Manajemen Pemasaran Internasional id. docx

CHAPTER
1

Scope, Concepts,
and Drivers of
International
Marketing

1

KONSEP
a. Pengertian pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a) Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia
yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
melalui proses pertukaran.
b) Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai
suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai
dengan orang lain.

c) Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan
mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d) Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli
potensial.
b. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih
efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar
pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep
produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep
pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai

produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep
ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya
untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas.
2

Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak
mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang
tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang
terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk
berkualitas,

karena

konsumen

dianggap


menyukai

produk

berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan
begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara
lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi
adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara
yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap
melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan

masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya
memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan
akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak
yang terlibat dalam perusahaan.
c. Pengertian pemasaran internasional
Pada prinsipnya pemasaran internasional merupakan kegiatan
pemasaran yang berusaha menembus lintas batas negara dalam
pengertian geografis, politik, hukum, sosial dan budaya. James E
Keegan menyebutkan bahwa pemasaran global: ‘Serangkaian kegiatan

3

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang menekankan pada
efisiensi biaya dan upaya yang menembus batas negara dan regional,
kesempatan mentransfer produk, merek, dan ide lain yang melampaui
negara, memenuhi kebutuhan pelanggan global dan mengembangkan
koordinasi antara infrastruktur pemasarannasional menjadi infrastruktur

pemasaran global’(Keegan, 1999:2).
Oleh karena itu pemasaran internasional selalu melibatkan dua
pihak yaitu negara asal dan negara tujuan. Meski demikian, jika kita
sudah membicarakan soal pemasaran internasional strategik batas kedua
negara tersebut mulai kabur, persoalan pemasaran antar negara jadi lebih
kompleks

Ruang Lingkup Pemasaran
Internasional
Didalam ruang lingkup terdapat beberapa pengertian sebaga berikut:
 pemasaran internasional adalah kegiatan operasinya melewati
batas-batas lebih dari satu negara.
 Pemasaran global adalah kegiatan pemasaran oleh perusahaan
(global) yang mempunyai bisnis (global) dengan strategi
pemasaran (global), pasar (global), maupun produk (global) yang
sama (standar) diberbaga negara. Dengan kata lain pemasaran
global sebagai proses memfokuskan sumber daya (manusia, uang
dan asset fisik) dan tujuan-tujuan dr suau organisasi untk
memproleh kesempata dan menannggapi ancaman pasar global.
 Pemasaran asing adalah kegiatan pemasaran dilingkunan yang

berbeda dengan linkungan asalnya.
 Pemasaran domestik adalah penerapan konsep, prinip, aktivitas dan
proses mnajemen pemasaran dalam rangka penyaluran ide, baran
atau jasa perusahaan kepada konsumen dilingkungan setempat.
a. Tahapan perusahaan

4

Tahapan perusahaan di pasar dunia:
1. Perusahaan domestik
Perusahaan yang memfokuskan orientasi dan strateginya pada pasar,
pemasok, dan pesaing domestic.
2. Perusahaan internasional
Perusahaan yang melayani pasar domestik dinegaranya sendiri dan
pasar nasional di negara lain. Orientasinya bersfat ETNOCENTRIC
(Domestik Primer, Internasional sekunder)
3. Perusahaan multinasional
Perusahaan yang menjual prosuknya kebanyak negar, yang setiap
negara diperlakukan pasar yang berbeda, orientasi POLICENTRIC
(Pasar di negara lain unik---- program independen)

4. Perusahaan global/transnasional
Perusahaan yang memperlakukan dunia sebagai suatu pasar, dasar
pemikirannya bahwa pasar dunia bergerak kearah keseragaman,
orientasi bisnisnya GEOCENTRIC.

Orientasi yang mendasari
bisnis internasional
Orientasi

dari

pasar/bisnis

intrenasional

ditandai

dengan

atribut”EPRG”. Orientasi adalah asumsi atau keyakinan yang diyakii

sebagai cara mencapai tujuan.

5

1. Etnosentris
Etnosentris adalah suatu asumsi atau keyakinan bahwa negeri asal
sendirilah yang unggul. Orientasi etnosentris ini didasarkan konsep
pengembangan pasar domestik. Dalam perusahaan etnosentris,
pemasardan di luar negeri dianggap kurang penting dibandingkan
pemasaraan domestik dan terutama dilakukan untuk melempar
kelebihan produksi domestic. Strategi, teknik, serta SDM dalam
negeri dianggap lebih unggul. Rencana pengembangan pasar
internasional dilakukan oleh divisi internasional. Etnosentris juga
merupakan karakteristik perusahaan lokal & Internasional dan
Peluang diluar pasar lokal yang berkembang diberbagai unsurunsur bauran pemasaran.
2. Polisentris
Polisentris adalah keyakinan yang didasari bahwa setiap negara unik
dan berbeda serta cara utuh meraih sukses di setiap negara adalah
menyesuaikan diri dengan perbedaan unik dari setiap negara.
Polisentris berpedoman pada pengembangan pasar multi-domestik.

Dalam tahap polisentris, anak perusahaan didirikan di pasar luar
negeri. Setiap anak perusahaan bekerja secara independen dan
terdesentralisasi dan menetapkan tujuan dan rencana pemasaran
sendiri. Serta sangat minim koordinasi dengan kantor pusat.
Perencanaan strategi pemasaran diorganisasikan secara spesifik
dengan dasar negara per negara, dengan setiap negara mempunyai
kebijakan pemasaran unik sendiri. Hasilnya adalah tidak adanya
skala ekonomi, fungsi banyak ditiru, dan biaya produk akhir yang
lebih tinggi. Polisentris merupakan suatu karakteristik perusahaan
multinasional dan bauran pemasaran diadopsi manajer-manajer di
suatu negara
3. Regiosentris
Regiosentris adalah keyakinan yang melihat persamaan dan
perbedaan di dunia; mempunyai pandangan Etnocentris ataupun
Policentris terhadap belahan dunia lain. Regiosentris berpedoman
pada konsep pemasaran global. Wilayah dunia yang berbagi sifatsifat ekonomi, politik, dan/atau budaya dianggap sebagai pasar yang

6

berbeda. Divisi yang disusun berdasarkan lokasi. Kantor regional

mengkoordinasikan aktivitas pemasaran. Regiosentris merupakan
orientasi geosentris yang terbatas pada suatu wilayah regional
artinya manajemen harus mempunyai suatu pandangan dunia ke
arah wilayah regional, tapi akan memandang sisa dunia dengan
orientasi etnosentris atau polisentris, atau kombinasi keduanya.
4. Geosentris
Dipandu oleh konsep pemasaran global. Dunia ini dianggap
sebagai total pasar dengan segmen yang dapat diidentifikasi, serta
bersifat homogen. Strategi pemasaran berupa segmen pasar,
bukan dilihat

dari

lokasi

geografisnya.

Mencapai posisi

sebagai produsen dengan biaya rendah dan pemasar lini produk.

Memberikan standar produk atau layanan di seluruh dunia.

Motivasi masuk pasar Internasional
Ada beberapa motif memasuki pasar nternasional, antara lain:
1. Untuk mendapakan Customer baru
Seringkali perusahaan mencari pasar internasional karena keterbatasan
pangsa pasar pada pasar Domestik sehingga mendapatkan konsumen
baru. Dengan demikian menambah “Costumer Base” perusahaan.
2. Mendapat akses sumber daya baru/lain.
Perusahaan kadang bisa mendapatkan bahan baku yang lebih murah
dinegara lain dan sekaligus mendapatkan pasar pada negara lain.
3. Membagi risiko bisnis berkat “Market Base” yang lebih luas
Dengan semaki luasnya pasar dari perusahaan maka risiko kegagalan
disuatu pasar bisa dialokasikan pada pasar negara lain yang mempunyai
daya serap dan keuntungan yang lebih baik.
4. Mencapai Lower Cost
Dengan semakin luasnya pasar yang digarap perusahaan maka biya tetap
menjadi lebi rendah.

7

Pemasaran Global
Pemasaran

Global

enurut

Keegen

(1995)

yaitu

proses

mmefokuskan sumber daya (manusia, uang aset dn asset fisik) dan tujuantujuan dari suau organisai untuk memperoleh kesempatan dan menanggapi
ancamn pasar global”.
Pemasaran : Suatu Disiplin Universal
Konsep pemasraan domestik dan pemasaran golbal tidaklah
berbeda yaitu sama-sama disiplin universal untuk memuasakan konsumen.
Pemasaran : dari konsep lama ke strategis
Konsep pemasaran telah berkembang dari konsep “lama” dengan foku
pada produk ke konsep “baru” dengan focus pada pelanggan. Dan saat ini
termasuk dalam konteks peasaran global, merupakan konsep pemasaran
yang bersifat “strategis” dengan fokus pada cara melakukan bisnis.
Tiga prinsip pemasaran (universal):
Inti pemasaran dapat disingkat kedalam tiga prinsip dasar:
1. Nilai pelanggan dan persamaan nilai
Intisari pemasaran adalah menciptakan nilai pelanggan yang lebih
besar dari nilai yang dapat diberkan oleh pesaing (nilai=V=B/ P; B =
manfaat yang dirasakan ; P=harga). Berdasarkan persamaan nilai
tersebut, maka nilai pelanggan dapat dinaikan jika memperluas atau
memperbaiki kualitas produk, atau menunkn harga atau gabungan dari
keduanya.
2. Keungglan kompetitif atau deferensial
Keunggulan kompetitif adalah penawaran total, dihadapkan pada
persaingan yang relean, yang lebh menarik pelanggan. Keunggulan
tersebut bisa berasal dari unsur produk, harga, tempat pejualan atau
distribusi dan promosi.
3. Fokus
Fokus diperlukan untuk berhasil dalam tugas menciptakan nilai
pelanggan pada keunggulan kompetitif.

8

9

CHAPTER
2

The
Economic
Environment

10

TINJAUAN EKONOMI DUNIA
Ekonomi dunia telah mengalami perubahan revolusioner dalam 50 tahun
terakhir. Perubahan yang paling besar dan mendasar adalah munculnya pasar
global dan persaingan global, yang dengan mantap menggantikan pesaing lokal.
Dalam dekade , terdapat 5 perubahan besar :
1. Perpindahan modal menjadi kekuatan yang mendorong ekonomi dunia,
bukan lagi perdagangan
2. Preduksi telah ”terlepas” dari tingkat orang yang bekerja
3. Produk primer telah ”terlepas” dari ekonomi industri
4. Ekonomi dunia dapat dikendalikan. Ekonomi makro negara tidak lagi
mengendalikan hasil ekonomi.
5. Kontes selama 75 tahun antara kapitalisme dan sosialisme telah berakhir.
Keberhasilan yang jelas dari sistem kapitalis dibandingkan model komunis
yang terkendali dan terpusat telah menyebabkan runtuhnya komunisme
sebagai sebuah model mengorganisasi kegiatan ekonomi dan sebagai
sebuah ideologi.

SISTEM EKONOMI
Di dunia ini terdapat 3 tipe sistem ekonomi yaitu :
1. Kapitalis
2. Sosialis
3. Campuran.
Klasifikasi ini didasarkan pada metode mengalokasikan sumber daya dalam
sistem, yang masing-masing berupa :
1. Alokasi Pasar
Sistem alokasi pasar adalah sistem yang mengandalkan pada pelanggan
atau konsumen untuk mengalokasi sumber daya. Sistem pasar adalah
demokrasi ekonomi – uang memberikan hak pada Anda untuk
11

memberikan suara mengenai barang sesuai dengan pilihan Anda.
Pelanggan dan konsumen membuat rencana ekonomi dari sistem alokasi
pasar dengan keputusan mereka membeli dan minat membeli. AS, Eropa
Barat dan Jepang adalah contoh sistem alokasi pasar yang menonjol.
2. Alokasi Berdasarkan Perintah (komando)
Dalam sistem alokasi perintah, keputusan alokasi sumber daya (yaitu,
produk mana yang harus dibuat dan cara membuatnya) dibuat oleh
perencana pemerintah. Jumlah mobil, sepatu, baju , sepeda motor, televisi
dan ukuran, warna, sifat , mutu dsb dari setiap produk ditentukan oeh
perencana pemerintah. Di bawah sistem pemerintah, konsumen bebas
untuk membelanjakan uangnya pada barang yang tersedia, tetapi
keputusan mengenai apa yang dibuat dan, oleh karena itu, barang apa yang
tersedia oleh perencana pemerintah. Mantan Uni Soviet dan Cina adalah
contoh utama negara yang mengandalkan pada alokasi perintah.
3. Sistem Campuran
Sebenarnya tidak ada sistem alokasi pasar atau perintah yang murni.
Semua sistem pasar mempunyai sektor perintah dan sistem perintah
mempunyai sektor pasar. Semua sistem pasar kapitalis adalah ”campuran”
(artinya, mereka mempunyai elemen alokasi pasar dan perintah). Alokasi
perintah dari ekonomi pasar adalah proporsi produk domestik bruto yang
dikenai pajak dan dikeluarkan oleh pemerintah.

Produktifitas di Seluruh Dunia
Ada hubungan yang erat antara pertumbuhan produktivitas tenaga kerja,
yang diukur dengan pertumbuhan output yang dihasilkan per orang dalam tenaga
kerja, dan bagian investasi dalam PNB. Tetapi produktivitas tidak secara eksklusif
ditentukan oleh investasi saja. Produktivitas sebagian tergantung dari manajemen
dan tenaga kerja terampil, pendidikan, tingkat pengangguran dsb.

12

PERKEMBANGAN PASAR
Tahap-tahap Perkembangan Pasar
Pasar negara global berada dalam tahap perkembanan yang berbeda. PNB per
kapita merupakan dasar segmentasi demografis yang berguna. Dengan dasar ini,
kita telah membagi pasar global menjadi 5 kategori :
1. Negara Berpenghasilan Rendah
Negara berpenghasilan rendah, juga dikenal sebagai ”dunia ketiga” atau
negara praindustri dalah negara yang mempunyai penghasilan kurang dari
$ 400 perkapita di tahun 1992.
Karakteristik yang dimiliki oleh negara dengan tingkat penghasilan ini
adalah sbb:
a. Industrilisasi terbatas dan persentase tinggi untuk penduduk
dengan pekerjaan bidang pertanian dan hidup minimal.
b. Tingkat kelahiran tinggi
c. Tingkat buta hurug tinggi
d. Amat bergantung pada bantuan luar negeri
e. Politik tidak stabil dan banyak gejolak
f. Terkonsentrasi di Afrika, sebelah selatan Sahara
2. Negara Berpenghasilan Menengah Bawah
Negara ini juga dikenal sebagai negara berkembang, yang memiliki PNB
antara $ 400 dan kurang dari $ 2000 perkapita pada tahun 1992. Negara ini
dalam tahpa awal industrilisasi.
3. Negara Berpenghasilan Menengah Atas
Dikenal sebagai negara industri baru adalah negara yang mempunyai PNB
antara $ 2001 dan $ 12.000 per kapita di tahun 1992. Dalam negara ini
persentasi populasi yang terlibat dalam pertanian menurun tajam karena
penduduk pindah dari sektor pertanian ke industri dan tingkat urbanisasi
meningkat.

13

4. Negara Berpenghasilan Tinggi
Juga dikenal sebagai negara industri maju, pasca industri atau Dunia
pertama, adalah negara yang mempunyai PNB diatas $ 12.000 per kapita.

POLA KONSUMSI
Hukum Engel
Pendapatan merupakan variabel paling penting yang mempengaruhi pasar
potensial untuk sebagian besar produk. Bagaimana pendapatan mempengaruhi
konsumsi ? Sifat elastisitas pendapatan untuk makanan pertama kali diamati dan
dirumuska oleh ahli statistik bangsa Prusia di abad 19, Ernst Engel. Engel
menemukan kondisi seragam di negara Eropa, dimana kalau pendapatan tumbuh
diatas angka minimum tertentu, pengeluaran untuk makanan dalam persentasi
pendapatan total akan menurun, walaupun angaka pengeluaran untuk makanan
tidak berubah atau naik.

Tingkat Kejenuhan Produk
Tingkat kejenuhan produk atau persentse pembeli potensial atau jumlah rumah
tangga yang memiliki produk ttn, naik kalau pendapatan nasional per kapita naik.
Akan tetapi dalam pasar dengan pendapatan cukup bagi konsumen membeli
produk ttn, faktor lain harus dipertimbangkan.
Misalnya, penjualan AC dijelaskan dengan pendapatan dan iklim. Orang yang
berpendapatan rata-rata di negara berpenghasilan rendah tidak membeli AC
walaupun betapa panasnya udara di tempat itu, sedngan orang dengan penghasilan
tinggi yang tinggal di iklim lebih dingin dapat dengan mudah membeli AC.

14

NERACA PEMBAYARAN
Adalah catatan dari semua transaksi ekonomi antara penduduk dari sebuah negara
dengan penduduk bagian dunia lainnya. Neraca pembayaran memiliki perkiraan
yang disebut perkiraan berjalan dan modal. Perkiraan berjalan adalah catatan dari
seluruh transaksi perdagangan barang dan jasa, transaksi hibah swasta dan
bantuan masyarakat antar negara yang terjadi berualang. Perkiraan modal
mencatat semua investasi langsung, investasi portofolio dan arus keluar masuk
modal jangka pendek serta jangka panjang.
Prubahan dalam cadangan moneter yang juga disebut kesalahan serta
penghilangan bersiha adalah perkiraan yang membuat neraca pembayaran menjadi
seimbang.

POLA PERDAGANGAN
Perdagangan Barang
Di tahun 1990, nilai perdagagan dunia kira-kira $ 3,5 trilyun, dengan 75 % ekspor
dunia dihasilkan oleh negara industri, 25% negara berkembang.
Perdagangan Jasa
Pertumbuhan perdagangan dunia yang paling cepat adalah perdagangan dalam
bidang jasa. Namun sayangnya statistik dan data mengenai perdagangan dalam
bidang jasa tidak selengkap perdagangan barang. Banyak negara berkembang
mengalami kerugian dalam menegakkan hak cipta internasional dan UU paten
hingga menyebabkan pemasukan negatif dalam bidang jasa terhadap negara yang
menciptakan produk jasa seperti perangkat lunak dan alat hiburan video.

KENDALI NASIONAL ATAS TRANSFER INTERNASIONAL

15

Berbagai negara di dunia memegang kendali atas serangkaian luas transfer
internasional. Jenis yang ditransfer tidak hanya barang dan jasa tetapi juga uang,
manusia, teknologi dan hak. Semua unsur ini merupakan aspek penting dari
bauran pemasaran multinasional, terutama barang, uang dan manusia.
Ada beberapa motif untuk mengendalikan transfer internasional. Motif utama
adalah mencapai sasaran ekonomi. Sasaran ekonomi paling awal dari kendali
terhadap transfer interansional adalah untuk menghasilkan sumber pendapatan
pemerintah. Sekarang, dengan perkecualian negara-negara berkembang, motif
pendapatan bukan faktor prinsip yang menjadi pedoman kebijakan nasional di
bidang ini. Motif yang lebih umu sekarang adalah perlindungan terhadap industri
lokal dan memperkuat pembangunan perusahaan lokal.
Mengapa Mengidentifikasi Motif Pengendalian ?
Identifikasi motif untuk mengendalikan transfer internasional penting karena ini
adalah langkah pertama dalam pembentukan model tingkah laku dari pemerintah
dalam bidang kebijakan ekonomi. Tidak dapat disangkal lagi, model tingkah laku
dari suatu bangsa akan merupakan pendekatan kasar terhadap kenyataan yang
dicoba untuk diuraikan.
Contohnya adalah situasi di Jepang yang baik mengenai bagaimana banyak motif
mempengaruhi kendali nasional atas transfer internasional. Jepang telah
membangun reputasi di seluruh dunia atas keketatan hambatan untuk masuk ke
dalam ekonomi dan pasar Jepang. Perusahaan asing sulit sekali untuk membangun
operasi langsung yang berhasil di Jepang. Dalam banyak industri seperti mobil,
misalnya, Jepang membatasi bentuk asing apa pun untuk masuk ke pasar sampai
industri mereka mempunyai dasar yang kuat di Jepang maupun di ekonomi
interansional.

LINGKUNGAN GLOBAL
16

Pemanasan

global,

penggundulan

huta,

penipisan

lapisan

ozon,

dan

biodiversifikasi merupakan contoh isu kritis di tahun 1990-an. Konferensi Tingkat
Tinggi Bumi kedua, The United Nations Conference on Environment and
Developement di Rio de Janeiro, memunculkan agenda yang menempatkan
pertanyaan mengenai masa depan anak-anak kita, sumber daya bumi dan cara
yang paling efisien dalam mengelola sumber daya ini agar melestarikan
pertumbuhan dan kemakmuran dunia. Pertemuan ini berhasil mengumpulkan
lebih dari 100 pemimpin dunia dan 30.000 peserta yang lain dalam apa yang
dianggap peristiwa terbesar yang pernah terjadi dalam kategori tersebut. Dasar
pendapat sentral dari KTT bumi adalah masalah lingkungan tidak dapat lagi
ditangani di tingkat nasional. Beberapa argumen yang menyolok mata dan
diungkapkan dalam KTT tersebut adalah :
a. Peringatan untuk Bumi


AS memiliki 5 % populasi dunia, menggunakan 25 % energi dunia,
mengedarkan 22 % dari semua CO2 yang dihasilkan, dan mengusai 25
% PNB dunia, sedangkan,



India memiliki 16 % populasi di dunia, menggunakan 3 % energi
dunia, membuang 3 % dari semua CO2 yang dihasilkan, dan mengusai
1 % PNB dunia.



Dekade terakhir, tingkat lapizan ozon di stratosfer, yang melindungi
kehidupan dari radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya.

b. Penyelamat Bumi


Bila AS secara rata-rata menambah efisiensi penggunaan bahan bakar
mobil dari 11 km/jam menjadi 16 km/l, secara keseluruhan negara ini akan
menghemat 2,4 juta barrel dan dapat mencegah penambahan 440 juta ton
karbon dioksida ke atmosfer setiap tahun.



Dengan menggant dari lampu pijar menjadi lampu fluoresen yang kompak,
AS dapat menghemat energi sebanyak 147 miliar kwh setiap tahun dan
oleh karena itu menghemat kira-kira $ 11 milyar setahun untuk tagihan
penggunaan listrik.

17

CHAPTER
3

The Cultural
Environment

18

Defenisi dan Elemen-Elemen
Budaya
Budaya didefenisikan sebagai total jumlah pengetahuan tentang
kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan untuk melayani secara langsung
perilaku konsumen dari anggota masyarakat khusus.
Budaya adalah sebuah system yang teritegrasi mempelajari pola
perilaku dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota masyarakat. Perspektif
pemasaran global menekankan kesamaan konsumen diseluruh dunia dan
merupakan lawan dari strategi pasar lokal yang menekankan perbedaan
konsumen pada bangsa-bangsa berbeda beserta orientasi budaya spesifik
mereka. Jika masuk pasar multinasional para pemasar harus siap
menyesuaikan bauran pemasaran dengan kebiasaan khusus pada setiap
negara pasar sasaran.
Ciri-ciri dari budaya :
1.

Budaya dipelajari, dibagi, dan ditransmisikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

2.

Budaya disampaikan dari orang tua ke anak, oleh organisasi
masyarakat, seperti kelompok hobbi khusus pemerintah, sekolah dan
tempat ibadah.

3.

Budaya adalah multidimensional, konsisten pada sejumlah elemenelemen umum yang saling terkait.

Elemen-elemen budaya
1.

Bahasa
a.

Bahasa diartikan sebagai cara kita berbomunikasi secara verbal.

b.

Bahasa digunakan untuk bersosialisasi dan mengkomunikasikan
bagaimana nilai-nilai diekspresikan dan dimengerti.

c.

Terdapat lebih dari 20 keluarga bahasa yang berbeda yang
memotong batas-batas lintas nasional.

d.

Tidak hanya kalimat berbeda tetapi juga sintaks dan penggunaan
yang juga meredakan perbedaan antara keluarga bahasa.
19

Empat peran bahasa :
a.

Bahasa membantu dalam mengumpulkan dan mengevaluaasi
informasi.

b.

Bahasa menyediakan akses ke masyarakat lokal.

c.

Kemampuan bahasa yang meningkat penting artinya dalam
komunikasi perusahaan.

d.

Bahasa menyediakan lebih dari kemampuan untuk berkomunikasi
karena melewati mekanisme yang panjang untuk
menginterpretasikan konteks apa yang mempengaruhi operasi
bisnis .

2.

Agama
Para anggota semua kelompok agama kadang-kadang mungkin
mengambil keputusan membeli dipengaruhi oleh identitas agama
mereka. Perilaku konsumen biasanya dipengaruhi secara langsung oleh
agama dalam hal produk yang secara simbolik dan ritualistik berkaitan
dengan perayaan berbagai hari besar keagamaan.
a.

Agama

meliputi

nilai-nilai dan norma-norma

kunci yang

merefleksikan jalan hidup yang dianutnya.
b.

Orang mencoba untuk mengadopsi praktek bisnis mereka yamng
akan memuaskan priinsip-prinsip religiusnya tanpa mengorbankan
praktek bisnis modern yang mereka lakukan.

3.

Nilai-nilai dan sikap
Dalam konteks perilaku pengertian mengenai berbagai sikap yang
umum akan memberi manfaat strategis yang besar. Misalnya telah
terjadi pertumbuhan yang sangat significan dalam penjualan berbagai
bahan baku alami untuk memproduksi produk keperluan mandi, tubuh
dan kosmetik diseluruh dunia. Kecendrungan ini terjadi karena ada
kaitannya dengan sikap yang sekarang ini lebih popular yaitu hal-hal
yang bersifat alami dianggap bagus dan segala sesuatu yang merupakan
tiruan dianggap jelek.

20

Terdapat empat dimensi budaya yang dikemukakan oleh Hofstede untuk
menjelaskan variabilitas,yaitu :
a.

Power distance, pengaruh perbedaan kekuasaan ketika terjadi
hubungan antar pribadi.

b.

Uncertainty avoidance, persetujuan masyarakat terhadap ancaman,
situasi ragu-ragu dan dan kepercayaan pada institusi yang
membantu mereka menghindari ketidak pastian.

c.

Masculinity/feminimity, peran jenis kelamin sangat menentukan
tentang perilaku pria dan wanita yang dapat diterima.

d.

Individualism,

nilai-nilai

budaya

sejahtera

individu

versus

kelompok. Terdiri atas dua yaitu
 Collectivism culture, orang-orang yang menjadi anggota
kelompok bekerjasama untuk mencapai tujuan.
 Individualism culture, tujuan individu lebih penting.
4.

Manner dan customs
Jalan potensial dimana negosiator tidak mungkin membandingkan :
a.

Mengerti jalan pemikiran yang berbeda.

b.

Perhatian pada kebutuhan menyelamatkan muka

c.

Pengetahuan dan appresiasi terhadap negara tuan rumah.

d.

Pengenalan proses pembuatan keputusan dan peran untuk
hubungan pribadi dan kepribadian

e.
5.

Mengalokasikan waktu untuk negosiasi.

Elemen material
a.

Budaya merial mengenai hasil teknologi yang secara langsung
dihubungkan dengan bagaimana sebuiah organisasi masyarakat
dalam menjalankan kegiatan ekonominya.

b.

Ini dimanifestasikan dalam ketersediaan dan kecukupan ekonomi
dasar, sosial, finansial, dan infrastruktur marketing untuk bisnis
internasional pada sebuah pasar.

6.

Estetika

21

Tanpa interpretasi yang benar atas nilai estetika pada suatu negara,
sejumlah besar masalah pemasaran dapat timbul. Kurangnya sensitifitas
pada nilai estetika dapat menyinggung, menciptakan kesan negatif dan
secara umum membuat usaha-usaha pemasaran menjadi tidak efektif
atau bahkan merugikan. Estetika pada sebuah negara tercermin dari :

7.

a.

Selera yang baik diekspresikan melalui warna, bentuk dan musik.

b.

Arti warna dan bermacam-macam simbol dari negara ke negara.

Pendidikan
a.

Pendidikan formal dan informal memainkan peran penting dalam
menceritakan dan membagi budaya.

b.

Perusahaan-perusahaan

internasional

butuh

untuk

mengerti

berbagai penekanan pada skills khusus dan tingkatan pendidikan
secara menyeluruh yang tersedia.
8.

Lembaga sosial
a.

Strata sosial adalah divisi dari populasi khusus dalam sebuah kelas.

b.

Kelompok referensi memberikan nilai-nilai dan sikap yang
berpengaruh pada perilaku. Referensi utama kelompok meliputi
keluarga dan rekan kerja.

c.

Organisasi sosial menetukan peran manajer dengan anggotanya dan
bagaimana mereka berhubungan antara satu dengan yang lainnya.

Perbandingan Lintas Budaya
Analisis konsumen antar budaya semakin banyak dilakukan dengan
maraknya globalisasi, antara lain agar mengetahui persamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih budaya. Sehubungan dengan kesamaan, standarisasi
produk dimungkinkan sedangkan perbedaan selera dan pilihan produk antar
konsumen lintas budaya mengharuskan pemasar untuk mencari cara
beradaptasi supaya produknya diterima dinegara tujuan. Ada kemungkinan
standarisasi produk diikuti dengan cara-cara berbisnis dan pemasaran yang
berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Banyak ahli
menyatakan bahwa akulturisasi sangat dibutuhkan dalam pemasaran global.

22

Produsen harus belajar segala sesuatu yang penting untuk penggunaan
produk mereka di negara lain dimana mereka beroperasi, seperti :
1.

Pertama mereka harus berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai,
keyakinan dan kebiasaan dari masyarakat atau bangsa yang menjadi
tujuan mereka.

2.

Kedua supaya produk dilihat dari segi budaya merupakan produk yang
baru bagi suatu masyarakat namun bisa diterima oleh masyarakat
tersebut, dalam hal ini pemasar harus membujuk anggota masyarakat
untuk meninggalkan tradisinya. Cara ini sebenarnya sulit dilakukan
karena tradisi biasanya sudah mendarah daging dalam kehidupan
subkultur tertentu.

Bagaimana pergerakan budaya memberikan arti bagi kehidupan melalui
produk yang digunakan setiap hari dan bagaimana arti pergerakan ini
terhadap sebuah masyarakat konsumer.

Beradaptasi dengan Budaya
Adaptasi

adalah

sebuah

konsep

penting

dalam

pemasaran

internasional dan kesediaan untuk beradaptasi merupakan sikap yang
krusial. 10 panduan proses adaptasi dalam berurusan dengan individu,
perusahaan atau orang-orang yang berkuasa di negara-negara asing adalah :
1. Toleransi terbuka
2. Fleksibilitas
3. Kerendahan hati
4. Keadilan/kejujuran
5. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tempo yang beragam
6. Rasa ingin tahu/minat
7. Pengetahuan akan negara tersebut
8. Rasa suka terhadap orang lain
9. Kemampuan untuk mempunyai rasa hormat
10. Kemampuan untuk menyatukan diri dengan lingkungan
A.

Budaya Organisasi
23

Budaya organisasi perusahaan didefenisikan sebagai suatu pola membagi
nilai-nilai dan kepercayaan untuk membantu individu mengerti fungsi
organisasional dan selanjutnya menyediakan kepada mereka norma-norma
perilaku didalam organisasi. Pembagian kepercayaan berhubungan dengan
gaya kepemimpinan, attribute organisasi dan mekanisme mempersatukan
dalam organisasi. Perbedaan organisasi organik dengan proses mekanistik
adalah : organisasi organic meliputi : menekankan pada fleksibilitas,
spontanitas dan individualitas sedangkan organisasi dengan proses mekanis
lebih menkankan pada pengendalian, stabilitas dan pesanan.

Global Account Management
(GAM)
Pengukuran pelanggan global dapat dilakukan dengan :
1. Single point contact
2. Coordination of resources for serving customer
3. Uniform price and term of trade
4. Standarized product and service
5. Consistence in service quality and performance
6. Supporting countries where the company has no presence

Customer Relationship
Management Global (CRM)
Munculnya SCM dilatar belakangi oleh 2 hal pokok, yaitu:
1.

Praktek manajemen logistik tradisional yang bersifat adversarial pada
era modern ini sudah tidak relevan lagi, karena tidak dapat menciptakan
keunggulan kompetitif

2.

Perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat dengan persaingan
yang semakin ketat.

24

Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global
seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak organisasi perusahaan
untuk menggali potensi yang dimiliki, serta mengidentifikasi faktor kunci
sukses untuk unggul dalam persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi
yang juga berkembang pesat menjadi sebuah kekuatan untuk diterapkan
dalam iklim persaingan. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya
diarahkan untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen.
Konteks produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam
pengertian manajemen produksi dan operasi adalah kombinasi produk
barang dan jasa. Industri manufaktur tidak akan dapat bersaing apabila
produk yang ditawarkan murni hanya barang, dan industri jasa juga tidak
memiliki daya tarik apabila yang ditawarkan kepada konsumen murni
berupa layanan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan produk terbaik
kepada konsumen meliputi kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan
jasa dalam porsi masing-masing yang ideal menurut perusahaan.
Menyajikan produk dalam arti luas tersebut merupakan tantangan sekaligus
peluang bagi sistem produksi operasi yang harus dijalankan perusahaan.
Mulai dari mengidentifikasi selera konsumen sampai dengan mengupayakan
seluruh

kebutuhan

input

dari

pemasok

untuk

memproduksi

dan

mendistribusikan produk tersebut sesuai dengan selera konsumen yang
dibidik.
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk
yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk
mewujudkan keinginan konsumen tersebut maka setiap perusahaan berusaha
secara optimal untuk menggunakan seluruh asset dan kemampuan yang
dimiliki

untuk

memberikan

value

terhadap

harapan

konsumen.

Implementasi upaya ini tentunya menimbulkan konsekuensi biaya yang
berbeda di setiap perusahaan termasuk para pesaingnya. Untuk dapat
menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga yang bersaing,
setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh biaya
tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan.

25

Salah satu upaya untuk mereduksi biaya tersebut adalah melalui optimalisasi
distribusi material dari pemasok, aliran material dalam proses produksi
sampai dengan distribusi produk ke tangan konsumen. Distribusi yang
optimal dalam hal ini dapat dicapai melalui penerapan konsep Supply Chain
Management (SCM). SCM sesungguhnya bukan merupakan suatu konsep
yang baru. Menurut Jebarus (2001) SCM merupakan pengembangan lebih
lanjut dari manajemen distribusi produk untuk memenuhi permintaan
konsumen. Konsep ini menekankan pada pola terpadu yang menyangkut
proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga kepada
konsumen. Dari sini aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah
dalam satu kesatuan tanpa sekat pembatas yang besar, sehingga mekanisme
informasi antara berbagai elemen tersebut berlangsung secara transparan.
SCM merupakan suatu konsep menyangkut pola pendistribusian produk
yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara
optimal. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadual
produksi, dan logistic.
Supply Chain Management (SCM) menekankan pada pola terpadu
menyangkut proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer hingga
pada konsumen akhir. Dalam konsep SCM ingin diperlihatkan bahwa
rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam
satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme informasi antara berbagai
komponen tersebut berlangsung secara transparan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Supply Chain Management
(SCM) adalah suatu konsep yang menyangkut pola pendistribusian produk
yang mampu menggantikan pola-pola pendistribusian produk secara
tradisional. Pola baru ini menyangkut aktivitas pendistribusian, jadwal
produksi, dan logistik.
Ada pula yang mengatakan bahwa Supply Chain Management (SCM)
adalah suatu metode penciptaan produk untuk disampaikan pada pengguna

26

akhir, dimana di dalamnya tercakup berbagai komponen, yaitu: the supplier
of raw materials, the manufacturing units, warehouses, transporters,
retailers, and finally selling.
Dari 2 definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus utama
dari SCM adalah sinkronisasi proses untuk kepuasan pelanggan. Semua
supply chain pada hakekatnya memperebutkan pelanggan dari produk atau
jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply
chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk
meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat
pengirimannya.
Persaingan dalam konteks SCM adalah persaingan antar rantai, bukan
antar individu perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat
adversarial adalah terfokusnya ukuran keberhasilan dan aktivitas pada
bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru sering berlawanan dengan
tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau konsumen
akhir.
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan
memberikan

manfaat

yaitu

(Jebarus,

2001)

kepuasan

pelanggan,

meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang
semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1.

Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan
target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang
dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam
konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang
panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu
konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh
perusahaan.

2.

Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan
menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan
pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan
perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.

27

3.

Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan
kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur
distribusi.

4.

Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan
semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun
keterampilan.

Tenaga

manusia

akan

mampu

memberdayakan

penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan SCM.
5.

Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen
yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan
meningkatkan laba perusahaan.

6.

Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari
segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan
tumbuh lebih kuat.

Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan
manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan
SCM bagi perusahaan adalah :
1.

SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi
dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan
pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam
fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki
dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan
nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.

2.

SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang
dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau
konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan
berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat mengidentifikasi
produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya
fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang
diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada
perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan

28

dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga SCM
akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan
dengan ongkos, yaitu:
1.

Fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos
material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi,
dan sebagainya.

2.

Fungsi kedua berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan
produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya aspirasi konsumen oleh
produk yang disediakan oleh rantai supply chain. Ongkos-ongkos ini
bisa berupa ongkos markdown, yakni penurunan harga produk yang
tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang
dinamakan dengan stockout cost.

Dalam perkembangannya, SCM telah banyak mengalami evolusi yang dapat
digambarkan dalam 4 (empat) tahap sebagai berikut (Indrajit dkk, 2002):
1.

Tahap 1, ada semacam kesendirian dan ketidak-saling-tergantungan
fungsi produksi dan fungsi logistik. Mereka menjalankan programprogram sendiri yang terlepas satu sama lain (in-complete isolation).
Contohnya adalah bagian produksi yang hanya memikirkan bagaimana
membuat barang sesuai dengan mutu dan yang telah ditetapkan, dan
sama sekali tidak mau ikut memikirkan penumpukan inventory dan
penggunaan ruang gudang yang menimbulkan biaya persediaan yaitu
biaya simpan.

2.

Tahap 2, perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya integrasi
perencanaan walaupun dalam bidang yang masih terbatas, yaitu di
antara fungsi internal yang paling berdekatan, misalnya produksi
dengan inventory control dan functional integration yang lain.

3.

Tahap 3, integrasi perencanaan dan pengawasan atas semua fungsi yang
terkait dalam satu perusahan (internal integration).

4.

Tahap 4, menggambarkan tahap sebenarnya dari suplly chain
integration,

yaitu

integrasi

29

total

dalam

konsep

perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan (manajemen) yang telah dicapai dalam
tahap 3 dan diteruskan ke upstreams yaitu suppliers dan downsterams
sampai ke pelanggan.
Evolusi SCM yang telah mencapai tahap keempat tersebut menunjukkan
suatu integrasi yang menyeluruh di antara seluruh komponen terkait
sehingga menuntut adanya transparansi arus informasi. Strategi kemitraan
dapat digunakan untuk mewujudkan kelancaran arus pasokan material dari
pemasok sampai distributor hingga ke tangan konsumen. Dengan startegi
kemitraan maka perlu mengembangkan komunikasi di antara semua pihak
terkait, sehingga komunikasi arus informasi maupun data yang dibutuhkan
akan lebih lancar.

30

CHAPTER
4

The Legal,
Political Trade
Environment

31

Peran hukum dalam bisnis
Legal Department dalam suatu perusahaan secara tradisional berfungsi
sebagai “support functionary” yang bertugas mengawasi kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan perundangan-undangan. Seiring dengan kemajuan ekonomi
yang digiring oleh kecanggihan teknologi yang kian inovatif, kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan perundang-undangan tidak dapat lagi dipandang sekadar
pelengkap pendukung. Manajemen perusahaan tidak cukup lagi hanya tahu
bagaimana menjalankan bisnis dan meraih keuntungan, melainkan mereka harus
memahami sungguh-sungguh potensi dampak hukum dari bisnis yang
dijalankannya. Risiko hukum tidaklah muncul dalam suatu wilayah yang vakum,
melainkan bersumber dari “loopholes” pada tataran operasional atau sebagai
akibat dari penyimpangan terhadap prosedur pelayanan atau penawaran produk
dan lain-lain. Tidak sedikit legal department dalam suatu perusahaan difungsikan
untuk bergerak ketika risiko hukum telah benar- benar terjadi. Sehingga apa yang
dilakukan lebih merupakan upaya yang reaktif. Mengelola risiko hukum secara
proaktif tentu saja menuntut; (i) pemahaman yang cukup terhadap nuansa bisnis
yang digeluti perusahaan, (ii) kemahiran yang tajam untuk menempatkan kegiatan
bisnis dalam suasana atau kerangka hukum, (iii) kemampuan untuk memprediksi
konsekuensi hukum dari setiap kegiatan atau tindakan serta (iv) kemampuan
mempersiapkan jurus-jurus remedies untuk menghindari risiko tersebut. Tentu
saja, tidak ada perangkat aturan yang baku mengenai strategi pengelolaan risiko
hukum proaktif, namun prinsip-prinsip berupa pertanyaan-pertanyaan analitis
seputar implikasi atau dampak dari proses bisnis, dapat dipergunakan, misalnya,
Apakah ada kemungkinan perusahaan melanggar suatu peraturan hukum tertentu

32

secara tidak langsung atau tanpa disadari, walaupun secara umum dapat dikatakan
perusahaan telah mematuhi hukum yang berlaku ? Apakah perlu membuat standar
yang mengatur hubungan atau komunikasi antara karyawan dan pelanggan atau
antara karyawan dan pihak ketiga, agar informasi-informasi rahasia tetap terjaga ?
dan sebagainya. Tentu masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dikembangkan sesuai dengan relevansinya.

Hukum Internasional
Semua negara mengatur perdagangan dengan negara lain dan mengawasi
akses orang asing terhadap sumber daya nasional. Setiap negara mempunyai
sistem hukum, peraturan dan tradisi sendiri yang unik, yang menimbulkan
dampak pada kemampuan pemasar global untuk mengarahkan pada peluang pasar
dalam suatu negara.
Ada peraturan untuk mengekspor dan mengimpor berbagai barang, orang,
uang dan pengalaman melintasi batas negara. Kemudian peraturan ini
dikonvensikan menjadi hukum internasional.
Hukum internasional dapat didefinisikan sebagai peraturan dan prinsip-prinsip
yang dipandang sebagai mengikat oleh berbagai negara dan bangsa.

Negara Kebangsaan dan Kedaulatan
Kedaulatan suatu negara berarti bahwa pemerintah negara tersebut memegang
pengawasan kegiatan ekonomi dalam batas-batas negara. Generalisasi ini harus
ditempatkan dalam 2 kriteria penting :
1. Tahap perkembangan dari negara bersangkutan (yaitu negara maju,
industri baru atau sedang berkembang)
2. Sistem politik dan ekonomi yang diterapkan dalam negara tsb. (yaitu
ekonomi yang diperintah atau direncanakan secara sentral dengan sistem

33

politik sosialis atau komunis; kapitalistik demokrasi berorientasi pasar,
atau sistem politik dan ekonomi campuran)
Jadi berbagai negara mengusai perkembangan industri atau ekonomi mereka
sendiri termaksud menjalankan praktik proteksionis atau hambatan (kebijakan,
hukum, peraturan dst.) untuk mempromosikan industri perintis atau melindungi
sektor ekonomi yang tidak bersaing dari barang-barang impor yang lebih murah.
Sebaliknya kalau negara yang menerapkan sistem ekonomi pasar dan berkembang
ke tingkat pembangunan ekonomi yang maju, mereka menetapkan peraturan yang
mempromosikan persaingan yang adil (hukum dan peraturan yang menentang
monopoli) dan menyatakan bahwa konglomerasi atau persengkongkolan yang
menghambat perdagangan bebas adalah tidak sah.
 Konflik hukum
Biasanya semua kegiatan ekonomi dalam batas suatu negara diatur oleh UU
nasional. Tetapi hukum nasional mana yang berlaku untuk transaksi yang
melintasi batas-batas negara ?
Jawabannya : adalah semua pihak harus menetapkan kontrak hukum mana
yang berlaku untuk kontrak dengan persetujuan bersama. Bila terjadi
perselisihan, mana yang harus dipatuhi oleh pihak yang dirugikan, apakah
pengadilan atau panel arbitrasi ?
Didalam kontrak harus dicantumkan, apakah peraturan yang berlaku adalah
yang ditempat domisili atau kantor bisnis salah satu pihak, tempat kontrak
dibuat atau tempat kontrak dilaksanakan ?
Karena hasil perselisihan tidak selalu dapat diperkirakan, lebih baik berhatihati untuk menyetujui hukum yang berlaku selama negosiasi dan masukkan
dengan nyata dalam kontrak.
 Jangkauan Ekstrateritorial
Jangkuan

ekstrateritorial

merupakan

kondisi

dimana

suatu

negara

memberlakukan kendali atas kegitan warga negara dan perusahaannya yang
terjadi di negara lain.

34

 Kebebasan Kontrak yang tidak boleh dianggap pasti berlaku
Prinsip-prinsip kebebsan kontrak dianggap pasti berlaku oleh eksekutif dari
negara-negara maju. Di negara maju agar kontrak bersifat mengikat dan
mempunyai kekuatan hukum harus ada tawar menawar, pertimbangan,
berbagai batasan dan kepatuhan hukum. Di negara berkembang pemerintah
kadang-kadang campur tangan dalam kontrak dagang.

Bentuk-bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan yang ada di dunia berbeda atas pandangan yang
bermacam-macam. Beberapa mempunyai aturan mengenai hak pilih yang tidak
lazim seperti di Bolivia, anda dapat memberikan suara pada umur 18 tahun jika
anda telah menikah, dan pada umur 21 tahun jika belum menikah. Di Peru polisi
dan personel militer tidak dapat memberikan suara. Di Kroasia, anda dapat
memberikan suara pada umur 16 tahun jika sudah bekerja. Di Libanon hanya
wanita dengan tingkat pendidikan setidaknya sekolah dasar yang dapat memberi
suara. Dan di Arab Saudi wanitak tidak diperbolehkan memberikan suaranya.
Yang terakhir tampaknya merupakan satu-satunya negara yang benar-benar masih
berada pada abad pertengahan sehubungan dengan hak pilih. Jadi bentuk
pemerintahan yang berbeda memberikan nilai yang berbeda pula dalam ruang
gerak bisnis di suatu kawasan. Seperti di Arab Saudi peran laki-laki lah yang
sangat dominan melakukan bisnis.

Partai-partai Politik
Untuk sebagian besar negar di seluruh dunia, penting bagi pemasar untuk
mengetahui filosofi dari semua partai politik besar dalam sebuah negara, karena
salah satu dari mereka mungkin menjadi dominan, dan mengubah sikap-sikap
yang berlakuk dan iklim bisnis secara keseluruhan. Seorang pemasar yang cerdik
harus memahai semua aspek dari medan politik agar salelu mengetahui dengan
baik informasi mengenai lingkukngan politik. Pergantian

yang

tidak dapat

diprediksi dan drastis dalam kebijakan pemerintah akan menghalangi investasi,

35

apapun yang menyebabkan pergantian tersebut. Singkatnya suatu penilaian dari
filosofi dan sikap politik dalam sebuah negara adalah penting untuk mengukur
stabilitas dan daya tarik sebuah pemerintahan dalam hubungannya dengan potensi
pasar.

Nasionalisme
Nasionalisme ekonomi dan kultural, yang dalam tingkat tertentu ada dalam
semua negara, adalah faktor lain yang penting dalam menilai iklim bisnis.
Nasionalisme paling sesuai dideskripsikan sebagai perasaan yang intens akan
harga diri dan kesatuan nasional, suatu kesadaran dari penduduk sebuah bangsa
akan harga diri terhadap negara ereka. Harga diri ini dapat mengambil bentuk
prasangka anti bisnis asing, dimana pelecehan dan pengendalian terhadap
investasi asing didukung, atau justru dihargai. Nasionalisme ekonomi mempunyai
tujuan untuk melindungi otonomi ekonomi nasional di mana penduduknya
mengidentifikasikan kepentingannya dengan perlindungan kedaulatan negara
dimana mereka tinggal. Perasaan akan nasionalisme mewujud dalam berbagai
cara termasuk seruan untuk memmbeli hanya pada produk negara mereka. Ini
dapat dilakukan dengan melakukan pembatasan impor, tarif pajak tinggi dan
rintangan-rintangan lainnya dalam perdagangan.

Ketakutan/kebencian yang terarah
Merupakan hal yang pentiing bagi para pemasar agar tidak mencampurkan
nasionalisme, dimana kebencian diarahkan secara umum terhadap semua negaranegara asing dengan ketakutan atau kebencian yang luas terarah pada