Konsep Uang dalam Islam doc

Pendahuluan
Pada awal peradaban, umat manusia belum mengenai istilah jual beli
dalam kehidupannya. Semua kebutuhan sehari-hari sudah terpenuhi karena
banyaknya sumber daya alam yang ada disekitrnya. Namun, seiring bertambahnya
populasi umat manusia maka mulailah melakukan transaksi secara barter (barang
dengan barang). Dengan berbagai kesulitan yang dirasakan dalam transaksi barter
ini sehingga berevolusi mencari solusi agar dapat memudahkan transaksi diantara
mereka, sehingga disepakati menggunakan uang sebagai alat transaksi dalam jual
beli.
Sepanjang sejarah keberadaanyya, uang memainkan peran penting
dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan dan
mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dan jasa. Uang dalam sistem
ekonomi memungkinkan perdangangan berjalan secara efisien. 1
Sehingga uang memiliki peran penting dalam sistem perekonomian maka
harus dijalankan sesuai dengan fungsi uang itu sendiri. Uang sebagai alat transaksi
dalam pedagangan, sehingga uang tidak boleh dijadikan sebagai komuditas.
Pengertian Uang
Uang telah digunakan berabad-abad yang lalu dan uang merupakn salah
salah satu temuan manusia yang paling menakjubkan sehingga mempunyai
sejarah yang sangat panjang dan telah mengalami berbagai perubahan. Dengan
demikian, tidak mudah untuk menjelaskan atau mendefinisikan uang secara

singkat, jelas dan tepat. Namun, dalam masyarakat modern saat ini tidak ada
orang yang tidak mengenal uang.2
Defenisi Menurut Masyarakat Awam:
Kata uang menurut orang kebanyakan, sering kali disinonimkan dengan
kekayaan. Misalnya Amir kaya karena dia memiliki banyak uang. Demikian pula
1 Muslimin Kara, “Uang dalam Persfektif Ekonomi Islam”, ASSETS, Vol.2 No. 1 Tahun
2012, h.44
2 Veithzal Rival, dkk, Bank and Financial Institution Management: Conventional dan
Shariah System, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007), h. 3

1

orang pada umumnya sering sekali menyamakan kata uang dengan pendapatan.
Misalnya, Aisyah berhasil memperoleh pekerjaan yang baik dan menerima banyak
uang setiap bulannya.3
Defenisi Uang Menurut Ahli:
Al-Ghazali dan Ibn Khaldun
“Uang adalah apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai
harga, media transaksi pertukaran, dan media simpanan”.4
Encyclopedia Americana:

“Uang dapat berupa segala sesuatu yang secara umum dan secara luas
diterima untuk pembayaran barang-barang, jasa-jasa, dan utang”.5
Rollin G. Thomas:
“Uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan diterima secara umum
untuk pembayaran barang-barang, jasa-jasa, dan harta kekayaan berharga lainnya
serta untuk pembayaran utang”.6
Horal S. Sloan and Arnold Z Zurcher:
“Sesuatu yang secara umum diterima sebagai penukar terhadap barangbarang lain, dalam suatu wilayah tertentu, karena itu uang merupakan perantara
penukaran”.7

3 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam: Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar,
Edisi Revisi, Cet.ke-2, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.59
4 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007),
h.80
5 Rahmat Firdaus dan Maya Ariynti, Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya pada
Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.11
6 Ibid, h.12
7 Ibid

2


A.L. Meyers:
“Kita dapat menggambarkan bahwa uang adalah sesuatu yang lazim
diterima sebagai perantara pertukaran, pengukur nilai atau untuk pembayaran
yang ditangguhkan”.8
J. Hervey:
“Segala sesuatu yang umum diterima dalam pembelian barang-barang
atau penyelesaian utang dapat disebut sebagai uang”.9
Kamus Perbankan:
“Uang adalah segala sesuatu yang iterima secara umum sebagai alat
tukar, alat bayar, satuan dasar penilaian dan sebagai penyimpan tenaga beli”.10
Kamus Besar Bahasa Indonesia:
“Uang adalah alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan)
yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak,
atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu;

harta;

kekayaan”.11
Defenisi Uang dalam Bahasa Arab

Uang dalam Islam berasal dari bahasa Arab disebut “ Maal”, asal katanya
berarti condong, yang berarti menyondongkan mereka kearah yang menarik,
dimana uang sendiri mempunyai daya penarik, yang terbuat dari logam misalnya,
tembaga, emas dan perak. Menurut fiqhi ekonomi Umar RA, diriwayatkan bahwa
uang adalah segala sesuatu yang dikenal dan dijadikan sebagai alat pembayaran
dalam muamalat manusia.12
Defenisi Uang dalam al-Qur’an
8 Ibid
9 Ibid
10 Ibid
11Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.1232
12 Akhmad, Ekonomi Islam..., h.60

3

Dalam Al-qur’an ada beberapa ayat yang menunjukkan pengertian uang
dan keabsahan penggunaan uang sebagai penggaanti sistem barter. Kata-kata yang
menunjukkan pengertian ‘uang’ dalam Al-qur’an ada beberapa macam:
Dinar
Kata dinar hanya disebutkan satu kali dalam al-Qur’an, yaitu dalam QS.

Ali-Imran [3] ayat 75:13


























      











...
Artinya:

“Di antara ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya
harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang
yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya
kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya...”.
Ayat ini, selain menyebutkan dinar sebagai satuan mata uang tertentu
untuk pengukur nilai, mengisyaratkan pula bahwa uang adalah alat penyimpan
nilai.14
Dirham
Sebagaimana dinar, kata dirham juga hanya disebutkan satu kali juga
dalam a-Qur’an, yaitu dalam QS. Yusuf [ 12] ayat 20:15
     .... 
Artinya:

13 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, (Jakarta Pusat: Pena Pundi
Aksara, 2006), h.60
14 Heryani Arman, “Relevansi Konsep Uang Al-Ghazali dalam Sistem Keuangan
Kontemporer”, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, Sudah Diterbitkan, h.21
15 Departemen, Mushaf..., h.238

4


“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham
saja,...
Dalam ayat ini selain dikemukakan dirham sebagai mata uang dan
fungsinya sebagai alat pertukaran, disinggung juga bahwa penggunaan dirham di
kalangan masyarakat saat itu berpatokan pada jumlah atau bilangan, bukan pada
nilainya.16
Zahab dan Fidhdhah (Emas dan Perak)
Mengenai kata emas dan perak cukup banyak ditemukan dalam alQur’an. Hal ini disebabkan karena ketika al-Qur’an diturunkan masyarkat banyak
menggunakan emas dan perak dalam melakukan kegiatan transaksi. Emas
disebutkan pada delapan tempat, diantaranya QS.at-Taubah [9] ayat 34:17
...





     

   


Artinya:
“... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih,”
Selain mengandung isyarat bahwa emas dan perak adalah satuan mata
uang, alat pembayaran dan penyimpan nilai, ayat ini mengandung larangan
penimbunan uang karena akat berakibat mematikan fungsinya sebagai sarana
kegiatan ekonomi.18
Ayat lain yang menyebutkan emas sebagai mata uang dan alat pertukaran
adalah QS. Ali-Imran [3] ayat 91:19
     
      

    ... 

16 Ibid
17 Departemen, Mushaf..., h.193
18 Heryani, Relevansi...., h.22
19 Departemen, Mushaf..., h.62


5

Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam
kekafirannya, Maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas
sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu...”.
Sementara itu, kata perak disebutkan enam kali dalam al-Qur’an.
Diantaranya adalah QS. Ali Imran [3] ayat 14:20























... 
Artinya:
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak,...”.
Waraq
Waraq adalah uang tampahan perak.21 Waraq disebutkan dalam al-Qur’an
dalam QS. al-Kahf [18] ayat 19:22
...

















 ... 
Artinya:
“... Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini,...”.
Bidha’ah
Bidha’ah adalah barang-barang niaga yang biasa dijadikan alat tukar. 23
Dalam al-Qur’an disebutkan dalam QS. Yusuf [12] ayat 88:24
20 Ibid, h.52
21 Akhmad, Ekonomi Islam....
22 Departemen, Mushaf..., h.296
23 Akhmad, Ekonomi Islam....
24 Departemen, Mushaf..., h.247

6











    





















 
Artinya:
“Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz,
kami dan keluarga kami Telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa
barang-barang yang tak berharga, Maka sempurnakanlah sukatan untuk kami,
dan bersedekahlah kepada kami, Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada
orang-orang yang bersedekah".
Fungsi Uang
Dalam dewasa ini uang memiliki peran yang sangat penting dalam dalam
kehidupan manusia. Uang merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan. Uang pada awalnya hanya berfungsi sebagai alat tukar, tetapi sejalan
dengan

perkembangan

peradaban

manusia

dalam

memenuhi

kebutuhan

ekonominya, fungsi uang tersebut telah berkembang dan bertambah sehingga
fungsinya menjadi seperti yang dirasakan saat ini. Fungsi uang yang sedemikian
penting itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi Asli Uang:
Uang sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange)
Dapat dibayangkan betapa sulitnya hidup di dalam perekonomian
modern ini tanpa adanya benda yang digunakan dalam sebagai alat tukar. Apabila
tidak ada uang, transaksi hanya dilakukan dengan cara tukar menukar (atau
dikenal dengan barter) antara barang yang satu dengan barang yang lain.
Uang sebagai Alat Penyimpan Nilai (Store of Value)
Barabg-barang berharga yang dimiliki berupa tanah, rumah, permata, dan
benda berharga lainnya. Walaupun kekayuaan dapat disimpan beragam bentuknya,

7

tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan salah satu pilihan untuk
menyimpan kekayaan.
Uang sebagai Satuan Hitung (Unit of Account)
Apabila tidak ada satuan hitung yang diperankan oleh uang, dapat
dibayangkan kesulitan yang dialami dalam menilai suatu barang. Tanpa adanya
satuan hitung, seseorang mungkin akan kesulitan menilai seekor sapi sama dengan
dua ekor kambing dan sebaliknya. Dengan adanya uang tukar-menukar dan
penilaian terhadap suatu barang akan lebih mudah dilakukan. Selain itu, dengan
uang pertukaran antar dua barang yang berbeda secara fisik juga dilakukan tanpa
menghadapi halangan.25
Fungsi Turunan Uang
Dengan adanya fungsi asli uang, muncullah fungsi-fungsi lain yang
disebut fungsi turunan. Fungsi turunan dapat dibedakan sebagai berikut:
Uang sebagai Ukuran Pembayaran yang Tertunda (Standard for Deffered
Payment)
Fungsi uang ini terkait dengan transaksi pinjam-meminjam; uang
merupakan salah satu cara untuk menghitung jumlah pembayaran pinjaman
tersebut. Jika meminjam uang sebasar satu juta rupiah selama lima tahun, nilai
uang akan lebih berkembang daripada meminjamkan satu ekor kambing dalam
waktu yang sama mengingat karena kambing dalam lima tahun mendatang akan
berbeda dengan keadaan kambing saat meminjam.26

Uang sebagai Alat Pembayaran yang Sah (Means of Payment)
Pemerintah menetapkan, bahwa uang itu adalah tanda pembayaran yang
sah. Artinya, uang itu harus diterima sebagai alat pembayaran yang sah. Uang
25 Veithzal, Bank... , h. 4
26 Ibid

8

berfungsi sebagai alat pembayaran yang dapat diterima oleh semua orang.
Misalnya: untuk membayar pajak, gaji, jasa, denda, utang pemberian hadiah,
penghargaan atas prestasi seseorang, pembelian barang, dan lain-lain.
Uang sebagai Alat Menimbun Kekayaan (Store Value)
Dengan uang seseorang dapat menimbun kekayaan dengan cara membeli
tanah, rumah, kendaraan, dan perhiasan. Dengan uang seseorang akan lebih
mudah menukarkan suatu barang dengan barang lain yang ia kehendaki.
Uang sebagai Penyimpan Tenaga Beli atau Penyimpanan Kekayaan (Store of
Value)
Sesorang menyimpan menyimpan uang berarti ia menyimpan tenaga beli
yang belum digunakan, sekaligus berarti pula yang bersangkutan menyimpan
kekayaan sebesar jumlah uang tersebut.
Uang sebagai penyimpan tenaga beli memungkinkan pemiliknya untuk
tidak segara menukarkan uang yang dimilikinya tersebut dengan barang-barang
atau jasa-jasa apa bila barang atau jasa tersebut belum diperlukan. Hal tersebut
karena disamping sebagai peyimpan tenaga beli, uang juga sebagai alat tukar
menukar, maka kekayaan yang tersimpan di dalamnya bersifat sangat likuid, yaitu
setiap saat uang dapat ditukrkan dengan barang atau jasa apapun yang harganya
sebesar jumlah uang yang dimiliki. Dengan perkataan lain, uang adalah kekayaan
(aktiva), yang paling likuid dalam arti setiap saat dengen segera dapat ditukarkan
dengan barang atau jasa lain tanpa harus mengeluarkan biaya apapun.
Menurut John Maynard Keynes, seorang ahli ekonomi modern, yang
mengutarakan teorinya liquidity preference theory bahwa terdapat 3 alasan, sebab,
atau motif seseorang atau perusahaan menyimpan uang tunai sebagai berikut: (1)
Motif transaksi (transaction mitive), (2) Motif berhati-hati atau berjag-jaga
(precautionary motive), dan (3) Motif spekulasi (speculative motive)
Uang sebagai Alat Pembayaran Utang atau Pembayaran yang Ditangguhkan
(Payment Of Debt/ Stadart Of Differed Payment)

9

Dalam fungsinya sebagai alat pembayaran utang maka berati utang akan
menjadi lunas apabila dibayar dengan uang. Fungsi ini sangat penting artinya
dalam mendorong pertumbuhan perekonomian mengingat bahwa transaksitransaksi ekonomi yang terjadi selama ini tidak hanya dilakukan dengan
pembayaran tunai melainkan juga dilakukan melalui utang atau kredit.27
Fungsi Uang dalam Islam
Secara fungsional, uang, kata Al-Ghazali adalah “khadimani wa la
khadimun lahuma wa muradani wa la yuradhani”. Ia hanya sebagai alat tukar
(unit of exchange) dan alat perantara (unit of intermediary or al-wasilah).28 Maka
fungsi uang dalam Islam adalah sebagai berikut:
Uang sebagai Ukuran Harga
Abu Uhaid menyatakan bahwa dirham dan dinar adalah nilai harga
sesuatu, sedangkan segala sesuatu tidak bisa menjadi nilai harga keduanya.
Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa Allah menciptakan dinar dan
dirham sebagai hakim penengah diantara seluruh harta agar seluruh harta bisa
diukur dengan keduanya. Dikatakan, unta ini menyamai 100 dinar, sekian ukuran
minyak za’faran ini menyamai 100. Keduanya kira-kira sama dengan satu ukuran,
maka keduanya bernilai sama.
Ibn Rusyd mengatakan bahw, ketika seseorang susah menemukan nilai
persamaan antara barang-barang yang berbeda, jadikan dinar dan dirham untuk
mengukurnya. Apabila seseorang menjual kuda dengan beberapa baju, nilai harga
kuda itu terhadap beberapa kuda adalah nilai harga baju terhadap beberapa baju.
Maka jika kuda itu bernilai 50, tentu baju-baju itu juga harus bernilai 50.
Ibn al-Qayyim mengungkapkan bahwa dinar dan dirham adalah nilai
harga barang komoditas. Nilai harga adalah ukuran yang dikenal untuk mengukur
harta maka wajib bersifat spesifik dan akurat, tidak meninggi (naik) dan tidak
menurun. Karena kalau unit nilai harga bisa naik dan turun seperti komoditas
27 Rahmat, Pengantar... , h.15-16
28 Abdul Azis, Ekonomi Islam: Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), h.162

10

sendiri, tentunya tidak lagi mempunyai unit ukuran yang bisa dikukuhkan untuk
mengukur nilai komoditas. Bahkan semuanya adalah barang komoditas.29
Uang adalah standar ukuran harga, yaitu sebagai media pengukur nilai
harga komoditas dan jasa, dan perbandingan harga komoditas dengan komoditas
lainnya. Pada sistem barter, sangat sulit untuk mengetahui harg komoditas dan
harga komoditas lainnya. Demikian pula dengan harga jasa terhadap jasa-jasa
lainnya. Uang dalam fungsinya sebagai standar ukuran umum berlaku untuk
ukuran nilai dan harga dalam ekonomi, seperti belakunya standar meter pada
ukuran jarak, atau ampere untuk mengukur tegangan listrik. Demikianlah uang
sebagai alat yang mesti diprlukan unuk setiap perhitungan dalam ekonomi baik
oleh produsen maupun konsumenn. Tanpa hal itu, tidak mungkin baginya untuk
melakukan perhitungan keuntungan atau biaya-biaya.30
Uang sebagai Media Tranaksi atau Pertukaran
Uang menjadi media ransaksi yang sah yang harus diterima oleh
siapapun bila ia ditetapkan oleh negara.31 Uang adalah alat tukar yang digunakan
setiap individu untuk pertukaran barang dan jasa. Fungsi ini sangat penting dalam
ekonomi maju, diman pertukuran terjadi banyak pihak. Setiap orang tidak
memproduksi setiap apa yang ia butuhkan, tetapi terbatas pada barang tertentu,
atau bagian dari barang atau jasa tertentu, yang dijual kepada orang-orang untuk
selanjutnya ia gunakan untuk mendapatkan barang atau jasa yang ia butuhkan.
Ketika

seseorang

memproduksi

barang

kemudian

menjualnya

dengan

mendapatkan uang, selanjutnya ia gunakan untuk membeli kebutuhannya. Dengan
demikian, uang membagi pertukaran kedalam dua macam, yaitu (1) Proses
penjualan barang atau jasa dengan pembayaran uang, dan (2) Proses pembelian
barang atau jasa dengan menggunakan uang.32
Uang sebagai Media Penyimpan Nilai

29 Adiwarman, Ekonomi Makro..., h.80-81
30 Heryani, Relevansi...., h.28
31 Adiwarman, Ekonomi Makro..., h.81
32 Heryani, Relevansi...., h.29

11

Al-Ghazali berkata:”kemudian disebabkan jual beli, muncul kebutuhan
terhadap dua mata uang. Seseorang yang ingin membeli makanan dengan baju,
dari mana dia mengetahui ukuran makanan dan nilai baju tersebut, berapa? Jaul
beli terjadi pada jenis barang yang berbeda-beda seperti jual baju dengan makanan
dan hewan dengan baju. Barang-barang itu tidak sama, maka diperlukan “hakim
yang adil”sebagai penegah antara kedua orang yang bertransaksi dan berbuat adil
satu dengan yang lain. Keadilan itu dituntut dari jenis harta. Kemudian diperlukan
jenis harta yang bertahan lama karena kebutuhan yang terus menerus. Jenis harta
yang bertahan lama adalah barang tambang. Maka dibuatlah uang dari emas,
perak dan logam.
Ibn Khaldun juga mengisyaratkan uang sebagai alat simpan. Ia
menyatakan, kemudian Allah Ta’ala menciptakan dari dua barang tambang, emas
dan perak, sebagai nilai untuk setiap harta. Dua jenis ini merupakan simpanan dan
perolehan orang-orang di dunia kebanyakannya.33
Dari ketiga fungsi tersebut jelaslah bahwa yang terpenting adalah
stabilitas uang, bukan bentuk uang itu sendiri, uang dinar yang terbuat dari emas
dan diterbitkan oleh Raja Danarius dari Kerajaan romawi memenuhi kriteria uang
yang nilainya stabil. Begitu pula uang dirham yang terbuat dari perak dan
diterbitkan oleh Ratu kerajaan Sasanid Persia juag memenuhi kriteria uang yang
stabil. Sehingga meskipun dinar dan dirham diterbitkan oleh bukan negara Islam,
keduanya dipergunakan dizaman rasulullah SAW.34
Sedangkan fungsi uang menurut Imam Al-Ghazali mengatakan:”uang
dinar dan dirham ibarat cermin dari kepemilikan dan kekayaan. Ia berfungsi
sebagai alat tukar. Jika uang dijadikan komoditi sebagaimana barang, maka
hancurlah sistem perekonomian masyarakat”.35

Sejarah dan Evolusi Uang
33 Adiwarman, Ekonomi Makro..., h.82
34 Ibid
35 Heryani, Relevansi...., h.30

12

Sebelum adanya uang yang dipakai ditengah masyarakat sekarang ini
sampai adanya benda-benda yang disepekati sebagai uang untuk ditukarkan dalam
proses transaksi jual beli. Uang memiliki sejarah dan evolusi (perubahan), baik
bahan (materinya) maupun bentuknya sesuai dengan perkembangan zaman.36
Sejarah dan evolusi uang dibagi menjadi 3 periode, yaitu sebagai berikut:
Priode Sebelum Barter
Pada awal peradaban, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri,
mereka memperoleh makanan dari berburu dan memakan berbagai buah-buahan.
Karena jenis kebutuhannya masih sederhana, mereka belum membutuhkan orang
lain. Masing-masing individu memiliki kebutuhan makanannya secara mandiri.
Dalam periode yang dikenal sebagai periode prabarter ini, manusia belum
mengenal transaksi perdagangan atau dikenal dengan jual-beli.37
Periode Barter
Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabanya semakin
maju, kegiatan dan interaksi antar sesama manusiapun meningkat. Jumlah dan
jenis kebutuhan manusia juga semakin beragam. Ketika itulah, masing-masing
individu mulai tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Bisa dipahami
karena ketika seseorang menghabiskan waktunya seharian untuk bercocok tanam,
pada saat bersamaan tentu ia tidak bisa memperoleh ikan, menenun pakaian
sendiri atau kebutuhan lainnya.
Satu sama lain mulai membutuhkan, karena tiddak ada individu yang
secara sempurna mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Sejak saat itulah, manusia
mulai menggunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran
barang dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahapan peradaban
manusia yang masih sangat sederhana mereka dapa menyelenggarakan tukarmenukar kebutuhan dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang).38
36 Rahmat, Pengantar..., h.4
37 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,
2007), h.240
38 Heryani, Relevansi...., h.26

13

Periode Setelah Barter
Transaksi yang dilakukan secara barter ternyata banyak kesulitankesulitan yang dirasakan. Al-Ghazali mempunyai wawasan yang sangat
komprehensif mengenai berbagai problema barter yang dalam istilah modern
disebut sebagai berikut (1) Kurang memiliki angka penyebut yang sama (lack of
common denominator), (2) Barang tidak dapat dibagi-bagi (indivisibility of
goods), dan (3) Keharusan adanya dua keinginan yang sama (double coincidence
of wants).39
Untuk mengatasinya, mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
benda benda yang digunakan sebagai alat tukar (commodity money). Benda-benda
yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima
oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tingggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Benda-benda yang pernah dijadikan
sebagai uang adalah keramik, kulit binatang langka, kulit kerang, tembakau
manik-manik,garam, bahkan dibeberapa komunitas tertentu gigi ikan pari atau
taring binatang buas lebih disukai sebagai uang karena dianggap mengandung
nilai-nilai magis. 40
Pada abad pertengahan, kulit kerang lazim digunakan sebagai uang
hampir diseluruh bagian di empat benua yaitu Eropa, Asia, Amerika dan Afrika
Barat. Bahkan di Persia dan di Italia Kuno pernah dikenal binatang ternak sebagai
uang.
Namun sejalan dengan bertambah majunya kehidupan perekonomian,
maka selanjutnya benda yang dipergunakan sebagai uang beralih dari bendabenda yang disebutkan tadi ke logam yang dianggap lebih baik dan lebih praktis
dibndingkan

dengan

benda-benda

lainnya,

terutama

juga

karena

daya

tahan/kekuatannya yang lebih baik krena tidak mudah rusak serta memungkinkan

39 Adiwarman A. Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), h.300
40 Heryani, Relevansi...., h.27

14

untuk dibuat dalam bermacam-macam bentuk, ukuran serta berat sesuai dengan
kebutuhan.
Adapun logam yang digunakan sebagai uang ialah antara lain besi,
perunggu, seng, tembaga, perak, dan emas atau campuran dari berbagai macam
logam tersebut.
Negara-negara yang pertama-tama menggunakan logam sebagai uang
ialah Mesir Kuno, Babylonia, Assyiria, Cina, dan Yunani. Mengenai bentuknya,
awal uang logam berbentuk bongkahan, batangan, lempengan, cincin dan
kemudian terakhir berbentuk koin sebagai mana kita kenal dewasa ini. Bahkan
dibeberapa negara antara lain Jepang, diakhir abad keduapuluh masih dijumpai
koin-koin dengan nilai tertentu yang bentuknya berlubang hampir seperti cincin.
Pada perkembangan selanjutnya yaitu dalam tahap perekonomian modern
dewasa ini, disamping koin tersebut, maka yang besar peranannya ialah uang
kertas yang memang terbuat dari kertas dengan kualitas khusus. Kedua jenis uang
tersebut (koin dan uang kertas) diterbitkan oleh Bank Sentral negara masingmasing.
Uang kertas dan uang logam tersebut tergolong pada uang kartal. Uang
kertas pada awalnya merupakan perwakilan (representative money) dari sejumlah
logam mulia yaitu emas dan perak yang tersimpan di Bank Sentral yang sewaktuwaktu dapat ditukarkan dengan logam tersebut setara dengan sejumlah nilai
nominal yang tertera pada uang tersebut apabila dikehendaki.
Saat ini uang kertas tidak lagi mewakili sejumlah logam mulia seperti
semula. Dengan demikian uang kertas saat ini merupakan uang kredit (kredit
money) atau uang kepercayaan (fiduciare money) atau fiad money yang hanya
mempunyai jaminan ala kadarnya bahkan mungkin tidak ada sama sekali bahkan
dalam arti hanya memiliki nilai nominal yaitu nilai yang tertera pada uang
tersebut. Masyarakat memegang dan menggunakan uang hanya berdasarkan
kepercayaan semata-mata kepada pemerintah/lembaga yang menerbitkan uang
tersebut.
Sedangkan uang logam yang beredar dewasa ini terdiri dari uang tanda
(token money) yaitu uang yang nilai nominalnya lebih besar dari nilai

15

instrinsiknya/materinya yaitu logamnya. Disamping itu, terdapat juga uang penuh
(full bodied money) yaitu uang logam yang nilai nominalnya sama dengan nilai
intrinsiknya/materinya/logamnya. Full bodied money dan token money merupakan
commodity money dalam arti di samping berfungsi sebagai uang juga dapat
diperdagangkan materinya yaitu logamnya.
Selanjutnya di samping kedua jenis uang tersebut, dewasa ini yaitu juga
besar perannya dalam perekonomian terutama di negara-negara sistem
perbankannya telah maju, terdapat pula jenis uang lain yaitu uang giral. Uang
giral adalah uang yang berada pada rekening-rekening giro (sering juga disebut
rekening koran atau current account, atau demand deposit account) pada bankbank umum (commersial bank).
Demikianlah sistem uang (money system) yaitu instrumen-instrumen/alatalat pembayaran yang digunakan oleh suatu negara untuk mengatur penawaran
uang, mengalami evolusi ke arah perkembangan bentuk uang yang ditunjukkan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan antara lain: (1) Lebih enak dan nyaman
digunakan sebagai alat tukar, (2) Tidak mudah rusak, (3) Tidak mudah dipalsukan,
(4) Mudah disesuaikan (fleksibel) terhadap kebutuhan perekonomian yang terus
berkembang, dan (5) Dapat dengan mudah dipengaruhi oleh Bank Sentral
seandainya diperlukan dalam rangka stabilitas ekonomi, dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.41
Uang Beredar
Pengertian Uang Beredar
Masyarakat

pada umumnya lebih mengenal istilah uang tunai yang

terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang tunai adalah uang yang ada di
tangan masyarakat (di luar sistem perbankkan) dan siap digunakan setiap saat,
terutama untuk pembayaran-pembayaran dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
Uang tunai tersebut sering pula disebut uang kartal. Di Indonesia, uang kartal

41 Rahmat, Pengantar..., h.4-6

16

adalah uang kertas dan logam yang beredar di masyarakat yang dikeluarkan serta
diedarkan oleh Bank Indonesia.42
Dalam pembayaran bukan hanya dapat dilakukan dengan uang tunai,
namun dapat pula dilakukan dengan menggunakan cek dan bilyet giro.
Pembayaran dalam jumlah yang besar, tentunya tidak praktis kalau harus
membawa uang tunai. Selain berat, juga berisiko sehingga tidak aman.
Namun, sebelum melakukan pembayaran dengan cek sebelumnya harus
mempunyai simpanan dalam bentuk rekening giro disuatu bank umum (demend
deposits).reking giro adalah suatu rekening simpanan di bank umum yang
penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu. Mempunyai rekening giro sama
hanya memiliki uang tunai. Perbedaannya adalah kalau akan membayar dengan
uang, yang dilakukan cukup dengan memberikan uang tunai, sedangkan apabila
melakukan pembayaran dari uang yang disimpan dalam rekening giro, perlu satu
langkah lagi yang harus dilakukan, yaitu menulis jumlah pembayaran yang
diinginkan pada selembar cek. Uang yang berada dalam rekening giro di bank
umum tersebut sering disebut juga sebagai uang giral. Sehinnga dapat
disimpulkan bahwa bank umum merupakan lembaga keuangan yang dapat
menciptakan uang, yaitu uang giral. Oleh karena itu, bank umum juga dikenal
sebagai Bank Pencipta Uang Giral (BPUG).43
Dengan uang kartal dan uang giral, masyarakat dapat melakukan
pembayaran tuanai secara langsung, demikian pula dengan kartu kredit atau kartu
debet. Penarikan simpanan berupa deposito berjangka (time deposits) tidak dapat
dilakukan sewaktu-waktu. Lazimnya, penariakan simpanan berupa deposito
berjangka dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan antara
deposan dengan bank, misalnya dalam jangka waktu satu bulan atau tiga bulan.
Uang yang disimpan dalam rekening deposito berjangka tersebut disebut uang
kuasi.44
Terdapat dua perbedaan pokok dari ketiga jenis uang tersebut , yaitu:
pertama, bila dilihat dari lembaga yang mengeluarkan dan mengedarkan, terlihat
42 Veithzal, Bank..., h. 6
43 Ibid
44 Ibid

17

bahwa uang kartal dikeluarkan dan diedarkan bank sentral, sementara uang giral
dan uang kuasi diciptakan dan diedarkan oleh bank umum. Kedua, bila dilihat dari
penggunaannya, uang kartal dan uang giral dapat digunakan langsung sebagai alat
pembayaran, sedangkan uang kuasi tidak dapat langsung sabagai alat pembayaran.
Dengan demikian, uang kartal dan uang giral lebih likuid dibanding dengan uang
kuasi.45
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa otoritas moneter (bank sentral)
dan bank umum adalah menciptakan uang. Bank sentral mengeluarkan dan
mengedarkan uang kartal, sedangkan bank umum mengeluarkan dan mengedarkan
uang giral dan kuasi. Kedua lembaga ini disebut sebagai lembaga yang termasuk
dalam sistem moneter karena kedua lembaga keuangan tersebut mempunyai
fungsi moneter, yaitu antara lain dapat menciptakan uang.46
Jenis Uang Beredar
Di Indonesia saat ini dikenal hanya dua macam uang beredar, yaitu
sebagai berikut :
Uang Beredar dalam Arti Sempit
Uang beredar dalam arti sempit, yang sering diberi symbol M1,
didefinisikan sebagai kewajiban system moneter terhadap sector swasta domestic
yang terdiri dari uang kartal (C) dan uang giral (D).
Uang Beredar dalam Arti Luas
Uang beredar dalam arti luas, yang sering juga disebut sebagai likuiditas
perekonomian dan diberi symbol M2, didefinisikan sebagai kewajiban system
moneter terhadap sector swasta domestic yang terdiri dari uang kartal (C), uang
giral (D), dan uang kuasi (T). Dengan kata lain, M2 adalah M1 tambah dengan
uang kuasi (T).47

45 Ibid
46 Ibid
47 Ibid, h. 7

18

Uang beredar dalam arti sempit: M1=C+DD
Uang beredar dalam arti luas: M2 dan M3
M2=M1+TD+SD, M3=M1+QS
Uang beredar dalam arti yang lebih luas: L

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Uang Beredar
Faktor yang memengaruhi uang beredar dapat dikelompokkan, yaitu
sebagai berikut:48
Faktor yang Memengaruhi Angka Pelipat Ganda Uang
Factor ini adalah factor yang memengaruhi determinan uang primer itu
sendiri, yaitu antara lain biaya penggunaan uang giral, kenyamanan dan
keamanan, biaya relative (opportunity cost) yaitu suku bunga, pendapatan
masyarakat, kemjuan layanan sector perbankan, ketentuan otoritas moneter, dan
keperluan bank akan likuiditas jangka pendek.
Faktor yang Memengaruhi Perubahan Uang Primer
Factor ini terkait dengan perubahan transaksi keuangan oleh masyarakat
yang tercermin pada pos – pos neraca otoritas moneter, baik dari sisi penggunaan
uang primer maupun factor yang memengaruhi uang primer.
Secara garis besar dapat disimpulkan factor yang dapat memengaruhi
uang beredar, antara lain adalah: tingkat pendapatan masyarakat, suku bunga,
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan otoritas moneter, dan factor lain
yang mencerminkan kekuatan struktur dan perkembangan ekonomi suatu
Negara.49

48 Ibid, h. 9
49 Ibid, h. 10

19

Konsep Uang Konvensional dan Islam
Uang dalam perekonomian merupakan materi yang sangat berharga dan
sangat diagungkan di dunia. Perekonomian modern tidak dapat dipisahkan dengan
pentingnya uang. Uang ibarat darah dalam tubuh manusia. Tanpa uang
perekonomian tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya. Secara sederhana uang
didefenisikan segala sesuatu yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam
pertukaran. Secara hukum, uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undangundang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada
aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa sesuati itu dapat digunakan sebagai
alat tukar.
Konsep Uang dalam Ekonomi Konvensional
Fungsi utama uang dalam teori ekonomi konvensional adalah: (1)
Sebagai alat tukar (medium of exchange) uang dapat digunkan sebagai alat untuk
mempermudah pertukaran, (2) Sebagai kesatuan hitung (unit of account) untuk
menentukan nilai/harga sejenis barang dan sebagai perbandingan harga satu
barang dengan barang lain, dan (3) Sebagai alat penyimpan/penimbun kekayaan
(store of value) dapat dalam bentuk uang atau barang.50
Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan perilaku uang
dalam ekonomi konvensional, antara lain:
Teori Moneter Klasik.
Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang
(MV=PT). Keberadaan uang tidak dipengaruhu oleh suku bunga, tetapi ditentukan
oleh kecepatan perputaran uang tersebut.
Teori Keynes
Menurut Keynes, motif seseorang untuk memegang uang ada tiga tujuan
yaitu: transaction motive, precautionary motive, and speculative motive (motif
transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi). Motif transaksi dan berjaga50 Heryani, Skripsi:Relevansi...., h.51

20

jaga ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan motif spekulasi ditentukan
oleh tingkat suku bunga.
Konsep Time Value of Money
Hadirnya uang dalam

sistem perekonomian akan mempengaruhi

perekonomian suatu negara, yaitu biasanya berkaitan dengan kebijakan-kebijakan
moneter. Pada umumnya analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh analisis
atas ukuran uang yang beredar.51
Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum
dan sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan undangundang sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada
aturan atau hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunanakan
sebagai alat tukar. Sementara secara fungsi, menurut Irving Fisher dan Cambridge
yang dikatakan uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang,
yang dapat dijadikan sebagai alat tukar menukarr dan penyimpan nilai. Sementara
Keynes mengatakan, uang berfungsi sebagai alat transaksi, spekulasi, dan berjagajaga.
Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat
berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut
time value of money adalah nilai waktu uang bisa bertambah dan berkurang
sebagai akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dapat dihadapkan
pada resiko menurunnya daya beli dan kekayaan sebagai akibat inflasi. Sedangkan
memilih menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh
bunga yang diperkirakan diatas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang
saat sekarang nilai subtitusinya terhadapa barang akan lebih tinggi dibandingkan
nilai dimasa yang akan datang.52

51 Ibid, h.52
52 Ibid, h.53

21

Konsep Uang dalam Islam
Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa
uang adalah uang, uang bukan capital (modal). Sebaliknya, konsep uang yang
dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang
dalam

presfektif

ekonomi

konvensional

diartikan

secara

bolak-balik

(interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.53
Dalam Islam, capital private goods, sedangkan money is public goods.
Uang ketika mengalir adalah public goods (flow concept), lalu mengendap ke
dalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi
(private goods).
Konsep public goods belum dikenal dalam teori ekonomi sampai tahun
1980-an. Baru setelah muncul ekonomi lingkungan, maka kita berbicara tentang
externalitiest, public goods, dan sebagainya. Dalam Islam, konsep ini sudah lama
dikenal, yaitu ketika Rasulullah mengatakan bahwa, “Manusia mempunyai hak
bersama dalam tiga hal; air, rumput, dan api” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan
Ibn Majah). Dengan demikian, berserikat dalam hal public goods bukan
merupakan hal yang baru dalam ekonomi Islam, bahkan konsep ini sudah
terimplementasi, baik dalam bentuk musyarakah (kerjasama bisnis antara dua
pihak atau lebih, dengan ketentuan jika memperoleh keuntungan dibagi sesuai
dengan kesepakatan di awal akad dan jika menderita kerugian ditanggung sesuai
dengan

proporsi

modal

masing-masing

pihak),

muzara’ah

(jenis

syirkah/musyarakah dalam bidang pertanian), musaqah (jenis syirkah/musyarakah
dalam bidang perkebunan), dan lain-lain seperti tertuang dalam berbagai Hadis
Nabi.54
Untuk lebih jelasnya, konsep private dan publik goods masing-masing
dapat diilustrsikan dengan mobil jalan tol. Mobil adalah private good(capital)
dan jalan tol adalah publik goods (money). Apabila mobil tersebut menggunakan
jalan tol,maka kita tidak akan menikmati jalan tol tersebut . dengan kata lain ,jika
53 Adwarman, Ekonomi Makro..., h.77
54 Ibid, h.78-79

22

dan hanya jika uang hanyah diinvestasikan dalam proses produksi, maka kita baru
akan mendapatkan lebih banyak uang, sedangkan karena dalam konsep
konvensional uang dan capital dan menjadi publik goods, maka bagi mereka jika
mobil di parkir di gersi ataupun digunakan di jalan tol, mereka akan tetap
menikmati manfaat dari jalan tol tersebut.apakah uang diivestasikan pada proses
produksi

atau, tidak mereka tetap harus mendapatkan

lebih banyak uang.

Disinilah letak keanehan teori bunga (interest theory) yang dikumukakan oleh
para ekonom kovesional.55






Konsep Islam
Uang tidak identik dengan modal
Uang adalah publik goods
modal adalah private good
uang adalah flow concept
modal adalah stock concept

Konsep Konvesional
uang sering kali diidentikkan dengan
modal
uang (modal) adalah private good
uang (modal)adalah flow concept bagi
fisher
uang (modal)adalah stock concept bagi
cambridge school

Uang sebagai Flow Concept
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam Islam, uang
adalah flow concept dan capital adalah stock concept. Semakin cepat perputaran
uang, akan semakin baik. Misalnya, seperti contoh pada aliran air masuk dan
aliran air keluar. Sewaktu air mengalir, disebut sebagai uang, sedangkan apabila
air tersebut mengendap, maka disebut sebagai capital. Wadah empat
mengendapnya adalah private goods,sedangkan air adalah public goods. Uang
seperti air, apabila air (uang) dialirkan, maka air (uang) tersebut akan bersih dan
sehat (bagi ekonomi). Apabila air (uang) dibiarkan mengenang dalam satu tempat
(menimbun uang), maka air tersebut akan keruh/kotor.

Saving harus

diinvestasikan ke sektor riil. Apabila tidak, maka bukan saja tidak mendapat
return, tetapi juga dikenakan zakat.56

55 Ibid, h.80
56 Ibid, h.88

23

Uang sebagai Public Goods
Ciri dari public goods adalah barang tersebut dapat digunakan oleh
masyarakat tanpa menghalangiorang lain untuk menggunakannya. Sebagai
contoh: jalan raya. Jalan raya dapat digunakan oleh siapa saja tanpa terkecuali,
akan tetapi masyarakat yang mempunyai kendaraan berpeluang lebih besar dalam
pemanfaatan jalan raya tersebut dibandingkan dengan masyarakat yang tidak
mempunyai kendaraan. Begitu pula dengan uang, sebagai public goods, uang
dimanfaatkan lebih banyak oleh masyarakat yang lebih kaya. Hal ini bukan karena
simpanan mereka di bank, tetapi karena aset mereka, seperti rumah, mobil, saham,
dan lain-lain. Yang digunakan disektor produksi, sehingga memberikan peluang
yang lebih besar kepada orang tersebut untuk memperoleh lebih banyak uang.
Jadi, semakin tinggi tingkat produksi, akan semakin besar kesempatan untuk
memperoleh keuntungan dari public goods (uang) tersebut. Oleh karena itu,
penimbunan (hoarding) dilarang

karena

menghalangi yang

lain

untuk

menggunakn public goods tersebut. Jadi, jika dan hanya jika private goods
dimanfaatkan pada sektor produksi, maka kita akan memperoleh keuntungan.57
Peran Uang dalam Perekonomian
Uang beredar dalam masyarakat sangat berpengaruh bagi kegiatan
ekonomi. Jika terlalu bayak uang yang beredar harga barang akan meningkat
tajam sehingga terjadinya inflasi serta suku bunga akan turun. Begitupun
sebaliknya

jika

uang

yang

beredar

sangat

sedikit

akan

menghambat

perekonomian.
Berikut peran uang dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
Perekonomian Tanpa Uang
Dalam dunia usaha, perekonomian uang maupun tanpa uang bukanlah
hal yang baru. Umumnya manusia melakukan transaksi dengan menggunakan
uang, tetapi untuk beberapa kegiatan khusus, sering pula transaksi tidak

57 Ibid, h.89

24

menggunakan uang. Hal ini dikenal dengan barter. Barter adalah pertukaran
barang dengan barang.
Suatu perekonomian tanpa uang tetap memiliki kesulitan. Setiap system
yang digunakan dalam kegiatan apapun pasti memiliki titk lemah. Hal ini berlaku
8pula bagi system perdagangan tukar – menukar barang atau jasa antara lain
seperti dijelaskan berikut ini: (1) Pertukaran sulit dilaksanakan karena harus ada
dua pihak yang saling menginginkan barang atau jasa yang akan dipertukarkan
dalam masing – masing pihak harus mempunyai penilaian yang sama atas barang
atau jasa yang dipertukarkan, (2) Penilaian seseorang atas suatu barang hanya bisa
dinyatakan dalam unit barang lainnya, sedangkan barang lainnya tersebut
mempunyai nilai yang berbeda pula bagi tiap – tiap orang, (3) Tabungan hanya
dapat dilakukan dalam bentuk barang sehingga selain memerlukan tempat
penyimpanan juga menghadapi resiko rusak, susut, hilang, kebakaran dan lain
sebagainya, dan (4) Pinjam – meminjam hanya dalam bentuk barang. Dalam
situasi dan kondisi ini, pihak yang ingin meminjam suatu barang harus mencari
dan berhubungan dengan orang yang memiliki barang tersebut.58
Uang dan Kegiatan Ekonomi
Peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan kegiatan suatu
perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami karena semua
kegiatan perekonomian modern, misalnya produksi, investasi, dan konsumsi,
selalu melibatkan uang. Bahkan dalam perkembangannya, uang tidak hanya
digunakan untuk mempermudah transaksi perdagangan di pasar barang, namun
uang juga menjadi komoditas yang dapat diperdagangkandi pasar uang. Dengan
kondisi tersebut, sulit dibayangkan apabila tidak ada benda yang namanya uang.59
Peran uang adalah memahami bagaimana aliran atau arus perputaran
barang dan uang terjadi dalam suatu perekonomian. Perkembangan kegiatan suatu
perekonomian pada dasarnya dapat dilihat dari dua sector yang saling berkaitan,
yaitu sector riil ( barang dan jasa ) dan sector moneter ( uang ). Sector riil dan
58 Veithzal, Bank..., h. 10
59 Ibid, h. 11

25

sector moneter tidak hanya berkaitan erat. Kedua sector tersebut seperti dua sisi
mata uang di mana sisi yang satu tidak dapat dipisahkan dengan sisi yang lain.
Misalnya pembeli memiliki uang, tetapi tidak memiliki barang, sementara itu,
penjual memiliki barang, tetapi tidak memiliki uang. Dengan demikian, apabila
transaksitersebut dilakukan, nilai transaksi jual beli barang dan jasa harus sama
dengan nilai uang diserahterimakan.
Dalam suatu kegiatan ekonomi selalu terdapat dua macam aliran, yaitu
aliran barang dan aliran uang atau dana. Dalam proses tersebut perusahaan akan
membeli bahan baku dan menyewa tenaga (keahlian) dari masyarakat sehingga
akan terjadi aliran barang dan jasa berupa bahan baku dan tenaga kerja dari
masyarakat. Pada saat yang sama juga terjadi aliran uang dari perusahaan untuk
pembayaran bahan baku yang dibeli tersebut. Aliran uang keluar tersebut bagi
perusahaan akan menjadi pos biaya, sementara bagi masyarakat, aliran uang
masuk tersebut merupakan pos pendapatan. Dalam suatu perekonomian aliran
uang akan sebanding dengan aliran barang dan jasa.
Ada beberapa keuntungan yang menjadi kekuatan sistem perekonomian
dengan menggunakan alat tukar uang, antara lain sebagai berikut : (1) Uang
pertukaran dapat dipecahkan menjadi dua transaksi, yaitu pembelian dan
penjualan. Kedua transaksi ini tidak perlu dilakukan pada saat yang sama dengan
orang yang sama. Hal ini akan memperlancar pertukaran dan mendorong
spesialisasi kerja. Di sini uang berfungsi sebagai alat tukar – menukar, (2)
Penilaian atas barang atau jasa dapat dinyatakan dalam satuan uang sehingga
dapat mempermudah perbandingan nilai dari berbagai macam dan jumlah barang
atau jasa. Dalam hal ini uang berfungsi uang sebagai satuan hitung, (3) Uang
mempermudah keinginan unutuk menabung. Dengan demikian, orang tidak perlu
lagi menumpuk barang – barang yang menimbulkan masalah tempat penyimpanan
dan risiko. Oleh karena itu, uang dapat dipakai sebagi penyimpanan kekayaan,
dan (4) Uang memajukan transaksi pinjam – meminjam antara orang yang
penghasilannya melebihi pengeluarannya ( untuk konsumsi atau investasi )
dengan orang yang pengeluarannya melebihi penghasilannya, yaitu antara surklus

26

unit dengan deficit unit. Dalam hal ini uang berfungsi sebagai alat penyelesaian
utang – piutang.60
Uang dan Kegiatan Ekonomi Sektor Riil
Masyarakat pada umumnya membutuhkan uang atau dana untuk
membiayai kegiatan ekonominya disektor riil, seperti produksi, investasi, dan
konsumsi. Keterkaitan antara uang dan kegiatan ekonomi paling tidak terjadi
dalam jangka pendek. Pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi disektor riil pada
dasarnya dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Pengaruh tidak langsung
melalui pengaruhnya terhadap perkembangan suku bunga. Apabila terjadi
penambahan jumlah uang beredar, suku bunga akan cenderung turun.penurunan
suku bunga tersebut akan menurunkan biaya pendanaan kegiatan investasi, yang
selanjutnya mendorong kegiatan investasi dan kegiatan ekonomi pada umumnya.61
Penutup
Uang adalah alat tukar yang telah disepakati atas dasar hukum yang
berlaku. Uang memiliki peran yang sangat penting dalam sistem perekonomian.
Peranan uang dalam sistem perekonomian yaitu sebagai penggerak roda
perekonomian dan pembiayaan sektor riil. Konsep uang dalam ekonomi
konvensional sangat berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi Islam. Dalam
ekonomi konvensional uang disamakan dengan modal, sehingga uang (modal)
adalah private good. Berbeda dengan ekonomi Islam uang berbeda dengan modal.
Uang adalah publik goods sedangkan modal adalah private good.
Karena uang merupakan public goods, maka uang memiliki peran yang
sangat penting dalam sistem perekonomian. Tanpa uang maka perekonomian tidak
akan berjalan. Sehingga uang harus dipergunakan dalam sektor riil agar roda
perekonomian dapat tetap berputar dengan baik. Selain itu, konsep ekonomi Islam
melarang uang dijadikan sebagai motif spekulasi, yaitu menimbun/menyimpan
uang tanpa diedarkan dikalangan masyarakat. Karena dalam pandangan Islam,
60 Ibid
61 Ibid, h. 12

27

uang adalah flow concept, sehingga harus selalu berputar dalam perekonomian.
Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi
tingkat pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian dan harta yang
sudah mencapai haul haruslah dikeluarkan zakatnya.
Daftar Pustaka
Arman, Heryani. “Relevansi Konsep Uang Al-Ghazali dalam Sistem Keuangan
Kontemporer”. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010. Sudah
Diterbitkan
Azis, Abdul. Ekonomi Islam: Analisis Mikro dan Makro. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2008
Departemen Agama RI. Mushaf Al-Qur’an Terjemah. Jakarta Pusat: Pena Pundi
Aksara. 2006
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2002
Firdaus, Rahmat dan Maya Ariynti. Pengantar Teori Moneter serta Aplikasinya
pada Sistem Ekonomi Konvensional dan Syariah. Bandung: Alfabeta.
2011
Kara, Muslimin. “Uang dalam Persfektif Ekonomi Islam