Chapter II Studi Tinjauan Parameter Kinerja Dan Persepsi Penumpang Bus Lintas USU

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di
mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk
tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2004). Alat pendukung apa yang dipakai untuk
melakukan proses pindah, gerak, angkut dan alih ini, bisa bervariasi, tergantung
pada :
1.

Bentuk objek yang akan dipindahkan tersebut.

2.

Jarak antara suatu tempat dengan tempat lainnya.

3.

Maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.

Untuk mengetahui keseimbangan antara objek yang diangkut dengan alat

pendukung ini, dapatlah kita melihat ukuran (standar) kuantitas dan kualitas dari
alat pendukung ini. Adapun standar kuantitas dan kualitas alat pendukung ini
dapat diidentifikasikan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.

Aman: Apakah objek yang diangkut aman selama proses perpindahan dan
mencapai tujuan dalam keadaan utuh, tidak rusak atau hancur?

2.

Cepat: Apakah objek yang diangkut dapat mencapai tujuan sesuai dengan
batasan waktu yang telah ditentukan?

3.

Lancar: Apakah selama proses perpindahan, objek yang diangkut tidak
mengalami hambatan atau kendala?


Universitas Sumatera Utara

4.

Nyaman: Apakah selama proses perpindahan objek yang diangkut terjaga
keutuhannya dan situasi bagi sang pengangkut menyenangkan?

5.

Ekonomis: Apakah proses perpindahan tidak memakan biaya yang tinggi
dan merugikan objek yang diangkut?

6.

Terjamin ketersediannya: Alat pendukung selalu tersedia kapan saja objek
yang diangkut membutuhkannya, tanpa mempedulikan waktu dan tempat.
Dalam ilmu transportasi, alat pendukung ini diistilahkan dengan sistem

transportasiyang di dalamnya tersusun atas 4 elemen dasar (khisty & Lall, 2005):
1.


Sarana perhubungan ( link ): jalan raya atau jalur yang menghubungkan dua
titik atau lebih.

2.

Kendaraan: alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu titik ke
titik lainnya sepanjang sarana perhubungan,

3.

Terminal: titik-titik dimana perjalanan orang atau barang dimulai atau
berakhir.

4.

Manajemen dan tenaga kerja: orang-orang yang membuat, mengoperasikan,
mengatur dan memelihara sarana perhubungan, kendaraan dan terminal.

II.2 Klasifikasi Moda Transportasi Massal

Selama bertahun-tahun, telah banyak kontroversi tentang apa yang
dimaksud dengan moda transportasi. Menurut khisty dan lall klasifikasi moda
dapat dilakukan untuk angkutan yang didasarkan pada tiga karakteristik :
1.

Hak-prioritas-jalan ( R/W – right-of-way )

2.

Teknologi

3.

Jenis pelayanan

Universitas Sumatera Utara

Hak prioritas jalan (R/W) ialah sebidang lahan tempat beroperasinya
kendaraan angkutan umum. Ada tiga kategori dasar R/W, yang dibedakan oleh
derajat pemisahannya dari lalulintas lain :

1.

Kategori A : “terpisah-bidang” atau “khusus”. Kategori ini merupakan R/W
yang terkendali sepenuhnya tanpa persilangan dengan rel kereta api atau
dengan jalur kendaraan lain. Dalam arti tertentu, kategori ini mirip dengan
sistem jalan bebas-hambatan.

2.

Kategori B : mencakup jenis R/W yang secara fisik terpisah dari lalulintas
lain, tetapi dengan persilangan sebidang untuk kendaraan dan pedestrian,
termasuk pula persimpangan biasa. Sistem kereta api-ringan yang
menyilangkan beberapa jalan pada permukaan tanah termasuk ke dalam
kategori ini.

3.

Kategori C : jalan permukaan tanah dengan lalulintas campuran. Sebagian
besar sistem bus dan sistem trem termasuk ke dalam kategori ini.
Teknologi moda transit berkenaan dengan fitur mekanis kendaraan dan jenis


rodanya. Setidaknya terdapat empat karakteristik penting moda transit :
1.

Tumpuan antara kendaraan dengan jenis rodanya – ban karet pada badan
jalan aspal dan roda baja pada rel baja.

2.

Kendaraan yang dapat dikemudikan atau berpenuntun.

3.

Metode pendorongan

4.

Cara-cara mengatur atau mengendalikan kendaraan secara longitudinal.
Pelayanan angkutan umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok


berdasarkan jenis rute dan perjalanan yang dilayaninya :

Universitas Sumatera Utara

1.

Angkutan jarak pendek ialah pelayanan kecepatan rendah di dalam kawasan
sempit dengan densitas perjalanan tinggi, seperti kawasan perdagangan
utama ( central business district – CBD )

2.

Angkutan kota, yang merupakan jenis yang paling lazim, melayani orangorang yang membutuhkan transportasi di dalam kota.

3.

Angkutan regional melayani perjalanan jauh, berhenti beberapa kali, dan
umumnya memiliki kecepatan tinggi. Sistem kereta api cepat dan bus
ekspres termasuk ke dalam kategori ini.
Cara lain untuk mengklasifikasikan pelayanan angkutan umum ialah


berdasarkan jadual berhentinya, seperti pelayanan setempat dan pelayanan
ekspres. Agaknya klasifikasi ini berkaitan erat dengan kecepatan dan kepadatan
penduduk. Klasifikasi lain mengacu pada waktu operasi, seperti pelayanan jam
sibuk atau pelayanan keperluan khusus. Tabel 2.1 menggambarkan klasifikasi
moda transit berdasarkan teknologi dan kategori R/W.
Tabel 2.1 Klasifikasi Moda Transportasi Umum Perkotaan
Ban karet

Kategori
R/W
C

Teknologi

Jalan-raya

Digandeng,

Dioperasionalkan


sebagian di

Kereta

Pengemudi

gandeng

Api

Paratransit,

Bus-trem

Khusus

Trem,

Bus ulang-alik


Kereta

(shuttle bus),

kabel

Bus Biasa,

Boat-feri,
Helikopter

Bus ekspres
(dijalan)
B

Bus semi-cepat

O-Bahn


Transit
kereta

Universitas Sumatera Utara

api
ringan
A

Bus hanya pada

Rubber

Transit

jalur bus

tired/ban

cepat

karet,

ringan,

Monorel ban

Kereta

Inklinasi,

karet,

api

Kereta

Transit

regional

gantung

panduan
otomatis,
GRT,
PRT
Sumber : Gray dan Hoel, 1992

II.3 Karakteristik Sistem Transit
Operasi transit mencakup kegiatan-kegiatan seperti penjadualan, penggiliran
awak, pengoperasian dan penyediaan kendaraan, pengumpulan ongkos dan
pemeliharaan sistem. Operasi menghasilkan transportasi yang ditawarkan kepada
pengguna potensial. Pelayanan transit adalah sistem angkutan sebagaimana yang
dialami oleh pengguna yang potensial. Karakteristik sistem transit diklasifikasikan
ke dalam empatkategori berikut (khisty dan lall, 2003) :
1.

Kinerja sistem mengacu pada keseluruhan perangkat elemen kinerja, yang
terpenting diantaranya adalah :
a. Frekuensi pelayanan (f), banyaknya keberangkatan satuan transit per jam.
b. Kecepatan Operasi (vo), kecepatan perjalanan pada jaringan yang
dialami penumpang.
c. Keandalan, yang dinyatakan sebagai persentase kedatangan kendaraan
yang lebih kecil daripada penyimpangan waktu-tetap dari jadual.

Universitas Sumatera Utara

d. Keselamatan, yang diukur dengan banyaknya kematian, luka-luka dan
kerusakan harta benda per 100 juta penumpang-kilometer atau satuan
yang serupa.
e. Kapasitas jaringan (c), jumlah maksimum orang yang diangkut
kendaraan transit melewati suatu titik disepanjang jaringannya.
f. Kapasitas produktif (Pc), hasil kali kecepatan operasi dengan kapasitas
jaringan. Kapasitas produktif merupakan suatu penanda kinerja yang
sangat mudah untuk digunakan sebagai pembanding moda.
g. Produktivitas, kuantitas keluaran per satuan sumber daya, ruang-km per
satuan pekerja, biaya operasi, bahan bakar.
h. Utilitas, rasio keluaran terhadap masukan, tetapi dengan satuan yang
sama, misalnya orang-km/ruang-km yang ditawarkan.
2.

Tingkat pelayanan (Level of Service) merupakan ukuran keseluruhan
karakteristik

pelayanan

yang

mempengaruhi

penggunaannya.

LOS

merupakan elemen dasar dalam menarik pengguna potensial untuk sistem
tersebut. Faktor-faktor utama yang meliputi LOS dapat dibagi menjadi dua
kelompok :
a. Elemen kinerja yang mempengaruhi pengguna, seperti kecepatan operasi,
keandalan dan keselamatan.
b. Mutu pelayanan (service quality), yang terdiri dari pelayanan kualitatif,
seperti

kemudahan

dan

kesederhanaan

penggunaan

sistemnya,

kenyamanan menumpang, estetika, kebersihan dan perilaku penumpang.
3.

Dampak, merupakan pengaruh-pengaruh yang dimiliki pelayanan angkutan
umum terhadap lingkungan disekitarnya dan keseluruhan kawasan yang

Universitas Sumatera Utara

dilayaninya. Dampak ini dapat positif dan negatif. Dampak jangka pendek
mencakup kemacetan jalan yang berkurang, perubahan pada pencemaran
udara, kebisingan dan estetika disepanjang satu jaringan baru. Dampak
jangka panjang terdiri atas perubahan pada nilai lahan, kegiatan ekonomi,
bentuk-bentuk fisik dan lingkungan sosial kota tersebut.
4.

Biaya, biasanya dibagi menjadi dua kategori utama : biaya investasi, adalah
biaya-biaya yang dibutuhkan untuk membangun atau nantinya membuat
perubahan permanen dalam fisik sistem transitnya. Biaya operasi adalah
biaya yang dikeluarkan oleh operasi biasa sistem tersebut.

II.4 Profil Bus Lintas USU
Pelayanan shuttle bus adalah suatu pelayanan transportasi yang dirancang
sebagai sarana transportasi cepat yang membawa orang dari satu titik ke titik
lainnya, biasanya hanya berhenti sebentar dan hampir berjalan terus menerus.
Untuk menunjang program USU ASRI 2012-2015 maka USU merencanakan
fasilitas shuttle bus untuk mahasiswa dengan menggunakan istilah “Lintas USU”.
Tujuan pengadaan bus komuter Lintas USU adalah sebagai fasilitas untuk
memudahkan

mahasiswa

mencapai

tujuannya

masing-masing.

Dalam

mengadakan fasilitas bus komuter Lintas USU ini, diperlukan beberapa fasilitas
penunjang lainnya yang telah direncanakan pada tahun 2012 yaitu branding dan
signage pemberhentian bus yang difungsikan sebagai halte bus, selain dari bus
sebagai sarana utama yang perlu diadakan.

Universitas Sumatera Utara

II.4.1

Fasilitas Pendukung

Awal tahun 2013 ini, telah dipersiapkan sebagai tahapan awal branding dan
signage pemberhentian bus yang difungsikan sebagai halte. Halte tersebut
diletakkan pada beberapa tempat tersebar di lingkungan kampus USU yang akan
melayani transportasi internal mahasiswa di dalam kampus. Adapun halte-halte
tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Halte Pintu 1

Gambar 2.1 Halte Pintu 1

Halte ini berada di Jl. Universitas dan dekat dengan Fakultas Kedokteran,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Bank Tabungan Negara dan Pintu 1 kampus
USU yang berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus USU.

Universitas Sumatera Utara

2.

Halte Pendopo

Gambar 2.2 Halte Pendopo

Halte ini berada di Jl. Universitas dekat dengan Pendopo dan Fakultas Ilmu
Komputer.
3.

Halte Hukum

Gambar 2.3 Halte Hukum

Halte ini berada di Jl. Universitas dan dekat dengan Fakultas Hukum, Fakultas
Sastra, Asrama Putri dan Pintu Sumber yang berfungsi sebagai salah satu akses
keluar masuk kampus USU.

Universitas Sumatera Utara

4.

Halte dr. A Sofyan

Gambar 2.4 Halte dr. A Sofyan

Halte ini berada di Jl. dr. A. Sofyan dan dekat dengan Pintu Pasar 1 yang
berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus USU.
5.

Halte Fisip

Gambar 2.5 Halte Fisip

Halte ini berada di Jl. dr. A. Sofyan dan dekat dengan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik dan Fakultas Ekonomi.

Universitas Sumatera Utara

6.

Halte FMIPA

Gambar 2.6 Halte FMIPA

Halte ini berada di Jl. Bioteknologi dan dekat dengan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi.
7.

Halte Farmasi

Gambar 2.7 Halte Farmasi

Halte ini berada di Jl. Tridharma dan dekat dengan Fakultas Farmasi dan Pintu
Kampung Susuk yang merupakan salah satu akses keluar masuk kampus USU.

Universitas Sumatera Utara

8.

Halte Pintu 4

Gambar 2.8 Halte Pintu 4

Halte ini berada di Jl. Tridharma dan dekat dengan Bank Negara Indonesia dan
Pintu 4 yang berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus USU.
9.

Halte Pintu 3

Gambar 2.9 Halte Pintu 3

Halte ini berada di Jl. Almamater dan dekat dengan Gedung Olah Raga, Taman
BPA dan Pintu 3 yang berfungsi sebagai salah satu akses keluar masuk kampus
USU.

Universitas Sumatera Utara

10.

Halte Perpustakaan

Gambar 2.10 Halte Perpustakaan

Halte ini berada di Jl. Almamater dan dekat dengan Perpustakaan, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Teknik.
11.

Halte RSGMP

Gambar 2.11 Halte RSGMP

Halte ini berada di Jl Alumni dan dekat dengan RSGMP, Fakultas Kedokteran
Gigi, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Komputer.

Universitas Sumatera Utara

12.

Halte Gelanggang Mahasiswa

Gambar 2.12 Halte Gelanggang Mahasiswa

Halte ini berada di Jl. Universitas dan dekat dengan Gelanggang Mahasiswa dan
Fakultas Keperawatan.
II.4.2 Fasilitas Bus
Pada awal tahun 2013, dipersiapkan sementara 2 (dua) bus Medium USU
yang ada, berkapasitas 30 tempat duduk dengan jumlah armada bus sebanyak 4
bus Medium USU. Pada saat ini, bus Lintas USU yang beroperasi sebanyak 3 unit
untuk melayani penumpang.
Untuk meningkat kan pelayanan fasilitas bus Lintas USU, pihak manajemen
bus Lintas USU membuat beberapa peraturan bagi penumpang pada saat
menggunakan fasilitas ini, yakni :
1.

Semua civitas akademika dan tenaga kependidikan USU diperbolehkan
menggunakan fasilitas bus Lintas USU dengan gratis, hanya menunjukkan
ID card (KTM bagi mahasiswa, ID card bagi dosen dan pegawai).

Universitas Sumatera Utara

2.

Bagi penumpang pria naik dan turun bus melalui pintu depan dan
menempati Zona Pria dan bagi wanita naik dan turun bus melalui pintu
belakang dan menempati Zona Wanita.

3.

Dilarang merokok di dalam bus.

4.

Dilarang makan dan minum di dalam bus.

5.

Dilarang membuang sampah di dalam bus.

6.

Dilarang berdiri dan bergantungan di pintu masuk bus.

7.

Dilarang berjualan, mengamen, minta sumbangan di dalam bus.

8.

Wajib menjaga ketertiban, kesopanan dan kebersihan untuk kenyamanan
bersama dalam penggunaan bus.

Gambar 2.13 Bus Lintas USU

II.4.3 Rute Bus Lintas USU
Ada pun bus Lintas USU telah direncanakan sedemikian rupa oleh pihak
manajemen bus Lintas USU agar depat melayani seluruh civitas akademika dan
tenaga kependidikan kampus USU. Peta rute bus Lintas USU dapat dilihat pada
gambar berikut.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.14 Rute Lintas USU

Keterangan gambar
Rute Bus Lintas USU
Halte Bus Lintas USU

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2 Halte Bus Lintas USU
No Halte

Nama Halte

1

Halte Pintu 3

2

Halte RSGMP

3

Halte Gelanggang Mahasiswa

4

Halte Pintu 1

5

Halte Pendopo

6

Halte Hukum

7

Halte dr. A Sofyan

8

Halte Fisip

9

Halte FMIPA

10

Halte Perpustakaan

11

Halte Farmasi

12

Halte Pintu 4

II.5 Kinerja Operasi Angkutan
II.5.1 Pengertian Kinerja
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002) kinerja adalah sesuatu
yangdicapai,prestasiyang

diperlihatkan,

kemampuan

kerja.Kinerja

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kinerja) adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia
dari kata dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa
pula berarti hasil kerja.Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006), Kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.

Universitas Sumatera Utara

II.5.2 Parameter Kinerja Angkutan
Beberapa parameter dari kinerja operasi yang bersifat QQT (Qualitative
Quantitative Timely) meliputi waktu perjalanan (travel time) termasuk waktu
kedatangan dan keberangkatan, waktu tunggu (waiting time) naik turun
penumpang dan waktu antara(headway).Salah satu dari parameter kinerja yang
menentukan tingkat efisiensi adalah load factor.
a.

Waktu perjalanan (travel time)
Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu kendaraan

untukmenempuh suatu segmen jalan tertentu.Studi waktu tempuh dapat dilakukan
dengan menggunakan salah satu metode survei yaitu survei dinamis, pada metode
ini surveyor mengikuti dari awal sampai akhir perjalanan dari kendaraan yang
akan diamati.
b.

Waktu Tunggu (waiting time)
Waktu

tunggu

bus

adalah

waktu

kedatangan

sampai

dengan

waktukeberangkatan bus yang sama di shelter yang sama atau bisa juga disebut
loading-unloading time. Pada umumnya lama waktu tunggu
≤ waktu

selang

kedatanganantar bus (time headway).
c.

Waktu antara (headway)
Headway didefinisikan sebagai ukuran yang menyatakan jarak atau waktu

ketika bagian depan kendaraan yang berurutan melewati suatu titik pengamatan
pada ruas jalan. Headway rata - rata berdasarkan jarak merupakan pengukuran

Universitas Sumatera Utara

yang didasarkan pada konsentrasikendaraan, dirumuskan sebagai berikut(Morlok,
1985):
1

hd = ……………………………………………(1)


Dimana : hd= headway jarak rata- rata
k = konsentrasi kendaraan rata- rata di suatu panjang jalan
Perhitungan headway rata - rata berdasarkan jarak sekarang ini mulai
digantikan oleh headway berdasarkan waktu yang dirumuskan sebagai berikut
(Morlok, 1985):
1

ht = …………………………………………… (2)


Dimana :

ht = headway waktu rata -rata
q= volume lalu lintas yang melewati suatu titik pengamatan

d.

Faktor Muat Penumpang (load factor)
Faktor

Muat

adalah

perbandingan

antara

volume

dibagi

dengan

kapasitas.Definisi dari kapasitas adalah banyaknya penumpang yang dapat
ditampung olehsuatu moda transportasi baik yang duduk maupun yang berdiri
sesuai denganperaturan yang ada. Sedangkan definisi darivolume adalah
banyaknya penumpang yang naik dikurangi penumpang yangturun.


f = ……………………………………………..(3)


Dimana :

f = load factor
M = jumlah penumpang tiap kilometer yang ditempuh

Universitas Sumatera Utara

S = kapasitas tempat duduk yang tersedia
II.5.3 ParameterKinerja Angkutan Rekomendasi World Bank
Menurut World Bank (1986), parameter yang mempengaruhi kinerja
angkutan adalah sebagai berikut seperti yang terlihat pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Parameter Kinerja Angkutan

No

Indikator

Parameter

Efektifitas
1

Kemudahan

2

Kapasitas

Panjang jaringan jalan yang dilewati
angkutan kota / Luas area yang dilayani
Jumlah angkutan kota / panjang jalan yang
dilalui angkutan kota
Frekuensi (f), headway (Hd), dan waktu tunggu
(menit)

3

Kualitas

Kecepatan operasi (km/jam) dan waktu
tempuh
Jumlah kendaraan dan jumlah rit

Efisiensi
Rata-rata kendaraan-km (km / hari)

1

Utilitas

2

Load Factor

3

Produktifitas

Total produksi kendaraan (Seat-Km/Penduduk)

4

Jam Operasional

Waktu pelayanan yang dibutuhkan (Jam)

Rasio jumlah penumpang dengan kapasitas
tempat duduk per satuan waktu tertentu

Sumber : World Bank

Standar kinerja angkutan rekomendasi World Bank adalah sebagai berikut.
1.

Minimum Frekuensi
Rata-rata 3 – 6 kendaraan/jam, min 1,5 – 2 kendaraan/jam.

2.

Waktu Tunggu
Rata-rata 5 – 10 menit, maksimum 10 – 20 menit.

Universitas Sumatera Utara

3.

Jarak Mencapai Pemberhentian
Di Pusat Kota 300-500 M, di Pinggir Kota 500-1000 M

4.

Tingkat Perpindahan
Rata-rata 0 – 1, maksimum 2.

5.

Waktu Perjalanan
Rata-rata 1 – 1,5 jam, maksimum 2 jam.

6.

Kecepatan Kendaraan
- Daerah padat 10-12 km/jam
- Daerah tidak padat 25 km/jam
- Dengan bus line/way 15-18 km/jam
- Biaya perjalanan 10-25 % per kapita

7.

Persyaratan khusus (keamanan, kenyamanan, faktor lintasan, kemudahan).

II.5.4 PedomanTeknisPenyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum
Menurut Direktur Jendral Perhubungan Darat SK 687/2002, kinerja rute dan
operasi angkutan terdiri dari beberapa parameter sebagai berikut.
1.

Faktor muat ( load factor )
Load factor adalah perbandingan antara kapasitas terjual dan kapasitas
tersedia untuk satu perjalanan yang biasa dinyatakan dalam persen (%).

2.

Jumlah Penumpang yang diangkut
Jumlah penumpang yang diangkut adalah total penumpang yang naik dan
turun dalam suatu trayek.

3.

Waktu antara ( headway)
Waktu antara adalah waktu untuk kendaraan satu menyusul kendaraan di
depannya.

Universitas Sumatera Utara

4.

Waktu tunggu penumpang
Waktu tunggu penumpang adalah waktu yang digunakan penumpang
menunggu bus atau mobil penumpang di halte.

5.

Kecepatan perjalanan
Kecepatan perjalanan adalah kecepatan kendaraan untuk menempuh trayek
dari awal hingga tujuan perjalanan.

6.

Penyebab keterlambatan

7.

Ketersediaan angkutan

8.

Tingkat konsumsi bahan bakar
Dalam mengoperasikan kendaraan angkutan penumpang umum, operator

harus memenuhi dua persyaratan minimum pelayanan, yaitu prasyarat umum dan
prasyarat khusus.
1.

Prasyarat umum
a. Waktu tunggu di pemberhentian rata-rata 5-10 menit dan maksimum 1020 menit
b. Jarak untuk mencapai perhentian di pusat kota 300-500 m; untuk
pinggiran kota 500-1000m
c. Penggantian rute dan moda pelayanan, jumlah pergantian rata-rata 0-1,
maksimum 2
d. Lama perjalanan ke dan dari tempat tujuan setiap hari, rata-rata 1,0-1,5
jam, maksimum 2-3 jam

Universitas Sumatera Utara

e. Biaya perjalanan, yaitu persentase perjalanan terhadap pendapatan rumah
tangga
2.

Prasyarat khusus
a. Faktor layanan
b. Faktor keamanan penumpang
c. Faktor kemudahan penumpang mendapatkan bus
d. Faktor lintasan

II.5.5 Kinerja Operasi Bus Komuter Lintas USU
Adapun Kinerja Operasi Bus Komuter Lintas USU adalah rencana dari
pihak manajemen Bus Lintas USU dalam menyelenggarakan Bus Lintas USU
untuk melayani Mahasiswa, Pegawai dan Dosen di dalam kampus USU. Kinerja
Operasi Bus Komuter Lintas USU ini dapat dilihat penjelasannya seperti pada
Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Kinerja Operasi Bus Lintas USU
No
1
3
4

Parameter
Waktu antara (headway)
Waktu perjalanan antara segmen
halte(travel time)
Waktu tunggu (waiting time)

Rencana
10- 15 menit
1-3 menit
1 menit

Sumber: Rencana Bantuan Bus Komuter Lintas USU

II.6 Tingkat Pelayanan
II.6.1 Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

Universitas Sumatera Utara

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.
A.S. Moenir (2010) mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan factor material
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan
orang lain sesuai haknya .”
II.6.2 Standar Pelayanan Angkutan Massal Berbasis Jalan
KementerianPerhubungan menetapkan standar minimal yang harus dipenuhi
oleh

penyedia

jasa

dalam

memberikan

pelayanan,standar

ini

menjadi

indikatoryang mempengaruhi persepsi penumpang terhadap pelayanan sebuah
angkutan, sebagaimana tertera dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM. 10 Tahun 2012 tentang pelayanan minimal angkutan,
indikator tersebut adalah :
a.

Fasilitas keamanan
Yang ter masuk ke dalam fasilitas keamanan meliputi :
1. Halte dan fasilitas pendukung halte, antara lain:
- Lampu penerangan minimal berfungsi 95 % dan sesuai dengan standar
teknis
- Petugas keamanan minimal tersedia 1 (satu) petugas
- Informasi gangguan keamanan minimal tersedia 2 stiker
2. Mobil bus, antara lain:
- Identitas kendaraan, yaitu nomor kendaraan dan nama trayek berupa
stiker yang ditempel pada kaca depan dan belakang (minimal 1 stiker)

Universitas Sumatera Utara

- Minimal tersedia satu tanda pengenal pengemudi, yaitu papan/kartu
identitas mengenai nama pengemudi dan nomor induk pengemudi
yang ditempatkan diruang pengemudi
- Minimal tersedia satu lampu isyarat tanda bahaya, yaitu lampu
informasi sebagai tanda bahaya berupa tombol yang ditempatkan
diruang pengemudi
- lampu penerangan berfungsi 100 % dan sesuai dengan standar teknis
- Tersedia petugas keamanan minimal 1 petugas
- Persentase kegelapan kaca film maksimal 60 %
b.

Fasilitas keselamatan
yang termasuk kedalam fasilitas keselamatan meliputi :
1. Manusia, antara lain:
- Pengemudi 100 % menerapkan standar operasional prosedur (SOP)
pengoperasian kendaraan
- Standar operasional prosedur (SOP) penanganan keadaan darurat
diterapkan 100 % kepada pengemudi dan penumpang
2. Mobil bus, antara lain :
- kendaraan sebelum dioperasikan wajib lulus ujilaik jalan 100 %
- Peralatan keselamatan 100 % berfungsi dan sesuai dengan standar
teknis dan standar operasi
- Tersedia fasilitas kesehatan 1 set, ditempatkan di setiap mobil bus
- Informasi tanggap darurat, yaitu informasi yang disampaikan
pengguna jasa apabila terjadi kondisi darurat berupa stiker berisi

Universitas Sumatera Utara

nomor telepon dan/atau SMS pengaduan yang ditempel pada tempat
yang strategis dan mudah dilihat (minimal 2 stiker)
- Fasilitas pegangan penumpang berdiri 100 % berfungsi dan sesuai
dengan standar teknis
3. Prasarana, antara lain:
- Tersedianya perlengkapan lalu lintas dan angkutan jalan
- Tersedianya fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan (pool)
yang berfungsi 100 % sesuai dengan persyaratan teknis
c.

Fasilitas kenyamanan
Yang termasuk kedalam fasilitas kenyamanan meliputi:
1. Halte dan fasilitas pendukung halte, antara lain:
- Lampu penerangan minimal berfungsi 95 % dan sesuai dengan standar
teknis
- Tersedianya fasilitas pengatur suhu ruangan dan/atau ventilasi udara,
suhu ruangan maksimal 270C apabila menggunakan AC
- Minimal memiliki satu fasilitas kebersihan, yaitu berupa tempat
sampah
- Luas lantai per orang untuk berdiri selama menunggu mobil bus yaitu
4 org/m2 dalam waktu puncak dan 2 org/m2 pada waktu non puncak
- Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang, yaitu tidak ada perbedaan
tinggi lantai halte dengan tinggi lantai bus
2. Mobil bus, antara lain:
- Lampu penerangan berfungsi 100 % dan sesuai dengan standar teknis
- Kapasitas angkut penumpang 100 % sesuai dengan kapasitas angkut

Universitas Sumatera Utara

- Tersedianya fasilitas pengatur suhu ruangan, suhu dalam kabin 25 –
27 0C
- Minimal tersediadua fasilitas kebersihan, yaitu berupa tempat sampah
- Luas lantai untuk berdiri per orang selama berada di dalam mobil bus
yaitu 5 org/m2 pada waktu puncak, 4 org/m2 pada waktu non puncak
d.

Keterjangkauan
Yang termasuk keterjangkauan meliputi:
1. Kemudahan

perpindahan

penumpang

antar

koridor,

jumlah

perpindahannya maksimal 2 kali
2. Ketersediaan integrasi jaringan trayek penumpang, yaitu kemudahan
akses pengguna jasa memperoleh angkutan umum dengan trayek yang
berkelanjutan dengan trayek angkutan masal
3. Tarif angkutan tejangkau
e.

Kesetaraan
Yang termasuk kesetaraan meliputi:
1. Tersedia kursi prioritas, minimal 4 tempat, diperuntukkan bagi
penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-ana, dan wanita hamil
2. Tersedianya ruang khusus untuk kursi roda
3. Kemiringan lantai dan tekstur khusus, yaitu harus tersedia fasilitas akses
menuju halte yang memberikan kemudahan bagi pengguna jasa yang
menggunakan kursi roda, penyandang cacat, manusia lanjut, dan wanita
hamil.

f.

Keteraturan
Yang termasuk keteraturan antara lain:

Universitas Sumatera Utara

1. Waktu tunggu yang dibutuhkan pengguna jasa menunggu kedatangan
bus maksimal 7 menit pada jam puncak, dan 15 menit pada waktunon
puncak
2. Kecepatan rata-rata perjalanan pada waktu puncak maksimal 30
km/jam, dan 50 km/jam pada waktu non puncak
3. Waktu berhenti di halte maksimal 45 detik pada waktu puncak, dan 60
detik pada waktu non puncak.
II.7 Metode Sampling
Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena
manfaatnya yang demikian besar dalam penghematan sumber daya waktu dan
biaya dalam kegiatan pengumpulan data. Sampling sering dilawan dengan sensus
yaitu metode pengumpulan data ditelusuri dari setiap elemen data yang
dibutuhkan diambil (Sinulingga, 2011).
Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek
yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Elemen adalah setiap anggota dari
populasi. Sementara sampel adalah sebuah subset dari populasi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa maksud dari penarikan sampel dari populasi adalah
untuk mempelajari karakteristik populasi melalui penelitian karakteristik sampel.
Sampel yang diambil dengan cara simple random sampling, karena dapat
dianggap elemen dari populasi penumpang Bus Lintas USU adalah homogen
(pada umumnya mahasiswa). Simple random samplingmemang mensyaratkan
bahwa elemen populasi haruslah relatif homogen, jika terdapat strata antara
elemen maka metode simple random sampling tidak tepat digunnakan (sinulingga,
2011).

Universitas Sumatera Utara

Untuk menentukan besar sampel yang tidak diketahui besar populasinya
atau (N-n)/(N-1)=1 digunakan rumusberikut(lemeshow, 1997) :
n=

2
�1−�
� (1−�)
2

�2

............................................... (4)

n = jumlah sampel minimum
z = nilai distribusi normal baku pada tabel z pada α tertentu
jika tingkat kepercayaan 95%, maka

1−95%
2

= 0,025 (nilai z = 1,96)

d = limit dari eror (10%)
p = harga proporsi di populasi pada penelitian terdahulu ( jika tidak ada maka
dapat dilakukan estimasi maksimal p=0,5)
II.8 Metode Scalling
Metode pengukuran dengan skala berkenaan dengan penetapan angka atau
simbol mengenai pendapat responden terhadap objek, kejadian atau kegiatan yang
ditanyakan kepada responden tersebut. Pengukuran variabel yang bersifat abstrak
dilakukan dengan skala sikap yang terdiri atas 2 kategori utama, yakni
(Sinulingga, 2011):
1.

Rating scale(skala penilaian)
Mempunyai sejumlah kategori respon dan digunakan untuk mendapatkan
respon dari objek terkait.

2.

Ranking scale
Membuat perbandingan diantara objek, kejadian atau pearson dan rangking
antara objek.
Pada penelitian ini, digunakan rating scale dengan menggunakan variasi

skala likert. Skala likert dirancang untuk menguji tingkat kesetujuan terhadap

Universitas Sumatera Utara

suatu pernyataan. Tingkat kesetujuan itu biasanya dibagi atas lima tingkatan yaitu:
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).
Responden diminta untuk memilih salah satu tingkat kesetujuan sesuai dengan
penilainnya.
II.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Adakalanya skala yang dipilih tidak sempurna, dan memiliki potensi
kesalahan dalam pengukuran skala sikap. Untuk itu sebelum dilakukan
pengumpulan data secara keseluruhan, perlu diuji validitas dan reliabilitasnya
terlebih dahulu.
II.8.1 Uji Validitas
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya pada sumber data. Data yang
valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena
itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen
pengumpulan data (Sinulingga, 2011).
Cara-cara yang umum digunakan untuk menguji validitas instrumen adalah
melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisa korelasi dilakukan
dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikembangkan oleh
pearson yaitu sebagai berikut :
r xy =
Dimana,

� ∑ �� −(∑ �)(∑ �)

……………(5)

�{� ∑ � 2 −(∑ �)2 }{� ∑ � 2 −(∑ �)2 }

r xy = koefisien antara y dan x
x = skor variabel x
y = skor variabel y

Universitas Sumatera Utara

n = jumlah sampel
Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah dan
kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y),
dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1
artinya korelasinya negatif sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y
adalah negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti
korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan dengan tabel. Menurut Sugiyono (2007) pedoman tabel untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 2.5 Interval Koefisien Terhadap Tingkat Hubungan Variabel
Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199

Sangat rendah

0,200 – 0,399

Rendah

0,400 – 0,599

Sedang

0,600 – 0,799

Kuat

0,800 – 1,000

Sangat kuat

Setelah didapat nilai r hitung dari rumus korelasi product moment, selanjutnya
nilai r hitung ini dibandingkan dengan nilai r tabel pada nilai α tertentu dan nilai n
tertentu. Jika nilai r hitung > r tabel , berarti ada korelasi signifikan antara variabel x
dan variabel y. Sebaliknya jika nilai r hitung < r tabel , berarti secara statistik tidak ada
korelasi yang signifikan antara variabel x dan variabel y. Nilai r tabel dapat dilihat
pada Tabel 2.6 berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.6 nilai r product moment
Taraf Signif
Taraf Signif
N
N
5%
1%
5%
1%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

0.997
0.950
0.878
0.811
0.754
0.707
0.666
0.632
0.602
0.576
0.553
0.532
0.514
0.497
0.482
0.468
0.456
0.444
0.433
0.423
0.413
0.404
0.396
0.388

0.999
0.990
0.959
0.917
0.874
0.834
0.798
0.765
0.735
0.708
0.684
0.661
0.641
0.623
0.606
0.590
0.575
0.561
0.549
0.537
0.526
0.515
0.505
0.496

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

0.381
0.374
0.367
0.361
0.355
0.349
0.344
0.339
0.334
0.329
0.325
0.320
0.316
0.312
0.308
0.304
0.301
0.297
0.294
0.291
0.288
0.284
0.281
0.279

0.487
0.478
0.470
0.463
0.456
0.449
0.442
0.436
0.430
0.424
0.418
0.413
0.408
0.403
0.398
0.393
0.389
0.384
0.380
0.376
0.372
0.368
0.364
0.361

Taraf Signif
N
55
60
65
70
75
80
85
90
95
100
125
150
175
200
300
400
500
600
700
800
900
1000

5%

1%

0.266
0.254
0.244
0.235
0.227
0.220
0.213
0.207
0.202
0.195
0.176
0.159
0.148
0.138
0.113
0.098
0.088
0.080
0.074
0.070
0.065
0.062

0.345
0.330
0.317
0.306
0.296
0.286
0.278
0.270
0.263
0.256
0.230
0.210
0.194
0.181
0.148
0.128
0.115
0.105
0.097
0.091
0.086
0.081

Sumber : Sugiyono (2007)

II.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsistensi dan
stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut. Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan
untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian
terhadap kedua karakteristik tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode.

Universitas Sumatera Utara

Berikut ini diberikan metode-metode yang umum digunakan oleh para peneliti
dalam pengujian instrumen.
1.

Formula Spearman-Brown
Pengujian konsistensi instrumen dengan menggunakan formula Spearman

Brown didasarkan pada metode split-half. Korelasi antara belahan pertama dan
kedua dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut :
r 11 =
Dimana,

(2)(��� )

………………………………... (5)

(1+��� )

r 11 = reliabilitas instrumen
r xy = indeks korelasi antara dua belah instrumen

2.

Formula Flanagan
Pengujian reliabilitas berdasarkan formula flanagan juga menggunakan

analisa butir dan pendekatan split-half ganjil dan genap. Formula flanagan
menggunakan variabel varians skor butir-butir belahan pertama (ganjil), varians
skor butir-butir belahan kedua (genap) dan varians skor total butir-butir sebagai
berikut :
r 11 = 2�1 −

Dimana,

(�1 )(�2 )
��

�……………………...…

(6)

r 11 = reliabilitas instrumen

v 1 = varians skor belahan pertama
v 2 = varians skor belahan kedua
v t = varians skor total
3.

Koefisien Alpha Cronbach
Berbeda dengan ukuran reliabilitas yang telah dibahas di atas, dimana

instrumen menggunakan skor 0 dan 1 untuk setiap butir pertanyaan, koefisien
Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang

Universitas Sumatera Utara

pertanyaan-pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu misalnya
antara 1 dan 5 atau antara 1 dan 10 dan sebagainya. Rumus yang digunakan dalam
menghitung koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :


r 11 = �(�−1)� �1 −

Dimana,

∑ ��2
��2

�……………............. .(7)

r 11 = reliabilitas instrumen

k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen
∑ ��2 = jumlah varians butir-butir pertanyaan
��2 = varians total

II.9 Metode Importance Performance Analysis
Penelitian

ini

menggunakan

Metode

Importance-Performance

Analysis(IPA). Metode ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara presepsi
konsumen dan proiritas peningkatan kualitas produk atau jasa yang dikenal
sebagai quadrant analysis, Zahra (2012). Selain itu metode ini juga langsung
mencerminkan

variabel

yang

dianalisis

dan

dapat

dengan

mudah

mengetahuivariabel yang lemah atau yang perlu mendapatkan perhatian khusus
dari manajemen. Dengan demikian dapat memudahkan usulan perbaikan kinerja,
serta metode IPA juga bisa mengindentifikasi fakor-faktor kinerja penting apa
yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para
pengguna jasa mereka (Seta Basri, 2007).
Seperti telah dikemukakan di atas, bahwa metode ImportancePerformance Analysis mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi
berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat
mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang

Universitas Sumatera Utara

menurut konsumen perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan.
Importance-Performance Analysis menggabungkan pengukuran faktor tingkat
kepentingan dan tingkat kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan
penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis.
Analisa menggunakan metode ini digambarkan pada sumbu vertikal dan
horizontal.Sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat kinerja, sedangkan
sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan
rumus, maka untuk setiap atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat
diketahui dengan rumus(Supranto, 2006):

xi =

∑ ��

yi =

∑ ��



...........................................................

.......................................................... (9)



Dimana,

(8)

xi = rata-rata nilai kepuasan variabel i
x i = jumlah nilai kepuasan variabel i
yi = rata-rata nilai kepentingan variabel i

y i = jumlah nilai kepentingan variabel i
n = jumlah sampel
Diagram kartesius digunakan untuk mengetahui indikator jasa pelayanan yang
memuaskan atau tidak memuaskan konsumen. Rumus yang digunakan
adalah(Supranto, 2006):

x =

∑��

xi

y=

∑��

yi





...................................................... (10)

....................................................... (11)

Universitas Sumatera Utara

Dimana,

x = rata – rata dari nilai kepuasan seluruh variabel
y = rata – rata dari nilai kepentingan seluruh variabel

k = banyaknya variabel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi
menjadiempat bagian dalam diagram kartesius (diagram importance-performance
matrix) sebagaiberikut :

Gambar 2.15 Diagram importance-performance analysis

Keterangan :
1.

Kuadran 1 (Atrributes to improve)
Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

responden namun pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan
(kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Atribut-atribut yang masuk
dalam kuadran ini harus ditingkatkan.

Universitas Sumatera Utara

2.

Kuadran 2 (Maintain Performance)
Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh

responden dan sudah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya
relative lebih tinggi. Karenanya atribut-atribut yang masuk dalam kuadran ini
harus dipertahankan.
3.

Kuadran 3 (Attributes to Maintain)
Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

pentingoleh responden dan pada kenyataannya, kinerjanya tidak terlalu istimewa.
4.

Kuadran 4 (Attributes to De-emphasize)
Merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang

penting oleh responden dan dirasakan terlalu berlebihan.
Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode ImportancePerformance Analysis :
1.

Penentuan faktor-faktor yang dianalisa;

2.

Melakukan survey melalui penyebaran kuisioner;

3.

Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan;

4.

Membuat diagram kartesius Importance-Performance Analysis.

Universitas Sumatera Utara