FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DA

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia
L.) DENGAN KOMBINASI PEMANIS FRUKTOSA DAN ASPARTAM
Mufrod1, Arief Maghfurin2*
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.
2
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236.
1

*

Email: [email protected]

Abstrak
Daun pare (Momordica charantia L.) memiliki aktivitas mukolitik dan memiliki rasa pahit. Tablet
hisap ekstrak daun pare merupakan bentuk sediaan yang acceptable dan dapat diterima oleh
masyarakat. Pemanis aspartam ditambahkan untuk menutupi rasa pahit dan dikombinasikan dengan
fruktosa sebagai pemanis alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
fruktosa dan aspartam sebagai pemanis terhadap sifat fisik tablet hisap serta tanggapan rasa oleh
responden. Ekstrak daun pare diperoleh secara maserasi denganpelarutetanol 70% sebagai cairan

penyari. Tablet hisap ekstrak daun pare dibuat dalam lima formula berdasarkan konsentrasi bahan
pemanis fruktosa dan aspartam yang berbeda, yaitu formulaI(10%-0%), formulaII(6%:4%), formula
III (5%:5%), formula IV (4%:6%) dan formula V (0%-10%). Tablet dibuat secara granulasi basah.
Tablet yang diperoleh diuji sifat fisik meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan lama
waktu melarut serta uji tanggap rasa. Data keseragaman bobot, kerapuhan dan waktu melarut tablet
dianalisis secara statistik menggunakanuji Kruskal Wallis, untuk kerapuhan dan waktu melarut
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Data kekerasan tablet dianalisis menggunakan uji Anova satu
jalan, dilanjutkan dengan uji Tuckey, dengan taraf kepercayaan 95%. Uji tanggapan responden
dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukkan penggunaan kombinasi pemanis
fruktosa dan aspartam dapat menghasilkan tablet hisap ekstrak etanol daun pare yang memenuhi
persyaratan fisik dan terdapat perbedaanpadaFormula Idan Formula V dari kekerasan tablet. Tablet
formula V (aspartam 10%) dengan tingkat penerimaan rasa oleh responden sebesar 95%.
Kata kunci: Tablet Hisap, Kombinasi Pemanis Fruktosa dan Aspartam, Momordica charantia L.

PENDAHULUAN
Tanaman obat tradisional sekarang ini
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai
pengobatan alternatif karena efek samping yang
minimal atau bahkan tidak ada. Salah satu
tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

obat tradisional yaitu tanaman pare (Momordica
charantia L.). Tanaman pare dapat digunakan
untuk mengobati berbagai macam penyakit,
diantaranya demam, cacingan, malaria,
antimual, konstipasi, dan batuk (DepKes RI,
2001). Bagian tanaman pare yaitu daunnya
memiliki senyawa flavonoid, saponin, dan
alkaloid
sehingga dapat digunakan untuk
mengobati batuk dengan mekanisme aksi
mukolitik (Asrofi, 2014).
Pemanfaatan daun pare sebagai obat
batuk masih sebatas obat tradisional dalam
bentuk seduhan, dan jus sehingga sediaan ini
memiliki sifat tidak tahan lama, mudah
ditumbuhi jamur/kapang karena pelarut yang
digunakan adalah air. Sediaan dalam bentuk
tersebut dirasa kurang praktis, sehingga perlu
dibuat salah satu sediaan yang lebih praktis dan


efektif yaitu sediaan tablet hisap. Dasar
pemilihan tablet hisap karena lebih praktis dan
efektif untuk memperoleh efek lokal pada
mulut dan tenggorokan sehingga cocok untuk
pengobatan mukolitik (Depkes RI, 2014).
Ekstrak daun pare memiliki rasa yang pahit
(Agoes, 2010), maka perlu ditambahkan bahan
pemanis untuk menutupi rasa pahit dari
ekstrak.Bahan pemanis yang digunakan
misalnya fruktosa dan aspartam dan dapat
menjadi tolak ukur rasa dari tablet hisap agar
dapat diterima oleh konsumen. Pemilihan
pemanis sebagai bahan tambahan pada tablet
hendaknya didasarkan atas keamanan, sifat fisik
kimia yang dimiliki serta ekonomis.
Fruktosa sendiri merupakan pemanis
yang berasal dari gula buah. Menurut Pancoast
dan Junk (1980), Fruktosa kristal memiliki
tingkat kemanisan 1,7-1,8 kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sukrosa. Fruktosa dapat

dikonsumsi oleh penderita diabetes karena
transportasi fruktosa ke sel-sel tubuh tidak
membutuhkan
insulin,
sehingga
tidak
mempengaruhi keluarnya insulin. Di samping

itu, kelebihan dari fruktosa adalah memiliki
kemanisan 2,5 kali dari glukosa (Winarno,
1982; Lehninger, 1990). Fruktosa mempunyai
batas aman untuk dikonsumsi 16-20 gram
perhari (Prahastuti, 2011), sedangkan aspartam
mempunyai intensitas kemanisan 180-200 kali
gula pasir (sukrosa) sehingga hanya dengan
penambahan sedikit saja dapat menghasilkan
rasa yang mirip dengan gula namun rendah
kalori dan merupakan serbuk yang larut
perlahan–lahan di dalam air (Wang, 2005).
Kelemahan dari aspartamyaitu karakteristik

sifat fisik partikel dan tablet yang dihasilkan
kurang baik.Batas maksimal mengkonsumsi
aspartam adalah 50 mg/kg berat badan per hari
(Sumartini, 2015). Penelitian Mulyati (2013)
menyatakan
bahwa
pemanis
aspartam
mempengaruhi sifat fisik tablet dan belum
mampu menutupi rasa pahit dari ekstrak daun
sirih merah. Penggunaan kombinasi bahan
pemanis fruktosa dan aspartam dalam penelitian
ini akan saling melengkapi apabila divariasi
dalam pembuatan tablet hisap ekstrak daun
pare.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka dilakukan penelitian tentang formulasi
tablet hisap hisap ekstrak daun pare dengan
kombinasi fruktosa-aspartam.
A. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan
permasalahan dari penelitian yang akan
dilakukan adalah:
1. Adakah perbedaan sifat fisik tablet hisap
ekstrak etanol daun pare yang dibuat dengan
kombinasi pemanis fruktosa dan aspartam?
2. Bagaimanakah tanggapan rasa dari responden
terhadap tablet hisap ekstrak etanol daun pare
dengan kombinasi pemanis fruktosa-aspartam?
B. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perbedaan sifat fisik tablet hisap
ekstrak etanol daun pare yang dibuat dengan
kombinasi pemanis fruktosa dan aspartam?
2. Mengetahui tanggapan rasa dari responden
terhadap rasa tablet hisap ekstrak etanol daun
pare yang dihasilkan.

juga dapat mengambil manfaat tanaman pare
sebagai obat batuk alami dalam bentuk sediaan
yang lebih efektif dan praktis.

Metode Penelitian
A. Bahan dan Alat Penelitian
a. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
daun
pare
yang
di
dapatdaridesaJerukGulungKecamatanDempet,
cairan penyarimenggunakan etanol 70%,
sedangkan bahan untuk membuat formulasi
tablet hisap yaitu: fruktosa, aspartam,
mucilagoamyli, magnesium strearat, mentol dan
laktosa yang memiliki derajat farmasetis
diperoleh dari PT. Multi Kimia Raya.
b. Alat Penelitian
Alat yang digunakan untuk memebuat
ekstrak etanol daun pare adalah: Tampah,

timbangan elektrik (HENHERR), oven
(MEMMERT), blender (MASPION), moisture
balance(OHAUS), ayakan mesh 40, toples,
aluminium foil, beker gelas,bejana maserasi,
erlenmeyer, rotary evaporator (HEIDOLPH),
batang pengaduk, dan viscometer elektrik.
Alat yang digunakan untuk membuat
tablet hisap adalah: timbangan analitik
(OHAUS), mortir, stamper, ayakan mesh 14,
mesin tablet single punch (KORSCH). Alat
pemeriksaan sifat fisik granul dan tablet :
corong stainless stell, volumenometer, hardness
tester
(ERWEKA),
friability
tester
(ERWEKA). Alat– alat gelas (IWAKI
PYREX).
a. Kecepatan alir
Sejumlah granul ditempatkan pada alat corong

alir dan granul dibiarkan mengalir bebas
melalui lubang corong alir. Waktu yang
dibutuhkan granul mengalir keluar dicatat.
Kecepatan alir dihitung dengan rumus (Aulton,
2007).
Kecepatan alir =

(2)

Keterangan
m = berat granul ( )
t = waktu alir

C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun pare
dengan pemanis fruktosa-aspartam mempunyai
kualitas baik dan mempunyai rasa yang dapat
diterima oleh masyarakat. Selain itu masyarakat


b. Sudut diam
Granul dituang perlahan-lahan melalui lubang
bagian atas corong, sementara bagian bawah
tutup. Setelah semua serbuk dimasukkan,

penutup di buka dan serbuk dibiarkan keluar.
Tinggi kerucut dan diameternya diukur
sehingga dapat diketahui sudut diamnya.Sudut
diam di hitung dengan rumus (Banker and
Anderson, 1986):
Tan α=
Keterangan
α = sudut diam
h = tinggi kerucut
r = Jari jari kerucut

(3)

I%
x 100

Keterangan
I= indeks kompresibilitas (%)
Vo = volume granul sebelum
dimampatkan (mL)
Vf = volume granul setelah
dimampatkan (mL)
(1)
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Tabel I. Sifat Fisik Granul Ekstrak Etanol
Daun Pare dengan Pemanis Fruktosa-Aspartam
Formula

Kecepatan
alir
(gram/detik)

Sudut diam
()

Kompresibili
tas (%)

I

S
D

S
D

S
D

Tabel II. Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak
Etanol Daun Pare dengan Pemanis fruktosaAspartam
FI

FII

FII
I

FI
V

FV

1,0
2

1,0
1

1,0
1

1,0
1

1,0
1

SD

0,0
1

0,0
1

0,0
1

0,0
3

0,0
1

CV (%)

0,9
8

0,9
9

0,9
9

2,9
7

0,9
9

6,0
2

7,6
0

6,5
8

7,4
8

9,9
4

0,3
6

0,4
0

0,6
9

0,5
4

0,7
5

0,0
2

0,1
7

0,1
6

0,1
0

0,1
0

0,0
1

0,2
3

0,1
5

0,0
6

0,0
4

8,8
5

8,3
5

8,2
5

8,2
0

1,8
0

1,2
6

1,1
3

1,3
7

Sifat Fisik Tablet

c. Kompresibilitas
Sejumlah granul dituang kedalam gelas ukur
secara hati hati kemudian volume granul dicatat
sebagai Vo, kemudian diketuk. Volume setelah
ketukan dicatat Vf. Indeks kompresibilitas
dapat dihitung dengan rumus (Aulton, 2007):

Sifat Fisik
Granul

FV
: Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan aspartam tanpa fruktosa 10%

II

III

IV

V

13,00

13,7
9

14,
09

13,48

16,
83

0,97

1,15

0,3
4

0,96

0,6
7

27,45

28,8
8

27,
75

29,01

28,
64

1,61

2,55

1,5
7

0,59

1,5
5

16,00

17,3
3

18,
33

15,33

14,
66

1,00

1,15

1,5
2

0,57

2,0
8

Keterangan :
FI
: Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan fruktosa tanpa aspartam 10%
F II
: Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan fruktosa- aspartam (6%-4%)
F III : Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan fruktosa- aspartam (5%-5%)
F IV : Formula tablet hisap ekstrk etanol
daun pare dengan fruktosa - aspartam (4%-6%)

Bobot
rata-rata
Tablet
(gram)

Kekerasan
Tablet
(kg)

Kerapuhan
Tablet (%)

Waktu
Melarut
(menit)

SD

SD
9,1
0
SD

1,5
4

Keterangan:
FI
: Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan fruktosa tanpa aspartam 10%
F II
: Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan fruktosa- aspartam (6%-4%)
F III : Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan fruktosa- aspartam (5%-5%)
F IV : Formula tablet hisap ekstrk etanol
daun pare dengan fruktosa - aspartam (4%-6%)
FV
: Formula tablet hisap ekstrak etanol
daun pare dengan aspartam tanpa fruktosa 10%

Tabel III. Tanggapan Responden terhadap Rasa
dari Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Pare
dengan Pemanis Fruktosa-Aspartam
Rasa

FI

FII

FIII

FIV

FV

Sangat
Pahit
Pahit

11

12

-

-

-

9

8

6

-

-

Kurang
Manis

-

-

6

5

3

Manis

-

-

8

15

17

20

20

20

20

20

Total
Responden

Keterangan :
F I: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun
pare dengan fruktosa tanpa aspartam 10%
F II: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun
pare dengan fruktosa- aspartam (6%-4%)
F III: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun
pare dengan fruktosa- aspartam (5%-5%)
F IV: Formula tablet hisap ekstrk etanol daun
pare dengan fruktosa - aspartam (4%-6%)
F V: Formula tablet hisap ekstrak etanol daun
pare dengan aspartam tanpa fruktosa 10%
Tingkatan rasa yang dianalisis untuk kelima
formula meliputi rasa sangat pahit, pahit,
kurang manis dan manis. Formula I 85%
responden menyatakan tablet hisap tersebut
sangat pahit hal ini dikarenakan formula I
hanya mengandung fruktosa 100%, yang mana
tingkat kemanisan fruktosa lebih rendah jika
dibandingkan dengan aspartam yaitu 180-200
kali dari fruktosa. Berarti penambahan bahan
tersebut belum mampu menutupi rasa pahit dari
ekstrak daun pare. Formula II (fruktosa 6% dan
aspartam 4%) responden menyatakanpahit
sebanyak 20% dan formula III menyatakan
kurang manis 15% (fruktosa 5% dan aspartam
5%). Kombinasi formula I,II dan III belum
mampu menghasilkan rasa manis yang diterima
oleh responden. Pada formula IV 10%
menyatakan
kurang
manis
dan
90%
menyatakan manis. Formula V 5% responden
menyatakan
kurang
manis
dan
95%
menyatakan manis, akan tetapi responden
menyatakan bahwa masih ada rasa pahit
dimulut.
Hasil penerimaan rasa tablet hisap oleh
responden dapat dilihat pada gambar 1. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memilih formula V yang mempunyai
rasa paling manis diantara formula lainnya.
Penggunaan aspartam sebagai fase eksternal
sedikit mampu menutupi rasa pahit pada
sediaan tablet hisap, sedangkan untuk fruktosa
belum mampu menutupi rasa pahit dari tablet
hisap ekstrak daun pare.

Gambar 1. Penerimaan rasa tablet hisap
(%) dari responden Terhadap kelima formula.
Penulisan Kutipan
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang bermakna dari sifat
fisik tablet hisap ekstrak etanol daun pare
Formula I dan Formula V pada kekerasan
tablet.
2. Kelima formula tablet hisap ekstrak daun pare
yang
dikombinasi
dengan
pemanis
fruktosa_aspartam, formula V (aspartam 10%)
yang paling disukai oleh responden sebesar
95% karena lebih manis jika dibandingkan
dengan formula lainnya.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
peningkatan dosis fruktosa supaya dapat
menutupi rasa pahit dari daun pare.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan ekstrak
etanol daun pare dalam bentuk sediaan lain
seperti sediaan tablet salut gula.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, diterjemahkan oleh Farida, I.,
Asmanizar danIis A., Edisi IV, Cetakan
pertama, Universitas IndonesiaPress, Jakarta,
255, 261, 300, 607, 608
Agoes, A., 2010, Tanaman Obat Indonesia,
Edisi 1, Salemba Medika, Jakarta, 85
Asrofi. I., 2014, Aktifitas mukolitik ekstrak
etanol daun pare (Momordica charantia L.)
hasil Perkolasi Pada Usus Sapi Secara In Vitro
dan Identifikasi Kandungan Kimianya, Skripsi,
Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Aulton, M. E., 2007, Pharmaceutics The
Science of Dosage Form Design, Educational
Low-Priced Books Scheme, British, 247-248.
Backer and Van D. B., 1968, Flora of Java, vol
I-II,Wolters-Noordhoff NV-Groningen-The
Netherlands, 70.
Banker, G. S., dan Anderson, N. R., 1986,
Tablet, dalam Lachman, L., Lieberman, H. A.,
Kanig, J. L., Teori dan Praktek Farmasi
Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi
III, Jilid II, Universitas Indonesia Press, Jakarta,
684-713
Dalimartha, S., 2008, Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia, Jilid 5, Pustaka Bunda, Jakarta, 6-9
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi
III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 7, 65, 279.
Depkes RI., 1985, Cara pembuatan Simplisia,
Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta, 10-11
Depkes RI., 1986, Sediaan Galenik,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 5, 6, 10, 11.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi
IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta, 4, 423, 515, 529, 771.
Depkes RI., 2000, Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama,
Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, 3, 9,
10, 11, 13, 31.
Depkes RI., 2001, Inventaris Tanaman Obat
Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan dan
Kesejahteraan sosial Republik Indonesia,
Jakarta, 229, 230.
Depkes RI., 2014, Farmakope Indonesia, Edisi
V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta,7
Girini MM, Ahamed RN, Aladakatti RH, 2005,
Effect of graded doses of Momordica
charantiaseedextract on rat sperm: scanning
electron microscope study, J BasicClin Physiol
Pharmacol, 16(1), 53-66.

Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia:
Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Alih Bahasa Kosasih, P. dan Iwang,
S, ITB, Bandung, 47-87.
Lehninger, A. L., 1990, Dasar-dasar Biokimia,
Jilid I, a.b. M. T. Awidjaja, Erlangga, Jakarta,
78.
Mohr, M.E., 2009, Standards of Practice for
the Pharmacy Technician, Lippincott Williams
and Wilkins, Philadelphia, 272
Mulyati, 2013, pengaruh penggunaan pemanis
aspartam terhadap sifat fisik dan tanggapan
responden pada tablethisap ekstrak etanol daun
sirih merah (Piper crocotum Ruiz & Pav.),
Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid
Hasyim Semarang
Naseem MZ, Patil SR, Patil SR, Ravindra, Patil
RS, 1998, Antispermatogenicand androgenic
activities of Momordica charantia (Karela) in
albino rats,J Ethnopharmacol, 61(1), 9-16.
Otsuka, H., 2006, Purification by Solvent
Extraction Using Partition Coefficient, in
Sarker, S.D., Latif, Z., and Gray A. I., (Eds.),
Natural Products Isolation, 2nd Edition,
Humana Press Inc., New Jersey, 269 -273
Pancoast, H. M., dan Ray. W. J., 1980. Hand
Book of Sugars. Second edition. The AVI
Publishing Company Inc. Westport,
Connecticut, 189.
Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology
Fundamental Pharmaceutics, Third Edition,
Burgers Publishing Company, Minneapolis, 83.
Prahastuti, S., 2011, Konsumsi Fruktosa
Berlebihan dapat Berdampak Buruk bagi
Kesehatan Manusia, Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 10, 173-189
Peters, D., 1989, Medical Lozengesin Lachman,
L., Lieberman, H. A., Schwartz, J. B.,
Pharmaceutical Dosage Forms: Tablets,Vol1,
2nd Ed., 440, Marcal DekkerInc, NewYork.
Qodari, D. H., 2009, Formulasi Tablet Hisap
Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L.)
Menggunakan Gummi Arabicum Sebagai
Bahan Pengikat Secara Granulasi Basah,

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Soewandhi, cetakan kedua, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 202, 204, 223.

Robinson, T., 1995, Kandungan organic
Tumbuhan tinggi diterjemahkan Padnawinata
K, Edisi ke-6, Institute Technology Bandung,
Bandung, 193

Wang, H., 2006, Aspartame, in Rowe, R. C.,
Sheskey, P. J., and Owen, S. C.,(ed) Handbook
of Pharmaceutical Excipients, Fifth Edition,
Pharmaceutical Press, London, 53-54.

Rochman, M, F., 2014, Formulasi Tablet Hisap
Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper
crocotum Ruiz & Pav.) dengan Pemanis
Sukrosa-Laktosa-Aspartam , Skripsi, Fakultas
Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Winarno, F. G., 1982, Madu Teknologi, Khasiat
dan Analisa, Ghalia Indonesia, Bogor, 98.

Rowe, C. R., Sheskey, J. P., and Quinn, E. M.,
2009, Handbook of Pharmaceutical excipients,
6th edition. The Pharmaceutical Press, London
Setianingsih, W., 2016, Formulasi Kombinasi
Pemanis Sukrosa dan Aspartam Terhadap Sifat
Fisik Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Pare
(Momordica charantia L),Skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Sumartini, E. I., 2015, Studi Paparan Pemanis
Buatan Aspartam pada Minuman Ringan yang
Dikonsumsi Siswa/I Smp Negeri 1 Cimaung
Kabupaten Bandung dengan Menggunakan
Metode Food Frequency Questionnare,
Skripsi,Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sudarsono, Gunawan, D., Donatus, I. A., dan
Purnomo, 2002, Tumbuhan obat II, Pusat Studi
Obat Tradisional, Universitas Gadja Mada,
Yogyakarta, 114-116
Siregar, C. J. P., dan Wikarsa, S., 2010,
Tekhnologi Farmasi Sediaan Tablet DasarDasar Praktis, Buku Kedokteran EGC, 36, 196,
505, 515-516, 518.
Sheth, B.B., Bandelin, F.J., and Shangraw,
R.F., 1980, Compressed Tablet, In Lachman L.,
Lieberman H.A., and Kanig J.L.,
Pharmaceutical Dosage Forms, Tablets, Vol.I,
Marcel Dekker Inc, New York, 111.
Tobing, R., 1989, Kimia Bahan Alam. Jakarta,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
kependidikan,
Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi, diterjemahan oleh Soendani Noerono

Dokumen yang terkait

DESAIN MODIFIKASI KARBURATOR PADA MESIN BENSIN 4 LANGKAH BERBAHAN BAKAR ETANOL

0 79 16

UJI AKTIVITAS TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN MANGKOKAN( Polyscias scutellaria Merr ) dan EKSTRAK ETANOL SEDIAAN SERBUK GINSENG TERHADAP DAYA TAHAN BERENANG MENCIT JANTAN (Musmusculus)

50 334 24

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

PENGARUH KADAR CMC-Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) DENGAN BASIS MANITOL

3 39 24

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

UJI EFEKTIFITAS BERBAGAI DOSIS EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica) TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

3 39 1

DOCKING MOLEKUL DENGAN METODA MOLEGRO VIRTUAL DOCKER DARI EKSTRAK AIR Psidium guajava, Linn DAN Citrus sinensis, Peels SEBAGAI INHIBITOR PADA TIROSINASE UNTUK PEMUTIH KULIT

1 26 2

JI DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK POLIFENOL BIJI KAKAO Escherichia coli SECARA IN VITRO

6 112 17

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

PENGHAMBATAN LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON C-Mn STEEL MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA)

17 118 62