Menebar Asa Melalui Dana Pengalaman Seko

Tantangan Global
dan Tanggung Jawab
Keadilan Sosial

TG&TKS_bhs_2.indd 1

10/20/2016 7:09:31 PM

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2
1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
Pasal 72
2. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak untuk melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).

3. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

TG&TKS_bhs_2.indd 2

10/20/2016 7:09:31 PM

Tantangan Global
dan Tanggung Jawab
Keadilan Sosial

Editor:
Latifah & Andi Ahmad Yani

Indonesia
Social
Justice
Network


2016

TG&TKS_bhs_2.indd 3

10/20/2016 7:09:31 PM

TanTangan gloBal dan Tanggung JawaB Keadilan SoSial
Hak Cipta @ indonesia Social Justice network (iSJn)
all rights reserved
editor : latifah dan andi ahmad Yani
Proofreader : latifah
desain Sampul : ujang Prayana
Tata letak isi : dadang Kusmana
Cetakan 1, november 2016
di Terbitkan oleh
The indonesia Social Justice network (iSJn)
Jl. SMa 14 no. 32
Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur 13640
Telp. (021) 8004423, Faks. (021) 8004423

e-mail: redaksi@isjn.or.id
www.isjn.or.id
Perpustakaan nasional Ri. data Katalog dalam Terbitan (KdT)
Tantangan global dan tanggungjawab keadilan sosial /
alumni international Fellowship Program (iFP) ; editor, latifah, andi ahmad Yani
Cetakan 1-Jakarta: indonesia Social Justice network (iSJn), november 2016
xviii + 300 hlm. 13 x 20 cm
iSBn 978-602-19881-4-5
i. Judul ii. alumni iFP

TG&TKS_bhs_2.indd 4

10/20/2016 7:09:31 PM

Daftar Isi
SEKAPUR SIRIH ....................................................................... vii
PENGANTAR EDITOR ............................................................... xi
Memupus Rantai Kemiskinan dengan Bekerja Untuk
Keadilan Sosial ........................................................................xiii
TANTANGAN I:

KEADILAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN ...................................................................... 1
Peran Pemeritah Dalam Penerapan Program Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan oleh Korporasi di Kabupaten Maluku
Tengah ...................................................................................... 2
Sustainable City, Konsep dan Implementasinya
di Indonesia ............................................................................. 13
Strategi dan Peluang Pendanaan Konservasi Laut dan
Perikanan Berkelanjutan di Kabupaten Raja Ampat................ 29
Corporate Social Responsibility (CSR) Lingkungan dan
Implementasinya di Indonesia : Perspektif Kritis di Bawah
Ajaran Teori Legitimasi ............................................................ 56
TANTANGAN II:
KEADILAN SOSIAL DALAM GERAKAN SOSIAL
DAN BUDAYA ...........................................................................83
Gerakan Sosial di Lingkar Tambang: Politik Perlawanan
Masyarakat Sorowako Terhadap Pt. Vale Indonesia................ 84

TG&TKS_bhs_2.indd 5


10/20/2016 7:09:31 PM

vi

TanTangan global dan Tanggung Jawab Keadilan SoSial

Quo Vadis Budaya Nuaulu ....................................................... 99
Ancaman Globalisasi Versus Pelestarian Warisan
Kebudayaan Lokal ................................................................. 117
TANTANGAN III:
KEADILAN SOSIAL DALAM DEMOKRASI DAN KESETARAAN
GENDER ..................................................................................141
Persepsi Publik Tentang Representasi Politik Perempuan
(Studi di Legislatif Kota Ambon) ............................................ 142
Apakah Parpol Mempromosikan Kesejahteraan Sosial?;
Studi Terhadap Dinamika Sistem Politik Aceh Pasca-Perjanjian
Damai Helsinki (Kasus Studi: Partai Aceh) ............................. 171
Diskriminasi Gender dalam Keluarga Berencana
(Studi Kasus Partisipasi Suami Dalam Melakukan Kontrasepsi
di Desa Bonto Biraeng Kecamatan Bontonompo) ................. 211

TANTANGAN IV:
KEADILAN SOSIAL DALAM PENDIDIKAN DAN
KETENAGAKERJAAN ............................................................231
Pendidikan Multikultural untuk Masyarakat Aceh dan
Papua .................................................................................... 232
Menebar Asa Melalui Dana:
Pengalaman Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB)
Kertarajasa dalam Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis
Partisipasi Masyarakat .......................................................... 248
Kekerasan Perdagangan Manusia dengan Korban
dari Indonesia: Kasus Studi di Penang, Malaysia................... 265
BIOGRAFI PENULIS ...............................................................295

TG&TKS_bhs_2.indd 6

10/20/2016 7:09:31 PM

Menebar Asa Melalui Dana:
Pengalaman Sekolah Tinggi Agama
Buddha (STAB) Kertarajasa Dalam

Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis
Partisipasi Masyarakat
—Latifah, Ary Budiyanto & Metta Puspita—

Abstract
associated with equality of access to education, religious-affiliated universities, especially the Buddhist
universities (PTaB), has a major role in preserving the
community’s desire to obtain a higher education through
direct participation in the community. Through community participation and the Sangha, Kertarajasa present in
its efforts to improve the training of Buddhism ethics,
moral, and spiritual in indonesia, especially in east Java.
However, not only material aid that is needed, but rather
an increase in student motivation was also essential in developing the quality of education. This paper will discuss
the aspects of what’s included in the community participation in education and how the participation process
was run as the perspective of the alumni and stakeholders

TG&TKS_bhs_2.indd 248

10/20/2016 7:09:40 PM


tantangan iV 249

from the Kertarajasa Buddhist College (Sekolah Tinggi
agama Buddha Kertarajasa - STaBK).
Keywords: community participation, higher education, Buddha, East Java

“Bahusaccan ca sippan ca… etammangalamuttamam”
‘Memiliki pengetahuan dan keterampilan… itulah
Berkah utama’
1. Pendahuluan
“anak saya tidak mungkin bisa kuliah kalau tidak ada
STaB ini.” demikian ujar seorang ibu dari Kalimantan
yang tengah berbahagia karena putranya akan diwisuda
siang itu. itu bukan kali pertamanya dia menghadiri wisuda
di STaB (sekolah Tinggi agama Buddha) Kertarajasa.
Sebelumnya, dia juga sudah pernah menghadiri wisuda
anaknya yang lain di sana. Bukan hanya keluarga itu yang
menggantungkan harapannya pada STaB Kertarajasa
untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. ada keluarga
lain asal Malang yang memasukkan ketiga anaknya di

kampus yang berlokasi di Batu ini. Bahkan, salah seorang
putri sang ayah yang berprofesi sebagai tukang ojek dan
sang ibu tukang jahit itu telah berhasil meraih gelar
Sarjana Pendidikan Buddha. di satu sisi, realitas tersebut
membanggakan sekaligus menimbulkan keharuan karena
keberadaan STaB bermakna harapan bagi masyarakat yang
sebelumnya merasa tidak memiliki kunci untuk memasuki
gerbang perguruan tinggi. namun, di sisi lain, realitas

TG&TKS_bhs_2.indd 249

10/20/2016 7:09:40 PM

250

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

tersebut memprihatinkan karena sekolah agama hanya
menjadi pilihan terakhir bagi masyarakat, khususnya
masyarakat ekonomi bawah. Seperti yang diungkapkan

oleh Jeane Martiani (2003: 7), rendahnya daya tawar STaB
juga memberi konotasi buruk terhadap kualitas pendidikan
Buddhis. Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh rendahnya
rasa memiliki umat Buddha terhadap institusi pendidikan
Buddhis. di sisi lain, Jeane melihat bahwa orang tua calon
siswa atau mahasiswa berani mendaftarkan anaknya di
sekolah elite yang pendiriannya bermotif penumpukan
modal.oleh karena itu, seperti yang dikemukakan Jeane,
sekolah berbasis vihara akan menigkatkan daya tawar
sekolah beragama Buddha. “andaikata pemiliknya vihara,
diharapkan tidak ada yang menawar malah berlomba
untuk berdana demi kemajuan pendidikan. Karena siapa
yang berani menawar pada lindungan yang diberikan,”
tandasnya dengan menekankan peran sentral vihara dalam
keyakinan umat Buddha (sadha).
2. STAB Kertarajasa dan Perannya dalam
Masyarakat
STaB Kertarajasa, yang dulu dikenal dengan nama
STaB dhammadipa, berlokasi di Kota Batu, Malang,
Jawa Timur. Sekolah ini didirikan pada tahun 2000 oleh

Yayasan dhammadipa arama dengan izin operasional dari
departemen agama Ri. Setelah satu tahun perkuliahan
berjalan, tepatnya pada 7 oktober 2002 departemen
agama Ri menetapkan STaB Kertarajasa dengan status
Terdaftar dengan Program Studi dharma achariya no.:
dJak-XV/S1/X/2012. Visi STaB Kertarajasa adalah

TG&TKS_bhs_2.indd 250

10/20/2016 7:09:40 PM

tantangan iV 251

terwujudnya sumber daya manusia (SdM) Buddhis
yang berkualitas dan religius sesuai dengan dhamma
untuk mengemban tugas mulia memajukan kehidupan
bangsa indonesia. Misi STaB Kertarajasa adalah mengemban Tri dharma PT (pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat) serta mengembangkan Buddhadhamma sebagai “way of life and way of thinking” bagi
masyarakat Buddhis. STaB Kertarajasa mempunyai beberapa tujuan. Pertama, berperan secara aktif untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia indonesia seutuhnya. Kedua, menyiapkan SdM
Buddhis yang terdidik untuk memenuhi kebutuhan tenaga dalam menunjang perkembangan agama Buddha.
Ketiga, menampung lulusan SMa/SMK yang berminat
menempuh pendidikan agama Buddha secara khusus.
Keempat, menyiapkan tenaga guru agama Buddha serta
dhammaduta yang handal dan profesional.
Yayasan dhammadipa arama berperan sebagai
yayasan pendidikan dalam mempertahankan keberadaan
STaB Kertarajasa dengan memberikan input dan solusi
terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh STaB
Kertarajasa. Yayasan menentukan ketua yayasan dan manajemen yayasan, yang terdiri dari donatur dan sponsor
yang memberikan dukungan terhadap eksistensi STaB
Kertarajasa. eksistensi STaB sebagai institusi yang bertujuan mempersiapkan tenaga pendidik sekaligus penebar
Buddhadhamma (ajaran Buddha) penting dalam mengatasi masalah ketimpangan pendidikan karena STaB
merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan
indonesia. eksistensi STaB itu sendiri telah lama diakui

TG&TKS_bhs_2.indd 251

10/20/2016 7:09:40 PM

252

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

oleh pemerintah sebagai sarana penting untuk memastikan
distribusi yang seimbang hasil pembangunan dan distribusi demokrasi menuju masyarakat yang pluralistik (Putra,
2011). Selain itu, STaB Kertarajasa telah berperan dalam
melestarikan keinginan masyarakat untuk mendapat pendidikan tinggi melalui partisipasi langsung dalam komunitas.
Makalah ini akan membahas peran partisipasi masyarakat dalam keberlanjutan proses pendidikan di STaB
Kertarajasa yang terdiri dari mahasiswa reguler dan
program khusus (samanera dan atthasilani). Samanera
(sebutan untuk laki-laki) dan atthasilani (sebutan untuk
perempuan) selama masa pendidikan tinggal di lingkungan vihara Padepokan dhammadipa arama, Batu,
Malang. dengan berfokus pada STaB Kertarajasa dan
menggunakan penelitian kualitatif melalui wawancara
mendalam dan observasi partisipasi langsung sebagai
dosen di STaB tersebut, paper ini membahas aspekaspek apa saja yang tercakup dalam partisipasi masyarakat
dalam pendidikan dan bagaimana proses itu berlangsung,
khususnya lewat perspektif mahasiswa, alumni, dan pihakpihak terkait.
3. Berpartisipasi dalam Pendidikan dengan
Ber-dana
ummul (2008) menggambarkan hubungan antara komunitas dan implementasi pendidikan berdasarkan uu no.20
Th. 2003. dia menjelaskan bahwa komunitas terlibat
dalam perencanaan, implementasi, pengawasan dan ealuasi
program pendidikan. di sisi lain, kewajiban publik adalah
menyediakan bantuan sumber daya dalam pendidikan.

TG&TKS_bhs_2.indd 252

10/20/2016 7:09:40 PM

tantangan iV 253

Partisipasi komunitas dalam pendidikan dapat mencakup
partisipasi individu, kelompok, keluarga, organisasi profesional dan pekerja dan organisasi masyarakat. Partisipasi
masyarakat berperan dalam meningkatkan kualitas layanan
pendidikan yang mencakup perencanaan, pengawasan
dan evaluasi program pendidikan. Partisipasi komunitas
dapat berupa ide-ide, energi, keahlian/keterampilan, dan
properti, dalam bentuk donasi tetap/reguler atau insidental. untuk dapat mewujudkan partisipasi, ada beberapa
prasyarat yaitu kebersamaan nilai-nilai, komitmen terhadap tujuan-tujuan, keberadaan pemimpin yang dapat
memotivasi lembaga, dan hadirnya atmosfer yang bagus
(Hermino, 2013; 191).
di STaB Kertarajasa, partisipasi masyarakat berjalan
dengan basis dana (sumbangan yang berpusat pada
vihara). Tapi, ada pula bantuan yang langsung diberikan
kepada STaB Kertarajasa. dengan kepercayaan penuh
dan landasan dasar sumbangan yang memprioritaskan
bantuan melalui vihara, dana diberikan umat atau
simpatisan vihara kepada bikhu yang menjadi Kepala
Vihara dhammadipa arama untuk selanjutnya dikelola oleh Yayasan dhammadipa arama, keseluruhan proses ini adalah kekuatan karma baik/kekuatan moral, baik
bagi donatur danpenerima, yang sama- sama menghasilkan, di satu sisi, orang yang melakukan dana ingin mengekspresikan karma baik, sementara orang yang menerima
mempunyai kesempatan untuk menerima karma baik.
Susan elbaum Jootla (2013) dengan apik merangkum dana
atau the act of giving, ‘memberi’, sebagai salah satu tahap
mendasar praktik Buddhis. Dana dapat mengubah karma

TG&TKS_bhs_2.indd 253

10/20/2016 7:09:40 PM

254

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

dan membebaskan seseorang dari penderitaan (samsara)
jika ia bertindak di dalam cahaya Buddhadhamma.
Buddha mengajarkan bahwa vihara adalah “ladang” terbaik untuk menebarkan benih dana, khususnya karena
vihara berperan secara aktif dalam membangun etika dan
moral para samanera dan atthasilani untuk memperkuat
saddha (keyakinan) dengan mengorganisasi dan melatih
mereka sebagai pembabar dhamma. dengan demikian,
orang senang dengan jasa-memberi dengan harapan
meraih kedamaian, ketenangan, kesehatan, dan rezeki.
“Jadi, tidak perlu ditanya. Jika ada seorang bikkhu, orang
serta-merta ingin memberi karena ber-dana pada seorang
bikkhu sama dengan untuk memperluas dhamma itu
sendiri,” kata Bikkhu Khantidaro Mahatera, Kepala vihara
dhammadipa arama. “Keserdehanaan hidup seorang
bikkhu itulah yang orang hormati,”lanjutnya. Selain umat
Buddhis, donatur duga berasal dari berbagai keyakinan
yang berbeda. Biasanya mereka memberikan sumbangan
setelah berkunjung ke vihara atau setelah mengikuti
program vippasana (meditasi) di vihara dan merasakan
ketenangan dan keberkahan. donatur tidak hanya berasal
dari Malang, tetapi juga daerah lain. namun, Bikkhu
Khantidaro menyatakan ketegasannya untuk berpegang
pada ajaran Theravada daripada menerima pemberian
dari pihak lain yang mempunyai motif tertentu. dia menceritakan pengalamannya menerima bantuan dari sekte
lain yang akhirnya ia hentikan karena ada syarat-syarat
yang menyertainya, “udang di balik batu”. di sisi lain,
perspektif umat masih mengutamakan ber-dana pada
sangha dibandingkan yayasan pendidikan yang didukung

TG&TKS_bhs_2.indd 254

10/20/2016 7:09:40 PM

tantangan iV 255

oleh sangha mengakibatkan terhambatnya proses pengembangan lembaga pendidikan tersebut.
Karena besarnya kesadaran komunitas dalam memberi,
Bikkhu Khantidaro Mahatera tidak merasa khawatir dalam
menyediakan makanan untuk penghuni vihara sekitar 100200 orang, termasuk mahasiswa. Selain itu, vihara juga
menanggung biaya hidup dan pendidikan para samanera
dan atthasilani. Bahkan, para samanera dan atthasilani itu
mempunyai tabungan yang berasal dari vihara. Mereka juga
mendapat biaya perjalanan untuk mengunjungi sejumlah
daerah selama liburan untuk melaksanakan pengabdian di
sana. Samanera dan atthasilani juga berkontribusi dalam
mengumpulkan dana untuk vihara, misalnya mereka
menyerahkan uang yang didapatnya dari memberikan
ceramah (dhammadesena), membaca paritta, atau chanting
dalam acara-acara di komunitas buddhis. Perhatian yang
besar terhadap program pabajitadapat dilihat sebagai aspek
yang sangat penting dalam keberadaan STaB Kertarajasa
di dalam vihara dhammadipa arama karena, seperti yang
dinyatakan oleh Bante dr. Santacitto Sentot, M.a., Ketua
Program Studi dharma achariya, bahwa:
”another important aspect of establishing this college
is that here, not only students are taught theoretically, but
also they are given opportunity to practice strictly the life
of monks and nuns to improve their moral and spiiritual
life. This can be considered the greates contribution of the
college to the society, as moral and spiritual qualities are
the key to social harmony.”

TG&TKS_bhs_2.indd 255

10/20/2016 7:09:40 PM

256

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

Selain aktivitas ber-dana yang berpusat di dalam
Vihara dhammadipa arama, partisipasi komunitas dalam proses pendidikan di STaB Kertarajasa juga bertempat di berbagai pelosok nusantara, baik yang secara
langsung dikiriman ke vihara atau melalui organisasiorganisasi seperti Magabudhi (Majelis agama Buddha
Theravada indonesia). donatur dari daerah-daerah biasanya mensponsori secara penuh atau sebagian seorang
mahasiswa STaB Kertarajasa melalui bantuan bikkhu yang
mengepalai vihara di daerah yang bersangkutan. Bahkan,
mereka juga membiayai keberangkatan calon mahasiswa
dari Kalimantan, lombok, dan Bali ke STaB Kertarajasa,
Batu. Selain biaya keberangkatan itu, beberapa mahasiswa
reguler juga mendapat biaya hidup dan biaya kuliah.
donatur juga menyokong berbagai kegiatan mahasiswa
selama perkuliahan, seperti pengabdian masyarakat dan
berpartisipasi dalam konferensi. namun, sebagaimana
yang dinyatakan oleh seorang bhante yang telah lama
membantu mahasiswa yang berasal dari lombok untuk
belajar di STaB Kertarajasa, sulit untuk mendapatkan
donatur untuk membantu mahasiswa reguler, kecuali
ditujukan untuk atthasilani dan samanera. “donatur
hanya akan membantu untuk jangka waktu tertentu, tidak
setiap bulan, apalagi setiap hari.” oleh karena itu, mahasiswa reguler tidak dapat mengharapkan beasiswa penuh
sebagaimana yang diterima rekan-rekan mahasiswa mereka
yang mengikuti program atthasilani dan samanera.

TG&TKS_bhs_2.indd 256

10/20/2016 7:09:40 PM

tantangan iV 257

4. Menebar Asa yang Setara
Perlu diketahui bahwa dana dari donatur cukup terbatas,
sehingga beberapa mahasiswa reguler harus bekerja di
samping kuliah, yang tidaklah mudah. akibatnya, ada
sejumlah mahasiswa yang berhenti kuliah dan pulang ke
daerah masing-masing. Secara langsung dan tidak langsung, terputusnya asa mahasiswa untuk menempuh pendidikan tinggi tidak terlepas dari pandangan umum bahwa
samanera dan atthasilani dipandang mempunyai potensi
yang lebih besar sebagai generasi penyebar dan pelestari
Buddhadhamma. Pandangan ini membuat mereka mendapat prioritas menerima bantuan biaya pendidikan dari
dana umat. Kenyataannya, mahasiswa reguler juga dapat
menunjukkan kontribusinya dalam dhamma dan komunitas di masa depannya karena tak diragukan bahwa
“umat awam” berperan sangat penting dalam sikus memberi (terutama dalam pengertian material) untuk menopang perjalanan pembabaran dhamma. Seperti yang diakui
oleh Bhante Khantidaro Mahatera, “Kehidupan vihara
(sangha) sangat tergantung pada umat dan begitu pula sebaliknya.”
oleh karena itu, tindakan afirmatif yang setara perlu
juga diberikan kepada mahasiswa reguler. Salah satu upaya
yang telah dilakukan adalah memberikan bantuan biaya
kuliah dan kos kepada mahasiswa reguler yang dapat menunjukkan surat tidak mampu dari kecamatan asalnya.
dengan demikian, baik mahasiswa reguler dan samanera
serta atthasilani akan sama-sama mendapatan pendidikan
melalui partisipasi masyarakat, seperti yang Bhante
Santacitto tegaskan,

TG&TKS_bhs_2.indd 257

10/20/2016 7:09:40 PM

258

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

“as we know, Buddhist minority especially those who
come from villages have limited economic resources. They
could not afford to support themselves to get education
in highly recognized universities like ugM (university of
gadjah Mada or ui (university of indonesia), etc. with
the establishment of this college which provides free education, at least, they could tastehigher education. They
gain knowledge and at least, they wouldfeel confident in
the society with their good education.This is because i believe the first primary reason why Padepokandhammadipa
arama established this Buddhist College. Besidesteaching
the importance of compassion which results inproviding
higher education to those who are weak economically,Buddhismemphasizes the importance of education. as MangalaSutta says, having much knowledge as well as skills are
of one ofthe highest blessings, for it will help people in
progressing theirlifeeconomically, socially and even spiritually. on this basis, it isa positive move by Padepokan
dhammadipa arama to establishKertarajasa Buddhist
College, helping people especially younggeneration to improve their quality of life… Thus, in the midst ofdifficulty
in educating children in higher education due to highfee,
Colleges like Kertarajasa Buddhist College are established
tosolve that problem.”
Meskipun tidak mudah untuk menghimpun dana
dalam menyokong studi mahasiswa STaB Kertarajasa yang
berasal dari pelosok daerah, Bhante Cittaguto menyatakan
antusiasmenya untuk membantu studi mahasiswanya
dengan beberapa alasan: 1) mereka dapat mengalami per-

TG&TKS_bhs_2.indd 258

10/20/2016 7:09:40 PM

tantangan iV 259

ubahan secara personal menjadi lebih baik, 2) mereka
dapat membantu perkembangan Buddha di manapun mereka berada, 3)mereka dapat terhindar dari konversi karena
mereka telah belajar untuk mengetahui dan memahami
dhamma dengan baik dan benar, 4) dengan cara ini,
mereka juga dapat meningkatkan harkat dan martabat
keluarga, serta 5) membantu Buddha.
Bagi mahasiswa STaB Kertarajasa sendiri, motivasi
utama mereka bukanlah beasiswa, melainkan keinginan
untuk belajar dhamma dan menebarkannya dalam komunitas. Sebagian besar mahasiswa mengakui bahwa dukungan finansial adalah vital dalam mewujudkan keinginan
mereka untuk belajar, sebagaimana diungkapkan oleh salah
seorang alumni, “Motivasi personal saja tidaklah cukup
jika tidak ada sokongan dari orang yang membantu saya
agar berhasil di STaB.” namun, sebagian besar mahasiswa
mengakui bahwa bantuan biaya belajar bukanlah hal yang
utama karena keberhasilan ditentukan oleh etos belajar dan
kehendak individu. Kenyataannya, ada pula kritik tentang
kecenderungan sejumlah mahasiswa yang menggunakan
dana studi tidak sebagaimana seharusnya.
5. Manajemen Dana-Beberapa Pertimbangan
Terkait dengan masalah akuntabilitas bantuan, seorang
bhante yang bertugas di daerah-daerah mengakui bahwa
tidak ada mekanisme pencatatan khusus bantuan yang diterimanya karena beliau tidak mengelolanya secara profesional. “Jika mau profesional, seharusnya dana disalurkan
melalui suatu agen manajemen, seperti yayasan atau yang
lainnya,” ujarnya. Kepercayaan kepada bhante menjadi

TG&TKS_bhs_2.indd 259

10/20/2016 7:09:41 PM

260

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

landasan filosofis bantuan umat yang disalurkan kepada bhante yang mereka percaya secara personal.Pengelolaan dana secara pribadi ini berlawanan dengan
sistem penyaluran dana yang berlaku pada suatu yayasan
pendidikan Buddhis profesional yang membutuhkan
laporan finansial secara detail.
Hal lain terkait dengan partisipasi masyarakat dalam
pendidikan di STaB Kertarajasa adalah rendahnya partisipasi mereka dalam proses perencanaan dan evaluasi belajar meskipun terdapat donatur tetap yang selalu menanyakan secara langsung kebutuhan-kebutuhan STaB.
Tidak hanya mengirim dana, donatur juga seharusnya
secara langsung terlibat dalam mengawasi pengelolaan
kualitas penggunaan bantuan-bantuan ini sehingga mereka
memiliki sense of engangement. Harapan untuk dapat
lebih dilibatkan dalam pengelolaan STaB dinyatakan
oleh seorang donatur, “Secara umum donatur hanya berperan sebagai penanggung dana dan fasilitator, tetapi sebagai masukan, STaB bisa melibatkan donatur dalam
pertemuan-petemuan perencanaan pengembangan STaB.”
namun, secara umum, donatur mempercayakan pengelolaan batuan kepada yayasan karena mereka menganggap
bahwa yayasan dan STaB tahu lebih baik mengenai kebutuhan para mahasiswa.Hal lain dari donatur dan alumni
terkait dengan partisipasi komunitas dalam menyokong
studi di STaB adalah adanya kebutuhan untuk membangun komunikasi dengan masyarakat sehingga lebih banyak orang yang tahu dan mengerti perkembangan STaB.
Selain itu, STaB perlu meningkatkan pengabdian masyarakat sehingga mereka tidak merasa terpisah dari STaB.

TG&TKS_bhs_2.indd 260

10/20/2016 7:09:41 PM

tantangan iV 261

dalam hubungannya dengan kesamaan tujuan dan
rasa berbagi, komunitas tidak hanya dapat menyediakan
bantuan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam hal motivasi. Motivasi mahasiswa adalah hal yang penting untuk
membangun harapan demi masa depan sehingga dapat
terlihat dalam semangat berjuang mereka. Seperti yang
diungkapkan leh Visadavet (2003) bahwa bantuan materil
apapun tidak akan menjamin kualitas pendidikan yang
sejati. “Middle and higher class families tend to instill
in their children an awwarness of the importance of
education more than poorer families. Thus, children have
different levels of motivation and application.”dalam hal
ini, sejumlah donatur telah menunjukkan kepeduliannya
dengan mengadakan acara-acara diskusi dengan mahasiswa
dengan berbagai topik seperti manajemen keuangan
yang diadakan oleh seorang donatur dari Surabaya
dan pengembangan kemampuan menulis oleh seorang
donatur dari Malang. namun, biasanya peminat acaraacara tersebut sangat terbatas. Menurut salah seorang
alumni, hal ini dikarenakan rendahnya motivasi belajar
mahasiswa dan kurangnya wawasan tentang manfaat dari
diskusi-diskusi tersebut. dari pihak STaB sendiri pemacu
semangat belajar diberikan dalam bentuk hadiah uang
kepada lima orang peraih nilai tertinggi per semester dan
penghargaan bagi tiga orang mahasiswa yang lulus dengan
nilai iPK terbaik, baik berupa bebas biaya kuliah dan
bonus. di samping dalam bentuk materi, pihak vihara,
terutama Bhante Khantidaro Mahatera juga terus-menerus
memberikan wejangan kepada samanera dan atthasilani
untuk giat belajar. Biasanya hal ini disampaikannya pada

TG&TKS_bhs_2.indd 261

10/20/2016 7:09:41 PM

262

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

ceramah yang disampaikannya selesai membaca paritta
bersama-sama pada pagi hari dalam rangkaian pujabhakti.
Belakangan ini, untuk memacu semangat belajar mahasiswa di luar standar nilai atau iP (indeks Prestasi),
dosen juga melibatkan mahasiswa dalam berbagai forum
akademis di luar kampus, seperti menjadi presenter atau
peserta di konfensi-konferensi nasional dan internasional.
Mahasiswa pun dilibatkan dalam kegiatan penelitian
dosen dengan dukungan dana dari Kementrian agama
Ri. Keterlibatan-keterlibatan mahasiswa dalam kegiatankegiatan seperti ini tidak memerlukan nilai yang tinggi
sebagai prasyarat, tetapi memerlukan sikap optimis, keberanian, ketangguhan, disiplin, sikap bersungguh-sungguh, kejujuran, kemampuan bersosialisasi dan menjalin
kerja sama. dengan demikian, bukan hanya membangun
kecerdasan intelektual, kegiatan-kegiatan ini juga mengembangkan kecerdasan moral dan emosional sehingga mereka
dapat tumbuh menjadi manusia yang unggul, seperti yang
dikemukakan oleh Bhante Subhapanno Subanowo, Ketua
STaB Kertarajasa, berikut ini:
“Siswa-siswa yang berhasil adalah mereka yang memiliki ketiga kecerdasan di atas yang pada akhirnya mereka
dapat menjadi dirinya sendiri dan dapat menguasai diri.
Mereka yang tidak memiliki kecerdasan demikian mudah
menyerah dan merasa gagal ketika menemui kesulitan
maupun kesukaran dalam hidup mereka. Perasaan gagal
secara pribadi ataupun kolektif dapat mengindikasi bahwa
mereka manusia gagal. Sebaliknya, jika mereka percaya
bahwa mereka dapat berhasil, maka mereka adalah orangorang yang akan berhasil dan berbahagia.”

TG&TKS_bhs_2.indd 262

10/20/2016 7:09:41 PM

tantangan iV 263

di sisi lain, kualitas moral tersebut dibutuhkan para
mahasiswa, khususnya atthasilani dan samanera, dalam
mengatasi ekses bantuan pendidikan yang mereka terima.
Sebagaimana diakui oleh beberapa alumni, fasilitas yang
mereka terima selama menjadi mahasiswa, khususnya
atthasilani dan samanera yang tinggal di asrama, dapat
membuat rekan-rekan mereka terbuai, dimanjakan oleh
keadaan. lengkapnya fasilitas seperti asrama yang bagus
dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari- harimembuat
mereka masuk dalam zona nyaman, sehingga enggan mencari tantangan baru di luar vihara. Pemberian komputer
pada tiap atthasilani dan samanera juga justru berdampak
pada menurunnya kualitas pengabdian mereka, seperti
kurang bersemangatikut kegiatan rutin membersihkan
vihara dan membantu kegiatan di kantor yayasan karena
lebih senang menghabiskan waktu berselancar di dunia
maya. Bhante Jayamedho Herman S. endro, Pembantu
Ketua ii STaB Kertarajasa,juga menambahkan kekhawatirannya pada dampak internet yang biasa diakses di
kamar masing-masing. aktivitas para atthasilani dan
samanera di dunia maya, khususnya media sosial, yang
kurang tepat dapat mempengaruhi proses latihan moral
mereka dalam lingkungan vihara. Hal itu juga dapat menimbulkan citra yang buruk mereka bagi kalangan di
luar vihara karena mereka seharusnya berpegang pada
aturan-aturan vinaya atau kebikhuan. dalam hal ini,
motivasi perlu terus-menerus diberikan kepada mahasiswa
dalam berbagai bentuk, sehingga spirit berjuang seperti
yang diamanatkan Buddha dapat melandasi semangat
belajar mereka. “Vaya dhamma Sankhara appamadena

TG&TKS_bhs_2.indd 263

10/20/2016 7:09:41 PM

264

tantangan global dan tanggung Jawab Keadilan SoSial

Sampadetha”, ‘Segala hal yang terkondisi tidaklah
abadi, berjuanglah dengan tekun’, pesan Buddha dalam
Mahaparinibbana Sutta.
Daftar Pustaka
Chusnah, ummul. 2008. “evaluasi Partisipasi Masyarakat
dalam Pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Pendidikan di SMa negeri 1
Surakarta”. Tesis. Program Pascasarjana. Magister
Teknik Pembangunan wilayah dan Kota universitas
diponegoro. Semarang.
Hermino, agustinus. 2013. asesmen Kebutuhan organisasi Persekolahan. Jakarta: gramedia.
Martani, Jeane. 2003. “Sekolah unggulan? Mengapa
Tidak?”. dalam Mencari Format Pendidikan Buddhis
abad 21. Jakarta: Sarana aksara grafika.
Putra, edi Ramawijaya. “Modernisasi Sistem Pendidikan
di Perguruan Tinggi agama Buddha” http://
ediramawijayanotes.wordpress.com/2011/10/21/moderenisasi-sistem-pendidikandi- perguruan-tinggiagama-buddha-ptab-indonesia/. diakses 30 desember
2013.
STaB Kertarajasa. Buku Kenangan wisuda Sarjana Xii
Tahun 2015 Prodi dharma achariya. Batu: STaB
Kertarajasa.
wisadavet, wit. “The Buddhist Philosophy of education:
approachesand Problems”. The Chulalongkorn
Journal of Buddhist Studies Vol. 2 no. 2, 2003.
accesed 30 January 2014.

TG&TKS_bhs_2.indd 264

10/20/2016 7:09:41 PM