BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per tahun dan biasanya jumlah yang digunakan pun biasanya relatif sedikit. Adapun berbagai bidang usaha UMKM adalah seperti usaha rumah makan, usaha pembuatan makanan dan minuman ringan, kerajinan tangan, jasa seperti tukang cukur, usaha jahit-menjahit dan sebagainya.

  Kontribusi UMKM sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga UMKM memiliki peran yang penting dan strategis bagi pertumbuhan perekonomian negara. Pertumbuhan UMKM dapat menjadi suatu rangsangan bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara dan juga sebagai pencipta lapangan pekerjaan yang dimana dapat menekan jumlah pengangguran di suatu negara.

  Pertumbuhan dan perkembangan UMKM pada suatu negara dapat diartikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi khususnya pada negara-negara berkembang. Karena semakin banyak jumlah UMKM pada suatu negara maka produktivitas dan pendapatan negara tersebut semakin meningkat karena dengan adanya UMKM tersebut, jiwa enterpreneur masyarakat semakin terasah.

  Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah UMKM yang cukup banyak, dilihat dari data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 56.539.560 yang tersebar diseluruh indonesia yang dimana jumlah tersebut mewakili hampir 99,9% jumlah bisnis yang ada di Indonesia yang dimana pertumbuhannya setiap tahunnya semakin banyak.

Tabel 1.1 Data Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) periode 2011- 2012

  Tahun 2011 Tahun 2012 Persentase No Indikator Pangsa Pangsa

  Jumlah Jumlah Perkembangan (%) (%)

  1 Usaha Mikro 54.559.969 99,99 % 56.534.592 99,99% 2,38 %

  2 Usaha Kecil 602.195 1,09 % 629.418 1,11% 4,52 %

  3 Usaha Menengah 44.280 0.08 % 48.997 0.09 % 10,65 % Total 55.206.444 100 % 56.534.592 100 %

  (sumbeah peneliti 2014) UMKM memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB)

  Indonesia. Dilihat dari data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UKM, adapun kontribusi UMKM pada tahun 2012 sebesar Rp 4.869.568,1 Milyar atau sekitar 59,01 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia yang dimana angka tersebut cukup besar dibanding dengan kontribusi dari Usaha Besar yang hanya memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto tahun 2012 sebesar Rp 3.372.296,1 Milyar atau sekitar 40,99 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia.

Tabel 1.2 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) Atas Pendapatan Domestik Bruto Periode 2011-2012 (Dalam Milyar rupiah)

  Tahun 2011 Tahun 2012 Persentase No Indikator Pangsa

  Jumlah Jumlah Pangsa (%) Perkembangan (%)

  1 Usaha Mikro 2.579.388,4 34,73 % 2.951.120,6 35,81 % 14,41 %

  2 Usaha Kecil 722.012,8 9,72 % 798.122,2 9,68 % 10,54 %

  3 Usaha Menengah 1.002.170,3 13,49 % 1.120.325,3 13,59 % 11,79 % Total 4.303.5715 57,94 % 4.869.568,1 59,08 %

  (sumbeah peneliti 2014) Selain memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB), UMKM di Indonesia memiliki kontribusi lain yaitu dapat menekan jumlah pengangguran di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada sektor UMKM pada tahun 2012 mencapai 110.808.154 pekerja atau 97,16 % dari total pekerja yang bekerja di Indonesia .

Tabel 1.3 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Atas Jumlah Tenaga Kerja Periode 2011-2012

  No Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Persentase Jumlah Pangsa (%) Jumlah Pangsa (%) Perkembangan

  1 Usaha Mikro 94.957.797 90,77 99.859.517 90,12 5,16

  2 Usaha Kecil 3.919.992 3,75 4.535.970 4,09 15,71

  3 Usaha 2.844.669 2,72 3.262.023 2,94 14,67 Menengah Total 101.722.458 97,24 107.657.509 97,16

  (sumbeah peneliti 2014) Berdasarkan data-data diatas, peran UMKM dalam perekonomian Indonesia cukup berpengaruh secara signifikan baik dalam hal kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia maupun dalam hal pembukaan lapangan pekerjaan.

  Medan adalah salah satu kota besar yang ada di Indonesia yang memiliki jumlah UMKM yang cukup besar. Menurut data Pemko Medan, jumlah UMKM di Kota Medan pada tahun 2012 mencapai 242.890 unit yang dimana kelembagaannya belum tertata secara maksimal baik itu soal perizinan maupun aspek legalitasnya sehingga jumlah UMKM di Kota Medan masih belum pasti. Adapun jenis-jenis UMKM yang ada di Kota Medan yaitu usaha dibidang kuliner, jasa percetakan, pembuatan kerajinan tangan dan sebagainya.

  Kerajinan rotan adalah salah satu dari sekian banyak jenis-jenis UMKM yang ada di Kota Medan. Pada usaha ini, kayu rotan yang masih berupa batang- batang rotan dianyam menjadi kursi rotan, meja rotan, kotak parsel dan sebagainya yang dimana produk-produk yang dihasilkan dari kayu rotan sangat bagus dan lebih awet dibanding dengan produk kerajinan kayu lainnya. Pemanfaatan kayu rotan sebagai bahan baku kerajinan merupakan potensi yang besar dan memiliki prospek yang baik dalam hal pengembangan usaha kerajinan tangan dengan harapan dapat meningkatkan kesejaterahan para pengrajin kayu rotan di Kota Medan. Namun dengan keterbatas kemampuan dan keahlian para pengrajin dalam memasarkan kerajinan yang dihasilkan, perlu adanya suatu motivasi yang diberikan kepada pengrajin tersebut agar dapat mengembangkan usaha kerajinan rotan secara berkelanjutan.

  Salah satu dari penghasil kerajinan rotan yang ada di Kota Medan adalah Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang digeluti oleh Bapak G.Purba yang dimana usaha tersebut sudah ia rintis mulai dari tahun 1989. Adapun produk- produk kerajinan rotan yang dihasilkan adalah berupa keranjang parsel, kursi rotan, lemari dan olahan rotan lainnya dengan berbagai macam ukuran dan bentuk yang dimana produk tersebut berbahan baku kayu rotan yang kualitasnya baik yang diproses secara baik dan benar sehingga menghasilkan produk-produk yang berkualitas untuk dipasarkan

  Sebelum reformasi, Usaha Rotan Swaka Karya memiliki pangsa pasar cukup luar hingga hasil kerajinan rotan di ekspor keluar negeri. Namun semenjak reformasi, penjualan rotan ke luar negeri dipeketat sehingga pengrajin rotan kesulitan memasarkan produknya keluar negeri sehingga usaha kerajinan rotan Swaka Karya beralih profesi dari membuat kerajinan rotan seperti kursi, meja, lemari menjadi membuat keranjang parsel dan hiasan dengan berbagai ukuran dan model yang dimana produk tersebut dipasarkan di pasar domestik saja.

  Walaupun pangsa pasar dari produk kerajinan usaha terus meningkat terutama pada perayaan hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan tahun baru, Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya belum memiliki perencanaan dan pengimplementasikan strategi pemasaran dalam mengembangkan usahanya.

  Padahal, strategi pemasaran sangatlah penting dalam hal mengembangkan usaha terutama usaha berskala mikro, kecil maupun menengah. Karena strategi pemasaran merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan serta sasaran yang sudah direncanakan sebelumnya.

  Dengan perumusan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi iklim persaingan, trend yang berkembang serta perubahan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal perusahaan akan mampu berkembang dan bersaing dengan pesaing yang sejenis sehingga mampu mempertahankan eksitensi usaha secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. Sebelum menyusun strategi pemasaran, perlu dilakukan identifikasi berbagai faktor secara sistematis.

  Adapun teknik dalam mengidentifikasinya adalah dengan menggunakan analisis SWOT yaitu analisis yang mengidentikasi Kekuatan usaha (Streght), Kelemahan usaha (Weakness), Peluang perusahaan (Oportunity) dan Ancaman Perusahaan (Threat). Analisis Swot dibagi menjadi 2 yaitu : analisis kekuatan dan kelemahan (strenght and weakness) yang merupakan analisis yang menganalisis situasi internal perusahaan dimana perusahaan mampu untuk mengendalikannya termasuk dalam kebijakan Marketing Mix/4P (Price, Product, Place dan

  

Promotion ). Sedangkan analisis peluang dan ancaman (Oportunity and Threat)

  merupakan analisis yang menganalisis internal perusahaan dimana perusahaan tidak mampu untuk mengendalikannya.

  Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini adalah Penelitian yang dilakukan oleh Rukmini (2011) yang melakukan analisis SWOT pada usaha Rumah Makan Kamang Jaya di Kota Medan. Hasil yang diperoleh bahwa Rumah Makan kamang Jaya memiliki kekuatan pelayanan yang cukup baik yang dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam usaha rumah makan disekitar Jalan Singa tetapi juga memiliki ancaman yang cukup serius yaitu munculnya berbagai macam usaha rumah makan sehingga memunculkan persaingan yang ketat tetapi memiliki peluang yang cukup bagus, karena posisi Rumah Makan Kamang jaya berada pada posisi strategis yaitu berada pada daerah bisnis, pendidikan dan pemukiman warga sehingga memberi peluang yang cukup besar untuk mendapatkan pelanggan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Nuraviva Mutia Rizky (2011) yang melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan metode AHP (Analytica Hierarchy

  Process ) pada KUB Zocha Graha Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hasil

  penelitian yang diperoleh Faktor utama yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran pada KUB Zocha Graha Kriya adalah kapasitas perusahaan , faktor produk dan kondisi finansial perusahaan menjadi faktor dengan prioritas kedua dan ketiga yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Faktor sikap konsumen menjadi faktor keempat yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Kemudian, faktor kelima dan keenam yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran adalah kondisi persaingan dan kapasitas outlet.

  Penelitian yang dilakukan oleh Agus Santoso (2008) yang meneliti Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah pada UKM Kambing Desa Cikarawang, kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa barat dengan menggunakan analisis SWOT dan menggunakan metode Quantitative Strategic

  Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian yang diperoleh adalah Faktor strategis

  kekuatan internal UKM Kambing Desa Cikarawang adalah sebagai berikut: Kemampuan menjual kambing sesuai kebutuhan konsumen, kemampuan mensuplai kambing secara berkelanjutan, Kebutuhan pakan tersedia melimpah, Kesehatan hewan ternak baik, Pengaturan kandang sudah dilakukan dengan baik, Tenaga kerja cukup terampil, berpengalaman,mempunyai loyalitas dan motivasi tinggi Mempunyai hubungan baik dengan semua tenaga kerja, Mempunyai pelanggan tetap, Terjalinnya hubungan yang baik semua mitra bisnis. Sedangkan faktor strategis kelemahan internal UKM Kambing Desa Cikarawang yaitu : Belum memberikan pakan tambahan, Belum memberikan obat-obatan untuk mencegah penyakit, Pengetahuan tentang pasar dan budidaya terbatas, Tingkat pendidikan masih rendah, Sistem pencatatan belum ada, Kekuatan menentukan harga lemah karena tergantung pada satu pasar/pelanggan, Adanya dampak yang dialami UKM apabila pasar/pelanggang tersebut mengalami masalah, belum melakukan promosi secara agresif, dan Lokasi usaha kurang strategis. Dari analisis data yang dilakukan input stage melalui matriks EFE dan IFE menunjukan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman masih rata-rata, yaitu nilai skor matrik EFE 2,692 masih pada internal 2,00 sampai 2,99. begitu juga dengan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam menggunakan kekuatan untuk menutupi kelemahannya masih dalam kategori rata-rata, karena skor matriks IFE 2,919 masih berada di interval 2,00 sampai 2,99.

  Penelitian yang dilakukan oleh Syahzera (2009) yang meneliti tentang Strategi Pemasaran Kripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap kelinci di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitiannya adalah Usaha kripik singkong industri rumah tangga cap kelinci memiliki kekuatan pada keunggulan produk dan sikap jujur dan ramah terhadap pelanggan, tetapi memiliki kelemahan yaitu perusahaan tidak memiliki kas perusahaan sehingga perusahaan mengalami krisis keuangan (menurun) apabila perusahaan tersebut terkena dampak dari perekonomian dunia yang sedap drop dan tidak menggunakan jasa promosi atau iklan. Adapun alternatif startegi yang dapat diterapkan adalah strategi keunggulan produk.

  Penelitian yang dilakukan oleh Inka Rahmisari (2011) tentang Analisis Strategi SWOT Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Pemasaran Coffe Mix Di Kota Medan (Studi Kasus Pada PT. Indrapura Perkasa Medan).

  Hasil penelitian ini adalah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Indrapura Perkasa Medan adalah menambah pelanggan dengan service yang baik, mengantar barang pesan dengan cepat dan menjalin kerjasama dengan perusahaan asing yang memproduksi coffe Mix , adapun strategi SO adalah meningkatkan kualitas pelayanan bagi pelanggan tetap, strategi ST adalah mulai melirik perusahaan asing yang ada di luar negeri untuk memasarkan produk, adapun strategi WO adalah membuat website khusus perusahaan dan menambah jumlah pengangkutan.

  Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, maka peneliti ingin mengkaji, menelaah dan meneliti mengenai startegi pemasaran UMKM dengan judul:

  “Stategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada UMKM Kerajinan Rotan Swaka Karya di Kota Medan)”.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

  1. Mengidentifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

  2. Menganalisis Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat) pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya 3. Menyusun dan merekomendasi Strategi pemasaran apakah yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka

  Karya berdasarkan analisis SWOT

1.3 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain :

  1. Untuk mengetahui Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

  2. Untuk melihat Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat) Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya 3. Untuk mengetahui Strategi pemasaran apakah yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berdasarkan analisis SWOT

1.4 Manfaat penelitian

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

  1. Bagi Peneliti Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi ilmu administrasi Bisnis FISIP USU b. Untuk mengetahu proses analisis SWOT pada Usaha Mikro, Kecil dan

  Menengah 2. Bagi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

  Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dan masukan positif bagi pelaku usaha agar menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi pemasaran untuk produk yang dihasilkan.

  3. Bagi Akademis Hasil yang diharapkan dapat mmberikan gambaran serta penerapan dan penyusunan strategi pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya 4. Bagi Pelaku UMKM

  Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelaku UMKM lainnya yang terkait dengan kebijakan pemasaran dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah berbasis kerajinan dengan bahan baku kayu rotan

Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

19 171 94

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Strategi BMT Al-Kautsar Dakta Dalam Mengembangkan Usaha Kecil Dan Menengah Di Bekasi

1 10 115

Pembuatan WebGIS Untuk Pemetaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Di Kabupaten Blitar

0 1 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Praktik Tanggung Jawab Sosial Dan Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Kebun Adolina, Kabupaten Deli Serdang

0 1 10

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Strategi Pengembangan Usaha Dalam UpayaMeningkatkan Usaha (Studi Kasus Pada RestoranSop Saudara Jalan Ringroad Medan)

0 1 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Tauko Medan

1 2 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan Medan Selayang

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Faktor Internal, Eskternal Dan Strategi Terhadap Daya Saing Usaha Kecil Menengah Pada Pengusaha Bika Ambon Di Medan

3 15 8