KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL pdf

KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Tugas 2 Mata Kuliah Perilaku Organisasi
EKMA 5101

JALAL
NIM : 500010356
UPBJJ : MAJENE

MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS TERBUKA
2013

Daftar Isi

Halaman Judul ..........................................................................................................

i

Daftar Isi ...................................................................................................................

ii


A.

Pendahuluan .....................................................................................................

1

B.

Permasalahan ...................................................................................................

4

C.

Analisis ............................................................................................................

4

D.


Kesimpulan ......................................................................................................

7

E.

Daftar Pustaka ..................................................................................................

8

KEPEMIMPINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL

A. Pendahuluan
Pada prinsipnya manusia itu memiliki tabiat madani (sipil dan sosial) dalam
artian manusi a itu harus memiliki hubungan sosial. Adanya hubungan sosial antara
manusia membuat manusia mudah dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Sebut
saja seperti makan, untuk mendapattkan makanan yang ada manusia membutuhkan
banyak manusia lain untuk proses penciptaan makanan tersebut, mulai dari petani,
tengkulak, dan pedagang, kerena tidak semua pekerj aan itu dapat di lakukan manusia i tu

dengan sendirinya. Demikian j uga untuk mempertahankan diri manusia butuh bantuan
manusia lainnya, di si nilah penti ngnya kehidupan sosial, berkelompok, berorganisasi.
Dalam seti ap kelompok organisasi masyarakat tersebut dibutuhkan pemi mpin
untuk menjadi panutan dan teladan serta pemberi perintah dan pengawasan agar
kelompok bi sa bertahan terhadap segala uj ian dan tantangan.

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang
tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat perencanaan , mengkoordinasi, serta memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan
bersama-sama.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Pengertian itu mengandung
dua pengertian inti yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi
perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi
orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun
diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Banyak


definisi

kepemimpinan

yang

menggambarkan

asumsi

bahwa

kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun
masyarakat, yaitu dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan

1

aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan
bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum,
Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah
kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan)
pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:


Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu
dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang
diluar organisasi.




Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.

Pemimpin

bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan


Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas
dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus
dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat
mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.



Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat

2


menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan
lain.


Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah)



Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.



Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Disamping itu, dikenal juga beberapa teori kepemimpinan, yaitu:
1. Teori Ciri (Traith Theories)
Teori ini mencari ciri kepribadian, sosial, fisik dan intelektual yang membedakan

pemimpin dan bukan pemimpin.
2. Teori Perilaku (Behavioral Theories)
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku yang akan membedakan apakah seseorang
tersebut pemimpin atau bukan pemimpin. Perbedaan anatara teori ciri dan teori
perilaku adalah: pada teori ciri, kepemimpinan itu dibawa sejak lahir, sedangkan
dalam teori perilaku, kepemimpinan itu bisa dipelajari.
3. Teori Kontingensi (Contingency Theories)
Menurut teori ini, keefektifan pemimpin dipengaruhi oleh faktor situasional.
Misalnya variabel moderating yang populer, variabel ini digunakan untuk
mengembangkan teori kontingensi yang mencakup struktur dalamnya tugas yang
akan dikerjakan, kualitas hubungan pemimpin-anggota, ketersediaan informasi,
penerimaan bawahan akan keputusan pimpinan dan kematangan bawahan.
4. Teori Neocharismatic
Teori neocharismatic merupakan teori kepemimpinan yang menekankan pada
simbolik, pertimbangan emosional dan komitmen pengikut yang luar biasa. Toeriteori ini pada dasarnya mengurangi kerumitan teoritis dan memandang
kepemimpinan sebagai cara orang awam memandang hal itu.
5. Teori Superleadership
Seorang

superleadership


menggunakan,

dan

membantu

para pengikutnya

memaksimumkan

kemampuan

untuk

menemukan,

mereka.

Seorang


3

superleadershipmendorong para bawahannya untuk menjadi selfleader yang punya
kemampuan untuk memotivasi dan mengarahkan perilaku diri mereka sendiri.

B. Permasalahan
Teori kepemimpinan terus berkembang, banyak teori yang lahir tentang
kepemimpinan. Nilai-nilai kepemimpinan masih sangat banyak, ada yang bersumber dari
barat, maupun dari timur. Ada yang disebut sebagai teori kepemimpinan modern, ada pula
yang tradisional, yang jika kita mau lihat lebih jauh dari teori-teori itu sebenarnya
mempunyai tujuan yang sama, mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Kebanyakan dari kita sering menganut pola kepemimpinan barat yang tentunya
tidak selalu tepat digunakan di Indonesia. Kearifan lokal dalam memimpin banyak ditemui
di Indonesia. Namun belum banyak diaplikasikan pada keterampilan dan seni memimpin
saat ini, kajian tentang hal tersebut masih sangat minim. Masalahnya adalah mengapa nilainilai kepemimpinan perlu dikembangkan. Adakah nilai-nilai kepemimpinan yang sudah
dimiliki di Indonesia, yang mampu menjawab tantangan global.

C. Analisis
Nilai-nilai adalah ukuran tentang kebaikan atau kebenaran yang dipraktekkan

dalam kehidupan individu maupun organisasi (Kane & Associates). Kepemimpinan adalah
suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah
kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan)
pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan
(Jacobs & Jacques, 1990, 281). Tugas utama seorang pemimpin sesungguhnya
adalahmengulurkan tangan, dalam pengertian membuka hati dan pikiran,menyediakan
waktu dan tenaga, untuk bekerja bagi orang yangdipimpinnya. Bekerja dalam hal ini ialah

4

menciptakan danmembangun harapan bersama, merumuskan cita-cita bersama,menetapkan
tujuan, mengelola dan menentukan arah, mencari jalankeluar, mendorong, melindungi, dan
seterusnya. Bagi para pemimpinpemerintahan, tentusaja uluran tangan dimaksud adalah
untukrakyat. Sikap itu seyogyanya dimulai dengan keterbukaan, ketiadaanprasangka apalagi
kepentingan dari maksud baik, untuk merangkulsesama.
Kearifan Lokal Indonesia mengajak kita semua untuk memiliki, dan menggunakan
sifat-sifat cerdas, dapat dipercaya, jujur, adil, berani, tegas, tanggungjawab dan lain-lain
Kearifan lokal atau Local wisdom merupakan solusimengatasi dinamika
masyarakat dengan tingkat pluralitas yangtinggi dengan memberikan karakter yang terpuji,
tidak mengumbarjanji, tidak mementingkan diri atau kelompok, memberikanketeladanan,
kehidupan yang beriman dan bertakqwa yaitukehidupan yang didasarkan pada atau dilandasi
pemahaman,penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dianut secarakonsisten dan
konsekuen, bekal kecerdasan intelektual, emosionaldan spiritual yang komprehensif.
Meskipun demikian, kepemimpinanyang berdasarkan kearifan lokal ini harus jelas dan
terukur.
Indonesia memiliki konsep kepemimpinan atau manajemenyang berbasis kearifan
lokal. Konsep kepemimpinan ini tidak selaluidentik dengan posisi pemimpinan yang selalu
berada di atas, tetapilebih merupakan filosofi dalam bertindak di dalam suatu
organisasisesuai dengan peran yang dimiliki karena tidak selalu berfokus padaaspek vertikal
dan horizontal semata tetapi lebih aspek depan danbelakang. Kearifan kepemimpinanpun
yang dimaksud adalah konsepkepemimpinan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara memiliki moto dalam bahasa jawa yangberbunyi: Ing ngarso
sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tutwuri handayani. Motto tersebut terjemahan
langsungnya adalah “di depan memberikan teladan, di tengah menggerakkan, di belakang
memberikan dorongan”. Berbeda dengan konsep kepemimpinanBarat yang lebih cenderung
pada dikotomi memimpin dan pimpinanatau atasan dan bawahan, maka konsep kepimpinan
Ki HajarDewantara ini lebih menekankan pada aspek peran seseorang dalamsuatu
organisasi.
Ing ngarso sung tulodo. Prinsip ini berarti bahwa seorangpemimpin harus
memberikan contoh bagi orang yang dipimpinnyakarena posisinya yang di depan, maka ia
akan dilihat oleh semuaorang sehingga setiap kata-kata dan perbuatannya akan selalu

5

diihatdan dicatat oleh masyarakat dan bawahannya. Makna Ing Ngarso SunTulodo adalah
menjadi seorang pemimpin harus mampumemberikan suri tauladan bagi orang - orang
disekitarnya. Sehinggayang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri
tauladan.Dalam ajaran Ki Hajar yang pertama ini menggambarkan situasidimana seorang
pemimpin bukan hanya sebagai orang yang berjalandi depan, namun juga harus menjadi
teladan bagi orang-orang yangmengikutinya. Kata Ing Ngarso tidak dapat berdiri sendiri,
jika tidakmendapatkan kalimat penjelas dibelakangnya. Artinya seorang yangberada di
depan jika belum memberi teladan maka belum pantasmenyandang gelar 'pemimpin'. Jika
kita melihat kepemimpinan dariorang-orang dalam sejarah, maka dapat kita lihat betapa
perbuatansang pemimpin menjadi inspirasi bagi orang yang dipimpinnya.
Ing madyo mbangun karso artinya ketika berada di tengahseorang pemimpin harus
mampu memotivasi. Seorang pemimpintidak selayaknya selalu memberikan perintah, tetapi
jugamemberikan motivasi dan dorongan bagi para bawahannya. IngMadyo artinya di
tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitanatau menggugah dan Karso diartikan sebagai
bentuk kemauan atauniat. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang pemimpin, meskipunia
sangat sibuk, ia harus mampu membangkitkan atau menggugahsemangat orang yang
dipimpinnya. Ajaran kedua ini sarat denganmakna kebersamaan, kekompakan, dan
kerjasama.

Seorangpemimpin

tidak

hanya

melihat

kepada

orang

yang

dipimpinnya,melainkan ia juga harus berada di tengah - tengah orang yangdipimpinnya.
Merupakan hal yang tidak terpuji bila seorangpemimpin hanya diam dan tak berbuat apa apa sedangkan orangyang dipimpinnya menderita. Selain itu pemimpin harus kreatifdalam
memimpin, sehingga orang yang dipimpinnya mempunyaiwawasan baru dalam bertindak.
Di samping itu, seorang pemimpinjuga harus melindungi semua orang yang dipimpinnya.
Tut Wuri adalah Mengikuti dari dibelakang Handayani berarti memberikan
motivasi (semangat) dan Moral, jadi secara lengkap Ing Ngarso Sun Tulodo - Ing Madyo
Mangun Karso - Tut Wuri Handayani ("di depan memberi contoh, di tengah memberi
semangat, di belakang memberi dorongan") bahwa seorang pemimpin pada saat didepan
anggotanya harus memberikan contoh yang baik dalam segala hal khususnya perilaku pada
saat ditengah-tengah masyarakat harus mampu memberikan ide dan prakarsa , Pada saat
dibelakang harus bisa memberikan semangat dan dorongan moral.

6

D. Kesimpulan
1. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu
2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memahamiorang yang dipimpinnya
sehingga mereka dapat bekerja dengan baiksesuai dengan kemampuan dan potensinya
3. Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tutwuri handayani. Motto tersebut
terjemahan langsungnya adalah

“di depan memberikan teladan, di tengah

menggerakkan, di belakang memberikan dorongan”
4. Konsep kepimpinan Ki HajarDewantara ini lebih menekankan pada aspek peran
seseorang dalam suatu organisasi

7

Daftar Pustaka
Gibson, Janes L, et al. 1997. Perilaku, Struktur, Proses, Jilid 2, Binarupa Aksara.
Piliang, Yasraf Amir, 1998, Sebuah Dunia Yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang
Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme. Bandung, Mizan.
Ratnawati, Dwi dan Nurri Herachwati, M.Si. 2012. Perilaku Organisasi. Universitas
Terbuka
Robbins, Stephen P. 1990. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi. Edisi
Terjemahan. Penerbit Acan.
Wahjosumidjo. 2000. Dasar-dasar Kepemimpinan dan Komitmen Pemimpin Abad XXI.
Lembaga Administrasi Negara-RI

8