SRI BRAHMA SAMHITA.pdf

  SRI BRAHMA SAMHITA Prakata

  Kata “TUHAN” sudah menjadi dasar berpikir dan bertikah laku setiap orang yang mempercayai dan meyakini keberadaaNya. Tetapi pertanyaan tentang keberadaanNya masih terus merupakan masalah yang tidak terjawab secara memuaskan. Kalau Tuhan memang ada, apakah berwujud atau tidak berwujud? Kalau Tuhan berwujud, bagaimanakah wujudNya? Kalau Tuhan tidak berwujud, bagaimanakah hakekatNya? Pertanyaan “Apakah Tuhan berwujud atau tidak berwujud” adalah masalah Ke Tuhanan yang sejak dahulu kala telah menimbulkan silang pendapat dan perdebatan yang tidak pernah selesai.

  Pada kesempatan ini saya sajikan kepada nada penjelasan yang tecantum dalam Brahma-samhita, kumpulan doa-doa pujian yang dipanjatkan oleh Dewa Brahma kepada Krishna yang dikenal denngan nama Govinda, Brahma menyatakan bahwa Tuhan berwujud pribadi dan pada saat yang sama tidak berwujud pribadi. Apa uanng dinyatakan oleh Dewa Brahma terdapat juga dalam pustaka Veda lainnya seperti Bhagavad-gita dan Srimad Bhagavatam. Jadi, menurut filsafat Veda. Tuhan berwujud yaitu memiliki kepribadian, dan pada saat yang sama Tuhan tidak berwujud yaitu tidak memiliki kepribadian. Bagaimana kita bisa mengerti pernytaan Veda ini?

  Dalam hubungan ini, para acarya yang tergolong dalam brahma Gaudiya Madhva sampradaya, mengajak kita merenungi benda yang disebut api. Api memiliki nyala, panas dan cahaya. Nyala adalah wujud api. Dengan kata lain, api itu berupa nyala. Sedangkan panas yang tidak kelihatan mata tetapi teraasa disekitae dimana nyala api itu berada, adalah pancaran pernamyakan nyala itu sendiri. Sementara itu, cahaya yang tidak berwujud, menyebar ke segala arah dan menghilangkankegelapan, adalah pancaran tenagannya. Baik panas (yang dirasakan tetapi terlihat mata tetapi dapat dirasakan oleh mata) berasal dari nyalanya danmenunjukkan ke beradaan sang api.

  Karena itu, apabila kit abicarra tentang api, ketiga aspek api ini yaitu nyala, panas dan cahaya, sudah termasuk dalam pengertian api. Dengan kata lain, api memiliki wujud berupa nyala, pada saat yang sama memiliki pancaaran perbanyakan yang disebut panas, dab oada saat yang sama pula tidak memiliki wujud yaitu yang disebut panas., dan pada saat yang sama pula tidak memiliki wujud yaitu sebagai cahaya yang memancar kesegala arah menghilangkan kegelapan.

  Begitu pula, apabila kit aberbicara tentnag Tuhan, aspek Tuhan berwujud pribadi dan tidak berwujud, sudah termasuk dalam pengertian tentang Tuhan. Dalam pustaka Veda, aspek pribadi Tuhan disebut bhagavan. Aspek perbanyakan pribadinya (svamsa) yang berada di dalam hati setiap mahluk hidup dan inti atom, setiap unsure material, disebut Paramatma ( termasuk pula para avatara yang melakukanlial di dunia mateial). Sedangkan aspekNya yang tidak berwujud pribadi sebagai brahmajyoti, cahaya yang meancar dari diri pribadiNya sendiri disebut Brahman.

  Seperti halnyanyala api adalah sumber panas dan cahaya, begitu pula bhagavan adalah sumber paramatma dan Brahman, kenyataan ini telah diuraikan dalam Bhagavad- gita (lihat Chek-list Gita yang telah saya berikan). berikut, “Krishna yang dikenal dengan nama Govinda adalah Tuhan Yang Maha Esa. Diri pribadiNya adallha perwujudan kekalan, pengetahuan dan kebahaian (sac-cid-ananda vigraha). Beliau adalah sal mula segala sesuatu. Beliau tidak berwawal, dan menjadi sebab segala sebab” (Bs. 1).

  Rsi Vyasadeva, penyusun kitab-kitab Veda, menyatakan, krsna tu bhagavan svayam, Krishna putra Devaki) adalah Sri Bhagavan sendiri” (bhagavata-purana 1.3.28). dan dalam Bhagavad-Gita, Krishna disebut Bhagavan. Dalam pustaka Veda lain (Arthava Veda, dinyatakan, brahmanyo devaki putrah, putra Devaki (yag bernama Krishna) adalah Brahman, Tuhan Yang maha Esa sendiri.

  Di dalam Bhagavad-Gita, Krishna disebutkan param-brahma, Brahman yang tertinggi, Tuhan Yang Maha Esa (Bg. 10.12). Selanjutnya dikatakan, “Para Rsi yang mulia seperti Narada, Asita, Devala dan Vyasa menyatakan demikian tentang diri Anda, wahai Krishna. Sekarang Anda sendiri menyatakan hal yang sama kepadaku (Bahwa Engkau adalah Tuhan pribadi)_” (Bg.10.13).

  Harus dicatat bahwa pandangan ke Tuhanan yang pada umunya dianut oleh para pemeluk ajaran Veda pada masa sekarang ini, adalah pandanga-pandangan kitab-kitab Uoanisad yang lebih menekankan aspek non pribadi Tuhan sebagai Brahman.bahwa Tuhan ada, tidak berwujudm tidak terbayangkan, tidak dapat dimengerti (acintya), serba meliputi dan berada dimana-mana (vyapi-vyapaka). Ini adalah uraian ke Tuhanan yang bersifat impersonal.

  Tetapi Brahma-samhita dan Veda smrti lainnya menjelaskan kepada anda aspek personal, dengan atribut (sifat dan cirri) sertta potensi pribadi yang tidak dapat dipahami dan tidak terbatas (anantam). Karena itu, sifat-sifat vibhu-sakti (ada dimana-mana), jnana sakti (maha mengetahui), kriya sakti (dapat melakukan apa saja) dan prabhu sakti (yang paling hebat) adalah sesunguhnya sifat-sifat khusu yang hanya dimiliki oleh Tuhan personal atau Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.

  Dalam nuku ini disajikanm penjelasan tentang hakekat dan kedudukan Krishna sebagai Bhagavan, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, berdasakan pernyatan-pernyataan dan adi-kavi, sarjana veda pertama, yaitu Deva Brahma, sebagaimana termuat dalam kitab Brahma samhita.

  Mudah-mudahan buku ini dapat mengantar para pembaca ke arah pengertian yang jelas tentang Tuhan. Om santi-santi santi Banyuwangi November 1995 Daftar Isi

  1. Pendahuluan

  2. Brahma berdoa kepada Krishna sebelum mulai tugasnya mencipta

  3. Krishna dan avataraNya

  4. Sifat dan hakekat Personalitas Tuhan yang tidak dapat dipahami dengan pikiran material

  5. Bhagavan, Paramatma dan Brahman\

  6. Upanisad tidak menolak adanya wujud pribadi rohani Tuhan

  7. Definisi Tuhan menurut Vedanta-sutra

  8. Para Jivatma sebagai perbanyakan terpisah dari Krishna

  9. Brahma dan para deva lainnya tergolong jivatattva

  10. Kedudukan Siba yang unik

  11. Para deva adalah penjabat-penjabat administrasi alam semesta material 12. para deva selalu tergantung pada Sri Visnu

  13. Kegiatan lila Tuhan adala rohani dan menyucikan hati-hati

  14. Beberapa catatan dala hal memahami Veda

  15. Makna yang lebih tinggi terkandng dalam sloka-sloka smrti

  1. Pendahuluan Berjuta-jura tahun yag lampua, sebelum memulai tugasnya mencipta, Deva Brahma, mahluk hidup pertama di alam material, memanjatkan doa-doa pujian kepada Krishna yang dikenal dengan nama Govinda. Doa-doa pujian brahma kepada Krishna terhimpun dalam kitab yang disebut brahma samhita.

  Sloka-sloka Brahma-samhita diketemukan pada abad ke 16 di kuil Adi Kesaba yang terletak di Negarabagian Kerala, India Selattan. Diperkirakan Brahma-samhita yang lengkap terdiri dari seratus bab. Tetapi saying, Brahma- samhita yang sekarang hanya terdiri dari 1(satu) bab saja dengan jumlah sloka sebanyak 62.

  Adapun isi brahma-samhita yang terwarisi sampai sekarang ini secar ringkas adalah sebagai berikut : a. pernyataan Brahma bahwa Krishna adalah Kepribadian Tuhan YME, asal mulla segal asesuatu.

  b. Uraian tentang tempat tinggal Krishna yaitu plent rohani Gokula yang nampak bagaikan bunga padma.

  c. Proses kemunculan Siva sebagai purusa didunia material besertasaktinya Durga Devi yang bertindak sebagai pradana di alam material

  d. Proses penciptaan pertama (sarga) yaitu pembentikan segala unsure materi oleh purusa avatara Krishna: Karanadakasayi Visnu/ Maha Visnu, Garbhodakasayi Visnu dan Ksirodakasayi Visnu.

  e. Kelahiran Brahma dari Garbhodakasayi Visnu, dan inisiasi deva Brahma dengan gayatri mantra oleh Krishna f. Uraian yentangkegitan Krishna di tempat tinggalNya yang rohani, Gokula- dhama.

  g. Uraian tentang hakekat personal Krishna dan sakti Radha.

  h. Cara mengenal dan mengerti Krishna i. Tiga aspek Krishna:Bhagavan, Paramatma dan Brahman. j. Kedudukan Brahma sebagai sang pencipta dunia material. k. Kedudukan Visnu sebagai perbanyakan pribadi Krishna l. Kedudukan Siva dan saktinya Durga Devi sebagai purusa dan radana di alam material m. Kedudukan Jivatma sebagai perbanyakan terpisah Krishna, dan n. Uraian tentang bhakti

  Demikianlah isi Brahma-samhita secara ringkas. Uraian selanjutnya akan menjelaskan kepada anda tentang hakekat Krishna sebagai Kepribadian Tuhan YME

  2. BRAHMA BERDOA KEPADA KRISHNA SEBELUM MULLAI TUGAS MENCIPTA Ketika Krishna hendak menciptkan lagi alam semesta material melalui perbanyakan pribadiNya yang disebut purusa avatara yaitu Visnu (Garbhodakasayi visnu, bunga padma keemasan muncul dari pusar Visnu. Kemudian Brahma lahir diatas bunga padma tersebut. Oleh karena ia lahir tanpa ia yang lahir dengan sendirinya. Kadangkala, ia juga disebut atma-nhu, ia yang menjadikan dirinya muncul sendiri.

  Brahma adalah mahluk pertama yang muncul di alam semesta material. Begitu ia sadar diri, ia berkehendak menciptakan planet-planet beserta mahluk hidup yangmenghuninya dengan memakai unsure-unsur material yang telah disiapkan oleh Sri Visnu. Karena itu, penciptaan yang dilakukan oileh Deva Brahma di sebut visarga atau pratisarga, proses penciptaan kedua.

  Penciptaan seluruh unsr materi oleh Visnu disebut sarga, proses penciptaan pertama. Dalamhubungan ini. Brahma berkata, “Tri bhuvana ini terbuat dari sembilan unsure yaitu : api, tanah, air, udara, akasa, arah, waktu, pikiran dan roh . hamba sembah Govinda, Tuhan yang asli, yang menjadi sumber semua unsure-unsur material dunia material” (Bg. 5). Apa yang dikatakan oleh Brahma, dikatakan pula pleh Krishna dalam Bhagavad-Gita 7.4 dan 7.6 dan 10.8 bahwa Krishna adalah sumber segala sesuatu , baik yang material maupun yang spiritual.

  Oleh karena dalam melaksanakan penciptaan Brahma hanya tinggal memberi beraneka bentuk dan wujud jeoada unsure-unsur materi yang telah tersedia sebelumnya, maka Brahma sering disebut sang arsitekalam semesta mateial.

  Tetapi sebelum mulai tugasnya mencipta, Brahma hanya melihat kegelapan disegala penjuru. Ia menjadi bingung. Kemudian aspek pengetahuan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Govinda dengan pesonifikasi sebagai Saraswati, muncul dihadapan Deva Brahma. Saraswati mohon agr Brahma melakukan tapa, bermeditasi kepada Govinda sambil menguvcapkan kama bija- mantra (klim kama-devaya vidmahe puspa-banaya dhimahii tan no nangah pracodayat yangmerupakan induk dari semua mantra Veda. Terwujud du dalam hatinya. Karema itu, selanjutnya dikatakan bahwa ketika suara merdu seuling Krishna keluar elaui mulut Brahma, suarra merdu itu menjadi gayatri-mantra.

  Diterangi oleh pengetahuan rohani melalui meditasi denga pengucapam gayatri mantra. Brahma menjadi insyaf akan dirinya dan mengetahui kenenaran mutlak. Keinsyafan dan oengetahuan rohani yang diteruma dari Krishna, menyebabkan hati sang pencipta, Brahma, dipenuhi rasa bhakti kepadaNya. Secara spontan Brahma memanjatkan doa-doa pujian kepada Govinda yang menjadi obyek cintanya. Doa-doa pujiannya terhimpun dalam kitab Brahma- samhita.

  3. KRISHNA DAN AVATARANYA Demikianlah sedikit riwayat tentang asal usul kitab Brrahma-samhita. Tentu saja cerita ini kedengaran asing di telinga para pembaca. Tetapi, sebenarnya pernyataan bahwa Brahma lahir dari Visnu dan diberikan pengetauhan rohani pleh Visnu.

  4. SIFAT DAN HAKEKAT PERSONALITAS TUHAN YANG TIDAK DAPAT DIPAHAMI DENGAN PERSEPSI MATERIAL Setelah membaca penjelasan diatas, maka anda anak bertanya, bagaimana mingkin Krishna memecah/ memperluas diriNya menjadi begitu benyak wujud karena dua sebab yaitu cara berpikir kita yang keliru dan kemiskinan pengetahuan rohani tentang Personalitas Tuhan.

  Pertama, Veda menyatakan, atmavam manyate jagat, pada umunya setiap orang menilai kemampuan orang lain berdasarkian keadaan diri pribadinya. Cara seperti itu adalah cara berpikir yang keliru. Apabila pikiran keliru ini diterapkan terhadap Personalitas Tuhan YME, Sri Bhagavan Krishna, anda akan menemuikan prinsip “Impersonali” sebagai pengetahuan yang tidak logis, tidak rasional, sebeba anda mengukur/menilai hakekat “Personalitas” Tuhan” menurut hakekat “Pribadi anda sendiri, Anda berkata, “Diri saya satu, tidak bisa berada diberbagai tempat pada saaat yang sama. Pribadi berarti satu. Bila yang satu ini terpecah-pecah menjadi berbagai macam wujud dan bentuk, maka lembar uang kertas, apabila di robek-robek menjadi berbagai macam wujud dan bentuk, maka lembar kertas yang asli tidak akan ada lagi”. Ini adalah cara berpikir materialistic yang tidak dapat doitterapkan terhadap sesuatu yang rohani.

  Ingat, pribadi anda bersifat material, relative dan terbatas. Sedangkan Veda menyatakan bahwa Personalitas Tuhan, Bhagavan Sri Krishna, bersifat spiritual, mutlak dengan kemampuan yang tidak terbatas. Karena itu, mengukur /menilai Personalitas Tuhan dengan pribadi diri sendiri an\dalah kekeliruan,. Tetapi sayang kekeliruan besar ini sangat tidak disadari oleh mayoritas manusia di bumi ini.

  Kedua, kekurangan akan pengetahuan spiritual menyebabkan anda selalu berpikir pada tingkat logika material. Selama terikat pada cara berpikir seperti ini, selama itu anda tidak akan pernah mengerti tentang personalitas Tuhan. Personalitas Tuhan (Krishna) adalah sac-cid ananda vigraha, perwujudan kekekalan, poengetahuan dan kebahagian (Bs. 1) wujud personalitas Beliau memiliki potensi yang tidak terbatas, yang tidak bisa diubayangkan atau di ukur dengan pikiran material yang tidak sempurna.

  Mengenai diri personalitas Tuhan, Deva Brahma menjelaskan sebagai berikut, yam syamasundaram acitya-guna-svarupam, beliau dipanggil Syamasundara dengan segal sifat-sifat rohani yang tidak terbatas dan tidak terpahami dengan logika material. Karena itu, mengerti Krishna tidaklah mudah. Hal ini dikatakan sendiri oleh Beliau dalam Bhagavad-Gita: na me viduh sura- ganah prabha vam na maharsayah, baik para deva maupun [ara rsi tidak mengetahui hakekat diriKu (Bg. 10.2)

  Selanjutnya, Brahma berkata, again yasya sa-kalendria vrttimanti, setiap anggota badan Beliau dapat melaksanakan seluruh funsi anggota badan lainnya (Bs. 32). Kenyataan ini ditunjukan dalam Bhagavad-Gita dengan kata-kata berikut (dengan mengarahkan pandanganKu) Aku hadikan seluruh unsure materi (prakrti) mengandung tyang selanjurnya menyebabkan kelahiran berbagai jenis mahluk hidup (Bg.14.2).

  Ananda-cinmaya sad-ujjvala-vigrahasya, diri pribadiNya yang rohani adalah perwujudan kebahagian, kebenaran, kekekalan dan penuh denga sifat-sifat mulia tidak terbatas (Bs. 32),. Demikian Deva Brahma menambahkan. Dibagian lain pustaka Veda dinyatakan bahwa oleh karena acitya-sakti yang dimilikinya,

  Dalam bahasa-bahasa sehari-hari, sifat-sifat personalitas uhan dijabarkan dengan tiga kata berikut : omnipotent (maha kuasa/perkasa), omnipresent (berada dimana-mana pada tempat dan waktu yang sama ), dan omniscient (maha mengetahui).

  Krishna mampu memperbanyak diri pribadiNya menjadi beraneka ragam personalitas-personalitas dan fenomena dengan sifat dan wujud berlain-lainan, dan pada saat yuang sama tetap memepertahankan PersonalitasNya, yang asli secara utuh. Dalam hubungan ini, Deva Brahma berkata, diparcir eva hi dasantaram abhyupatya dipayate vivrta-hetu-samana-dharma: Nyala satu lilin dipiundahkan kelilin lain-lilin lain, nyala lilin asli tidak pernah berubah ataupun berkurang, dan semua nyala lilin-lilin itu memiliki kualitas yang sama. Seperti itulah Govinda mewujudkan diriNya dalam berbagai manifestasi / Avatara (Bs. 46)

  Lebih lanjut, Deva Brahma, advaitam acyutam anadim ananta rupamadyam purana-purusam nava yauvanam ca: meskip[un Bel;iau satu tidak ada duanya (advaitam). Kekal abadi (acyutam), tanpa awal (anadim) dan meskipun Beliau adalah Personalitas dengan usia teramat tua (purana0purusam) dan berbagai macam perwujudan yang tidak terhingga banyaknya berasal dari dalam dirinNya (ananta rupam), tetapi Beliau tetap nava yauvanam ca, kelihatan sebagai pemuda belia yang amat tampan, segar dan menawan (Bs. 33).

  Demikianlah hakekat Krishna, Personalitas Tuhan YME. Dalam

Bhagavad-gita Krishna sendiri menjelaskan hakekat diriNya yang memiliki kemampuan tidak terbatas, “O penekluk musuh, tidak ada akhir dari perwujudan-

  perweujudan yang rohani ini. Apa yang telah Ku sampaikan kepadamu hanyalah mereupakan sedikit petunjuk tentang kehebatan ini? Dengan seberkas kecil kekuatanKu, Aku liput dan topang seluruh alam semesta ini” (Bg.10.42).

  Sebenarnya kehebatan Tuhan menhadikan diri pribadiNya yang satu itu kedalam berabeka ragam perwujudanpribadi sebagai paramatma dan avatara, tidaklah sulit dimengeri. Seperti halnya matahari yang bersinar dilangit, terlihat (ada) dalam setiap kolam air dimana saja dimuka bumi. Seperti itu pula halnya tentang Tuhan. Eko’pi san bahudha yo’yabhati aisyaryad rupam ekam ca suryavad bahudhe yate: Narayana adalah satu, tidak ada duanya, naming pada saat yang sama Beliau ada dimana-mana. Oleh karenakehebatannya yang tidak dapat dipahami, meskipun Beliau memiliki satu wujud pribadi, beliau hasir dimana saja. Bagaikan matahari, Beliau ada diseluruh tempat pada saat yang sama.

  5. BHAGAVAN, PARATMATMA, BRAHMAN Dalam Bhagavad-gita dijelaskan tentang aspek-aspek Tuhan yaitu: Bhagavan, Pramatma, dan Brahman (Bg. 9.4-5 ) dalam Brahma samhita pun hal yang sama diungkapkan. Bhagavab Kepribadian Tuhan YME, Krishna, adalah pengendali tertinggi (isvarah paramah krsnah. Ia adalah asal segala sesuatu dan tidak berasal dari siapapun (anadir-adir govindah) dan menjadi sebvab dari segala sebab (sarva- karanah-karanam) (Bs. 1).

  Mengenai Pramatma, dinyatakan sebagai berikut : andantara-stha-

  (Bg.35). sedangkan Brahman dikatakan sebagai cahaya diri personalitas Than Govinda yang seba meliputi, tidak berwujud nyara, tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas – vasyu prabha prabhavato jagad anda koti……. Tad brahma niskalam anantam asesa-bhutam (Bs. 40).

  Ketiga aspek Tuhan tersebut diatas adalah merupakan pondasi pengeahuan rohani yang harus dimengerti betul apabilasaya dan anda bicara mengai ketuhana. Kata “Tuhan” adalah mencakup p[engertian ke tiga aspekNya yaitu Bhagavan, Paramatma, dan Brahman. Seperti halnya kata “api” sudah mencakup pengertian: Nyala, panas dan cahaya. Karena, sesuatu itu dikatakan api, nila memiliki nyala, panas dan cahaya. Begitu pula halnya dengan matahari. Dewa mataharu, bola matahari dan cahaya matahari adalah tiga aspek matahri. Pengetahuan tentang cahaya matahari adalah pengetahuan yang paling tifak lengkap tantang matahari, pengetahuan tentang bola matahari lebih lengkap, sebab dengan mengetahui hakekat bola matahari, seseorang mengenal dewa matahri dan berhubungan dengannya, maka ia secaralngsung mengetrahui dewa matahari adalah tingakt pengetahuan yang paling lengkap atau pelung tinggi tentang matahari. Begitu pula halnya dengan masalah keTuhanan. Pengetahuan tentang Brahman adalah pengetahuan awal tantang Tuhan. Pengetahuan tantang paramatma lebih lengkap, sebab paramatma adalah sumber keberadaan Brahman (perhatikan Bg. 13.18). sedangkan pengetahuan tentang Bhagavan yaitu Krishna atau Gobinfa yang menjadi sumber keberadaan paramatma dan Brahman adalah pengetahuan keTuhanan tertinggi yang memungkinkan seseorang menginsyafi Tuhan secara lengkap.

  Oleh kaenaadanya 3 aspek Tuhan inilah, keinsyafan kepada Tuhan diantara orang-orang yang menuekuni jalan kerohanian, tidak sama antara orang yang satu dengan yang lainnya. Tingkat keinsyafan setiap orang kepada Than ditentukan oleh unsure tri guna (sttvam, rajas, dan tamas) yang paling dominant menyelimuti dirinya. Dalam hubungan ini, agar pembicaraan kita tidak tertlalu banyak menyimpang, saya persilahkan anda membaca buku Tir-Guna yang telah diberikan.

  Satu poin harus diingat adalah pernyataan Veda berikut: sattva, - visuddham vasudeva sabditam, seseorang akan menginsafi dan mengenal Vasudeva dan berhubungan denganNya apabila ia telah mencapai tingkat visuddha sattvam. Pada tingkat rohani ini, seseorang menginsyfi aspek Personalitas Tuhan, Vasudeva dan membina hubungan cinta-bhakti yang bertimbal balik dengan Beliau. Inilah tujuan akhir segala praktek kerohanian yang sejati.

  Karena itu, sebagaiman telah dikemukan sebelumbya, mengerti Krishna tidaklah mudah. Mengerti Krishna sebagai Kepribadian Tuhan YME atau Sri Bhagavan tidaklah gampang. Na me viduh sura-gunah prabhavam na maharsayah, baik paradeva maupun para rsi tidak mengetahui hakekat diriKu (Bg.10.2) na hi te bhagavan vyaktam vidur deva na danavah, baik para deva maupun para danava tidak mengenal diriMu yang sebenarnya (Bg.10.14). svayam evatmanatmanam vetta tvam purusottama, sungguh hanya Engkau sendiri yang mengenal pribadi Krishna. Lalu,, bagaiman mungkin mahluk hidup manusia yang diselimuti nafsu mengela Beliau.