MEMBANGUN PRIBADI YANG BERKARAKTER MULIA (1)

MEMBANGUN PRIBADI YANG BERKARAKTER MULIA DENGAN
MENEMPATKAN ALLAH SWT DALAM PIKIRAN DAN HATI
Oleh : Ulfahtun Tsaniyah
NIM: 16117008
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Trilogi

A. PENDAHULUAN
Allah SWT telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya,
baik itu benda mati dan benda hidup, semua diciptakan Allah dengan bentuk
yang indah, terutama Allah menciptakan makhluk hidup dengan berbagai
jenis dan bentuk, seperti halnya manusia. Allah menciptakan manusia dengan
bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Allah menjadikan manusia sebagai
makhluk hidup yang sempurna, makhluk yang berbeda dengan makhluk
lainnya, manusia diciptakan untuk menjadi pemimpin di muka bumi, menjaga
dan merawat bumi dengan baik menggunakan segala tenaga dan pikirannya
untuk bertahan hidup.
Manusia harus senantiasa berusaha, berdoa, dan bertawakal untuk
mencapai tujuan dalam hidupnya yaitu bahagia dunia dan akhirat. Manusia
harus mempercayai dan mengimani dengan sepenuh hati tanpa adanya

keraguan akan keberadaan dan kekuasaan-NYA, selain kita mengimani
adanya Allah, kita juga perlu mengimani adanya Malaikat, Kitab Allah, Rasul,
Hari Kiamat, dan Takdir baik dan buruk dari Allah. Dengan kita mengimani
Allah berarti kita telah menempatkan Allah di pikiran dan hati kita, maka
dengan begitu kita secara istiqomah bisa menjalankan segala perintah dan
menjauhi larangan-NYA yang telah diterangkannya dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
Setiap manusia telah diciptakan oleh Allah SWT dengan pembawaan
berbagai karakter, tinggal bagaimana karakter tersebut bisa di bentuk dan
dirangkai oleh manusia itu sendiri tergantung dari pembiasaan dan
penanaman karakter yang diikutinya didalam menjalani kehidupannya, karena
pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berkarakter. Dalam kerangka
besar manusia mempunyai dua karakter yang berlawanan, yaitu karakter baik
1

dan buruk. Pembentukan karakter dalam hal ini menunjukkan watak, perilaku,
sifat, tabiat yang dibawa manusia sejak lahir dan menunjukkan kepribadian
seseorang.
Mengingat banyak orang yang karakternya menurun karena adanya
beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan karakter dalam dirinya,

beberapa faktor tersebut karena pengaruh dari keluarga, sekolah, masyarakat
dan perkembangan IPTEK, terutama mengikuti arus pergaulan yang kurang
sehat, seperti kehidupan yang boros atau berfoya-foya, membuang-buang
waktu untuk membicarakan hal yang kurang baik bersama teman-teman, dan
sebagainya. Perubahan tersebut bisa terjadi pada pribadi seseorang, karena
seseorang tersebut masih goyah keimanannya dan kurang maksimal dalam
menjalani aturan yang diperintahkan oleh Allah SWT kepadanya, serta lupa
untuk selalu menempatkan Allah dipikiran dan hatinya.
Dalam mengurangi dan menghilangkan karakter yang buruk dalam diri
kita, hendaknya kita harus selalu mengingat adanya Allah SWT yang selalu
mengawasi dan melindungi kita dari segala bentuk bahaya. Kekuatan iman
kita bisa menjaga kita dari hal-hal yang buruk. Dengan mengikuti segala
aktivitas yang baik seperti membaca Al-Qur’an, mengikuti seminar, talkshow,
tausiyah dan lainnya yang bisa menjerumuskan pikiran dan hati kita untuk
selalu berbuat baik, sehingga dengan pembiasaan bertahap dan usaha yang
gigih serta hidup cerdas bisa membentuk pribadi dengan karakter yang mulia.
B. PEMBAHASAN
1. Hakikat Membangun Pribadi yang Berkarakter Mulia
Karakter adalah permata yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya, manusia diciptakan utuh dan sempurna, karena manusia memiliki

akal dan pikiran yang digunakan untuk menjadikan pribadinya insan yang
berkarakter. Manusia yang tidak berkarakter adalah manusia yang
memiliki sifat seperti halnya dengan binatang, yang tidak berkarakter dan
tidak memiliki tata krama yang baik.
Sementara itu pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas
adalah “bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, personalitas, sifat,
tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak. Menurut Tadkiroatun
Musfiroh (UNY,2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap
(attitude),

perilaku (behavior), motivasi (motivation)

dan keterampilan
2

(skill). Karakter berasal dari kata Yunani yang berarti “to mark” atau
menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan dan tingkah laku sehingga orang yang tidak jujur,
kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter

buruk. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral
disebut dengan berkarakter mulia.
Karakter yang mulia adalah karakter manusia yang diberikan oleh Allah
SWT kepada manusia, yang dekat dan berbakti kepada Allah SWT,
mengikuti suri tauladan para nabi atau orang-orang yang rajin beribadah.
Untuk membangun dan membentuk karakter yang mulia harus diawali
dengan pendidikan tauhid (pengesaan kepada Allah SWT) karena tauhid
dan keimanan adalah pondasi utama yang ditanamkan dalam diri setiap
muslim, firman Allah SWT dalam Qs. Ali Imran :139, yang artinya :” Dan
janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab
kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman”.
Membangun pribadi yang berkarakter mulia jauh lebih sulit dan
membutuhkan waktu yang panjang, proses yang bertahap, niat, dan
usaha yang gigih disertai dengan istiqomah. Membentuk karakter mulia
dalam kehidupan merupakan asset berharga yang seharusnya diterapkan
pula dalam hubungan manusia dengan Allah SWT. karakter yang baik
akan tampak dalam penampilan, perkataan, dan tingkah laku seseorang.
Karakter pribadi seseorang dapat terlihat indah jika pondasi
pemahaman aqidahnya kuat dan dibangun diatasnya sebuah bangunan
akhlak yang sesuai dengan syariah islam. Karakter mulia seseorang bisa

membawa dirinya kepada kebaikan yang hakiki dan hidup yang tenang,
kebaikan yang bisa mendatangkan keberuntungan bagi dirinya.
2. Faktor yang mempengaruhi kepribadian yang mulia
Menurut pemahaman saya, faktor yang mempengaruhi kepribadian
yang mulia, tergantung dari diri pribadi seseorang tersebut, diawali
dengan, 1) Niat yang ikhlas untuk merubah dan membangun pribadi yang
mulia. 2) Adanya pendidikan tauhid; 3) Penanaman pendidikan karakter
sejak dini; 4) Memilih teman yang baik; 5) Melakukan aktivitas yang positif;
6) Menempatkan Allah SWT di pikiran dan hati, sehingga senantiasa
membuat kita untuk selalu mengingat dan mengikuti aturan dan menjauhi
larangan-NYA.
3

Aristoteles mengatakan ada dua jenis kepribadian mulia, diantaranya:
1. Kepribadian mulia bersifat intelektual yang dikaitkan dengan
kecermelangan pikiran untuk memahami , mengakui, dan menilai dengan
baik; 2. Kepribadian mulia bersifat moral yang menekankan pada tuntutan
berkelakuan

baik


dengan

menjalankan

proses

pengulangan

dan

pelaziman. Contohnya, insan yang mengamalkan sifat jujur cenderung
akan menjadi insan yang jujur sepanjang hidupnya.
C. PENUTUP
a. Kesimpulan
Membangun pribadi yang berkarakter mulia merupakan hal yang
terpenting dalam membentuk dan menjadikan pribadi yang utuh, pribadi yang
mampu bertanggung jawab terhadap jiwa dan raga pribadinya. Dengan selalu
menempatkan Allah SWT dalam pikiran dan hati, menjadikan jiwa menjadi
tenang dan damai serta hidup bahagia, karena dengan selalu berpegangan

dengan ayat suci Al-qur’an dan hadist menjadikan pribadi yang berkarakter
mulia, meskipun banyak faktor yang melemahkan iman kita, kalo misalkan
karakter kita sudah dibentengi dengan Al-qur’an dan Hadist serta kedekatan
kita kepada Allah SWT, iman kita tidak akan goyah dan runtuh.
Untuk menjadi pribadi yang berkarakter mulia kita juga harus
melakukan aktivitas yang positif mulai dari hal kecil sampai besar, seperti :
membaca

ayat-ayat

suci

Al-qur’an,

memperdalam

ilmu-ilmu

agama,


membaca buku-buku agama, mengikuti seminar, talkshow islami, mengikuti
forum diskusi islami, dan pembiasaan dalam diri untuk bertata krama yang
baik, jika hal-hal yang kecil saja dapat dilakukan dalam membentuk pribadi
yang berkarakter dan dilakukan secara berulang, atas izin Allah SWT semua
dapat berubah dan membangun pribadi yang berkarakter mulia.

Daftar Pustaka
Supriyono. (2014). Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Sebagai Resolusi Konflik. Jurnal Pendidikan , Vol.1, No.3.
Sutikno, R. (2014). Sukses Bahagia Dan Mulia Dengan 5 Mutiara Kecerdasan
Spiritual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

4

Yusuf, M. (2013). Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Berbasis Nilai. Makassar:
Jurnal Al-Ulum , Volume,13 Nomor 1:1-24.

5