T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kualitas Pelayanan Perpustakaan Sekolah Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) Studi Di SMA Negeri 2 Salatiga T2 BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Pelayanan
2.1.1 Pengertian Kualitas

Kualitas merupakan hal yang penting pada setiap

subjek

dan

objek

dalam

memberikan

kepuasan

terhadap setiap menggunakan. Kualitas memiliki dua


kemungkinan yang mengikat yakni baik dan buruk,
sehingga ada sebuah penilaian dimana kualitas baik

dan kualitas buruk. Secara pengertian telah banyak
makna

dan

definisi-definisi

mengenai

kualitas.

Diantaranya menurut (Goesth dan Davis yang dikutip

Tjiptono, 2004:51) mengemukakan bahwa kualitas

diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang


berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan

lingkungan

harapan.

yang

memenuhi

atau

melebihi

Pengertian yang lebih rinci tentang kualitas

diberikan oleh Tjiptono, setelah melakukan evaluasi
dari


definisi

pakar,

kemudian

dikemukakan terhadap konsep kualitas,

definisi-

Tjiptono
definisi

kualitas

beberapa

menarik 7 (tujuh) definisi yang sering


kualitas

(Tjiptono,2005:2):

adalah

sebagai

1. Kesesuaian dengan persyaratan atau
tuntutan;
2. Kecocokan untuk pemakaian;
3. Perbaikan atau penyempurnaan
berkelanjutan:
4. Bebas dari kerusakan atau cacat;

9

berikut

5. Pemenuhuan kebutuhan pelanggan

semenjak awal dan setiap saat;
6. Melakukan segala sesuatu secara benar
semenjak awal; dan
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan
pelanggan.

Secara terminologi Kualitas adalah sebuah kata

yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang

harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai
sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan

bagian utama dari strategi perusahaan dalam rangka
meraih

keunggulan

yang


berkesinambungan,

baik

sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi

untuk terus tumbuh (Heizer, 2010:159). Selain itu
kualitas

adalah

kecocokan

untuk

pemakaian

berorientasi pada pelanggan terkait kepuasan dan
harapan pelanggan (Joseph M Lai-Kow Chan, Ming-Lu
Wu,2002:463-497). Kualitas adalah tingkatan dimana

suatu produk atau jasa dapat memenuhi harapan
pelanggan

2005:266).
tuntutan

yang

menggunakannya

Kualitas

atapun

adalah

harapan

mendapatkan pelayanan.


(Montgomery,

kesesuaian

pelanggan

terhadap

dalam

Berdasarkan serangkaian pengertian mengenai

kualitas dapat ditarik benang merah akan makna
kualitas tersebut. Yakni, kualitas sebagai
dinamis

yang

berpengaruh


dengan

kondisi

produk,

jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi

harapan

dari

para

sebagai

upaya


pemenuhan

pelanggan.

Dimana

pelanggan mendapatkan pelayanan dapat diartikan
kebutuhan

dan

keinginannya serta ketepatan penyampaiannya dalam
10

mengimbangi
konsumen.

harapan


sebagai

pelanggan

atau

menjadi

sebuah

keharusan

dan

Kualitas

kewajiban

yang

diberikan

oleh

penyedia

layanan

kepada para pelanggan (konsumen) dalam menciptakan
siklus yang dinamis dalam sebuah kinerja. Selain itu

menjadi tolak ukur dan acuan dalam melakukan segala

upaya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan atas
pelayanan yang diberikan dari pihak penyelenggara
pelayanan. Hal ini menjadikan tolak ukur pengukuran
kinerja

dari

penyelenggara

dalam

pelayanan terhadap para pelanggannya.
2.1.2 Pelayanan
Dalam

menyediakan

kepuasan

memberikan

kepada

para

pelanggan dibutuhkan sebuah kinerja pelayanan yang
organismik dan menyeluruh dari seluruh pihak terkait
yang

mendukung

akan

sistem

pelayanan.

Sistem

pelayanan yang organismik membutuhkan sebuah asas

layanan serta melayani kepada para pelanggannya.
Sistem pelayanan bukan hanya berdiri sendiri namun
menjadi suatu rangkaian dalam layanan dan melayani.
Secara

adalah

terminologis

layanan

atau

melayani

membantu menyiapkan apa yang diperlukan

seseorang (KBBI, 1995). Secara deskriptif menurut
Fandy (2002:25) layanan adalah suatu kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang

dengan orang lain dalam menyediakan produk atau
jasa,

sedangkan

melayani

adalah

membantu

menyiapkan sesuatu yang diperlukan oleh seseorang.
11

Konsep pelayanan yang dikemukakan menurut

Kotler (2007), pelayanan merupakan setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Umar
(2003), pelayanan adalah rasa menyenangkan yang

diberikan kepada orang lain disertai kemudahankemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.
Pelayanan merupakan terjemahan dari

istillah

service dalam bahasa Inggris yang menurut Kotler yang
dikutip Tjiptono,

yaitu berarti setiap tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak ke

pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak

berwujud

kepemilikan
Sutopo

dan

fisik)

sesuatu

dan

tidak

menghasilkan

(Tjiptono,2004:6).

Sugiyanti

Kemudian

mengemukakan

bahwa

pelayanan mempunyai pengertian sebagai membantu

menyiapkan (atau mengurus) apa yang diperlukan
seseorang (Sutopo dan Sugiyanti, 1998:25)
Menurut

Moenir

(1995:410)

pelayanan yang didambakan adalah :

perwujudan

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan
kepentingan dengan pelayanan yang
cepat dalam arti tanpa hambatan yang
kadang dibuat-buat.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar
tanpa gerutu atau sindiran yang
mengarah kepada permintaan sesuatu,
baik dengan alasan untuk dinas maupun
kesejahteraan.
3. Mendapatkan perlakuan yang sama
dalam pelayanan terhadap kepentingan
yang sama, tertib dan tidak pandang
bulu.

12

4. Pelayanan yang jujur dan terus terang.

Dalam

pelayanan

selayaknya

berorientasi

perpustakaan

pada

sudah

pemakai,

sehingga

kepuasan pemakai selalu diutamakan dalam rangka
meningkatkan

hubungan

antara

pelanggan

dan

tersebut

bisa

pengelola. Setiap pelayanan terdapat berbagai faktor
yang

berasal

mempengaruhi.
dari

dalam

penyelenggaraan.

Faktor-faktor

maupun

dari

luar

sistem

Berdasarkan pengertian diatas tentang kualitas

dan pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa

kualitas

pelayanan

adalah

segala

bentuk

aktivitas yang dilakukan oleh sesorang guna memenuhi

harapan pelanggan jasa. Kualitas diperlukan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan terhadap

jasa atau produk tersebut. Kualitas sebagai sebagai
suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang
dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan

konsumen internal dan eksternal, secara eksplisit
maupun implisit.
yang

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan
diharapkan

keunggulan

dan

tersebut

pengendalian

untuk

atas

memenuhi

tingkat

keinginan

pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima

atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang

diharapkan,

maka

kualitas

jasa

atau

pelayanan

dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau
pelayanan

pelanggan,

yang

maka

diterima

kualitas

melampaui

jasa

atau

harapan

pelayanan

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya
13

jika jasa atau pelayanan yang diterima lebih rendah
daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau
pelayanan dipersepsikan buruk (Tjiptono, 2004:59).

Citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan

sudut pandang atau persepsi penyedia jasa, melainkan

berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan.
Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa,

sehingga merekalah yang seharusnya menentukan
kualitas pelayanan umum. Persepsi pelanggan terhadap

kualitas jasa atau pelayanan merupakan penilaian
menyeluruh

atas

keunggulan

(Tjiptono, 2004:61).

suatu

Kualitas pelayanan yang diberikan

penilaian

dari

penerima

jasa

pelayanan

merupakan

berdasarkan

sudut

pandang dan persepsi pelanggan atas jasa pelayanan
yang

didapatkan.

terhadap

Persepsi

pelayanan

yang

penilaian

diberikan

pelanggan

merupakan

penilaian menyeluruh dari suatu penilaian pelayanan
yang diberikan sehingga dapat dikatakan bahwa suatu
pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang
berdasarkan pada kepuasan

pelanggan. Jika suatu

kepuasan tercipta maka persepsi suatu pelayanan yang
berkualitas akan tumbuh.

Berdasarkan pendapat yang telah disebutkan,

maka dapat disimpulkan mengenai kualitas pelayanan
yakni jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan.
Jasa

yang

dirasakan

diharapkan

maka

dipersepsikan

baik.

sesuai

kualitas
Jika

jasa

dengan

pelayanan
yang

jasa

yang

tersebut

dipersepsikan

melebihi jasa maka kualitasnya ideal. Demikian juga
14

bila kualitas yang dipersepsikan dibawah harapan
maka kualitasnya buruk.

2.1.3 Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan
Dalam

membutuhkan
mendukung
kesatuan
kinerja.

penerapannya
atribut

antar

yang

Dari

kualitas

yang

atribut

saling

sehingga

terorganisasi

kinerja

dalam

tersebut

pelayanan

terkait

menjadi

dan

satu

mewujudkan

menjadi

faktor

pengukuran kepuasan dari para pelanggan dan dari
suara

pelanggan

dapat

diinginkannya.

diketahui

harapan

yang

Parasuraman dan Berry (1985:20) mengatakan

setidaknya ada dua faktor utama yang mempengaruhi

kualitas jasa yaitu expective service (pelayanan yang

diharapkan) dan perceived service (pelayanan yang

diterima atau dirasakan). Dimana untuk mengetahui
adanya ketimpangan atau gap

yang dirasakan oleh

pelanggan terkait harapan yang diinginkan dan kinerja
yang

dapat

dirasakan

oleh

pelanggan

menggunakan metode Service Quality (Servqual).

dengan

Metode Service Quality memberikan pemahaman

akan kualitas pelayanan yang berpusat pada upaya
pemenuhan kebutuhan sekaligus keinginan pelanggan
dalam

ketepatan

memberikan

mengimbangi harapan pelanggan.
Pada

dasarnya,

kualitas

kepada upaya pemenuhan
pelanggan

serta

mengimbangi
15

pelayanan

untuk

berfokus

kebutuhan dan keinginan

ketepatan

harapan

pelayanan

penyampaianya
pelanggan.

untuk

Dengan

menggunakan atribut dalam Servqual yang kemudian

dilakukan penilaian sekaligus membentuk prioritas
pelayanan

kualitas

yang

dapat

mendukung

peningkatan kualitas pelayanan menggunakan metode
Quality Function Deployment (QFD).

Kualitas pelayanan selalu dikaitkan

kepuasan, dalam hubungan

dengan

dengan penciptaan nilai

kepuasan bagi pelanggan yang dapat diukur dalam
kualitas pelayanan, dimensi-dimensi

yang menjadi

fokus pada kualitas pelayanan, (Zeithaml, 1990:67):
1. Kehandalan
(reliability),
yakni
kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan.
2. Daya
tanggap
(responsiveness),
menunjukkan kemauan untuk membantu siswa memberikan pelayanan
dengan cepat dan tanggap. Daya tanggap
adalah suatu kemauan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat
(responsif) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang
cepat dan jelas.
3. Jaminan
(assurance),
mencakup
pengetahuan,
kemampuan,
untuk
memberi rasa aman dan rasa percaya
para siswa kepada pihak sekolah.
Menunjukan sejauh mana pengetahuan
dan
kesopanan
karyawan
serta
kemampuan menciptakan persepsi yang
baik
bagi
sekolah,
dengan
menumbuhkan
kepercayaan
dan
keyakinan
dibenak siswa terhadap
sekolah yang mencakup pengetahuan,
kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staff, bebas
dari bahaya, risiko, atau keragu raguan.
4. Empati (empathy), sebagai syarat untuk
peduli dan memberikan perhatian secara
pribadi
bagi
pelanggan
meliputi:

16

kemudahan
dalam
melakukan
hubungan,
komunikasi
yang
baik,
perhatian
pribadi,
dan
memahami
kebutuhan para pelanggan. Lebih singkat
lagi Philip Kotler mendefinisikan empati
adalah
tingkat
perhatian
pribadi
terhadap para pelanggan.
5. Bukti fisik (tangible) berupa penampilan
fasilitas fisik, peralatan, personel, dan
media
komunikasi.
Bukti
fisik
menunjukkan eksistensi kepada pihak
eksternal. Penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik sekolah dan
keadaan lingkungan sekitarnya adalah
bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa, yang
meliputi fasilitas fisik (gudang, dan lain
sebagainya), perlengkapan dan peralatan
yang dipergunakan (teknologi), serta
penampilan pegawainya

Prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam

menilai pentingnya kualitas pelayanan suatu sekolah,

adalah sejauh mana pelayanan itu dapat menciptakan

tingkat kepuasan semaksimal mungkin bagi pelanggan
(Ratminto,2006:23).

2.2 Kualitas Pelayanan Perpustakaan

Jasa dalam pelayanan merupakan suatu kinerja

penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih
dapat dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih

dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi

jasa tersebut. Menurut Lewis dan Booms (1983) dalam
Tjiptono ( 2011), kualitas jasa sebagai ukuran seberapa

bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai

dengan ekspektasi pelanggan. Memuaskan kebutuhan
17

pelanggan

bearti

perusahaan

harus

pelayanan berkualitas (service quality).

memberikan

2.2.1 Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah memiliki beberapa fungsi

yakni sebagai berikut (Surachman Arif, 2012) :

1. Pusat kegiatan belajar mengajar untuk
pendidikan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku.
2. Pusat
Penelitian
sederhana
yang
memungkinkan
para
siswa
mengembangkan
kreativitas
dan
imajinasinya.
3. Pusat membaca buku-buku yang bersifat
rekreatif dan mengisi waktu luang
(buku-buku hiburan).
4. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa.

Keberadaan perpustakaan sebagai pendukung

kegiatan belajar mengajar bagi para siswa, sehingga
siswa

adalah

pelanggan

setia

pada

perpustakaan

sekolah. Manfaat perpustakaan sekolah antara lain:
menimbulkan kecintaan peserta didik dalam membaca,
memperkaya

pengalaman

belajar,

menanamkan

kebiasaan belajar mandiri, memperlancar penyelesaian

tugas-tugas sekolah, memperlancar dalam mengikuti
perkembangan

ilmu

(Prastowo, Andi; 2011).

pengetahuan

dan

teknologi

Manajemen perpustakaan sekolah adalah seluruh

kegiatan yang berawal dari input, prosess, dan berakhir
pada output yang berhubungan dengan kegiatan dalam
perpustakaan terdiri dari: koleksi perpustakaan; sarana
dan
18

prasarana;

pelayanan

perpustakaan;

tenaga

perpustakaan; penyelenggaraan; dan pengelolaan (UU
No. 43 Tahun 2007 pasal 11).

2.2.2 Pengelola dan Pengunjung Perpustakaan

Pustakawan adalah orang yang pekerjaannya

atau profesinya terkait erat dengan dunia pustaka atau

bahan pustaka. IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia)
menyatakan bahwa pustakawan adalah seseorang yang

melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan
memberikan

pelayanan

kepada

masyarakat

sesuai

dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu
pengetahuan,

dokumentasi

dimilikinya melalui pendidikan.
Dalam

pustakawan

perpustakaan

konsep

adalah

dan

informasi

manajemen

sebagai

diharapkan

sumber

yang

perpustakaan,
daya

mampu

dalam

untuk

memanfaatkan dan meningkatkan tenaga sepenuhnya
atau

seoptimal

mungkin

untuk

meningkatkan

produktifitas yang diikuti oleh terciptanya hubungan
kerja

yang

menyenangkan,

bermutu
penuh

dengan

tenggang

konotasi

rasa

dan

yang

saling

membangun. Produktifitas meningkat salah satunya
adalah kinerja pustakawan yang maksimal.

Ukuran kinerja pustakawan yang meningkat

selaku pelaksana dalam melayani pemustaka memeliki

beberapa kriteria menurut Parasuraman, Zeithaml &
Berry dalam Journal of Marketing (1985: 46) dalam
Sudarmanto (2009: 14) mengemukakan ukuran kinerja
sebagai berikut:

19

1. Kehandalan, yakni mencakup konsistensi
kinerja
dan
kehandalan
dalam
pelayanan; akurat, benar dan tepat.
2. Daya tanggap, yaitu keinginan dan
kesiapan dalam menyediakan pelayanan
dengan tepat waktu.
3. Kompetensi,
yaitu
keahlian
dan
pengetahuan
dalam
memberikan
pelayanan.
4. Kesopanan,
yaitu
mencakup
kesopansantunan,
rasa
hormat,
perhatian
dan
bersahabat
dengan
pelanggan layanan.
5. Komunikasi,
yaitu
kemampuan
menjelaskan
dan
menginformasikan
pelayanan kepada pelanggan layanan
dengan baik dan dapat dipahami dengan
mudah.
6. Keamanan, yaitu mencakup bebas dari
bahaya, keamanan secara fisik, resiko,
aman secara finansial.

Pemustaka menurut UU no 43 tahun 2007

tentang perpustakaan pasal 1 ayat 9 ialah pelanggan
perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang,
masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas

layanan perpustakaan. Sedangkan menurut Suwarno

(2009: 80) pemustaka ialah pelanggan fasilitas yang

disediakan perpustakaan, baik koleksi maupun buku
(bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai
jenis pemustaka seperti pelajar, mahasiswa, guru,

dosen, karyawan dan masyarakat umum, tergantung
dengan jenis perpustakaan tersebut.

20

2.2.3 Standard Perpustakaan
1. Tata Ruang

Pada umumnya perpustakaan sekolah memiliki

tata ruang yang didesain sedemikian rupa dengan
memperhatikan berbagai hal yang dapat memberikan

rasa nyaman bagi pelanggannya maka hal tersebut

akan dapat menjadikan perpustakaan benar benar
pusat informasi yang memberikan kesan positif bagi
pelanggannya. Dwijati
perpustakaan

(2006: 58) menyatakan bahwa

dikatakan

baik

jika

perpustakaan

memiliki beberapa karakterisik antara lain :

1. Koleksi yang relevan, aktual dan akurat

2. Tenaga yang berkualitas dan professional
3. Sistem pelayanan yang cepat dan tepat
4. Didukung oleh sarana dan prasaran yang
memadai.

Menurut Arifianto (2007:3) menyatakan bahwa

Tata ruang adalah

suatu cara untuk menciptakan

suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam
perpustakaan. Ruangan yang tertata rapi dan buku
buku

yang

juga

tertata

perpustakaan memberikan

akan

membuat

suatu

nuansa nyaman sehingga

pemakai perpustakaan tertarik untuk membaca buku
dan berlama lama di perpustakaan. Sehingga dalam
mengatur ruang perpustakaan meliputi:
1. Tata ruangan perpustakaan

2. Tata letak perabot dan perlengakapan
3. Sirkulasi udara
4. Penerangan

5. Keserasian warna

21

Tata

atau

penataan

ruang

perpustakaan

bertujuan untuk (Lasa,2005:148):

1. Memperoleh efektivitas kegiatan dan
efisiensi waktu, tenaga dan anggaran.
2. Menciptakan lingkungan yang aman
suara, nyaman cahaya, nyaman udara
dan nyaman warna.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan
4. Meningkatkan
kinerja
petugas
perpustakaan.

2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan khusus difokuskan pada

koleksi muktahir di dalam subyek yang menjadi tujuan
perpustakaan

tersebut

atau

untuk

mendukung

kegiatan badan induknya. Koleksi suatu perpustakaan
khusus adalah tidak terletak dalam banyaknya jumlah
bahan pustaka atau jenis terbitan lainnya melainkan

ditekankan kepada kualitas koleksinya, agar dapat
mendukung jasa penyebaran informasi muktahir serta
penelusuran informasi.
Pembinaan

koleksi

perpustakaan

menekankan pada beberapa jenis bahan

khusus

pustaka

seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal ilmiah,
hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus,

baik dalam bentuk tercetak maupun media rekam
lainnya.

3. Layanan Perpustakaan
Layanan

memberikan

perpustakaan

nilai

lebih

khusus

kepada

harus

pelanggan

dapat

dan

organisasi atau badan induk yang membawahinya.
Untuk
22

itu

pengelola

perpustakaan

perlu

selalu

memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian
informasi
menjadi

kepada

penting

pelanggannya.

untuk

Aspek

diperhatikan

layanan

dikarenakan

tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat,
tepat dan terbaru selalu ada.
Jenis

layanan

perpustakaan

khusus

dapat

bersifat terbuka maupun tertutup, tergantung pada

kebijakan organisasi, pengelola dan tipe pelanggannya.
Namun kebanyakan perpustakaan khusus menerapkan

sistem terbuka dengan akses terbatas. Hal ini untuk

lebih memberikan peluang kepada pelangganan yang
lebih luas namun tetap terkontrol. Terbuka artinya
siapapun

dapat

memanfaatkan

koleksi

yang

ada,

sedangkan akses terbatas adalah pengaturan terhadap

proses pemanfaatan koleksi seperti fasilitas pinjam,
fasilitas baca, fotokopi, dan sebagainya.
4. Sumber Daya Manusia
Pustakawan

sekolah

adalah

anggota

staf

berkualifikasi profesional yang bertanggung jawab atas
perencanaan dan pengelolaan perpustakaan sekolah,
sedapat mungkin dibantu staf yang cukup, bekerja

sama dengan semua anggota komunitas sekolah, dan
berhubungan
lainnya.

dengan

Peran

perpustakaan

pustakawan

umum

sekolah

dan

bervariasi

tergantung pada anggaran, kurikulum dan metodologi

pengajaran di sekolah, dalam batas kerangka kerja

keuangan dan perundang-undangan nasional. Di dalam

konteks khusus, ada ranah umum pengetahuan yang
penting jika pustakawan sekolah mengembangkan dan
mengoperasikan jasa perpustakaan sekolah yang efektif:
23

yaitu

mencakup

sumber

daya,

manajemen

yang

makin

berkembang,

perpustakaan dan informasi serta pengajaran. Di dalam
lingkungan

pustakawan

jaringan

sekolah

harus

kompeten

dalam

perencanaan dan pengajaran keterampilan menangani
informasi yang berbeda-beda bagi guru dan siswa.
Dengan demikian, pustakawan harus melanjutkan
pengembangan dan pelatihan profesionalnya. Untuk

menjamin penyelenggaraan yang efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka:

1. Kebijakan mengenai jasa perpustakaan sekolah
harus

dirumuskan

prioritas

dan

jasa

guna

kurikulum sekolah;

2. Perpustakaan

dalam

sekolah

menentukan
kaitannya

harus

tujuan,
dengan

terorganisasi

dikelola sesuai standar profesional;

dan

3. Jasa hendaknya dapat diakses oleh semua anggota
komunitas

sekolah dan diselenggarakan dalam

konteks komunitas lokal;

4. kerjasama dengan guru, manajemen senior sekolah,
administrator, orang tua siswa, pustakawan dan
profesional

informasi

lainnya

komunitas harus didorong.

dan

kelompok

5. Faktor Layanan Pendukung

Teknologi informasi merupakan satu hal yang

tidak bisa dihindarkan akan masuk ke dalam proses
perkembangan

perpustakaan.

Apalagi

dalam

perpustakaan khusus yang mengutamakan informasi
yang muktahir dan serba cepat, maka penerapan
24

teknologi informasin adalah kebutuhan mutlak. Hal ini
terutama difokuskan pada teknologi yang memberikan
kesempatan

kepada

pelanggan

untuk

memperoleh

informasi lebih luas, cepat, tepat, dan up to date,
misalkan melalui fasilitas Internet, Database Online,
Media Compact Disk, dan sebagainya.
2.2.4 Kepuasan Pemustaka

Pemustaka adalah konsumen perpustakaan atau

sebagai pengguna fasilitas perpustakaan. Pemustaka
menjadi

central

perpustakaan.

point

Pelayanan

dari

yang

penyelenggara
berkualitas

jasa

kepada

pemustaka menjadikan hal yang sangat urgen demi
meningkatkan kepuasan para pelanggan perpustakaan.
Kepuasan

konsumen

dalam

adalah kepuasan pemustaka.

ranah

perpustakaan

Dimana dalam kepuasan konsumen (Custumer

Satisfaction) terdapat empat cara untuk mengetahui

tingkat kepuasan yang menurut (Kotler, 2004), yakni
sebagai berikut:

1. Sistem Keluhan saran pelanggan yang
biasanya dilakukan dengan via telephone
dan email atau dapat dilakukan dengan
memberikan saran yang biasanya telah
disediakan oleh pihak penyelenggara
jasa.
2. Survei kepuasan pelanggan, dimana pada
umumnya dalam penelitian mengenai
kepuasan pelanggan dilakukan dengan
metode survei melalui wawancara dan
quesioner. Hal ini dilakukan dengan
memberikan berbagai macam pertanyaan
terkait dengan kepuasan yang dirasakan
oleh pelanggan jasa.

25

3. Ghost shopping dilakukan dengan cara
memperkerjakan beberapa orang yang
berperan
sebagai
pelanggan
jasa,
sehingga dapat memprediksi tingkat
kepuasan pelanggan.
4. Lost Customer Analysis, hal ini dilajukan
dengan menghubungi para pelanngan
yang telah merasakan pelayanan jasa
namun pada waktu sekarang sudah tidak
lagi menikmati pelayanan jasanya.

Gambar 2.1
Kepuasan Pelanggan
(Sumber: Tjiptono, 2005: 126)

2.2.5 Kinerja Perpustakaan Sekolah
Penilaian

kinerja

pustakawan

dapat

menciptakan, memelihara suatu iklim dan suasana

yang baik di perpustakaan. Menurut Dharma (2005)
dalam Suwondo (2011;20), ada lima sumber penilaian
kinerja, yaitu:

1. Penilaian atas diri sendiri
Proses
dimana
para
individu
mengevaluasi
kinerja
pustakawan

26

mereka
sendiri,
menggunakan
pendekatan yang terstruktur sebagai
dasar bagi pembicaraan dengan para
manajer mereka dalam pertemuanpertemuan evaluasi.
2. Penilaian oleh bawahan
Penilaian oleh bawahan menyediakan
kemungkinan bagi bawahan untuk
menilai atau berkomentar tentang aspek
tertentu
dari
kinerja
pustakawan
manajernya.
3. Penilaian oleh rekan sejawat
Penilaian ini merupakan evaluasi yag
dibuat sesama anggota tim atau kolega
yang berada dalam jaring kerja yang
sama.
4. Penilaian oleh multi assement

Keuntungan dari mendapatkan sudut pandang

yang berbeda dalam evaluasi kinerja pustakawan,
terutama

dari

para

manajer,

telah

menimbulkan

perhatian yang lebih besar kepada penilaian yang dapat

menambahkan nilaii kepada evaluasi/bawahan yang
tradisionil.

2.3 Peran Perpustakaan dalam Sekolah
Peranan

sekolah

dalam

menyelenggarakan

pendidikan dalam mempersiapkan generasi bangsa

yang berilmu dan bermartabat. Sekolah sebagai pusat

pendidikan mampu melaksanakan fungsi dan peranan
dalam

mendukung

serta

implementasi

program.

Sebagaimana tujuan pendidikan melaksanakan fungsi
pendidikan

kemampuan

secara

meningkatkan

martabat bangsa.
27

optimal

yaitu

mutu

mengembangkan
kehidupan

dan

Fungsi

sekolah

sebagai

lembaga

pendidikan

antara lain (Mukhlison 2008 dalam www.balinter.net):
1. Sekolah mempersiapkan anak untuk
suatu pekerjaan, dan diharapkan anak
yang suatu pekerjaan dan diharapkan
anak yang telah menyelesaikan sekolah
yang dapat melakukan pekerjaan.
2. Sekolah memberikan ketrampilan dasar.
3. Sekolah
membuka
kesempatan
memperbaiki nasib
4. Sekolah
menyediakan
tenaga
pembangungan
5. Sekolah membentuk manusia sosial

Kurikulum

adalah

seperangkat

rencana

dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta

cara

yang

penyelenggaraan

digunakan

kegiatan

sebagai

pembelajaran

pedoman

untuk

mencapai tujuan pendidikan (UU Nomor 20 Tahun

2003). Pengembangan kurikulum 2013, terkait dengan
kondisi pendidikan yang terdiri dari 8 standar nasional

pendidikan, pertumbuhan penduduk Indonesia usia
produktif, arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait

dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi
dan

informasi,

kebangkitan

industri

kreatif

dan

budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional.

Semakin

sekolah

maka

komplek

kebutuhan

perpustakaan

dalam

memegang

dunia

peranan

penting sebagai jantungnya ilmu-ilmu dan sumber
referensi menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM).
Peran

perpustakaan

memerankan

28

yang

perananannya

memiliki
dalam

kualitas

pendidikan

dan

di

sekolah menjadi daya penunjang kegiatan belajar
mengajar siswa dan guru.

2.4 Total Quality Management (TQM)

Kualitas merupakan satu kesatuan yang terpadu

dalam

memberikan

pelayanan

yang

memuaskan

kepada setiap pelanggan atau konsumen. Sehingga

kualitas bukan bentuk marginal namun lebih pada
satu kesatuan yang organismik. Dimana dalam ilmu

manajemen, kualitas menjadi ilmu yang sangat urgen
sehingga

dalam

implementasinya

dikenal

dengan

manajemen kualitas terpadu yang mampu memadukan

dari berbagai unsur terkait dengan tercapainya sebuah
kualitas

dan

kepuasan

atas

kualitas

yang

diberikan yakni Total Quality Management (TQM).

telah

TQM (Total Quality Management) adalah suatu

pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba

untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungannya. Beberapa karakteristik
TQM adalah sebagai berikut : Fokus pada pelanggan,

baik pelanggan internal maupun eksternal, Memiliki

obsesi yang tinggi terhadap kualitas, Menggunakan

pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan

masalah,

Memiliki

komitmen

jangka

panjang Membutuhkan kerja sama tim (teamwork),

Memperbaiki

proses

memberikan

kebebasan

Menyelenggarakan

29

secara

pendidikan
yang

berkesinambungan,
dan

terkendali

pelatihan,

Memiliki

kesatuan

tujuan,

dan

pemberdayaan karyawan.

Adanya

keterlibatan

dan

Menurut Tjiptono & Anastasia (2003),Terdapat 4

prinsip dasar dalam penerapan TQM, yaitu:

1. Kepuasan
konsumen.
Untuk
dapat
memberikan
kepuasan
kepada
konsumen, langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengidentifikasi siapa
pelanggan perusahaan, apa kebutuhan
dan keinginan mereka;
2. Perbaikan terus menerus. Konsumen
akan selalu memahami dinamika seiring
lingkungan bisnis yang terus mengalami
perubahan. Oleh karena itu, perusahaan
harus
mampu
mengikuti
gerak
perubahan kebutuhan dan keinginan
konsumen.
3. Manajemen berdasarkan orang. Setiap
orang dalam organisasi merupakan
individu yang memiliki kontribusi bagi
pencapaian kualitas yang diharapkan.
Oleh karena itu setiap orang dalam
organisasi harus diperlakukan dengan
baik dan diberi kesempatan untuk
berpartisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan;
4. Manajemen berdasarkan fakta. Setiap
konsumen
yang
diambil
akan
memberikan hasil yang memuaskan jika
didasarkan pada data dan informasi
objektif, lengkap dan akurat.

2.5 Quality Function Development (QFD)

2.5.1 Konsep Quality Function Development (QFD)
cara

QFD (Quality Function Deployment) merupakan
untuk

menterjemah

kebutuhan

konsumen

kedalam karakteristik produk serta mempertimbangkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhinya. QFD
30

adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan

suatu produk yang kompleks dengan menghubungkan

unsur perencanaan dari desain dan proses pembuatan
berdasarkan
2011).

kebutuhan

pelanggan.

(Wijaya,

Tony

Tujuannya penentuan kualitas adalah untuk

mendapatkan kepuasan pelanggan. Metode QFD di
pakai oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan

jasa. QFD adalah metode membantu mentransformasi
kebutuhan

karakteristik
layanan.

pelanggan
teknik

Sedangkan

management,

QFD

perencanaan

yang

(dengan

dalam

suara

bentuk

produk

diartikan

sebagai

menurut

dapat

pelanggan)

buku

digunakan

untuk

total

atau

quality

alat

memenuhi

kepuasan pelanggan. Hal ini termasuk dengan desain

produk, keteknikan dan produksi produk. (Deros BM,
Rahman N, Rahman MN, 2009)

Menurut Tony Wijaya (2011), Fungsi utama yang

diperoleh

dari

penerapan

QFD

yaitu

melibatkan

pelanggan ke proses pengembangan produk sedini

mungkin. Sehinnga tercipta rancangan produk/jasa
yang diharapkan pelanggan dan mempermudah dalam
pengambilan suatu keputusan.

2.5.2 Tahapan QFD (Quality Function Deployment)
Tahap

perencanaan

dan

pengembangan

fase

model QFD dapat disebut juga matriks, adapun matriks

perencanaan dan pengembangan QFD adalah sebagai
berikut: (Ibrahim B: 2000)

1. Tahap
untuk
membuat
matrik
perencanaan produk (house of quality)

31

menjelaskan tentang customer needs,
technical requirements, co-relationship,
relationship,
customer
competitive
evaluation, competitive technical assement,
dan targets.
Tahap
untuk
membuat
matrik
perencanaan part (part of deployment)
merupakan faktor-faktor teknis yang
critical terhadap pengembangan produk.
Tahap
untuk
membuat
matriks
perencanaan proses (process planning)
merupakan matriks proses pembuatan
pengembangan suatu produk.
Tahap
untuk
membuat
matriks
perencanaan
produksi
(production
plannning)
Memaparkan tindakan yang perlu diambil
didalam perbaikan kualitas produk.

2.

3.

4.
5.

2.5.3 House of Quality ( Rumah Kualitas)
Alat

struktur

yang

QFD

menggunakan

digunakan

adalah

metode

untuk

penilaian

menggunakan

pembobotan

perhitungan

matriks

yang

yang

berbentuk rumah, disebut House of Quality. Pada
House Of Quality, hal yang dilakukan adalah menilai
bobot

hubungan

keterkaitan

antar

atribut

dan

parameter yang dibutuhkan dalam melalukukan proses
peningkatan kualitas.

Bentuk dan keterangan setiap

matriks terlihat pada Gambar 2.2

32

Gambar 2.2
Model House of Quality
( Tony Wijaya, 2011: 80)

Keterangan:

1. Bagian A terdiri dari sejumlah kebutuhan dan

keinginan konsumen yang diperoleh dari penelitian
pasar.

2. Bagian B merupakan tahapan matriks perencanaan

3. Bagian C berisi persyaratan-persyaratan teknis
untuk

pruduk

dikembangkan.

4. Bagian

D

mengenai

atau

terdiri

kekuatan

jasa

dari

baru

penelitian

hubungan

yang

akan

manajemen

antara

elemen-

elemen yang terdapat pada bagian persyaratan
teknis dan kebutuhan konsumen.

33

5. Bagian E menunjukkan korelasi antara persyaratan
teknis yang satu dan persyaratan lain yang terdapat
pada matriks C

6. Bagian F terdiri dari urutan tingkat kepentingan,

informasi untuk membandingkan kinerja, target

kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang
baru dikembangkan.

Draft House Of Quality (HOQ) tersebut digunakan

sebagai

metode

pengembangan

strategi

kebijakan

perpustakaan dalam proses peningkatan kualitas. Hal

tersebut dapat dihitung dari proses pembobotan nilai
keterkaitan

antar

atribut

dan

prosedur peningkatan kualitas.

parameter

dalam

2.6 Penelitian Yang Relevan

Barid Budi Wicaksono 2011: Program Kebijakan

Administrasi
Jogjakarta

Publik

Sekolah

Pasca

Sarjana

UGM

Kualitas Layanan di UPT Perpustakaan

Dinas Pendidikan Kota Jogjakarta . Metode penelitian
secara diskriptif kualitatif bahwa internal perpustakaan

dinas pendidikan yang belum optimal yang mana masih
ditemukan

keluhan

dari

pelanggan

perpustakaan

terhadap koleksi, fasilitas, informasi layanan. Hal
tersebut disebabkan pada aspek kualitas dan kuantitas

sumber daya manusia. Manajemen yang berkaitan
dengan

dengan

sumber

daya

manusia

serta

peningkatan kualitas, kepuasan pemustaka (pemakai
perpustakaan),
Sehingga
34

kepuasan

sangatlah

kerja,

penting

kualitas

bagi

layanan.

sekolah

untuk

meningkatkan

kualitas

perpustakaan

dalam

mendukung standar pendidikan nasional.

Nuri Indrastuti 2009: Program Ilmu Kesehatan

Sekolah

Sekolah

Pasca

Sarjana

UGM

Jogjakarta

Penerapan Quality Function Development (QFD) untuk

pengembangan produk layanan ruang rawat unap anak

di RSI Jakarta Pondok Kopi . Dalam penelitian tersebut
menghasilkan

sebuah

kebijakan

dari

terbagi

menjadi

harapan

konsumen yang dilakukan dalam sebuah proporsi
kinerja

manajemen

yang

10

hal

menghasilkan prioritas pengembangan layanan produk

sebagai berikut: 1) Adanya dukungan manajemen; 2)
Petugas tanggap dan cermat; 3) SOP penerimaan
pegawai

dirubah;

4)

Penampilan

petugas

sesuai

karakter anak; 5) Kompetensi petugas diutamakan; 6)
Sumber dana ditingkatkan; 7) Sarana prasana ruangan
ditingkatkan; 8) Ruangan memiliki konsep cerminan
anak-anak; 9) Layanan terpadu; 10) Kebijakan tegas.

2.7

Kerangka Berfikir

Kualitas merupakan standar khusus yang mana

kemampuannya, kinerja, keandalannya, kemudahan

pemeliharaan dan karakteristik dapat diukur sesuai
dengan

spesifikasinya

Wu;2002).

Kualitas

(Lai-Kow

pelayanan

Chan,

jasa

Ming-Lu

kualitas

jasa

sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang
diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Memuaskan kebutuhan pelanggan bearti perusahaan
harus

memberikan

pelayanan

berkualitas

(service

quality) Lewis dan Booms (1983) dalam Tjiptono ( 2011).
35

Perpustakaan

sebagai

pendukung

kegiatan

belajar mengajar bagi para siswa, sehingga siswa

adalah pelanggan setia pada perpustakaan sekolah.
Manfaat

perpustakaan

sekolah

antara

lain:

menimbulkan kecintaan peserta didik dalam membaca,
memperkaya

pengalaman

belajar,

menanamkan

kebiasaan belajar mandiri, memperlancar penyelesaian

tugas-tugas sekolah, memperlancar dalam mengikuti
perkembangan

ilmu

(Prastowo, Andi;2012).
Perpustakaan

kualitas

dalam

pengetahuan

dan

membutuhkan

melayani

pemustaka.

teknologi.

peningkatan
Pelayanan

tersebut dilakukan oleh pihak pustakawan sebagai

pelaku layanan jasa. Dimana tool yang digunakan

menggunakan Quality Funtion Development Menurut
Tony Wijaya (2011), Fungsi utama yang diperoleh dari

penerapan QFD yaitu melibatkan pelanggan ke proses
pengembangan

produk

sedini

mungkin.

Sehinnga

tercipta rancangan produk atau jasa yang diharapkan
pelanggan dan mempermudah dalam
suatu keputusan.

pengambilan

Impelementasi QFD dapat direalisasikan dengan

menggunakan House Of Quality (HOQ). HOQ adalah
tahapan

perhitungan

hubungan

keterkaitan

antar

atribut atau parameter yang tersusun dalam bentuk

matriks pada bentuk rumah kualitas dengan komponen
yang digunakan meliputi keinginan atau kebutuhan
konsumen. Mendesain kebutuhan konsumen kemudian
melakukan korelasi. Melakukan penilaian produk atau

jasa dan menghitung prioritas konsumen terhadap
kebutuhan yang diinginkan (Wijaya Tony, 2011;82).
36

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65