dan jasa berbasis syariah ini, beberapa diantaranya :

1. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 26/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn Emas.

2. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 09/DSN-MUI/IV/2000, tentang pembiayaan ijarah.

3. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 10/DSN-MUI/IV/2000, tentang wakalah.

4. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 43/DSN-MUI/VIII/2004, tentang ganti rugi.

Aplikasi gadai syariah sama dengan produk keuangan lainnya, yakni mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sebagaimana layaknya produk-produk berbasis syariah lainnya, gadai syariah (rahn) juga memiliki karakteristik seperti tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,


(33)

menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa atau bagi hasil.( M. Abdul Mannan,1995 : 167).

Secara umum dapat pula dikatakan bahwa perbankan Islam didasarkan atas prinsip Syirkah (Mitra usaha) yang telah diakui di seluruh dunia. Artinya, seluruh sistem perbankan dimana pemegang saham, depositor, investor, dan peminjam akan berperan serta atas dasar mitra usaha. (M. Abdul Mannan,1995: 167). Namun, bila dilihat dari aspek metodenya maka akan ditemukan perbedaan antara gadai syariah dengan produk-produk syariah lainnya. Dalam kaitan ini gadai syariah tidak diperbolehkan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat baik dalam bentuk simpanan tabungan mudhorobah, giro wadi’ah, maupun deposito mudharabah. Oleh karena itu, dalam membiayai dan memenuhi kebutuhan dananya, produk gadai syariah memiliki sumber pendanaan yang berasal dari:

a. Modal sendiri.

b. Penerbitan Obligasi syariah.

c. Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya, baik pihak perbankan maupun nonperbankan dengan menggunakan sistim bagi hasil atau profit and loss sharing. Apabila dana berhasil dihimpun atau dana sudah terkumpul maka dipergunakan untuk membiayai usaha gadai syariah.

d. Pendanaan kegiatan operasional gadai syariah meliputi gaji pegawai, honor, perawatan gedung, peralatan, dan sebagainya.


(34)

e. Penyaluran dana yang ada, sebagian besar digunakan untuk kegiatan pembiayaan. Bahkan lebih dari 50% dana dimaksud disalurkan pada aktifitas pembiayaan, yaitu pemberian pinjaman (Qardh) kepada warga masyarakat yang membutuhkannya. f. Investasi lain, yaitu dana-dana yang belum digunakan untuk membiayai kegiatan

operasional pegadaian syariah, atau dana tersebut belum disalurkan kepada warga masyarakat, maka dapat di investasikan dalam bentuk lain, baik investasi jangka pendek maupun jangka menengah. Sebagai contoh dapat disebut misalnya investasi di bidang properti (kantor dan toko), dan sebagainya. Pelaksanaan investasi dimaksud, biasanya bekerja sama dengan pihak ketiga seperti kontraktor, pedagang dan sebagainya.

Di sisi lain, perlu pula dikemukakan dalam pembahasan ini, gadai syariah menawarkan jasa kepada warga masyarakat dalam beberapa bentuk sebagai berikut.

a. Pemberian pinjaman produk dimaksud mensyaratkan pemberian pinjaman dengan penyerahan harta benda sebagai jaminan. Harta benda gadai berbentuk barang bergerak. Oleh karena itu, pemberian pinjaman sangat ditentukan oleh nilai dan kualitas serta jumlah barang yang akan digadaikan.

b. Penaksir nilai harta benda. Penaksiran nilai harta benda yang dilakukan oleh pegadaian syariah merupakan pelayanan berupa jasa atas nilai suatu harta benda bergerak dan tidak bergerak. Jasa dimaksud, diberikan kepada warga masyarakat yang menginginkan kualitas harta benda seperti emas, perak, dan berlian yang dikenakan pada nasabah adalah berupa ongkos penaksir barang.

c. Penelitian barang berupa sewa (ijarah). Penelitian barang berupa sewa (ijarah) yang dilakukan pegadaian syariah berarti menerima titipan barang dari warga


(35)

masyarakat berupa surat-surat berharga. Misalnya, sertifikat tanah, ijarah, hak eigendom motor, mobil dan sebagainya. Surat-surat penetipan barang tersebut , diberikan kepada warga masyarakat yang melakukan perjalanan jauh dalam waktu yang relatif lama. Atas jasa surat-surat berharga dimaksud, gadai syariah memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa sewa penitipan barang.

d. Gold Counter adalah jasa penyediaan fasilitas berupa tempat penjualan emas yang berkualitas eksekitif dan aman yang disediakan oleh pegadaian syariah. Gold Counter ini seiring pula diistilahkan dengan “ galeri 24”. Setiap pembelian di toko milik pegadaian syariah akan dilampiri sertifikat jaminan. Hal ini dilakukan untuk memberikan layanan bagi masyarakat kelas menengah, yang masih peduli dengan image. Berdasarkan sertifikat dimaksud warga masyarakat mempercayai dan yakin bahwa kualitas dan keaslian emas yang di beli di toko tersebut mempunyai legalitas.

Berdasarkan penjelasan pinjaman dalam gadai Syariah yang di uraikan di atas dapat di simpulkan mekanismenya sebagai berikut :

a. Rahin membawa Marhun (Agunan) yang tidak dapat dimanfaatkan atau dikelola kepada kantor pegadaian syariah (Murtahin) untuk meminta fasilitas pembiayaan. b. Murtahin melakukan pemeriksaan, termasuk juga menaksir harga Marhun yang di

berikan oleh rahin sebagai jaminan utang yang akan di pinjamkannya.

c. Setelah semua persyaratan terpenuhi , maka murtahin dan rahin akan melakukan aqad/ transaksi.

d. Sesudah selesai dilakukan akad oleh Murtahin dengan rahin, maka Murtahin memberikan sejumlah uang sesuai kebutuhan yang disesuaikan dengan nilai taksir Marhun kepada Rahin.


(36)

e. Ketika rahin melunasi utangnya kepada Murtahin, maka selain Rahin membayar utangnya, ia juga membayar biaya administrasi, biaya taksir Marhun dan biaya sewa tempat barang jaminan kepada kantor pegadaian syariah selaku pihak Murtahin.

2.2. Produk Qardh di Bank syariah 2.2.1 Qardh dalam fiqih Muamalat

Layanan gadai syariah (Rahn) adalah apa yang disebut dengan “Qardh al-hasan” Akad Qardh al-hasan adalah suatu akad yang dibuat oleh pihak pemberi gadai dengan pihak penerima gadai dalam hal transaksi gadai harta benda yang bertujuan untuk mendapatkan uang tunai yang di peruntukkan untuk konsumtif. Hal dimaksud, pemberi gadai ( nasabah/rahin) dikenakan biaya upah/fee dari penerima gadai (Murtahin). Aqad Qardh al-hasan dimaksud, pada prinsipnya tidak boleh pembebanan selain biaya administrasi. Dalam literaratur fiqih klasik, Qardh dikategorikan dalam aqad tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial.

Landasan syariah transaksi Qardh berdasarkan hadist riwayat Ibnu Majjah dan ijma ulama. Namun Allah SWT mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi agama Allah

1. Al-Qur’an

Qur’an surah Al-hadid ayat 11 merupakan Hujjah yang dijadikan dasar dalam membangun konsep gadai syariah (rahn) :


(37)

“ Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.” ( Al-hadid : 11). ( Depag RI Al-Qur’an terjemahan, 1971 : 902).

2. Hadist riwayat ibnu Majjah

“ Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi saw, berkata bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah. (Fadhillah Asy-syaikh Muhammad’ Ali as-sayis, 1986: 2421).

3. Ijma ‘ Ulama

Para ulama telah menyepakati bahwa Al-Qardh boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu, pinjam-meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan ummatnya. (Muhammad Syafi’i Antonio, 2001: 133).

2.2.2 Aplikasi Qardh dalam Bank Syariah

Pada perbankan syariah, akad Qardh biasanya diterapkan sebagai berikut :

1) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loalitasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk jangka waktu pendek. Nasabah akan mengembalikan secepatnya, sejumlah uang yang dipinjamnya itu.

2) Sebagai fasilitas nasabah yang membutuhkan dana cepat, tidak bisa menarik dananya karena tersimpan dalam bentuk deposito.

3) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial.


(38)

2.2.3. Qardh dengan gadai emas di PT. Bank SUMUT Syariah

Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah merupakan produk tersendiri bukan sebagai produk pelengkap yaitu akad tambahan (jaminan) terhadap produk lain tetapi merupakan produk tersendiri. Dalam hal ini nasabah tidak dikenai bunga atau pun sistem bagi hasil, yang di pungut dari nasabah adalah biaya penaksiran (valuation),penitipan, pemeliharaan,penjagaan dan administrasi yang hanya sekali dan ditetapkan dimuka.

Namun, ketentuan biaya administrasi dimaksud berdasarkan cara : (a) biaya administrasi harus dinyatakan dalam nominal, bukan persentase. Dan (b) biaya administrasi harus bersifat jelas, nyata dan pasti serta terbatas pada hal-hal mutlak yang diperlukan dalam akad atau kontak. Selain itu, mempunyai mekanisme dalam bentuk :

a. Harta benda yang di gadaikan oleh Rahin berupa barang yang tidak dapat dimanfaatkan,kecuali dengan jalan menjualnya dan berupa barang bergerak seperti emas, barang-barang elektonik, dan sebagainya

b. Tidak ada pembagian keuntungan bagi hasil. (Muhammad Firdaus,2007 : 29)

Oleh karena itu, akad dimaksud bersifat sosial, tetapi tetap diperkenankan Murtahin menerima fee dari Rahin sebagai pengganti biaya administrasi. Sebagai contoh dapat dipaparkan : Budi membutukan uang tunai sebesar Rp. 15.000.000 untuk membeli perabotan rumah. Budi mengajukan permohonan kekantor pegadaian Syariah dengan membawa aguann berupa emas 200 fram. Berdasarkan jumlah dana permohonan Budi dimaksud, pihak pegadaian menaksir harga emas serta biaya titipannya selama 3 (tiga) bulan sehingga budi menerima sejumlah uang yang dibutuhkan. Namun, ketuika si Budi mengembalikan pinjamannya


(39)

kepada kantor pegadaian syariah maka ia harus membayar biaya taksiran agunana dan biaya sewa-tempat penitipan emas 200 gram plus utangnya.

Mekanismenya biasa saja, barang yang digadaikan ditaksir kemudian nasabah memperoleh pembiayaan dalam jumlah tertentu, yang bisa di cover oleh nilai barang yang digadaikan itu. Prosesnya cepat dan praktis. Dewan Syariah Nasional telah menetapkan, tanpa ada unsur mengambil keuntungan berlebihan. 3. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnaya penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. ( Slameto, 2003 : 180).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cendrung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu seseorang melihat bagaimana hubungan antara produk yang ada denganapa yang menjadi kebutuhan dirinya sendiri sebagai individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat, diantaranya kebutuhan, jaringan kemitraan, fasilitas, pelayanan, keamanan, dan fleksibel.

Harlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas


(40)

memilih ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun, sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan motif-motif dan respon-respon emosional.

Minat menurut Chauhan (1978) pada orang dewasa menentukan aturan penting dalam perkembangan pribadi dan prilaku mereka. Minat adalah hal penting untuk mengerti individu dan menuntun aktifitas dimasa yang akan datang.

Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.

Hal senada juga dikemukakan oleh sandjaja (2005) bahwa suatu aktifitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas, meichati ( Sandjaja, 2005) Mengartikan minat adalah perhatian yang kuat intnsif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.

Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrick dan Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga yaitu : Minat pribadi, Minat situasi dan minat dalam ciri Psikologi


(41)

a) Minat Pribadi diartiakan sebagai karakteristik kepribadian seseorang yang relatif stabil, yang cendrung menetap pada diri seseorang, minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topik yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktifitas atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai topik atau aktifitas tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut.

b) Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan.

c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Renninger menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktifitas atau topik, tetapi karena aktifitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut.

Dari beberapa definisi minat diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai minat, bahwa minat merupakan sebuah motifasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cendrung merata, dimana aktifitas tersebut merupakan prosespengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira.


(42)

Namun dari hasil wawancara penulis dengan karyawan atau pun staf PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan, Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam melakukan Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang medan adalah karena faktor Promosi, prosedur pencairan pinjaman dan harga taksiran barang.

a. Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan didalam menerapkan strategi pemasaran yang isinya memuat pemberitahuan (informasi), bujukan (persuasi), dan mempengaruhi (influence).

Menurut Fandy Tjipto, promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi mempengaruhi dan membujuk atau mengingat pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada perusahaan.

Dengan demikian promosi merupakan upaya masyarakat untuk dapat menerima produk,konsep, gagasan yang dibuat oleh perusahaan dari program yang terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan material yang dirancang untuk menghadirkan produk-produknya kepada masyarakat maupun nasabah sehingga tujuan untuk meningkatkan kuantitas produk diharapkan dapat terealisasi.

Ada beberapa elemen yang dikenal sebagai bauran promosi yang merupakan pokok dari unsur-unsur promosi :

1. Periklanan (Advertising)

2. Penjualan pribadi (Personal selling) 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)


(43)

4. Hubungan Masyarakat (Publisitas). b. Harga taksiran barang

Harga taksiran barang menjelaskan jumlah maksimal pinjaman yang diperoleh nasabah yang mencapai 80% dari taksiran emas yang disesuaikan dengan harga standart emas.

c. Prosedur pencairan pinjaman

Prosedur pencairan pinjaman adalah menyangkut sistem kerja yang di terapkan di PT. Bank Sumut syariah dalam hal transaksi gadai, terutama dilihat dari tingkat fleksibilitas, kemudahan, dan kesederhanaan persyaratan dalam hal pencairan pinjaman kepada nasabah.

2.3. Kerangka Konseptual.

Produk Qardh dengan Gadai emas merupakan salah satu produk layanan dari jenis pembiayaan dan jasa berbasis Syariah. Produk Qardh (Pinjaman) dengan Gadai emas di PT. Bank SUMUT Syariah didasarkan atas Surat Keputusan Direksi Nomor : 008/DIR/DUSy-PDJs/SK/2007 Tanggal 31 Januari 2008.

Sebagai tindak lanjut, pihak direksi PT. Bank Sumut juga mengeluarkan surat edaran yang mengatur petunjuk pelaksanaan pinjaman (Qardh) dengan gadai emas pada tanggal 31 Januari 2008. Dalam surat edaran tersebut dikemukakan pengertian pinjaman Qardh dengan gadai emas sebagai fasilitas pinjaman tanpa imbalan dengan jaminan emas dengan kewajiban peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu, jaminan emas yang diberikan disimpan dan dalam penguasaan/pemeliharaan bank dan atas penyimpanan tersebut nasabah diwajibkan membayar biaya sewa.


(44)

Dalam konteks penelitian ini, maka aspek-aspek yang akan diukur dari produk Qardh dengan gadai emas PT. Bank Sumut Syariah ini meliputi : Promosi, harga taksiran barang didalamnya dan Prosedur pencairan pinjaman.

Promosi yang dimaksud disini adalah upaya sosialisasi yang dirancang dan dilaksanakan pihak manajemen PT. Bank SUMUT Syariah dalam mengenalkan produk dimaksud sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas.

Harga taksiran barang yang dimaksud disini adalah ketentuan yang ditetapkan petugas penaksir yang ditunjuk oleh manajemen PT. Bank Sumut Syariah dalam menaksir barang (emas) yang akan digadaikan nasabah kepihak PT. Bank Sumut syariah guna mendapatkan pinjaman (Qardh).

Prosedur pencairan pinjaman yang dimaksud disini adalah menyangkut tingkat fleksibilitas, kemudahan dan kesederhanaan persyaratan manajemen PT. Bank Sumut Syariah dalam pencairan/pelulusan pinjaman kepada nasabah.

Gambar : 1.1 Kerangka konseptual

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan.

Minat nasabah ( Y ) Harga taksiran Barang

( X2)

Prosedur pencairan pinjaman ( X3) Promosi ( X1)


(45)

2.4. Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini telah dilakukan sebelumnya oleh mahasiswi IAIN Sumatera Utara yang membahas masalah produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang medan, kemudian penelitian yang saya lakukan bersifat deskriftif yaitu memberikan angket (Quesioner) kepada setiap nasabah yang menggunakan Produk Qardh dengan gadai emas.

Penelitian yang dilakukan oleh Teti setiasih (2009) didalam menggunakan data primer belum menunjukkan hasil peningkatan yang baik tentang produk ini, akan tetapi saya ingin mengetahui lebih jauh bagaimana perkembangan produk syariah tentang Qardh dengan gadai emas, penelitian ini juga bagaimana juga kita sebagai peneliti mensosialisasikan produk ini kepada masyarakat.

Dengan demikian harapan saya nantinya setelah penilitian ini terselesaikan dapat memberitahukan kepada seluruh elemen masyarakat bagaimana kinerja atau produk Qardh dengan gadai emas ini berjalan dengan baik.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan beralamatkan di Jl. S Parman No. 50A Medan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan ( questioner ) kepada para nasabah Bank Sumut Syariah Cabang Medan.

2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari pihak atau instansi yang terkait dengan penelitian ini, dalam hal ini adalah Bank Sumut Syariah Cabang Medan. Selain itu, informasi data juga diperoleh melalui buku – buku referensi, media internet serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, atau transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2001: bab 3 ). Populasi


(47)

2 1 Ne N n + =

( )

2

% 10 476 1 476 + = n 76 , 4 1 476 + = n

dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank Sumut Syariah cabang Medan. Sampel adalah sebagian / himpunan bagian dari unit populasi yang mewakili keseluruhan objek penelitian. Dalam menentukan sampel menggunakan metode pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling yaitu salah satu metode pemeriksa sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki kemungkinan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel ( Muhammad Teguh, 1999: 160 ). Dimana dalam menentukan ukuran sampel, penulis menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis ( batas kesalahan ) yang diinginkan

n = 82,63 maka dibulatkan menjadi 83

Dari rumus di atas maka penulis menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 83 nasabah.


(48)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Questioner, yaitu penulis membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Questioner ini ditujukan kepada nasabah yang meggunakan jasa Bank Sumut Syariah cabang Medan.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui telaah berbagai literatur yang relevan dengan penelitian dalam penulisan skripsi ini, yang dapat diperoleh dari buku – buku, internet dan lain- lain.

3. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung Bank Sumut Syariah cabang Medan mengenai kegiatan operasional bank tersebut.

3.5 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer Eviews 5.1. disamping itu juga digunakan aplikasi Microsoft Office World 2007 dalam penulisan penelitian dan Microsoft Office Excel 2007 sebagai program pembantu, untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual. 3.6Metode Analisa Data

Dalam upaya pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat maka harus dilakukan pengujian atas hipotesis itu sendiri dengan menggunakan metode/ stategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini menerapkan metode analisa data deskriptif kuantitatif dengan pemodelan


(49)

regresi linier berganda. Penerapan metode ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Dengan demikian dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas (variable independen) terhadap variabel terikatnya (variabel dependen) serta arah hubungan yang terjadi (hubungan negatif atau positif).

3.7. Pembentukan Model Penelitian 1. Faktor promosi (X1)

Promosi merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. Dalam hal ini, bagaimana strategi promosi yang dilakukan oleh masing-masing bank syariah dalam dunia perbankan syariah yang mana saat ini sudah sangat bersaing, dalam menyampaikan maksud dari strategi pemasaran mereka untuk dapat diterima dan dimengerti oleh konsumen atau nasabah untuk mau memilih berhubungan dengan bank syariah melalui kelebihan-kelebihan yang dimiliki bank syariah. Dengan demikian, hal ini akan selalu berhubungan dengan perilaku konsumen dalam melakukan proses pengambilan keputusan dalam memilih bank syariah ini. Hal-hal apa saja yang dipertimbangkan, hal-hal apa saja yang sebenarnya menarik perhatian konsumen dalam memilih bank syariah apabila dilihat dari sisi strategi promosi bank syariah yang diterima oleh konsumen. Tingginya intensif promosi yang dilakukan oleh beberapa bank syariah yang ada, baik itu melalui iklan di media elektronik, media cetak, dan promosi-promosi lainnya akan mempengaruhi keputusan nasabah dalam mengguakan jasa bank syariah. Dengan demikian, Minat nasabah dalam menggunakan Produk Qardh


(50)

dengan Gadai emas PT. Bank Sumut Syariah akan mengalami kenaikan dengan asumsi di ceteris paribus.

2. Faktor Harga taksiran Barang (X2)

Harga taksiran barang menjelaskan jumlah maksimal pinjaman yang diperoleh nasabah yang mencapai 80% dari taksiran emas yang disesuaikan dengan harga standart emas, dengan demikian para nasabah dapat dengan mudah menggadaikan emasnya hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan bank Konvensional yang menaksir emas 70% saja, dengan demikian Minat nasabah dalam menggunakan produk Qardh dengan Gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan mengalami kenaikan dengan Asumsi di Ceteris paribus. 3. Faktor prosedur pencairan pinjaman (X3)

Prosedur pencairan pinjaman adalah menyangkut sistem kerja yang di terapkan di PT. Bank Sumut syariah dalam hal transaksi gadai, terutama dilihat dari tingkat fleksibilitas, kemudahan, dan kesederhanaan persyaratan dalam hal pencairan pinjaman kepada nasabah, hal ini dapat mempermudah akses dalam memperoleh pinjaman dari pihak Bank kepada pihak nasabah dengan demikian para nasabah tidak perlu bersusah payah memperoleh pinjaman. Dengan demikian Minat nasabah dalam menggunakan produk Qardh dengan gadai emas di PT. Bank Sumut Syariah cabang Medan mengalami kenaikan dengan Asumsi di Ceteris Paribus.

3.8.2. Model Analisis Data

Model analisis yang digunakan dalam menganalisa adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary Least Squares) atau metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini dikemukakan oleh


(51)

Carls Friedrich Gauss. Data-data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linier berganda. Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y=f(X1, X2, X3,)………1

Kemudian dibentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan sebagai berikut:

Y= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e………2

Dimana:

Y = Minat Nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas α = Konstanta

X1 = Promosi (skor)

X2 = Harga Taksiran Barang (skor)

X3 = Prosedur pencairan Pinjaman (skor)

b1,b2, b3, = koefisien regresi yag akan dicari

e = error term/ variabel pengganggu

Bentuk hipotesisnya sebagai berikut :

1

. 1

X Y

∂∂ > 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X1 (Promosi) maka Y

(Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas) mengalami kenaikan, ceteris paribus.


(52)

2

. 2

X Y

∂∂ > 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Harga Taksiran

Barang) maka Y (Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3

. 3

X Y

∂∂ > 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (Prosedur pencairan

pinjaman) maka Y (Minat nasabah dalam Qardh dengan Gadai Emas) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.8.3. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

Uji kesesuaian (Test of Goodness of Fit) merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan antara .hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis), atau uji yang digunakan untuk melihat sejauh mana garis regresi mencocok data.

3.8.3.1. Uji Koefisien Determinasi (R-square)

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen dimana nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1(0≤R 2≤1). Semakin besar nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen.

3.8.3.2. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian untuk mengetahui apakah masing- masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel. Dengan menganggap variabel independen lainya konstan.


(53)

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t hitung =

) (

) (

bi Se

b bi

Dimana :

bi = koefesien variabel ke – i b = nilai hipotesis nol

Se(bi) = simpangan baku dari variabel independent ke-i

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut : Ho : bi = b

Ha : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke I nilai parameter hipotesis, dan biasanya b dianggap=0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y.

Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t-statistik dengan t-tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik

0 t-hitung

t-hitung t-tabel t-tabel

Ho ditolak Ho diterima


(54)

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung < t-tabel dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat, dimana tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel dengan tingkat kepercayaan (α).

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

3.8.3.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

F-hitung = ) /( ) 1 ( ) 1 /( 2 2 k n R k R − − − Dimana:

R2 : Koefisien determinasi k : Jumlah variabel independen n : Jumlah sampel


(55)

Gambar 3.2 kurva uji F-statistik Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = bn………..bn=0(tidak ada pengaruh)

Ha : b1≠ 0………bi=1(ada pengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho: b1 = b2 = 0 H0 diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha : b1≠ b2≠0 Ha diterima (F-hitung > F-tabel) artinya variabel

independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.8.4. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Agar pengujian hipotesis berdasarkan model analisis tidak bias atau bahkan menyesatkan, maka perlu digunakan uji penyimpangan asumsi klasik. 3.8.4.1. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat (kombinasi linier) diantara independen variabel. Multikolinieritas dikenalkan oleh Ragnar Frisch (1934). Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung

Ho ditolak


(56)

multikolinieritas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi. Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

• Standart error tidak terhingga

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α= 1%, α= 5%, α= 10%

• Terjadi perubahan tanda atau berlawanan dengan teori • R2 sangat tinggi

3.8.4.2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas terjadi apabila variabel pengganggu (Error Term) tidak mempunyai varian yang konstan (sama) untuk semua observasi sehingga residual variabel pengganggu tidak bernilai nol atau

( )

µ 2 σ2

i

E .

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi linier berdasarkan metode kuadrat terkecil biasa. Heterokedastisitas pada umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat meyesatkan. (Nachrowi Djalal Nachrowi dan Hardius Usman, 2006:109).


(57)

Untuk menguji heteroskedastisitas dilakukan dengan cara yaitu:

Uji White

Uji White memulai pengujiannya dengan membentuk model: Yi = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + μi

Kemudian persamaan di atas, dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi:

μi2 = α0 +α1X1 +α2X2 +α3X3 +α4X4 + + + + + 2 4 8 2 3 7 2 2 6 2 1

5X α X α X α X

α

α9X1X2X3X4 + υi

Pedoman dari penggunaan uji white ini adalah tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau (n.R2 = χ2hitung) lebih kecil dibandingkan χ2tabel. Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa χ2hitung lebih besar dibandingkan χ2tabel. Apabila nilai probability lebih rendah dari 0.05 berarti terdapat heterokedastisitas pada hasil estimasi. Sebaliknya, apabila nilai probability-nya lebih tinggi dari 0.05, maka hasil estimasi tidak terkena heterokedastisitas. (Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007:98)

Cara Mengobati Masalah Heterokedastisitas

Heterokedastisitas tidak merusak sifat ketidakbiasaan dan sifat konsistensi dari hasil estimasi. Namun hasil estimasi tidak lagi efisien. Oleh karena tidak efisien lagi, maka pengujian hipotesa menjadi diragukan hasilnya. Dengan demikian, sangat perlu dilakukan perbaikan atau pengobatan pada masalah heterokedastisitas tersebut. Untuk mengatasi masalah heterokedastisitas adalah


(58)

dengan menggunakan metode kuadrat terkecil tertimbang (Weighted Least Square/WLS).

Model estimasi regresi penelitian adalah:

Yi = β0+ β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + μi

Kemudian sisi kiri dan sisi kanan dari persamaan di atas dibagikan dengan varians )

(σ2 , sehingga model estimasi menjadi: + = i i i Y σβ σ 0 β1

1 1

σ X

+ β2

2 2

σ X

+ β3

4 4 4 3 3 σ β σ X X + + i i σµ

Nilai σi dalam ekonometrika disebut sum of squares residual = RSS dibagi dengan jumlah variabel penjelas (k).

k RSS

i =

σ

Nilai σikemudian ditransformasikan kedalam masing-masing variabel. Langkah-langkah untuk membuat regresi weighted least square adalah:

1. Klik Quick, Generate Series, kemudian ketik: vari=RSS/k 2. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx1=x1/vari 3. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx2=x2/vari 4. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx3=x3/vari 5. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wx4=x4/vari 6. Klik lagi Quick, Generate Series, dan ketik wy=y/vari

7. Lakukan estimasi dengan perintah Quick, Estimation Equation, ketik: Wy c wx1 wx2 wx3 wx4


(59)

Sebagai rujukan untuk melihat apakah hasil estimasi regresi telah lolos dari masalah heterokedastisitas, maka perhatikan nilai sum of squared resid. Bila angka sum of squared resid cenderung menurun, maka dapat dikatakan bahwa model yang diestimasi lolos dari masalah heterokedastisitas. (Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007: 100)

3.8.4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah faktor pengganggu (µi) berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas digunakan Jarcue-Bera Test (JB- Test).

Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan cara JB-Test ini adalah dengan membandingkan Jarcue Bera normality test statistics dengan

2

χ tabel, jika Jarcue Bera normality test statistics lebih kecil dari χ2tabel maka

t

µ adalah berdistribusi normal. Sebaliknya jika Jarcue Bera normality test statistics lebih besar dari χ2tabel maka µtadalah tidak berdistribusi normal.

Cara lain untuk melihat apakah data berdistribusi normal dengan menggunakan JB-Test adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. (Wahyu Ario Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007:92).


(60)

Untuk menjelaskan variabel-vaiabel yang sudah diidentifikasi maka perlu defenisi operasional dari masing-masing variabel sebagai upaya pemahaman dan penelitian. Defenisi dari variabel-variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:.

• Faktor promosi (X1) merupakan faktor – faktor yang berkaitan dengan

adanya promosi atau sosialisasi yang dilakukan bank syariah.

• Faktor harga taksiran barang (X2) merupakan faktor – faktor yang

berkaitan dengan jenis produk, merupakan suatu sistim penaksiran dari bank Sumut Syariah dalam menentukan (HSE) Harga standart emas.

• Faktor Prosedur pencairan pinjaman (X3) Merupakan faktor- faktor yang berkaitan dengan bagaimana masyarakat ketika menjadi nasabah dalam memperoleh pinjaman

• Minat Nasabah Dalam Produk Qardh dengan Gadai Emas (Y) merupakan keinginan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah berdasarkan faktor – faktor yang diteliti.


(61)

Identifikasi dan operasional variabel

Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber.

Variabel Defenisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur Variabel a.Promosi

(X1)

Merupakan faktor – faktor yang

berkaitan dengan adanya promosi atau sosialisasi yang dilakukan Bank Sumut Syariah.

a. Promosi yang dilakukan Bank Sumui Syariah telah mencakup daerah-daerah terpencil.

Likert

b. Harga taksiran Barang

(X2)

Merupakan Faktor-faktor yang

berkaitan tentang menaksir Emas yang akan digadaikan pihak nasabah kepada pihak Bank

b. Taksiran emas yang dilakukan Bank Sumut Syariah lebih tinggi dibanding Bank Konvensional.

Likert

c. Prosedur pencairan pinjaman. (X3)

Merupakan Faktor-faktor yang berkaitan tentang prosedur peminjaman pihak nasabah kepada pihak bank

d. Syarat yang ringan dan berlaku bagi setiap kalangan.


(62)

3.10 Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang dalam penelitian ini yang diukur yaitu variabel faktor – faktor yang mempengaruhi Minat nasabah dalam produk Qardh dengan Gadai Emas di PT Bank Sumut syariah yang terdiri dari variabel faktor Promosi, Harga taksiran barang, Prosedur pencairan pinjaman dan variabel Minat Nasabah dalam Produk Qardh dengan Gadai Emas di PT. Bank Sumut Syariah. Variabel – variabel ini diukur dengan menggunakan Skala Likert, yang menurut Sugiyono (2004 : 86) adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial.

Peneliti memberikan lima alternative jawaban kepada responden, maka skala yang digunakan 1 sampai 5. Bobot pemetaan adalah sebagai berikut :

Skala 5 = Sangat Setuju

Skala 4 = Setuju

Skala 3 = Netral / Ragu-ragu

Skala 2 = Tidak Setuju


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah

Bank pembangunan daerah Sumatera Utara (BPDSU) didirikan tanggal 04 November 1961 dalam bentuk Perseroan Terbatas dan diubah menjadi bank Umum milik Pemerintah daerah (BUMD) berdasarkan UU No. 13 tahun 1962 tentang ketentuan pokok bank pembangunan daerah. Namun tanggal 16 April 1999 dengan perda No.2/1999 bentuk badan hukum di ubah kembali menjadi perseroan terbatas, sehingga nama BPDSU menjadi PT. Bank Pembangunan daerah Sumatera Utara yang di singkat dengan PT. Bank Sumut. ( PT. Bank Sumut, Medan : 2008).

PT. Bank Sumut yang merupakansalah satu alat/ kelengkapan otonomi daerah di bidang perbankan, PT. Bank Sumut mempunyai fungsi sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah, bertindak sebagai pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dengan melakukan kegiatan usaha sebagai bank umum sesuai dengan maksud UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi UU No. 10 tahun 1998.

Dampak krisis yang melanda Indonesia disegala bidang pada tahun 1997 termasuk di bidang ekonomi yang mengakibatkan banyak perusahaan yang gulung tikar akhirnya berimbas karena banyaknya bank swasta dan bank pemerintah yang tutup dan melakukan merger untuk menyelamatkan aset mereka


(64)

karena kerugian akibat kredit macet. Oleh karena pemerintah masih menganggap PT. Bank Sumut mampu menunjang pembangunan di daerah Sumatera Utara, maka pemerintah hanya memasukkannya kedalam bank yang di rekapitalisasi.

Gagasan dan wacana untuk mendirikan Unit/Divisi usaha Syariah sebenarnya telah berkembang cukup lama dikalangan stakeholder PT. Bank SUMUT, Khusunya direksi dan komisaris, yaitu sejak dikeluarkannya UU No. 10 tahun 1998 yang memberikan kesempatan bagi bank konvensional untuk mendirikan Unit Usaha Syariah. Pendirian Unit Usaha syariah juga didasarkan pada kultur masyarakat Sumatera Utara yang religius, khususnya Umat Islam yang semakin sadar akan pentingnya menjalankan ajarannya dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam bidang ekonomi.

Komitmen untuk mendirikan unit usaha syariah semakin menguat seiring dikeluarkannya fatwa majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa bunga haram. Tentunya, fatwa ini mendorong keinginan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa-jasa perbankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dari hasil survei yang dilakukan 8 (Delapan) kota di Sumatera Utara, menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan Bank Syariah cukup tinggi yaitu mencapai 70% untuk tingkat ketertarikan dan diatas 50% untuk keinginan mendapatkan pelayanan perbankan syariah.

Atas dasar ini, dan komitmen PT. Bank Sumut terhadap pengembangan layanan perbankan Syariah maka pada tanggal 04 November 2004 PT. Bank Sumut membuka Unit usaha Syariah dengan 2 (dua) kantor cabang Syariah yaitu kantor Cabang Syariah Medan dan kantor cabang Syariah Padang Sidimpuan.


(65)

Visi dan Misi Unit Usaha Syariah haruslah mendukung visi dan misi PT. Bank sumut secara umum, atas dasar itu ditetapkan visi unit Usaha Syariah yaitu “ meningkatkan keunggulan PT. Bank Sumut dengan memberikan layanan lebih luas berdasarkan prinsip-prinsip syariah sehingga mendorong partisipasi masyarakat secara luas dalam pembangunan daerah guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera”. Sedangkan misinya adalah “meningkatkan posisi PT. Bank Sumut melalui prinsip layanan perbankan syariah yang aman, adil dan saling menguntungkan serta dikelola secara profesional “. Melalui pengembangan layanan perbankan syariah diharapkan PT. Bank Sumut dapat berperan lebih besar sesuai dengan visi dan misinya. Lebih lanjut, pengembangan usaha ini juga ditargetkan dapat meningkatkan profitabilitas PT. Bank Sumut sekaligus memperkuat tingkat kesehatannya.

4.2 Ruang lingkup bidang usaha

Dalam kegiatan operasionalnya Unit usaha Syariah PT. Bank Sumut membagi produknya menjadi tiga bagian yaitu :

1. Penghimpunan dana (funding)

Adapun produk PT. Bank Sumut Unit Usaha Syariah yang bersifat menghimpun dan adalah :

a. Tabungan Wadiah

A. Tabungan Marwah (Martabe Wadiah)

Tabungan Marwah merupakan tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip wadiah yad-dhamanah yang merupakan titipan murni dengan seizin pemilik dana (sahibul mal), bank dapat mengelolanya didalam operasional bank untuk mendukung sektor riil, dengan menjamin bahwa dana tersebut dapat ditarik setiap


(66)

saat oleh pemilik dana. Lembaga penjamin simpanan (LPS) menjamin pengembalian dana titipan nasabah s/d Rp 100.000.000.

b. Tabungan makbul

Tabungan makbul adalah produk tabungan khusus PT. Bank Sumut sebagai sarana penitipan BPIH (Biaya penyelenggara Ibadah haji) penabung perorangan secara bertahap ataupun sekaligus dan tidak dapat melakukan transaksi penarikan.

Persyaratan :

a) Penabung adalah perorangan yang berniat menunaikan ibadah haji dan melakukan penyetoran biaya penyelenggara ibadah haji dalam bentuk tabungan.

b) Mengisi formulir permohonan dengan melengkapi kartu identitas diri.

c) Pembukaan rekening hanya dapat dilakukan pada unit kantor PT. Bank Sumut yang berlokasi sesuai dengan alamat domisili yang tertera pada kartu identitas diri penabung.

d) Setoran awal sebesar Rp 1.000.000

e) Setoran berikutnya minimal sebesar Rp 100.000

f) Penabung tidak dapat melakukan penarikan diri tabungan kecuali dalam rangka penutupan tabungan.

g) Penutupan tabungan dapat dilakukan atas permintaan penabung atau penabung meninggal dunia dan saldo tabungan seluruhnya dikembalikan tanpa dikenakan biaya administrasi.


(1)

Variabel Promosi

SS

S

BB

TS

STS

2. Promosi yang dilakukan oleh Bank

Sumut syariah telah mencakup

daerah-daerah terpencil.

Variabel Harga taksiran barang

SS

S

BB

TS

STS

3. Taksiran emas yang dilakukan Bank

Sumut Syariah lebih tinggi

dibanding bank Konvensional.

Variabel Prosedur pencairan

pinjaman. ( X3)

SS

S

BB

TS

STS

4. Syarat yang ringan dan berlaku bagi

setiap kalangan.

…….., ……….. 2011

RESPONDEN


(2)

Lampiran 3

Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: WY Method: Least Squares Date: 05/23/11 Time: 20:57 Sample: 1 83

Included observations: 83

Variable

Coefficie

nt Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.404579 0.093095 4.345856 0.0000

WX1 0.360084 0.088587 4.064770 0.0001

WX2 0.229465 0.063934 3.589092 0.0006

WX3 0.209960 0.074889 2.803614 0.0064

R-squared 0.574368 Mean dependent var 1.338425 Adjusted R-squared 0.558205 S.D. dependent var 0.157079 S.E. of regression 0.104407 Akaike info criterion

-1.634056 Sum squared resid 0.861158 Schwarz criterion

-1.517485 Log likelihood 71.81331 F-statistic 35.53550 Durbin-Watson stat 1.428680 Prob(F-statistic) 0.000000


(3)

Lampiran 4

Multikolinieritas

Dependent Variable: WX1 Method: Least Squares Date: 05/23/11 Time: 20:51 Sample: 1 83

Included observations: 83

Variable

Coefficie

nt Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.207765 0.115175 1.803909 0.0750

WX2 0.284169 0.074172 3.831218 0.0003

WX3 0.435311 0.081022 5.372760 0.0000

R-squared 0.428904 Mean dependent var 1.089416 Adjusted R-squared 0.414627 S.D. dependent var 0.172226 S.E. of regression 0.131769 Akaike info criterion

-1.180050 Sum squared resid 1.389056 Schwarz criterion

-1.092622 Log likelihood 51.97208 F-statistic 30.04078 Durbin-Watson stat 1.144427 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

Dependent Variable: WX2 Method: Least Squares Date: 05/23/11 Time: 20:52 Sample: 1 83

Included observations: 83

Variable

Coefficie

nt Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.634890 0.146509 4.333460 0.0000

WX1 0.545566 0.142400 3.831218 0.0003

WX3 0.024629 0.130932 0.188109 0.8513

R-squared 0.223178 Mean dependent var 1.258881 Adjusted R-squared 0.203758 S.D. dependent var 0.204610 S.E. of regression 0.182579 Akaike info criterion

-0.527794 Sum squared resid 2.666804 Schwarz criterion

-0.440366 Log likelihood 24.90344 F-statistic 11.49185 Durbin-Watson stat 1.494213 Prob(F-statistic) 0.000041


(5)

Dependent Variable: WX3 Method: Least Squares Date: 05/23/11 Time: 20:52 Sample: 1 83

Included observations: 83

Variable

Coefficie

nt Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.517366 0.126375 4.093885 0.0001

WX1 0.609117 0.113371 5.372760 0.0000

WX2 0.017951 0.095427 0.188109 0.8513

R-squared 0.324419 Mean dependent var 1.203545 Adjusted R-squared 0.307530 S.D. dependent var 0.187312 S.E. of regression 0.155871 Akaike info criterion

-0.844102 Sum squared resid 1.943659 Schwarz criterion

-0.756674 Log likelihood 38.03024 F-statistic 19.20834 Durbin-Watson stat 1.425012 Prob(F-statistic) 0.000000


(6)

Lampiran 5

Uji Normalitas

0 4 8 12 16 20 24

-0.250 -0.125 -0.000 0.125

Series: Residuals Sample 1 83 Observations 83

Mean 1.40e-17

Median -0.010740

Maximum 0.221642

Minimum -0.338005

Std. Dev. 0.102479

Skewness -0.604558

Kurtosis 4.072307

Jarque-Bera 9.032478 Probability 0.010930


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Memilih Menabung di Bank Sumut Cabang Syariah Medan

50 438 139

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

3 97 86

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

16 157 86

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 16 86

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta).

0 2 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi Di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank Jateng Syariah Cabang Surakarta).

0 3 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARIAH Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Bertransaksi di Bank Syariah (Studi Kasus di Bank BTN Syariah Cabang Surakarta).

0 1 19

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 12

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 4

Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Menggunakan Fasilitas Gadai Emas Pada PT Bank Syariah Mandiri Cab Iskandar Muda Medan

0 0 12