Appendix FaktorFaktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3

Uji Content Validity
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Siswi
di SMA Negeri 17 Medan
I. Petunjuk
Isilah skor pada tabel di bawah ini yang Bapak/Ibu anggap paling cocok, dengan
penilaian sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

1. 0,80 -1,00
0,600-0,799
0,400-0,599

0,200-0, 399
0,00-0,199

: sangat tinggi
: tinggi
: cukup tinggi
: rendah
: sangat rendah (tidak valid)

II. Defenisi Teoritis Variabel
A. Variabel Dependent:
1. Perilaku Seksual Siswi
Segala tingkah laku atau aktivitas yang dilakukan siswi yang didorong
oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya ataupun dengan sesama
jenis yang merupakan pasangannya.
No

Pernyataan
0.1


Kegiatan yang pernah dilakukan
selama berpacaran:
1. Berpegangan tangan
2. Berpelukan
3. Berciuman bibir
4. Berciuman dengan
mempermainkan lidah
5. Meraba-raba bagian tubuh
6. Melakukan hubungan seks

0.2

0.3

0.4

Skor
0.5 0.6

0.7







0.8




Universitas Sumatera Utara

0.9

1

B. Variabel Independent
2. Predispocing Factor
Predispocing factor adalah faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang berupa pengetahuan dan
sikap siswi dalam hal ini kaitannya dengan perilaku seksual siswi.
a. Pengetahuan Siswi mengenai Perilaku Seksual
Segala sesuatu yang diketahui oleh siswi dilihat dari
kemampuan siswi untuk menjawab pernyataan dengan benar
mengenai tahapan perilaku seksual remaja dan dampak perilaku
seksual remaja.
No

Pernyataan
0.1

1.

2.
3.

4.

5.


6.

7.

8.

Berjabat tangan dengan
pasangan merupakan salah satu
tahapan dalam perilaku seksual
remaja
Berpelukan termasuk dalam
tahapan perilaku seksual remaja
Ciuman pada pipi bukan
merupakan perilaku seksual
remaja
Berciuman bibir tanpa bermain
lidah tidak termasuk dalam
tahapan perilaku seksual
Mencium bagian tubuh selain

bibir pasangan perempuan
termasuk kegiatan yang
merupakan tahapan dalam
perilaku seksual remaja
Hubungan seksual merupakan
salah satu perilaku seksual
remaja
Melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan
dapat terjangkit PMS (Penyakit
Menular Seksual) termasuk
HIV/AIDS
Melakukan hubungan seksual
saat wanita dalam masa subur
dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan

0.2

0.3


0.4

Skor
0.5 0.6

0.7



0.8












Universitas Sumatera Utara

0.9

1

b. Sikap Siswi terhadap Perilaku Seksual
Reaksi siswi berupa respon setuju atau tidaknya siswi terhadap
perilaku seksual berkaitan dengan tahapan dalam perilaku seksual
remaja dan upaya menghindari perilaku seksual remaja.
No

Pernyataan
0.1

1.

Berpegangan tangan selama

berpacaran adalah hal yang
wajar karena tidak menimbulkan
kehamilan
2. Berpelukan dalam berpacaran
hal yang biasa karena tidak
melanggar aturan agama
3. Menahan diri selama berpacaran
tidaklah penting karena
berhubungan seks merupakan
hasrat yang tidak dapat dihindari
4. Mencium bagian tubuh pasangan
selain bibir bukan hal tabu
karena tidak mengarah ke
hubungan seksual
5. Menjaga diri saat berpacaran
agar tidak terjadi hubungan seks
merupakan tugas wanita saja
6. Melakukan hubungan seks tidak
diperbolehkan karena dapat
menyebabkan kehamilan

terutama bila wanita dalam masa
subur
7. Melakukan hubungan seks
berganti-ganti pasangan dapat
menyebabkan terjangkitnya
penyakit kelamin yaitu PMS
(Penyakit Menular Seksual)
sehingga harus dihindari
8. Berciuman bibir dapat
mendorong pasangan pria untuk
meraba daerah sensitif tubuh
wanita sehingga harus dihindari
9. Meraba bagian tubuh pasangan
dapat meningkatkan gairah
seksual sampai ke tahap
hubungan seksual sehingga
harus dihindari
10. Melakukan hubungan seksual
tidak diperbolehkan karena
menimbulkan hilangnya harga

diri dan perasaan dihantui dosa

0.2

0.3

0.4

Skor
0.5 0.6

0.7


0.8

















Universitas Sumatera Utara

0.9

1

3. Reinforcing Factor
Reinforcing factor adalah faktor-faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku berupa keterlibatan dari orang tua, guru,
dan teman sebaya dalam hal ini kaitannya dengan perilaku seksual siswi.
a. Peran Orang tua
Peran orang tua adalah persepsi siswi mengenai keterlibatan
orang tua dalam memberikan pengetahuan dan informasi berupa
komunikasi orang tua-anak sebagai penguat terbentuknya perilaku
seksual siswi yakni apakah siswi pernah melakukan komunikasi
dengan orang tua mengenai bentuk perilaku seksual remaja putri,
masalah perilaku seksual remaja putri, dampak perilaku seksual
remaja putri, dan pencegahan perilaku seksual remaja putri.
No

Pernyataan
0.1

1.

2.
3.

4.

5.

6.

Menegur dan menasehati anak
bila berpegangan tangan saat
berpacaran
Melarang anak berpelukan saat
berpacaran
Berbincang dengan orang tua
tentang masalah yang dialami
anak ketika anak terlibat
melakukan hubungan seksual
dengan pasangannya
Berbincang dengan orang tua
tentang dampak perilaku seksual
pada remaja putri adalah
hilangnya harga diri dan resiko
terjadinya kehamilan yang tidak
dikehendaki
Menasehati anak agar dalam
berpacaran bisa menjaga diri
sehingga tidak sampai terjadinya
hubungan seksual
Melarang anak berpacaran di
tempat yang sepi untuk
menghindari aktivitas seksual
yang tidak diinginkan

0.2

0.3

0.4

Skor
0.5 0.6

0.7

0.8


0.9










Universitas Sumatera Utara

1

b. Peran Guru
Persepsi siswi mengenai keterlibatan guru dalam memberikan
pendidikan dan informasi di lingkungan sekolah yang dapat
mempengaruhi perilaku seksual siswi yakni terselenggaranya
program pendidikan seksual oleh guru di sekolah dan peran guru
dalam

memberikan nasehat dalam menghindari perilaku seksual

pada remaja putri.
No

Pernyataan
0.1

1.

2.

3.

4.

Memberikan materi mengenai
dampak melakukan hubungan
seksual yaitu terjangkitnya
penyakit kelamin termasuk
HIV/AIDS
Memberikan penyuluhan
mengenai seksualitas meliputi
pengertian seks, penyakit
kelamin yang dapat ditularkan
melalui hubungan seks dan
tindakan untuk menghindari
terjadinya pergaulan bebas (free
sex)
Memberikan layanan konseling
dari guru BK apabila mengalami
masalah khususnya apabila siswi
kedapatan berciuman saat
berpacaran di sekolah
Menasehati siswi agar tidak
melakukan hubungan seksual
dalam berpacaran karena dapat
merusak masa depan siswi

0.2

0.3

0.4

Skor
0.5 0.6

0.7

0.8








Universitas Sumatera Utara

0.9

1

c. Peran Teman Sebaya
Keterlibatan teman sebaya atau remaja dengan tingkat usia atau
kedewasaan yang sama baik di lingkungan sekolah atau di luar
lingkungan sekolah yang berperan dalam memberikan informasi dan
dorongan sebagai penguat terbentuknya perilaku seksual siswi yang
meliputi aktivitas seksual pada masa pacaran, dan dampak perilaku
seksual remaja putri.
No

Pernyataan

1.

Berbincang dengan teman
bahwa bila hanya duduk dan
berbincang saja bukan dikatakan
berpacaran
Berbincang dengan teman
bahwa berpegangan tangan saat
pacaran adalah hal yang wajar
Berbincang dengan teman
bahwa berpelukan saat
berpacaran adalah hal yang biasa
Berbincang dengan teman
bahwa melakukan hubungan
seks sangat merugikan masa
depan
Menegur teman apabila
berpacaran di tempat yang sepi
Berbincang dengan teman
tentang dampak perilaku seksual
pada remaja putri adalah
kehamilan yang tidak
dikehendaki dan terjangkitnya
penyakit kelamin

0.1

2.

3.

4.

5.
6.

0.2

0.3

0.4

Skor
0.5 0.6

0.7


0.8








Universitas Sumatera Utara

0.9

1

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4
No. Responden
Tanggal Pengisian

:
:

KUESIONER PENELITIAN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Siswi
di SMA Negeri 17 Medan Tahun 2013
Diisi sendiri oleh responden dengan pengawasan peneliti.
Petunjuk pengisian :
1. Setiap pertanyaan harus dijawab dengan jujur, karena menjawab pertanyaan di
bawah ini jawaban yang benar adalah kejujuran itu sendiri
2. Identitas diisi pada kotak yang telah tersedia sesuai pilihan nomor yang ada
3. Pernyataan yang tersedia dijawab dengan memberikan tanda checklist () pada
pilihan jawaban / pada tempat yang telah disediakan
4. Tiap satu pernyataan harus diisi dengan satu jawaban
5. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti
I.

DATA DEMOGRAFI SISWI
1. Umur
2. Saat ini anda tinggal bersama

:……... tahun
: 1. Orang tua 2. Wali


3. Teman (Kost)
II. PERILAKU SEKSUAL SISWI
P : Pernah
No

TP

: Tidak Pernah
Pernyataan

Tindakan
P
TP

Kegiatan yang pernah dilakukan selama berpacaran:
1.
Berpegangan tangan
2.
Berpelukan
3.
Berciuman bibir
4.
Berciuman dengan mempermainkan lidah
5.
Meraba-raba bagian tubuh
6.
Melakukan hubungan seks

Universitas Sumatera Utara

III. PREDISPOCING FACTOR
A. Pengetahuan Siswi mengenai Perilaku Seksual
Y:Ya

T:Tidak

No

Pernyataan

1.

Berjabat tangan dengan pasangan merupakan salah satu tahapan
dalam perilaku seksual remaja
Berpelukan termasuk dalam tahapan perilaku seksual remaja
Ciuman pada pipi bukan merupakan perilaku seksual remaja
Berciuman bibir tanpa bermain lidah tidak termasuk dalam
tahapan perilaku seksual
Mencium bagian tubuh selain bibir pasangan perempuan
termasuk kegiatan yang merupakan tahapan dalam perilaku
seksual remaja.
Hubungan seksual merupakan salah satu perilaku seksual
remaja
Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
dapat terjangkit PMS (Penyakit Menular Seksual) termasuk
HIV/AIDS.
Melakukan hubungan seksual saat wanita dalam masa subur
dapat menyebabkan terjadinya kehamilan

2.
3.
4.
5.

6.
7.

8.

Tindakan
Y
T

B. Sikap Siswi terhadap Perilaku Seksual
S
: Setuju
TS
: Tidak setuju
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

8.
9.

Pernyataan

Tingkat
S
TS

Berpegangan tangan selama berpacaran adalah hal yang wajar
karena tidak menimbulkan kehamilan
Berpelukan dalam berpacaran hal yang biasa karena tidak
melanggar aturan agama
Menahan diri selama berpacaran tidaklah penting karena
berhubungan seks merupakan hasrat yang tidak dapat dihindari
Mencium bagian tubuh pasangan selain bibir bukan hal tabu
karena tidak mengarah ke hubungan seksual
Menjaga diri saat berpacaran agar tidak terjadi hubungan seks
merupakan tugas wanita saja
Melakukan hubungan seks tidak diperbolehkan karena dapat
menyebabkan kehamilan terutama bila wanita dalam masa
subur
Melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit kelamin yaitu PMS
(Penyakit Menular Seksual) sehingga harus dihindari
Berciuman bibir dapat mendorong pasangan pria untuk meraba
daerah sensitif tubuh wanita sehingga harus dihindari
Meraba bagian tubuh pasangan dapat meningkatkan gairah

Universitas Sumatera Utara

seksual sampai ke tahap hubungan seksual sehingga harus
dihindari
Melakukan hubungan seksual tidak diperbolehkan karena
menimbulkan hilangnya harga diri dan perasaan dihantui dosa

10.

IV. REINFORCING FACTOR
A. Peran Orang Tua
Y : Ya
No
1.

T : Tidak
Pernyataan

Tingkat
Y
T

Menegur dan menasehati anak bila berpegangan tangan saat
berpacaran
Melarang anak berpelukan saat berpacaran
Berbincang dengan orang tua tentang masalah yang dialami anak
ketika anak terlibat melakukan hubungan seksual dengan
pasangannya
Berbincang dengan orang tua tentang dampak perilaku seksual
pada remaja putri adalah hilangnya harga diri dan resiko
terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki
Menasehati anak agar dalam berpacaran bisa menjaga diri
sehingga tidak sampai terjadinya hubungan seksual
Melarang anak berpacaran di tempat yang sepi untuk
menghindari aktivitas seksual yang tidak diinginkan

2.
3.

4.

5.
6.

B. Peran Guru
No
1.

2.

3.

4.

Pernyataan

Tingkat
Y
T

Memberikan materi mengenai dampak melakukan hubungan
seksual yaitu terjangkitnya penyakit kelamin termasuk
HIV/AIDS
Memberikan penyuluhan mengenai seksualitas meliputi
pengertian seks, penyakit kelamin yang dapat ditularkan
melalui hubungan seks dan tindakan untuk menghindari
terjadinya pergaulan bebas (free sex)
Memberikan layanan konseling dari guru BK apabila
mengalami masalah khususnya apabila siswi kedapatan
berciuman saat berpacaran di sekolah
Menasehati siswi agar tidak melakukan hubungan seksual
dalam berpacaran karena dapat merusak masa depan siswi

Universitas Sumatera Utara

C. Peran Teman Sebaya
No
1.

Pernyataan

Tingkat
Y
T

Berbincang dengan teman bahwa bila hanya duduk dan
berbincang saja bukan dikatakan berpacaran
Berbincang dengan teman bahwa berpegangan tangan saat
pacaran adalah hal yang wajar
Berbincang dengan teman bahwa berpelukan saat berpacaran
adalah hal yang biasa
Berbincang dengan teman bahwa melakukan hubungan seks
sangat merugikan masa depan
Menegur teman apabila berpacaran di tempat yang sepi
Berbincang dengan teman tentang dampak perilaku seksual
pada remaja putri adalah kehamilan yang tidak dikehendaki
dan terjangkitnya penyakit kelamin

2.
3.
4.
5.
6.

V. ENABLING FACTOR
Akses Media Informasi
No

Media Akses Informasi

Tingkat
Y
T

Dari media manakah siswi mendapatkan informasi mengenai
tahapan kegiatan yang dilakukan selama berpacaran:
1.
Telepon genggam
2.
Televisi, sebutkan................
3.
Radio, sebutkan...................
4.
Internet, sebutkan................
5.
Buku, sebutkan....................
6.
Majalah, sebutkan...............

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatu / Salam Sejahtera
Dengan hormat,
Nama saya Masta Melati Hutahaean, sedang menjalani pendidikan di Program DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya
sedang melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan”.
Remaja merupakan tumpuan bagi negara karena akan berperan sebagai
generasi penerus bangsa. Ketika dalam masa perkembangannya remaja
mengalami hambatan, dapat diperkirakan nasib suatu bangsa akan mengalami
hambatan dan tidak akan berkembang secara optimal. Saat ini masalah seksual
menjadi masalah yang tidak pernah habis dan tuntas untuk dibahas dari waktu ke
waktu. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan zaman yang semakin
berkembang pesat justru perkembangan remaja Indonesia banyak terhambat oleh
berbagai hal, saat ini siapapun termasuk remaja bisa dengan mudah memperoleh
tontonan seksual yang selama ini ditabukan untuk dibahas secara transparan.
Banyak faktor yang menjadi sebab dari fakta-fakta di atas, antara lain
karena semakin canggihnya perkembangan teknologi dan informasi di kalangan
remaja, perilaku seksualitas juga terjadi karena masih rendahnya pengetahuan
remaja khususnya di bidang kesehatan reproduksi bahkan seringkali pengetahuan
yang tidak lengkap itu juga tidak benar, karena diperoleh dari sumber yang
keliru, misalnya dari teman sebaya, majalah-majalah porno, film-film biru, dan
mitos yang beredar di masyarakat. Tetapi saat ini hal tersebut lambat laun

Universitas Sumatera Utara

bergeser seiring dengan norma yang semakin lemah pada masyarakat, hal ini
didukung pendapat Moeliono (2004 dalam Handayani 2009) yang menyatakan
bahwa pergeseran norma ini disebabkan karena masyarakat khususnya orang tua
sering menganggap tabu untuk membicarakan masalah seksualitas, disamping itu
remaja tidak menerima pendidikan kesehatan seksual yang benar dan
bertanggung jawab bahkan mereka menerima informasi tentang seks justru dari
sumber yang salah misalnya cerita dari teman, video porno, tayangan televisi,
dan film sehingga hal ini berujung pada diperolehnya informasi yang
menyesatkan

kehidupan

remaja.

Tujuan

penelitian

ini

adalah

untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual siswi di
SMA Negeri 17 Medan.
Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Saudari tentang :
a. Identitas siswi seperti usia dan tempat tinggal responden.
b. Perilaku seksual siswi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
siswi meliputi pengetahuandan sikap siswi, peran orang tua, guru, teman
sebaya, dan akses media informasi. Pengisian kuesioner oleh siswi-siswi
akan dilakukan sekitar 30 menit.
Partisipasi Saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data
yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk
kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Saudari tidak akan dikenakan
biaya apapun. Bila Saudari membutuhkan penjelasan, maka dapat
menghubungi saya:
Nama

: Masta Melati Hutahaean

Universitas Sumatera Utara

Alamat

: Jl. dr. Mansyur No. 48 A, Padang Bulan
Medan, Sumatera Utara

No. HP

: 085252842409

Terima kasih saya ucapkan kepada Saudari yang telah ikut
berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudari dalam penelitian ini
akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini
diharapkan Saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya
persiapkan.
Medan,

2013
Peneliti,

Masta Melati Hutahaean
NIM. 125102087

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

:

Umur

:

Alamat

:

Telp/HP

:

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual Siswi di SMA Negeri 17 Medan”. Maka dengan
ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut dalam
penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan,
Peneliti,

(Masta Melati Hutahaean)

2013

Responden,

(

)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 11

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 13
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Masta Melati Hutahaean

Tempat/Tgl Lahir

: Palangka Raya, 24 Januari 1990

Agama

: Kristen Protestan

Nama Ayah

: Juatner Hutahaean

Nama Ibu

: Saida Silalahi, SPd

Status di Keluarga

: Anak kedua dari empat bersaudara

Alamat

: Jl. Paus Raya No. 79, Palangka Raya
Provinsi Kalimantan Tengah

Telp

: 0852 5284 2409

Riwayat Pendidikan:
1. Tahun 1996-2002 : SD Katolik Santo Don Bosco Palangka Raya
2. Tahun 2002-2005 : SMP Katolik Santo Paulus Palangka Raya
3. Tahun 2005-2008 : SMA Negeri 2 Palangka Raya
4. Tahun 2008-2011 : Akademi Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palangka Raya
5. Tahun 2012-2013 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara