BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Imunisasi Tetanus Toksid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan Millenium (MDG’s), tepatnya pada tujuan ke-4 dan tujuan ke-5, yaitu menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Angka kematian merupakan indikator yang paling sering dijadikan sebagai standar atau tingkat keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu, hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan ditujukan untuk menurunkan angka kematian (Prasetyawati, 2012).

  Unsur kualitas hidup dan unsur-unsur mortalitas sangat mempengaruhi derajat kesehatan yang optimal. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate

  

(IMR) merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk menentukan derajat

  kesehatan suatu wilayah, oleh karena itu hampir semua kegiatan pembangunan kesehatan ditujukan untuk menurunkan angka kematian bayi. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2012 di Kabupaten Langkat angka kematian bayi sebesar 3,17 per 1.000 kelahiran hidup, jumlah bayi yang mati sebanyak 70 jiwa dari 22.091 kelahiran hidup.

  Menurut BPS (2012), penyebab utama kematian bayi di negara berkembang adalah tetanus neonatorum (TN). Untuk pencegahan tetanus neonatorum (TN) dapat dilakukan dengan imunisasi yaitu suntikan tetanus toksoid (TT) yang diberikan selama kehamilan. Berdasarkan laporan Kemenkes RI (2013) pada tahun 2012, kasus

  1 tetanus neonatorum (TN) di Indonesia dilaporkan sebanyak 114 kasus yang tersebar di 20 propinsi, dengan jumlah meninggal akibat tetanus neonatorum (TN) tersebut sebanyak 59 kasus. Kasus tetanus neonatorum (TN) paling banyak terjadi di Propinsi Banten (32 kasus) dan Jawa Timur (29 kasus).

  Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2012) terjadi 3 kasus tetanus neonatorum (TN), jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 11 kasus, 2010 yaitu 5 kasus dan tahun 2009 yaitu 6 kasus. Bila dilihat dari daerah terjadinya kasus, diketahui 2 kasus terjadi di Kabupaten Labuhan Utara dan 1 kasus di kabupaten Tapanuli Tengah.

  Pencegahan kasus tetanus neonatorum dilakukan dengan imunisasi yang merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Imunisasi sebaiknya dipandang bukan hanya sebagai upaya klinik saja, namun harus dipandang sebagai intervensi epidemiologik dan dinilai keberhasilannya dengan parameter epidemiologik, yaitu berapa banyak kasus dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi serta wabah yang dapat dihentikan penularannya (IDAI, 2011).

  Persentase anak yang terlindung dari tetanus neonatorum (TN) yaitu anak yang ibunya berumur 20-34 tahun (61,2%), ibu yang tinggal di perkotaan (61,4%) dan ibu yang pendidikan menengah keatas (63,5%) lebih besar kemungkinannya untuk terlindung dari tetanus. Proporsi ibu umur 20-34 tahun yang dibantu oleh tenaga kesehatan ketika melahirkan lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi ibu lebih muda atau lebih tua. Ibu yang tinggal di daerah perkotaan lebih besar kemungkinannya untuk mendapatkan pertolongan persalinan dari tenaga medis terlatih dibanding ibu yang tinggal di perdesaan (BPS, 2012).

  Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut

  

Clostridium Tetani. Tetanus masuk ke tubuh melalui luka, pada bayi baru lahir

  penyakit ini menginfeksi pada saat persalinan dan perawatan tali pusat yang dapat menyebabkan kematian. Masih banyaknya calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah terpencil berada dalam keadaan yang bisa disebut masih jauh dari kondisi bersih dan alat yang steril pada saat persalinan dikarenakan proses persalinan masih ditolong oleh penolong persalinan tradisional (68%), untuk pemotongan tali pusat alat yang digunakan berupa bambu (26%), dan kasus tetanus terjadi disebabkan oleh ibu hamil yang tidak diimunisasi tetanus toksoid, yang merupakan faktor penyebab bayinya terkena tetanus (Kemenkes RI, 2011).

  Ibu merupakan anggota keluarga yang paling rentan mengalami masalah kesehatan. Pemeriksaan kehamilan oleh ibu hamil ke tenaga kesehatan secara teratur sangat penting untuk kesehatan ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Hal ini dilakukan guna menghindari risiko kehamilan yang tidak diinginkan sedini mungkin baik terhadap kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Sehingga ibu hamil dapat bersalin dengan sehat dan melahirkan bayi yang sehat. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada umumnya adalah pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri (bagian atas rahim), pemberian tablet zat besi, serta imunisasi tetanus toksoid (TT) (BPS, 2012).

  Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan imunisasi yaitu dengan memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan vaksin (ketersediaan vaksin, promosi kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan), pelayanan kesehatan ibu hamil terutama pertolongan persalinan yang bersih oleh tenaga kesehatan dan perawatan tali pusat yang bersih serta penguatan surveilans tetanus neonatorum (TN). Tetanus neonatorum perlu dijadikan sebagai salah satu penyakit yang dilaporkan secara mingguan dalam laporan system kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa. Karena terjadinya satu kasus tetanus neonatorum dapat ditetapkan sebagai KLB sehingga perlu dilakukan penanggulangan secepatnya (Kemenkes RI, 2012).

  Beberapa permasalahan tentang pencapaian target imunisasi Tetanus Toksoid (TT) pada wanita usia subur yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu maupun WUS tidak hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah dari cakupan K4 (Kemenkes RI, 2011). Hal ini sesuai dengan pernyataan Khoiri dkk (2012), bahwa permasalahan belum tercapainya target cakupan imunisasi TT ibu hamil ialah karena ibu hamil tidak lagi datang berkunjung ke posyandu sehingga pemberian suntikan TT berikutnya tidak bisa diberikan, dan petugas kesehatan tidak memberikan suntikan melalui kunjungan rumah.

  Disamping itu masih banyak ibu hamil yang belum mengetahui pentingnya imunisasi tetanus toksoid (TT) bagi dirinya maupun bayi yang sedang dikandungnya serta bahaya yang akan dihadapi jika terkena infeksi tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada bayi. Jika semua ibu hamil mau melaksanakan penyuntikan imunisasi tetanus toksoid maka angka kejadian infeksi tetanus pada ibu nifas dan bayi baru lahir akan menurun secara drastis dan tingkat kesehatan penduduk Indonesia akan meningkat (Syafrudin dkk, 2011).

  Karakteristik ibu hamil meliputi umur, pendidikan, paritas dan pengetahuan berpengaruh terhadap penerimaan imunisasi tetanus toksoid (TT). Hasil penelitian Pratiwi (2013) diperoleh paritas ibu hamil sebagian besar adalah pada paritas multipara sebanyak 20 orang (55,6%), hal ini disebabkan karena pada kelompok paritas multipara lebih banyak mengetahui manfaat imunisasi TT terkait dengan pengalamannya terdahulu yang sudah beberapa kali mengalami kehamilan dan persalinan sedangkan paritas terendah terdapat pada paritas primipara 16 orang (44,4%) yang disebabkan karena belum mengetahui pentingnya imunisasi TT.

  Dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula motivasi untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan karena telah memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, hal ini akan membuat keputusan yang lebih baik dalam bertindak.

  Faktor predisposisi meliputi umur, pendidikan, paritas, pengetahuan dan sikap berhubungan dengan tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil. Hasil penelitian Maulida (2012) menyatakan bahwa sikap ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Meutulang kecamatan Panton Reu kabupaten Aceh Barat berpengaruh terhadap pemberian imunisasi TT. Sikap seseorang terhadap sesuatu hal akan positif apabila didukung dengan pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut maka semakin positif sikap terhadap kesehatan.

  Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil di Kabupaten Langkat tahun 2012 yang terdiri dari 23 kecamatan dengan jumlah 30 puskesmas, cakupan ibu hamil dengan imunisasi TT1 10.439 ibu hamil (41,9%), TT2 8.715 ibu hamil (35%). Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat diwilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Tahun 2013 dari bulan Januari dan Februari yang mendapatkan TT1 pada bulan Januari 2013 19 orang (2,04%), TT2 pada bulan Januari 17 orang (1,802%), TT1 pada bulan Februari 0 orang, TT 2 pada bulan Februari 0 orang dengan sasaran ibu hamil sebanyak 943 orang

  Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, dari 7 orang ibu hamil status tindakan penerimaan imunisasi tetanus toksoid tidak lengkap dengan alasan adanya rasa takut terhadap efek samping dari imunisasi dan kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi tersebut. Sedangkan petugas kesehatan telah memberikan penyuluhan dan menyediakan sarana untuk imunisasi.

  Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah faktor predisposisi (umur, pendidikan, paritas, pengetahuan, dan sikap) berhubungan terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat.

  1.2 Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah : tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat yang masih rendah.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi (umur, pendidikan, paritas, pengetahuan, dan sikap) terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

  1.4 Hipotesis Penelitian

  Ada hubungan faktor predisposisi terhadap tindakan imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sambi Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

  1.5 Manfaat Penelitian 1.

  Sebagai bahan masukan dan informasi bagi puskesmas untuk lebih meningkatkan cakupan pemberian imunisasi tetanus toksoid bagi ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandaialing Natal Tahun 2015

28 156 85

Hubungan Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Imunisasi Tetanus Toksid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014

1 51 108

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 2.1.1 Defenisi - Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandaialing Natal Tahun

0 0 20

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandaialing Natal Tahun 2015

1 1 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Studi Kualitatif Pemenuhan Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang Tahun 2013

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas KIA di Puskesmas Kota Binjai Tahun 2015

0 4 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perilaku Ibu Balita Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat 2014

0 2 9

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak Di Desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Tahun 2014

0 0 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Imunisasi Tetanus Toksoid - Hubungan Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Imunisasi Tetanus Toksid pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 0 18