BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangMasalah - Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah

  Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub seksi pemerintah negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip– prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

  Guna mendukung penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata dan diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber dana nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan. Pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintahan daerah dalam rangka perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsetrasi dan tugas pembantuan.

  Suatu daerah sukses dan tidaknya bergantung pada optimalnya sumber dan efisiennya penggunaan dana. Sumber dana untuk penyelenggaraan suatu pemerintah daerah membutuhkan suatu ketelitian. Masyarakat dewasa ini sangat tinggi tingkat emosional dan egoisnya. Hal ini disebabkan karena kegagalan pemerintah di Orde Reformasi yang tidak mampu menekan harga – harga bahan pokok yang merupakan standar keberhasilan dan suatu penyelenggaraan pemerintah menurut sebagian besar masyarakat. Langkah – langkah untuk meminimalisasikan penggunaan dana sering kali dilakukan diantaranya dengan Surat Pertanggung Jawaban (cara konvensional) untuk setiap proyek atau setiap pengeluaran yang dilakukan oleh karyawan dan dengan cara pengawasan yang melekat kepada personel yang bertugas, dan cara ini dipandang pimpinan lebih efektif untuk menanggulangi kebocoran dana yang telah terkumpul.

  Dalam melakukan pekerjaan (aktivitas) turunnya produktivitas kerja bagi seorang karyawan (pegawai) telah menjadi fenomena sosial yang kerap terjadi di Indonesia belakangan ini. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Salah satunya adalah manajemen (pengelolaan) kepala kantor dan kemampuan kerja dari pegawai itu sendiri. Walaupun pemerintah secara terus menerus telah mendorong peningkatan manajemen dan kemampuan pegawai melalui kesempatan untuk meneruskan pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swadaya sendiri oleh pegawai tersebut.

  Dalam suatu organisasi, kegiatan manajemen merupakan suatu hal yang penting karena menyangkut masalah penggunaan tenaga kerja manusia 5 (pegawai) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Kegiatan manajemen Lurah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Lurah berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Sehingga optimalnya kegiatan manajemen oleh kepala kantor mempengaruhi produktivitas kerja.

  Kemampuan kerja dari karyawan (pegawai) itu sendiri berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Kemampuan kerja pegawai yang dapat diketahui melalui tingkat pengetahuan pegawai melalui latar belakang pendidikan, tingkat ketrampilan pegawai dan sikap mental serta kesehatan pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan (pegawai) di Kelurahan.

  Tidak produktifnya pegawai kelurahan dipengaruhi oleh rendahnya produktivitas kerja pegawai. Rendahnya produktivitas kerja pegawai kelurahan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kantor Kelurahan sebagai kantor instansi pemerintahan terkecil, faktor manusia merupakan sumber terpenting dalam, jika manusia dalam organisasi itu mempunyai kemauan kerja, kemampuan dan ketrampilan kerja ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pentingnya faktor manusia yang bekerja dalam organisasi dijelaskan oleh Miftah Toha bahwa : “Manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi”.

  Dari pendapat tersebut di atas diketahui bahwa manusia merupakan faktor penentu dan terpenting, serta dengan kemampuan dan ketrampilan seorang pegawai dapat mencapai hasil kerja secara produktif. Produktif dalam artian efektif dalam pencapaian hasil dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Namun demikian, kiranya dapat dipahami bahwa seseorang yang mampu dan terampil bekerja belum tentu produktif sekiranya ia tidak memiliki kemampuan kerja dan ini sukar teratasi. Begitu pula orang yang memiliki kemauan kerja saja belum tentu punya kemampuan dan ketrampilan. Hal ini akan lebih mudah di atasi jika orang yang memimpin mereka mampu mengarahkan dengan baik dan ini menjadi tanggung jawab dari kepala kantor (manajemen). Pemimpin tidak hanya mengarahkan saja melainkan dia diharapkan mampu melaksanakan fungsi – fungsi manajemen lainnya. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa faktor – faktor seperti kemampuan kerja pegawai dan kemampuan manajemen Lurah merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai Kantor Kelurahan.

  Bertitik tolak dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

  Pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota”.

  1.2 Perumusan Masalah

  Untuk memudahkan penelitian ini dan agar penelitian memilki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dikemukakan adalah :

  1. Apakah ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

  2. Seberapa besar pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Penelitian ini mempunyai tujuan untuk: 1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai

  Kota.

  2. Mengetahui seberapa besar pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

  1.4 Manfaat Penelitian 1.

  Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori yang diterima di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

  2. Bagi Fisip USU, penelitian ini juga diharapkan dapat melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya sebuah karya ilmiah.

3. Penelitian ini diharapkan membangun pemikiran dan bahan masukan kepada Kantor

  Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota mengenai tingkat pendidikan kepada para pegawainya.

1.5. Kerangka teori

1.5.1. Pendidikan

1.5.1.1. Pengertian Pendidikan

  Pengertian pendidikan menurut Undang–undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.

  Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, “Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi- potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan)”(1995:5). Sedangkan menurut Dr.Nazili Shaleh Ahmad (1982:4)., “Pendidikan itu merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang sistem pendidikannya senantiasa berbeda dan berubah- ubah, dari masyarakat yang satu kepada masyarakat yang lain”.

  Pendapat lain tentang pengertian pendidikan dikemukakan oleh John S. Brubacher yang dikutip Sumitro (1998:17) menyatakan bahwa; “Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, kapasitaskapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. Pengertian pendidikan bila dikaitkan dengan penyiapan tenaga kerja menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:37), “Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja”.

  Sebagaimana dikemukakan oleh Soedarmayanti (2001:32) bahwa melalaui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara menyeluruh dalam memasuki kehidupan dimasa yang akan datang.

1.5.1.2. Tujuan Pendidikan

  Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Adalah suatu logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan, yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam praktek pendidikan tidak ada artinya, hal ini dikemukakan oleh Moore yang dikutip oleh Sumitro (1998:60). Berdasarkan Tap.MPR No.II/MPR/1993, tentang GBHN dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian dan mempertinggi semangat kebangsaan agar tumbuhmanusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri sertabersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.

  Adapun tujuan pendidikan terbagi atas empat yaitu : a.

  Tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk membentuk manusiapancasila.

  b.

  Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembagapendidikan tertentu untuk mencapainya.

  c.

  Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran.

  d.

  Tujuan instruksional yaitu tujuan materi kurikulum yang berupa bidang studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan, terdiri atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994:41).

1.5.1.3. Ruang Lingkup Pendidikan

  Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses yang berlangsungseumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah danmasyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan menurut pelaksanaannya dibagi menjadi pendidikan formal/sekolah dan pendidikan non formal/luar sekolah. Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang mengemukakan tentang pembagian pendidikan tersebut sebagai berikut :

  1. Pendidikan informal, ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah dalam lingkungan keluarga.

  2. Pendidikan formal, ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu.

  Menurut Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 2 tahun 1989 pasal10) mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas :

  1. Pendidikan persekolahan yang mencakup berbagai jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.

  2. Pendidikan Luar Sekolah terbagi atas : a.

  Pendidikan informal. Mencakup pendidikan keluarga, masyarakat dan program-program sekolah, misalnya ceramah diradio atau televisi dan informasi yang mendidik dalam suratkabar atau majalah.

  Pendidikan informal adalah yang paling dahulu dikenal dan paling penting peranannya. Hal ini disebabkan dalam masyarakat sederhana satu- satunya bentuk pendidikan yang dikenal adalah pendidikan informal.Meskipun pendidikan informal mempunyai peranan yang sangat penting tetapi didalam penelitian ini tidak mencantumkan sebagai salah satu faktor penunjang produktivitas kerja. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mengidentifikasi datanya, sehubungan dengan kompleks dan luasnya cakupan bentuk pendidikan informal.

  b.

  Pendidikan non formal. Mencakup lembaga pendidikan diluar sekolah, misalnya kursus, seminar, kejar paket A.

  Dalam penelitian ini yang menjadi bahasan dalam deskripsi teoritik adalah dibatasi pada pendidikan formal dan non formal.

  Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994 :78), sedangkan pendidikan nonformal dapat berupa diklat atau pelatihan. Pada Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 menyatakan bahwa ada beberapa jenis diklat yaitu :

  1. Diklat Pra Jabatan Diklat Pra jabatan merupakan salah satu cara orientasi pegawai yang terencana dan terprogram. Aktivitas yang meliputi pengenalan pegawai baru terhadap tugas- tugas, nilai- nilai, kebijakan, peraturan maupun halhal yang berhubungan dengan organisasi tempatnya bekerja yang juga menjadi jembatan bagi calon pegawai negeri sipil untuk mengenal lingkungan kerja barunya sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap kelompok kerja. Diklat Pra Jabatan memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, etika, dan kepribadian pegawai negeri sipil disamping pengetahuan dasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, sehingga budaya organisasinya mampu melaksanakan tugas dan peranan terhadap masyarakat.

  2. Diklat dalam Jabatan Diklat dalam jabatan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari seorang pegawai negeri sipil sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dengan baik.

  Diklat dalam jabatan terdiri dari:

  a. Diklat kepemimpinan Diklat ini pelaksanaannya berhubungan dengan pencapaian persyaratan kompetensi kepemimpinan dari aparatur pemerintah sesuai dengan jenjang jabatan struktural b. Diklat Fungsional Diklat ini memberikan pembekalan terhadap pengetahuan dan keterampilan bagi seorang pegawai negeri sipil sesuai dengan keahlian yang diperlukan dalam jabatan fungsional. c. Diklat Teknis Diklat ini memberikan keterampilan dan penguasaan teknis pada bidang tertentu bagi pegawai negeri sipil bagi jabatan struktural maupun pelaksanaan lainnya.

1.5.1.4. Tingkat Pendidikan

  Menurut Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Dengan demikian Hariandja (2002: 169) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan.

1. Pendidikan Dasar

  Pendidikan dasar memberikan bekal dasar yang diperlukan untukhidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan danketrampilan dasar.

  Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakanpendidikan yang memberikan bekal dasar bagaimana. kehidupan, baikuntuk pribadi maupun untuk masyarakat.

2. Pendidikan Menengah

  Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikandasar diselenggarakan di SLTA atau satuan pendidikan yang sederajat.Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah berfungsi sebagailanjutan dan perluasan pendidikan dasar dan dalam hubungan keatasmempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi maupunmemasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikanumum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikankedinasan, dan pendidikan keagamaan.

3. Pendidikan Tinggi

  Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yangdiselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggotamasyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yangdapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmupengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan pendidikan yangmenyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yangberbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atauuniversitas.(Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994:273-274)

  Tingkat pendidikan akan mengubah sikap dan cara berpikir ke arah yanglebih baik, dan juga tingkat kesadaran yang tinggi yang akan memberikankesadaran lebih tinggi berwarga negara serta memudahkan bagi pengembangan.

1.5.1.5. Indikator Tingkat Pendidikan

  Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari: a.

  Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

  b.

  Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

  c.

  Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. d.

  Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut terlebih dahulu perusahaan menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian jurusan pendidikan karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut. Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.

1.5.2. Produktifitas Kerja

1.5.2.1. Pengertian Produktifitas Kerja

  Produktifitas berasal dari bahasa inggris “produktif” yang berarti menghasilkan. Dalam bahasa indonesia menjadi produktifitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu. Oleh karena itu, dalam organisasi yang dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktifitas hubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material yang dapat atau tidak dapat diukur dengan uang (Nawawi, 2002:97). Secara umum produktifitas dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Jadi, produktifitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

  Produktifitas organisasi terdiri dari Produktifitas mesin atau peralatan dan Produktifitas pegawai. Produktifitas pegawai merupakan ukuran keberhasilan pegawai menghasilkan atau menyelesaikan pekerjaan pada waktu tertentu. Hal-hal yang mempengaruhi Produktifitas pegawai tersebut, yaitu pendidikan, keterampilan, disiplin, insentif, sikap dan etika kerja, giji dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan organisasi, teknologi, saran produksi, manajemen serta kesempatan berprestasi.

1.5.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Kerja

  Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktifitas adalah: 1. Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja.

  2. Pendidikan, pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas yang berpengaruh terhadap Produktifitas kerja.

  3. Keterampilan, apabila pegawai semakin terampil maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.

  4. Manajemen, berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk memimpin serta mengendalikan staf karena manajemen yang tepat dapat menimbulkan semangat kerja yang tinggi.

  5. Tingkat penghasilan, dapat menimbulkan semangat bekerja, dan pegawai juga dapat memanfaatkan kemampuan yang dia miliki untuk meningkatkan Produktifitas kerja.

  6. Giji dan kesehatan, apabilahal ini dapat terpenuhi maka pegawai akan dapat bekerja lebih kuat dan lebih bersemangat.

  7. Jaminan sosial, untuk meningkatkan pengabdian pegawai pada organisasi.

  8. Lingkungan dan iklim kerja, akan menolong pegawai senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik menuju ke arah peningkatan Produktifitas.

  9. Saran Produktifitas, sarana yang digunakan harus baik agar dapat menunjang Produktifitas kerja.

  10. Teknologi, apabila teknologi yang digunakan tepat dan lebih maju, maka hasil yang dicapai akan tepat waktu dan lebih bermutu.

  11. Kesempatan berprestasi, akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki.

1.5.2.3. Upaya Penigkatan Produktifitas Kerja

  Sondang P. Siagian (2002:10), mengemukakan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja :

  1. Perbaikan terus menerus Dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus.

  2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan Berkaitan dengan upaya perbaikan secara terus menerus adalah peningkatan mutu hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen organisasi, dan dalam hal ini peningkatan mutu sumber daya manusia adalah hal yang sangat penting.

  3. Pemberdayaan sumber daya manusia Memberdayakan sumber daya manusia yang ada didalam organisasi dapat dilakukan dengan memberikan hak-haknya sebagai manusia, seperti kebebasan untik memperoleh pekerjaan yang layak, memperoleh imbalan yang wajar, memperoleh rasa aman, melibatkan dalam pengambilan keputusan, dan lainnya.

4. Filsafat organisasi

  Cakupan dalam hal ini seperti memberikan perhatian kepada budaya organisasi, karena budaya organisasi merupakan persepsi yang sama tentang hakiki kehidupan dalam organisasi. Selain itu, perlunya ketentuan formal dan prosedur, seperti standar pekerjaan yang harus dipenuhi, disiplin organisasi, sistem imbalan, serta prosedur penyelesaian pekerjaan.

1.5.2.4. Indikator Produktifitas Kerja

  Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang berada di perusahaan. Menurut Sutrisno (2011:104) untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan beberapa indikator, sebagai berikut: 1.

  Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

  2. Meningkatkan hasil yang dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

  3. Semangat kerja

  Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

  4. Pengembangan diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.

  Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

  5. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

  6. Efisiensi Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

1.5.2.5. Pengukuran Produktifitas Kerja

  Pengukuran produktivitas berfungsi untuk mengetahui dan membandingkan efisiensi produksi perusahaan dari tahun ke tahun.Seperti dikemukakan oleh Muchdrasyah Sinungan (2008:25) bahwa ”Produktivitas secara umum berarti perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis”.

  Dengan menggunakan sumber daya yang sama pelaksanaan produktivitas akan meningkat atau tidak, menggunakan sumber daya yang kurang pelaksanaan produktivitas akan meningkat atau sama, pertambahaan sumber daya yang relatif kecil akan meningkatkan produksi atau tidak. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian yang relatif, perbandingan pelaksanaan sekarang dengan target.

  Secara umum ada dua jenis pengukuran produktivitas,yaitu: 1. Produktivitas total (Multiple factor productivity)

  Produktivitas dari berbagai faktor penyusun. Dapat di ukur darifaktor penyusunnya, seperti tanah, modal, teknologi, tenaga kerja dan bahan baku.

  Produktivitas total secara umum adalah perbandinganantara total output dengan total input, semua input yang digunakan dalam proses produksi. Rumus produktivitas total secara umum menurut Mucdrasyah Sinungan (2008:23) adalah sebagai berikut :

  Produktivitas Total = 2. Produktivitas parsial (Single factor productivity)

  Produktivitas yang diukur dari satu faktor. Biasanya yang seringmenggunakan produktivitas parsial ini adalah produktivitastenaga kerja atau produktivitas individu. Rumus produktivitas parsialadalah sebagai berikut: Produktivitas Parsial = (Sinungan, 2008:23) Sedangkan menurut Eddy Herjanto (1999:2), mengemukakan rumus produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut:

  Produktivitas Tenaga Kerja = Selain, dikemukakan oleh Mucdrasah Sinungan dan EddyHerjanto.

  Pengukuran produktivitas parsial juga dikemukakan oleh Vincent Gasperz (2000:32), adalah sebagai berikut: Produktivitas Parsial (single factor produktivity)merupakan produktivitas salah satu jenis input. Misalnya produktivitas parsial yang sering dihitung, yaitu produktivitas tenaga kerja.

  Produktivitas Tenaga Kerja = Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas parsialkarena hanya salah satu input yang diukur, yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja.

  Dalam penelitian ini input dan output yang digunakan dinyatakan dalam nilai (rupiah) sehingga disebut ukuran produktivitas keuangan ataumoneter.

  Sedangkan apabila input dan output dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka kita akan memperoleh ukuran produktivitas operasional.

1.5.3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

  Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisientergantung dari produktivitas kerja karyawannya. Salah satu faktor yangmempengaruhi hal tersebut adalah tingkat pendidikan.Pendidikan merupakan syarat utama yang harus ditempuh seseorang untukdapat memasuki pasar kerja.

  Pendidikan yang diperoleh baik dari sekolah maupundari luar sekolah akan memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan, sehinggaakan memudahkan penempatan seorang karyawan sesuai dengan kecakapannya.

  Tingkat pendidikan yang dimiliki seorang karyawan akan mempengaruhipola pikir, sikap dan tindakan dalam menghadapi suatu permasalahan yang timbulkhususnya dalam masalah pekerjaan. Orang yang mempunyai tingkat pendidikanyang lebih tinggi pada umumnya lebih cepat mengatasi masalah yang dihadapi,daripada orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.Pendidikan mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerjaagar dapat lebih produktif. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkanproduktivitas tenaga kerja karena pendidikan baik formal maupun non formalseseorang diharapkan memiliki kemampuan untuk lebih memahami dalammengadaptasi perubahan-perubahan di lingkungan kerja dengan lebih cepat.

  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan baik formal maupunnon formal akan berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas kerjaseorang karyawan dari segi kuantitas. Karyawan yang tingkat pendidikannyatinggi akan mempunyai ketrampilan dalam pelaksanaan kerja sehinggamengurangi kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan kerja.

1.6. Hipotesa

  Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2004:70).

  Adapun hipotesa yang penulis kemukakan adalah : 1.

  Hipotesa alternatif (Ha)

  Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

2. Hipotesa nihil (Ho)

  Tidak terdapat pengaruh antara tinkat pendidikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

  1.7. Definisi Konsep

  Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk mengamankan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

  1. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdsarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang kaan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 ayat 8).

  2. Produktifitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang dan jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai serta upaya peningkatan dan perbaikan kinerja agar tercapai tujuan organisasi.

  1.8. Definisi Operasional

  Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

  1. Tingkat pendidikan sebagai variabel bebas (X), diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: a.

  Pendidikan dasar dimulai dari pendidikan Pra sekolah (TK) penduduk usia 5 – 6tahun dan pendidikan Sekolah Dasar umur 7 – 12 tahun.

  b.

  Pendidikan menengah yang meliputi pendidikan menegah pertama usia 13 – 15tahun baik umum maupun kejuruan dan menengah lanjutan 16 – 18 tahun baik umum maupun kejuruan.

  c.

  Pendidikan tinggi yang meliputi Universitas, Institut, Sekolah tinggi maupunAkademi dengan usia 19 – 24 tahun

  2. Produktifitas kerja pegawai sebagai variabel terikat (Y), dengan indikator sebagai berikut: a.

  Efisiensi, yaitu ukuran untuk membandingkan antara sumber daya yang digunakan dan hasil yang dicapai.

  1. Besarnya sumber daya yang digunakan dalam bekerja 2.

  Pencapaian hasil pekerjaan yang optimal 3. Penggunaan cara-cara yang paling baik dan benar dalam pekerjaan b. Mutu, yaitu kualitas hasil dari pekerjaan seorang pegawai.

  1. Keakuratan hasil pekerjaan.

  2. Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan.

  3. Ketepatan hasil kerja.

  c.

  Kemampuan, yaitu kesanggupan seorang pegawai dalam melakukan pekerjaan.

  1. Keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

  2. Inisiatif dalam bekerja.

  3. Penguasaan ilmu dan wawasan yang luas.

  d.

  Peningkatan hasil yang dicapai, yaitu adanya pertambahan nilai fisik maupun nonfisik menjadi arah yang lebih baik. e.

  Semangat kerja, yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk bekerja lebih giat.

  f.

  Pengembangan diri, yaitu usaha untuk menjadikan diri lebih baik dengan menambah kemampuan dan keterampilan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota

16 126 85

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor Camat Medan Barat Kota Medan

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Studi Tentang Pelayanan Surat Keterangan Kelahiran dan Kematian di Kantor Kecamatan Binjai Kota Kota Binjai)

1 2 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Dampak Kehadiran Rumah Kreatif Binjai Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Tanah Seribu Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pdam Tirtanadi Cabang Sei Agul Medan

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi Pimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional Terhadap Disiplin Pegawai Pada Puskesmas Rambung, Kelurahan Rambung Dalam, Kecamatan Binjai Selatan

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Nias

0 0 48