Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

(1)

MENENGAH (UMKM) DALAM MENGEMBANGKAN USAHA

(Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana (S1) PadaProgram Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh: HERY CHRISTIAN S.

100907049

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usahanya (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat melalui Analisis SWOT sebagai alat analisi yang digunakan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan (Strenght, Weakness) dan faktor eksternal perusahaan (Opportunity, Threat) sehingga dapat menentukan strategi pemasaran yang akan kemudia diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif (Mixing Method). Data penelitian yang digunakan pada penelitian adalah data primer kemudian data tersebut dianalisis dengan bantuan Matriks SWOT sehingga dihasilkan strategi yang akan direkomendasikan kepada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Selanjutnya data primer tersebut diolah denga pendekatan kuantitatif dengan menggunakan matriks IFAS (Internal Analysis Factor Summary) dan matriks EFAS (Eksternal Analysis Factor Summary) dengan tujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada Diagram Analisis SWOT sehingga dapat ditentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya dalam mengembangkan usahanya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berada pada Kuadran I dalam Matriks Analisis SWOT. Adapun strategi yang tepat untuk Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah strategi Progresif dengan tujuan untuk mengembangkan usahanya agar dapat lebih maju dari sebelumnya dan dapat mencapai tujuan usaha yang sudah direncanakan.

Kata Kunci : Strategi Pemasaran dan Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)


(3)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahterah dan damai beserta kita,

Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan saudara saya atas segala doa, dukungan, motivasi, kasih saying dan kesabaran yang sangat luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan banyak terimakasih kepada : 1. Bapak Prof.DR. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Kak Siswati Saragih selaku staff Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Lagut Sutandra, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan waktu yang sangat berarti untuk untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan nasehat guna penyempurnaan skripsi ini

5. Kepada Bapak G.Purba selaku pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang sudah membantu banyak dalam penelitian ini

6. Kepada Lamtiurma Sitanggang yang telah memberikan semangat, doa, motivasi dan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

7. Kepada Kak Novelina Juniarti Sitanggang yang telah memberi dukungan doa dan motivasi kepada penulis

8. Kepada “TSM”, Abdianta Perangin-angin dan Syandri Maulana Siregar yang telah menjalani masa perkuliahan selama 4 Tahun

9. Kepada “Laptop Acer 4736Z” yang telah membantu proses pengetikan skripsi

10.Kepada teman-teman kelas A Stambuk 2010 atas kebersamaannya selama ini

11.Kepada teman satu bimbingan, Ruth dan Mei yang telah berbagi waktu selama menjadi teman bimbingan

12.Buat pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang telah membantu penulis baik doa, semangat dan motivasinya.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya dan menyadari skripsi ini masih memiliki keterbatasan, penulis dengan kerendahan hati menerima saran dan masukan yang membangun untuk perbaikan dimasa depan.

Medan, April 2014


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR GAMBAR……… vi

DAFTAR TABEL………. vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian... 1

1.2Rumusan Masalah... 10

1.3Tujuan Penelitian... 10

1.4Manfaat Penelitian... 11

BAB III KERANGKA TEORI 2.1 Strategi... 12

2.1.1 Pengertian Strategi... 12

2.1.2 Jenis-jenis Strategi... 13

2.2 Pemasaran... 14

2.2.1 Pengertian Pemasaran... 14

2.2.2 Ruang Lingkup Pemasaran... 15

2.3 Strategi Pemasaran... 16

2.4 Bauran Pemasaran... 17

2.4.1 Produk... 18

2.4.1 Atribut Produk... 18

2.4.2 Harga... 19

2.4.3 Promosi... 19

2.4.4 Lokasi... 20

2.5 Analisis SWOT... 20

2.5.1 Pengertian Analisis SWOT... 20

2.5.2 Teknik Analisis SWOT... 22

2.6 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)... 28

2.7 Rotan... 30

2.7.1 Pengertian Rotan... 30

2.7.2 Kegunaan Rotan... 31

2.8 Kerangka Konseptual... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian... 33

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian... 33

3.3 Informan Penelitian... 34

3.4 Defenisi Konsep... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 35

3.6 Teknik Analisis Data... 37

3.6.1 Metode Analisis Deskriptif... 37

3.6.2 Teknik Analisis SWOT... 37

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 39


(6)

4.1.1 Profil Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 39

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 42

4.1.3 Kegiatan Operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 43

4.1.4 Struktur Organisasi... 45

4.1.5 Marketing Mix Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya... 47

4.2 Penyajian Data... 51

4.3 Analisis Data... 60

4.4 Pembahasan……….. 77

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 80

5.2 Saran... 82


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Konsep Utama Dalam Aktivitas Pemasaran 13

2.2 Bauran Pemasaran 16

2.3 Diagram Analisis SWOT 25

2.4 Kerangka Konseptual 34

4.1 Struktur Organisasi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya 47


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Data Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan menengah

(UMKM)periode 2011- 2012 2

1.2 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)Atas Pendapatan Domestik Bruto Periode

2011-2012 3

1.3 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM)Atas Jumlah Tenaga Kerja Periode 2011-2012 3

2.1 Matriks SWOT Kearns 21

2.2 Matrix Internal Faktor Analysis Summary (IFAS) dan

Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS) 24 4.1 Faktor Internal dan Faktor Eksternal Usaha Kerajinan

Rotan Swaka Karya 53

4.2 Matriks SWOT Kearns Usaha Kerajinan Rota Swaka

Karya 63

4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Usaha

Kerajinan Rotan Swaka Karya 74

4.4 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Usaha


(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Strategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usahanya (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat melalui Analisis SWOT sebagai alat analisi yang digunakan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui faktor internal perusahaan (Strenght, Weakness) dan faktor eksternal perusahaan (Opportunity, Threat) sehingga dapat menentukan strategi pemasaran yang akan kemudia diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif (Mixing Method). Data penelitian yang digunakan pada penelitian adalah data primer kemudian data tersebut dianalisis dengan bantuan Matriks SWOT sehingga dihasilkan strategi yang akan direkomendasikan kepada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Selanjutnya data primer tersebut diolah denga pendekatan kuantitatif dengan menggunakan matriks IFAS (Internal Analysis Factor Summary) dan matriks EFAS (Eksternal Analysis Factor Summary) dengan tujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada Diagram Analisis SWOT sehingga dapat ditentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya dalam mengembangkan usahanya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berada pada Kuadran I dalam Matriks Analisis SWOT. Adapun strategi yang tepat untuk Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah strategi Progresif dengan tujuan untuk mengembangkan usahanya agar dapat lebih maju dari sebelumnya dan dapat mencapai tujuan usaha yang sudah direncanakan.

Kata Kunci : Strategi Pemasaran dan Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat)


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per tahun dan biasanya jumlah yang digunakan pun biasanya relatif sedikit. Adapun berbagai bidang usaha UMKM adalah seperti usaha rumah makan, usaha pembuatan makanan dan minuman ringan, kerajinan tangan, jasa seperti tukang cukur, usaha jahit-menjahit dan sebagainya.

Kontribusi UMKM sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga UMKM memiliki peran yang penting dan strategis bagi pertumbuhan perekonomian negara. Pertumbuhan UMKM dapat menjadi suatu rangsangan bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara dan juga sebagai pencipta lapangan pekerjaan yang dimana dapat menekan jumlah pengangguran di suatu negara.

Pertumbuhan dan perkembangan UMKM pada suatu negara dapat diartikan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi khususnya pada negara-negara berkembang. Karena semakin banyak jumlah UMKM pada suatu negara maka produktivitas dan pendapatan negara tersebut semakin meningkat karena dengan adanya UMKM tersebut, jiwa enterpreneur masyarakat semakin terasah.


(11)

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah UMKM yang cukup banyak, dilihat dari data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 56.539.560 yang tersebar diseluruh indonesia yang dimana jumlah tersebut mewakili hampir 99,9% jumlah bisnis yang ada di Indonesia yang dimana pertumbuhannya setiap tahunnya semakin banyak.

Tabel 1.1 Data Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) periode 2011- 2012

No Indikator

Tahun 2011 Tahun 2012

Persentase Perkembangan Jumlah

Pangsa (%)

Jumlah

Pangsa (%)

1 Usaha Mikro 54.559.969 99,99 % 56.534.592 99,99% 2,38 %

2 Usaha Kecil 602.195 1,09 % 629.418 1,11% 4,52 %

3 Usaha Menengah 44.280 0.08 % 48.997 0.09 % 10,65 %

Total 55.206.444 100 % 56.534.592 100 %

(sumber : www.depkop.go.id, diolah peneliti 2014)

UMKM memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dilihat dari data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UKM, adapun kontribusi UMKM pada tahun 2012 sebesar Rp 4.869.568,1 Milyar atau sekitar 59,01 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia yang dimana angka tersebut cukup besar dibanding dengan kontribusi dari Usaha Besar yang hanya memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto tahun 2012 sebesar Rp 3.372.296,1 Milyar atau sekitar 40,99 % dari total Produk Domestik Bruto Indonesia.


(12)

Tabel 1.2 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM) Atas Pendapatan Domestik Bruto Periode 2011-2012 (Dalam Milyar rupiah)

No Indikator

Tahun 2011 Tahun 2012

Persentase Perkembangan Jumlah

Pangsa (%)

Jumlah Pangsa (%)

1 Usaha Mikro 2.579.388,4 34,73 % 2.951.120,6 35,81 % 14,41 %

2 Usaha Kecil 722.012,8 9,72 % 798.122,2 9,68 % 10,54 %

3 Usaha Menengah 1.002.170,3 13,49 % 1.120.325,3 13,59 % 11,79 %

Total 4.303.5715 57,94 % 4.869.568,1 59,08 %

(sumber : www.depkop.go.id, diolah peneliti 2014)

Selain memiliki kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB), UMKM di Indonesia memiliki kontribusi lain yaitu dapat menekan jumlah pengangguran di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada sektor UMKM pada tahun 2012 mencapai 110.808.154 pekerja atau 97,16 % dari total pekerja yang bekerja di Indonesia .

Tabel 1.3 Data Kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Atas Jumlah Tenaga Kerja Periode 2011-2012

No Indikator Tahun 2011 Tahun 2012 Persentase

Perkembangan

Jumlah Pangsa (%) Jumlah Pangsa (%)

1 Usaha Mikro 94.957.797 90,77 99.859.517 90,12 5,16

2 Usaha Kecil 3.919.992 3,75 4.535.970 4,09 15,71

3 Usaha

Menengah

2.844.669 2,72 3.262.023 2,94 14,67

Total 101.722.458 97,24 107.657.509 97,16


(13)

Berdasarkan data-data diatas, peran UMKM dalam perekonomian Indonesia cukup berpengaruh secara signifikan baik dalam hal kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia maupun dalam hal pembukaan lapangan pekerjaan.

Medan adalah salah satu kota besar yang ada di Indonesia yang memiliki jumlah UMKM yang cukup besar. Menurut data Pemko Medan, jumlah UMKM di Kota Medan pada tahun 2012 mencapai 242.890 unit yang dimana kelembagaannya belum tertata secara maksimal baik itu soal perizinan maupun aspek legalitasnya sehingga jumlah UMKM di Kota Medan masih belum pasti. Adapun jenis-jenis UMKM yang ada di Kota Medan yaitu usaha dibidang kuliner, jasa percetakan, pembuatan kerajinan tangan dan sebagainya.

Kerajinan rotan adalah salah satu dari sekian banyak jenis-jenis UMKM yang ada di Kota Medan. Pada usaha ini, kayu rotan yang masih berupa batang-batang rotan dianyam menjadi kursi rotan, meja rotan, kotak parsel dan sebagainya yang dimana produk-produk yang dihasilkan dari kayu rotan sangat bagus dan lebih awet dibanding dengan produk kerajinan kayu lainnya. Pemanfaatan kayu rotan sebagai bahan baku kerajinan merupakan potensi yang besar dan memiliki prospek yang baik dalam hal pengembangan usaha kerajinan tangan dengan harapan dapat meningkatkan kesejaterahan para pengrajin kayu rotan di Kota Medan. Namun dengan keterbatas kemampuan dan keahlian para pengrajin dalam memasarkan kerajinan yang dihasilkan, perlu adanya suatu motivasi yang diberikan kepada pengrajin tersebut agar dapat mengembangkan usaha kerajinan rotan secara berkelanjutan.


(14)

Salah satu dari penghasil kerajinan rotan yang ada di Kota Medan adalah Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang digeluti oleh Bapak G.Purba yang dimana usaha tersebut sudah ia rintis mulai dari tahun 1989. Adapun produk-produk kerajinan rotan yang dihasilkan adalah berupa keranjang parsel, kursi rotan, lemari dan olahan rotan lainnya dengan berbagai macam ukuran dan bentuk yang dimana produk tersebut berbahan baku kayu rotan yang kualitasnya baik yang diproses secara baik dan benar sehingga menghasilkan produk-produk yang berkualitas untuk dipasarkan

Sebelum reformasi, Usaha Rotan Swaka Karya memiliki pangsa pasar cukup luar hingga hasil kerajinan rotan di ekspor keluar negeri. Namun semenjak reformasi, penjualan rotan ke luar negeri dipeketat sehingga pengrajin rotan kesulitan memasarkan produknya keluar negeri sehingga usaha kerajinan rotan Swaka Karya beralih profesi dari membuat kerajinan rotan seperti kursi, meja, lemari menjadi membuat keranjang parsel dan hiasan dengan berbagai ukuran dan model yang dimana produk tersebut dipasarkan di pasar domestik saja.

Walaupun pangsa pasar dari produk kerajinan usaha terus meningkat terutama pada perayaan hari besar keagamaan seperti lebaran, natal dan tahun baru, Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya belum memiliki perencanaan dan pengimplementasikan strategi pemasaran dalam mengembangkan usahanya. Padahal, strategi pemasaran sangatlah penting dalam hal mengembangkan usaha terutama usaha berskala mikro, kecil maupun menengah. Karena strategi pemasaran merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mencapai tujuan serta sasaran yang sudah direncanakan sebelumnya.


(15)

Dengan perumusan strategi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi iklim persaingan, trend yang berkembang serta perubahan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal perusahaan akan mampu berkembang dan bersaing dengan pesaing yang sejenis sehingga mampu mempertahankan eksitensi usaha secara berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. Sebelum menyusun strategi pemasaran, perlu dilakukan identifikasi berbagai faktor secara sistematis. Adapun teknik dalam mengidentifikasinya adalah dengan menggunakan analisis SWOT yaitu analisis yang mengidentikasi Kekuatan usaha (Streght), Kelemahan usaha (Weakness), Peluang perusahaan (Oportunity) dan Ancaman Perusahaan (Threat). Analisis Swot dibagi menjadi 2 yaitu : analisis kekuatan dan kelemahan (strenght and weakness) yang merupakan analisis yang menganalisis situasi internal perusahaan dimana perusahaan mampu untuk mengendalikannya termasuk dalam kebijakan Marketing Mix/4P (Price, Product, Place dan Promotion). Sedangkan analisis peluang dan ancaman (Oportunity and Threat) merupakan analisis yang menganalisis internal perusahaan dimana perusahaan tidak mampu untuk mengendalikannya.

Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian ini adalah Penelitian yang dilakukan oleh Rukmini (2011) yang melakukan analisis SWOT pada usaha Rumah Makan Kamang Jaya di Kota Medan. Hasil yang diperoleh bahwa Rumah Makan kamang Jaya memiliki kekuatan pelayanan yang cukup baik yang dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam usaha rumah makan disekitar Jalan Singa tetapi juga memiliki ancaman yang


(16)

cukup serius yaitu munculnya berbagai macam usaha rumah makan sehingga memunculkan persaingan yang ketat tetapi memiliki peluang yang cukup bagus, karena posisi Rumah Makan Kamang jaya berada pada posisi strategis yaitu berada pada daerah bisnis, pendidikan dan pemukiman warga sehingga memberi peluang yang cukup besar untuk mendapatkan pelanggan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nuraviva Mutia Rizky (2011) yang melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan metode AHP (Analytica Hierarchy Process) pada KUB Zocha Graha Kriya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Hasil penelitian yang diperoleh Faktor utama yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran pada KUB Zocha Graha Kriya adalah kapasitas perusahaan , faktor produk dan kondisi finansial perusahaan menjadi faktor dengan prioritas kedua dan ketiga yang paling mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Faktor sikap konsumen menjadi faktor keempat yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran perusahaan. Kemudian, faktor kelima dan keenam yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran adalah kondisi persaingan dan kapasitas outlet.

Penelitian yang dilakukan oleh Agus Santoso (2008) yang meneliti Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah pada UKM Kambing Desa Cikarawang, kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa barat dengan menggunakan analisis SWOT dan menggunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian yang diperoleh adalah Faktor strategis kekuatan internal UKM Kambing Desa Cikarawang adalah sebagai berikut: Kemampuan menjual kambing sesuai kebutuhan konsumen, kemampuan


(17)

mensuplai kambing secara berkelanjutan, Kebutuhan pakan tersedia melimpah, Kesehatan hewan ternak baik, Pengaturan kandang sudah dilakukan dengan baik, Tenaga kerja cukup terampil, berpengalaman,mempunyai loyalitas dan motivasi tinggi Mempunyai hubungan baik dengan semua tenaga kerja, Mempunyai pelanggan tetap, Terjalinnya hubungan yang baik semua mitra bisnis. Sedangkan faktor strategis kelemahan internal UKM Kambing Desa Cikarawang yaitu : Belum memberikan pakan tambahan, Belum memberikan obat-obatan untuk mencegah penyakit, Pengetahuan tentang pasar dan budidaya terbatas, Tingkat pendidikan masih rendah, Sistem pencatatan belum ada, Kekuatan menentukan harga lemah karena tergantung pada satu pasar/pelanggan, Adanya dampak yang dialami UKM apabila pasar/pelanggang tersebut mengalami masalah, belum melakukan promosi secara agresif, dan Lokasi usaha kurang strategis. Dari analisis data yang dilakukan input stage melalui matriks EFE dan IFE

menunjukan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman masih rata-rata, yaitu nilai skor matrik EFE

2,692 masih pada internal 2,00 sampai 2,99. begitu juga dengan kemampuan UKM Kambing Desa Cikarawang dalam menggunakan kekuatan untuk menutupi kelemahannya masih dalam kategori rata-rata, karena skor matriks IFE 2,919 masih berada di interval 2,00 sampai 2,99.

Penelitian yang dilakukan oleh Syahzera (2009) yang meneliti tentang Strategi Pemasaran Kripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap kelinci di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitiannya adalah Usaha kripik singkong industri rumah tangga cap kelinci memiliki kekuatan pada keunggulan


(18)

produk dan sikap jujur dan ramah terhadap pelanggan, tetapi memiliki kelemahan yaitu perusahaan tidak memiliki kas perusahaan sehingga perusahaan mengalami krisis keuangan (menurun) apabila perusahaan tersebut terkena dampak dari perekonomian dunia yang sedap drop dan tidak menggunakan jasa promosi atau iklan. Adapun alternatif startegi yang dapat diterapkan adalah strategi keunggulan produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Inka Rahmisari (2011) tentang Analisis Strategi SWOT Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Pemasaran

Coffe Mix Di Kota Medan (Studi Kasus Pada PT. Indrapura Perkasa Medan). Hasil penelitian ini adalah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Indrapura Perkasa Medan adalah menambah pelanggan dengan service yang baik, mengantar barang pesan dengan cepat dan menjalin kerjasama dengan perusahaan asing yang memproduksi coffe Mix , adapun strategi SO adalah meningkatkan kualitas pelayanan bagi pelanggan tetap, strategi ST adalah mulai melirik perusahaan asing yang ada di luar negeri untuk memasarkan produk, adapun strategi WO adalah membuat website khusus perusahaan dan menambah jumlah pengangkutan.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, maka peneliti ingin mengkaji, menelaah dan meneliti mengenai startegi pemasaran UMKM dengan judul: “Stategi Pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada UMKM Kerajinan Rotan Swaka Karya di Kota Medan)”.


(19)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. 2. Menganalisis Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang

(Opportunity) dan Ancaman (Threat) pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

3. Menyusun dan merekomendasi Strategi pemasaran apakah yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berdasarkan analisis SWOT

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. 2. Untuk melihat Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang

(Opportunity) dan Ancaman (Threat) Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

3. Untuk mengetahui Strategi pemasaran apakah yang paling tepat dan sesuai untuk diterapkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berdasarkan analisis SWOT


(20)

1.4Manfaat penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi ilmu administrasi Bisnis FISIP USU

b. Untuk mengetahu proses analisis SWOT pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

2. Bagi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai saran dan masukan positif bagi pelaku usaha agar menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi pemasaran untuk produk yang dihasilkan. 3. Bagi Akademis

Hasil yang diharapkan dapat mmberikan gambaran serta penerapan dan penyusunan strategi pemasaran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya 4. Bagi Pelaku UMKM

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelaku UMKM lainnya yang terkait dengan kebijakan pemasaran dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah berbasis kerajinan dengan bahan baku kayu rotan


(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan agar perusahaan dapat tetap tumbuh dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan keuntungan perusahaan dengan cara menciptakan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan peluang atau kesempatan yang terdapat pada perusahaan sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus dapat ditingkatkan.

Dalam perkembangan, konsep strategi terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan konsep mengenai strategi beberapa tahun terakhir, untuk lebih jelas perkembangnya adalah sebagai berikut : Menurut Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2004:4): “strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi, bukan dari apa yang terjadi”.

Sedangkan menurut Porter (1995:12) mengungkapkan bahwa “strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keuntungan bersaing”. Sedangkan berdasarkan asal-usul kata istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu


(22)

untuk mejadi seorang jendral. Dalam konteks bisnis, strategi mengambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi (Tjiptono,2005).

2.1.2 Jenis-Jenis Strategi

Menurut Rangkuti (2004:6) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu :

1. Strategi manajemen

Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.

2. Strategi Investasi

Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya.

3. Strategi Bisnis

Strategi bisnis sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, saluran distribusi, strategi organisasi dan strategi lainnya yang berhubungan dengan keuangan.


(23)

2.2 Pemasaran

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Menurut American Marketing Asosiation (AMA) dalam Johanes (2011:39), pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara bermanfaat cara yang bermanfaat bagi organisasi dan pemengang sahamnya.

Menurut Kotler dalam Johanes (2011:39), pemasaran adalah suatu proses sosial dengan mana individu-individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkandan diinginkan melalui penciptaan, penawaran dan penukaran produk dan jasa yang yang bernilai secara bebas lainnya.

Menurut Assauri (2007:5), pemasaran adalah usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

Menurut Kismono (2001:294), pemasaran adalah sekelompok aktivitas yang saling berkaitan yang dirancang untuk menidentifikasi kebutuhan konsumen dan mengembangkan distribusi, promosi dan penetapan harga serta pelayanan utuk memuaskan kebutuhan konsumen pada tingkat keuntungan tertentu. Adapun konsep penting dalam pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk (barang, jasa dan ide); nilai, biaya dan kepuasan;pertukaran dan transaksi; hubungan relasi dan jaringan kerja; serta pemasaran dan prospek. Hubungan antar konsep tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut :


(24)

Gambar 2.1 Konsep Utama Dalam Aktivitas Pemasaran

Sumber : Gugup Kismono( 2001:294)

2.2.2 Ruang Lingkup Pemasaran

Menurut Kotler dalam Ajar Laksana (2008:3) setiap orang dalam memasarkan suatu produk meliputi 10 jenis produk, yang merupakan ruang lingkup pemasaran yaitu :

1. Goods : Barang-barang fisik

2. Services :Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk fisik.

3. Experiences : Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.

Kebutuhan, keinginan dan permintaan

Produk (barang, jasa dan ide)

Nilai, biaya dan kepuasan

Pertukaran dan transaksi

Hubungan dan jaringan

Pasar


(25)

4. Events : Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak

5. Person : Keahlian atau ketenaran seseorang.

6. Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau keindahan.

7. Propeties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau finansial (saham dan obligasi)

8. Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.

9. Information :Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah, surat kabar)

10. Ideas : gagasan yang menghasilkan produk yang diminati konsumen.

2.3 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan jantung dari perencanaan pemasaran. Strategi pemasaran merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan oleh seorang manajer pemasaran. Dalam merencanakan strategi pemasaran, seorang manajer pemasaran harus mengambil suatu keputusan dalam mengelolah alat-alat pemasaran yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2005:6) mendefenisikan strategi pemasaran sebagai “alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang


(26)

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut”.

Menurut Kotler (1999) mendefenisikan bahwa “strategi pemasaran adalah logika yang dilaksanakan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesifik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran”. Perumusan strategi pemasaran merupakan bagian dan keseluruhan proses pemasaran yang paling penting dan sulit untuk dilakukan oleh seorang manajer pemasaran. Strategi pemasaran memungkinkan keputusan operasional membawa perusahaan pada keselarasan dengan pola peluang yang terus berkembang yang oleh analisis sebelumnya dibuktikan kemungkinan keberhasilan terbesar.

2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler (2000:30) mendefenisikan bauran pemasaran/marketing mix adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karateristik layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat tersebut dapat digunakan untuk menyusunn strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek.” Bauran pemasaran /marketing mixmerupakan sekumpulan alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran” (Kotler, 2000:15).

Ada empat macam kelompok variabel yang dikenal dalam bauran pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Promosi dan Lokasi.


(27)

Gambar 2.2 Bauran pemasaran

Sumber : Gugup Kismono (2001:309)

2.4.1 Produk

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasaar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, propeti, organisasi, informasi dan ide. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:337), produk didefenisikan sebagai semua yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keingginan atau kebutuhan.

2.4.1.1 Atribut Produk

1. Kualitas/mutu produk

Kualitas adalah karateristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan besifat laten. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang

Bauran Pemasaran

Target Pasar PLACE

PROMOTION


(28)

lingkup sendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, kerangaman ukuran produk, dan lain-lain.

2.4.2 Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:174) mengatakan bahwa “harga adalah persepsi konsumen atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk menikmati produk”. Untuk merebut hati konsumen, kebijakan penetapan sangat dibutuhkan karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah menciptakan permintaan atas produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu dalam penetapan harga perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan harga itu sendiri. Karena semakin jelas tujuannya, maka semakin mudah harga untuk ditetapkan

2.4.3 Promosi

Promosi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari pemasaran, karena apabila konsumen belum pernah mendengar dan melihat produk tersebut maka konsumen cenderung tidak akan membeli produk tersebut.Pada hakekatnya, promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yakni segala aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingat pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan (Tjiptono, 2005:49)


(29)

2.4.4 Lokasi

Lokasi merupakan keputusan yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Salah memilih lokasi perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan (Lupiyoadi, 2001:80)

Menurut Lupiyoadi (2001:61) mengatakan bahwa “lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis”. Lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal

2.5 Analisis SWOT

2.5.1 Pengertian Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2009:20), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (streght) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Dalam Analisis SWOT, analisis ini membandingkan antara faktor eksternal perusahaan yaitu peluang (oportunity) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal perusahaan seperti kekuatan (Strenght) dan kelemahan (Weakness).

Yang menjadi landasan pertama dalam analisis SWOT adalah dengan cara mengidentifikasi peluang (opportunities) dan ancaman (Threats) :


(30)

1. Peluang (Opportunities)

Merupakan situasi utama yang mendukung didalam lingkungan perusahaan, dan peluang berasal dari satu sumber. Yang dapat memberikan gambaran mengenai peluang adalah identifikasi segmen pasar sebelumnya, perubaha atau keadaan yang teratur, perubahan teknologi dan perbaikan hubungan dengan pembeli atau penjual

2. Ancaman (Threats)

Merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi baik untuk masa sekarang maupun dimasa mendatang.

Memahani pokok-pokok peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan akan sangat membantu para manager mengidentifikasi pilihan yang realistis dari antar strategi yang tersedia.

Landasan kedua dari analisis SWOT dengan cara mengidentifikasi kekuatan (Streghts) dan kelemahan (Weaknesses) :

3. Kekuatan (Streghts)

Yang dimaksud dengan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan kompetitif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber ketrampilan, produk andalan dan sebagainya yang


(31)

membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. 4. Kelemahan (Weaknesses)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampil kinerja organisasi yang memuaskan dalam praktik, berbagai keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki atau yang tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rnedah, ketrampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang kurang diminati oleh pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.

Hasil dari analisis SWOT bisa bersifat sangat subjective, karena bisa saja terjadi 2 orang yang menganalisa satu perusahaan yang sama yang menghasilkan hasil analisis SWOT yang berbeda antara satu dengan lainnya. Oleh sebab itu, pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang tersembunyi maupun kekuatan yang tidak terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak dapat digunakan.

2.5.2 Teknik Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakupfaktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threat).


(32)

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal(Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns EKSTERNAL

INTERNAL

OPPORTUNITY THREATS

STREGTH Comparative Adventange Mobilization WEAKNESS Divestment/investment Damage control

Sumber : www.daps.bps.go.id

Dari tabel 3.1 diagram Analisis SWOT Kearns, dapat diterangkan sebagai berikut: a. Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuann dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

b. Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untukmemperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang


(33)

c. Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

d. Sel D: Damage Control

Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuann antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control

(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) dalam daps.bps.go.id agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:


(34)

a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah Total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor)

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;


(35)

Tabel 2.2 Matrix Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan

Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)

No. Kekuatan (Streghts) Skor (a) Bobot (b) Total (c)

1.

2. Dst

Total Kekuatan

No. Kelemahan (Weaknesses) Bobot Rating Total

1.

2. Dst

Total Kelemahan

Selisih Total Kekuatan dengan Total Kelemahan (S-W)(d) No. Peluang (Opportunities) Skor Bobot Total

1.

2. Dst

Total Kekuatan

No. Ancaman (Threats) Skor Bobot Total

1.

2. Dst

Total Kelemahan

Selisih Total Peluang dengan Total Ancaman (Y= S-W (e)


(36)

c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT

Sumber : www.daps.bps.go.id

Dari gambar 2.3 diagram Analisis SWOT, dapat diterangkan sebagai berikut : a. Kuadran I (positif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

b. Kuadran II (positif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi Strategi,artinya organisasi dalam kondisi mantap namun

(-,+) Ubah Strategi

(+,+) Progresif

(-,-) Strategi Bertahan

(-,+) Diversifikasi

Strategi Weakness

Threat Opportunity

Strenght Kuadran I

Kuadran II Kuadran III


(37)

menghadapi sejumlah tantanganberat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

c. Kuadran III (negatif, positif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

d. Kuadran IV (negatif, negatif)

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanyaorganisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.

2.6 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Pengertian UMKM dilihat dari kriteria sumber daya manusia yang dimiliki menurut Biro Statistik menyebutkan bahwa kriteria usaha kecil jika memiliki karyawan 5 sampai 19 orang dan jika kurang dari 5 orang maka digolongkan sebagai usaha rumah tangga serta jumlah karyawan terdiri dari 19-99 orang tergolong dalam usaha menengah.


(38)

Sedangkan pengerian UMKM dilihat dari jumlah kekayaan yang dimiki serta pendapatan, Menurut Departemen Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM, 2004) mendefenisikan bahwa Usaha Kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki omzet penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

c. Milik warga Negara Indonesia

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menegah atau usaha besar.

e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum (termasuk koperasi) Menurut Undang-undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil , kriteria usaha kecil dapat dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimiliki, yaitu :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.00 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)

b. Memiliki hasi penjualan paling banyak Rp 1.0000.000,- per tahun Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003, menyebutkan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan warga negara


(39)

Indonesia (WNI) yang memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,- per tahun.

Menurut INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefenisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih antara Rp 200.000.000 hinga Rp 10.000.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Untuk usaha menengah, adapun kriterianya dalah sebagai berikut :

a. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp 5.000.000.000,-

b. Untuk sektor sektor non-industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 600.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 3.000.000

2.7 Rotan

2.7.1 Pengertian Rotan

Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australia. Dalam puak ini termasuk pula marga Salacca (misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta

Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora,


(40)

sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas.

Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh (Wikipedia,2014)

2.7.2 Kegunaan Rotan

Rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat

Peel (kupasan) /Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon.

Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole" (Wikipedia:2014)

2.8 Kerangka Konseptual

Menurut rangkuti dalam Affandy (2011:21), Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu situasi juga dapat mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan


(41)

ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan internal. mengingat SWOT adalah akronim untuk Streght, Weakness, Opportunity dan Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (streghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis lingkungan internal (streghts-weaknesses) dan lingkungan eksternal (opportunities-threats) perusahaan adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Berdasarkan beberapa teori pendukung, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

Sumber : Rangkuti, diolah oleh penulis (2014) Strategi Pemasaran

1. Produk (Product)

2. Harga (Price)

3. Promosi (Promotion)

4. Tempat (Place)

Analisis SWOT 1. Kekuatan (Streghts) 2. Kelemahan (Weaknesses)

3. Peluang (opportunity)

4. Ancaman (Threats)

PerumusanStrategi Untuk Pengembangan Bisnis


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode mixing methods yaitu mengabungkan dua bentuk penelitian yang ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Menurut sugiyono (2011:404) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi adalah penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga dapat diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan objektif sedangkan pendekatan penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan studi kasus.

Menurut Rochaety (2009:16) penelitian studi kasus adalah penelitian dengan karateristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subjek yang diteliti berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan dari kasus untuk melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu agar memberikan gambaran yang lengkap mengenai subjek tersebut.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya, Jalan Bajak II Gang Manggis no:10, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.


(43)

3.3 Informan Penelitian

Informan (nara sumber) dalam penelitian merupakan seseorang yang memiliki informasi (data) mengenai objek yang sedang diteliti oleh peneliti. Informan penelitian terdiri dari informan kunci (Key Informan) yaitu orang atau seseorang yang paling mengetahu informasi mengenai objek secara keseluruhan mengenai objek yang sedang diteliti. Selain informan kunci, ada informan lainnya dalam penelitian ini yaitu informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci yaitu pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yaitu Bapak G.Purba dan informan utama yaitu pekerja dari Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

3.4 Defenisi Konsep

Menurut Jogiyanto (2006:62) mengatakan defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat di observasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam riset. Adapun defenisi konsep penelitian ini adalah :

1. Strategi Pemasaran adalah alat yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut


(44)

2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran/marketing mix adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karateristik layanan yang ditawarkan kepada pelanggan

3. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats)

4. UMKM

Usaha yang memiliki karyawan relatif sedikit, penggunaan teknologi yang sederhana yang memiliki pangsa pasar mencakup pasar lokal maupun nasional dan memiliki karyawan kurang dari 99 orang yang dimana usaha ini memiliki penjualan pertahun dibawah 1 milyar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut sugiono (2008:401) “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan”. Bila dilihat dari sumber datanya , maka pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan skunder.


(45)

1. Data primer

Data yang dibutuhkan meliputi data mengenai proses pengelolahan kerajinan rotan, biaya operasional, biaya umum, biaya tenaga kerja, jumlah produk yang dihasilkan serta data pendukung lainnya.

Adapun teknik pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat mengabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada, untuk menguji keabsahan data dan melihat suatu masalah sehingga diharapkan akan memperoleh hasil penelitian yang benar-benar utuh dan lengkap.

b. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara semi struktur karena wawancara ini dalam pelaksanaannya bebas dan memiliki tujuan untuk menemukan permasalahn secara terbuka. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa saja yang dikemukakan oleh informan.

c. Observasi

Peneliti menggunakan teknik observasi terus terang dimana peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.


(46)

2. Data skunder yang dibutuhkan meliputi data umum perusahaan, data jumlah UMKM di Kota Medan dan Indonesia, penelitian yang terkait dengan analisis SWOT dan data pendukung lainnya yang diperoleh melalui studi pustaka.

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penelitian yang merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan secara keseluruhan dan jelas.

3.6.2 Teknik Analisis SWOT

Adapun teknik analisis SWOT yang digunakan dalam penelitian ini adalah mendggunakan pendekatan analisis SWOT campuran yang terdiri dari :

1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT

Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktor-faktor internal dan eksternal.

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT

Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) dalam daps.bps.go.id agar diketahui secara pasti


(47)

posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :

a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah Total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya.

b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.


(48)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan tempat penelitian penulis bernama Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya yang beralamatkan di Jalan Bajak II Gang Manggis no:10, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan. Usaha kerajinan Rotan berdiri sejak tahun 1989 yang dimana usaha ini didirikan oleh Bapak G.Purba selaku pemilik usaha kerajinnan rotan Swaka Karya. Menurut pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya ini, sejarah berdirinya usaha kerajinan ini adalah sebagai usaha sampingan dari bapak G.Purba yang selama ini bekerja menjadi staff pengajar di salah satu sekolah menengah pertaman (SMP) swasta di kota medan. Nama usaha kerajinan swaka karya ini ini memiliki arti yaitu kuat dalam berkarya. Adapun tempat usaha kerajinan rotan ini berada di rumah tempat tinggal bapak G.Purba. Pada masa tersebut, usaha kerajinan rotan ini dikelolah secara mandiri oleh bapak G.Purba mulai dari memperoleh bahan baku rotan, mengelolah menjadi kerajinan tangan hingga memasarkan produk tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, permintaan akan kerajinan rotan semakin lama semakin meningkat sehingga lambat laun usaha ini mulai membutuhkan pekerja untuk memenuhi jumlah permintaan sehingga bapak G.Purba mulai merekrut masyarakat sekitar untuk dijadikan pekerja yang dimana sistem kerja yang diterapkan adalah sistem bekerja


(49)

dirumah masing-masing yang dimana para pekerja tersebut datang ke usaha kerajinan rotan tersebut hanya untuk mengambil bahan baku rotan yang akan diolah dan mengantarkan kembali hasil tersebut untuk dipasarkan.

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, usaha kerajinan swaka karya ini menjalin kerja sama dengan eksportir untuk memasarkan produknya dengan target pasar luar negeri sehingga produk yang dihasilkan dalam Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya ini telah memiliki standar yang cukup baik karena model dan kualitas produk yang akan dipasarkan disesuaikan dengan standar yang ditentukan oleh eksportir. Model-model produk disesuaikan dengan trend masa tersebut, selain itu pelanggan juga dapat memesan dengan model sesuai dengan keinginan konsumen. Adapun produk yang dihasilkan usaha kerajinan rotan ini adalah seperti kursi rotan, meja rotan, lemari rotan dan sebagainya yang dimana produk tersebut terbuat dari bahan baku yang berkualitas sehingga harga produk yang dihasilkan tergolong cukup mahal. Apabila ada produk yang rusak atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, maka produk tersebut tidak dipasarkan. Oleh sebab itu, kualitas dari produk yang dihasilkan dapat dijamin oleh pemiliknya.

Usaha kerajinan rotan ini memiliki masa keemasan yaitu sebelum terjadinnya krisis moneter yang menerpa Indonesia pada tahun 1997-1998. Namun pada tahun 1998, usaha kerajinan ini mengalamai kemunduran karena terjadinya krisis moneter dan pergolakan politik sehingga semua orang china dimusuhi oleh orang pribumi, sehingga para etnis tionghoa tidak berani melakukan aktifitas ekonomi sebagaimana biasanya, hal ini juga berdampak


(50)

terhadap proses pemasaran Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya terutama dikarenakan pihak eksportir merupakan orang tionghoa, akibatnya pada masa ini terjadi penurunan omset penjualan hingga usah kerajinan rotan swaka karya menghentikan aktivitas operasional sementara waktu hingga akhir 1998 dimana kondisi politik mulai kembali normal, usaha kerajinan kerajinan rotan swaka karya memulai kembali kegiatan operasionalnya kembali. Namun semenjak itu, usaha kerajinan ini mulai mengalami masa kesulitan dalam memasarkan produkya karena para eksportir tidak mau lagi melanjutkan kerja sama karena mengalami trauma akibat kejadian pada tahun 1997-1998 sehingga usaha kerajinan rotan ini diambang kebangkrutan.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, bapak G.purba selaku pemilik Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mengalihkan target pasar sasaran dari pasar ekspor menjadi pasar lokal dan juga mengalihkan hasil produksinya yang dimana produk yang dihasilkan sekarang hanya berfokus terhadap keranjang parsel dan kerajinan rotan ukuran kecil seperti piring rotan, tempat telur, hiasan, gantungan kunci dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya operasional, karena produk mebel yang berbahan baku rotan kurang diminati karena masyarakat lebih meminati produk mebel yang terbuat dari kayu jati dan dammar selain untuk untuk menekan jumlah pesaing karena apabila usaha kerajinan rotan ini memproduksi produk mebel maka usaha ini akan bersaing dengan produk mebel-mebel dari bahan baku lain seperti mebel-mebel yang terbuat dari kayu jati dan dammar baik dari produk lokal maupun produk impor.


(51)

Adapun target pemasaran produk yang dihasilkan oleh usaha kerajinan ini adalah para produsen pembuat parsel yang membutuhkan keranjang parsel dalam pembuatannya baik itu perorangan maupun usaha ritel. Dalam mengelola usaha kerajinan ini, pemilik tidak melakukan promosi besar-besaran terlebih karena produk yang dihasilkan tidak memiliki merek dagang dan hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mult selain meberikan potongan harga bagi yang melakukan pembelian produk secara partai besar.

4.1.2 Visi dan Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya mempunyai visi perusahaan. Adapun visi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah menghasilkan produk yang berkualitas dan memperoleh keuntungan untuk mengembangkan usaha dengan lebih baik profesional dan maju. Adapun Misi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya antara lain:

a. menciptakan produk kerajinan rotan dengan menggunakan bahan yang berkualitas

b. mengutamaka kepuasan konsumen dengan mengutamaka kualitas produk bukan kuantitas

c. melakukan quality control terhadap produk sebelum dipasarkan ke konsumen

Adapun tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang dimana laba tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha.


(52)

4.1.3 Kegiatan Operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Usaha kerajinan rotan beroperasi mulai dari jam 09.00WIB hingga 18.00 WIB. Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya memiliki pekerja sesuai dengan jumlah produksi karena sistem pekerja pada usaha kerajinan rotan ini adalah sistem borongan dan harian. Apabila jumlah permintaan cukup banyak, maka jumlah pekerja yang digunakan banyak dan sebaliknya apabila jumlah permintaan produk sedikit maka jumlah pekerja yang digunakan sedikit. Apabila tidak ada permintaan produk, maka pekerja akan diliburkan sambil menunggu permintaan kembali.

Dalam bekerja, pekerja melakukan pekerjaan tidak di lokasi usaha kerajinan rotan tersebut melainkan dirumah masing-masing mengingat lokasi usaha kerajinan yang cukup kecil sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan produksi. Hal ini dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi pekerja, karena dapat bekerja tanpa meninggalkan pekerjaan rumah tangga dan menjaga anak bagi kaum ibu-ibu. Para pekerja datan ke lokasi usaha kerajinan rotan hanya untuk mengambil bahan baku rotan yang telah disediakan dan mengantar kembali hasil produksi mereka untuk siap dipasarkan. Kegiatan operasional tidak berjalan apabila tidak ada pesanan maupun pada hari minggu dan hari libur nasional. Dalam aktivitas ini, bapak G.Purba juga ikut turut serta memproduksi kerajinan rotan tersebut apabila terjadi permintaan yang cukup besar, tetapi apabila jumlah permintaan tidak banyak maka bapak G.Purba akan mengawas dan mengontrol kualitas kerajinan rotan yang dihasilkan.


(53)

Orang yang terpenting dalam kegiatan operasional adalah para pekerja karenapekerja yang mengelolah kayu rotan menjadi kerajinan rotan yang bernilai ekonomi yang dapat menghasilkan pendapatan dan laba usaha yang dapat digunakan sebagai modal operasinal maupun dalam mengembangkan usaha kerajinan ini. Dan tidak itu saja, para pekerja ini juga dapat memprediksi jumlah kayu rotan yang digunakan dalam membuat satu keranjang parsel atau produk kerajinan rotan lainnya.

Dalam menjalankan operasional, bapak G.purba menjalankan usaha ini memiliki berbagai kendala seperti kendala dalam permodal sendiri karena terkendala perizinan dan persyaratan yang diminta pihak perbankan dalam permodalan. Sehingga berdampak terhadap jumlah produk yang dapat dapat dihasilkan. Tetapi hal ini disiasati dengan cara melakukan produksi apabila ada pesanan saja dan meminta uang muka sebesar 50% dari jumlah pesanan yang diberikan.


(54)

4.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Dari gambar 4.1 struktur organisasi diatas, dapat dijelaskan bahwa struktur organisai yang dipakai adalah struktur organisasi lini atau jalur yang diciptakan oleh Hendry Fayol. Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi yang paling sederhana dan yang paling tua dalam organisasi. Struktur ini sangat tepat digunakan dalam usaha kecil seperti Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya Karena pemilik kerajinan rotan swaka karya dapat berinteraksi langsung kepada para pekerja, sehingga dapat memberikan perintah atau tugas secara langsung kepada pekerja.

Didalam struktur tersebut, pemilik dan pekerja memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda dalam usaha ini, dimana pemilik berperan sebagai pimpinan di Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Adapun tugas dari pemilik usaha kerajinan swaka karyawa adalah sebagai berikut:

Pekerja Pekerja Pekerja

Pemilik Usaha Kerajinan Rotan


(55)

1. Melayani konsumen dan pelanggan yang akan memesan maupun membeli produk dari Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya karena pembeli mendatangkan pendapatan serta keuntungan kepada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

2. Mengatur keuangan usaha, seperti mencatat jumlah pembelian, mencatat jumlah pengeluaran dan biaya-biaya lainnya yang ditimbulkan dari kegiatan operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya.

3. Mengatur pekerja dan memberi tugas kepada pekerja tentang produk yang akan diproduksi

4. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain utnuk memperluas pasar sasaran produk

5. Memberi pelatihan kepada pekerja baru untuk memproduksi keranjang parsel maupun produk kerajinan lainnya

6. Mengawasi dan mengontrol produk yang dihasilkan oleh pekerja sebelum dipasarkan agar kualitas produk yang dihasilkan terjamin.

Tugas dari pekerja pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah membantu pemilik dalam kegiatan operasional Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya. Adapun tugas-tugas dari para pekerja Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah:

1. Memproduksi kerajinan rotan yang dipesan oleh konsumen 2. Mengantar barang pesanan pembeli ketempat yang mereka tunjuk 3. Mengemas produk kerajinan rotan sebelum dipasarkan


(56)

4. Melakukan perawatan terhadap produk pesanan konsumen apabila tidak diambil oleh pembeli

5. Membersihkan kayu rotan sebelum diolah menjadi kerajinan rotan yang bernilai ekonomis

6. Mengambil bahan baku rotan dari supplier

4.1.5 Marketing mix Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

Menurut Kotler (2000:30) mendefenisikan bauran pemasaran/marketing mix adalah seperangkat alat yang digunakan pemasar untuk membentuk karateristik layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Alat tersebut dapat digunakan untuk menyusunn strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka pendek. Bauran pemasaran /marketing mix merupakan sekumpulan alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran” (Kotler, 2000:15). Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya sebagai usaha bisnis juga melakukan marketing mix meliputi :

a. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, propeti, organisasi, informasi dan ide. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:337), produk didefenisikan sebagai semua yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keingginan atau kebutuhan.


(57)

Adapun produk yang dihasilkan Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah keranjang parsel dengan berbagai ukuran dan model serta kerajinan rotan lainnya seperti:

1. Keranjang parsel dengan berbagai model dan ukuran 2. piring rotan

3. keranjang telur 4. gelang rotan

5. produk yang berbahan baku sesuai dengan pesanan konsumen. b. Harga (Price)

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:174) mengatakan bahwa “harga adalah persepsi konsumen atas pengorbanan yang dikeluarkan untuk menikmati produk”. Untuk merebut hati konsumen, kebijakan penetapan sangat dibutuhkan karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah menciptakan permintaan atas produk yang ditawarkan. Oleh sebab itu dalam penetapan harga perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari penetapan harga itu sendiri. Karena semakin jelas tujuannya, maka semakin mudah harga untuk ditetapkan

Proses penentuan harga produk kerajinan swaka karya dilakukan berdasarkan jumlah produk yang dipesan, kualitas bahan dan jumlah bahan baku rotan yang digunakan untuk memproduksi produk yang dipesan oleh pembeli. Apabila jumlah produk yang dipesan semakin banyak, maka harga yang ditawarkan juga lebih murah dibanding dengan harga produk yang dipesan dalam jumlah sedikit. Begitu juga dengan kualitas bahan


(58)

baku yang digunakan. Semakin bagus kayu rotan yang digunakan, maka semakin mahal harga produk yang ditawarkan, begitu juga sebaliknya semakin rendah kualitas kayu yang digunakan maka semakin murah harga produk kerajinan yang ditawarkan kepada pembeli.

c. Promosi (Promotion)

Promosi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dari pemasaran, karena apabila konsumen belum pernah mendengar dan melihat produk tersebut maka konsumen cenderung tidak akan membeli produk tersebut. Pada hakekatnya, promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yakni segala aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingat pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan (Tjiptono, 2005:49)

Adapun promosi yang dilakukan oleh Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah dengan cara memberi potongan harga terhadap pembelian yang dilakukan secara besar-besaran yang dimana besaran potongan harga tersebut bervariasi sesuai dengan jumlah produk yang dibeli. Selain itu, Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya juga melakukan promosi melalui media kartu nama yang diberikan kepada pembeli dengan maksud agar apabila sewaktu-waktu pembeli membutuhkan keranjang parsel maupun kerajinan rotan maka pembeli tidak mengalami kesulitan untuk menemukan Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya tersebut. Selain itu,


(59)

promosi yang terdapat di Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya adalah berhasilnya promosi mouth to mouth (promosi dari mulut ke mulut) karena sebagian calon pembeli usaha mengetahui usaha kerajinan rotan tersebut melalui orang yang sudah membeli terlebih dahulu

d. Lokasi (Place)

Lokasi merupakan keputusan yang dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Menurut Lupiyoadi (2001:61) mengatakan bahwa “lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis”. Lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen semakin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Salah memilih lokasi perusahaan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan (Lupiyoadi, 2001:80)

Adapun lokasi dari Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya berada di Jalan Bajak II Gang Manggis no:10, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan yang dimana lokasi usaha tersebut berada didalam gang yang dimana hanya memiliki 1 akses keluar masuk untuk mencapai lokasi usaha tersebut. Hal ini tidak berpengaruh terhadap proses pemasaran produk usaha kerajinan rotan karena biasanya para pembeli yang datang langsung ke Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya tersebut.


(1)

BAB V PENUTUP

Penulis menarik kesimpulan atas penelitian pada Analisis SWOT pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya, Jalan Bajak II Gang Manggis no:10, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan dan memberikan saran-saran yang mungkin akan bermanfaat bagi Bapak G.Purba untuk meningkatkan pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya pada masa yang akan datang. Strategi-strategi yang dihasilkan dari Analisis SWOT tersebut dapat diterapkan, dengan harapan agar pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya dapat terus mengembangkan usahanya

5.1 Kesimpulan

adapun keismpulan dari penelitiasn ini adalah sebagai berikut :

h. Usaha kerajinan rotan swaka karya memiliki kekuatan yaitu Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang cukup baik dan sesuai dengan harga yang ditawarkan, Melayani pesanan produk kerajinan rotan berdasarkan model yang diinginkan pembeli, menyediakan layanan pengiriman barang pesanan (delivery order) kepada pembeli yang membeli produk kerajian rotan, menawarkan pilihan produk yang fleksibel baik berupa kualitas bahan baku yang digunakan maupun harga sehingga pembeli dapat memesan produk sesuai dengan budget yang dimilikinya, harga yang bersaing sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan, produk yang dihasilkan merupakan produk


(2)

baru jadi sehingga kualitasnya terjamin dan Mempunyai pelayanan yang baik dan ramah terhadap pembeli dan pelanggan

i. Usaha kerajinan rotan swaka karya memiliki kelemahan yaitu Jumlah produksi terbatas karena jumlah modal yang dimiliki tidak banyak, Manajemen usaha masih memakai sistem manajemen tradisional /sederhana, Kurangnya promosi yang dilakukan oleh usaha kerajinan rotan swaka karya untuk mendapatkan pembeli baru, Waktu produksi barang terkadang tidak tepat waktu, Tidak memiliki barang contoh (display) sehingga konsumen kebingungan dalam memesan produk

j. Usaha kerajinan rotan swaka karya memiliki peluang yaitu Pelanggan sudah merasa seperti keluarga karena dilayani secara kekeluargaan, Jumlah pesaing yang berada pada lokasi tersebut tidak ada, Adanya program pemerintah mendukung usaha mikro, kecil dan menengah dan Banyaknya pesanan keranjang parsel terutama pada hari besar keagamaan

k. Usaha kerajinan rotan memiliki ancaman yaitu Banyaknya premanisme yang menyebabkan banyaknya pungutan liar terutama pada hari besar keagamaan, Perspektif masyarakat mengenai produk kayu jati dan damar lebih baik dari produk rotan, Bahan baku yang rentan rusak ketika selama perjalanan dan Bahan baku yang disediakan pemasok terkadang tidak tepat waktu.

l. Adapun hasil dari analisis Swot melalui pendekatan kuantitatif diperoleh hasil yaitu diperoleh nilai 5,32 untuk Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dengan nilai kekuatan tertinggi yaitu 1,8 dan nilai kelemahan tertinggi adalah 0,4


(3)

m. Adapun hasil dari analisis Swot melalui pendekatan kuantitatif diperoleh hasil yaitu diperoleh nilai 3,75 untuk nilai Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) dengan nilai peluang tertinggi yaitu 1,8 dan nilai ancaman tertinggi sebesar 1,35.

n. Adapun posisi dari usaha kerajinan rotan swaka karya pada diagram analisis SWOT adalah pada kuadran I.

o. Adapun rekomendasi strategi yang disarankan kepada bapak G.Purba selaku pemilik usaha kerajinan rotan swaka karya adalah Strategi Progresif

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang saya berikan untuk diperhatikan oleh Bapak G.Purba selaku pemilik usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya

a. Dengan menggunakan strategi progresif seperti meningkatkan pelayanan terhadap pembeli dan pelanggan sehingga usaha kerajinan rotan swaka karya mempunyai kesempatan yang besar untuk mempertahankan pelanggan karena pelanggan sudah dilayani seperti keluarga. meningkatkan pangsa pasar terutama pada hari besar keagamaan dengan membuat produk yang unik, memiliki model yang lebih menarik dan dapat dipesan sesuai dengan permintaan konsumen sesuai hari besar keagamaan. Menjalin hubungan dengan pelanggan lama dengan memberi harga khusus kepada pelanggan lama agar tetap menjadi loyal dalam membeli produk hasil karya usaha kerajinan rotan swaka karya


(4)

b. Menambah jumlah modal dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha terutama menjelang hari besar keagamaan

c. Memperbaiki sistem manajemen menjadi yang lebih baik dari sistem sebelumnya

d. Mencari alternatif pemasok bahan baku agar tidak menjadi kendala terutama pada saat permintaan meningkat

e. Melakukan promosi yang lebih baik untuk menjaring calon konsumen baru.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan.2007.Manajemen Pemasaran, Konsep dan Strategi. Jakarta: Rajawali Pers

Kismono, Gugup. 2001. Bisnis Pengantar : Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi keenam. Jakarta : Erlangga Kotler, Phillip & A.B Sutanso. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi

I, Terjemahan Ancella Aniwati Hermawan. Jakarta:Erlangga

Kotler, Phillip dan Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid I, Edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga

Kotler, Phillip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga

Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta :Graha Ilmu

Lupiyodi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek, Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat

Porter, Michael E. 2001. Strategi Bersaing, Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Jakarta: Erlangga

Rangkuti, Freddy. 2004. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

_______________. 2009. Analisis Swot : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rochaety, Eti dkk. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS: Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media

Sugiyono.2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta

Supranto, Johanes, Nada Limakrisna. 2011. Pemasaran Untuk Pemimpin Sektor Publik dan Organisasi Nirlaba Yang Visioner. Jakarta: Salemba Empat


(6)

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran, Edisi Kelima, Cetakan Keenam. Yogyakarta: Andi

Sumber Skripsi

Inka, Rahmisari. 2011. Analisis Strategi SWOT Dalam Meningkatkan Penjualan Pada Perusahaan Pemasaran Coffe Mix di Kota Medan (Studi Kasus Pada PT. Indrapura Perkasa Medan). Program Sarjana-1 Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Nuraviva, Mutia Rizky. 2011. Analisis Strategi UKM Penghasil Produk Kerajinan Akar Wangi (Studi Kasus Pada KUB Zocha Graha Kriya, Kabupaten Gratu, Jawa Barat). Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Rukmini. 2011. Analisis SWOT Pada Usaha Rumah Makan Kamang Jaya di Kota Medan. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Suamtera Utara.

Santoso, Agus. Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Kecil Menengah (Studi Kasusu di UKM Kambing Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertania Bogor.

Syahreza. 2009. Strategi Pemasaran Kripik Singkong Industri Rumah Tangga Cap Kelinci di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Program Sarja Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Sumber Internet

www.depkop.go.id (diakses 28 desember 2013, Pukul 20.54) id.wikipedia.com (diakses 7 januari 2014, pukul 14.30) daps.bps.go.id (diakses 8 januari 2014, pukul 15.30)


Dokumen yang terkait

Prinsip Permberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Dalam Ketentuan Pembatasan Kepemilikan Waralaba Restoran Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

0 77 85

Implementasi Kredit Usaha Rakyat dalam Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Stabat

9 138 130

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

2 62 130

Bank Perkreditan Rakyat Sebagai Sumber Pembiayaan Usaha Menengah Kecil Di PT BPR Tridana Percut Medan

0 32 88

Kajian Hukum Terhadap Pemberdayaan Kredit Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008

0 51 108

Peran Rentenir dalam Meningkatkan Pendapatan Usaha Mikro di Kabupaten Simalungun ( Studi Kasus : Pedagang di Pasar Kecamatan Raya)

10 112 98

Analisis Implementasi Prosedur Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Bank Syariah (Studi Kasus Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Tanjung Balai)

3 52 95

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Usaha Kecil Menengah Merupakan Motor Pen

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

0 5 11