VENTILASI di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA

SAMPUL
VENTILASI di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA
Dosen pendamping: IKHRAM HARDI, S.K.M.,M.Kes

Materi kelompok 4
Disusun oleh kelompok 11
Nama kelompok:
1. Tri Hardiyanti

14120140019

2. Annisa Maisarah

14120140291

3. Darlina Darwis

14120140288

4. Muh Adi Pratama


14120140001

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

1

TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha EsaALLAH SWT, karena berkat karunia dan hidayah-nya kami dapat
menyelasaikan penyusunan makalah ilmiah ini yang berjudul “Ventilasi di
Lingkungan Tempat Kerja”.
Salawat dan taslim tak lupa kita aturkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang
gelap menuju zaman yang terang benderang, dari zaman zahilia menuju
zaman yang penuh dengn ilmu pengetahuan.
Sepenuhnya kami sadar dengan segala kekurangan dari makalah
yang kami buat, sebagai manusia yang luput dalam kesalahan. Dengan itu

kami mengaharapkan kritik, saran serta bimbingan dari pembimbing serta
rekan-rekan semuanya yang bersifat membangun bagi kesempurnaan
makalah ilmiah ini.

Makassar, 05 November 2016
Penulis

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

2

DAFTAR ISI
Halaman Sampul..........................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................ii
Daftar isi......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan Masalah................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A.

Pengenalan bahaya lingkungan kerja............................................3

B. Evaluasi bahaya lingkungan kerja................................................11
C. Pengendalian bahaya lingkungan kerja........................................14
BAB II PENUTUP......................................................................................18
A. Kesimpulan.....................................................................................18
B. Saran..............................................................................................19
Daftar pustaka...........................................................................................20

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

3

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja


4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin maju

perekonomian

sebuah

bangsa

atau

negara, maka akansemakin banyak dilaksanakan pembangunan
gedung-gedung
infrastruktur

pemerintah,

juga

gedung-gedung

fasilitas

umum

komersial,

lainnya.

Hal

ini

dapatmenjadi permasalahan yang harus diatasi atau dibenahi oleh
setiap pengelolatempat atau bangunan.Salah satu jenis bangunan
adalah gedung untuk kegiatan perkantoran yangbanyak digunakan
untuk


kegiatan

kerja.

Bagian

sebuah

gedung

yang

sangatpenting agar sebuah gedung dapat beroperasi dengan
lancar adalah sistim utilitasgedung. Salah satu bagian dari sistim
utilitas gedung adalah sistim ventilasi.Dengan adanya sistim
ventilasi yang baik maka penghuni gedung perkantoranakan dapat
melaksanakan pekerjaannya secara produktif dan efisien.
Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, ventilasi
berperan pentingdalam kesehatan lingkungan dan kesehatan

masyarakat. Banyak penelitian yangjuga menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara ventilasi dan kejadianpenyakit
berbasis lingkungan seperti tuberculosis

paru atau penyakit

lainnya.Sebagai tenaga kesehatan lingkungan, kita juga memahami
ventilasi sebagai salah satu komponen standar pada bangunan
tempat kerja maupun di rumah. Karenapada sebuah masyarakat
modern, manusia menghabiskan waktu lebih dari 90%seluruh
waktunya

berada

didalam

lingkungan

buatan


(artificial

environment),mungkin rumah, tempat kerja ataupun sebuah
kendaraan. Ventilasi pada bangunan sangat diperlukan untuk
mengolah udara secara serempak

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

dengan

mengendalikan
1

temperatur,

kelembaban,

memperoleh


kebersihan,

kenyamanan

penghuni

dan distribusinya
dalam

ruang

untuk
yang

dikondisikan. Karena keadaan ruangan tempat bekerja merupakan
hal yang dapat mempengaruhi kualitas kerja pekerja. Kenyamanan
termal yang dinilai dengan menggunakan pendekatan psikologis
dapat diartikan sebagai kondisi pikiran yangmengekspresikan
tingkat


kepuasan

seseorang

terhadap

lingkungan

termalnya.Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kenyamanan termal antaralain kualitas udara dalam bangunan, sick
building syndrome, dan personal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sumber bahaya ventilasi terhadap pekerja?
2. Bagaimana dampak ventilasi terhadap pekerja, lingkungan dan
masyarakat sekitar perusahaan ?
3. Bagaiaman Cara mengukur ventilasi dan bagaimana cara
mengukurnya?
4. Bagaimana NAB (nilai ambang batas) dan pengendalian
bahaya ventilasi terhadap pekerja?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bahaya ventilasi terhadap pekerja.
2. Untuk mengetahui dampak ventilasi terhadap pekerja,
lingkungan, dan masyarakat sekitar perusahaan.
3. Untuk mengetahui ventilasi dan bagaimana cara mengukurnya.
4. Untuk mengetahui NAB (nilai ambang batas) dan pengendalian
bahaya ventilasi terhadap pekerja.

BAB II
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

2

PEMBAHASAN
A. Pengenalan bahaya lingkungan kerja
1. Pengertian Ventilasi
Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam
dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara
alamiah maupun mekanis tersedianya udara segar dalam
rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga
apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang
baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang
dapat merugikan kesehatan.
Ventilasi adalah terjadinya pertukaran udara di tempat kerja.
Ventilasi yang baik bila terjadi pertukaran udara tempat kerja 2 –
3 kali per menit per orang. Untuk menjamin terjadinya ventilasi
udara

di

tempat

kerja,

maka

tempat

kerja

hendaknya

dilengkapai dengan ventilasi. Ventilasi menurut jenisnya dapat
dibagi menjadi ventilasi buatan atau mekanis (AC, exhaus fan,
kipas, blower dll)) dan ventilasi alamiah ( jendela, jalusi, kisi dll).
Ventilasi alamiah dapat juga dibagi menjadi ventilasi permanen (
lubang angin, jalusi) dan tidak tetap (sementara) seperti pintu
ruangan yang bila terbuka dapat berfungsi untuk ventilasi.
Pertukaran udara persatuan waktu per orang, ditentukan oleh
luas lubang ventilasi, kecepatan aliran udara segar yang masuk
ke dalam ruangan kerja, serta jumlah tenaga kerja yang berada
dalam ruangan tersebut.
2. Jenis-jenis ventilasi
Jenis polutanPolutan adalah suatu zat yang menjadi sebab
pencemaran terhadap lingkunganPolutan disebut juga sebagai
zat pencemar. Suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai zat
pencemar atau polutan apabila mengalami :
a. Jumlahnya melebihi jumlah normal / ambang batas
b. Berada padatempat yang tidak semestinya

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

3

c. Berada pada waktu yang tidak tepat
Jenis- Jenis polutan misalnya
1) Karbon monoksida (CO)
2) Nitrogen Oksida ( Nox )
3) Sulfur dioksida ( SO2)
4) Benda partikulat
5) Hidrocarbon (HC)
6) Ozon ( O3 )
7) Timah hitam ( Pb)
8) Karbon dioksida (CO2)
Ada beberapa jenis ventilasi di tempat kerja:
a. Genera

Ventilasi

atau

Dilusi

Ventilasi

atau

Ventilai

Pengenceran Udara, dan banyak istilah yang digunkan di
masyarakat industry. Pada buku ini penulis mengunakan
istilah, yaitu “Sistim Ventilasi Pengenceran Udara “ Sistim
Ventilasi Pengencran Udara, adalah pengenceran terhadap
udara yang terkontaminasi di dalam bangunan atau
ruangan, dengan meniup udara bersih (tidak tercemar),
tujuannya untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja.
b. Lokal

Exhaust

Ventilasi

atau

Ventilasi

Pengeluaran

Setempat, dalam buku ini penulis menggukan istilah “Sitim
Ventilasi

Lokal”Sistim Ventilasi

Lokal, adalah

proses

pengisapan dan pengeluaran udara terkontominasi secara
serentak

dari

sumber

pencemaran

sebelum

udara

berkontominasi berada pada ketinggian zona pernapasan
tenaga kerja, dan menyebar keseluruh ruang kerja,
umummnya ventilasi jenis ini di tempatkan sangat dekat
dengan sumber emisi .
c. Eshausted Enclosure atau Ventilasi sistem tertutup, dimana
kontaminan yang beracun yang dipancarkan dari suatu
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

4

sumber dengan kecepatan yang tinggi harus dikendalikan
dengan isolasi sempurna, atau menutup proses (kususnya
pada pekerjaan blasting). Pekerjaan balasting adalah suatu
proses yang tertutup, misalnya disebabkan oleh emisi debu
silica bebas yang sangat besar.
d. Confort ventilation atau Ventilasi kenyamanan. Pertukaran
udara

didalam

industri

merupakan

bagian

dari

‘Air

Conditiong/AC, sering digunakan bersama –sama degan
alat pemanas atau alat pendingin dan alat pengatur
kelembaban udara.
e. Sistim Ventilasi Area Terbatas atau Confined Spaces adalah
penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan
tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat
pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau
area terbatas . Misalnya pekerjaan pengelasan (Welding in
Confined Spaces).
3. Faktor-faktor bahaya dan dampak pada pekerja dalam tempat
kerja
a. Sumber bahaya
Faktor yang harus diperhatikan dalam membangun sistem
ventilasi, selain bentuk juga harus sangat diperhatikan
kekuatan aliran dan tata letak ventilasi. Letak ventilasi harus
sesuai dengan priciples of dilution ventilation, terutama untuk
tempat

kerja

dengan

resiko

paparan

bahan

kimia.Berdasarkan standar Industrial ventilation, a manual of
recommended pratice (ACGIH, 1984) kecepatan aliran udara
secara umum untuk tempat dimaksud lebih dari 75 fpm.
Sedangkan detail tata letak tata letak ventilasi sebagimana
gambar berikut

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

5

b. Dampak terhadap pekerja. Dalam tahap ini produksi
mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi terjadinya
pencemaran. Dengan bantuan ahli toksikologi yang bertugas
mengawasi sumber dan dampak dari pencemaran udara
dalam

ruang

pabrik.Dalam

melaksanakan

tugas

,

toksikologis memperoleh data tentang pencemaran udara
dalam ruang produksi dari Pengalaman dan data atau
catatan perusahaan:
1) Literatur terbitan umum atau instansi berwenang
2) Informasi dari supplier( pemasok )
Dari data tersebut , toksikologis dapat menentukan hal-hal
yang berkaitan dengan dampak pencemaran udara terhadap
pekerja , antara lain:
1) Toksisitas

pada

pernafasan

Dampak

mengganggu

pernafasan , dapat menimbulkan penyakit bissinosis jika
pemaparan terjadi dalam jangka panjang , penyakit paruparu kotor , dan lain-lain.
2) Pemaparan pada mata Dampak iritasi mata luar , kornea
, dan bagian dalam.
3) Pemaparan pada kulit melalui penyerapan Dampak :
Terjadi gatal-gatal dan alergi pada kulit pekerja
4) Gangguan pada pencernaanDampak: pencemar yang
tertelan saat menghirup nafas dapat menyebabkan
gangguan pencernaan terutama bila mengandung toksik.

Gambar pembuatan ventilasi:

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

6

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

7

Sintim ventilasi pengenceran udara, sebagai sebuah metode
untuk melindungi pekerja, dengan keterbatasannya sebagai
berikut :
a) Tidak sepenuhnya menghapus kontaminan.
b) Tidak bisa digunakan untuk bahan kimia sangat beracun.
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

8

c) Tidak efektif untuk debu atau uap logam, dengan jumlah
yang besar.
d) Memerlukan jumlah besar makeup udara yang akan
dipanaskan atau didinginkan.
e) Tidak efektif untuk menangani uap atau emisi tidak
teratur.
c. Ventilasi Penyedotan
Ventilasi penyedotan memiliki cara kerja dimana
udara tercemar dikeluarkan dari sistem ( untuk ruang kerja
tertutup ) dan umumnya keluar sebagai udara panas. Salah
satu lantai produksi yang menggunakan sistem ventilasi
penyedotan

adalah

industri

makanan

yaitu

ruang

pembotolan pada perusahan air minum dalam kemasan
AQUA. Teknik penyedotan dalam pembersihan ruang pabrik
dari pencemaran udara ada tiga jenis :
1) Hoods
Teknik dengan mengisolasi dan menyedot pencemaran.
Teknik ini ada empat jenis , yaitu :
a) solasi Udara TotalBiasanya dilakukan diruang tertutup
dengan laju udara rendah. Pencemar dalam aliran
lambat maka penyedotannya tidak boleh cepat.
Misal : Pada ruang raktor , atau ruang pembotolan.
b) Isolasi udara ParsialUdara ikiy tersedot dan terdorong
masuk , maka pencemar akan naik keatas .Hoods
penerima / receiving akan menyedot udara panas
langsung di atas sumber , tempatnya jauh dari
sumber panas.
c) Exterior HoodsCerobongnya terbuka dan dihisap
tepat pada sumber.
2) Kipas Angin ( Fans)
Ada 2 teknik ventilasi dengan menggunakan kipas :
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

9

a) Sentrifugal( untuk tekanan dan konsentrasi pencemar
tinggi,

semburanangin

tersebar

dan

tidak

terpusat,untuk ruang-ruang dipabrik )
b) Axial ( kipas biasa , dilakukan diruang dengan aliran
udara sejajar sumber. Biasanya untuk ruang belajar .
Semburan angin kedepan dan terpusat. Masuk dari
belakang , tersembur kedepan).
c) Pembersih Udara Alat ini cenderung mahal di mana
alat

pembersih

udara

ini

digunakan

untuk

“menangkap” pencemar dan mencegah pencemar
kembali lagi.

Aplikasi ventilasi di lingkungan pabrik dan gedung
Beberapa alternative yang biasa diaplikasikan di pabrik dan
gedung adalah:
a)

Sistem Ventilasi Cooling Pad
Metode pendinginan dilakukan dengan pemasangan
sistem karton basah, melalui pendinginan menggunakan
hasil penguapan, Gsi wind Chill effect, dan ventilasi tekanan
negatif untuk memudahkan membersihkan gedung dari bau
dan udara yang stagnan serta menjaga suhu gedung agar
konsisten.
Ada beberapa keuntungan dengan sistem ini, yaitu
setelah pemasangan sistem kombinasi, secara efektif
menghabiskan

udara

bertemperatur

tinggi

untuk

menurunkan suhu di dalam gedung secara cepat dan
menjaganya pada kondisi yang paling nyaman, yaitu antara
25-320Celcius.

Aplikasi

sistem

ini

bisa

meningkatkan

efisiensi pabrik. Kemudian, sistem ini juga secara efektif

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

10

meningkatkan pertukaran udara di dalam gedung sekitar 9599%. Sistem kombinasi ini merupakan cara yang terbaik
dalam menurunkan suhu di dalam gedung.
b) Sistem Ventilasi dinding
Teori

pertukaran

udara

dan

distribusi

udara

membuang udara yang baud an stagnan keluar gedung, dan
digantung di jendela atau pintu-pintu masuk untuk membawa
udara segar ke dalam. Dengan sistem ini, kecepatan aliran
udara per detik, jumlah pertukaran udara setiap jam, jumlah
udara segar yang akan dialirkan ke dalam, dapat di kontrol
secara akurat.
B. Evaluasi bahaya lingkungan kerja
1. Cara pengukuran dan alat ukur
Pengukuran ventilasi dengan mengukur kecepatan aliran
udara dan luas lubang ventilasi. Aliran udara diukur dengan
menggunakan alat anemometer (velocity-meter) dengan satuan
m/detik dan luas lubang ventilasi diukur dengan mengunakan
meteran dengan satuan m2. Jumlah aliran udara persatuan
waktu diperoleh dengan mengalikan kedua hasil pengukuran
tersebut dengan hasil m3/detik. Maka ventilasi adalah volume
ruang dibagi dengan jumlah udara masuk persatuan waktu
(menit), hasilnya adalah sekian kali per menit untuk seorang
pekerja.yang bekerja diruang tersebut.
2. NAB/nilai ambang batas (standarnya)
Bila melebihi NAB:
a. mengakibatkan sakit
b. gangguan kesehatan
c. ketidaknyamanan bekerja
d. mengurangi aktivitas kerja
Salah satu alternatifnya adalah metode pengendalian kondisi
lingkungan kerja dalam ventilasi industri.

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

11

ventilasi industri salah satu alternatif utk kendalikan kondisi
lingk kerja atau alat kontrol engineering (Kerekayasaan) dgn
gunakan aliran udara bersih
3. Penanggulangan
Dalam hal ini pabrik mulai melakukan penanggulangan
terhadap dampak pencemaran udara diruang pabrik terhadap
pekerja. Hal – hal yang perlu diperlihatkan dalam tahap
penanggulangan adalah :
a) Peralatan Pengamanan Pernafasan
 Peralatan pemasok udara (suits , hoods , dan
mask)Udara dialirkan dari sumber luar maksimal 8


meter.
Peralatan Pernafasan Mandiri pasokan udara dari
tabung

bila kandungan

pencemaran

udara

tidak



diketahui.
Pembersih



pencemar tertentu dengan kadar rendah
Perlengkapan penghubung ( fittings ) dan peralatan

Udara

Menggunakan

penyerap

untuk

mencegah kebocoran terhadap tekanan tinggi atau
rendah. Parameter : inspeksi , pembersihan , reparasi ,
dan penyerapan.
b) Pengendalian Rekayasa / Peralatan
Cara terbaik untuk mengurangi atau menghilangkan
pencemaranudara adalah:
 Ventilasi Pengenceran ( ke dalam )
 Ventilasi Pembuangan ( keluar )
 Isolasi / penutupan

Perbandingan Sistem Ventilasi
Sistim Ventilasi Pengenceran Udara
Keuntungan

Kekurangan

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

Sistim Ventilasi Lokal
Keuntungan

Kekurangan
12

Biasanya

Tidak

Dapat

Biaya lebih

biaya

sepenuhnya

menghilagkan

peralatan dan

menghilangkan

kontaminant pada desain,

instalasi, lebih

udara

rendah

berkontaminan.

tinggi

yang sumber

untuk

dan instalasi

memindahkannya

dan

peralatan.

dari tempat kerja.
Tidak

Tidak

bisa Digunakan

membutuhkan

digunakan untuk bahan

perawatan

bahan

yang

sangat beracun.

untuk Memerlukan

kimia

di pembersihan,

kimia udara yang sangat inspeksi
beracun.

dan

pemeliharaan

spesifik/rutin

,

secara

reguler
Efektif

untuk

Tidak

efektif

Dapat menangani

mengontrol

untuk debu atau segala

jumlah

kecil

uap logam atau kontaminan

bahan

kimia

toksisitas

sejumlah

macam

besar termasuk

debu

gas atau uap.

dan asap logam.

Efektif

Membutuhkan

Membutuhkan

mengontrol

sejumlah

besar upaya yang lebih

gas atau uap

makeup

udara kecil

yang

panas

rendah.

mudah

untuk

atau makeup udara

terbakar .

dingin

Untuk sumber

Tidak

kontaminan

untuk menangani energi

yang tersebar,

, gas , atau uap, kurangnya

atau mobile

atau emisi tidak makeup
teratur

efektif Rendahnya biaya
karena

,

udara

panas atau dingin

C. Pengendalian bahaya lingkungan tempat kerja
1. Pengertian Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

13

sebelum kita mengetahui apa itu Pengendalian bahaya, kita
harus mengetahui apa itu bahaya.Pengertian bahaya(hazard)
ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit
akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007.
Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat
kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia,
faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta
faktor bahaya sosial-psikologis.
Pengendalian merupakan

salah

satu

bagian

dari

manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya
apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin
dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas
dari

manager.

pengendalian
pengawasan

Satu
dan

hal

yang

pengawasan

merupakan

bagian

harus

dipahami,

bahwa

adalah

berbeda

karena

dari

pengendalian.

Bila

pengendalian dilakkan dengan disertai pelurusan (tindakan
korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan
yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.
Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang
dilakukan oleh instansi atau perusahaan dalam mencapai
tujuan agar para pekerja di instansi atau perusahaan dapat
menghindari

resiko

aktivitas

yang

dapat

berpotensi

menimbulkan cedera dan penyakit akibat kerja sebagai tujuan
awal dari suatu perusahaan. (Minal,2014).
2. Tujuan Pengendalian
Tujaun dari pengendalian adalah mengusahakan agar apa
yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benarbenar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan
pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

14

mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan
yang

dihadapi

dalam

pelaksana

rencana

berdasarkan

penemuan-penemuan tersebut dapat dimabil tindakan untuk
memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu
yang akan datang.
3. Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja ( HIRARKI)
Pada kegiatan pengkajian resiko (risk assesment), hirarki
pengendalian (hierarchy of control) merupakan salah satu hal
yang

sangat

diperhatikan.Pemilihan

hirarki

pengendalian

memberikan manfaat secara efektifitas dan efesiensi sehingga
resiko menurun dan menjadi resiko yang bisa diterima
(acceptable risk) bagi suatu organisasi. Secara efektifitas,
hirarki control pertama diyakini memberikan efektifitas yang
lebih tinggi dibandingkan hirarki yang kedua.
Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran dalam
menurunkan resiko yaitu melaui menurunkan probabilitas
kecelakaan atau paparan serta menurunkan tingkat keparahan
suatu kecelakaan atau paparan.Pada ANSI Z10: 2005, hirarki
pengendalian

dalam

sistem

manajemen

keselamatan,

kesehatan kerja antara lain:
a. Eliminasi Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan
bahaya dilakukan pada saat desain, tujuannya adalah
untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia
dalam

menjalankan

suatu

sistem

karena

adanya

kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan
metode

yang

paling

efektif

sehingga

tidak

hanya

mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko,
namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap
bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.
Contoh-contoh eliminasi bahaya yang dapat dilakukan
misalnya: bahaya jatuh, bahaya ergonomi, bahaya ruang
terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

15

b. Substitusi

metode

pengendalian

ini

bertujuan

untuk

mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari
yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan
pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal
melalui disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa
contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi
pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin
berbahaya
pembersih

dengan
kimia

operator,

yang

kurang

menggunakan

bahan

berbahaya,mengurangi

kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan
baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang
cair atau basah.
c. Pengendalian Teknis pengendalian secara teknis yakni
pengendalian yang ditunjukan terhadap sumber bahaya
atau lingkungan .
d. Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan
bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya
kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam
suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah
adanya penutup mesin/machine guard, circuit breaker,
interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor,
sound enclosure.
e. Sistem peringatan/warning system adalah pengendian
bahaya yang dilakukan dengan memberikan peringatan,
instruksi, tanda, label yang akan membuat orang waspada
akan adanya bahaya dilokasi tersebut. Sangatlah penting
bagi semua orang mengetahui dan memperhatikan tandatanda peringatan yang ada dilokasi kerja sehingga mereka
dapat

mengantisipasi

adanya

bahaya

yang

akan

memberikan dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri
untuk pengendalian jenis ini antara lain berupa alarm
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

16

system, detektor asap, tanda peringatan (penggunaan APD
spesifik, jalur evakuasi, area listrik tegangan tinggi, dll).
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri
merupakan merupakan hal yang paling tidak efektif dalam
pengendalian bahaya,karena APD hanya berfungsi untuk
mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya
hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya
menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan
setiap pekerjaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan hygiene perusahaan/industry di dunia dan di
Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya. Hygiene
perusahaan/industry merupakan usaha kesehatan masyarakat
yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
manusia atau suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit
karena pengaruh lingkungan yang ditujukan kepada masyarakat
pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum
yang menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan
Tujuan dari hygiene perusahaan/industry, yaitu:
1. Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai
negeri,

petani,

nelayan,

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

pekerja-pekerja

bebas

dan
17

sebagainya) dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginyabaik fisik mental dan sosialnya.
2. Agar masyarakat sekitar masyarakat sekitar perusahaan
terlindung dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan
yang berasal dari perusahaan.
3. Agar

hasil

produksi

perusahaan

tidak

membahayakan

kesehatan masyarakat konsumennya.
4. Agar efisiensi kerja dan daya produktifitas para karyawan
meningkat dan dengan demikian akan meningkatkan pula
produksi perusahaan.
Pemasangan ventilasi yang baik akan menghasilkan jumlah
dankualitas udara yang segar ke seluruh ruangan yang dapat
berfungsimengurangi

dan

membebaskan

udara

dari

bau

maupun udara yang beracun.Oleh karena itu pengaturan
ventilasi udara dalam ruangan hendaknya direncanakan dengan
sebaik-baiknya agar sirkulasi udara dapat berjalandengan
lancar, sehingga kondisi udara dalam ruangan tidak menjadi
lembab,yang kemudian hal tersebut dapat mengganggu tingkat
kenyamanan

meningkatkan

kenyamanan,

kesehatan,

dan

produktivitas pekerja ataupunseseorang yang berada di dalam
ruangan..
Aspek-aspek tersebut perlu diteliti agar didapatkan sistim
ventilasi yang terbaik, sehingga akan diperoleh suatu rancang
bangun

sistim

ventilasi

yang

efektif

dalam

peningkatan

kenyamanan dan penjagaan kesehatan bagi penghuni ruangan.
B. Saran
Setiap

perusahaan/industry

sebaiknya

mengoptimalkan

penerapan dari higiene industry tersebut sesuai dengan prinsip
dasarnya dan tak terlepas dari ruang lingkup/batasan dari higiene
perusahaan/industry untuk mendapatkan manfaat yang optimal
Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

18

atau maksimal pula. Dan dapat menghindari berbagai kecelakaan
kerja akibat kerja. Misalnya radiasi, ventilasi, kebisingan dl

Ventilasi Di Lingkungan
Tempat Kerja

19

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sumbarsehat.com/2011/10/hidiene-kerja.html
file:///C:/Users/FATHUL%20COMPUTER/Downloads/KMK-No.1405-ttg-Persyaratan-Kesehatan-Lingkungan-Kerja-PerkantoranDan-Industri%20(2).pdf
DR. Suma’mur P.K.,MSc, Higiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja (HIPERKES), Sagung Seto,2009.
Howard D. Goodfellow,Esko Tähti,copy right- 2001
Industrial ventilation design guidebook, Howard Goodfellow,
University of Toronto and Stantec Global
http://minalinzhar.blogspot.co.id/2014/09/pengendalianbahaya-di-tempat-kerja.html
http://www.tawiliran.com/2013/07/jenis-jenis-ventilasi-danhubungannya.html
http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/12/prinsip-kerjaventilasi.html

LAMPIRAN BUKU

20

21