239592868 Penelitian Nina Tri Lestari
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN SKRIPSI NINA TRI LESTARI F44080028 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2012
RISK MANAGEMENT ANALYSIS FOR MODERNIZATION OF THE CONTROL PROCESS PROJECT PHASE II AT PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRY, CILEGON, BANTEN
1 2 Nina Tri Lestari 3 , Dedi Kusnadi Kalsim , and Muhamad Budi Saputra
Departement of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor West Java, Indonesia.
Email: 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected]
ABSTRACT
Technology improvement has a positive impact to human life, but on the other hand there are also negative risks that may appear. Because of this, there should be a measurement or analysis of risk management so that the risks can be minimized. Risk management is a systematic way of looking at the risks and determining the proper handling of those risks. PT. KTI developed a process automation system, especially the integration into SIKTI or the entire process of reporting data and information at PT. Krakatau Tirta Industry on MCP II project. To support the project, then conduct a study to analyze the management and risk management to determine the response that may occur on the project MCP II. The method was based on the guidelines for Australian/New Zealand Standard 4360:2004 “Risk Management”. The main element of the risk management process, are following: communicate and consult, establish the context, identify risks, analyze risks, evaluate risks, treat risks, monitor and review. Establish the context are divided into five risk categories, they are technical risk, financial, work execution, field implementation, and the environment. Total number s of risk identified are 58 risks, but risk can be analyzed only amounted to 55 risks because the 3 risks are intangible in terms of cost. Risk evaluation carried out by sorting the result cost of risk into the three conditions, they are the initiation, construction, and implementation. Based on the evaluation of risks there are six risk that requires risk control, such as the unable operator, loss due to damage or loss of data, damage to the instrument, the connection between PS1 Cidanau and WTP is unstable or disconnect, the connection problem with the streaming current monitor, and the last is the installation of equipment damage due to unsafe interference (lighting, theft, etc).
Keywords: integration, modernization control process, risk, risk management, risk management standard.
Nina Tri Lestari. F44080028. Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses
Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten . Dibimbing oleh Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE dan Muhamad Budi Saputra, ST.MEng. 2012
RINGKASAN
Kemajuan teknologi memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat risiko negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya. Karena hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengukuran atau analisis manajemen risiko sehingga risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. PT. KTI mengembangkan suatu sistem otomasi proses, khususnya integrasi ke SIKTI atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri pada proyek MCP II.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen dan menentukan respon manajemen risiko yang mungkin terjadi pada proyek MCP II. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New Zealand Standard 4360:2004 tentang “Risk Management”. Tahapan penelitian terdiri atas: komunikasi dan konsultasi, penentuan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko, pemantauan dan review. Konteks yang ditetapkan untuk menganalisis manajemen risiko proyek MCP II terbagi menjadi lima kategori risiko, yaitu risiko teknis, finansial, pelaksanaan pekerjaan, implementasi lapangan, dan lingkungan.
Jumlah risiko yang diidentifikasi berjumlah 58 risiko, namun risiko yang dapat dianalisis hanya berjumlah 55 risiko dikarenakan 3 risiko memiliki sifat intangible atau tidak terukur. Analisis risiko yang dilakukan ditentukan berdasarkan konsekuensi, probabilitas, dan visibilitas dari setiap risiko serta risiko biaya. Confidence level yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 90%, yang menyatakan keandalan yang terjadi sebesar 90%.
Pengujian instrument perlu dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas data. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan perangkat lunak statistik. Berdasarkan hasil yang didapat,
71% nilai validitas kurang dari 0.05 dan nilai cronbach’s alpha adalah 0.642. Nilai validitas hitung adalah 0.05 dan nilai reliabilitas tabel sebesar 0.6. Nilai ini menyatakan bahwa hasil penelitian yang didapat valid dan reliabel karena telah memenuhi syarat dimana nilai validitas r hitung >r tabel dan nilai cronbach’s alpha > r tabel . Nilai consistency indeks (CI) merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa skala perbandingan berpasangan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan
berpengaruh kepada kesahihan hasil. Sedangkan consistency ratio (CR) digunakan untuk mengetahui hubungan antara CI dengan besaran tertentu cukup baik bila memiliki CR ≤ 10%. Nilai consistency ratio yang dihasilkan untuk setiap risiko kurang dari 10%, yaitu dengan rata - rata CR sebesar 4.90%, hasil ini menunjukkan data yang didapat memiliki konsistensi yang cukup tinggi dan kesahihan hasil.
Evaluasi risiko dilakukan dengan mengurutkan risiko biaya yang dihasilkan kedalam tiga kondisi waktu, yaitu masa inisiasi, konstruksi, dan implementasi. Berdasarkan hasil evaluasi risiko terdapat enam risiko yang memerlukan pengendalian risiko, yaitu ketidakahlian operator, kerugian akibat kerusakan atau kehilangan data, kerusakan instrument, koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP Krenceng yang tidak stabil atau terputus, masalah koneksi dengan streaming current monitor, dan yang terakhir adalah kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir, pencurian, dan lainnya).
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNIK
pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh: NINA TRI LESTARI F44080028 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Judul Penelitian : Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten. Nama
: Nina Tri Lestari NIM
: F44080028 Departemen
: Teknik Sipil dan Lingkungan
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE Muhamad Budi Saputra, ST.MEng NIP. 19490416 197603 1 002
NIP. 00197
Mengetahui, Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, M.Sc NIP. 19561025 198003 1003
Tanggal Ujian:6 Juli 2012
Tanggal Lulus:
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Analisis
Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri,
Cilegon, Banten adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Nina Tri Lestari F44080028
© Hak cipta milik Nina Tri Lestari, tahun 2012
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya.
BIODATA PENULIS
Nina Tri Lestari. Lahir di Bogor pada 24 November 1989 dari ayah Suyono dan ibu Ngatiyem. Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Kotabatu II Bogor (1997-2002), SMP Negeri 7 Bogor (2002-2005), dan lulus dari SMA Negeri 2 Bogor pada tahun 2008. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi seperti anggota Gentra Kaheman, pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL) periode
2010/2011 sebagai sekretaris Divisi Komunikasi dan Informasi. Penulis juga aktif dalam kepanitian seperti menjadi Sekretaris umum PONDASI 2010. Selain kegiatan organisasi dan kepanitiaan di IPB, penulis juga aktif sebagai Asisten Praktikum Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah (2010/2011) dan Asisten Praktikum Mata Kuliah Bahan Konstruksi (2011/2012). Selain itu, penulis pernah melakukan magang dalam proyek pembangunan gedung tiga lantai Wings Fahutan di IPB (2010).
Adapun prestasi yang pernah diraih penulis antara lain peringkat 17 dalam lomba Eco-House Design Competition yang diadakan oleh UGM (2010) dan masuk ke dalam 10 besar finalis lomba Spectaculer Bridge National Competition yang diadakan oleh ITS (2011). Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada tahun 2011 yang dilaksanakan di PT. Krakatau Tirta Industri dengan judul “Aspek Teknik Sipil dan Lingkungan pada Analisis Optimalisasi dan Kelayakan Proyek Distribusi Jaringan Perpipaan PT. Krakatau Tirta Industri ”. Untuk menyelesaikan program sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten ”.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya serta shalawat dan salam dihaturkan kepada Muhammad Rasulullah SAW sehingga skripsi ini berhasil
diselesaikan. Penelitian dengan judul “Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol
Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten” dilaksanakan di PT. Krakatau Tirta Industri sejak bulan Maret hingga Juni 2012.
Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan pernghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu, ayah dan saudara atas kasih sayang, doa dan semua dukungan baik moril maupun materil.
2. Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian dan dalam penyusunan skripsi.
3. M Budi Saputra, ST.MEng selaku Kepala Dinas Air Baku PT. Krakatau Tirta Industri yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi selama waktu pelaksanaan penelitian serta pada masukan dalam penyusunan skripsi.
4. M. Nashir, ST atas bimbingannya selama melakukan penelitian.
5. Indah Dwi Sukma, Amalia Prima Putri, Burhanudin Fallah, teman sebimbingan atas motivasi dan dukungannya.
6. Maulana Ibrahim Rau, Yanuar Chandra, Amanda Desviani P, Haska A. Pradana, teman sepenelitian atas bantuan dan kerjasamanya selama ini, serta teman SIL 45 yang senantiasa memberikan semangat.
7. Seluruh karyawan PT. Krakatau Tirta Industri yang membantu dalam pelaksanaan penelitian.
Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bogor. Juli 2012
Nina Tri Lestari
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia untuk terus melakukan pembaharuan teknologi yang lebih canggih, terutama dalam aspek teknik sipil dan lingkungan yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Kemajuan teknologi akan membawa suatu risiko yang dapat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat pengaruh negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya.
Risiko merupakan suatu kombinasi dari probability dan dampak suatu kegiatan yang akan menghasilkan respon secara langsung atau akan terjadi di masa depan. Pengaruh atau risiko positif dapat membawa suatu keuntungan dalam pelaksaan kemajuan teknologi, sedangkan risiko negatif yang ditimbulkan dapat memberikan kerugian biaya yang cukup besar sehingga membuat suatu perusahaan terhambat atau terhenti produksinya yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penanggulangan risiko yang dinamakan manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Identifikasi risiko dilakukan dengan bantuan pendapat dari para ahli. Strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel melakukan suatu perkembangan perusahaan dengan menggunakan kemajuan teknologi untuk mendukung visi dan misi perusahaan. Visi PT. KTI adalah sebagai “Perusahaan penyedia air kelas dunia”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan suatu Modernization Control Process (MCP) sebagai salah satu pendukung pencapaian misi
“Menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan mengutamakan keharmonisan lingkungan ”.
PT. Krakatau Tirta Industri pada project MCP I telah mengembangkan sistem control integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter-nya ke bagian controlling proses, khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses pengolahan air, pada tahap awal ini belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, dilakukan pengembangan MCP Tahap II Scada sistem otomatisasi proses, khususnya integrasi ke Sistem Informasi PT. KTI (SIKTI) atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri sekarang ini. Penentuan tahapan pengembangan dimulai dengan mengintegrasikan semua field instrument yang belum dikoneksikan ke Scada pada interface eksisting yang terpasang di area produksi Graha Krenceng dan Plant Cidanau.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis manajemen risiko.
2. Menentukan respon manajemen risiko.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Risiko
Risiko didefinisikan sebagai kombinasi kemungkinan dari suatu peristiwa dan konsekuensi (ISO/IEC Guide 73). Setiap kegiatan pasti memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang berpotensi untuk kejadian dan konsekuensi yang merupakan peluang untuk manfaat atau ancaman terhadap kegagalan. Pertimbangan risiko dapat dilihat dari dua perspektif dengan semakin banyak mengetahui atau memahami dua aspek dalam risiko, yaitu positif dan negatif dari risiko (AIRMIC 2002). Menurut Regan (2003) risiko diartikan sebagai suatu kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya. Definisi lain risiko adalah suatu aktivitas yang rentan akan menimbulkan dampak negatif, dengan mempertimbangkan probabilitas dan dampak dari kemunculan risiko tersebut (Stoneburner 2001). Secara umum, risiko akan bertambah jika kemungkinan atau akibatnya bertambah. Kedua-duanya harus dipertimbangkan dalam manajemen risiko (Harold 2003).
Risiko dalam setiap kejadian adalah fungsi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat (impact), yaitu:
Risiko = f (kemungkinan, akibat)
2.2 Macam-Macam Risiko
Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu:
2.2.1 Risiko Berdasarkan Sifat
1. Risiko spekulatif (spekulatif risk). yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar dilain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh: risiko yang disebabkan hutang piutang, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.
2. Risiko murni (pure risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh: risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.
2.2.2 Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan
1. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
2. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
2.2.3 Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya
1. Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
2. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik,
dan sebagainya .
Selain macam – macam risiko diatas, Trieschmann, Gustavon, Hoyt (2001), juga mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya :
1. Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah karena waktu)
a. Risiko statis yaitu risiko yang asalnya dai masyarakat yang tidak berubah dan berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis: menjalankan bisnis ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis: ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (random).
b. Risiko Dinamis yaitu risiko yang timbul karena terjadinya perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis: urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.
2. Risiko Subyektif dan Obyektif
a. Risko subyektif: risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang mengalami keraguan atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu.
b. Risiko obyektif: probabiltas menyimpang aktual dari yang diharapkan sesuai pengalaman.
OBJECTIVE SUBJECTIVE
OBJECTIVE
SUBJECTIVE
OBJECTIVE SUBJECTIVE
Gambar 1. Types of risk (Triesmann 2001)
2.3 Definisi Manajemen Risiko
Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Beberapa definisi manajemen risiko antara lain :
Manajemen risiko merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi risiko, penilaian risiko dan pengambilan langkah-langkah untuk mengurangi risiko sehingga risiko tersebut Manajemen risiko merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi risiko, penilaian risiko dan pengambilan langkah-langkah untuk mengurangi risiko sehingga risiko tersebut
ketidakpastian pada sebuah organisasi (William 1995). Sedangkan menurut Dorfman (1998) manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami exposure terhadap suatu kerugian. Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen risiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi, sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek ketika risiko terjadi atau ketika risiko harus diambil (Shen 1997).
Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko (Uher 1996). Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu (Soeharto 1999):
1. Identifikasi risiko
2. Analisa dan evaluasi risiko
3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi risiko tersebut
FINANSIAL RISK STRATEGIC RISK
Interest Rates Competition Foreign Exchange
Customer Changes Credit
Customer Demand Industry Changes
M & A Integration
Liquidity and Cash
Research and Development
Flow
Intelectual Capital
INTERNALLY DRIVEN
Accounting Controls Information System
Recruitment
Public Access
Contracts Regulation
Supply Chain Employess
Natural Events Culture
Properties Product &
Suppliers Board Composition
Services
Environment
OPERATIONAL RISK HAZARD RISK
Gambar 2 . Contoh penyebab risiko – risiko penting (AIRMIC 2002)
2.4 Manfaat Manajemen Risiko
Manfaat yang ditawarkan oleh manajemen risiko adalah:
1. Menghindarkan kemungkinan munculnya hasil-hasil yang tidak dapat diterima dan mengejutkan secara biaya.
2. Pembuatan keputusan dari proses-proses manajemen yang sedang berlangsung dengan bersifat lebih terbuka dan transparansi.
3. Sistematis dan tepat dimana prosesnya menyediakan pengertian yang lebih baik mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan suatu aktivitas.
4. Pelaporan yang lebih efektif dan terstruktur dalam memenuhi kebutuhan perusahaan
5. Keluaran atau outcome yang lebih baik, dalam bentuk efisiensi dan efektivitas dari aktivitas-aktivitas suatu departemen.
6. Penilaian yang tepat dari proses-proses inovatif untuk mengekspos risiko sebelum risiko tersebut benar-benar muncul dan mengizinkan keputusan berdasarkan informasi pada nilai keuntungan.
Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam lima kategori utama yaitu :
1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.
Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain sebagai berikut ini (Darmawi 2005):
1 Survival.
2. Kedamaian pikiran.
3. Memperkecil biaya.
4. Menstabilkan pendapatan perusahaan.
5. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan.
6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan.
7. Merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Suatu kondisi ketidakpastian akan memunculkan risiko. Dalam konteks perusahaan atau organisasi, risiko merupakan ketidakmampuan potensial dalam pencapaian suatu tujuan. Salah satu contoh adalah ketidakmampuan dalam merealisasikan target produksi yang berakibat pada naik turunnya produksi. Ketidakmampuan ini terjadi akibat adanya hambatan teknis yang bersumber pada kondisi internal maupun eksternal perusahaan yang terdiri dari dua komponen yaitu probabilitas (kemungkinan) gagal dalam mencapai hasil dan konsekuensi (akibat) gagal dalam mencapai hasil tersebut.
Dua komponen diatas digunakan untuk menghindari ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam penilaian suatu risiko. Komponen tersebut membuat analisa risiko lebih terukur dan jelas. Terdapat faktor lain yang mungkin secara signifikan membantu munculnya risiko, seperti frekuensi kejadian, sensitivitas waktu, dan ketergantungan antar risiko yang dapat pula dipakai secara langsung atau tidak dalam metodologi penetapan urutan risiko (US Dept of defence extension 2003).
2.5 Proses Manajemen Risiko
2.5.1 Identifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat sangat penting dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain:
4. Informasi historis
5. Kelompok kerja
2.5.2 Analisa Risiko
Tahap selanjutnya adalah pengukuran risiko dengan cara mengetahui potensial terjadinya severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Analisis risiko adalah suatu pendekatan kearah pengembangan satu pemahaman serta kesadaran menyeluruh tentang risiko yang berhubungan dengan satu variabel tertentu. Masalah pokok dengan membuat keputusan tentang investasi dalam satu proyek adalah suatu proses yang meliputi ramalan yang ditandai ketidakpastian sehingga patut dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan suatu teknik Monte Carlo Simulation (MCS) yang merupakan pengembangan dari pemodelan unsur-unsur ketidakpastian (Xiofeng 2008). Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan pada penilaian risiko, maka tiap-tiap level dampak dan probabilitas dapat didefinisikan dengan jelas dan dikonversikan ke dalam angka-angka tertentu. Pembangunan sebuah model yang bersifat global analisis maupun dinamis analisis diharapkan mampu menjawab semua permasalahan yang ditimbulkan (Elizabeth 2009). Penyusunan model yang terpenting adalah menggunakan data historical yang diolah secara statistik dan metode kuantitatif.
Teknik-teknik kuantitatif tersebut menurut Norris (2000) adalah:
1. Analisis sensitivitas. Secara sederhana, analisis sensitivitas menentukan efek pada keseluruhan proyek dari perubahan salah satu variabel risiko seperti keterlambatan desain atau material.
2. Analisis probabilistik. Analisis ini melakukan spesifikasi sebuah distribusi probabilitas untuk tiap risiko dan kemudian mempertimbangkan efek dari kombinasi risiko. Bentuk umum dari analisis probabilistik menggunakan teknik sampling yang dikenal dengan Simulasi Monte Carlo. Potensi suatu risiko dapat diketahui dari probabilitas dan dampak suatu risiko. untuk
mengukur bobot risiko, dapat digunakan skala likert dari 1 – 5 seperti Tabel 1. yang disarankan oleh JISC InfoNet.
Tabel 1 . Potensi risiko
No Skala
Probabilitas
Dampak
1. Sangat rendah
Hampir tidak mungkin terjadi
Dampak kecil
2. Rendah
Kadang terjadi
Dampak kecil pada biaya, waktu, dan kualitas
3. Sedang
Mungkin tidak terjadi
Dampak sedang pada biaya, waktu, dan kualitas
4. Tinggi
Sangat mungkin terjadi
Dampak substansial pada biaya, waktu, dan kualitas
Mengancam kesuksesan proyek Sumber : JISC InfoNet
5. Sangat tinggi
Hampir pasti terjadi
2.5.3 Evaluasi risiko
Australian/New Zealand Standard “Risk Management” menerangkan bahwa evaluasi risiko dilakukan untuk memahami risiko yang diperoleh pada tahap analisis risiko untuk membuat keputusan mengenai langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dimana keputusan tersebut meliputi risiko yang membutuhkan pengelolaan risiko, aktivitas pengelolaan risiko mana yang harus dilakukan, dan risiko mana yang perlu diprioritaskan dalam pengelolaan risiko. Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko yang membutuhkan mitigasi dan bagaimana prioritas mitigasi. Kriteria dalam pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks internal, eksternal, dan manajemen risiko yang telah didefinisikan.
2.5.4 Pengelolaan Risiko
Menurut Australian/New Zealand Standard “Risk Management “ terdapat beberapa jenis cara mengelola risiko:
1. Risk avoidance yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko
keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.
2. Risk reduction disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode untuk mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
3. Risk transfer yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.
4. Risk deferral merupakan dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.
5. Risk retention, walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.
2.5.5 Implementasi Manajemen Risiko
Mengimplementasikan metode yang telah direncanakan sesuai dengan respon yang akan digunakan untuk menangani risiko. Terdapat dua cara implementasi respon risiko, yaitu respon langsung dan respon darurat. Respon langsung (immediate response) melakukan suatu modifikasi terhadap rencana awal (planning) sehingga risiko yang teridentifikasi berkurang atau hilang sama sekali. Respon darurat (contingency response) merupakan sebuah persiapan Mengimplementasikan metode yang telah direncanakan sesuai dengan respon yang akan digunakan untuk menangani risiko. Terdapat dua cara implementasi respon risiko, yaitu respon langsung dan respon darurat. Respon langsung (immediate response) melakukan suatu modifikasi terhadap rencana awal (planning) sehingga risiko yang teridentifikasi berkurang atau hilang sama sekali. Respon darurat (contingency response) merupakan sebuah persiapan
2.5.6 Monitoring Risiko
Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian penting dalam perencanaan suatu proyek. Praktik, pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Monitoring proses sangat penting dilakukan mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah, sehingga ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
2.6 Crystal Ball Professional Edition
Crystal Ball Professional Edition adalah suatu perangkat lunak yang dilengkapi dengan spreadsheet berbasis analisis dengan tools Monte Carlo (Crystal Ball), time series forecasting (CB Predictor), dan optimization (OptQuest). Program ini juga mencakup Crystal Ball dan CB Predictor Developer Kit untuk membangun custom interface dan proses penggunaan Visual Basic untuk aplikasi.
2.6.1 Statistik
Statistik dasar yang digunakan dalam Crystal Ball adalah:
1. Mengukur sentral tendensi, yaitu; mean, median, dan mode.
Gambar 3. Grafik ukuran sentral tendensi (User Manual Crystal Ball)
2. Mengukur variabel, yaitu mengukur variasi, standar deviasi, koefisien variabilitas, dan range.
3. Mengukur data set, yaitu statistik yang menggambarkan data set berupa skewness, kurtosis, dan mean standard error.
Skewness menyatakan suatu nilai kemiringan dari distribusi frekuensi yang tidak simetris. Kurva A menggambarkan skewness positif (kemiringan bergerak kearah kanan) sehingga sebagian besar nilai berada di dekat harga minimum. Kurva B menggambarkan skewness negatif (kemiringan kearah kiri), dimana sebagian besar nilai berada didekat nilai maksimum.
Kurtosis mengacu pada sifat puncak suatu distribusi. Misalkan Gambar 4. merupakan pembagian upah dalam sebuah perusahaan besar. Kurva A memiliki puncak yang cukup tinggi, karena sebagian besar karyawan menerima upah yang sama, dan hanya sebagian kecil yang menerima upah lebih tinggi atau kecil. Kurva B dengan puncak yang relatif datar menunjukkan penyebaran upah cukup merata. Berdasarkan kurva statistik, maka kurva A memiliki kurtosis yang lebih tinggi dibandingkan kurva B.
a. Skewness, dan b. Kurtosis (User Manual Crystal Ball)
Terdapat beberapa statistik yang menggambarkan hubungan set data, yaitu koefisien korelasi dan peringkat korelasi. Pengukuran data lainnya yaitu, certainty, percentile, dan confidence interval. Grafik korelasi disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. a Korelasi negatif, b. Korelasi nol, dan c. Korelasi positif (User Manual Crystal Ball 2008)
2.6.2 Metode simulasi sampel
Crystal Ball adalah program untuk simulasi data yang menyediakan dua pilihan metode sampling, yaitu Monte Carlo dan latin Hypercube. Monte Carlo secara acak memilih setiap nilai yang valid dari setiap asumsi yang ada pada distribusi. Nilai yang dihasilkan pada simulasi Monte Carlo bersifat independen, artinya nilai acak yang dipilih pada satu percobaan tidak akan berpengaruh pada nilai acak berikutnya yang dihasilkan. Istilah “Metode Monte Carlo” diperkenalkan oleh S. Ulam dan Nicholas Metropolis (1949). Istilah ini merujuk pada kasino “games of chance” di Monte Carlo. Monaco. Kunci dari metode Monte Carlo adalah Crystal Ball adalah program untuk simulasi data yang menyediakan dua pilihan metode sampling, yaitu Monte Carlo dan latin Hypercube. Monte Carlo secara acak memilih setiap nilai yang valid dari setiap asumsi yang ada pada distribusi. Nilai yang dihasilkan pada simulasi Monte Carlo bersifat independen, artinya nilai acak yang dipilih pada satu percobaan tidak akan berpengaruh pada nilai acak berikutnya yang dihasilkan. Istilah “Metode Monte Carlo” diperkenalkan oleh S. Ulam dan Nicholas Metropolis (1949). Istilah ini merujuk pada kasino “games of chance” di Monte Carlo. Monaco. Kunci dari metode Monte Carlo adalah
Latin Hypercube memilih nilai-nilai secara acak, tetapi penyebaran nilai acak dilakukan merata pada masing-masing asumsi yang ada pada distribusi. Crystal Ball membagi probabilitas setiap asumsi distribusi ke segmen yang tidak tumpang tindih, masing-masing memiliki probabilitas yang sama seperti Gambar 6.
Gambar 6. Probabilitas latin Hypercube (User Manual Crystal Ball 2008)
2.6.3 Distribusi Crystal Ball
Crystal Ball merupakan program user friendly atau mudah dioperasikan dan dipahami. di dalam Crystal Ball terdapat beberapa teorema yang dapat digunakan, yaitu Kolmograv- Sminov, Darling, dan Chi-Square.
Program Crytal Ball memiliki tiga macam karakteristik, yaitu:
1. Assumption cell atau sel-sel asumsi.
2. Decision cell atau sel-sel keputusan.
3. Forecast cell atau sel-sel peramalan.
Assumption cell adalah nilai atau variabel yang tidak diketahui pasti masalah yang akan diselesaikan. Sel ini harus berupa nilai numerik dan bukan formula atau teks dan didefinisikan sebuah distribusi probabilitas yang dapat dipilih, seperti; normal, uniform, exponential, geometric, weibull, beta, hyper geometric, gamma, logistic, pareto, extreme, value, negative, binomial, dan costum. Decision cell berisi nilai numerik atau angka bukan formula atau teks atau menjelaskan variabel yang memiliki interval nilai tetrtentu sehingga didapat nilai optimal. Sedangkan forecast cell merupakan sel formula dari assumption cell.
Angka yang dihasilkan merupakan suatu variabel random. Variabel random merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh kesempatan atau peluang. Istilah random disebabkan tidak ada cara untuk memperkirakan angka yang akan muncul.
0 (a)
Nilai variabel random kontinu dapat terjadi dalam interval ini
(b)
Gambar 7.
a. Variabel random diskrit dan b. Variabel random kontinu
Terdapat dua macam variabel random, yaitu diskrit dan kontinu. Variabel random diskrit hanya mengisis nilai-nilai tertentu yang terpisah dalam suatu interval. Jika digambarkan di atas garis interval, variabel random diskrit akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah. Variabel random kontinu akan berupa sederetan titik yang tersambung membentuk garis lurus (Mulyono 2007). Kemunculan nilai variabel random diasumsikan sebagai suatu probabilitas, sehingga kemungkinan kemunculan random variabel yang bersifat discrete dan continue diartikan sebagai discrete probability dan continues probability (Walpole 2007). Discrate probability distribution menggambarkan perbedaan, nilai tak hingga, dan nilai integer. Disribusi ini terlihat berbeda untuk setiap tinggi kolom. Continue probability distribution mengasumsikan semua nilai berada pada kisaran yang mungkin, termasuk range nilai yang tak hingga. Distribusi ini memiliki kurva yang solid dan halus.
Langkah pertama dalam memilih distribusi probabilitas harus berdasarkan data yang ada, menggunakan pemahaman secara fisik mengenai kondisi-kondisi variabel data. Tabel 2. menjelaskan distribusi probabilitas berdasarkan Crystal Ball.
Tabel 2. Distribusi probabilitas berdasarkan kegunaan dan bentuk data. Distribution
Examples Mean value is most likely.
Condition
Application
People’s heights, It is symmetrical about the
Natural
reproduction rates, mean.
phenomena.
inflation. More likely to be close to
Normal the mean than far away. Minimum and maximum are When you
Sales estimates, fixed.
number of cars sold It has a most likely value in
know the
in a week, inventory his range, which forms a
minimum,
numbers, marketing Triangular
maximum, and
triangle with the minimum
cost. and maximum.
most-likely
value, useful with limited data.
Upper and lower limits are
Real estate prices, unlimited.
Situations
stock prices, pay Distribution is positively
where values
scales, oil reservoir skewed, with most values
are positively
size. Lognormal
skewed.
near lower limit. Natural logarithm of the
distribution is a normal distribution.
A real estate Maximim is fixed.
Minimum is fixed.
When you
appraisal, leak on a All values in range are
know the range
and all possible pipeline. equally likely to occur.
values are
Uniform Discrete uniform is the
equally likely.
discrete equivalent of the uniform distribution.
Discrete Uniform
Less commonly used distribution are listed below and on the back side of the card
Tabel 2 . Lanjutan
Distribution
Examples For each trial, only 2
Condition
Application
Number of head in outcomes are possible;
Describes the
10 flips on a coin, usually, success or failure.
number of times
an event occur in likelihood of Binomial
Trials are independent.
a fixed number success or failure. Probability is the same from
of trials, also
trial to trial. used for Boolean The Yes-No distribution is
logic (true/false equivalent to the Binomial
or on/off)
Yes-No distribution with one trial. Minimum and maximum
Representing the range is between 0 and a
Represents
variability over a reliability of a positive value.
company's devices. Shape can be specified with
fixed range,
describes
Beta two positive values, alpha, empirical data. and beta. Minimum and maximum are
When you know Similar to fixed.
Triangular, but It has a most likely value in
the minimum,
maximum, and especially for this range, which forms a
project BetaPERT
most likely
triangle with the minimum
management and maximum; betaPERT
value, useful
with limited
forms a smoothed curve on
data.
the underlying triangle. Distribution describes the
Describes events Time between time between occurrences.
incoming phone Distribution is not affected by
that recur
calls, time between previous events.
randomly.
customer arrivals. Exponential Possible occurrences in any
Demand for unit of measurement is not
Applied for
expected number limited.
physical
quantities, such of units sold during Occurrences are independent.
lead time, Gamma
as the time
Average number of between events meteorological occurrences is constant from
when the event processes unit to unit.
process is not
This flexible distribution can
Failure time in a assume the properties of other
Fatique and
reliability study, disributions.
failure tests or
breaking strength When shape parameters equal
other physical
of a material in a Weibull
quantities
1, it is identical to control test Exponential, when equal to 2, it is identical to Rayleigh.
Conditions and parameters are Describes largest Largest or smallest complex. See: Castilo, Enrique.
flood flows, Extreme Value Theory in
value (Max
rainfall, and Engineering. London;
Extreme) or
earthquakes, Max Extreme
smallest value
Academic Press, 1988. (min Extereme) aircraft loads and
of a response
tolerances. over time or the breaking strength of materials.
Min Extreme
Tabel 2. Lanjutan
Distribution
Application Examples Conditions and parameters are
Condition
Descibes growth. Growth of a complex. See: Fishman, G.
population as a Springer Series in Operation
function of time, Research. NY: Springer-Verlag.
some chemical Logistic
1996. reactions. Midpoint values is most-
Econometric data. Excange rates. likely. It is symmetrical about the mean.
Student’s t Approximates the Normal distribution when degrees of freedom are equal to or greater than 30.
Conditions and parameters are Analyzes other Investigating complex. See: Fishman, G.
distributions Springer Series in Operation
distributions
associated with associated with Research. NY: Springer-
city population Pareto
sizes, size of companies, stock prices fluctuations.
Number of possible
Number of occurrences is not limited.
Describes the
number of times telephone calls Occurrences are independent.
an event occur in per minute, Average number of
a given interval number of defects Poisson
occurrences is the same from
per 100 square unit to unit.
(usually time).
yards of material. Total number of items
Chance of a (population) is fixed.
Describes the
number of times picked part being
Sample size (number of trials) an event occurs in
defective when is a portion of the population.
a fixed number of selected from a Hypergeometric
Probability of success trials, but trials box (without changes after each trials.
are dependent on replacing picked previous results.
parts to the box for the next trial).
Number of trials is not fixed.
Number of sales Trials continue to the γth
Models the
distribution of the calls before you succes (trials never less than
number of trials close 10 order. δ).
or failures until Neg Binomial
Probability of success is the the γth successful same from trial to trial.
occurrence
Number of trials is not fixed.
Number of times Trials continue until the first
Describes the
number of trials you spin a roulette success.
wheel before you Probability of success is the
until the first
win, how many Geometric
successful
same from trial to trial.
occurrence.
wells to drill before you hit oil.
Very flexible distribution, used to represent a situation you cannot describe with other distribution types.
Can be either continuous or discrete or a combination of both. Used to input an entire set of data point from a range of cells.
Custom Sumber : User Manual (2008)
III. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 hingga juni 2012, bertempat di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Provinsi Banten.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan program Microsoft Excel, Crystal Ball, dan perangkat lunak statistik. Bahan-bahan yang digunakan adalah serangkaian data primer dan sekunder untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan risiko biaya seperti:
1. Data primer berupa kuesioner dan wawancara
2. Data sekunder berupa rancangan anggaran biaya dan materi proyek modernisasi kontrol proses tahap II.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New Zealand Standard 4360:2004 tentang “Risk Management”.
Tahapan penelitian terdiri dari:
3.3.1 Penentuan Konteks Risiko Penentuan konteks dilakukan dengan melakukan konsultasi dan wawancara kepada para ahli di PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II. Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui materi dan rancangan anggaran biaya proyek MCP II (Modernization Control Process II). Penentuan konteks bertujuan untuk menentukan ruang lingkup manajemen risiko yang mungkin pada proyek MCP II yang telah dilakukan.
3.3.2 Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan proses mengidentifikasi apa, mengapa, dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko. Identifikasi risiko merupakan pengembangan dari konteks risiko. Hasil identifikasi risiko tersebut kemudian disusun dalam bentuk kuesioner (Lampiran 1) yang kemudian disebarkan kepada karyawan PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II.
Tabel 3. Contoh skala ordinal pada kuesioner 1
cukup tidak
1 Apakah anda mengetahui tentang proyek modernisasi kontrol proses tahap II?
Sumber : Data hasil
Skala pengukuran variabel dalam kuesioner penelitian ini menggunakan skala nominal, skala ordinal, dan skala perbandingan berpasangan. Skala nominal merupakan tingkat untuk mengkategorikan. Contoh pertanyaan untuk skala nominal adalah jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi atau sebaliknya. Contoh skala ordinal disajikan pada Tabel 3. dan Tabel 6. Skala perbandingan berpasangan (pairwaise comparison) digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari elemen-elemen dan kriteria-kriteria yang disajikan pada Tabel 4. dan 5.
Tabel 4. Skala penilaian kriteria perbandingan berpasangan
Nilai
Keterangan
1 Faktor vertikal sama penting dengan faktor horizontal
3 Faktor vertikal lebih penting dengan faktor horizontal
5 Faktor vertikal jelas lebih penting dengan faktor horizontal
7 Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dengan faktor horizontal
9 Faktor vertikal mutlak lebih penting dengan faktor horizontal 2,4,6,8
Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan 1/(2-9)
Kebalikan dari keterangan nilai 2-9 Sumber: Saaty (1983)
Tabel 5. Contoh matriks skala perbandingan berpasangan Faktor horizontal
3.3.3 Analisis Risiko
Analisis risiko dilakukan untuk menentukan tingkatan probabilitas, konsekuensi yang akan terjadi, dan visibilitas suatu risiko.
Tabel 6. Contoh skala ordinal pada kuesioner 2
Visibilitas Risiko/Opportunity o.
1. Kerusakan instrumen
2. Lainnya Sumber: Data kuesioner
Setiap parameter dibagi kedalam lima kriteria penilaian, yaitu: Kriteria penilaian konsekuensi risiko, yaitu:
1 : Sangat rendah
5 : Sangat tinggi
Kriteria penilaian probabilitas risiko, yaitu:
1 : Tidak pernah
: 0 kali /tahun
2 : Jarang
: < 2 kali/tahun
3 : Kadang-kadang
:2 – 5 kali/tahun
4 : Sering
: 5 – 10 kali/tahun
5 : Sangat sering
: > 10 kali/tahun
Kriteria penilaian visibilitas risiko dibagi, yaitu:
1 : Sangat visibel
2 : Visibel
3 : Cukup visibel
4 : Tidak visibel
5 : Sangat tidak visibel
Masing-masing nilai yang diberikan oleh responden pada setiap parameter tiap risiko digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik pada persamaan 2.
: rata – rata geometrik n
: jumlah responden � � : penilaian oleh responden ke-i
Π : perkalian
Dalam penggunaan kuesioner perlu dilakukan pengujian instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Uji ini untuk menguji kebenaran dari data yang dihasilkan. Uji validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid bila alat ukur yang digunakan menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2004). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah pernyataaan-pernyataan pada kuesioner relevan atau tidak. Uji reliabilitas digunakan untuk menyatakan apakah alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang konsisten. Syarat valid adalah r hitung >r tabel , sedangkan syarat reliabilitas adalah r cronbach’s alpha > r tabel .