Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota

(1)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi Pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai Kota)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Departemen Ilmu Administrasi Negara

Disusun Oleh :

NIM : 110921014

WULAN NURSANTI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(2)

ABSTRAKS

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota

Nama

: Wulan Nursanti

NIM

: 110921014

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. M.Husni Thamrin Nasution, M.Si

Kantor Kelurahan sebagai kantor instansi pemerintahan terkecil, faktor

manusia merupakan sumber terpenting di dalam, jika manusia dalam organisasi

itu mempunyai kemauan kerja, kemampuan dan ketrampilan kerja ke arah

tercapainya tujuan organisasi. Kemampuan kerja dari karyawan (pegawai) itu

sendiri berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Kemampuan kerja

pegawai yang dapat diketahui melalui tingkat pengetahuan pegawai melalui latar

belakang pendidikan, tingkat ketrampilan pegawai dan sikap mental serta

kesehatan pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan produktivitas

kerja karyawan (pegawai) di Kelurahan.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan

terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan

Binjai Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif dengan analisa data kuantitatif untuk mencari tahu pengaruh antara

variabel x (tingkat pendidikan) dan variabel y (produktivitas kerja). Sampel

dalam penelitian ini adalah para pegawai Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan

Binjai Kota sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

kuesioner dan observasi. Hipotesis yang digunakan adalah tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

Data yang diperoleh dari 10 responden kemudian dianalisis dengan

koefisien korelasi product moment dan koefisien determinasi, telah menunjukkan

hasil bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja

pegawai. Pengaruhnya termasuk ke dalam kategori tinggi, dan bisa dilihat dari

hasil perhitungan r =0,660. Artinya koefisien korelasi menunjukkan ada

hubungan yang positif antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja


(3)

koefisiendeterminan diperoleh sebesar 44%. Hal ini menunjukkan bahwa

produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sedangkan

sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis jelaskan di dalam

penelitian ini.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat, hidayah, dan inaiyah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini serta tidak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabi

besar Muhammad SAW yang telah memberikan penerangan dalam kehidupan ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa dan

mahasiswi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu

Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

Selama melakukan penelitian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dari pembaca agar

skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi kita semua.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil yang diberikan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.

Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen

Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya member

petunjuk, pengarahan, dan bimbingan kepada penulis agar skripsi ini lebih


(5)

3.

Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP, selaku Sekretaris Departemen Admnistrasi

Negara Universitas Sumatera Utara.

4.

Bapak Hatta Ridho, S. Sos. M, SP selaku Dosen Penguji I yang telah banyak

memberikan masukan kepada penulis dalam skripsi ini.

5.

Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen

Administrasi Negara Universitas Sumatera Utara.

6.

Bapak AmnerHarahap, SHselaku Lurah Berngam yang telah banyak

membantu penulis selama pengambilan data di Kantor Kelurahan Berngam

Kecamatan Binjai Kota.

7.

Kakak Erna Marliyah Harahap selaku Seklur yang sering langsung

membimbing dan memberikan masukan kepada penulis, dan seluruh Pegawai

di Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

8.

Bapak Mahfud dan Ibunda tercinta Mulyaniyang telah membesarkan,

membimbing, dan memberikan kasih sayang dan doa yang tulus dan

perhatiannya kepada penulis.

9.

Terima kasih buat yang teristimewa Sutresno atas dukungan dan perhatiannya

kepada penulis.

10.

Sahabat-Sahabat terbaikkuDwina Sianipar “Inang sompret” dan Astria Fasya

“Tiong kayla” atas persahabatan dan kasih sayang yang kalian berikan.

11.

Keluarga besar Akbar e-Reload yang ikut mensupport penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.


(6)

terima kasih juga kepadaseluruh teman-teman stambuk 2011 Ekstensi

Administrasi Negara Kak Mely, Mery,

Novella, Yessi, Vero, Putri, Fitrah, Ami, Rino, Fahri,Samruddin, Wenly,

Riant, Wira, Rois,Kak Dewi dan teman-teman yang lainnya yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan kalian semua.

13.

Terima kasih juga untuk Bg. Arza, Kak Mega dan Kak Dian yang telah

banyak membantu penulis baik itu dalam pemberian masukan dan dalam

menyelesaikan administrasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas

bantuan yang telah diberikan kepada penulis dan berharap penelitian ini dapat

lebih bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Agusutus 2013

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.

Latar Belakang ... 1

1.2.

Rumusan Masalah ... 4

1.3.

Tujuan Penelitian ... 5

1.4.

Manfaat Penelitian ... 5

1.5.

Kerangka Teori ... 6

1.5.1.

Pendidikan ... 6

1.5.1.1.

Pengertian Pendidikan ... 6

1.5.1.2.

Tujuan Pendidikan ... 7

1.5.1.3.

Ruang Lingku Pendidikan ... 8

1.5.1.4.

Tingkat Pendidikan ... 11

1.5.1.5.

Indikator Tingkat Pendidikan ... 13

1.5.2.

Produktivita Kerja ... 14

1.5.2.1.

Pengertian Produktivita Kerja ... 14

1.5.2.2.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivita Kerja ... 15

1.5.2.3.

Upaya Peningkatan Produktivitas Kerja ... 16

1.5.2.4.

Indikator Produktivitas Kerja ... 17


(8)

1.6.

Hipotesa ... 22

1.7.

Definisi Konsep ...

23

1.8.

Definisi Operasional ... 23

BAB II METODE PENELITIAN ... 26

2.1.

Bentuk Penelitian ... 26

2.2.

Lokasi Penelitian... 26

2.3.

Populasi dan Sampel ... 26

2.4.

Tehnik Pengumpulan Data... 27

2.5.

Teknik Analisa Data ... 28

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ... 31

3.1.

Sejarah Singkat Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota ... 31

3.2.

Penduduk ... 32

3.3.

Visi dan Misi ... 33

3.4.

Struktur Organisasi ... 33

3.5.

Tugas Pokok dan Fungsi ... 35

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 40

4.1

.

Deskripsi Karakteristik Responden……….40

4.2.

Data Jawaban Responden terhadap Variabel Tingkat Pendidikan…...43

4.3. Data Jawaban Responsen terhadap Variabel Produktivitas Kerja

Pegawai ... 52

BAB V ANALISA DATA ... 62

BAB VI PENUTUP ... 72

DAFTAR PUSTAKA


(9)

ABSTRAKS

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota

Nama

: Wulan Nursanti

NIM

: 110921014

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. M.Husni Thamrin Nasution, M.Si

Kantor Kelurahan sebagai kantor instansi pemerintahan terkecil, faktor

manusia merupakan sumber terpenting di dalam, jika manusia dalam organisasi

itu mempunyai kemauan kerja, kemampuan dan ketrampilan kerja ke arah

tercapainya tujuan organisasi. Kemampuan kerja dari karyawan (pegawai) itu

sendiri berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Kemampuan kerja

pegawai yang dapat diketahui melalui tingkat pengetahuan pegawai melalui latar

belakang pendidikan, tingkat ketrampilan pegawai dan sikap mental serta

kesehatan pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan produktivitas

kerja karyawan (pegawai) di Kelurahan.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan

terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan

Binjai Kota. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif dengan analisa data kuantitatif untuk mencari tahu pengaruh antara

variabel x (tingkat pendidikan) dan variabel y (produktivitas kerja). Sampel

dalam penelitian ini adalah para pegawai Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan

Binjai Kota sebanyak 10 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan

kuesioner dan observasi. Hipotesis yang digunakan adalah tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai.

Data yang diperoleh dari 10 responden kemudian dianalisis dengan

koefisien korelasi product moment dan koefisien determinasi, telah menunjukkan

hasil bahwa tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja

pegawai. Pengaruhnya termasuk ke dalam kategori tinggi, dan bisa dilihat dari

hasil perhitungan r =0,660. Artinya koefisien korelasi menunjukkan ada


(10)

koefisiendeterminan diperoleh sebesar 44%. Hal ini menunjukkan bahwa

produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sedangkan

sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis jelaskan di dalam

penelitian ini.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub seksi pemerintah negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip– prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat dan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Guna mendukung penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan kewenangan yang luas, nyata dan diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber dana nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan. Pemerintah pusat dan daerah. Sumber pembiayaan pemerintahan daerah dalam rangka perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah dilaksanakan atas dasar desentralisasi, dekonsetrasi dan tugas pembantuan.

Suatu daerah sukses dan tidaknya bergantung pada optimalnya sumber dan efisiennya penggunaan dana. Sumber dana untuk penyelenggaraan suatu pemerintah daerah membutuhkan suatu ketelitian. Masyarakat dewasa ini sangat tinggi tingkat emosional dan egoisnya. Hal ini disebabkan karena kegagalan pemerintah di Orde


(12)

masyarakat. Langkah – langkah untuk meminimalisasikan penggunaan dana sering kali dilakukan diantaranya dengan Surat Pertanggung Jawaban (cara konvensional) untuk setiap proyek atau setiap pengeluaran yang dilakukan oleh karyawan dan dengan cara pengawasan yang melekat kepada personel yang bertugas, dan cara ini dipandang pimpinan lebih efektif untuk menanggulangi kebocoran dana yang telah terkumpul.

Dalam melakukan pekerjaan (aktivitas) turunnya produktivitas kerja bagi seorang karyawan (pegawai) telah menjadi fenomena sosial yang kerap terjadi di Indonesia belakangan ini. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Salah satunya adalah manajemen (pengelolaan) kepala kantor dan kemampuan kerja dari pegawai itu sendiri. Walaupun pemerintah secara terus menerus telah mendorong peningkatan manajemen dan kemampuan pegawai melalui kesempatan untuk meneruskan pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swadaya sendiri oleh pegawai tersebut.

Dalam suatu organisasi, kegiatan manajemen merupakan suatu hal yang penting karena menyangkut masalah penggunaan tenaga kerja manusia 5 (pegawai) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Kegiatan manajemen Lurah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Lurah berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Sehingga optimalnya kegiatan manajemen oleh kepala kantor mempengaruhi produktivitas kerja.

Kemampuan kerja dari karyawan (pegawai) itu sendiri berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Kemampuan kerja pegawai yang dapat diketahui melalui tingkat pengetahuan pegawai melalui latar belakang pendidikan, tingkat ketrampilan pegawai dan sikap mental serta kesehatan pegawai mempunyai pengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan (pegawai) di Kelurahan.


(13)

Tidak produktifnya pegawai kelurahan dipengaruhi oleh rendahnya produktivitas kerja pegawai. Rendahnya produktivitas kerja pegawai kelurahan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kantor Kelurahan sebagai kantor instansi pemerintahan terkecil, faktor manusia merupakan sumber terpenting dalam, jika manusia dalam organisasi itu mempunyai kemauan kerja, kemampuan dan ketrampilan kerja ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pentingnya faktor manusia yang bekerja dalam organisasi dijelaskan oleh Miftah Toha bahwa : “Manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi”.

Dari pendapat tersebut di atas diketahui bahwa manusia merupakan faktor penentu dan terpenting, serta dengan kemampuan dan ketrampilan seorang pegawai dapat mencapai hasil kerja secara produktif. Produktif dalam artian efektif dalam pencapaian hasil dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Namun demikian, kiranya dapat dipahami bahwa seseorang yang mampu dan terampil bekerja belum tentu produktif sekiranya ia tidak memiliki kemampuan kerja dan ini sukar teratasi. Begitu pula orang yang memiliki kemauan kerja saja belum tentu punya kemampuan dan ketrampilan. Hal ini akan lebih mudah di atasi jika orang yang memimpin mereka mampu mengarahkan dengan baik dan ini menjadi tanggung jawab dari kepala kantor (manajemen). Pemimpin tidak hanya mengarahkan saja melainkan dia diharapkan mampu melaksanakan fungsi – fungsi manajemen lainnya. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa faktor – faktor seperti kemampuan kerja pegawai dan kemampuan manajemen Lurah merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai Kantor Kelurahan.

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk memilih judul penelitian “Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai


(14)

1.2 Perumusan Masalah

Untuk memudahkan penelitian ini dan agar penelitian memilki arah yang jelas dalam menginterprestasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang dikemukakan adalah :

1. Apakah ada pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

2. Seberapa besar pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

1. Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan

berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk menerapkan teori yang diterima di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(15)

2. Bagi Fisip USU, penelitian ini juga diharapkan dapat melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat mahasiswa dan dapat menjadi bahan referensi bagi terciptanya sebuah karya ilmiah.

3. Penelitian ini diharapkan membangun pemikiran dan bahan masukan kepada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota mengenai tingkat pendidikan kepada para pegawainya.

1.5. Kerangka teori

1.5.1. Pendidikan

1.5.1.1. Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut Undang–undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut : “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang”.

Menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, “Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan)”(1995:5). Sedangkan menurut Dr.Nazili Shaleh Ahmad (1982:4)., “Pendidikan itu merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang sistem pendidikannya senantiasa berbeda dan berubah-ubah, dari masyarakat yang satu kepada masyarakat yang lain”.

Pendapat lain tentang pengertian pendidikan dikemukakan oleh John S. Brubacher yang dikutip Sumitro (1998:17) menyatakan bahwa; “Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi, kemampuan-kemampuan, kapasitaskapasitas


(16)

kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. Pengertian pendidikan bila dikaitkan dengan penyiapan tenaga kerja menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994:37), “Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja”.

Sebagaimana dikemukakan oleh Soedarmayanti (2001:32) bahwa melalaui pendidikan, seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara menyeluruh dalam memasuki kehidupan dimasa yang akan datang.

1.5.1.2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Adalah suatu logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan, yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa sadar tujuan, maka dalam praktek pendidikan tidak ada artinya, hal ini dikemukakan oleh Moore yang dikutip oleh Sumitro (1998:60). Berdasarkan Tap.MPR No.II/MPR/1993, tentang GBHN dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian dan mempertinggi semangat kebangsaan agar tumbuhmanusia-manusia


(17)

pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri sertabersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.

Adapun tujuan pendidikan terbagi atas empat yaitu :

a. Tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk membentuk manusiapancasila. b. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembagapendidikan

tertentu untuk mencapainya.

c. Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran.

d. Tujuan instruksional yaitu tujuan materi kurikulum yang berupa bidang studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan, terdiri atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994:41).

1.5.1.3. Ruang Lingkup Pendidikan

Pada hakekatnya pendidikan merupakan proses yang berlangsungseumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah danmasyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pendidikan menurut pelaksanaannya dibagi menjadi pendidikan formal/sekolah dan pendidikan non formal/luar sekolah.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang mengemukakan tentang pembagian pendidikan tersebut sebagai berikut :

1. Pendidikan informal, ialah pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah dalam lingkungan keluarga.


(18)

Menurut Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 2 tahun 1989 pasal10) mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas :

1. Pendidikan persekolahan yang mencakup berbagai jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.

2. Pendidikan Luar Sekolah terbagi atas :

a. Pendidikan informal. Mencakup pendidikan keluarga, masyarakat dan program-program sekolah, misalnya ceramah diradio atau televisi dan informasi yang mendidik dalam suratkabar atau majalah.

Pendidikan informal adalah yang paling dahulu dikenal dan paling penting peranannya. Hal ini disebabkan dalam masyarakat sederhana satu-satunya bentuk pendidikan yang dikenal adalah pendidikan informal.Meskipun pendidikan informal mempunyai peranan yang sangat penting tetapi didalam penelitian ini tidak mencantumkan sebagai salah satu faktor penunjang produktivitas kerja. Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mengidentifikasi datanya, sehubungan dengan kompleks dan luasnya cakupan bentuk pendidikan informal.

b. Pendidikan non formal. Mencakup lembaga pendidikan diluar sekolah, misalnya kursus, seminar, kejar paket A.

Dalam penelitian ini yang menjadi bahasan dalam deskripsi teoritik adalah dibatasi pada pendidikan formal dan non formal.

Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994 :78), sedangkan pendidikan nonformal dapat berupa diklat atau pelatihan.


(19)

Pada Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 menyatakan bahwa ada beberapa jenis diklat yaitu :

1. Diklat Pra Jabatan

Diklat Pra jabatan merupakan salah satu cara orientasi pegawai yang terencana dan terprogram. Aktivitas yang meliputi pengenalan pegawai baru terhadap tugas- tugas, nilai- nilai, kebijakan, peraturan maupun halhal yang berhubungan dengan organisasi tempatnya bekerja yang juga menjadi jembatan bagi calon pegawai negeri sipil untuk mengenal lingkungan kerja barunya sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap kelompok kerja. Diklat Pra Jabatan memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, etika, dan kepribadian pegawai negeri sipil disamping pengetahuan dasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, sehingga budaya organisasinya mampu melaksanakan tugas dan peranan terhadap masyarakat.

2. Diklat dalam Jabatan

Diklat dalam jabatan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari seorang pegawai negeri sipil sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dengan baik. Diklat dalam jabatan terdiri dari:

a. Diklat kepemimpinan

Diklat ini pelaksanaannya berhubungan dengan pencapaian persyaratan kompetensi kepemimpinan dari aparatur pemerintah sesuai dengan jenjang jabatan struktural

b. Diklat Fungsional


(20)

c. Diklat Teknis

Diklat ini memberikan keterampilan dan penguasaan teknis pada bidang tertentu bagi pegawai negeri sipil bagi jabatan struktural maupun pelaksanaan lainnya.

1.5.1.4. Tingkat Pendidikan

Menurut Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Dengan demikian Hariandja (2002: 169) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan. 1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar memberikan bekal dasar yang diperlukan untukhidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan danketrampilan dasar. Pendidikan dasar pada prinsipnya merupakanpendidikan yang memberikan bekal dasar bagaimana. kehidupan, baikuntuk pribadi maupun untuk masyarakat. 2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah yang lamanya 3 tahun sesudah pendidikandasar diselenggarakan di SLTA atau satuan pendidikan yang sederajat.Pendidikan menengah dalam hubungan kebawah berfungsi sebagailanjutan dan perluasan pendidikan dasar dan dalam hubungan keatasmempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi maupunmemasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikanumum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikankedinasan, dan pendidikan keagamaan.


(21)

3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yangdiselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggotamasyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yangdapat menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmupengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan pendidikan yangmenyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yangberbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atauuniversitas.(Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994:273-274)

Tingkat pendidikan akan mengubah sikap dan cara berpikir ke arah yanglebih baik, dan juga tingkat kesadaran yang tinggi yang akan memberikankesadaran lebih tinggi berwarga negara serta memudahkan bagi pengembangan.

1.5.1.5. Indikator Tingkat Pendidikan

Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari: a. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama

masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. b. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

c. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.


(22)

d. Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut terlebih dahulu perusahaan menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian jurusan pendidikan karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya tersebut. Dengan demikian karyawan dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.

1.5.2. Produktifitas Kerja

1.5.2.1. Pengertian Produktifitas Kerja

Produktifitas berasal dari bahasa inggris “produktif” yang berarti menghasilkan. Dalam bahasa indonesia menjadi produktifitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu. Oleh karena itu, dalam organisasi yang dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktifitas hubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material yang dapat atau tidak dapat diukur dengan uang (Nawawi, 2002:97). Secara umum produktifitas dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Jadi, produktifitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

Produktifitas organisasi terdiri dari Produktifitas mesin atau peralatan dan Produktifitas pegawai. Produktifitas pegawai merupakan ukuran keberhasilan pegawai menghasilkan atau menyelesaikan pekerjaan pada waktu tertentu. Hal-hal yang mempengaruhi Produktifitas pegawai tersebut, yaitu pendidikan, keterampilan, disiplin, insentif, sikap dan etika kerja, giji dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan organisasi, teknologi, saran produksi, manajemen serta kesempatan berprestasi.


(23)

1.5.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktifitas adalah:

1. Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja.

2. Pendidikan, pada umumnya orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas yang berpengaruh terhadap Produktifitas kerja.

3. Keterampilan, apabila pegawai semakin terampil maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.

4. Manajemen, berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk memimpin serta mengendalikan staf karena manajemen yang tepat dapat menimbulkan semangat kerja yang tinggi.

5. Tingkat penghasilan, dapat menimbulkan semangat bekerja, dan pegawai juga dapat memanfaatkan kemampuan yang dia miliki untuk meningkatkan Produktifitas kerja.

6. Giji dan kesehatan, apabilahal ini dapat terpenuhi maka pegawai akan dapat bekerja lebih kuat dan lebih bersemangat.

7. Jaminan sosial, untuk meningkatkan pengabdian pegawai pada organisasi. 8. Lingkungan dan iklim kerja, akan menolong pegawai senang bekerja dan

meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik menuju ke arah peningkatan Produktifitas.

9. Saran Produktifitas, sarana yang digunakan harus baik agar dapat


(24)

10. Teknologi, apabila teknologi yang digunakan tepat dan lebih maju, maka hasil yang dicapai akan tepat waktu dan lebih bermutu.

11. Kesempatan berprestasi, akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki.

1.5.2.3. Upaya Penigkatan Produktifitas Kerja

Sondang P. Siagian (2002:10), mengemukakan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas kerja :

1. Perbaikan terus menerus

Dalam upaya meningkatkan produktifitas kerja, salah satu implikasinya ialah bahwa seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus menerus.

2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Berkaitan dengan upaya perbaikan secara terus menerus adalah peningkatan mutu hasil kerja oleh semua orang dan segala komponen organisasi, dan dalam hal ini peningkatan mutu sumber daya manusia adalah hal yang sangat penting.

3. Pemberdayaan sumber daya manusia

Memberdayakan sumber daya manusia yang ada didalam organisasi dapat dilakukan dengan memberikan hak-haknya sebagai manusia, seperti kebebasan untik memperoleh pekerjaan yang layak, memperoleh imbalan yang wajar, memperoleh rasa aman, melibatkan dalam pengambilan keputusan, dan lainnya.


(25)

4. Filsafat organisasi

Cakupan dalam hal ini seperti memberikan perhatian kepada budaya organisasi, karena budaya organisasi merupakan persepsi yang sama tentang hakiki kehidupan dalam organisasi. Selain itu, perlunya ketentuan formal dan prosedur, seperti standar pekerjaan yang harus dipenuhi, disiplin organisasi, sistem imbalan, serta prosedur penyelesaian pekerjaan.

1.5.2.4. Indikator Produktifitas Kerja

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang berada di perusahaan. Menurut Sutrisno (2011:104) untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan beberapa indikator, sebagai berikut:

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.


(26)

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

6. Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

1.5.2.5. Pengukuran Produktifitas Kerja

Pengukuran produktivitas berfungsi untuk mengetahui dan membandingkan efisiensi produksi perusahaan dari tahun ke tahun.Seperti dikemukakan oleh


(27)

Muchdrasyah Sinungan (2008:25) bahwa ”Produktivitas secara umum berarti perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis”. Dengan menggunakan sumber daya yang sama pelaksanaan produktivitas akan meningkat atau tidak, menggunakan sumber daya yang kurang pelaksanaan produktivitas akan meningkat atau sama, pertambahaan sumber daya yang relatif kecil akan meningkatkan produksi atau tidak. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian yang relatif, perbandingan pelaksanaan sekarang dengan target.

Secara umum ada dua jenis pengukuran produktivitas,yaitu: 1. Produktivitas total (Multiple factor productivity)

Produktivitas dari berbagai faktor penyusun. Dapat di ukur darifaktor penyusunnya, seperti tanah, modal, teknologi, tenaga kerja dan bahan baku. Produktivitas total secara umum adalah perbandinganantara total output dengan total input, semua input yang digunakan dalam proses produksi. Rumus produktivitas total secara umum menurut Mucdrasyah Sinungan (2008:23) adalah sebagai berikut :

Produktivitas Total =

2. Produktivitas parsial (Single factor productivity)

Produktivitas yang diukur dari satu faktor. Biasanya yang seringmenggunakan produktivitas parsial ini adalah produktivitastenaga kerja atau produktivitas individu. Rumus produktivitas parsialadalah sebagai berikut:


(28)

Produktivitas Tenaga Kerja =

Selain, dikemukakan oleh Mucdrasah Sinungan dan EddyHerjanto. Pengukuran produktivitas parsial juga dikemukakan oleh Vincent Gasperz (2000:32), adalah sebagai berikut:

Produktivitas Parsial (single factor produktivity)merupakan produktivitas salah satu jenis input. Misalnya produktivitas parsial yang sering dihitung, yaitu produktivitas tenaga kerja.

Produktivitas Tenaga Kerja =

Produktivitas tenaga kerja merupakan produktivitas parsialkarena hanya salah satu input yang diukur, yaitu sumber daya manusia atau tenaga kerja. Dalam penelitian ini input dan output yang digunakan dinyatakan dalam nilai (rupiah) sehingga disebut ukuran produktivitas keuangan ataumoneter. Sedangkan apabila input dan output dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka kita akan memperoleh ukuran produktivitas operasional.

1.5.3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisientergantung dari produktivitas kerja karyawannya. Salah satu faktor yangmempengaruhi hal tersebut adalah tingkat pendidikan.Pendidikan merupakan syarat utama yang harus ditempuh seseorang untukdapat memasuki pasar kerja. Pendidikan yang diperoleh baik dari sekolah maupundari luar sekolah akan


(29)

memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan, sehinggaakan memudahkan penempatan seorang karyawan sesuai dengan kecakapannya.

Tingkat pendidikan yang dimiliki seorang karyawan akan mempengaruhipola pikir, sikap dan tindakan dalam menghadapi suatu permasalahan yang timbulkhususnya dalam masalah pekerjaan. Orang yang mempunyai tingkat pendidikanyang lebih tinggi pada umumnya lebih cepat mengatasi masalah yang dihadapi,daripada orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.Pendidikan mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerjaagar dapat lebih produktif. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkanproduktivitas tenaga kerja karena pendidikan baik formal maupun non formalseseorang diharapkan memiliki kemampuan untuk lebih memahami dalammengadaptasi perubahan-perubahan di lingkungan kerja dengan lebih cepat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan baik formal maupunnon formal akan berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas kerjaseorang karyawan dari segi kuantitas. Karyawan yang tingkat pendidikannyatinggi akan mempunyai ketrampilan dalam pelaksanaan kerja sehinggamengurangi kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan kerja.

1.6. Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2004:70).


(30)

Terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

2. Hipotesa nihil (Ho)

Tidak terdapat pengaruh antara tinkat pendidikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

1.7. Definisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk mengamankan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti. Adapun yang menjadi definisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdsarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang kaan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 ayat 8).

2. Produktifitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang dan jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai serta upaya peningkatan dan perbaikan kinerja agar tercapai tujuan organisasi.

1.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:


(31)

a. Pendidikan dasar dimulai dari pendidikan Pra sekolah (TK) penduduk usia 5 – 6tahun dan pendidikan Sekolah Dasar umur 7 – 12 tahun.

b. Pendidikan menengah yang meliputi pendidikan menegah pertama usia 13 – 15tahun baik umum maupun kejuruan dan menengah lanjutan 16 – 18 tahun baik umum maupun kejuruan.

c. Pendidikan tinggi yang meliputi Universitas, Institut, Sekolah tinggi maupunAkademi dengan usia 19 – 24 tahun

2. Produktifitas kerja pegawai sebagai variabel terikat (Y), dengan indikator sebagai berikut:

a. Efisiensi, yaitu ukuran untuk membandingkan antara sumber daya yang digunakan dan hasil yang dicapai.

1. Besarnya sumber daya yang digunakan dalam bekerja 2. Pencapaian hasil pekerjaan yang optimal

3. Penggunaan cara-cara yang paling baik dan benar dalam pekerjaan b. Mutu, yaitu kualitas hasil dari pekerjaan seorang pegawai.

1. Keakuratan hasil pekerjaan.

2. Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. 3. Ketepatan hasil kerja.

c. Kemampuan, yaitu kesanggupan seorang pegawai dalam melakukan

pekerjaan.

1. Keahlian dan keterampilan yang dimiliki. 2. Inisiatif dalam bekerja.

3. Penguasaan ilmu dan wawasan yang luas.


(32)

e. Semangat kerja, yaitu dorongan dari dalam diri pegawai untuk bekerja lebih giat.

f. Pengembangan diri, yaitu usaha untuk menjadikan diri lebih baik dengan menambah kemampuan dan keterampilan.


(33)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penilitian korelasional dengan analisis kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penilitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Ari Kunto, 2005:247). Selain itu, untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari lapangan, penelitian ini menggunakan rumus statistik.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Jl. Pembina No. 17 Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

2.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003:90). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota.

Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiono 2005:90) apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka diambil diantara 10-15% atau 20-25%


(34)

Kota berjumlah 10 orang pegawai. Dengan demikian penulis menggunakan sampel total berdasarkan jumlah seluruh pegawai yaitu 10 orang.

2.4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara, yaitu :

1. Pengumpulan Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui :

a. Penyebaran Kuesioner, yaitu pemberian daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban yang sudah tersedia.

b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung dan selanjutnya

mengadakan pencatatan yang ditemukan terhadap gejala-gejala yang ditemukan di lapangan.

2. Pengumpulan Data Sekunder, data ini diperoleh dari :

a. Penelitian kepustakaan, cara ini ditempuh dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. b. Studi dokumentasi, cara ini dilakukan dengan jalan melakukan penelaahan

terhadap catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian.

2.5. Tehnik Analisa Data

Tehnik analisa yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tehnik kuantitatif dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yang digunakan untuk mengkaji hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).


(35)

Penggunaan tehnik korelasi seperti ini berdasarkan atas sumber data yang diperoleh penulis serta adanya interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

1. Koefisien product moment

Menurut Sugiyono (2005:212) Rumus koefisien korelasi personproduct moment adalah:

rxy=

Keterangan:

Rxy = angka indeks korelasi “r” person product moment

n = populasi

∑xy = jum;ah perkaian antara skor x dan y ∑x = jumlah skor x

∑y = jumlah skor y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Nilai r positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain.

b. Nilai r negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif artinya


(36)

c. Nilai r sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskkipun variabel yang lain berubah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koedisien korelasi), digunakan penafsiran interpretasi angka dengan menggunakan skala likert.

Tabel 2.1 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi dengan skala likert.

Interpretasi Koefisien Tingkat Hubungan Bobot

0,80 – 1,000 Sangat baik 5

0,60 – 0,799 Baik 4

0,40 – 0,599 Cukup 3

0,20 – 0,399 Kurang 2

0,00 – 0,199 Buruk 1

Dengan nilai r yang diperoleh dapat diketrahui apakan nilai r yang di peroleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila r tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif diterima.


(37)

2. Koefisien determinan

Tehnik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

D = (Rxy)2 x 100%

Ketereangan:

D = koefisien determinan


(38)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1

Sejarah Singkat Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota

Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota terletak di Jalan

Pembina No 17 Binjai.Kantor Kelurahan Berngam ini didirikan pada tahun

1970-an atas persetuju1970-an dari Pemerintah Daerah (Pemda). K1970-antor ini dib1970-angun karena

adanya dana bantuan desa (Bandes). Pada zaman dahulu kantorKelurahan tidak

mempunyai bangunan khusus yang dibangun untuk menyelenggarakan proses

pemerintahan. Dimana letak rumah Lurah tersebut disitulah letak Kantor

Kelurahannya.

Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota ini mempunyai Pimpinan

yang disebut Lurah. Adapun Lurah dari pertama kantor Kelurahan ini didirikan

adalah :

a.

Tambi

b.

M. JamilSiregar

c.

Abdul LatifHarahap

d.

M. HasyimLubis

e.

Adam

f.

Ismail

g.

SampangTarigan

h.

Hazaruddin


(39)

i.

Zulikhwah Siregar

j.

PangihutanSiregar

k.

Amner Harahap, SH (sampai sekarang)

3.2

Penduduk

Penduduk Kelurahan Berngam Kecamatan binjaikota pada saat ini

berjumlah 9.233 jiwa, yang terhimpun dalam 2.020 Kepala Keluarga (KK).

No.

LINGKUNGAN

PENDATAAN

Laki-laki Perempuan

Jumlah

Kepala

Keluarga

(KK)

1

I (Satu)

250

440

690

126

2

II (Dua)

348

575

923

189

3

III (Tiga)

231

300

531

118

4

IV (Empat)

400

530

930

197

5

V (Lima)

230

447

677

142

6

VI (Enam)

198

325

532

106

7

VII (Pemidukan)

200

295

495

112

8

VIII (Jambore)

553

760

1313

299

9

IX (Pratama)

350

429

779

158

10 X (Raimuna)

230

320

550

109

11 XI (Andalan)

490

522

1012

208


(40)

13 XIII (Pradana)

205

400

605

156

J U M L A H

3.780

5.453

9.233

2.020

3.3

Visi dan Misi

Visi Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota yaitu menuju Kelurahan

idaman yang dinamis, berdaya saing dan nyaman dalam kebersamaan.

Sedangkan Misi Kelurahan Berngam ini adalah :

1.

Membangun Kelurahan Berngam idaman yang dinamis dan berdaya saing.

2.

Membangun dan meningkatkan infrastruktur perekonomian.

3.

Membangun masyarakat sehat, cerdas dan berbudaya.

4.

Peningkatan pelayanan publikyamg berkualitas.

5.

Membangun dan membina kerukunan hidup beragama.

3.4

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah hal yang sangat penting bagi organisasi.

Dengan adanya organisasi sebagai wadah kerjasama dari berbagai orang atau

pegawai untuk mencapai tujuan tertentu, maka setiap pegawai yang bekerja dalam

organisasi tersebut secara jelas akan mengetahui kedudukan dan kewenangannya,

tugas fungsi, tanggungjawabnya, sistem komunikasi dan bagaimana sistem

kontrol dijalankan. Dengan demikian akan dapat diketahui oleh pegawai apa yang

harus dilaksanakan dan kepada siapa dia harus bertanggungjawab atas

pelaksanaan tugas tersebut. Sehingga dari bagan organisasi tersebut akan

diperoleh gambaran dari aktifitas secara keseluruhan dan dari struktur organisasi


(41)

dapat menunjukkan dengan jelas arus dari wewenang dan tanggungjawab

masing-masing anggota organisasi sesuai dengan fungsi tiap jabatan dan terlihat jelas

pembagian tugas masing-masing.

Adapun bagan Struktur Organisasi Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai

Kota dapat dilihat pada bagan dibawahini :


(42)

Dari bagan tersebut dapat dilihat Struktur Organisasi di Kelurahan Berngam

Kecamatan Binjai Kota yang terdiri dari :

1.

Lurah

2.

Sekretaris Kelurahan

3.

Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum

4.

Seksi Pemberdayaan Masyarakat

5.

Seksi kesejahteraan Sosial dan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

6.

Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum

7.

Kelompok Jabatan Fungsional.

3.5

Tugas Pokok dan Fungsi

1.

Lurah

Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah,

pembangunan dan kemasyarakatan serta melaksanakan kewenangan yang

dilimpahkan oleh walikota.Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang berada

dibawah dan bertanggungjawab kepada walikota melalui camat.

Untuk melaksanankan tugas pokok tersebut, lurah mempunyai fungsi :

a.

Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan

b.

Memberdayakan masyarakat

c.

Melayani masyarakat


(43)

e.

Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan

f.

Pembinaan Lembaga masyarakat

g.

Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

2.

Sekretaris Kelurahan

Sekretaris Kelurahan mempunyai tugas membantu Lurah dalam

melaksanakan pembinaan administratif dan memberikan pelayanan teknis

administratif kepada seluruh perangkat kelurahan.Sekretariskelurahan dipimpin

oleh seorang sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya berada dan

bertanggungjawab kepada lurah. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris

Lurah mempunyai fungsi :

a.

Menyusun program dan rencana kerja

b.

Melasanakan pengelolaan urusan ketatalaksanaan

c.

Melaksanakan pengelolaan urusan administrasi kepegawaian

d.

Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan dan perbendaharaan

e.

Melaksanakan pengelolaan urusan perlengkapan, kerumahtanggaan,

pengadaan barang kelurahan, inventarisasi barang serta melakukan

perawatan dan pemeliharaan

f.

Mengkoordinasikan penyusunan program penyelenggaraan pemerintahan di

Kelurahan dan melakukan pengendalian pelaksanaannya

g.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.


(44)

Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum mempunyai tugas membantu

Lurah dalam melaksanakan tugas dibidang pemerintahan dan ketertiban

umum.Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi tugas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Lurah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum

mempunyai tugas :

a.

Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b.

Melaksanakan kegiatan dibidang pemerintahan kelurahan

c.

Melaksanakan urusan administrasi pemerintahan kelurahan

d.

Menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum

e.

Membina kerukunan kehidupan masyarakat dilingkungankelurahan

f.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan

bidang tugasnya

4.

Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas membantu Lurah

dalam melaksanakan tugas dibidangpemberdayaan masyarakat.Seksi

Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang kepala seksi yang dalam

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Lurah.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Seksi Pemberdayaan Masyarakat

mempunyai fungsi :


(45)

b.

Menyelenggarakan kegiatan dibidangpemberdayaan masyarakat

c.

Memberdayakan masyarakat melaui pembinaan kehidupan dibidang

kesehatan

d.

Memberdayakan masyarakat melaui pembinaan kehidupan dibidang

pendidikan

e.

Memberdayakan masyarakat melaui pembinaan kehidupan dibidang sosial

ekonomi dan budaya masyarakat

f.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan

bidang tugasnya.

5.

Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan

mempunyai tugas membantu Lurah dalam melaksanakan tugas dibidang

Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi ini mempunyai fungsi :

a.

Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b.

Menyelenggarakan kegiatan dibidang Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan

Lembaga Kemasyarakatan.

c.

Memeberdayakan Kesejahteraan Keluarga dibidang Pembinaan Keluarga

kesejahteraaan

d.

Memberdayakan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)


(46)

f.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai bidang

tugasnya

6.

Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum

Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum mempunyai

tugas membantu Lurah dalam melaksanakan tugas dibidang Pemeliharaan

Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi ini mempunyai fungsi :

a.

Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b.

Menyelenggarakan kegiatan dibidangPemeliharaan Prasarana dan Fasilitas

Pelayanan Umum

c.

Memberdayakan masyarakat dalam penyediaan jalan dan jembatan

d.

Memberdayakan masyarakat dalam penyediaan irigasi dan pasar

e.

Meningkatkan dan mempercepat pelayanan umum kepada masyarakat

f.

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan


(47)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Penyajian data berikut ini merupakan hasil Penyebaran kuesioner kepada para pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai. Sesuai dengan jumlah populasi, maka penulis menyebarkan kuesioner kepada sebanyak 10 (sepuluh) orang pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai..

4.1.

Deskripsi Karakteristik Responden

Pada sub bab ini dideskripsikan Karakteristik Responden penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja.

Tabel 1. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jawaban Frekuensi Persentase

Pria 6 60.0

Wanita 4 40.0

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 10 orang responden, dimana jumlah terbanyak adalah yang berjenis kelamin pria sebanyak 6 orang (60%), sedangkan responden wanita sebanyak 4 orang ( 40%).


(48)

Tabel 2. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia

Jumlah Frekuensi Persentase

22-29 Tahun 2 20.0

30-37 Tahun 3 30.0

38-45 Tahun 4 40.0

> 46 Tahun 1 10.0

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa persentase jumlah pegawai bila dikelompokkan berdasarkan kategori usia, didominasi oleh yang berusia 38-45 tahun yang berjumlah 4 orang (40%), kemudian 46 tahun ke atas yang berjumlah 1 orang (10%), responden yang berusia 30-37 tahun berjumlah 3 orang (30%), dan responden yang berusia 22-29 tahun sebanyak 2 orang (20%). Dari data tersebut dapat di ketahui bahwa kebanyakan berusia 38-45 tahun.


(49)

Tabel 3. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Jumlah Frekuensi Persentase

SLTP/SMP 0 0.0

SLTA/SMA 0 0.0

DI/DII/DIII 4 40.0

DIV/Sarjana 6 60.0

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa jumlah responden yang berpendidikan terakhir DI/DII/DIII berjumlah 4 orang (40 %), DIV/Sarjana berjumlah 6 orang (60%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pegawai yang bekerja di Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota sudah memperhatikan tingkat pendidikan pegawai, karena dominasi pegawai yang bekerja di Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota tersebut masih banyak yang berpendidikanDIV/Sarjana.


(50)

Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Masa Kerja

Jumlah Frekuensi Persentase

1-5 Tahun 3 30.0

6-10 Tahun 5 50.0

11-15 Tahun 2 20.0

16-20 Tahun 0 0.0

21-25 Tahun 0 0.0

> 26 Tahun 0 0.0

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner 20013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa distribusi responden dengan masa kerja paling lama yaitu 6-10 tahun dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (50%). Kemudian masa kerja responden 11-15 tahun sebanyak 2 orang (20%), masa kerja 1-5 tahun sebanyak 3 orang (30%).

4.2.

Data Jawaban Responden terhadap Variabel Tingkat Pendidikan

Untuk mengukur variabel tingkat pendidikan, digunakan 10 pertanyaan yang diperoleh dari indikator – indikator yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban, dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari kelima alternataif jawaban tersebut. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan


(51)

kepada para pegawai yang berisi pertanyaan variable X (Tingkat Pendidikan) maka dapat diketahui jawaban Responden dari tabel – tabel berikut ini :

Tabel 5.Distribusi Jawaban Responden terhadap pegawai yang sering diutus pimpinan untuk mengikuti diklat

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

1

5

4

10.0

50.0

40.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 4 orang (40 %) menjawab netral, 5 orang (50 %) menjawab setuju, 10 orang (10 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar pegawai menjawab setuju sebagai pegawai yang sering diutus pimpinan untuk mengikuti diklat.


(52)

Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden tentang Materi Diklat yang diberikan selama masa Diklat

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

2

6

2

20.0

60.0

20.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 2 orang (20 %) menjawab netral, 6 orang (60 %) menjawab setuju, dan 2 orang (20 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam setuju terhadap materi yag diberikan selama Masa Diklat sehingga dapat dipergunakan untuk mempermudah menyelesaikan pekerjaan pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai


(53)

Tabel7Distribusi Jawaban Responden tentang Materi Diklat yang diberikan cenderung mendukung sasaran di dalam pelaksanaan pekerjaan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

2

6

1

20.0

60.0

10.0

Kurang Setuju 1 10.0

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab kurang setuju, 1 orang (10 %) menjawab netral, dan 6 orang (60 %) menjawab setuju, dan 2 orang (20 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam setuju dengan Materi Diklat yang diberikan selama diklat cenderung mendukung sasaran di dalam pelaksanaan pekerjaan pada Kantor Kelurahan Bengam Binjai.


(54)

Tabel8. Distribusi Jawaban Responden terhadap Peserta yang mengikuti Diklat benar-benar Pegawai yang membutuhkan Diklat sesuai bidangnya.

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

1

5

2

10.0

50.0

20.0

Kurang Setuju 2 20.0

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 2 orang (20 %) menjawab kurang setuju, 2 orang (20 %) menjawab netral, dan 5 orang (50 %) menjawab setuju, dan 1 orang (10 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Keluarahan Berngam Binjai setuju peserta yang mengikuti diklat selama ini benar-benar pegawai yang membutuhkan diklat sesuai dengan bidangnya.


(55)

Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden tentang peserta yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

4

6

40.0

60.0

.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 6 orang (60 %) menjawab sangat setuju, 4 orang (4 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai setuju peserta yang mengikuti pendidikan dan pelatihan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.


(56)

Tabel10. Distribusi Jawaban Responden terhadap metode yang digunakan dalam penyampaian materi diklat oleh tenaga pengajar

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

2

7

1

20.0

70.0

10.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab netral, 7 orang (70 %) menjawab setuju, dan 2 orang (20 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai setuju tentang metode yang digunakan dalam penyampaian meteri diklat oleh tenaga pengajar sesuai dengan tingkat kemampuan peserta.


(57)

Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden terhadap metode diklat yang digunakan (ceramah, diskusi, simulasi, dll) dapat mempermudah dalam menyerap materi yang diberikan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

2

3

4

20.0

30.0

40.0

Kurang Setuju 1 10.0

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab tidak setuju, 4 orang (40 %) menjawab netral, dan 3 orang (30 %) menjawab setuju, dan 2 orang (20 %) menjawab sangat setuju.. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Keluarahan Berngam Binjai bersikap netral terhadap metode diklat yang digunakan (ceramah, diskusi, simulasi,dll) dapat mempermudah peserta dalam menyerap materi yang diberikan.


(58)

Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden terhadap materi diklat sering tidak sesuai di dalam mendukung pekerjaan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

-

2

3

-

20.0

30.0

Kurang Setuju 5 50.0

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai tidak setuju terhadap materi diklat yang diterima tidak sesuai di dalam mendukung pekerjaan.


(59)

Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden terhadap latar belakang peserta diklat yang berbeda sering mempengruhi kelancaran pelaksaan diklat.

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

1

5

3

10.0

50.0

30.0

Kurang Setuju 1 10.0

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab kurang setuju, 3 orang (30 %) menjawab netral, dan 5 orang (50 %) menjawab setuju, dan 1 orang (10 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai setuju bahwa latar belakang peserta diklat yang berbeda sering memoengaruhi kelancaran pelaksanaan diklat.


(60)

Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden terhadap tingkat pendidikan pegawai pada kelurahan ini mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

3

5

1

30.0

50.0

10.0

Kurang Setuju 1 10.0

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab tidak setuju, 1 orang (10 %) menjawab netral, dan 5 orang (50 %) menjawab setuju, dan 3 orang (30 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai setuju tingkat pendidikan pegawai pada kelurahan ini mempengaruhi produktivitas kerja pegawai.


(61)

4.3.

Data Jawaban Responden Terhadap Variabel Produktivitas Kerja

Pegawai

Untuk mengukur variabel kinerja pegawai digunakan 10 pertanyaan yang diperoleh dari indikator – indikator yang telah ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 altrnatif jawaban dan kepada responden diminta untuk memilih satu alternatif jawaban tersebut. Berdasarkan jawaban dari responden dari kuesioner yang disebarkan yang berisi pertanyaan kinerja pegawai maka diketahui jawaban responden dari tabel – tabel berikut ini:

Tabel 15. Distribusi jawaban responden terhadap kemampuan melaksanakan tugas yang diberikan secara berdayaguna dan berhasil guna

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

10

-

100.0

-

Netral - -

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013


(62)

Kelurahan Berngam Binjai mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan secara berdayaguna dan berhasil guna.

Tabel 16. Distribusi jawaban responden terhadap kemampuan yang dimiliki melebihi hasil kerja rata-rata, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

4

5

1

40.0

50.0

10.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab netral, 5 orang (50 %) menjawab setuju, dan 4 orang (40 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa para pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai memiliki kemampuan yang melebihi hasi memiliki kemampuan yang melebihi hasil kerja rata-rata, baik dalam arti mutu maupun dalam arti jumlah.


(63)

Tabel 17. Distribusi jawaban responden terhadap kemampuan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

6

4

60.0

40.0

Netral 0.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar para pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai mampu menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.


(64)

Tabel 18. Distribusi jawaban responden terhadap jabatan saat ini sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

4

6

-

40.0

60.0

-

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat, 6 orang (60 %) menjawab setuju, dan 4 orang (40 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa jabatan para pegawai di Kantor Kelurahan Benrgam Binjai saat ini sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan.


(65)

Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden terhadap menyukai bidang pekerjaan yang digeluti saat ini

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netal

3

7

-

30.0

70.0

-

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 7 orang (70 %) menjawab setuju, dan 3 orang (30 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar para pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai menyukai bidang pekerjaan yang digeluti saat ini.


(66)

Tabel 20. Distribusi jawaban responden terhadap keahlian dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang pekerjaan saat ini

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

2

7

1

20.0

70.0

10.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 1 orang (10 %) menjawab netral, 7 orang (70 %) menjawab setuju, dan 2 orang (20 %) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar para pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan bidang pekerjaan saat ini.


(67)

Tabel 21. Distribusi jawaban responden terhadap pegawai memperoleh penghargaan atas prestasi kerja

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

-

-

1

-

-

10.0

Kurang Setuju 5 50.0

Tidak Setuju 4 40.0

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 4 orang (40%) menjawab tidak setuju, 5 orang (50 %) menjawab kurang setuju, dan 1 orang (10%). Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar para pegawai di Kantor Keluarahan Berngam Binjai tidak pernah mendapatkan penghargaan atas prestasi kerja.


(68)

Tabel 22. Distribusi jawaban responden terhadap usaha untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

8

2

-

80.0

20.0

-

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 8 orang (80%) menjawab setuju, dan 2 orang (20%) menjawab sangat setuju. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar para pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai setuju untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.


(69)

Tabel 23. Distribusi jawaban responden terhadap pekerjaan yang diselesaikan sering mengalami kesalahan sehingga harus diulang kembali

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

-

-

1

-

-

10.0

Kurang Setuju 5 50.0

Tidak Setuju 4 40.0

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dijelaskan bahwa terdapat 4 orang (40%) menjawab tidak setuju, 5 orang (50%) menjawab kurang setuju, dan 1 orang (10%) menjawab netral. Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa para pegawai di Kantor Keluarahan Berngam Binjai kurang setuju kalau pekerjaan yang mereka selesaikan sering mengalami kesalahan dan harus diulang kembali karena pekerjaan mereka dapat dikerjaan dan diselesaikan dengan baik.


(70)

Tabel 24. Distribusi jawaban responden terhadap pekerjaan sesuai dengan harapan dan strandart dari kantor lurah

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

-

10

-

-

100.0

-

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Berdasarkan data tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa seluruh pegawai di Kantor Kelurahan Berngam Binjai setuju pekerjaan mereka sesuai dengan harapan dan standart dari kantor lurah.


(71)

Tabel 25. Distribusi rawaban responden terhadap dorongan untuk bekerja lebih baik dibandingkan dengan rekan kerja yang lain

Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Netral

3

5

2

30.0

50.0

20.0

Kurang Setuju - -

Tidak Setuju - -

Total 10 100.0

Sumber : Kuesioner Penelitian 2013

Pada tabel tersebut dapat dilihat mayoritas responden memilih setuju (50%) yaitu adanya dorongan diri sendiri untuk bekerja lebih baik lagi. Hal ini menunjukkan bahwa Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota memiliki sumber daya manusia yang cukup baik dimana mereka memiliki kesadaran dari diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Sebab selain dorongan motivasi yang diberikan oleh organisasi, dorongan dari diri sendiri lebih mamacu para pegawai untuk berprestasi.


(72)

BAB V

ANALISA DATA

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Data-data yang telah diperoleh tersebut akan dianalisis dengan analisa korelasi antar variabel dan menggunakan korelasi product moment, uji signifikan dan perhitungan koefisien korelasi determinasi.

Sebelum itu, penulis akan menyajikan nilai jawaban yang telah diberikan oleh responden untuk diklasifikasikan terlebih dahulu ke dalam kategori alternatif jawaban yang telah ditentukan.

5.1. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum.Tingkat pendidikan diukur menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.. Indikator-indikator tersebut telah tertuang di dalam 10 pertanyaan pada kuesioner yang telah diberikan kepada 10 orang responden.

Variabel tingkat pendidikan berdasarkan hasil jawaban oleh 10 orang responden diperoleh nilai tertinggi yaitu 44, sedangkan nilai jawaban yang terendah adalah 27, untuk mengetahui jarak intervalnya maka digunakan rumus:

Bilangan

Banyak

Terendah

Skor

-Tertinggi

Skor

=

Rentang


(73)

I = I =

5 27 44−

I = 3,4 (dibulatkan menjadi 3)

Interval tersebut bisa digunakan untuk menyusun kategori berikut:

Pengaruh Tingkat Pendidikan untuk kategori sangat tinggi = 41 - 44 Pengaruh Tingkat Pendidikan untuk kategori tinggi = 37 - 40 Pengaruh Tingkat Pendidikan untuk kategori sedang = 33 - 36 Pengaruh Tingkat Pendidikan untuk kategori rendah = 29 - 32 Pengaruh Tingkat Pendidikan untuk kategori sangat rendah = 25 – 28

Dari kategori yang telah diklasifikasikan di atas kita dapat mengetahui termasuk kategori yang manakah tingkat pendidikan pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai Kota. Untuk mengetahuinya, dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 26: Rekapitulasi Klasifikasi Jawaban Responden Berdasarkan Pengaruh Tingkat Pendidikan

KATEGORI INTERVAL FREKUENSI PERSENTASE

Sangat Tinggi 41 – 44 2 20,00

Tinggi 37 – 40 5 50,00

Sedang 33 – 36 2 20,00

Rendah 29 – 32 0 0,00


(1)

Thitung =

0,660

(

)

2

660

,

0

1

2

10

T

hitung

=

0,660

4356

,

0

1

8

T

hitung

=

0,660

5644

,

0

828

,

2

Thitung =

0,660

7513

,

0

828

,

2

T

hitung

=

2,48

Dari perhitungan di atas dapat diperoleh nilai r sebesar 0,660 dan diuji kebenarannya menggunakan uji t dan thitung sebesar 2,48 > ttabel dengan signifikasi 0,000 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesa alternative (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak, ini juga berarti bahwa tingkat pendidikan (X) mempunyai pengaruh yang positif terhadap produktivitas kerja pegawai (Y).

5.3.3.Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya variabel bebas (tingkat pendidikan) dan variabel terikat (produktivitas kerja) pada Kantor Kelurahan Berngam Binjai Kota. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi dan dikaitkan dengan 100%, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

D = r2 . 100% D = (0,660)2 . 100% D = 0,4356 . 100%

D = 43,56% (dibulatkan menjadi 44%)

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Kelurahan


(2)

Berngam Kecamatan Binjai Kota sebesar 44% setelah diketahui koefisien determinan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh berada pada kategori sedang dan selebihnya 56% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini seperti motivasi, kompensasi, sistem informasi manajemen dan sebagainya.

Perhitungan-perhitungan yang dilakukan di atas telah menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pegawai Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota memiliki pengaruh yang cukup besar dan signifikan terhadap produktivitas pekerjaan yang dihasilkan. Tingkat pendidikan menentukan sejauh mana pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik kemampuan dan pengetahuan yang ia miliki, dan oleh karena itu orang-orang yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan diberikan kepercayaan serta tanggung jawab yang lebih besar. Selain itu, tingkat pendidikan juga akan menentukan jabatan atau posisi seseorang dalam suatu organisasi.

Tingkat pendidikan yang dimiliki para pegawai pada Kantor Kelurahan Berngam Kecamatan Binjai Kota telah sesuai dengan kemampuan serta bidang pekerjaan yang mereka geluti saat ini sehingga menghasilkan produktivitas yang mampu menyelesaikan pekerjaan dan melayani masyarakat dengan baik. Akan tetapi, untuk dapat lebih meningkatkan produktivitas kerja sebaiknya kemampuan para pegawai terus ditingkatkan seperti memberikan pelatihan atau seminar agar kemampuan yang dimiliki dapat terus berkembang yang nantinya akan berdampak positif pada produktivitas pekerjaan yang dihasilkan.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.

Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap data penelitian berdasarkan analisis – analisis dan pengujian pada bab V, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Dari hasil perhitungan korelasi antara tingkat pendidikan (variabel X) dan produktivitas kerja pegawai (variabel Y), ditunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kedua variabel tersebut. Ini berarti bahwa jika tingkat pendidikan semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula produktivitas yang dihasilkan oleh para pegawai, dan hal ini berlaku sebaliknya dimana jika tingkat pendidikan rendah maka produktivitas kerja pegawai juga akan menurun.

2. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja pegawai yaitu 44% dan selebihnya 56% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini yaitu motivasi, kompensasi, sistem informasi manajemen, dll.

6.2.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dijadikan saran-saran yang dapat dikemukakan :

1.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menemukan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, kurangnya minat pegawai untuk


(4)

mengikuti diklat karena sebahagian pegawai lain berpendapat diklat yang diikuti tidak menambah pendapatan.

2.

Kepada Lurah Berngam Kecamatan Binjai Kota untuk lebih mengarahkan kepada seluruh pegawai untuk lebh aktif untuk mengikuti diklat dan pelatihan yang berguna untuk meningkatkan produktivitas kerja.

3.

Produktivitas kerja pegawai telah berada dalam kategori yang cukup tinggi. Hal ini dapat ditingkatkan lagi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan sarana untuk menunjang dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Nazili. 1982. Pendidikan dan Masyarakat. Yogyakarta : CV. Bina

Usaha.

Ari Kunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Cetakan Pertama. Yogyakarta: PT. BPFE

Toha, Miftah. 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta :

Pranada Media

Nawawi, Hadari. 2006. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Siagian Sondang, P. 2002. Kiat Peningkatan Produktifitas. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Singarimbun, Masri, dkk. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

Sinungan, Muchdarsyah. 2008. Produktifitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sugiyono. 2005. Metodologi Administrasi. Bandung: Alfa Betha.

Sutrisno, Edhy. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumitro.(1998).Pengantar Ilmu Pendidikan.Yogyakarta : IKIP Yogyakarta

Tim Pengembangan MKDK. 1995. Dasar-dasar Kependidikan.Semarang : IKIP

Semarang Press.

Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 1994. Pengantar Pendidikan.Jakarta :

Depdikbud.

Sumber lain :

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 8


(6)

Situs internet :