STRATEGI PENGEMBANGAN LEMBAGA JASA KEUAN

STRATEGI PENGEMBANGAN LEMBAGA JASA
KEUANGAN PT BFI FINANCE INDONESIA
TUGAS INDIVIDU UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
MANAJEMEN STRATEGI
Dosen Pembimbing Dr. H. Mohammad Naim Musafik SH., M.H., M.Pd

Oleh:
PURBOWO 17.1.11.05
PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
2017

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan
PT

BFI

Finance


Indonesia Tbk (“BFI” atau
”Perusahaan”) berdiri pada
tahun

1982

Manufacturer

sebagai

PT

Hanover

Leasing Indonesia, sebuah
perusahaan
antara
Hanover

patungan

Manufacturer
Leasing

Corporation dari Amerika Serikat dengan pemegang saham lokal. Berdasarkan
Akta yang dibuat dihadapan Inge Hendarmin, S.H., Notaris di Jakarta tanggal 14
Agustus 1986, nama Perusahaan diubah dari PT Manufacturers Hanover
Leasing Indonesia menjadi PT Bunas Finance Indonesia Tbk, perubahan
tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-9677.HT.01.04.TH.86 tanggal 7
Oktober 1986 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 94
tanggal 25 Nopember 1986, Tambahan No. 1451. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No.
116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H.,
Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama
Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance
Indonesia Tbk.
BFI adalah perusahaan pembiayaan terlama di Indonesia sekaligus
menjadi perusahaan pembiayaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang disebut Bursa Efek Indonesia
atau “BEI”). Perusahaan melakukan go public pada Mei 1990 dengan kode

saham BFIN. Setelah menjalankan proses restrukturisasi utang yang bersumber
dari krisis keuangan 1998, Perusahaan secara resmi berganti nama menjadi PT
BFI Finance Indonesia Tbk pada 2001. Saat ini, 42,8% saham BFI dimiliki oleh
konsorsium Trinugraha Capital SA (yang antara lain terdiri dari TPG dan
Northstar Group). Sisanya dimiliki oleh pemegang saham institusi lokal dan
internasional, serta pemegang saham publik.

1

Kegiatan usaha BFI terdiri dari pembiayaan kendaraan bermotor, alat-alat
berat, truk dan mesin-mesin, rumah dan ruko, serta pembiayaan untuk
pengadaan barang dan jasa. Kegiatan usaha Perusahaan saat ini sebagian
besar terfokus pada pembiayaan kendaraan roda empat bekas. BFI memiliki
jaringan pemasaran terbesar di nusantara, dengan 209 kantor cabang dan 96
gerai yang tersebar di 33 dari 34 provinsi di Indonesia, dan didukung lebih dari
8.000 karyawan (per 31 Desember 2016).
1.2 VISI
Menjadi mitra solusi keuangan yang terpercaya yang turut berkontribusi terhadap
peningkatan taraf hidup masyarakat
1.3 MISI

 Menyediakan

solusi keuangan yang terpercaya dan efektif kepada

pelanggan kami
 Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan mempertahankan

reputasi kami sebagai perusahaan publik terpercaya
 Menyediakan lingkungan komunitas yang mendidik para pemimpin masa

depan dari organisasi
 Membangun hubungan kerja sama jangka panjang dengan mitra bisnis kami

berdasarkan saling percaya dan menguntungkan
 Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat

1.4 TUJUAN
 Giat Memperbaiki Diri Secara Berkesinambungan
 Realisasikan Saling Menghormati dan Peduli
 Extra Layanan kapada Pelanggan Internal dan Eksternal

 Absolut dan Integritas
 Tim Kerja yang Solid dan Saling Percaya
1.5 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah analisis SWOT pada Lembaga Keuangan PT BFI Finance
Indonesia?
2. Bagaimanakah strategi yang digunakan untuk pengembangan PT BFI
Finance Indonesia?

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Otoritas Jasa Keuangan
Peran OJK tak hanya mengawasi dan mengatur sektor perbankan, namun
OJK juga akan bertugas mengawasi dan mengatur industri keuangan lainnya,
diantaranya lembaga keuangan non bank, pasar modal, asuransi, dana pensiun
dan lembaga keuangan lainnya. Tentu saja ini bukan tugas ringan bagi OJK.
Sehingga mau tidak mau dalam masa awal kerjanya atau setidaknya dalam
masa transisi, perlu adanya koordinasi antara BI dan OJK. Hal ini dilakukan agar
saling bekerja sama dalam mengawasi perekonomian nasional Seperti
Pernyataan Gubernur BI, Darmin Nasution bahwa pengawas perbankan harus

fokus pada kondisi perbankan.
Tidak Hanya menjaga stabilitas sektor keuangan, tapi juga efisensi sektor
keuangan dan peran intermediasi dapat saling menjaga. Karena dalam
prakteknya nanti terutama untuk industri perbankan, OJK akan menjalankan
beberapa tugas penting untuk pengaturan dan pengawasan sektor Perbankan
(microprudential), yang meliputi kelembagaan bank, kesehatan bank, aspek
kehati-hatian bank dan pemeriksaan bank. Tentu saja dengan beberapa tugas
tersebut, masih dibutuhkan tenaga professional yang sudah berpengalaman
maka harus didukung dengan sistem dan Sumber Daya Manusia yang andal,
yang dari segi kefektivitasnya tidak diragukan lagi. Oleh karena itu,langkah
pertama Muliaman D. Hadadsebagai Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan
yang baru dilantikadalah membangun sumber daya manusia yang andal agar
Otoritas Jasa Keuangan ini kuat dan berfungsi efektif selama masa transisi
sampai dengan tahun 2014. ( Utami dan Tabrani, 2013)
2.2 Lembaga Jasa Keuangan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lembaga jasa keuangan yaitu suatu lembaga
yang melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian,
Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Di
Indonesia lembaga.

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan

kegiatan

usahanya

secara

konvensional

dan

syariah

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai perbankan dan
undang-undang mengenai perbankan syariah.
3


Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal sebagaimana
dimaksud

dalam

peraturan

perundang-undangan

mengenai

lembaga

pembiayaan. (UU No 21 tahun 2011)
2.3 Lembaga Leasing di Indonesia
Leasing sebagai model pembiayaan banyak diminati para pelaku bisnis untuk
mengembangkan kegiatan usahanya. Sebagai alternatif pembiayaan bagi
perusahaan untuk meningkatkan modal usaha dengan memperoleh beberapa
kelebihan sebagai salah satu model pembiayaan. Keterlibatan beberapa pihak

dalam perjanjian leasing, yaitu lessor sebagai pihak yang menyewa guna
usahakan objek leasing, lessee sebagai penyewa, supplier sebagai penyedia
barang dan bank sebagai penyandang dana, dalam perjalanan waktu ketika
pelaksanaan perjanjian terkadang menghadapi persoalan hukum. Persoalan
permodalan juga menjadi kendala bagi perkembangan leasing, tentunya bagi
lessor. Kondisi ini perlu dicermati agar leasing sebagai alternatif pembiayaan
bagi kegiatan usaha di Indonesia dapat berkembang. (Nahrowi, 2013)

4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 ANALISIS SWOT
Perkembangan usaha dibidang financial di Indonesia sangan pesat setiap
tahunnya ditandai dengan semakin tingginya jumlah penduduk dan kebutuhan
mereka. Begitu pula dengan tren gaya hidup yang setiap waktu mengalami
perubahan yang sangat signifikan. Hal ini tentu menjadi inspirasi perusahaan
finansial untuk mendapatkan keuntungan dengan meluncurkan produk-produk
unggulan mereka tentunya dengan strategi yang tepat agar efektif dan efisien.
Dalam menentukan manajemen strategi dibutuhkan beberapa faktor yang

menjadi pusat perhatian pada suatu usaha yaitu faktor internal (IFAS) dan faktor
eksternal (EFAS). Faktor internal berlandaskan pada faktor kekuatan (S) dan
Kelemahan (W) sedangkan faktor eksternal terdiri dari Kesempatan (O) dan
Ancaman (T). Berikut matrik perumusan strategi SWOT secara sederhana
dengan memberikan solusi permasalahan :
3.2 KEKUATAN DARI PT BFI FINANCE INDONESIA
Keunggulan yang dimiliki PT BFI finance Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Pencairan dana cepat hanya dalam hitungan jam
2. Total pencairan dana hingga 90% dari nilai jaminan
3. Pemasaran produk merata baik online maupun offline
3.3 KELEMAHAN DARI PT BFI FINANCE INDONESIA
1. Persyaratan pengajuan kompleks dan detail
2. Bunga yang ditawarkan tinggi
3. Jaminan kredit terbatas hanya fokus pada kendaraan bermotor
3.4 PELUANG DARI PT BFI FINANCE INDONESIA
3. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap akses modal usaha
4. Tingginya jumlah masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor
5. Gaya hidup yang dinamis
3.5 ANCAMAN DARI PT BFI FINANCE INDONESIA
1. Munculnya perusahaan finance sebagai pesaing baru

2. Kebijakan pemerintah tentang suku bunga kredit
3. Inflasi nilai rupiah terhadap mata uang asing

5

3.6 MENENTUKAN STRATEGI DENGAN MENGGUNAKAN KEKUATAN
UNTUK MEMANFAATKAN PELUANG (S,O)
KEKUATAN
1. Pencairan dana cepat hanya
dalam hitungan jam
2. Total pencairan dana hingga
90% dari nilai jaminan
3. Pemasaran produk merata baik
online maupun offline

PELUANG
1. Meningkatnya kebutuhan

1. Meningkatkan fasilitas dan

masyarakat terhadap akses

kemudahan transaksi

modal usaha

2. Merekrut sumberdaya manusia

2. Tingginya jumlah masyarakat

tambahan yang berkompeten

yang memiliki kendaraan

3. Meningkatkan promosi produk

bermotor

kepada pelanggan baru

3. Gaya hidup yang dinamis

1. Meningkatkan fasilitas dan kemudahan transaksi
Selama ini fasilitas transaksi pencairan dana hanya dapat dilakukan
secara transfer rekening bank dari akun rekening PT BFI Finance ke debitur
melalui rekening bank. Rekening perbankan yang menjadi media penyaluran
yaitu Bank Mandiri, BCA, BRI dan BNI. Ketika debitur membutukan uang tunai
secara mendadak maka mereka harus bertransaksi pada dua tempat
sekaligus untuk mencairkan dananya. Oleh karena itu alternatifnya yaitu
dengan memberikan fasilitas pencairan dana tunai.
2. Merekrut sumberdaya manusia tambahan yang berkompeten
PT BFI Finance Indonesia memiliki tenaga marketing yang dibagi menjadi
beberapa divisi. Berdasarkan sifatnya dibagi menjadi Dealer Financing (DF)
dan Non Dealer Financing (NDF). Sehingga masing-masing tenaga
pemasaran yang berkompeten sesuai bidangnya memiliki peran yang penting
dalam peningkatan jumlah debitur. Namun selama ini tenaga pemasaran
sering keluar masuk sehingga membuat strategi pemasaran kurang stabil. Hal
ini disebabkan oleh ketidaksesuaian kualifikasi dengan deskripsi tugas yang
ada.
3. Meningkatkan promosi produk kepada pelanggan baru
Pelanggan yang baru saja mengenal BFI sebaiknya diberikan perhatian
khusus pada periode tertentu agar berminat untuk melakukan peminjaman

6

dana ulang (RO). Sehingga debitur tidak hilang begitu saja setelah kontrak
kredit selesai.
3.7 MENENTUKAN STRATEGI DENGAN MENGATASI KELEMAHAN UNTUK
MEMANFAATKAN PELUANG (W,O)
KELEMAHAN
1. Persyaratan pengajuan kompleks
dan detail
2. Bunga yang ditawarkan tinggi
3. Jaminan kredit terbatas hanya
fokus pada kendaraan bermotor
PELUANG
a. Meningkatnya kebutuhan

1. Memperingan persyaratan

masyarakat terhadap akses

pengajuan kredit

modal usaha

2. Menambah jenis jaminan kredit

b. Tingginya jumlah masyarakat

3. Menambah unit usaha untuk

yang memiliki kendaraan

segmentasi pasar kalangan

bermotor

menengah ke bawah

c. Gaya hidup yang dinamis

1. Memperingan persyaratan pengajuan kredit
Persyaratan pengajuan kredit di PT BFI Finance Indonesia cenderung
detail dan kompleks. Calon Debitur harus mempunyai slip gaji atau nota
transaksi usaha (bagi pelaku bisnis) dan rekening tabungan di bank.
Tujuannya

yaitu

untuk

melihat

kapasitas

keuangan

sebagai

bahan

pertimbangan dalam analisis oleh seorang CA (Credit Analyze) yang akan
menentukan disetujui atau tidaknya pengajuan kredit.
2. Menambah jenis jaminan kredit
Jaminan kredit yang dapat di terima PT BFI Finance Indonesia selama ini
hanya fokus pada kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.
Meskipun melayani sertifikat rumah dan invoice alat-alat berat namun hanya
perumahan di beberapa lokasi saja khusus untuk cabang BFI tertentu denga
proses pengajuan yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu yang
relatif lama. Prosedur operasional pengajuan tersebut sebaiknya di pangkas
agar memudahkan calon debitur dalam pengajuannya namun dengan tetap
memperhatikan validitas data.
3. Menambah unit usaha untuk segmentasi pasar kalangan menengah ke bawah
Selama ini segmentasi pasar hanya untuk kalangan menengah keatas,
belum melirik segmentasi pasar menengah ke bawah seperti perusahaan

7

pesaing yang dapat ekspansi ke unit usaha kredit elektronik seperti
pesaingnya yaitu FIF dengan unit spektra.
3.8 MENENTUKAN STRATEGI DENGAN MENGGUNAKAN KEKUATAN
UNTUK MENGANTISIPASI ANCAMAN (S,T)
KEKUATAN
1. Pencairan dana cepat hanya
dalam hitungan jam
2. Total pencairan dana hingga
90% dari nilai jaminan
3. Pemasaran produk merata baik
online maupun offline

ANCAMAN
1. Munculnya perusahaan finance
sebagai pesaing baru
2. Kebijakan pemerintah tentang
suku bunga kredit
3. Inflasi nilai rupiah terhadap mata
uang asing

1. Menurunkan atau
menyamakan bunga pinjaman
dengan pesaing
2. Meningkatkan persediaan
modal dengan peningkatan
jumlah investor

1. Menurunkan atau menyamakan bunga pinjaman dengan pesaing
Tingkat suku bunga pinjaman yang lebih tinggi dari pada perbankan atau
menjadi pertimbangan tersendiri oleh tenaga pemasaran untuk menjaring
calon pelanggan baru. Tidak jarang saat melakukan kegiatan promosi seorang
sales merasa canggung ketika masyarakat membandingkan dengan bunga
bank. Selain perbankan yang bermain, pihak leasing lain seperti CS finance
dan Mandiri Tunas Finance juga menjadi pertimbangan tersendiri dalam
persaingan suku bunga. Sehingga suku bunga minimal sama dengan leasing
lain atau pun lebih rendah bila perlu.
2. Meningkatkan persediaan modal dengan peningkatan jumlah investor
Seiring dengan perkembangan spekulasi kurs mata uang maka dibutuhkan
banyak cadangan dana untuk mengantisipasi terjadinya inflasi dan kebijakan
pemerintah tentang suku bunga kredit. Nilai rupiah terhadap dolar selalu
mengalami penurunan tiap tahunnya. Sehingga harga dolar semakin mahal
menyababkan suku bunga di Indonesia tidak stabil.

8

2.9 MENENTUKAN STRATEGI DENGAN MENGATASI KELEMAHAN UNTUK
MENGANTISIPASI ANCAMAN (W,T)
KELEMAHAN
1. Persyaratan pengajuan kompleks
dan detail
2. Bunga yang ditawarkan tinggi
3. Jaminan kredit terbatas hanya
fokus pada kendaraan bermotor
ANCAMAN
1. Munculnya perusahaan finance
sebagai pesaing baru
2. Kebijakan pemerintah tentang
suku bunga kredit
3. Inflasi nilai rupiah terhadap mata
uang asing

1. Memangkas alur pengajuan
kredit agar lebih sederhana dan
mudah
2. memberikan pelayanan VIP
kepada nasabah dengan nominal
kredit tinggi (Prioritas)

1. Memangkas alur pengajuan kredit agar sederhana dan mudah
Standart Operasional Prosedure (SOP) dalam proses pengajuan kredit
yang sederhana dan mudah lebih disukai konsumen yang saat ini cenderung
instan. Oleh karena itu beberapa tahapan di PT BFI Finance Indonesia yang
bisa diringkas sebaiknya disederhanakan agar lebih efektif dan efisien dalam
pendayagunaan sumberdaya manusia meskipun pengajuan kredit hanya
dalam hitungan jam.
2. Memberikan pelayanan VIP kepada nasabah dengan nominal kredit tinggi
(Prioritas).
Saat ini palayanan di PT BFI Finance Indonesia debitur disama ratakan
tanpa memperhatikan prioritas dan latar belakang. Hal ini merupakan
kekurangan yang harus segera di benahi agar tidak kalah saing dengan
pelayanan yang ada di perbankan. Seharusnya diberikan pelayanan dan
ruangan khusus agar mereka merasakan nilai tambah pelayanan kehormatan
serta rasa nyaman dalam pengajuan calon debitur baru maupun ulang (RO)
dengan kententuan pengujuan dana diatas 500 juta misalnya. Sehingga
dengan penggolongan strata/kelas harapannya debitur dapat bangga dan
puas dengan pelayanan selama mereka berada di kantor PT BFI Finance
Indonesia.

9

BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. PT BFI Finance Indonesia memiliki strategi SO, WO, ST dan WT yang
harus diterapkan untuk pengembangan bisnisnya. Strategi SO terdiri dari
Meningkatkan fasilitas dan kemudahan transaksi, sumberdaya manusia
tambahan dan peningkatan promosi. Strategi WO terdiri dari
memperingan persyaratan kredit, variasi jaminan kredit dan ekspansi unit
usaha. Strategi ST terdiri dari menurunkan bunga dan penambahan
modal oleh investor. Strategi WT terdiri dari penyederhanaan SOP dan
tambahan fasilitas pelayanan VIP atau prioritas.
2. Strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan PT BFI Finance
yaitu strategi mengatasi kelemahan dengan mengantisipasi ancaman
(WT). Memperbaiki kualitas perusahaan agar tidak kalah dalam
persaingan usaha jasa keuangan seperti penyederdahaan alur pengajuan
kredit/SOP agar lebih efektif dan efisien serta memberikan pelayanan
untuk calon/debitur prioritas seperti yang telah diterapkan pada
perbankan.
4.2 SARAN
1. PT BFI Finance Indonesia seharusnya berani memberikan terobosanterobosan terkini melalui perumusan strategi yang sesuai dengan visi,
misi dan tujuan perusahaan.
2. Strategi yang dapat diterapkan yaitu SO, ST, WO dan WT secara betahap
dengan penentuan skala prioritas memperhatikan bobot dan rating
dengan tambahan kajian strategi lebih lanjut.

10

DAFTAR PUSTAKA

Nahrowi, 2013. Permasalahan Hukum Pembiayaan Leasing di Indonesia
Utami, Yuni dan Tabrani. 2013. Otoritas Jasa Keuangan (Ojk) Sebagai
Pengawas Lembaga Keuangan Dan Non Keuangan Yang Independen
Di Indonesia. Artikel Prodi Manajemen Universitas Pancasakti tegal
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

11

12