Isi Proposal Bahasa Indonesia tingkat

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia. Empat kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa
dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah membaca, menulis, mendengarkan dan
berbicara. Seiring dengan dinamika peradaban yang terus bergerak menuju arus
globalisasi, bahasa Indonesia memiliki peranan yang penting dan strategis dalam
proses komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui
penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, seseorang akan mampu
berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis, dengan pihak lain sesuai konteks
dan situasinya. Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah memiliki fungsi dan
peran strategis dalam melahirkan generasi-generasi masa depan yang terampil
berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dengan memiliki keterampilan berbahasa
Indonesia secara baik dan benar, kelak mereka diharapkan menjadi generasi yang
cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
sangat penting peranannya.


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja pembagian kelas kata dalam tata baku bahasa indonesia.
2. Penjelasan dari frase tersebut.
3. Perbedaan kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
1

1.3 Tujuan
1. Meningkatkan pretasi belajar siswa.
2. Meningkatkan kecerdasan siswa.
3. Diharapkan mampu mengerti tentang pembagian kelas kata, frase, dan kalimat Bahasa
Indonesia.

1.4 Metode
Menjadikan mahasiswa mengerti dan memahami apa saja arti dari kelas kata,
frase, dan kalimat bahasa indonesia. Agar bisa membedakan bentuk-bentuk kalimat,
dan tahu dimana letak perbedaannya.

Bab II
Pembahasan
2.1 Kelas Kata

Kelas kata (jenis kata) adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan
kategori bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang
baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai harus mengenal jenis
dan fungsi kelas kata.
1. Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat:
a.

Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau
kata berimbuhan.
2

b. Kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal
(prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau
akhiran) kata.
c. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik
seluruh maupun sebagian.
d.

Kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk
suatu arti baru.


2. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori:
1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan
segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian
dinamis, misalnya baca, lari.
 Verba transitif (membunuh),
 Verba kerja intransitif (meninggal),
 Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda,

misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang

bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.

 Orang pertama (kami),
 Orang kedua (engkau),
 Orang ketiga (mereka),

 Kata ganti kepunyaan (-nya),
 Kata ganti penunjuk (ini, itu)
3

6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau

menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
 Angka kardinal (duabelas),
 Angka ordinal (keduabelas)
7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan

peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
 Preposisi (kata depan) (contoh: dari),
 Konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi

subordinat (karena),
 Artikula (kata sandang) (contoh: sang, si)


interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan


 Partikel ( lah, kah, tah )

2.3 Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang
menulis.Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua
sifat, yaitu:


Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.



Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa,
maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa
yaitu: S, P, O, atau K.

1. Macam-macam frase:
a. Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan

unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

4

 Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsurunsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu
dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya: kakek-nenek, pembinaan dan pengembangan
 Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur
yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.
Misalnya: perjalanan panjang dan hari libur
 Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/
keterangan tambahan.
Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
b. Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya.
Misalnya: Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas
c. Frase nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
Misalnya: baju baru, rumah sakit
d. Frase verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata
verbal.

Misalnya: akan berlayar
e. Frase bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
f. Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
keterangan.
Misalnya: tadi pagi, besok sore
g. Frase depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata
atau frase sebagai aksinnya.
Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
h. Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau
mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat
mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.

2.4 Kalimat Bahasa Indonesia

5

Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.


1. Jenis Kalimat
a.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti
pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu
atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur
tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal
Ayah merokok.
Adik minum susu.
Ibu menyimpan uang di dalam
laci.

b.

Susunan Pola Kalimat
S-P
S-P-O
S-P-O-K


Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau
lebih.

Berdasarkan

sifat

hubungannya,

kalimat

majemuk

dapat

dibedakan menjadi 3 yaitu:
1). Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan
antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri
atas:

 Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan
kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
 Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas:
atau, baik, maupun.
Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
 Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata
tugas: tetapi, melainkan.
Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
2). Kalimat majemuk bertingkat

adalah

kalimat majemuk yang terdiri

dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga
membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan
kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur
kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
6


 Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya: Diakuinya hal itu. (Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu).
 Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya: Katanya begitu. (Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan
gelas itu).


Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti
objek. Misalnya: Mereka sudah mengetahui hal itu. ( Mereka sudah
mengetahui bahwa saya yang mengambilnya).

 Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya: Ayah pulang malam hari. (Ayah pulang ketika kami makan
malam)
3) Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil
gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga
pola kalimat. Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda
berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.
c. Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan
sekaligus menjadi inti kalimat. Contoh: Adik menangis.
d. Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru
sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih. Contoh: Radha, dan Mila
sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
e. Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan
atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun,
kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh: Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus
juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
f. Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur
inti. Contoh: Amir mengambil buku itu.
g. Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur
pusat. Contoh: Diam!, Sudah siap?
h. Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara
singka, jelas, dan tepat.
i. Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifatsifat yang terdapat pada kalimat efektif.
7

j. Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan
bagian-bagian

kalimat,

menghubungkan

antarkalimat,

antarklausa,

antarkata, dan antarparagraf.

Bab III
Penutup
3.1 Simpulan
Tiap kata atau frasa dalam kalimat memepunyai pungsi yang mengaitkannya dengan
kata atau frase lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaksis artinya
berkaitan dengan urutan kata atau frase dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama dalam bahasa
adalah predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan. Unsur-unsur ini terdapat dalam
sebuah kalimat.

3.2 Saran
Dengan adanya proposal ini, kami mengharapkan kepada para pembaca setelah
membaca, mempelajari serta memahami seluruh isi proposal ini dapat menerapkan dalam
konteks berbahasa yang baik dan benar.

8

DAFTAR PUSTAKA

H. Alwi (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) (edisi ke-Jilid 8). Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka. 6 September
1990. hlm. hlm. 217-218.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 6 September 1997.
Monier-Williams, Monier (1899). Sanskrit-English Dictionary.

http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/frase-klausa-dan-kalimat/
http://ssgpelajarbahasa.blogspot.com/2011/11/analisis-kalimat.html

9

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147