Chapter II Karakteristik Infertilitas Pada pasien Di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2012

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pasien
2.1.1 Defenisi
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter (Kasiana,2013).
2.2 Infertilitas
Infertilitas atau ketidak suburan adalah ketidak mampuan pasien untuk
memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar
tanpa usaha pencegahan lebih dari satu tahun. Angka satu tahun ditetapkan karena
biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah memiliki keturunan. Ini berarti, 15%
pasien mempunyai pasangan infertilitas (Mansjoer, 2002).
Di indonesia tercatat 10-20% dari 2 juta pasien mengalami infertilitas (Jacob,
2002). Menurut Nur Sibue (2003) melaporkan bahwa infertilitas primer mempunyai
prevalensi lebih tinggi yaitu sebesar 24,4% untuk infertilitas sekunder sebesar 15,6%.
Hasil ini didukung oleh penelitian Yani (2010), yang menyatakan infertilitas primer
sebanyak 85% dan sekunder sebanyak 15%. Molek (2003), juga berpendapat bahwa
infertilitas paling banyak diderita pasien adalah jenis infertilitas primer yaitu sebesar
80% dan infertilitas sekunder sebesar 20%.
Hanafi melaporkan lebih rentan sedikit dari kedua hasil peneliti diatas yaitu

infertilitas primer sebesar 79% dan infertilitas sekunder sebanyak 20%. Menurut
Sumapraja infertilitas primer sebanyak 78,4% dan infertilitas sekunder sebesar
21,8%.

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Pengklasifikasian Infertilitas
Secara umum infertilitas pada Pasien dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai berikut:
a.

Infertilitas Primer
Infertilitas primer adalah suatu keadaan ketika pasien yang telah menikah
lebih dari satu tahun melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar
tanpa usaha pencegahan, tetapi belum juga terjadi kehamilan, atau belum
pernah melahirkan anak hidup.

b.

Infertilitas sekunder

Infertilitas sekunder adalah suatu keadaan ketika pasien yang sudah
mempunyai anak, sulit untuk memperoleh anak lagi, walaupun sudah
melakukan hubungan seksual secara teratur dan benar tanpa usaha
pencegahan.

2.3 Karakteristik Infertilitas
2.3.1 Karakteristik Jenis kelamin
Infertilitas merupakan satu masalah yang dialami pasangan suami
istri dimanapun di dunia yang dapat memicu berbagai masalah mental
sehingga mempengaruhi rasa percaya diri suatu pasangan serta dapat
mempengaruhi keharmonisan suatu rumah tangga (Manuaba, 2005).
Menurut departemen kesehatan tahun 1998 ketidak suburan atau
infertilitas terjadi pada 3,3 juta pasangan di Indonesia, dimana 35%
disebabkan dari pihak pria dan 50% pihak wanita sedangkan infertilitas
yang disebabkan oleh keduanya sekitar 20 – 30%. Jadi tidak benar
anggapan masyarakat bahwa kaum wanita lebih betanggung jawab terhadap
kesulitan memperoleh keturunan.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Molek (2003) menyatakan infertilitas primer sebanyak
85%, sekunder sebanyak 15%. Hasil ini sama dengan Yani yang
menemukan infertilitas primer sebanyak 80$%, sekunder sebanyak 20%
sedangkan Hanafi dan Sumapraja menemukan sedikit lebih rendah dari
hasil diatas. Hanafi menemukan infertilitas primer sebanyak 79%, sekunder
21%, Sumapraja melaporkan untuk infertilitas primer sebanyak 78,4% dan
sekunder sebanyak 21,6%.
2.3.2 Karakteristik Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dinilai dalam menentukan
fertilnya suatu pasangan, sealam wanita masih dalam reproduksi artinya
masih mengalami haid yang teratur maka kemungkinan besar ia masih bisa
hamil. Usia menikah yang dianjurkan adalah sekurang kurangnya 20 tahun
untuk wanita dan 25 tahun untuk pria (Rukandah, 2002). Jika dipandang
dari prognosis infertilitas, fertilitas maksimal seorang istri dicapai pada
umur 25 tahun dan menurun perlahan lahan sampai usia 30 tahun dan
setelah itu menurun dengan cepat, sedangkan fertilitas suami maksimal
dicapai pada umur 26-30 tahun (Prawihardjo, 2005).
Dalam kesehatan reproduksi semakin bertambah usia wanita secara
umum fungsi dari alat-alat reproduksi mengalami penurunan begitu juga
dengan kemampuan reproduksi indung telur untuk menghasilkan sel telur

mengalami penurunan (Baziad A, 2003). Yani (2010) melaporkan bahwa
infertilitas paling banyak dijumpai pada kelompok umur 30-34 tahun,
sedangkan untuk istri pada kelompok umur 25-29 tahun. Nursibue (2003)
juga melaporkan bahwa infertilitas sering dijumpai pada usia32-35 tahun.

Universitas Sumatera Utara

Menurut hanafia infertilitas pada pria berkisar pada usia 18-41 tahun dan
pada wanita berkisar 19-40 tahun (Yani, 2010).
Dari penelitian yang dilakukan oleh National Center For Statistics
menunjukkan

bahwa

wanita

subur

berusia


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52